• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Aspek Non Finansial

Analisis aspek non finansial terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek lingkungan dan aspek hukum. Aspek ini mengkaji kelayakan suatu usaha baik berkenaan proses pembangunan bisnis, pengoperasian maupun dukungan terhadap kemampuan usaha untuk berkembang. Akurasi hasil analisis terhadap kelayakan non finansial dijelaskan sebagai berikut.

Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Didefinisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain (Kotler, 2008). Pemasaran berhubungan dengan kegiatan untuk memperkirakan atau mengantisipasi kebutuhan dan berkaitan dengan kegiatan mengalirnya produk berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Suratman (2001) menyatakan bahwa analisis aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar dan peluang pasar, sedangkan aspek pemasaran berkaitan dengan bagaimana strategi pemasaran diterapkan oleh perusahaan dalam rangka untuk meraih market share

dan peluang pasar yang ada tersebut. Analisis aspek pasar pada PT ADI antara lain menganalisis jenis produk yang akan diproduksi, banyaknya produk yang

diminta oleh konsumen, serta menganalisis banyaknya produk yang ditawarkan oleh pesaing. Kemudian, analisis aspek pemasaran menganalisis cara atau strategi agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke konsumen dengan lebih efisien dibandingkan pesaing.

Potensi Pasar

Pergeseran pola konsumsi akibat peningkatan pendapatan masyarakat menyebabkan permintaan produk primer bergeser menjadi produk sekunder, di mana masyarakat saat ini menilai suatu produk tidak hanya dari sisi manfaat saja melainkan dari sisi estetikanya. Hal tersebut membuka peluang yang sangat besar bagi PT ADI untuk memasarkan bunga mawar potong miliknya. Pasar-pasar potensial yang dimiliki oleh PT ADI antara lain hotel-hotel bintang di Jakarta seperti Hotel Mulya, Hotel Four Seasons, Hotel Century Park, sekolah-sekolah perangkai bunga, florist dan beberapa konsumen tetap. PT ADI hanya dapat memenuhi permintaan konsumen yang berada di Jakarta, dan sampai saat ini PT ADI belum dapat memenuhi seluruh permintaan yang ada.

Menurut Bapak Fachrun selaku Kepala Kebun PT ADI, rata-rata permintaan bunga mawar potong di PT ADI mencapai 550 ikat per minggu, sedangkan PT ADI hanya mampu memenuhi kebutuhan bunga mawar potong sebanyak 430 ikat

per minggu. Kebutuhan konsumen tetap PT ADI sangat melebihi kapasitas produksi, oleh karena itu PT ADI mencari pasokan bunga mawar potong yang terdapat di luar perusahaan. Namun hal tersebut masih belum dapat memenuhi permintaan yang ada.

Strategi Pemasaran

Kegiatan pemasaran tak terlepas dari strategi pemasaran yang terdiri dari bauran produk, harga, distribusi dan promosi. Bauran pemasaran dapat diartikan sebagai serangkaian alat pemasaran strategis yang dapat dikendalikan oleh produk, harga, tempat distribusi dan promosi yang diselaraskan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran yang akan dituju.

Berikut merupakan bauran pemasaran yang terdapat di PT ADI dalam melakukan proses kegiatan pemasarannya.

a. Product (Produk)

PT ADI membudidayakan bunga mawar potong impor dan lokal dengan perbandinagn 51 persen untuk mawar lokal dan 41 persen untuk mawar impor. Semua produk bunga mawar potong yang dihasilkan PT ADI dapat terserap oleh pasar dengan baik. Hal ini dikarenakan produk bunga mawar potong PT ADI mempunyai kualitas yang baik. Adapun beberapa keunggulan produk bunga mawar potong PT ADI yaitu memiliki daya tahan produk yang kuat rata-rata enam hingga tujuh hari dalam suhu 160 – 180 C, kelopak bunga yang bersih dan tidak rontok walaupun telah layu. Selain itu, batang bunga yang besar dan memiliki daya tahan yang lama.

