• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007.

USU Repository © 2009

PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH

SAHAT GUNAWAN SIJABAT 030308013/TEKNIK PERTANIAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR PENGGILINGAN

BESAR DAN KECIL PADI DI KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH

SAHAT GUNAWAN SIJABAT 030308013/TEKNIK PERTANIAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.) (Achwil Putra Munir, STP., M.Si.) Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

ABSTRACK

The height of fuel price and difficult progressively farmer got the fuel to move the rice milling, becoming one of factor resistor of agriculture product

increase and can pursue the economics growth in an area. This research were done to get the amount of actual rice milling requirement and also forecasted requirement of fuel of big rice milling and small rice milling to process the rice

field farm product. This research method used the trend line analysis model, by used primary data (farmer sample) and secondary data (relevant institution).

From research result the sum of actual rice milling were obtained in the year

2007 was 78 unit and the sum of fuel required were 231,478.986 litre. For forecasting of year 2008 obtained the rice milling amount were 82 unit with the fuel requirement were 242,957.538 litre. Forecasting method used be at the

maximum elegibility value = 4 and minimum = - 4.

Keywords : amount of rice milling, fuel requirement, material cost of fuel, forecasting, trend line

ABSTRAK

Tingginya harga bahan bakar dan semakin sulitnya petani memperoleh bahan bakar untuk menggerakkan penggilingan padi, menjadi salah satu faktor penghambat peningkatan produksi pertanian dan dapat menghambat pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jumlah kebutuhan aktual penggilingan padi serta memprediksi kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar dan penggilingan padi kecil untuk pengolahan produksi lahan sawah. Metode penelitian ini menggunakan model analisis garis kecenderungan, dengan menggunakan data primer (sampel petani) dan data sekunder (instansi terkait). Dari hasil penelitian jumlah aktual penggilingan padi yang diperoleh pada tahun 2007 adalah 78 unit dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan adalah 231.478,986 liter. Untuk peramalan tahun 2008 diperoleh jumlah penggilingan padi adalah 82 unit dengan kebutuhan bahan bakar adalah 242.957,538 liter. Metode peramalan yang digunakan berada pada nilai kelayakan maksimum = 4 dan minimum = - 4

(4)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

RINGKASAN PENELITIAN

SAHAT GUNAWAN SIJABAT “Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar dan Kecil di kecamatan Perbaungan kabupaten Serdang Bedagai”, dibawah bimbingan bapak Saipul Bahri Daulay sebagai ketua komisi pembimbing dan bapak Achwil Putra Munir sebagai anggota komisi pembimbing.

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar dan kecil, yang dihitung dengan menganalisis jumlah dan kemampuan operasi penggilingan padi besar dan kecil, serta dapat memprediksi jumlah penggilingan padi dan kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar dan kecil serta biaya yang harus dikeluarkan untuk komsumsi bahan bakar.

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data primer (data yang diperoleh langsung dari petani) dan data sekunder (data yang diperoleh dari instansi terkait) yang kemudian dianalisis, adapun ringkasan dari hasil penelitian ini adalah :

Ditinjau berdasarakan data Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha.

Desa Melati II merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada si di desa ini menjadi prioritas dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian,

ii

(5)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman hortikultura dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Dari total 78 penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2007, untuk penggilingan padi besar rata-rata komsumsi bahan bakarnya

adalah 4,870 liter/jam dengan efektivitas 1.910 kg/jam dan kerja efektif adalah 36,600 hari/musim sedangkan untuk penggilingan padi kecil rata-rata

komsumsi bahan bakarnya adalah 2,922 liter/jam dengan efektivitas 1.209,013 dan kerja efektif adalah 49,104 hari/musim.

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) jumlah penggilingan padi besar berdasarkan persamaan Ft = 40,350 + 3.420 t diramalkan pada tahun 2008 adalah 11 unit.

Dengan model peramalan Ft = 40,350 + 3.420 t nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2,837 sampai 1,085, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4

Berdasarkan peramalan dengan menggunakan metode analisis garis kecenderungan (trend line analysis model) jumlah penggilingan padi kecil

(6)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Dengan model peramalan Ft = 2,034+1,048 t, nilai tracking signal yang diperoleh berada dalam kisaran - 2,386 sampai 1,504, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4.

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar

Pada tahun 2007 umumnya penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan rata-rata beroperasi 944,620 jam/tahun yang mana dalam per harinya beroperasi selama + 5 jam, selama beroperasi mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3,178 liter/jam, dan dalam setahun mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3.002,002 liter/tahun.

Kebutuhan bahan bakar penggilingan pada tahun 2008, untuk

penggilingan padi besar kebutuhan bahan bakarnya mencapai 39.213,240 liter/tahun sedangkan untuk penggilingan padi kecil kebutuhan bahan

bakarnya 203.744,298 liter/tahun, sehingga kebutuhan total bahan bakar penggilingan padi adalah 242.957,538 liter/tahun.

Analisis Biaya Kebutuhan Bahan Bakar

Biaya kebutuhan bahan bakar yang tertinggi yang harus dikeluaran oleh petani terjadi pada tahun 2008, yaitu :

1. Biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar adalah Rp.168.616.932 per tahun.

(7)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

2. Biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi kecil adalah Rp. 876.100.481 per tahun.

Daftar harga yang digunakan pada perhitungan diasumsikan harganya tetap untuk segala periode waktu yaitu Rp. 4.300.

RIWAYAT HIDUP

SAHAT GUNAWAN SIJABAT lahir di Gunung Sitoli, Nias pada tanggal 30 Januari 1986, anak kelima dari enam bersaudara lahir dari pasangan Ayahanda tercinta PRE. Sijabat dan Ibunda tersayang SM. Limbong.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri I Kotapinang, dan pada tahun

2003 penulis lulus seleksi masuk universitas sumatera utara melalui jalur PMP ( Panduan Minat dan Prestasi ), di Program Studi Teknik Pertanian, Departemen

Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, penulis aktif sebagai organisasi IMATETA ( Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian).

Penulis melaksanakan PKL ( Praktek Kerja Lapangan) di PTPN III, Pabrik

karet PRTRA ( Pabrik Rubber Thread dan Rubber Article ), Medan pada tahun 2006.

