Pendapatan Nelayan
Penelitian ini mengkaji pendapatan nelayan alat tangkap purse seine dan payang yang menjual hasil tangkapan di TPI dan di luar TPI.
Alat tangkap Purse Seine
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal pembantu (Nedelec 2000).
Menurut Subani dan Barus (1989), purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut. Oleh karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap purse seine adalah jenis-jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru, kembung, sardinella, tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine dikarenakan gerombolan ikan tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakan ke samping maupun ke arah dalam.
Alat tangkap purse seine adalah alat tangkap yang dominan beroperasi di PPP Lampasing Lampung. Alat tangkap purse seine yang dioperasikan di PPP Lampasing Lampung berukuran antara 9 GT oleh nelayan dengan jumlah ABK 10 orang, yang sebagian besar nelayannya adalah nelayan pendatang dari luar daerah Lampung. Sebagian besar nelayan yang mengoperasikan purse seine adalah nelayan buruh yang berpendidikan SD yang bekerja kepada pemilik kapal.
Berdasarkan data statistik perikanan tangkap Kabupaten/Kota Bandar Lampung Tahun 2005-2010, hasil tangkapan alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap terbanyak ke-7 dari 27 unit penangkapan yang ada di PPP Lampasing Lampung. Rata-rata hasil tangkapan nelayan purse seine berkisar antara 400-500 kg dalam sekali trip. Hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine di PPP Lampasing Lampung adalah ikan kembung, cumi-cumi, ikan tenggiri, ikan gentongan dan ikan
tongkol. Hasil tangkapan ini diakumulasikan sebagai hasil tangkapan utama sedangkan hasil tangkapan lain yang tidak bernilai ekonomis penting tidak di hitung sebagai hasil tangkapan karena tidak terdata oleh juru catat lelang yang ada di PPP Lampasing Lampung. Produksi perikanan tangkap unit penangkapan ikan purse seine di PPP Lampasing Lampung berdasarkan statistik perikanan tangkap Kabupaten/Kota Bandar Lampung dapat di lihat pada Tabel 3 (Lampiran 4).
Gambar 3 Kapal Purse seine yang sedang bersandar di PPP Lampasing Lampung
Tabel 4 Hasil tangkapan nelayan purse seine yag menjual hasil tangkapan di dalam TPI per trip
Jenis ikan Kapal A (Kg) Kapal B (Kg) Kapal C (Kg) Kapal D (Kg) Kapal E (kg) Rata-Rata (Kg) Kembung 100 100 130 90 130 110 Cumi-cumi 25 25 30 27 30 27 Tenggiri 80 80 100 100 85 89 Gentongan 100 100 125 120 125 114 Tongkol 50 50 50 50 60 52
Sumber : Data primer diolah kembali (data per trip penangkapan purse seine di PPP Lampasing). Hasil tangkapan yang di daratkan oleh nelayan purse seine terjadi pada waktu dini hari sampai pagi hari. Hal ini berseberangan dengan waktu terjadinya aktivitas pelelangan di PPP Lampasing Lampung, sehingga mengakibatkan sebagian nelayan menjual hasil tangkapannya di luar TPI disebabkan lamanya waktu pelelangan. Kondisi ini kemudian menjadikan pendapatan nelayan purse seine yang berbeda antara nelayan yang menjual hasil tangkapan didalam TPI dan di luar TPI.
Berdasarkan studi literatur, aktivitas pelelangan diupayakan untuk menciptakan suatu harga yang wajar baik bagi nelayan maupun pembeli. Adanya persaingan harga sehingga bisa menguntungkan bagi nelayan. Harga ikan dari hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di TPI dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Harga dari setiap jenis ikan hasil tangkapan alat tangkap purse seine yang di jual di TPI Jenis ikan Kapal A (Rp/Kg) Kapal B (Rp/Kg) Kapal C (Rp/Kg) Kapal D (Rp/Kg) Kapal E (Rp/Kg) Rata-rata (Rp/kg) kembung 20.000,00 14.000,00 20.000,00 16.000,00 20.000,00 18.000,00 Cumi-cumi 31.000,00 31.000,00 30.000,00 32.000,00 32.000,00 31.200,00 Tenggiri 35.000,00 35.000,00 45.000,00 35.000,00 35.000,00 37.000,00 Gentongan 16.000,00 20.000,00 18.000,00 20.000,00 20.000,00 18.800,00 Tongkol 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 Sumber : Data primer diolah kembali (data per trip penangkapan purse seine di PPP Lampasing).