Hal tersebut merupakan keunggulan yang dimiliki PT ADI dibandingkan dengan produk mawar lainnnya yang berada di pasaran. Jenis tanaman bunga mawar potong yang paling banyak ditanam antara lain Grand Galla, Sexy Red, Black Magic, Ice Land, dan Brazil. Jenis bunga mawar potong tersebut paling banyak diminati oleh konsumen-konsumen yang dimiliki oleh PT ADI. Pada

Tabel 5 dapat dilihat jenis bunga mawar potong yang dibudidayakan oleh PT ADI.

Tabel5. Varietas mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013

No Varietas Mawar Potong Warna Kelopak Bunga

1 Grand Galla merah

2 Black Magic merah beludru

3 Milano merah fanta

4 Avalance putih

5 Leandra Renata peach

6 Brazil kuning

7 Tropical Amazone oranye

8 Ice Land putih tissue

9 Sexy Red merah terang

10 Bella Phyta kombinasi putih dan merah muda

11 Blasing Akito merah muda

12 Green Tea kombinasi Putih dan Hijau

13 Mohana kuning

14 Universe merah muda (lembut)

15 Cherry Brandy kombinasi merah dan oranye

16 Aquaria merah muda

17 Cool Water ungu

Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013

b. Price (harga)

PT ADI menetapkan harga premium dibanding dengan petani sekitar. Hal ini disebabkan, kualitas bunga yang dimiliki PT ADI lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Hasil produksi tersebut disebabkan karena adanya perawatan yang sangat intensif sehingga menghasilkan bunga-bunga kualitas terbaik. Biaya perawatan yang dikeluarkan cukup besar dan sangat mempengaruhi harga jual bunga-bunga mawar potong tersebut. Selain itu, PT ADI tidak mengikuti harga pasar yang fluktuatif. PT ADI menetapkan harga sesuai dengan perhitungannya sendiri dan cenderung konstan tiap bulannya, tidak fluktuatif mengikuti harga pasar bunga mawar potong. Sejak perusahaan berdiri, PT ADI baru mengalami empat kali peningkatan harga. Penetapan harga tersebut bertujuan agar seluruh konsumen PT ADI dapat melangsungkan kerja sama dalam waktu yang lama.

Harga jual yang ditetapkan oleh PT ADI berdasarkan panjang batang mawar potong, tidak berdasarkan varietas mawar. Hal ini sesuai dengan ketentuan Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO) dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Harga bunga PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013

No Grade Ukuran batang (cm) Harga (Rp/ikat*)

1 A 70 – 80 80 000,-

2 B 50 – 60 70 000,-

3 C 40 55 000,-

* Keterangan: 1 ikat = 20 tangkai

Sistem pembayaran yang dilakukan terdiri dari dua jenis yaitu cash dan sistem gantung. Pembayaran dengan sistem cash ditujukan untuk para pelanggan baru atau konsumen rumah tangga. Sistem gantung (dalam bentuk giro) atau pembayaran yang dilakukan satu bulan setelah pengiriman mawar potong, diberlakukan untuk para pelanggan lama yang melakukan pemesanan kontinyu serta telah memiliki hubungan baik dengan PT ADI seperti Hotel Mulia. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembayaran bagi pihak pelanggan sehingga, dapat tercipta kerja sama jangka panjang.

c. Promotion

Kegiatan promosi dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan produk kepada masyarakat dan membuat mereka tertarik untuk membeli produk. PT ADI tidak melakukan kegiatan promosi secara khusus. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT ADI adalah dengan cara membawa sample bunga potong yang dimiliki kepada kelompok-kelompok tertentu yang akan dimasuki sebagai pasar. d. Place (distribusi)

Daerah Cipanas, Kabupaten Cianjur merupakan lokasi kebun PT ADI adalah daerah dengan kondisi iklim yang mendukung bagi budidaya mawar potong. Keberadaan lokasi tidak jauh dari jalan utama dan memiliki akses transportasi yang baik, membuat perusahaan berada pada wilayah yang strategis. Sehingga, memudahkan perusahaan dalam melakukan hubungan bisnis, baik dengan pelanggan maupun pemasok.

PT ADI memasarkan produknya hanya untuk wilayah Jakarta. Hal tersebut dikarenakan Jakarta memiliki pasar yang potensial untuk memasarkan mawar potong mengingat daya beli dan gaya hidup masyarakatnya yang mendukung. Saluran pemasaran PT ADI relatif sederhana. Rantai pemasaran tesebut memberi keuntungan lebih bagi perusahaan, karena margin yang diperoleh cukup tinggi.