(8)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar dan Kecil di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan di Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian USU Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing dan kapada bapak Achwil Putra Munir, STP., M.Si. selaku anggota pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada ayahanda dan ibunda atas segala perhatian, doa dan dukungan materil maupun moril. Disamping itu penulis ucapan

(9)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga dan teman-teman yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga menjadi lebih baik.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2007

(10)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Perkembangan Teknologi Pertanian ... 4

Mekanisasi Pertanian ... 5

Pengolahan Hasil Pertanian (Pascapanen) ... 6

Penggiling Padi ... 7

Komponen dari Alat Menggiling Padi ... 8

Hasil Sampingan Penggilingan Padi ... 10

Motor bakar/Motor Penggerak ... 12

Perbedaan Prinsip Motor Bensin dan Motor Diesel ... 12

Bahan Bakar ... 13

METODOLOGI PENELITIAN ... 16

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

Metode Penelitian ... 16

Pengumpulan Data ... 18

Pelaksanaan Penelitian... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

Kondisi Aktual Lahan Pertanian di Kecamatan Perbaungan ... 20

Analisis Jumlah Ideal Penggilingan Padi di Kecamatan Perbaungan .. 21

Jumlah Aktual Penggilingan Padi dan Kemampuan Operasinya ... 22

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi ... 23

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Kecil ... 25

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Besar ... 26

(11)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Hal

1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan --- 20

2. Jumlah penggilingan padi dan kemampuan operasinya tahun 2007 --- 22

3. Data jumlah pengilingan padi Tahun 2000-2007 --- 24

4. Data masukan untuk peramalan --- 24

(12)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

6. Uji kelayakan peramalan (tracking signal) --- 26 7. Peramalan jumlah pengilingan padi besar --- 27 8. Uji kelayakan peramalan --- 28 9. Perkiraan kemampuan operasi dan komsumsi bahan bakar

rata-rata penggilingan padi --- 28

DAFTAR GAMBAR

Hal 1. Grafik trend line jumlah penggilingan padi besar tahun 2000-2007 --- 25 2. Grafik trend line jumlah penggilingan padi kecil tahun 2000-2007 --- 27

(13)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Hal 1. Data rangkuman jumlah penggilingan padi dan kemampuannya --- 35

(14)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

2. Data jumlah penggilingan padi besar dan penggilingan padi kecil --- 36

3. Perhitungan jumlah ideal penggilingan padi --- 37

4. Peramalan jumlah penggilingan padi kecil --- 39

5. Peramalan jumlah penggilingan padi besar --- 41

6. Perhitungan kemampuan operasi dan konsumsi bahan bakar penggilingan padi dalam satu tahun--- 43

7. Analisis kebutuhan bahan bakar penggilingan padi tahun 2000-2008 --- 45

8. Analisis biaya bahan bakar penggilingan padi besar dan kecil tahun 2000-2008 --- 46

PENDAHULUAN

Latar Belakang

(15)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Program peningkatan produksi pertanian dapat dilakukan dengan cara melakukan pengeksplotasian sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia secara efisien, efektif dan selektif dengan tujuan agar peningkatan produksi hasil pertanian dapat optimal.

Khusus dalam peningkatan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi kegiatan prapanen hingga pada pasca panen memerlukan dukungan berbagai sarana dan prasarana produksi yang efektif, diantaranya adalah dukungan alat mesin pertanian (Thomson, 2002).

Oleh karena itu adalah sangat penting merencanakan sistem penyediaan energi bahan bakar yang baik dalam mendukung produktifitas dan kinerja alat dan mesin pertanian (alsintan). Dalam mendukung peranan sektor pertanian untuk pembangunan ekonomi, penyediaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi pada sektor pertanian menjadi sangat penting meliputi penyediaan energi untuk alat dan mesin pertanian (alsintan) (Deptan, 2008).

Faktor ketersediaan energi memiliki peran penting dalam mendukung sektor pertanian, hingga saat ini jenis energi yang digunakan sebagai bahan bakar alat dan mesin pertanian di Indonesia adalah minyak solar dan premium. Kedua jenis bahan bakar minyak (BBM) ini memiliki peranan yang penting dalam mendukung sektor pertanian di daerah tersebut. Sehingga penyediaannya perlu dipertimbangkan sejak dini dalam perencanaan energi di daerah tersebut.

(16)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

pangan. Berdasarkan luas areal sawah yaitu seluas 5.425 Ha, dan juga dalam penggunaan alat dan mesin pertanian, maka sektor pertanian di kecamatan ini dapat dikatakan sudah sangat maju, hal ini juga dapat dilihat dari jumlah alsintan yang tersedia di daerah tersebut, seperti pada tahun 2006 jumlah penggilingan padi besar 5 unit, penggilingan padi kecil 44 unit dan RMU 5 unit, data ini berdasarkan data BPS dan DEPTAN, tahun 2006.

Penerapan mekanisasi mungkin secara langsung dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja, serta dapat mengefisienkan waktu serta meningkatkan hasil produksi. Sumber daya untuk menggerakkan alsintan adalah motor bakar/motor penggerak, sehingga agar dapat beroperasi, maka sangatlah diperlukan yang namanya bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan apabila semakin banyaknya pengunaan alsintan maka kebutuhan BBM sebagai sumber energi alsintan tersebut akan semakin meningkat ( Viktor, 2005 )

(17)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Berdasarkan hal di atas maka dirasa perlu melakukan analisis kebutuhan bahan bakar untuk alat mesin pertanian di kecamatan Perbaungan khususnya pada penggiling padi yang mana penggiling padi ini dibedakan menjadi penggiling padi besar (PPB) dan penggiling padi kecil (PPK). Analisis hal ini diperlukan sebagai dasar perencanaan penyediaan BBM di daerah tersebut guna menghindari terganggunya penyediaan bahan bakar untuk sektor pertanian yang dapat berdampak pada terganggunya produksi pertanian yang diperkirakan akan berdampak pula pada terganggunya perkembangan ekonomi daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh informasi kebutuhan bahan bakar alsintan penggiling padi besar dan kecil di kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai. 2. Memprediksi kebutuhan BBM alsintan penggiling padi di kecamatan

Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan dasar penulisan skripsi untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Pertanian.

(18)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

TINJAUAN LITERATUR

Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan

Luas wilayah Perbaungan 206,02 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan, 184 desa 269 RT dan 620 RW, batasan-batasan wilayahnya adalah sebagai berikut :

- Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Teluk Mengkudu dan Sei Rampah

- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang - Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pantai Cermin - Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah

Pada awalnya kecamatan Perbaungan adalah salah satu kecamatan di kabupaten Deli Serdang, tetapi pada tanggal 18 Desember 2003 dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor, 36 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Samosir dan kabupaten Serdang Bedagai di provinsi Sumatera Utara, sehingga kecamatan Perbaungan termasuk kedalam 11 kecamatan yang ada di kabupaten Serdang Bedagai (www.serdangbedagai.com).

Perkembangan Teknologi Pertanian

Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk

(19)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan manusia secara fisik mempunyai keterbatasan untuk itu diperlukan seperangkat peralatan dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).

Perkembangan pertanian juga diiringi oleh perkembangan teknologi asal untuk membantu kegiatan tersebut seperti : pengolahan tanah, jentera penaikan air, dan alat pemanen. Peradaban pertanian, bercocok tanam dan beternak yang pada awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau subsistem pada perkembangan berikutnya, sejalan dengan kehidupan masyarakat yang bercorak perdagangan berangsur-angsur berubah menjadi cikal bakal usaha tani

(Mangunwidjaja, 2005).