Berdasarkan Tabel 4 dan 5 didapatkan total penerimaan kotor per trip alat tangkap purse seine yang menjual hasil tangkapan di dalam TPI adalah sebesar Rp9.571.080,00 dengan perhitungan seperti yang di jelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6 Total penerimaan kotor hasil tangkapan purse seine yang menjual di dalam TPI
Jenis ikan
Rata-rata hasil tangkapan (Kg)
Rata-rata
harga ikan (Rp) Pendapatan kotor (Rp) kembung 110 18.000,00 1.980.000,00
Cumi-cumi 27 31.200,00 854.880,00
Tenggiri 89 37.000,00 3.293.000,00 Gentongan 114 18.800,00 2.143.200,00 Tongkol 52 25.000,00 1.300.000,00 Jumlah total penerimaan 9.571.080,00 Sumber : Data primer diolah kembali.
Tempat pelelangan ikan adalah tempat yang secara khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pelelangan. Aktivitas pelelangan ikan berdasarkan Paraturan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung No 03 Tahun 2011 menyebutkan bahwa ada biaya retribusi tempat pelelangan ikan yang harus di bayar nelayan kepada pihak pengelola pelelangan ikan sebesar 2,5 %.
Nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di dalam TPI wajib membayar retribusi TPI sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang ditetapkan. Jumlah retribusi TPI yang di bayar nelayan adalah sebesar Rp239.277,00 yang di peroleh dari penerimaan kotor nelayan purse seine dikalikan dengan persentase retribusi pelelangan sebesar 2,5 %.
Setiap kali melaut para nelayan akan membutuhkan biaya operasional untuk dapat melakukan penangkapan ikan dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipenuhi jika menginginkan hasil tangkapan yang maksimal. Biaya operasional rata-rata yang dikeluarkan oleh nelayan purse seine per trip adalah sebesar Rp1.100.00,00.
Pendapatan bersih nelayan didapat setelah pendapatan kotor dari hasil penjualan ikan pada saat dilelang dikurangi dengan retribusi pelelangan ikan dan
total biaya operasional melaut. Pendapatan bersih nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan didalam TPI adalah sebesar Rp8.231.803,00.
Dari pendapatan bersih secara keseluruhan tersebut 40% untuk pemilik kapal, 30% untuk nahkoda dan ABK (15% nahkoda dan 15% ABK) dan sisa 30% dialokasikan untuk perbekalan melaut pada saat nelayan tidak ada modal untuk melakukan penangkapan ikan atau pada saat musim paceklik, perbaikan kapal dan perbaikan alat tangkap. Bagi hasil dari pendapatan bersih nelayan purse seine dapat dilihat pada Tabel 7 berikut
Tabel 7 Bagi hasil pendapatan bersih nelayan Purse seine yang menjual hasil tangkapan di TPI
Jumlah (orang) Persentase Pendapatan Bersih (Rp) Pemilik kapal 1 40% 3.292.721,00
Nahkoda 1 15% 1.234.770,00
ABK 10 15% 123.477,00
Sumber : Data primer diolah kembali
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan yang diterima oleh pemilik kapal adalah sebesar RP3.292.721,00-/trip, pendapatan yang diterima oleh nahkoda sebesar Rp1.234.770,00-/trip dan pendapatan yang diterima oleh ABK adalah sebesar Rp123.477,00-/orang/trip dengan jumlah ABK 10 orang.
Aktivitas pelelangan diharapkan dapat memberikan retribusi yang telah ditentukan guna dimanfaatkan kembali oleh nelayan. Selain itu diharapkan akan terbentuk harga yang stabil antara pembeli dan penjual karena adanya kompetisi harga. Pada kenyataannya ada sebagian nelayan di PPP Lampasing Lampung yang menjual hasil tangkapannya di luar TPI.
