• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Non-finansial Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan aspek yang memiliki prioritas utama dari suatu studi kelayakan proyek, hal ini dikarenakan banyak proyek yang mengalami kegagalan karena tidak memperhatikan pasar potensial dan pangsa pasar. Untuk memasarkan produknya, maka perusahaan harus dapat memastikan hal tersebut. 1. Potensi Pasar Kelapa Sawit di Riau.

Kelapa Sawit merupakan produk yang dapat diolah menjadi berbagai produk turunan. Salah satu produk yang dihasilkan oleh buah kelapa sawit adalah minyak, yaitu adalah CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). PT. TIS merupakan perusahaan yang menjual tandan buah segar (TBS) saja, TBS tersebut sampai saat ini telah dijual langsung kepada dua pabrik pengolah kelapa sawit yaitu PT. Sawit Asahan Indah dan PT. Bangun Tenera Riau.

Sampai dengan akhir tahun 2012, terdapat sekitar 146 pabrik kelapa sawit di Provinsi Riau. Hingga tahun 2011, kebutuhan bahan baku CPO untuk pabrik olahan masih belum terpenuhi. Produksi TBS di Riau pada tahun 2011 adalah 36 809 252 ton sedangkan 146 PKS di riau memiliki kapasitas sebanyak 6 254 perjamnya. Pabrik kelapa sawit pada umumnya mampu beroperasi 20 jam setiap harinya. Berarti, PKS di Riau mampu mengolah 45 654 200 ton TBS tiap tahunnya (Dinas Perkebunan Provinsi Riau 2011). Berarti, PKS masih mampu mengolah 8 844 948 ton setiap tahunnya. Hal ini dapat menjadi peluang bagi PT. TIS untuk memenuhi permintaan pasar.

Tabel 5 Permintaan kebutuhan bahan baku CPO oleh industri olahan Riau tahun 2011a Kabupaten/Kota Kapasitas PKS Unit Ton/jam Kampar 35 1 425 Rokan Hulu 22 984 Pelalawan 17 715 Indragiri Hulu 8 285 Kuantan Singingi 10 450 Bengkalis 8 350 Rokan Hilir 22 915 Dumai 1 60 Siak 15 685 Indragiri Hilir 8 385 Pekanbaru - - Kepulauan Meranti - - Total 146 6 254 a

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Riau, 2011

Potensi untuk ruang lingkup internasional dapat dilihat dari kebutuhan impor CPO tahun 2013 yang meningkat (GAPKI 2013). Bulan April sampai dengan Mei 2013, kebutuhan impor CPO negara India meningkat sebesar 8.17 persen, China sebesar 14.14 persen, dan Amerika sebesar 265.9 persen. Sementara untuk potensi domestik, angka produksi biodiesel domestik berbahan dasar CPO tahun 2013 diperkirakan akan meningkat 20 persen, dari 669 000 kiloliter menjadi 800 000 kiloliter (Tjakrawan 2013).

2. Rencana Pemasaran dan Pangsa Pasar

Target pasar yang dituju oleh PT. TIS adalah Pabrik Kelapa Sawit yang berada di Riau. PT. TIS belum ingin menjual hasil panennya keluar daerah Riau disebabkan hasil panen yang bersifat perishable sehingga harus cepat diolah. Selain itu, untuk menekan biaya pengangkutan yang biasanya ditanggung oleh pihak perkebunan. Tetapi, hingga saat ini PT. TIS baru mampu menyuplai bahan baku ke dua perusahaan yaitu PT. Sawit Asahan Indah yang berada di Desa Sungai Kuning Kecamatan Rambah Sarmo Kabupaten Rokan Hulu dan PT. Bangun Tenera Riau yang terletak di Desa Pantai Raja Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Riau yang memiliki jarak kurang lebih 25 kilometer dari kebun.

Pangsa pasar merupakan persentase dari penjualan perusahaan terhadap seluruh hasil penjualan dalam industri yang bersangkutan di daerah tertentu. Tahun 2012, PT. TIS mampu memproduksi TBS sebanyak 5 420 ton. Keseluruhan produksi di daerah Riau pada tahun 2012 adalah 5 840 880 ton. Kontribusi PT. TIS dalam produksi TBS di Riau adalah sebesar 0.092 persen. Persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

=0.092% Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan hal-hal teknis atau operasional. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu lokasi perkebunan, fasilitas pendukung serta teknologi yang digunakan untuk produksi, layout,dan proses produksi.