Bagian yang merupakan kunci revolusi teknologi dalam pertanian yang sedang berlangsung, dan sebagian besar merupakan hasil revolusi teknologi itu sendiri, adalah meningkatnya dengan cepat keluaran (output) perjam kerja dalam usaha tani. Keluaran setiap jam kerja pada waktu sekarang adalah yang terbesar dalam sejarah, dalam kurun waktu 1745 sampai 1973 terjadi kemajuan yang cepat pada mekanisasi pertanian dan peningkatan hasil tanaman dan ternak yang tajam karena sebagai sebab adanya penerapan secara luas praktek usaha tani yang telah diperbaiki. Perubahan-perubahan ini meningkatkan kenaikan yang besar produksi dalam jumlah (output) total usaha tani, dengan jam kerja yang lebih sedikit yang dikeluarkan dalam usaha tani (Smith and Wilkes, 1990).

(20)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. (Lisyanto, 2002)

Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian, Handaka (1996) mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik.

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan megurangi beban kerja petani.

Pengolahan Hasil Pertanian (Pascapanen)

(21)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

penggilingan, pengolahan, transportasi, penyimpanan, standardisasi mutu dan penanganan limbah (Lisyanto, 2002).

Sasaran pembangunan pasca panen diarahkan kepada tiga hal, yaitu penurunan kehilangan hasil hasil pasca panen, peningkatan mutu hasil dan daya saing, dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Tujuan utama dari peningkatan penanganan pascapanen hasil pertanian adalah mengurangi kehilangan hasil.

Mutu hasil pertanian diharapkan akan lebih meningkat sehingga daya tahan dan harga jual akan lebih baik. Disamping itu peningkatan mutu diharapkan sesuai dengan standar mutu internasional. Penanganan pascapanen yang baik diharapkan selain peningkatan mutu dan kuantitas hasil panen juga diharapkan meningkatkan pendapatan petani serta sekaligus hendaknya meningkatkan kesejahteraannya.

Penggilingan Padi

Pemberasan secara tradisional dapat diartikan dengan sistem penumbukan yang menggunakan tenaga manusia. Oleh karena itu, untuk mendapatkan beras yang putih bersih secara tradisional sangat sulit. Untuk memperoleh beras yang putih harus mencapai derajat sosoh 100% dan memerlukan waktu penumbukan yang lebih lama, selain itu untuk mendapatkan beras yang bersih juga agak sulit karena pemisahan secara tradisional hanya diinteri sehingga masih banyak menir dan bekatul yang masih menempel pada beras.

(22)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

tangan, adapun pada mesin penggiling, saat penyosohan, beras bergesekan atau dikikis sehingga bekatul keluar lewat saringan dan beras tersosoh terus berjalan keluar karena dorongan dari beras berikutnya.

Penggilingan padi adalah suatu proses mekanik memisahkan sekam dari gabah dan memisahkan lapisan kulit air beras dari beras pecah kulit untuk memperoleh beras giling. Kehilangan hasil di pabrik penggilingan tergantung pada penanganan gabah dari sejak dipanen sampai pengeringan (mutu gabah dan kadar air gabah), kondisi lingkungan (lahan kering/pasang surut), dan sistem sanitasi penggilingan padi (Suparyono dan Setyono, 1997).

Berdasarkan kapasitas dan proses kerjanya maka penggilingan dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Penggilingan Padi Besar (PPB) adalah penggilingan padi yang mempunyai unit yang lengkap, terdiri dari mesin perontok, pembersih gabah, pembersih kulit, padi separator, pemutih (polisher), grader (pemilih) elevator dan lainnya. Kapasitas produksi riil lebih besar dari 1,5 ton beras/jam.

2. Penggilingan Padi Kecil adalah penggilingan padi yang terdiri dari dua unit mesin yang dipasang terpisah yaitu pemecah kulit (husker) dan pemutih (polisher). Kapasitas produksi riil antara 0,3 – 1,5 ton beras/jam. Pada umumnya pemindahan beras dari husker ke polisher dilakukan oleh tenaga manusia (manual).

Komponen Alat Menggiling Padi

(23)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

mesin pengesek (polisher). Secara lengkap alat-alat yang digunakan dalam penggilingan padi adalah sebagai berikut :

1. Pocket elevator

Alat ini untuk mengangkut gabah ke atas dan memasukkannya ke mesin pengupas penyosoh, atau alat lain. Elevator dilengkapi alat seperti mangkok sehingga dapat menghemat tenaga manusia untuk mengangkut gabah ke atas. 2. Saringan atau ayakan bergetar/bergoyang.

Ayakan untuk memisahkan kotoran dan benda asing, seperti kayu dan paku agar tidak ikut masuk ke mesin pengupas sehingga kerusakan mesin pengupas dapat dihindari.

3. Mesin pengupas

Penggilingan gabah menjadi beras sosoh, dimulai dengan pengupasan kulit gabah., syarat utama proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang akan digiling. Bila diukur dengan alat pengukur kadar air (moisture tester) kekeringan ini mencapai angka 14-14,5 %. Pada kadar air ini, gabah mudah digiling/dikupas kulitnya.mesin ini sering disebut huller atau husker

(24)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

dilapisi lapisan dedak halus. Untuk menyosohnya menjadi beras sosoh dibutuhkan alat lain yang akan memproses lebih lanjut (Hardjosentono, dkk, 2000).

4. Mesin penyosoh

Beras pecah kulit yang dihasilkan alat pengupas kulit berwarna gelap kotor dan tidak bercahaya, karena bagian luarnya masih dilapisi kulit ari. Kulit ari atau lapisan bekatul (dedak halus) dapat dilepaskan dari beras pecah kulit ini, sehingga berasnya nampak lebih putih, lebih bersih dan bercahaya.

Mesin penyosoh ada dua tipe. Tipe yang pertama adalah tipe pengikis. Tipe ini sekarang jarang digunakan karena batu sosoh sering sekali mudah aus dan beras banyak yang patah. Tipe kedua adalah tipe gesekan yang banyak digunakan sekarang ini. Untuk mendapatkan beras dengan derajat sosoh seperti yang dikehendaki dilakukan dengan mengatur berat beban pada bandul penyosoh beras. (Suparyono dan Setyono, 1997).

5. Mesin pemoles

Mesin pemoles digunakan untuk membersihkan bekatul yang masih menempel pada butir-butir beras sehingga diperoleh butir beras yang bersih, putih dan mengilat. Mesin pemoles ini dilengkapi alat berupa sikat halus.

Pada unit penggilingan beras modern, mesin tambahan ini terpasang sendiri dan merupakan unit seri terakhir sebelum mesin pemilih kualitas (grader). Dedak halus yang keluar dari saringan dedak disedot oleh udara yang berasal dari baling-baling kipas pengisap melalui saluran dedak, kemudian keluar lagi melalui lubang pintu pengeluaran.

(25)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Beras sosoh yang bersih masuk ke mesin grader untuk memisahkan menir, beras patah, beras pecah, dan beras utuh atau beras kepala. Beras kepala yang bermutu tinggi ini langsung masuk ke kemasan atau karung.