Berdasarkan Gambar 6, PT ADI memiliki lima saluran pemasaran. Pada saluran distribusi I, mawar potong PT ADI langsung disalurkan ke florist dan dekorator tanpa melalui pedagang perantara. Saluran distribusi II, produk disalurkan dari PT ADI langsung kepada pihak hotel, tanpa perantara distributor. Pada saluran distribusi III, produk disalurkan melalui distributor kemudian dipasarkan kembali pada florist atau dekorator, dan florist atau dekorator menjualnya kepada konsumen rumah tangga atau sekolah perangkai bunga. Pada saluran IV, PT ADI langsung mendistribusikan produknya kepada konsumen rumah tangga dan sekolah perangkai bunga. Saluran distribusi V, produk disalurkan melalui distributor yang akan dijual kembali kepada konsumen rumah tangga dan sekolah perangkai bunga.

Gambar 6. Saluran pemasaran PT Agro Dwipa Investindo

Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013

Distributor -- Florist Dekorator

Hotel

- Konsumen Rumah

Tangga

- Sekolah perangkai bunga

PT ADI

II

I

III

Keuntungan perusahaan akan semakin tinggi apabila rantai distribusi produknya semakin pendek. Namun, ada beberapa keuntungan apabila jalur distribusi produk melalui distributor, seperti perolehan informasi mengenai pasar potensial dan varietas baru yang diinginkan oleh konsumen. Para distributor biasanya membeli bunga dalam jumlah banyak dan kontinyu, kemudian dipasarkan kembali ke konsumen akhir.

Hasil Analisis Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis kelayakan pasar dan pemasaran dinyatakan layak berdasarkan indikator aspek penilaian yang sudah ditentukan yaitu kemampuan PT Agro Dwipa Investindo mencapai volume penjualan yang menguntungkan, kemampuan menghasilkan produk yang lebih baik dibandingkan pesaing, kemampuan menentukan harga yang lebih baik dibandingkan pesaing, kemampuan mendistribusikan produk yang lebih baik serta kemampuan mempromosikan produk yang lebih efektif dibandingkan pesaing maka analisis aspek pasar dan pemasaran dikatakan layak. Kemampuan menghasilkan bunga mawar potong yang lebih berkualitas seperti diameter bunga yang besar, kelopak bunga dan daun yang bersih serta batang yang panjang dan kokoh menjadi kekuatan utama PT ADI. Pendistribusian dan promosi tidak menjadi kendala karena PT ADI memiliki sarana transportasi yang memadai serta menggunakan jaringan kerja para pemilik perusahaan untuk mempromosikan produknya.

Aspek Teknis dan Teknologi Lokasi Usaha

Lokasi kegiatan usaha budidaya bunga mawar potong dilakukan di lokasi PT Agro Dwipa Investindo dengan memanfaatkan lahan yang tersedia akibat adanya angin besar yang menghancurkan kelima Greenhouse tradisional tersebut. Lokasi budidaya bunga mawar potong PT Agro Dwipa Investindo berada di Jalan Hanjawar Desa Palasari Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Hias Tahun 2009, syarat lokasi pembudidayaan bunga mawar potong antara lain; tanah dengan bahan organik yang cukup yang dapat diperoleh dengan pemupukan bahan organik yang cukup, penambahan pasir kali dan pengolahan tanah, drenase yang baik, tidak mengandung OPT, pH tanah sekitar 5.6 – 6.5. Tanaman mawar dapat tumbuh baik di dataran tinggi 900 – 1 400 m dpl. Suhu yang diperlukan minimum 160- 180C dan maksimum 280 – 300 C. Kelembaban 70 – 80 persen mendapat sinar matahari langsung dengan curah hujan berkisar 1 500 – 3 000 mm/tahun. Lokasi budidaya bunga mawar potong PT ADI memenuhi persyaratan kelayakan teknis produksi tersebut. Kondisi iklim di Cipanas, Kabupaten Cianjur memiliki suhu rata-rata tiap bulan 20o C dengan suhu terendah 17o C dengan suhu tertinggi 26o C,

kelembaban udara 78.5 persen, curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3 270 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Cipanas

berada di ketinggian 1 100 m dpl.