Tabel 8 Hasil tangkapan nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI per trip
Jenis ikan Kapal A (Kg) Kapal B (Kg) Kapal C (Kg) Kapal D (Kg) Kapal E (kg) Rata-rata (kg) Kembung 100 100 130 90 130 110 Cumi-cumi 25 25 30 27 30 27 Tenggiri 80 80 100 100 85 89 Gentongan 100 100 125 120 125 114 Tongkol 50 50 50 50 60 52
Sumber : Data primer diolah kembali (data per trip penangkapan purse seine di PPP Lampasing). Dalam waktu yang bersamaan harga yang diberikan tengkulak kepada nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI lebih tinggi. Karena pada saat itu kebutuhan ikan oleh konsumen tinggi sehingga banyak tengkulak yang mencari ikan.
Tabel 9 Harga dari setiap jenis ikan hasil tangkapan alat tangkap purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI
Jenis ikan Kapal A (Rp/Kg) Kapal B (Rp/Kg) Kapal C (Rp/Kg) Kapal D (Rp/Kg) Kapal E (Rp/Kg) Rata-rata (Rp/Kg) kembung 25.000,00 23.000,00 23.000,00 21.000,00 20.000,00 22.400,00 Cumi-cumi 35.000,00 30.000,00 35.000,00 35.000,00 30.000,00 33.000,00 Tenggiri 35.000,00 35.000,00 45.000,00 30.000,00 50.000,00 39.000,00 Gentongan 20.000,00 16.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 19.200,00 Tongkol 30.000,00 25.000,00 25.000,00 26.000,00 25.000,00 26.200,00 Sumber : Data primer diolah kembali (data per trip penangkapan purse seine di PPP Lampasing).
Dari Tabel di atas dapat kita ketahui bahwa adanya perbedaan harga ikan yang terbentuk di luar TPI dan di dalam TPI. Nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapannya di luar TPI disebabkan karena harga ikan yang terbentuk di luar TPI lebih tinggi daripada harga yang terjadi di TPI dan waktu pelelangan yang lama sehigga menyebabkan nelayan harus menjual hasil tangkapan di luar TPI. nelayan-nelayan yang memilih untuk menjual hasil tangkapan di luar TPI mendapat harga yang lebih tinggi namun tidak mendapat hak dari retribusi pelelangan ikan di TPI. Selisih harga ikan dari masing-masing jenis ikan yang di jual di TPI dan dalam TPI dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Tabel selisih harga dari masing-masing jenis ikan yang di jual di TPI dan di luar TPI
Jenis Ikan Luar TPI (Rp) Dalam TPI (Rp) Selisih harga (Rp) Kembung 22.400,00 18.000,00 4.400,00 Cumi-cumi 33.000,00 31.200,00 1.800,00 Tenggiri 39.000,00 37.000,00 2.000,00 Gentongan 19.200,00 18.800,00 400,00 Tongkol 26.200,00 25.000,00 1.200,00
Sumber : Data primer diolah kembali.
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa selisih harga jenis ikan kembung adalah Rp4.400,00 jenis ikan cumi-cumi adalah Rp1.800,00 ikan tongkol adalah Rp2.000,00, jenis ikan gentongan adalah Rp400,00, dan jenis ikan tongkol adalah Rp1.200,00. Selisih tersebut lebih mahal di luar TPI dibandingkan di dalam TPI.
Berdasarkan Tabel 8 dan 9 di dapatkan total penerimaan kotor per trip alat tangkap purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI adalah sebesar Rp10.390.400,00 dengan perhitungan seperti yang di jelaskan pada Tabel 11.
Tabel 11 Total penerimaan kotor hasil tangkapan purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI
Jenis ikan
Rata-rata hasil tangkapan (Kg)
Rata-rata
harga ikan (Rp) Pendapatan kotor (Rp) Ikan kembung 110 22.400,00 2.464.000,00
Cumi-cumi 27 33.000,00 904.200,00 Ikan tenggiri 89 39.000,00 3.471.000,00 Ikan gentongan 114 19.200,00 2.188.800,00 Ikan tongkol 52 26.200,00 1.362.400,00 jumlah Total penerimaan 10.390.400,00 Sumber : Data primer diolah kembali.