Mesin ini merupakan mesin tambahan, terutama bagi perusahaan pengilingan padi besar, lebih-lebih yang melayani keperluan ekspor dengan kualitas tertentu, kotoran-kotoran yang tidak perlu dapat dipisahkan dengan menggunakan mesin ini, misalnya batu-batuan kecil (pasir) maupun kotoran lainnya.

Hasil Sampingan Penggilingan Padi

Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil samping berupa sekam (15-20%), dedak/bekatul (8-12%) dan menir (±5%). Pemanfaatan hasil samping tersebut masih terbatas, bahkan kadang-kadang menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi padi saat panen musim penghujan.

Secara umum hasil sampinga n dari proses penggilingan padi yaitu :

(26)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

2. Dedak adalah campuran antara sekam yang tergiling halus dan bekatul yang masih kasar. Biasanya dedak inilah yang dipergunakan untuk makanan ternak. 3. Bekatul adalah kulit paling luar dari beras dan kulit paling dalam dari sekam yang sudah terkelupas melalui proses pengilingan. Bekatul ini mengandung paling banyak jumlah kulit ari (rice bran) dari beras, bermanfaat sebagai makanan atau pangan, namun karena bekatul mengandung asam filat yang bersifat anti gizi maka asam filat harus dihidrolisis lebih dulu, dalam industri farmasi atau kedokteran bekatul dapat dimanfaatkan sebagai sumber asam filat dengan cara ekstraksi, asam filat ini sangat bermanfaatdalam pengobatan, antara lain obat keracunan logam berat, obat sakit perut dan obat luka bernanah.

4. Menir adalah beras yang hancur kecil-kecil karena proses penggilingan terhadap gabah yang dilakukan beberapa kali, patahan beras mencapai 1/3 bagian dari beras utuh, biasanya menir diberikan sebagai pakan ternak ayam atau bebek.

(Widiowati, 2001).

Motor Bakar/Motor Penggerak

Motor pengerak adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas hasil pembakaran menjadi tenaga mekanik, motor penggerak dapat digolongkan, yaitu :

1. Motor dengan pembakaran di luar (exhaust combustion engine)

(27)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Motor dengan pembakaran di dalam dapat dikelompokan menjadi antara lain : 1. Berdasarkan langkah torak

a. motor 4 tak b. motor 2 tak

2. Berdasarkan bahan bakar yang dipakai

a. motor bensin, apabila menggunakan bahan bakar bensin/premium b. motor kerosine, apabila menggunakan bahan bakar minyak tanah c. motor diesel, apabila menggunakan bahan bakar solar

(Hardjosentono, 2000).

Perbedaan Prinsip Motor Bensin dan Motor Diesel

Perbedaan prinsip antara mesin tersebut terletak pada sisi pengapian bahan bakarnya : motor diesel menggunakan prinsip auto-ignition (terbakar sendiri), sedangkan mesin bensin menggunakan prinsip spark-ignition (pembakaran yang dipicu oleh loncatan api listrik dari busi) mesin diesel memiliki rasio kompresi (perbandingan antara volume total selinder dan volume sisa / dead space) yang sangat tinggi bisa mencapai 25:1.

Tingginya rasio kompresi ini merupakan tuntutan mekanisme

auto-ignition perlu kompresi yang sangat tinggi untuk menghasilkan tekanan dan

(28)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

yang sangat tinggi akan mengakibatkan efisiensi mesin, namun disisi lain rasio kompresi yang juga menuntut kekuatan materil dan asembly yang tinggi pada mesin diesel (Indiartono, 2005).

Bahan Bakar

Bahan Bakar Sebagai Sumber Energi

Berdasarkan sumbernya, secara garis besar, energi dapat dibedakan menjadi energi primer dan energi sekunder atau siap guna (end use). Energi primer meliputi energi kimia yang terdapat pada bahan bakar fosil, energi nuklir yang terdapat dalam inti radioaktif, energi geothermal yang terdapat dalam panas kerak bumi, energi tidak yang terjadi karena perputaran rotasi bumi, energi surya berupa sinar surya yang mengenai permukaan bumi.

Sebagaimana halnya kebutuhan pangan dan sandang, kebutuhan energi secara global maupun nasional semakin meningkat seiring dengan peningkatan penduduk dan dipicu oleh pertumbuhan ekonomi secara global dan pengaruh perkembangan teknologi. Demikian juga keadaan ekonomi suatu negara yang berpengaruh pada kesejahteraaan warganya yang tercermin dari corak dan gaya hidup yang menjadi pemacu peningkatan kebutuhan energi, secara umum dapat dikatakan bahwa laju pertumbuhan kebutuhan energi di negara maju lebih tinggi dari negara berkembang.

Secara umum kebutuhan energi didunia sampai saat ini masih tergantung

(29)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Sejak tahun 1980-an minyak menjadi sumber energi nomor satu, tetapi sejak tahun 1980 produksi minyak menurun karena banyaknya minat dan kebutuhan berbagai Negara, dengan demikian, kebutuhan tidak sesuai lagi dengan ketersediaannya. Hal ini mengakibatkan harga minyak bumi menjadi mahal.

(Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

Bahan Bakar Motor Bakar

Ditinjau dari segi bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar yang disingkat BBM, yang pertama harus diingat bahwa kerja optimal yang diperoleh seseorang pengemudi dari bekerjanya mesin kendaraan adalah bergantung pada dua sifat utama BBM yaitu :

1. dapat memberikan campuran bahan bakar udara dalam perbandingan yang benar yang biasanya diatiur oleh karburator dan injektor.

2. dapat memberikan pembakaran secara normal pada saat yang tepat di dalam siklusnya.

Sehubungan dengan sifat utama yang harus dimiliki tersebut dapat diharapkan bahwa bahan bakar dapat memberikan keuntungan, yaitu :

a. memberikan kemudahan menghidupkan mesin saat keadaan dingin

b. memberikan kemudahan menghidupkan mesin kembali disaat mesin panas c. cepat dalam memanaskan mesin

(30)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

f. tidak menimbulkan suara aneh atau getaran aneh yang berhubungan dengan kualitas pembakaran dari bahan bakar

g. Memenuhi batas-batas pencemaran udara yang ditentukan peraturan negara (Wartawan, 1997).

Bahan Bakar Motor Bensin

Motor bensin 4 tak menggunakan bensin murni, sedangkan motor bensin dua tak menggunakan bensin campuran, yaitu bensin murni dicampur oli SAE 30 dengan perbandingan 20 : 1 atau 25 : 1 tergantung pada spesifikasi motor. Perbandingan tersebut adalah perbandingan volume, pemilihan bensin dan oli yang berkualitas baik sangat mempengaruhi usia motor

(Hardjosentono dkk, 2000).

Bahan Bakar Motor Diesel

Motor diesel menggunakan bahan bakar solar , pemilihan bahan bakar yang baik sangat perlu, karena dapat menghindari banyak kesulitan:

a. menghidupkan motor

b. kerusakan pada pompa injeksi

c. pengausan torak, ring torak, katup dll d. pemeliharaan motor

Nilai cetan (Cetan Number) adalah nilai penambahan bahan bakar untuk motor diesel yang dinyatakan dengan angka, misalnya, nilai cetan traktor

(31)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

( hydrocarbon-cetan), 60-55 % adalah campuran lain yang sukar terbakar ( alpha

methyl nepthylene) (Hardjosentono, dkk,2000).