Kelayakan teknis usaha juga didukung dengan kemudahan akses terhadap sumber input produksi dan pasar output. Lokasi budidaya tidak jauh dari jalan raya Cipanas, sehingga akses untuk mendapatkan pasokan pupuk, obat-obatan dan pestisida dari Pasar Cipanas dan Pasar Cisarua terjamin. Akses jalan menuju Kota

Jakarta yang menjadi pasar pun sangat baik, sehingga pendistribusian bunga mawar potong tidak memiliki kendala.

Luas Produksi, Produktivitas dan Rencana Produksi

Setelah adanya angin besar yang menghancurkan sebagian besar greenhouse

yang dimiliki PT ADI, greenhouse yang masih dapat beroperasi hanya 2

greenhouse saja. Terdapat tiga pilihan skenario yang akan diperhitungkan untuk memulihkan kondisi perusahaan yakni skenario pertama dengan menggunakan greenhouse tradisional yang terbuat dari bambu dan plastik UV dengan umur investasi lima tahun, skenario kedua dengan menggunakan greenhouse modern yang terbuat dari kaca dan besi dengan umur investasi 15 tahun, serta skenario ketiga mengkombinasikan penggunaan kedua tipe greenhouse tersebut.

Greenhouse bambu untuk GH 2, GH 4 dan 5, sedangkan greenhouse modern untuk GH 6 dan 7. Penggunaan greenhouse modern pada skenario ketiga dikarenakan lokasi greenhouse yang berada dipinggir tebing sehingga memiliki tingkat resiko yang besar, dan membutuhkan greenhouse yang kuat dan kokoh.

Greenhouse yang akan dibangun dalam rangka pemulihan kembali kondisi PT Agro Dwipa Investindo sebanyak 5 greenhouse dengan luas yang berbeda- beda. Greenhouse 2 memiliki luas 700 m2 dan didalamnya terdapat 35 bedengan yang diisi dengan 5 825 tanaman yang teridiri dari tanaman bunga mawar potong jenis Grand Galla, Avalance, dan Cherry Brandy. Greeenhouse 4 memiliki luas bangunan 900 m2 dengan 26 bedengan dan jumlah tanaman sebanyak 7 514 yang terdiri dari Ice Land, Cherry Brandy, Tropical Amazone dan Green Tea.

Greenhouse 5 memiliki luas dan jumlah bedengan dan jumlah tanaman yang sama dengan greenhouse 4, jenis tanaman mawar yang ditanam adalah Bella Phyta, Mohana, dan Brazil. Greenhouse 6 memiliki luas bangunan yang paling besar, yaitu seluas 2 250 m2 dengan jumlah bedengan 80 buah dan 19 120 jumlah tanaman bunga mawar potong yang terdiri dari Sexy Red, Tropical Amazone, Cool Water, Aquaria, Milano, dan Green Tea. Greenhouse 7 memiliki luas bangunan 1 250 m2 dengan 44 bedengan dan 10 516 tanaman yang terdiri dari Leandra Renata, Avalance, Blasing Akito, Milano, dan Cool Water. Total tanaman mawar yang diperlukan 50 489 tanaman. Adanya tingkat kegagalan sebesar 10 persen, maka jumlah tanaman yang disiapkan sebanyak 55 538 tanaman.

Seluruh jenis bunga mawar potong yang dimiliki PT ADI memiliki produktivitas yang sama dan dapat berproduksi secara maksimal selama empat tahun, setelah empat tahun produkstivitas bunga mawar potong akan menurun dan harus mengganti tanamannya dengan yang baru. Menurut Pak Fachrun selaku kepala kebun PT Agro Dwipa Investindo, walaupun tanaman mawar impor yang ditanam di lokasi PT ADI, hasil panen bunga yang akan diperoleh akan seperti tanaman mawar lokal karena tanaman mawar impor akan menyesuaikan dengan cuaca dan iklim tempatnya bertumbuh.