1. Lokasi Perkebunan

Perkebunan PT. Terang Inti Seraya terletak di tiga tempat, yaitu Desa Buluh Nipis (181.64 hektar), Ujung Batu Rokan (123.75 hektar), dan Tenayan (114.13 hektar) dengan total luas 419.52 ha yang sebagian besar tanahnya berjenis podsolik dan tanah liat berpasir. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan kedekatan dengan letak pasar yang dituju, supply tenaga kerja, dan infrastruktur yang mendukung fasilitas transportasi.

Usaha yang dijalankan oleh PT.TIS merupakan perdagangan hasil perkebunan. Pasar yang dituju oleh PT. TIS adalah pabrik kelapa sawit yang mengolah TBS, yaitu PT. Sawit Asahan Indah yang berada di Desa Sungai Kuning Kecamatan Rambah Sarmo Kabupaten Rokan Hulu dan PT. Bangun Tenera Riau yang terletak di Desa Pantai Raja Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Riau yang memiliki jarak kurang lebih 25 kilometer dari kebun. Lokasi perkebunan dekat dengan pasar jika dibandingkan dengan harus menjual ke pabrik yang lebih jauh lagi selain dari kedua pabrik tersebut. Jalan utama yang dilalui jika dilakukan pengangkutan ke pabrik tersebut adalah jalan aspal sehingga tidak memakan waktu dan biaya yang cukup banyak.

Tenaga kerja yang bekerja pada perkebunan PT. TIS berasal dari suku Nias, Jawa, dan Batak. Tenaga kerja tersebut masih memiliki hubungan darah dengan pemilik atau para staff di PT. TIS. Hal tersebut dikarenakan PT. TIS lebih mempercayai tenaga kerja yang memiliki hubungan darah tersebut dibandingkan harus mendatangkan tenaga kerja dari Riau tetapi tidak memiliki hubungan darah. Jumlah tenaga kerja panen adalah 27 orang, tenaga kerja perawatan adalah 65 orang, dan tenaga kerja umum adalah satu orang. Proses pengangkutan hasil kebun dari collection road menggunakan truk milik PT. TIS, sedangkan untuk kendaraan operasional direksi dan karyawan, PT. TIS memberikan fasilitas mobil dan motor. Infrastruktur dari jalan utama menuju perkebunan cukup baik karena jalan menggunakan pasir batu untuk menutupi tanah liat berpasir agar tanah tersebut tidak turun dan longsor. 2. Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh PT. TIS adalah:

a. Lahan Perkebunan

PT. TIS memiliki lahan seluas 419.52 hektar yang terletak di tiga daerah di Pekanbaru. Lahan perkebunan ini menjadi tempat operasional

untuk memproduksi buah dari pohon kelapa sawit. Lahan tersebut telah ditanami pohon kelapa sawit yang sudah termasuk ke dalam kategori tanaman menghasilkan. Jenis lahan yang dimiliki PT. TIS adalah kategori S-I yang berarti jenis lahan tersebut sangat cocok untuk ditanami tanaman kelapa sawit.

b. Kantor

PT. TIS memiliki tiga bangunan kantor. Pertama, terletak di Jl. Ronggowarsito Komplek Ronggo Town House Kavling 7, Pekanbaru. Kantor tersebut merupakan hasil sewa dari PT. TIS seluas 246 meter2. Kantor kedua dan ketiga terletak di perkebunan yaitu di Buluh Nipis dan Ujung Batu Rokan, masing-masing seluas 140 meter2 dan 180 meter2. Kedua kantor tersebut adalah milik PT. TIS sendiri. Bangunan kantor tersebut berfungsi sebagai tempat karyawan untuk melakukan pencatatan administrasi dari keseluruhan kegiatan produksi di perkebunan, seperti jumlah TBS yang akan dipanen dan dijual, pembelian peralatan untuk operasional, dan lain-lain.