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara, pada bulan Agustus sampai dengan selesai.

Metode Penelitian

Pengkajian kebutuhan bahan bakar penggiling padi yang digunakan petani untuk pengolahan lahan pertanian diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

E = T . Ie... (1)

Ie = O . F... ...(2)

Keterangan :

E = Total Komsusmsi bahan bakar (liter/tahun) T = Jumlah unit alat dan mesin pertanian (unit) Ie = Intensitas energi dari setiap alat (liter/alat/tahun)

O = Waktu pengoperasian (jam/tahun)

F = Konsumsi bahan bakar dari setipa alat (liter/jam)

Dalam membuat proyeksi kebutuhan bahan bakar alsintan untuk beberapa tahun kedepan digunakan model Trend Line sesuai dengan data yang diperoleh.

(32)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Model analisis garis kecenderungan dengan menggunakan persamaan garis lurus (staright line equation), sebagai berikut :

Ft = a + bt ... (3)

Ft = Nilai ramalan permintaan pada periode ke-t

a = intersep

b = slope dari garis kecenderungan (trend line), merupakan tingkat perubahan dalam permintaan.

t = indeks waktu (t = 1, 2, 3,….,n) ; n adalah banyaknya periode waktu

slope dan intersep dari persamaan garis lurus dihitung dengan

menggunakan formula sebagai berikut :

b =

(

)(

)

A = variabel permintaan (data aktual permintaan)

A – bar = nilai rata-rata permintaan per periode waktu, rata-rata dari A

Untuk mengetahui kehandalan dari model peramalan yang digunakan, digunakan peta kontrol tracking signal, untuk model analisis garis kecenderungan diketahui dengan menggunakan rumus :

(33)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Tracking signal = RSFE

1. Pengamatan langsung

... (6)

MAD

MAD = Mean Absolute Deviation adalah rata-rata persentase kesalahan absolut ( Kumulatif absolute errors / periode )

RSFE = Running Sum of the Forecast Error adalah nilai kumulatif dari errors (Gaspersz, 2005).

Pengumpulan Data

Metode dalam pengumpulan data adalah metode sensus dimana penelitian dilakukan terhadap petani maupun instansi yang terkait. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data adalah sebagai berikut :

Data diperoleh dengan meninjau langsung bagian-bagian yang berkaitan dengan penelitian

2. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghubungi petugas-petugas yang berwenang untuk memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Angket questioner

Angket questioner dibuat agar mempermudah petani dalam pengisian data alsintan yang dimiliki, jumlah bahan bakar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian.

(34)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Data-data pengamatan langsung dan hasil wawancara yang telah diperoleh dicatat.

Adapun data yang dibutuhkan untuk menganalisa kebutuhan bahan bakar alsintan adalah sebagai berikut ;

1. Data jumlah alsintan (unit).

2. Waktu pengoperasian (jam/tahun). 3. Intensitas alat (liter/alat/tahun). 4. Luas lahan (hektar).

Pelaksanaan Penelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan selama penelitian, yaitu : 1. Pengumpulan data jumlah alsintan pada tahun-tahun sebelumnya. 2. Pengumpulan data-data yang dipertlukan dengan metode :

• Pengamatan langsung • Wawancara

Angket questioner • Pencatatan

3. Pengolahan data kebutuhan bahan bakar.

(35)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Aktual Lahan Pertanian Di Kecamatan Perbaungan

Ada beberapa faktor yang mendorong berkembangnya bidang pertanian di kecamatan Perbaungan, diantaranya adalah aspek budaya, masyarkat perbaungan sudah turun-temurun mengandalkan pertanian sebagai sumber mata pencahariannya yang utama, dan aspek geografis, dengan keadaan topografinya yang relatif datar, serta memiliki sumber air yang mencukupi yaitu dengan adanya sungai ular yang merupakan salah satu intake sumber air irigasi untuk lahan pertaniannya, sehingga persediaan pengairan didaerah ini sudah memadai.

Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan

Desa Luas lahan Baku Sawah (ha)

(36)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Pematang Sijonam 368 368

Cinta Air 313 313

Data diatas merupakan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), pada tabel diatas diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha,

yang diikuti oleh desa Sei Naga Lawan 418 ha, desa Lubuk Bayas dan Lidah Tanah 400 ha.

Desa Melati II merupakan daerah yang memiliki luas lahan baku sawahnya yang terluas dan desa Melati II merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada di desa ini menjadi periritas dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian, bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman hortikultura dan sarana prasarana pendukung lainnya.

(37)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Analisis Jumlah Ideal Penggilingan Padi di Kecamatan Perbaungan

Penggunaan penggilingan padi pada proses pasca panen diarahkan kepada tiga hal, yaitu penurunan kehilangan hasil hasil pasca panen, peningkatan mutu hasil dan daya saing, dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, tujuan utama dari peningkatan penanganan pascapanen hasil pertanian adalah mengurangi kehilangan hasil.

Masyarakat di kecamatan Perbaungan sudah menggunakan pengilingan padi untuk mengolah hasil produksi sawah padinya hal ini dapat diketahui dengan banyaknya jumlah penggilingan padi yang ada di daerah tersebut, baik penggilingan padi besar maupun kecil, berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah ideal penggilingan padi besar di kecamatan Perbaungan adalah 73 unit/musim, hal ini berarti bahwa dengan jumlah tersebut maka diharapkan petani dapat mengolah hasil produksinya yang luas area persawahannya 5.425 ha dengan tepat waktu, dengan asumsi pada daerah tersebut hanya menggunakan penggilingan padi besar saja, tidak adanya penggilingan padi tipe lain yang ada didaerah tersebut. Begitu pula halnya dengan penggilingan padi yang jumlah idealnya adalah 86 unit/musim.

Jumlah Aktual Penggilingan Padi dan Kemampuan Operasinya

Tabel 2. Jumlah penggilingan padi dan kemampuan operasinya tahun 2007 Rata – Rata

(38)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Penggilingan Besar 11 4,870 1.910 36,600

Penggilingan Kecil 67 2,922 1.209,013 49,104 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penggilingan padi besar yang ada di kecamatan Perbaungan sebanyak 11 unit sedangkan untuk memenuhi jumlah ideal penggilingan padi besar yang ada didaerah tersebut yang sebanyak 73 unit maka kekurangan 62 unit penggilingan besar untuk memenuhi jumlah penggilingan besar ideal, begitu pula untuk penggilingan padi kecil jumlahnya 67 unit sedangkan jumlah ideal penggilingan padi yang dibutuhkan daerah tersebut adalah unit/musim sehingga adanya kekurangan sebanyak 19 unit.

Tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan pengolahan hasil panen padi dapat diselesaikan tepat waktu, hal ini dapat terjadi karena :

1. Adanya perbedaan jadwal tanam suatu desa dengan desa yang lain, tergantung geografis aliran irigasi dan ketersediaan air.