Lay OutGreenhouse

Terdapat lima buah bangunan greenhouse yang akan dibangun dengan luasan berbeda-beda, antara lain GH 2 memiliki luas 700 m2, GH 4 dan GH 5 memiliki luas 900 m2, GH 6 memiliki luas 2 250 m2 dan GH 7 m2 memiliki luas 1 200 m2. Perbedaan luasan greenhouse terjadi karena PT ADI menyesuaikan bentuk greenhouse dengan bentuk tanah yang dimiliki, seperti pada panjang

bedeng greenhouse 2, terdapat perbedaan ukuran dan jumlah bedengan karena mengikuti kondisi tanah pada PT ADI.

Tabel 7. Jumlah bedengan dalam greenhouse pada PT Agro Dwipa Investindo 2013

Greenhouse Ukuran (m2) Ukuran bedengan

(m) Jumlah bedengan (buah) II  450 250  29 x 0.5  9.5 x 0.5  13  22 IV 900 29 x 0.5 26 V 900 29 x 0.5 26 VI 2 250 24 x 0.5 80 VII 1 250 24 x 0.5 44

Pada saat proses budidaya, PT ADI menggunakan teknologi budidaya semi hidroponik dengan kombinasi penggunaan media tanamnya yaitu tanah merah, pupuk kambing, dan sekam mentah. Di samping itu, PT ADI menerapkan penggunaan media dengan material batako (semen). Penggunaan jenis bedengan ini bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dalam menjaga sanitasi kebun, dan agar nutrisi yang diberikan dapat diserap secara optimal oleh tanaman.

Proses pengairan yang digunakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air dilakukan dengan menggunakan dua teknik yaitu teknik manual dan teknik irigasi tetes melalui selang drip. Selang drip dipasang di tengah-tengah jalur penanaman pada setiap bedengan. Sistem pengairan ini digunakan karena dapat meringankan pekerjaan karyawan, sehingga karyawan dapat melakukan kegiatan lain selam proses ini berlangsung. Biasanya dilakukan pada saat proses pemupukan dan penyiraman dilakukan secara bersamaan. Teknik manual dilakukan dengan cara menyemprotkan air melalui selang sprayer, biasanya dilakukan 3 – 4 hari sekali.

Gambar 7. Layout bedengan dalam greenhouse pada PT Agro Dwipa Investindo

Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013 Proses Produksi

Mawar merupakan jenis tanaman hias tahunan. Tanaman mawar akan produktif berbunga selama empat tahun. Oleh karena itu, dalam perencanaan pengembangan bisnis mawar potong ini hanya diperlukan tiga kali penanaman untuk masa usaha selama 15 tahun. Kegiatan-kegiatan budidaya bunga mawar potong yang dilakukan oleh PT ADI meliputi:

Keterangan Bedengan Pintu masuk Keran air

1) Persiapan lahan

Persiapan lahan merupakan salah satu aspek penting dalam memelihara bunga mawar. Tahap persiapan lahan meliputi kegiatan pembuatan bedengan dan persiapan media tanam.

a. Pembuatan Bedengan

PT ADI menggunakan sistem semi hidroponik dalam membudidayakan mawar potongnya yaitu mengkombinasikan sistem hidroponik yang menggunakan

polybag dengan teknologi pembudidayaan menggunakan bedengan di mana bedengan yang terbuat dari batako tersebut dilapisi oleh plastik polybag. Penggunaan plastik bertujuan agar unsur-unsur hara tidak menyebar kemana- mana sehingga tanaman mawar dapat tumbuh secara optimal. Sedangkan untuk bedengan terbuat dari batako dan semen bertujuan untuk mempermudah dalam menjaga sanitasi kebun.

Ukuran lebar bedengan yaitu 40 cm dengan kedalaman sekitar 50 cm. lalu pada jarak 5-10 cm dari dasar bedengan diberi lubang pada plastik dengan jarak antar lubang adalah satu meter. Hal ini dilakukan untuk memudahkan sirkulasi dalam media tanam sehingga pupuk, air ataupun nutrisi yang tidak terserap tanaman dapat mengalir ke luar dan tidak menimbulkan racun bagi tanaman mawar itu sendiri dan efek fisiologis lainnya.