Nelayan yang menjual hasil tangkapan di luar TPI tidak dikenakan retribusi TPI seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Hal ini menyebabkan nelayan yang menjual hasil tangkapan di luar TPI tidak mendapatkan hak kesejahteraan nelayan dari pemerintah. Biaya operasional yang di keluarkan oleh nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI dalam sekali trip adalah sebesar Rp1.360.000,00.
Pendapatan bersih nelayan didapat setelah pendapatan kotor dari hasil penjualan ikan pada saat dilelang dikurangi dengan total biaya operasional melaut. Pendapatan bersih nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI adalah sebesar Rp9.030.400,00.
Dari pendapatan bersih secara keseluruhan tersebut 40% untuk pemilik kapal, 30% untuk nahkoda dan ABK (15% nahkoda dan 15% ABK) dan sisa 30% dialokasikan untuk perbekalan melaut pada saat nelayan tidak ada modal untuk melakukan penangkapan ikan atau pada saat musim paceklik, perbaikan kapal dan perbaikan alat tangkap.
Tabel 12 Bagi hasil pendapatan bersih nelayan Purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI
Jumlah (orang) Persentase Pendapatan Bersih (Rp) Pemilik kapal 1 40% 3.612.160,00
Nahkoda 1 15% 1.354.560,00
ABK 10 15% 135.456,00
Sumber : Data primer diolah kembali
Pendapatan yang diterima oleh pemilik kapal adalah sebesar Rp3.612.160,00-/trip, pendapatan yang diterima oleh nahkoda sebesar Rp1.354.560,00-/trip dan pendapatan yang diterima oleh ABK adalah sebesar Rp135.456,00-/orang/trip dengan jumlah ABK 10 orang.
Pendapatan bersih nelayan purse seine yang menjual di dalam TPI adalah sebesar Rp8.231.803,00 sedangkan nelayan yang menjual hasil tangkapan di luar TPI adalah sebesar Rp9.030.400,00. Selisih pendapatan antara nelayan yang menjual hasil di dalam TPI dan di luar TPI dari nelayan purse seine adalah sebesar Rp798.597,00 lebih tinggi yang menjual hasil tangkapan di luar TPI di bandingkan di dalam TPI.
Jika dilihat dari sisi pendapatan per trip, nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di luar TPI lebih menguntungkan di bandingkan yang menjual di dalam TPI. Faktor yang menyebabkan perbedaan pendapatan bersih yang menjual di
TPI dan di luar TPI adalah karena adanya faktor harga ikan yang terbentuk di pasar lebih tinggi di luar TPI di bandingkan di TPI. Akan tetapi jika dilihat dari hak yang di dapatkan nelayan dari pemerintah seperti dana sosisal, tabungan nelayan, dana paceklik, asuransi nelayan dan lain-lain, nelayan yang menjual hasil tangkapan di luar TPI tidak mendapatkan hak nya. Kondisi ini merupakan fakta berbeda yang terjadi di pelabuhan lain. Misalnya di PPN pelabuhan ratu nelayan merugi antara Rp2000,00 sampai Rp5000,00/kg apabila hasil tangkapannya dijual kepada tengkulak Lubis et all (2012). Kondisi ini juga terjadi pada salah satu Pelabuhan Perikanan di Yogyakarta selisih harga penjualan di TPI dengan penjualan diluar TPI bisa mencapai Rp25.000,00 per kilogram, sesuai jenis dan kualitas ikan misalnya, untuk jenis bawal putih kelas A yang sebelum lelang hanya laku pada kisaran harga Rp95.000,00 per kilogram, kini dibeli seharga Rp110.000,00 per kilogram. Bawal kelas B naik dari Rp53.000,00 menjadi Rp80.000,00 per kilogram, kelas C naik dari Rp26.000,00 menjadi Rp52.000,00 per kilogram (http://krjogja.com/read/104217/). Harga ikan yang terbentuk di TPI PPP Lampasing Lampung lebih rendah dari luar TPI sehingga nelayan dirugikan, TPI seharusnya memberikan harga yang lebih kompetetif agar sistem tengkulak tidak dipilih nelayan dalam pemasaran hasil tangkapannya.