2. Petani menggunakan penggilingan padi yang ada didesa yang terdekat, jika pada desanya tidak ada penggilingan padi.

3. Adanya petani yang tidak langsung menggilingkan semua hasil panen sawah padinya pada saat panen tiba.

(39)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

rata-ratanya adalah 2,922 liter/jam dengan efektivitas 1.209,013 dan kerja efektif rata-ratanya adalah 49,104 hari/musim

Dari total 78 penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2007, kesemuanya menggunakan bahan bakar solar, dari hal ini memperlihatkan bahwa penggilingan padi bermesin diesel, dari pengamatan yang dilakukan penggunaan penggilingan padi kecil lebih banyak dimiliki oleh para petani dibandingkan dengan penggilingan padi besar hal ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu, besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh petani meliputi biaya operasional (biaya pekerja, biaya bahan bakar), perawatan ( service, mesin, biaya oli) dan perbaikan (biaya suku cadang), sehingga penggunaan penggilingan padi besar dianggap kurang efisien dengan keadaan ekonomi petani.

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi

Untuk memperoleh data acuan yang akan digunakan, dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan di berbagai instansi terkait, karena metode peramalan (forecasting) jumlah kebutuhan penggilingan padi dengan menggunakan Model Analisis Garis Kecenderungan (Trend Line Analysis Model), maka perlu diamati data yang telah diperoleh dari tahun sebelumnya, untuk mengetahui jumlah aktual dari masing-masing tipe penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan, dan untuk mengetahui apakah metode yang digunakan telah sesuai dengan data yang diterima maka diperoleh data seperti berikut :

Tabel 3. Data jumlah penggilingan padi tahun 2000-20007 Jumlah Traktor

(40)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait, Seperti data tahun 2000-2002 diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten Deli Serdang, sedangkan untuk tahun 2003-2007 diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten Serdang Bedagai, untuk tahun 2007 diperoleh jumlah penggilingan padi besar sebanyak 11 unit, dan untuk penggilingan padi kecil sebanyak 67 unit, karena data yang diperoleh cenderung meningkat (trend) sehingga data yang diperoleh dapat digunakan sebagai data masukan (source data).

Tabel 4. Data masukan untuk peramalan

Jumlah Penggilingan Padi

Periode Tahun Penggilingan Padi Besar (unit) Penggilingan Padi Kecil (unit)

1 2000 4 44

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Kecil

(41)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

trend yang dibentuk oleh data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan menaik. Peramalan dilakukan untuk satu tahun kedepan, karena keterbatasan data yang diperoleh hanya 8 ( delapan) tahun.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = 40,350 + 3.420 t

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Jum

la

h

Gambar 1. Grafik trend line jumlah penggilingan padi kecil tahun 2000-2007 Ditinjau dari pola yang dibentuk oleh garis trend line diatas menyatakan bahwa dari tahun ketahun jumlah penggilingan padi kecil dapat diramalkan akan terus meningkat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan jumlah penggilingan padi kecil berdasarkan persamaan Ft = 40,350 + 3.420 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

(42)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan menggunakan tracking signal

Tabel 6. Uji kelayakan peramalan (tracking signal)

Periode forecast Aktual Tracking Signal

Dengan model peramalan Ft = 40,350 + 3.420 t nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2,837 sampai 1,085, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 hal ini menunjukkan bahwa akurasi model

peramalan ini dapat dihandalkan, karena menurut Gasperz (2005) bahwa batasan-batasan pengendalian tracking signal + 4

(43)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Begitu juga untuk penggilingan padi besar data yang digunakan untuk

forecasting jumlah penggilingan padi besar beberapa tahun kedepan dimulai dari

tahun 2000-2007, data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan meningkat. Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = 2,034 + 1,048t

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Ju

m

lah

Gambar 2. Grafik trend line jumlah penggilingan padi besar Tahun 2000-2007 Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan jumlah penggilingan padi besar berdasarkan persamaan Ft = 2,034 + 1,048 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Peramalan jumlah penggilingan padi besar

(44)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

8 2007 11 10

9 2008 ? 11

Menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan menggunakan tracking signal

Tabel 8. Uji kelayakan peramalan (tracking signal)

Periode Forecast Aktual Tracking signal

Dengan model peramalan Ft = 2,034+1,048 t, nilai tracking signal yang diperoleh berada dalam kisaran - 2,386 sampai 1,504, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4.

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar

Tabel 9. Perkiraan kemampuan operasi dan komsumsi bahan bakar rata-rata penggilingan padi

(45)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Dari tabel diatas diketahui bahwasanya penggilingan padi yang ada di Kecamatan Perbaungan rata-rata beroperasi 944,620 jam/tahun yang mana dalam per harinya beroperasi selama + 5 jam, selama beroperasi penggilingan padi tersebut mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3,178 liter/jam, setiap penggilingan padi dalam setahun mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3.002,002 liter/alat.

Hasil dari perhitungan jumlah kebutuhan bahan bakar per alat per tahun dengan menggunakan metode lead yaitu dengan mengunakan rumus (1) dapat dilihat pada lampiran 7.

Pada lampiran 7. dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyaknya penggilingan padi yang digunakan maka akan semakin banyak banyak pula junlah bahan bakar yang harus disediakan oleh daerah tersebut begitu pula sebaliknya, kebutuhan bahan bakar yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007, untuk

penggilingan padi besar kebutuhan bahan bakarnya mencapai 39.213,240 liter/tahun sedangkan untuk penggilingan padi kebutuhan bahan

bakarnya 203.744, 298 liter/tahun, dengan kebutuhan total bahan bakar penggilingan padi adalah 242.957, 538 liter/tahun.

Analisa Biaya Bahan Bakar

Analisa perhitungan biaya kebutuhan bahan bakar yang harus disediakan petani di kecamatan Perbaungan, dilakukan dengan menggunakan rumus :

Biaya = jumlah kebutuhan bahan bakar per tahun x harga bahan bakar

(46)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

digunakan adalah daftar harga pada tahun 2007 hal ini dilakukan karena pengamatan pengambilan data dilakukan pada tahun 2007.

Semua penggilingan padi di kecamatan perbaungan merupakan mesin diesel yang berbahan bakar solar, semua petani pemilik penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan memperoleh bahan bakar yang bersumber dari

SPBU, sedangkan harga bahan bakar solar di SPBU pada tahun 2007 adalah Rp. 4300 per liter.

Berdasarkan perhitungan biaya kebutuhan bahan bakar yang tertinggi yang harus dikeluaran oleh petani terjadi pada tahun 2007, yaitu

1. Biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar adalah Rp.168.616.932 per tahun

2. Biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi kecil adalah Rp. 876.100.481 per tahun

Untuk penggilingan padi besar diperkirakan pada tahun 2008 jumlahnya tidak mengalami perubahan sehingga biaya kebutuhan bahan bakarnya juga tidak mengalami perubahan sedangkan untuk penggilingan padi kecil pada tahun 2008 diperkirakan biaya kebutuhan bahan bakarnya akan mengalami peningkatan mencapai Rp. 876.100.48.