b. Pembuatan media tanam

Media tanam yang dipakai dalam proses produksi yaitu tanah merah, pupuk kambing atau sapi dan sekam mentah dengan perbandingan 3 : 2 : 1. Media tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tanah merah berfungsi sebagai penguat atau pengikat tanaman agar tidak rebah. Pupuk kambing (pupuk organik) digunakan untuk menambah unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk kambing digunakan karena memiliki tingkat ketahanan dalam tanah lebih lama jika dibandingkan dengan pupuk hasil kotoran sapi dan ayam. Selain itu kandungan Nitrogen (N) di dalam pupuk kambing lebih tinggi dibandingkan pupuk lainnya. Sekam mentah digunakan sebagai porisitas di mana sekam mentah membentuk rongga-rongga yang diperlukan akar dalam melakukan pergerakan dalam menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam media, selain itu sekam mentah dapat menyerap air cukup tinggi sehingga media yang digunakan tetap gembur dan terjaga kelembabannya. Sekam mentah juga mengandung unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman.

Gambar 8. Bedengan dalam greenhouse PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013

Media tanam yang dicampur di luar greenhouse adalah sekam mentah dan pupuk organik sedangkan untuk tanah dicampur di dalam bedengan. Setelah media di dalam bedengan tercampur maka dilakukan penyiraman dengan air dan didiamkan selama 3-4 hari agar gas-gas yang dikeluarkan oleh pupuk kandang hilang. Kemudian diberi insektisida (Furadan) untuk mematikan mikroorganisme

pengganggu.

Seiring dengan waktu, media tanam akan turun sedikit demi sedikit maka pada saat itulah dilakukan penambahan media pupuk organik dan sekam mentah dengan perbandingan yang sama. Pergantian media tanam dapat dilakukan setiap empat tahun sekali pada saat pergantian tanaman baru.

Gambar 9. Pencampuran media tanam di PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013

Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013

2) Perbanyakan Vegetatif

Okulasi adalah teknik penggabungan dua macam tanaman berbeda varietas tetapi masih dalam satu familia, satu genus atau satu spesies untuk menjadi satu tanaman baru. Pada dasarnya penempelan atau okulasi dilakukan guna mempercepat pertumbuhan tanaman, mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat dan menurunkan sifat yang sama dari induk serta mendapatkan tanaman yang memiliki perakaran kuat (Lingga, 2008).

Pada awalnya, PT ADI selalu mendatangkan bibit asli siap tanam yang didatangkan langsung dari Belanda. Namun saat ini, PT ADI lebih memilih melakukan okulasi sendiri dengan tujuan mengefisiensikan biaya pengeluaran.

Kegiatan okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas dari batang tanaman mawar bibit asli (mata entres) ke batang rose pagar. Rose pagar yang dipilih adalah rose kampung (mawar liar) karena memiliki kadar air yang rendah dan tingkat kegagalannya lebih kecil. Setelah melakukan penempelan mata tunas lalu diikat dengan tali rapia atau tali plastik. Diusahakan batang dari rose pagar harus berasal dari batang yang cukup besar dan tua, serta memiliki perakaran yang kuat agar tunas yang tumbuh dari hasil okulasi dapat berkembang dengan baik.

Okulasi dapat dilakukan langsung di lahan yang akan ditanami yang biasa disebut bedengan atau dapat juga dilakukan di tempat pembibitan dengan menggunakan polybag. Okulasi langsung di lahan biasanya untuk mawar potong yang sudah memiliki lahan yang siap untuk ditanami. Sedangkan okulasi yang menggunakan polybag biasanya dilakukan untuk produksi bibit yang akan dijual atau bedengan tempat ditanamnya tanaman mawar belum siap.

Bibit hasil okulasi yang berumur 2 – 4 minggu perlu dikontrol setiap hari karena keberhasilan pertumbuhan untuk tunas baru hanya sekitar 80 – 90 persen. Jika mata tunas mati atau proses okulasi gagal maka dilakukan penempelan ulang dengan letak yang berbeda yaitu di bawah kanan atau kiri dari tempat okulasi semula. Batang tangkai daun rose pagar sebaiknya dipangkas agar pertumbuhan mata entres dapat berlangsung dengan cepat. Okulasi sebaiknya dilakukan pada saat cuaca tidak terlalu panas agar mata tunas yang baru ditempel tidak cepat

Dokumen terkait