Alat tangkap payang
Alat tangkap payang termasuk dalam klasifikasi pukat kantong yang terbuat dari jaring dan terdiri dari 2 bagian sayap, badan dan kantong jaring. Bagian jaring yang terpanjang dan terletak di ujung depan dari pukat kantong payang. Sayap jaring terdiri dari sayap atas (upper wing) dan sayap bawah (lower wing). Kontruksi alat tangkap payang terdiri dari sayap, badan jaring, tali ris atas, dan tali ris bawah.
Payang dioperasikan melingkari gerombolan ikan yang berada di permukaan perairan dengan menggunakan tali selambar yang panjang. Penarikan tali selambar dengan tujuan untuk menarik dan mengangkat pukat kantong payang ke atas geladak kapal. Penarikan tali selambar dilakukan dengan atau tanpa menggunakan mesin bantu penangkapan (fishing machinery). Penurunan jaring dilaksanakan dari salah satu sisi lambung bagian buritan kapal, dengan gerakan maju kapal membentuk lingkaran yang bertujuan melingkari gerombolan ikan sesuai dengan panjang tali selambar (50 m – 100 m) dengan kecepatan kapal antara 1 knot – 1,5 knot. Penggunaan sayap jaring dan tali selambar yang panjang dengan tujuan untuk memperoleh lingkaran payang yang besar, dan jarak lipatan / tarikan payang yang panjang. Penarikan dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal tanpa atau dengan menggunakan mesin bantu penangkapan (fishing machinery) dan kedudukan kapal berlabuh jangkar atau kedudukan kapal terapung (drifting), agar supaya tidak terjadi gerakan mundur kapal yang berlebihan, diupayakan kapal bergerak maju dengan kecepatan kapal lambat, sesuai beban / kecepatan penarikan payang.
Alat tangkap payang adalah alat tangkap yang dominan ke-3 beroperasi di PPP Lampasing Lampung setelah alat tangkap purse seine dan gardan. Alat tangkap payang yang dioperasikan di PPP Lampasing Lampung berukuran 4 GT yang dioperasikan oleh nelayan dengan jumlah ABK 7 orang, yang sebagian besar nelayannya adalah nelayan pendatang dari luar daerah Lampung. Sebagian besar nelayan yang mengoprasikan payang adalah nelayan buruh yang berpendidikan SD yang bekerja kepada pemilik kapal.
Gambar 4 Kapal Purse seine yang sedang bersandar di PPP Lampasing Lampung
Berdasarkan data statistik perikanan tangkap Kabupaten/Kota Bandar Lampung tahun 2005-2010, hasil tangkapan alat tangkap payang merupakan alat tangkap terbanyak dari 27 unit penangkapan yang ada di PPP Lampasing Lampung. Rata-rata hasil tangkapan nelayan payang adalah berkisar antara 200-300 kg dalam sekali trip. Hasil tangkapan dari alat tangkap payang adalah ikan simba, ikan teri, ikan waliran, ikan bernong, ikan bernasi, ikan layur, ikan tanjan dan ikan tongkol. Hasil tangkapan ini diakumulasikan sebagai hasil tangkapan utama sedangkan hasil tangkapan lain yang tidak bernilai ekonomis penting tidak di hitung sebagai hasil tangkapan karena tidak terdata oleh juru pencatat lelang yang ada di PPP Lampasing Lampung. Produksi perikanan tangkap unit penangkapan ikan payang di PPP Lampasing Lampung berdasarkan statistik perikanan tangkap Kabupaten/Kota Bandar Lampung dapat di lihat pada Tabel 13 (Lampiran 5).
Sama halnya dengan nelayan purse seine, hasil tangkapan yang di daratkan oleh nelayan payang terjadi pada waktu pagi dan sore hari. Hal ini terkadang tidak bertepatan dengan waktu terjadinya aktivitas pelelangan di PPP Lampasing Lampung, sehingga mengakibatkan sebagian nelayan yang menjual hasil tangkapannya di luar TPI disebabkan lamanya waktu pelelangan. Kondisi ini kemudian menjadikan pendapatan nelayan payang yang berbeda antara nelayan yang menjual hasil tangkapan didalam TPI dan di luar TPI.