(47)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

karena perbedaan harga diantara keduanya cukup jauh berbeda harga bahan bakar pada tingkat eceran mencapai Rp. 4.417 per liter.

Berdasarkan analisis dan pengamatan yang dilakukan para petani mengharapkan ketersediaan stok bahan bakar yang memadai untuk memenuhi kebutuhan petani setiap tahunnya, karena semakin banyak para petani yang menggunakan penggilingan padi untuk mengolah hasil panen sawah padinya akan berdampak semakin besar pula kebutuhan bahan bakar.

KESIMPULAN

1. Penggunaan penggilingan padi oleh para petani untuk mengolah hasil produksi sawah padi yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2000-20007 terus meningkat, hal ini membuktikan kebutuhan penggilingan padi akan terus meningkat.

(48)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

3. Diperkirakan jumlah dan kebutuhan bahan bakar untuk tipe penggilingan padi kecil pada tahun 2008 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 yaitu menjadi 71 unit dengan kebutuhan bahan bakarnya mencapai 203.744,298 liter per tahun

4. Untuk penggilingan padi besar diperkirakan jumlah dan kebutuhan bahan bakarnya pada tahun 2008 tidak akan mengalami perubahan dari tahun 2007 yaitu 11 unit dengan kebutuhan bahan bakarnya 39.213,240 liter per tahun. 5. Nilai tracking signal yang dibentuk oleh persamaan yang diperoleh dalam

peramalan menyatakan bahwasanya metode garis kecendrungan (trend linie), tersebut layak untuk digunakan.

6. Total biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar pada tahun 2007 adalah Rp. 168.616.932,00 sedangakan untuk total biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi kecil pada tahun 2007 adalah Rp. 826.742.708,00

SARAN

1. Perlunya menggunakan data masukan dengan rentang periode waktu yang lebih panjang, untuk mengupayakan keakuratan hasil peramalan.

2. Dianggap perlu membandingkan metode trend line dengan metode lain sehingga diharapkan akan diperoleh hasil peramalan yang lebih akurat.

(49)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian, 2006. Laporan Alat dan Mesin Pertanian. Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian. Medan

Daywin,F.J.,1984. Motor Bakar dan Traktor Pertanian. Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. IPB Press. Bogor.

Endang,S., 2005. Analisis Kebutuhan Energi Pada Sektor Pertanian di Provinsi Gorontalo.http://www.geocities.com/markalbppt/publish/grtalo/grsuar.pdf, (21 maret 2007).

(50)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Indiartono,2000. Peluang dan Tantangan Pengembangan Alsintan di Indonesia. Makalah Pada Seminar Nasional Kontribusi Teknik Pertanian Untuk Memascu Pembangunan Industri Era Globalisasi. IPB. Bogor.

Hardjosentono, M., Wijanto, Rachlan.E., Badra,I.W., Tarmana,R.D., 2000. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Mangundwidjaja,D dan Sailiah,I., 2005. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rifai,A., Wahyuningsih,B.A., Siregar,H.R.J., Sindu,G., Saadah,S., 1990. Teknologi Pertanian Tradisional Sebagai Tanggapan Aktif Masyarakat Terhadap Lingkungan Didaerah Cianjur, DePartemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sebayang,T.,2002. Analisis Sistem Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) daan Dampaknya Terhadap Pengembangan Ekonomi. USU Digital Library.

Siagian,V., 2005. Keterbatasan BBM Akan Sulitkan Petani. Badan Litbang Deptan.

Thomson W.,1980. Cara Penentuan Rendemen Penggilingan Padi, http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi /pertambangan/2005/ html. [13 maret 2007].

Smith,H.P and Wilkes,L.H., 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani, Edisi Keenam universitas gajah mada press. Yogyakarta.

Sosoroadmodjo., 1980. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

(51)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 1. Data Rangkuman Jumlah Penggilingan Padi dan Kemampuan Operasinya

N0. Desa

Jumlah Rata - rata

Penggilingan padi Konsumsi Efektivitas Kerja Efektif Total ( Liter/jam ) ( Kg/jam ) ( hari/ musim )

1 Melati II 10 3.180 1,310.000 46.200

2 Kesatuan 5 3.480 1,420.000 46.600

(52)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

4 Lubuk Cemara 6 3.267 1,350.000 47.000

5 Jambur Pulau 2 4.000 1,550.000 42.500

6 Tualang 3 4.000 1,533.333 46.000

7 Pematang Sijonam 4 3.350 1,400.000 46.250

8 Lubuk Bayas 4 3.550 1,450.000 47.000

9 Lidah Tanah 5 2.920 1,220.000 46.200

10 Suka Beras 5 2.760 1,160.000 48.800

11 Lubuk Dendang 5 2.920 1,220.000 46.000

12 Pematang Tatal 2 2.200 1,000.000 50.000

13 Lubuk Rotan 5 3.680 1,480.000 45.200

14 Naga Lawan 4 2.900 1,200.000 48.750

15 Cinta Air 2 3.100 1,250.000 50.000

16 Tanah Merah 6 3.000 1,233.333 48.667

17 Sei Jinggi 3 2.867 1,200.000 48.333

Jumlah 78

Rata - rata 4.588 3.178 1,303.669 47.231

Lampiran 2. Data Jumlah Penggilingan Padi Besar dan Penggilingan Padi Kecil Penggilingan Padi Besar

No Desa Jumlah

Komsumsi Efektivitas Kerja Efektif (liter/jam) (kg/jam) (hari/musim)

1 melati 2 4.90 1,900 39

(53)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Komsumsi Efektivitas Kerja Efektif (liter/jam) (kg/jam) (hari/musim) 1 Melati II 8 2.775 1,162.500 48.000 Lampiran 3. Perhitungan Jumlah Ideal Penggilingan Padi

(54)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

a. Diharapkan tidak adanya penduduk kecamatan lain yang menggilingkan padinya di Kecamatan Perbaungan

b. Luas Total areal sawah = 5.425 ha

c. Dalam satu hari pengilingan padi hanya beroperasi selama 5 jam

d. Banyaknya hasil sampingan dari proses penggilingan padi yaitu : menir + 5% sekam + 17, 5%, dan dedak/bekatul + 10%

e. Dalam 1 ha sawah akan menghasilkan + 7.000 kg Gabah Kering Giling f. Satu hektar sawah padi dapat dihasilkan beras sosoh + 4725 kg/ha.