c. Bengkel

Bengkel PT. TIS terletak pada masing-masing perkebunan. Bengkel ini berfungsi untuk memperbaiki kendaraan operasional, khususnya kendaraan pengangkut sawit (truk). Bengkel ini dibangun sebagai fasilitas agar perusahaan dapat menekan biaya perbaikan kendaraan mengingat kendaraan yang digunakan untuk mengangkut memiliki risiko dan potensi rusak yang sangat besar karena produk yang diangkut bermuatan besar dan jalan yang dilalui pun tidak semulus jalan aspal. d. Mess Karyawan

PT. TIS memiliki tiga mess karyawan yang berada pada masing-masing area perkebunan yang diperuntukan bagi karyawan PT.TIS yang pekerjaannya harus berada di kebun setiap harinya. Mess karyawan di kebun Buluh Nipis seluas 800 meter2, di kebun Ujung Batu Rokan seluas 648 meter2, dan di kebun Tenayan seluas 876 meter2. Mess karyawan tersebut ada yang terdiri dari rumah panggung, dan ada juga yang sudah menggunakan tembok.

e. Kendaraan

Kendaraan yang dimiliki PT. TIS memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tiga unit truk Toyota Dyna dan satu unit truk Mitsubishi PS 120 untuk mengangkut hasil panen menuju PKS yang akan membeli hasil panen, tiga unit mobil Taft Rocky dan lima unit Daihatsu Taft untuk keperluan kegiatan kantor, dua unit mobil Ford Everest untuk operasional direksi, serta enam unit motor untuk keperluan operasional karyawan.

f. Jalan

Jalan yang berada pada daerah perkebunan merupakan jalan yang dibuat dari pasir dan batu (sirtu) karena sifat tanah yang mudah turun, sehingga perusahaan berinisiatif menggunakan sirtu agar mudah perawatannya. Di dalam perkebunan sendiri, terdapat tiga jenis jalan yaitu, main road atau jalan utama yang sering dilalui untuk proses pengangkutan TBS ke truk, collection road yaitu jalan yang berfungsi sebagai sarana untuk mengangkut produksi TBS dari tempat pengumpulan hasil (TPH) dan dapat dilalui truk, jalan ini terdapat

diantara blok dan berhubungan dengn jalan utama. Terakhir adalah

control road, yaitu jalan yang terdapat di dalam setiap blok, berfungsi untuk memudahkan pengontrolan areal pada tiap blok dan sebagai batas pemisah antar blok tanaman. Panjang main road pada perkebunan adalah sepanjang 4 114 meter, collection road sepanjang 13 704 meter, dan control road sepanjang 2 387 meter. Rincian luasan main road,

collection road, dan control road dapat dilihat pada lampiran 2. g. Supply air dan listrik

Sumber listrik yang diperoleh berasal dari genset yang menggunakan bahan bakar minyak solar, sedangkan sumber air diperoleh dari pompa air. Genset yang dimiliki PT. TIS pada kantor di Pekanbaru sebanyak satu unit, di kebun buluh nipis sebanyak tiga unit, di kebun Ujung Batu Rokan sebanyak dua unit, dan di kebun Tenayan sebanyak dua unit. Mesin pompa air yang dimiliki PT. TIS pada kantor di Pekanbaru sebanyak satu unit, di kebun buluh nipis sebanyak dua unit, di kebun Ujung Batu Rokan sebanyak dua unit, dan di kebun Tenayan sebanyak dua unit.

Teknologi atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah:

a. Dodos (alat pemanen sawit untuk tanaman dengan ketinggian dibawah dua meter)

b. Pisau egrek (alat pemanen sawit untuk tanaman dengan ketinggian diatas dua meter)

c. Gancu (alat pengangkat TBS)

d. Batu asah (untuk mengasah mata pisau)

e. Kereta sorong (untuk mengangkut TBS dari pohon ke tempat pengumpulan hasil)

(a) (b)

(d) (e)

Gambar 5 Peralatan yang digunakan dalam proses produksi 3. Layout

Layout perkebunan PT. TIS dapat dilihat pada lampiran 1. Pohon kelapa sawit yang ditanam diberi jarak tanam 7.8 m x 9 m dan 9.2 m x 9.2 m agar sinar matahari dapat masuk dengan baik dan tanaman tidak berebut nutrisi.

Layout tersebut terdiri atas blok dan disertai dengan nomor blok agar memudahkan dalam pengontrolan serta pembagian tugas pemanenan dan perawatan. Layout perkebunan dapat dilihat pada lampiran 3.

