Karakteristik Konsumen
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dengan karakteristik umum responden dilihat berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir atau yang sedang ditempuh, pekerjaan, pengeluaran keluarga per bulan dan jumlah anggota keluarga.
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa persentase perempuan yang berbelanja buah-buahan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 77 persen untuk perempuan dan 23 persen laki-laki. Umumnya perempuan yang berbelanja kebutuhan sehari-hari sehingga ada waktu khusus yang disediakan untuk berbelanja ke Yogya Bogor Junction. Hal ini disebabkan karena dalam sebuah rumah tangga yang memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan urusan konsumsi keluarga dan mengambil keputusan khususnya dalam pembelian buah segar adalah perempuan. Hasil ini sangat wajar mengingat bahwa kebiasaan perempuan lebih suka untuk berbelanja dan mencoba-coba dibandingkan laki-laki.
Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Persentase (%)
Laki-laki 23
Perempuan 77
Hasil dari wawancara kuesioner penelitan menunjukkan responden buah segar di Yogya Bogor Junction sebanyak 78 orang atau 78 persen respoden yang berstatus menikah yang didominasi oleh kalangan perempuan sebanyak 77 orang dan 23 orang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan perempuan yang telah menikah memiliki tanggung jawab untuk senantiasa menjaga dan memenuhi kebutuhan keluarganya, dan menyediakan waktu khusus untuk berbelanja kebutuhan konsumsi keluarga, salah satunya adalah buah-buahan karena buah-buahan merupakan pangan pelengkap menu makan keluarga yang memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Persentase karakteristik responden berdasarkan status pernikahan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan status pernikahan
Status Pernikahan Laki-laki Perempuan Persentase (%)
Menikah 16 62 78
Belum menikah 7 15 22
Jumlah 23 77 100
Hasil kuisioner penelitian menunjukkan sebaran usia responden buah segar di Yogya Bogor Junction didominasi oleh kalangan usia 25-35 tahun yaitu sebesar 40 persen menunjukan responden yang produktif dengan tingkat partisipasi kerja dan memiliki penghasilan yang juga ditunjang dengan adanya latar belakang pendidikan, kemudian dilanjutkan oleh responden yang berusia 36-50 tahun sebesar 33 persen, dan responden yang berusia 19-24 tahun sebanyak 19 persen. Kelompok usia terendah yaitu responden dengan usia 51-65 tahun yaitu sebesar 8 persen.
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan jumlah usia
Usia Persentase (%) 19-24 19 25-35 40 36-50 33 51-65 8 Jumlah 100
Berdasarkan hasil penelitian dari 100 responden diperoleh sebanyak 41 orang Akademi (Diploma), 37 orang Sarjana, 16 orang lulusan SMU, 5 orang Pasca Sarjana dan 1 orang tingakat lulusan SLTP. Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir konsumen buah segar sangat bervariasi. Hal ini meunjukkan bahwa buah segar di Yogya Bogor Junction merupakan produk yang diminati oleh konsumen dengan berbagai tingkat pendidikan terakhir. Terdapat 78 orang responden masing-masing untuk latar belakang pendidikan terakhir yaitu diploma dan sarjana menjadi konsumen buah segar di Yogya Bogor Junction . Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik sangat selektif dalam membeli suatu produk. Selain itu juga dengan semakin
tingginya tingkat pendidikan responden, maka kesadaran mengenai gizi dan kesehatan juga akan semakin meningkat. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan Terakhir Persentase (%)
SD SLTP 1 SMU 16 Diploma/akademi 41 Sarjana 37 Pasca sarjana 5 Jumlah 100
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 31 orang ibu rumah tangga, 26 orang bekerja sebagai pegawai swasta , 19 orang wiraswasta, 13 orang pegawai negeri, 5 orang lainnya dan 6 orang mahasiswa. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa ibu rumah tangga memiliki waktu luang relatif lebih banyak untuk berbelanja misalnya pada waktu pukul 10.00 s/d 15.00, dibandingkan dengan yang bekerja sebagai pegawai swasta maupun pegawai negeri. Persentase responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 responden berdasarkan jenis pekerjaan
Pekerjaan Persentase (%)
Mahasiswa 6
Pegawai negri 13
Pegawai swasta 26
Wiraswasta 19
Ibu rumah tangga 31
Lainnya 5
Jumlah 100