Tabel 14 Hasil tangkapan nelayan payang yang menjual hasil tangkapan di dalam TPI per trip
Jenis ikan Kapal A (Kg) Kapal B (Kg) Kapal C (Kg) Kapal D (Kg) Kapal E (kg) Rata-rata (Kg) Simba 50 50 50 60 50 52 Teri 75 75 75 75 75 75 Waliran 20 20 20 25 25 22 Bernong 15 15 15 25 20 18 Bernasi 15 15 15 18 15 16 Layur 20 20 20 20 20 20 Tanjan 40 40 40 45 50 43 Tongkol 25 25 25 25 25 25
Sumber : Data primer diolah kembali.
harga ikan dari hasil tangkapan payang yang didaratkan di TPI adalah sebagai berikut.
Tabel 15 Harga dari setiap jenis ikan hasil tangkapan alat tangkap payang yang di jual di TPI Jenis ikan Kapal A (Rp/Kg) Kapal B (Rp/Kg) Kapal C (Rp/Kg) Kapal D (Rp/Kg) Kapal E (Rp/Kg) Rata-rata (Rp/Kg) Simba 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 25.000,00 Teri 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 10.000,00 Waliran 10.000,00 12.000,00 10.000,00 12.000,00 12.000,00 11.200,00 Bernong 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 Bernasi 10.000,00 10.000,00 10.000,00 13.000,00 13.000,00 11.200,00 Layur 7.000,00 7.000,00 7.000,00 7.500,00 7.500,00 7.200,00 Tanjan 30.000,00 30.000,00 30.000,00 30.000,00 30.000,00 30.000,00 Tongkol 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 Sumber : Data primer diolah kembali.
Berdasarkan Tabel 14 dan 15 di dapatkan total penerimaan kotor per trip alat tangkap payang yang menjual hasil tangkapan di dalam TPI adalah sebesar Rp4.549.120,00 dengan perhitungan seperti yang di jelaskan pada Tabel berikut
Tabel 16 Total penerimaan kotor hasil tangkapan payang yang menjual di dalam TPI Jenis ikan
Rata-rata hasil tangkapan (Kg)
Rata-rata
harga ikan (Rp) Pendapatan kotor (Rp)
Simba 52 25.000,00 1.300.000,00 Teri 75 10.000,00 750.000,00 Waliran 22 11.200,00 246.400,00 Bernong 18 8.000,00 144.000,00 Bernasi 16 11.200,00 174.720,00 Layur 20 7.200,00 144.000,00
Tanjan 43 30.000,00 1.290.000,00
Tongkol 25 20.000,00 500.000,00
jumlah Total penerimaan 4.549.120,00
Sumber : Data primer diolah kembali (data per trip penangkapan payang di PPP Lampasing).
Sama halnya dengan nelayan purse seine, nelayan payang yang menjual hasil tangkapan di dalam TPI wajib membayar retribusi TPI sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang ditetapkan. Jumlah retribusi TPI yang dibayar nelayan sebesar Rp113.728,00 yang di peroleh dari penerimaan kotor nelayan purseine dikalikan dengan persentase ratribusi pelelangan sebesar 2,5 %.
Setiap kali melaut nelayan akan membutuhkan biaya operasional untuk dapat melakukan penangkapan ikan dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipenuhi jika menginginkan hasil tangkapan yang maksimal. Biaya operasional rata-rata yang dikeluarkan oleh nelayan payang per trip adalah sebesar Rp520.000,00.
Pendapatan bersih nelayan didapat setelah pendapatan kotor dari hasil penjualan ikan pada saat dilelang dikurangi dengan retribusi pelelangan ikan dan total biaya operasional melaut. Pendapatan nelayan payang yang menjual hasil tangkapan didalam TPI adalah sebesar Rp3.915.392,00.
Dari pendapatan bersih secara keseluruhan tersebut 40% untuk pemilik kapal, 30% untuk nahkoda dan ABK (15% nahkoda dan 15% ABK) dan sisa 30% dialokasikan untuk perbekalan melaut pada saat nelayan tidak ada modal untuk melakukan penangkapan ikan atau pada saat musim paceklik, perbaikan kapal dan perbaikan alat tangkap.