4. Proses Produksi a. Pembibitan

Tanaman kelapa sawit yang berada di perkebunan Buluh Nipis dan Ujung Batu Rokan menggunakan DxP Marihat, sedangkan yang berada di Tenayan menggunakan DxP Topaz. Kebun di Tenayan memiliki pohon 143 perhektar, di Ujung Batu Rokan 118 pohon perhektar, dan di Buluh Nipis pohon 142 perhektar. Pembibitan tersebut dilakukan sebelum perusahaan membeli perkebunan, yaitu perkebunan di Buluh Nipis dengan tahun tanam 2002, perkebunan di Ujung Batu Rokan dengan tahun tanam 1998, dan perkebunan di Tenayan dengan tahun tanam 2008. Penanaman bibit yang dilakukan oleh PT. TIS ketika replanting yaitu pada tahun ke-13 dan ke-17 dengan cara membuat lubang agar tanaman kokoh. Setelah proses penanaman selesai, Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk NPK (Urea dan TSP) sebanyak tiga kali dalam setahun dengan dosis pada tabel berikut (tabel 5)

Tabel 6 Dosis pupuk NPK pada tanaman kelapa sawit usia 0-4 tahuna

No Bulan ke Jenis Dosis

1 1 Urea 0,5 2 2 Urea 0,75 3 4 TSP 0,75 4 8 Urea 0,75 5 12 Urea 0,75 6 16 TSP 0,75 7 20 Urea 0,75 8 24 Urea 0,75 9 28 TSP 1 10 32 Urea 1 11 36 Urea 1 12 40 TSP 1 aSumber: Sihombing M (2013)

b. Persiapan Lahan

Lahan perkebunan sewaktu perusahaan membeli sudah dalam keadaan bersih dan terawat. Hanya saja dibutuhkan perbaikan dan perawatan khusus untuk parit yang memisahkan lahan dengan main road. Parit tersebut berfungsi untuk mencegah genangan air ketika hujan karena genangan air tersebut dapat menyebabkan tanaman membusuk. Jumlah parit yang telah dibuat pada persiapan lahan adalah 10 288 meter. Jarak tanam tiap pohon di tiap kebun kelapa sawit berbeda-beda. Kebun Buluh Nipis dan Tenayan memiliki jarak tanam 7,8 meter x 9 meter, sedangkan kebun di Ujung Batu Rokan memiliki jarak tanam 9,2 meter x 9,2 meter. Jarak tanam tersebut menyebabkan satu hektar kebun dapat ditanami 118 sampai dengan 143 pohon. Penanaman pohon yang diberi jarak akan membuat sinar matahari dapat masuk dengan baik dan tanaman tidak berebut nutrisi. Untuk replanting, persiapan lahan dilakukan land clearing dengan cara penumbangan pohon.

c. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan yang dilakukan selama proses pemeliharaan tanaman adalah sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian HPT, piringan, pemotongan pelepah, dan pemanfaatan limbah.

i. Sensus Pokok

Sensus pokok berfungsi untuk mengetahui jumlah pohon di perkebunan. Tujuannya agar memudahkan mengukur dosis dalam proses pemberian pupuk dan obat-obatan. Selain itu, sensus pokok dapat mempermudah pekerja untuk mengetahui berapa pohon yang terkena penyakit atau mati. Sensus pokok dilakukan oleh mandor perawatan dan mandor panen.

ii. Penyulaman

Penyulaman adalah penggantian tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Penyulaman dilakukan dengan bibit baru yang telah dipersiapkan sebelumnya dari mulai penanaman sampai tanaman- tanaman sawit mencapai umur 3 tahun. Penyulaman biasanya hanya mencapai dua sampai 3 persen jika penanaman dilakukan dengan baik, pengelolaan lahan dan bibit yang baik pula.

iii. Pemupukan

Jenis pupuk yang umumnya digunakan adalah pupuk Urea, Rock Phosphate, MOP KCl dan Dolomite, tetapi pada perkebunan PT. TIS hanya menggunakan pupuk NPK yaitu Urea dan TSP. Dosis dan harga pupuk yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 4. iv. Pengendalian Gulma dan HPT

Pengendalian gulma juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen dan menghindari terjadinya persaingan antara tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya. Gulma yang ada di perkebunan ini adalah rumput liar yang tinggi. Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi rumput liar ini adalah dengan menyemprotkan herbisida berupa racun rumput (Herbisida) dan menebasnya dengan mesin pemotong rumput maupun parang.