Pengeluaran konsumen setiap bulan merupakan karakteristik yang paling dominan karena besarnya pengeluaran merupakan representasi dari pemasukan yang diterima seseorang, jika semakin besar pemasukan maka semakin besar pula kepuasaan konsumen. Pengeluaran antara selang Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 yaitu sebesar 33 persen memiliki persentase tertinggi yang diikuti dengan pengeluaran yang lebih dari Rp 6.000.000 sebesar 28 persen. Rp 2.500.001-Rp 4.000.000 yaitu sebesar 24 persen dan pengeluaran dengan persentase terendah yaitu antara selang Rp 1.000.001- Rp 2.500.000 sebesar 15 persen. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9Responden berdasarkan Pengeluaran per Bulan
Pengeluaran per Bulan Persentase (%)
Kurang dari Rp 1.000.000 Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000 15 Rp 2.500.001 – Rp 4.000.000 24 Rp 4.000.001 – Rp 6.000.000 33 Lebih dari Rp 6.000.000 28 Jumlah 100
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa segmen pasar dari buah segar di Yogya Bogor Junction adalah kalangan menengah ke atas. Hal ini merupakan peluang bagi Yogya Bogor Junction untuk meningkatkan penjualan buah segar. Yogya Bogor Junction dapat meminta supplier untuk mengirim produk buah segar yang berkualitas baik, yang lebih beragam, dan ketersediaan yang berkelanjutan agar konsumen tertarik untuk terus membeli buah impor segar di Yogya Bogor Junction.
Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4-6 orang yaitu sebesar 51 persen. Konsumen yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 1-3 orang yaitu sebesar 42 persen, dan jumlah konsumen yang memiliki jumlah anggota keluarga tujuh orang yaitu sebanyak tujuh orang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui banyaknya jumlah anggota dalam keluarga mempengaruhi keuangan seseorang, sehingga dalam melakukan pembelian juga didasarkan pada kemampuan keuangannya.
Tabel 10Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga Persentase (%)
1-3 orang 42
4-6 orang 51
7 orang 7
Jumlah 100
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Yogya Bogor Junction dalam Pembelian Buah Segar
Faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian buah segar dianalisis menggunakan analisis faktor. Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan komputer Microsoft Exel dan software SPSS versi 15,00.
Analisis Faktor pada Buah Lokal
Langkah pertama dari Analisis Faktor adalah melakukan uji kelayakan terhadap variabel asal dengan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Apabila nilai indeks tertinggi (berkisar antara 0,5 – 1,0), maka analisis faktor layak untuk dilakukan. Berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh angka KMO sebesar 0,899 dan signifikasi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut karena analisis faktor dikatakan layak untuk dilakukan bila nilai KMO berada antara 0,5 hingga 1,0 dan signifikasi yang lebih kecil dari nilai α (0,000<0,5) ( Lampiran 4).
Tabel 11 menunjukkan nilai MSA dari tujuh belas variabel. Dalam perhitungan tabel Anti-Image Matrices pada bagian Anti-Image correlation tidak
ditemukan peubah yang memiliki nilai MSA (angka korelasi yang bertanda “a”)
di bawah 0,5 (Lampiran 4). Dengan demikian tidak ada variabel yang akan dibuang dan variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut, sehingga tidak diperlukan lagi pengujian ulang untuk analisis faktor tersebut.
Tabel 11 Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dari 17 variabel buah lokal
Variabel Nilai MSA
Kepercayaan dan adat istiadat 0,947
Pekerjaan dan pendidikan 0,936
Harga buah lokal 0,835
Lingkungan 0,886
Waktu 0,963
Aroma ruangan 0,924
Keinginan dan kebutuhan 0,823
Tingkat pendapatan 0,888
Telah menenal dan pilihan 0,927
Life style 0,904
Kualitas buah lokal 0,831
Warna buah lokal 0,905
Bentuk buah lokal 0,940
Kesegaran buah lokal 0,889
Keragaman buah lokal 0,912
Kebersihan buah lokal 0,928
Kebersihan rak display 0,860
Langkah selanjutnya yaitu melakukan ekstraksi kesimpulan variabel atau peubah yang ada, sehingga akan terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan dalam proses ini adalah Principal Component Analysis. Setelah proses ekstraksi dilakukan, maka akan diperoleh nilai communalities (Lampiran 3). Pada Tabel 12dapat dilihat urutan nilai communality masing-masing variabel.