Tabel 17 Bagi hasil pendapatan bersih nelayan payang yang menjual hasil tangkapan di TPI
Jumlah (orang) Persentase Pendapatan Bersih (Rp) Pemilik kapal 1 40% 1.566.157,00
Nahkoda 1 15% 587.309,00
ABK 7 15% 83.901,00
Sumber : Data primer diolah kembali
Pendapatan yang diterima oleh pemilik kapal adalah sebesar Rp1.566.157,00-/trip, pendapatan yang diterima oleh nahkoda sebesar Rp587.309,00-/trip dan pendapatan yang diterima oleh ABK adalah sebesar Rp83.901,00-/orang/trip dengan jumlah ABK 7 orang.
Kondisi nelayan yang menjual hasil tangkapan di luar TPI ternyata tidak hanya terjadi pada nelayan purse seine tetapi juga terjadi pada nelayan payang. Faktor yang menyebabkan nelayan payang menjual hasil tangkapan di luar TPI pada dasarnya sama dengan yang terjadi pada nelayan purse seine. Nelayan payang yang menjual hasil tangkapannya di luar TPI disebabkan karena harga harga ikan yang terbentuk di luar TPI lebih tinggi daripada harga yang terjadi di TPI dan waktu pelelangan yang lama sehigga menyebabkan mereka harus menjual hasil tangkapan di luar TPI.
Tabel 18 Hasil tangkapan nelayan payang yang menjual hasil tangkapan di luar TPI per trip Jenis ikan Kapal A (Kg) Kapal B (Kg) Kapal C (Kg) Kapal D (Kg) Kapal E (kg) Rata-rata (kg) Simba 50 50 50 60 50 52 Teri 75 75 75 75 75 75 Waliran 20 20 20 25 25 22 Bernong 15 15 15 25 20 18 Bernasi 15 15 15 18 15 16 Layur 20 20 20 20 20 20 Tanjan 40 40 40 45 50 43 Tongkol 25 25 25 25 25 25
Sumber : Data primer diolah kembali.
Dalam waktu yang bersamaan harga yang diberikan tengkulak kepada nelayan payang yang menjual hasil tangkapan di luar TPI lebih tinggi. Karena pada saat itu kebutuhan ikan oleh konsumen tinggi sehingga banyak tengkulak yang mencari ikan. Tabel 19 Harga dari setiap jenis ikan hasil tangkapan alat tangkap payang yang
menjual hasil tangkapan di luar TPI Jenis ikan Kapal A (Rp/Kg) Kapal B (Rp/Kg) Kapal C (Rp/Kg) Kapal D (Rp/Kg) Kapal E (Rp/Kg) Rata-rata (Rp/kg) Simba 30.000,00 30.000,00 25.000,00 30.000,00 28.000,00 28.600,00 Teri 10.000,00 10.000,00 10.000,00 13.000,00 10.000,00 10.600,00 Waliran 12.000,00 12.000,00 12.000,00 13.000,00 12.000,00 12.200,00 Bernong 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 8.000,00 Bernasi 10.000,00 10.000,00 10.000,00 12.000,00 12.000,00 10.800,00 Layur 7.000,00 7.000,00 7.000,00 8.000,00 8.000,00 7.400,00 Tanjan 35.000,00 35.000,00 35.000,00 30.000,00 30.000,00 33.000,00 Tongkol 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 Sumber : Data primer diolah kembali.
Nelayan payang yang menjual hasil tangkapannya di luar TPI disebabkan karena harga ikan yang terbentuk di luar TPI lebih tinggi daripada harga yang terjadi di TPI dan waktu pelelangan yang lama sehigga menyebabkan nelayan harus menjual hasil tangkapan di luar TPI. nelayan-nelayan yang memilih untuk menjual hasil tangkapan di luar TPI mendapat harga yang lebih tinggi namun tidak mendapat hak dari retribusi pelelangan ikan di TPI. Selisih harga ikan dari masing-masing jenis ikan yang di jual di TPI dan di luar TPI dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 Selisih harga dari masing-masing jenis ikan yang di jual di TPI dan di luar