Penyakit tanaman yang sering muncul pada perkebunan adalah busuk tandan yang disebabkan oleh cendawan Marasmius palmivorus sharples. Penyakit ini menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan serta membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan membakar tandan buah yang terserang. Obat herbisida yang digunakan adalah Roundup dengan dosis dua kali penyemprotan dalam satu tahun.

v. Piringan

Piringan adalah pembersihan gulma disekitar pohon yang umumnya memiliki jari-jari 1-2 meter. Piringan bertujuan untuk mengurangi kompetisi penyerapan unsur hara dengan tanaman kelapa sawit, terutama pada TBM yang perakarannya masih halus dan terkonsentrasi dalam piringan atau dekat batangnya. Selain itu juga dimaksudkan untuk mempermudah kontrol pemupukan, atau pengutipan brondolan di areal TM.

vi. Pemotongan Pelepah

Pemotongan pelepah atau pruning merupakan kegiatan pemotongan pelepah daun tua atau daun yang tidak produktif dengan tujuan menjaga standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Pada perkebunan ini, pemotongan dilakukan hingga sanggahan dua yang artinya pelepah disisakan dua buah dibawah buah agar dapat menyanggah berat buah.

vii. Pemanfaatan Limbah

Limbah pada perkebunan berbentuk sampah pelepah yang telah dipotong. Limbah tersebut diletakan pada gawangan. Gawangan adalah daerah yang memisahkan antara satu pohon dengan pohon lainnya dan biasanya berbentuk vertikal. Misalnya ada tiga pohon, maka jarak antara pohon A ke B merupakan gawangan yang tidak bisa dilewati, sementara antara pohon B ke pohon C bukan gawangan, yang artinya bisa dilewati para pekerja. Gawangan yang terdapat pada perkebunan ini adalah gawangan mati.

d. Pemanenan

Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah tiga tahun Umur tiga tahun tanaman dapat dipanen tetapi produksi belum maksimal. Pada perkebunan ini semua umur pohon diatas tiga tahun, masing-masing telah memasuki umur 4, 11, dan 14 tahun pada tahun 2012. Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan minyak maksimal, tetapi pemanenan buah kelewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas (ALB), sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak. Pemanenan pada PT. TIS dilakukan pada saat menjelang siang hari.

Pemanenan dilakukan dengan cara pemotongan pangkal tandan buah segar berjarak sekitar 2 centimeter dari ujung pangkal, lalu tandan dan

brondolan yang tercecer diletakkan dan dikumpulkan di piringan tanaman, selanjutnya dibawa ke tempat pengumpulan hasil menggunakan kereta sorong. Ciri tandan yang telah matang terdapat 10 brondolan yang jatuh dari tandan yang beratnya 10 kilogram. Tanaman yang matang dapat ditandai dengan brondolan yang jatuh sebanyak 10 butir apabila umur tanaman kurang dari 10 tahun. Tetapi jika umur tanaman lebih dari 10 tahun maka kematangan dapat ditandai dengan banyaknya brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir.

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen berkaitan dengan pengelolaan SDM yang dimiliki oleh perusahaan. Pelaksanaan pengelolaan tersebut perlu memperhatikan bagaimana struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan aspek hukum berkaitan dengan status perusahaan dengan melihat bagaimana badan hukumnya dan bagaimana kelengkapan dokumen untuk izin usahanya.