Tabel 12 Nilai variabel yang paling dipertimbangkan oleh konsumen berdasarkan urutan pada buah lokal
Variabel Nilai Communality Buah Lokal
Kualitas buah lokal 0,917
Tingkat pendapatan 0,909
Pekerjaan dan pendidikan 0,895
Kesegaran buah lokal 0,894
Warna buah lokal 0,892
Lingkungan 0,875
Keragaman buah lokal 0,870
Telah mengenal dan pilihan 0,868
Life style 0,866
Harga buah lokal 0,834
Bentuk buah lokal 0,824
Aroma ruangan 0,785
Waktu 0,783
Kepercayaan dan adat istiadat 0,774
Keinginan dan kebutuhan 0,749
Kebersihan buah lokal 0,745
Kebersihan rak display 0,697
Variabel kualitas buah memiliki angka communalities sebesar 0,917. Hal ini berarti bahwa sekitar 91,7 persen keragaman variabel kualitas buah dapat dijelaskan oleh komponen-komponen faktor yang terbentuk. Demikian pula untuk variabel tingkat pendapatan memiliki angka communalities sebesar 0,909. Hal ini berarti bahwa sekitar 90,9 persen keragaman variabel tingkat pendapatan dapat dijelaskan oleh komponen-komponen faktor yang terbentuk. Kualitas buah merupakan variabel yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli buah Lokal karena konsumen menyukai buah Lokal segar yang berkualitas. Tingkat pendapatan merupakan variabel kedua yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian buah lokal. Tabel 12 menunjukkan nilai communalities dari tujuh belas variabel berdasarkan urutan. Semakin besar nilai communalities suatu variabel, maka semakin erat hubungannya dengan komponen-komponen utama yang terbentuk. Dengan demikian, pertimbangan responden terhadap variabel kualitas buah sangat dipengaruhi terhadap enam belas responden lainnya dalam memutuskan pembelian buah Lokal segar.
Pengolahan data terhadap tujuh belas variabel asal buah lokal dengan menggunakan analisis faktor metode ekstraksi komponen utama (Principal Component), menghasilkan dua komponen utama. Hasil analisis tersebut disajikan pada table Total Variance Explained (Lampiran 3) yang telah sesuai dengan ketentuan, bahwa suatu komponen faktor yang optimal harus memiliki angka eigenvalues diatas satu. Kedua komponen utama tersebut mampu menerangkan keragaman data sebesar 83,4 persen. Pengelompokan variabel asal kedalam komponen utama dilihat dari nilai loading atau nilai korelasi yang dipilih berdasarkan angka mutlak terbesar. Komponen-komponen faktor yang terbentuk pada tahap ini masih berpengaruh erat satu sama lain sehingga dilakukan proses
rotasi (Rotated Component Matrix). Komponen utama yang dipertimbangkan dalam proses keputusan pembelian buah segar lokal dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Komponen utama yang dipertimbangkan dalam proses keputusan
pembelian buah-buahan segar lokal
Faktor Komponen Eigenvalues Variance (%) Variable Asal Nilai Loading Komponen utama I 12.680 74.586 Pekerjaan pendidikan 0.750 Harga 0.723 Lingkungan 0.894 Waktu 0.714 Aroma ruangan 0.791 Keinginan kebutuhan 0.686 Tingkat pendapatan 0.763 Life style 0.755 Berkualitas 0.938 Bentuk 0.647 Kesegaran 0.912 Komponen utama II 1.498 8.814 Kepercayaan 0.691 Mengenal 0.840 Warna 0.866 Keragaman 0.898 Kebersihan buah 0.734 Kebersihan rak 0.813 1) Faktor Pertama
Faktor komponen utama yang paling dipertimbangkan dalam pembelian buah-buahan segar lokal di Yogya Bogor Junction didukung oleh variabel-variabel seperti kualitas buah, kesegaran buah, lingkungan, aroma ruangan, tingkat pendapatan, life style, pekerjaan dan pendidikan, harga, waktu, bentuk buah dan keinginan. Faktor ini memiliki eigenvalues terbesar yaitu sebesar 12,680 diantara faktor yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor ini merupakan faktor yang paling dipentingkan serta mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian buah lokal segar. Faktor ini dapat menerangkan keragaman data sebesar 74,586 persen.