1. Penggilingan padi besar ( PPB )

Jumlah ideal PPB = luas areal sawah : luas olahan PPB per unit per musim, dimana :

Luas olahan PPB per unit per hari adalah :

Dalam 1 hari PPB dapat menghasilkan 9550 kg/unit, sedangka 1 ha sawah hanya menghasilkan 4725 kg/ha, maka efektivitas PPB dalam 1 hari adalah 9550 kg/unit/hari : 4725 kg/ha = 2,021ha/unit/hari

Untuk 1 musim kerja efektif PPB = 2,021ha/unit/hari x 36,600hari/musim = 73,967ha/unit/musim

Sehingga ideal PPB adalah = 5.425 ha : 73,967 ha/unit/musim = 73,344 unit/musim

= 73 unit/musim

(55)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Jumlah ideal PPK = luas areal sawah : luas olahan PPK per unit per musim, dimana :

Luas olahan PPK per unit per hari adalah :

Dalam 1 hari PPK dapat menghasilkan 6.045,065 kg/unit, sedangkan 1 ha sawah hanya menghasilkan 4725 kg/ha, maka efektivitas PPB dalam 1 hari adalah 6.045,065 kg/unit/hari : 4725 kg/ha = 1, 279 ha/unit/hari

Untuk 1 musim kerja efektif PPK = 1, 279 ha/unit/hari x 49,104 hari/musim = 62,804 ha/unit/musim

Sehingga ideal PPK adalah = 5.425 ha : 62,804 ha/ unit/musim = 86, 380 unit/ musim

(56)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 4. Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Kecil

Sumber data tahun yang digunakan 2000 – 2007, tahun yang akan diramalkan 2008

Data Aktual Peramalan Penggilingan Padi Kecil

Periode Tahun Permintaan Aktual

(57)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

b = 2.155 – 8 ( 4,5 )( 55,88 ) 204 – 8 ( 4,5 )2 b = 3,412

a = (A – bar) – b(t – bar) a = 55,88 – 3,42 ( 4,5 )

= 55,88 -15,354 = 40,526

Sehingga bentuk persamaannya menjadi : Ft = 40,526 + 3,412 t Maka subsitusikan nilai t dengan periode tahun yang akan diramalkan Ft = 40,526 + 3,412 t, dimana t = 1, 2, 3,….,t = 11

(58)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 5. Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Besar

Sumber data yang akan digunakan adalah tahun 2000 – 2007, tahun yang akan diramalkan 2008

Data Aktual Peramalan Penggilingan Padi Besar

Periode Tahun Permintaan Aktual

1 2000 4

Data Hasil Perhitugan Model analisis Garis Kecenderungan

(59)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Sehingga bentuk persamaannya menjadi : Ft = 2,034 + 1,048 t

(60)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 6. Perhitungan Kemampuan Operasi dan Konsumsi Bahan Bakar Penggilingan Padi Dalam Satu Tahun.

1. Penggilingan Padi Secara Umum

Berdasarkan metode lead, yaitu : Ie = O . F

Jam operasi ( O ) = jam perhari x hari per musim x musim pertahun

Berdasarkan pengamatan dilapangan penggilingan padi di satu daerah juga dipergunakan penduduk daerah lain tetapi masih dalam kecamatan yang sama, karena tidak semua daerah memiliki penggilingan padi, maka : Jam operasi = 2 ( 5 jam/hari x 47, 231 hari/musim x 2 musim/tahun ) = 944,620 jam/tahun

Komsumsi bahan bakar per jam ( F ) = 3,178 liter/jam Sehingga didapat : Ie = O . F

= 944,620 jam/tahun x 3, 178 liter/jam = 3002,002 liter/unit/tahun

2. Penggilingan Padi Besar

(61)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Jam operasi ( O ) = jam perhari x hari per musim x musim pertahun Jam operasi = 2 ( 5 jam/hari x 36,600 hari/musim x 2 musim/tahun ) = 732 jam/tahun

Komsumsi bahan bakar per jam ( F ) = 4,870 liter/jam Sehingga didapat : Ie = O . F

= 732 jam/tahun x 4,870 liter/jam = 3564,840 liter/unit/tahun 3. Penggilingan Padi Kecil

Berdasarkan metode lead, yaitu : Ie = O . F

Jam operasi ( O ) = jam perhari x hari per musim x musim pertahun Jam operasi = 2 ( 5 jam/hari x 49,104 hari/musim x 2 musim/tahun ) = 982,080 jam/tahun

Komsumsi bahan bakar per jam ( F ) = 2,922 Sehingga didapat : Ie = O . F

(62)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 7. Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Tahun 2000 - 2008

Jumlah Penggilingan Padi ( Unit ) Kebutuhan Bahan bakar ( liter/tahun) Tahun Penggillingan Penggilingan Penggillingan Penggilingan Total

Padi Besar Padi Kecil Padi Besar Padi Kecil

2000 4 44 14259,36 126264,07 140523,43

2001 4 46 14259,36 132003,35 146262,71

2002 5 50 17824,20 143481,90 161306,10

2003 6 57 21389,04 163569,37 184958,41

2004 6 57 21389,04 163569,37 184958,41

2005 8 62 28518,72 177917,56 206436,28

2006 10 64 35648,40 183656,83 219305,23

2007 11 67 39213,24 192265,75 231478,99

(63)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 8. Analisis Biaya Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar dan Kecil Tahun 2000 - 2008

Jumlah Penggilingan Padi ( Unit ) Biaya Bahan Bakar (Rp/Tahun) Tahun Penggillingan Penggilingan Penggilingan Penggilingan

Padi Besar Padi Kecil Padi Besar Padi Kecil

2000 4 44 61.315.248 263.655.566.400

2001 4 46 61.315.248 263.655.566.400

2002 5 50 76.644.060 329.569.458.000

2003 6 57 91.972.872 395.483.349.600

2004 6 57 91.972.872 395.483.349.600

2005 8 62 122.630.496 527.311.132.800

2006 10 64 153.288.120 659.138.916.000

2007 11 67 168.616.932 725.052.807.600

Gambar

Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan
Tabel 4. Data masukan untuk peramalan
Gambar 1. Grafik trend line jumlah penggilingan padi kecil tahun 2000-2007
Tabel 6. Uji kelayakan peramalan (tracking signal)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Buku Bernyanyilah Bagi Tuhan (BBT) yang berisi kumpulan nyanyian liturgi kaum muda kiranya sangat diterima oleh kaum muda. Hadirnya nyanyian-nyanyian liturgi dalam buku

interval yang sama, dimana angka 1 (satu) menyatakan sangat tidak setuju,. angka 2 (dua) menyatakan tidak setuju, angka 3 (tiga) menyatakan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt

Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi stasiun kerja yang paling kritis dengan menggunakan data frekuensi kecelakaan kerja masa lalu dan

Penelitian yang dilakukan oleh Nurjana (2016) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap Motivasi Wanita Usia Subur Untuk Pemeriksaan Tes Inspeksi

Realisasi belanja K/L s.d 31 Juli 2018 mencapai Rp375,93 triliun atau 44,36 persen dari pagu alokasi APBN 2018 (tumbuh 9,71 persen dari tahun 2017). Realisasi belanja K/L

Dari eksperimen sederhana pada tes penentuan posisi pada titik kontrol N0005 dan pengukuran detil planimetrik didapat dua hasil yang agak berbeda dimana pada tes

Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan sumbangan kerangka berpikir dalam bidang pengajaran di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan menulis argumentasi.. Selain itu,