1. Kelengkapan dan Dokumen Izin Usaha

PT. Terang Inti Seraya merupakan usaha perkebunan kelapa sawit yang diresmikan pada tanggal 23 April 2012 oleh notaris Tito Utoyo, SH. PT. TIS memperoleh surat pengesahan kehakiman yang merupakan keputusan pengesahan menjadi bentuk perseroan dengan nomor daftar perseroan AHU 0042220.AH.01.09 tahun 2012. PT. TIS terdaftar dalam Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 026933242-211.000. Surat Izin Usaha Perdagangan Menengah (SIUP) yang dimiliki PT. TIS dikeluarkan pada tanggal 5 Oktober 2012 dengan nomor 2215/BPT 04.01/X/2012. Tanggal 5 Oktober 2012 PT. TIS juga memperoleh Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dengan nomor 040114606539. Perkebunan yang dimiliki PT. TIS sudah memiliki Hak Guna Usaha yang dikeluarkan pada tahun 2005. Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu tertentu kepada badan hukum untuk usaha di bidang pertanian. Kelengkapan dokumen dan perizinan tersebut menjadikan PT. TIS sebagai perusahaan dengan bentuk perseroan terbatas yang sah secara hukum, dengan kegiatan perdagangan hasil perkebunan. Salah satu dokumen penting yang perlu dimiliki perusahaan ini adalah SIUP. SIUP dapat diajukan dengan melengkapi dokumen Akta Pendirian Perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak, surat keterangan domisili, rekomendasi kesesuaian untuk IUP yang diterbitkan oleh gubernur, izin lokasi dari bupati atau walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi, rencana kerja pembangunan kebun, hasil AMDAL sesuai dengan peraturan yang berlaku, pernyataan perusahaan belum menguasai lahan melebihi batas maksimum, pernyataan kesanggupan memiliki sarana-prasarana dan sistem untuk melakukan pengendalian OPT, dan pernyataan kesediaan dan rencana kerja kemitraan. Dokumen tersebut dapat diserahkan kepada bupati atau walikota atau gubernur dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima, dan harus diberikan jawaban oleh pihak pemerintah apakah diterima, ditunda, atau ditolak.

2. Organisasi Perusahaan

Organisasi dalam perusahaan memegang peranan penting agar usaha dapat berjalan dengan baik. Perusahaan yang memiliki manajemen dengan baik umumnya memiliki data jumlah tenaga kerja, struktur organisasi, serta pembagian tugas yang jelas. Struktur organisasi pada PT. TIS terdiri dari komisaris, direktur, administrasi, agronomi, pimpinan kebun, pengawas, mandor panen, kerani, mandor perawatan, mekanik, driver atau operator, keamanan, tenaga kerja panen, tenaga kerja perawatan, tenaga kerja umum. Struktur organisasi PT. TIS dapat dilihat pada Gambar 5.

Deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan adalah: a) Komisaris

Bertugas dalam melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan atau nasihat kepada Direksi dalam mengelola perusahaan. Komisaris disini adalah pemilik perusahaan yaitu Ir. Zulkarnain.

Gambar 6 Struktur organisasi PT. Terang Inti Seraya

Komisaris

Direktur Direktur

Mekanik

Mandor Perawatan Kerani Mandor Panen

Driver/Operator Tenaga Kerja Umum

Pengawas

Pimpinan Kebun

b) Direktur

Memiliki wewenang penuh dalam pengambilan keputusan perusahaan yang telah disepakati bersama Dewan Komisaris sekaligus berperan sebagai penanggung jawab dalam seluruh kegiatan bisnis yang dijalankan.

c) Administrasi

Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, seperti pencatatan, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku. d) Pimpinan Kebun

Tugas pimpinan kebun adalah memimpin seluruh kegiatan kebun, mengontrol pelaksanaan kegiatan yang di lakukan oleh bawahannya, membuat rencana kerja, dan keuangan perusahaan.

e) Bagian Agronomi

Memiliki tugas membantu memberikan informasi kepada pengawas kebun mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknis perkebunan seperti dosis pupuk dan herbisida yang digunakan, bagaimana tingkat kematangan buah yang baik ketika dipanen, dan lain-lain.

f) Pengawas

Bertugas membantu pimpinan kebun dalam mengawasi mandor perawatan, mandor panen, dan kerani dalam bertugas.

g) Mandor Panen

Bertanggung jawab langsung kepada pekerja panen dan mengatur bagian kebun mana saja yang akan dipanen, serta melakukan sensus pokok.

h) Mandor Perawatan

Bertanggung jawab langsung kepada tenaga kerja perawatan dan membagi bagian mana saja yang akan dilakukan perawatan tanaman, serta melakukan sensus pokok.

i) Kerani

Bertugas sebagai pencatat hasil panen kebun. Kerani bekerja dengan cara

Dokumen terkait