2) Faktor Kedua
Faktor komponen utama kedua dapat menjelaskan keragaman tujuh belas variabel sebesar 8,814 persen dengan eigenvalues sebesar 1,498. Faktor ini mencangkup enam variabel yang merupakan faktor pendukung yaitu keragaman buah, warna buah, telah mengenal buah yang merupakan pilihan, kebersihan rak display buah, kebersihan buah dan kepercayaan.
Analisis Faktor pada Buah Impor
Langkah pertama dari Analisis Faktor adalah melakukan uji kelayakan terhadap variabel asal dengan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Apabila nilai indeks tertinggi (berkisar antara 0,5 – 1,0), maka analisis faktor layak untuk dilakukan. Berdasarkan hasil uji tersebut diperoleh angka KMO sebesar 0,893 dan signifikasi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut karena analisis faktor dikatakan layak untuk dilakukan bila nilai KMO berada antara 0,5
hingga 1,0 dan signifikasi yang lebih kecil dari nilai α (0,000<0,5) (Lampiran 4). Tabel 14 menunjukkan nilai MSA dari tujuh belas variabel. Dalam perhitungan tabel Anti-Image Matrices pada bagian Anti-Image correlation tidak ditemukan peubah yang memiliki nilai MSA (angka korelasi yang bertanda “a”)
di bawah 0,5 (Lampiran 4). Dengan demikian tidak ada variabel yang akan dibuang dan variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut, sehingga tidak diperlukan lagi pengujian ulang untuk analisis faktor tersebut.
Tabel 14 Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dari 17 variabel buah Impor
Variabel Nilai MSA
Kepercayaan dan adat istiadat 0,906
Pekerjaan dan pendidikan 0,883
Harga buah lokal 0,934
Lingkungan 0,903
Waktu 0,955
Aroma ruangan 0,902
Keinginan dan kebutuhan 0,958
Tingkat pendapatan 0,822
Telah menenal dan pilihan 0,928
Life style 0,939
Kualitas buah lokal 0,824
Warna buah lokal 0,852
Bentuk buah lokal 0,855
Kesegaran buah lokal 0,933
Keragaman buah lokal 0,848
Kebersihan buah lokal 0,872
Kebersihan rak display 0,929
Langkah selanjutnya yaitu melakukan ekstraksi kesimpulan variabel atau peubah yang ada, sehingga akan terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan dalam proses ini adalah Principal Component Analysis. Setelah proses ekstraksi dilakukan, maka akan diperoleh nilai communalities (Lampiran 4). Pada Tabel 15dapat dilihat urutan nilai communality masing-masing variabel.
Tabel 15 Nilai variabel yang paling dipertimbangkan oleh konsumen berdasarkan urutan pada buah impor
Variabel Nilai Communality Buah Lokal
Keragaman buah impor 0,918
Kualitas buah impor 0,904
Telah mengenal dan pilihan 0,900
Kebersihan buah impor 0,898
Lingkungan 0,887
Pekerjaan dan pendidikan 0,884
Kesegaran buah impor 0,871
Harga buah impor 0,867
Life style 0,843
Tingkat pendapatan 0,823
Keinginan dan kebutuhan 0,821
Bentuk buah impor 0,793
Kebersihan rak display Waktu 0,784
Warna buah impor 0,773
Kepercayaan dan adat istiadat 0,718
Aroma ruangan 0,676
Harga 0,667
Variabel keragaman buah memiliki angka communalities sebesar 0,918. Hal ini berarti bahwa sekitar 91,8 persen keragaman variabel keragaman buah dapat dijelaskan oleh komponen-komponen faktor yang terbentuk. Demikian pula untuk variabel kualitas buah memiliki angka communalities sebesar 0,904. Hal ini berarti bahwa sekitar 90,4 persen keragaman variabel kualitas buah dapat dijelaskan oleh komponen-komponen faktor yang terbentuk. Keragaman buah merupakan variabel yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli buah impor karena dengan beragam atau lebih banyaknya jenis buah impor akan memudahkan konsumen untuk membeli buah-buahan tersebut.. Kualitas buah merupakan variabel kedua yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian buah impor. Tabel 15 menunjukkan nilai communalities dari tujuh belas variabel berdasarkan urutan. Semakin besar nilai communalities suatu variabel, maka semakin erat hubungannya dengan komponen-komponen utama yang terbentuk. Dengan demikian, pertimbangan responden terhadap keragaman buah sangat dipengaruhi terhadap enam belas responden lainnya dalam memutuskan pembelian buah impor segar.
Pengolahan data terhadap tujuh belas variabel asal buah impor dengan menggunakan analisis faktor metode ekstraksi komponen utama (Principal Component), menghasilkan dua komponen utama. Hasil analisis tersebut disajikan pada table Total Variance Explained ( Lampiran 5) yang telah sesuai dengan ketentuan, bahwa suatu komponen faktor yang optimal harus memiliki angka eigenvalues diatas satu. Kedua komponen utama tersebut mampu menerangkan keragaman data sebesar 82,962 persen. Pengelompokan variabel asal kedalam komponen utama dilihat dari nilai loading atau nilai korelasi yang dipilih berdasarkan angka mutlak terbesar. Komponen-komponen faktor yang terbentuk pada tahap ini masih berpengaruh erat satu sama lain sehingga dilakukan proses
rotasi (Rotated Component Matrix). Komponen utama yang dipertimbangkan dalam proses keputusan pembelian buah segar impor dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Komponen utama yang dipertimbangkan dalam proses keputusan
pembelian buah-buahan segar impor Faktor Komponen Eigenvalues Variance % Variable Asal Nilai Loading Komponen utama I 12.605 74.148 Lingkungan 0.784 Waktu 0.865 Keragaman 0.653 Keinginan kebutuhan 0.775 Tingkat pendapatan 0.693 Berkualitas 0.913 Warna 0.651 Bentuk 0.717 Kesegaran 0.916 Komponen utama II 1.422 8.814 Kepercayaan 0.729 Pekerjaan pendidikan 0.695 Harga 0.584 Mengenal 0.919 Life style 0.654 Aroma ruangan 0.900 Kebersihan buah 0.868 Kebersihan rak 0.826 1) Faktor Pertama
Faktor komponen utama pertama didukung oleh variabel-variabel kesegaran buah, kualitas buah, waktu yang disediakan, lingkungan, keinginan dan kebutuhan, bentuk buah, tingkat pendapatan, keragaman buah dan warna buah. Faktor ini memiliki eigenvalues terbesar dibandingkan yang lain yaitu 12,605, sehingga dapat disimpulkan faktor ini merupakan faktor yang paling mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian buah impor segar. Faktor ini dapat menerangkan keragaman data sebesar 74,147 persen. Semakin besar eigenvalues yang diperoleh maka komponen tersebut yang paling dipertimbangkan dibandingkan dengan faktor lain.
3) Faktor Kedua
Faktor komponen utama kedua dapat menjelaskan keragaman tujuh belas variabel sebesar 8,814 persen dengan eigenvalues sebesar 1,422. Faktor ini mencangkup delapan variabel yang merupakan faktor pendukung yaitu telah mengenal buah tersebut dan merupakan pilihan, aroma ruangan, kebersihan buah, kebersihan rak display buah, kepercayaan, pekerjaan, life style dan harga buah.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen dalam membeli buah segar melibatkan sebuah proses yang dinamakan proses keputusan pembelian. Proses pembelian terjadi karena adanya tahap-tahap yang harus dilalui oleh konsumen sebelum konsumen tersebut mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Tahap-tahapan dari proses keputusan pembelian buah segar yaitu, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, proses keputusan pembelian buah impor segar dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.
Pengenalan kebutuhan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa responden lebih memilih buah-buahan impor sebanyak 62 persen daripada buah-buahan lokal yaitu 38 persen. Hal ini dikarenakan ketersediaan buah impor di Yogya Bogor Junction lebih banyak dan beragam sehingga konsumen bebas memilih buah yang diinginkan, selain itu ada sekelompok konsumen yang mempertimbangkan faktor warna buah, bentuk buah dan kesegaran buah dalam memutuskan pembelian buah impor segar. Sebaran responden berdasarkan jenis buah yang dibeli dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Sebaran responden berdasarkan jenis buah yang lebih sering dibeli di yogya bogor junction
Jenis Buah Persentase (%)
Buah Lokal 38
Buah Impor 62
Jumlah 100
Ada berbagai alasan responden memilih buah lokal. Hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh pada penelitian yang telah dilakukan seperti faktor harga. Responden lebih banyak memilih buah lokal dikarenakan harga buah lokal lebih murah sebanyak 42 persen. Selain itu, ada berbagai alasan lainnya berdasarkan pribadi masing-masing responden sebanyak 21 persen. Selain itu sebanyak 16 persen mengatakan karena tidak suka buah impor. Keputusan memilih buah lokal juga dipengaruhi oleh ketersediaan yang lebih banyak dan beragam dengan jumlah responden sebanyak 13 persen. Penampilan/kemasan menarik juga mempengaruhi keputusan responden dalam memilih buah lokal sebanyak 3 persen.
Tabel 18 Sebaran responden berdasarkan alasan memilih buah lokal
Alasan Memilih Buah Lokal Persentase (%)
Buah Lokal lebih murah 42
Ketersediaan buah lokal lebih banyak dan beragam 13
Penampilan/kemasan menarik 8
Tidak suka buah impor 16
Lainnya, sebutkan 21
Jumlah 100
Banyak alasan responden memilih buah impor dibandingkan buah lokal. Alasan utama responden memilih buah impor adalah karena ketersediaan yang lebih banyak dan beragam dengan jumlah responden sebanyak 66 persen. Buah impor juga memiliki penampilan/kemasan yang menarik sehingga mempengaruhi 19 persen responden untuk membeli. Selain itu, harga buah impor yang lebih murah dipilih 7 persen responden sebagai alasan. Alasan karena adanya Gengsi/gaya hidup memiliki 5 persen responden dan 3 persen responden memiliki alasan lainnya.
Tabel 19 Sebaran responden berdasarkan alasan memilih buah impor
Alasan Memilih Buah Impor Persentase (%)
Buah Impor lebih murah 7
Ketersediaan buah impor lebih banyak dan beragam 66
Penampilan/kemasan menarik 19
Gengsi/gaya hidup 5
Lainnya, sebutkan 3
Jumlah 100
Berdasarkan manfaat yang diinginkan, sebanyak 74 persen responden mengkonsumsi buah segar untuk menunjang kesehatan. Buah segar juga dijadikan pelengkap menu makan keluarga dengan jumlah responden 18 persen. Responden juga mengkonsumsi buah segar untuk pemicu selera makan dengan jumlah responden 5 persen. Alasan lainnya dipilih 3 persen responden dalam mengkonsumsi buah segar. Sebaran responden berdasarkan manfaat yang diinginkan dengan mengonsumsi buah segar secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Sebaran responden berdasarkan manfaat yang diinginkan dengan mengonsumsi buah segar
Manfaat yang Diinginkan Persentase (%)
Menunjang untuk kesehatan 74
Sebagai pemicu selera makan 5
Pelengkap menu makan keluarga 18
Lainnya, sebutkan 3
Jumlah 100
Pada Tabel 20 menunjukkan berbagai manfaat buah-buahan segar yang dicari oleh responden. Responden yang mengkonsumsi buah-buahan segar sebagian besar mencari manfaat untuk menunjang kesehatan tubuh yang mana juga merupakan faktor kualitas buah. Hal ini dikarenakan responden buah segar di Yogya Bogor Junction adalah kalangan muda dan dewasa dengan usia produktif yang telah menikah dan memiliki keluarga. Karakteristik konsumen ini akan mempengaruhi responden dalam menentukan manfaat yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu produk, Dalam penelitian ini adalah mempertimbangkan kesehatan yang dapat diberikan oleh buah segar.
Pencarian Informasi
Para responden mendapatkan informasi ketersediaan buah segar di Yogya Bogor Junction dari berbagai sumber. Sebagian besar mengetahui informasi sendiri dengan jumlah reponden 43 persen. Teman juga memiliki kontribusi sebanyak 25 persen dalam memberikan informasi buah segar di Yogya Bogor Junction. Adanya informasi di media cetak juga mempengaruhi 11 persen responden dalam membeli buah segar di tempat ini. Toko/pedagang juga memiliki 5 persen responden dalam mendapatkan informasi. Untuk lebih jelas bias dilihat di Table 21
Tabel 21 Sebaran Responden berdasarkan informasi tentang buah segar di yogya bogor junction
Informasi Buah Segar di Yogya Bogor Junction Persentase (%)