• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Perusahaan

PT. Citra Abadi Sejati (Cileungsi unit) yang terletak di Jl Raya Jonggol KM 2,5 Kampung Sawah, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat didirikan sesuai dengan akta pendirian No. 193 tanggal 31 Oktober 1983 oleh notaris Winanto Martani, SH. di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mengalami beberapa perubahan, antara lain akta perubahan No. 202 tanggal 22 Feruari 1985, mengenai anggaran dasar perseroan yang telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. C-675/Hp.01.01 tahun 1986 tanggal 30 September 1986.

PT. Citra Abadi Sejati termasuk salah satu unit dari perusahaan Busana

Apparel Group yang bergerak dalam sektor pakaian jadi (Garment) yang

memproduksi pesanan dari pihak buyer. Perusahaan lain yang tergabung dalam

Busana Apparel Group adalah PT. Busana Perkasa Garment yang berlokasi di

Bogor dan PT. Unggaran Sari Garment yang berlokasi di Semarang.

Awal terbentuk perusahaan ini hanya memiliki satu unit dengan jumlah karyawan ± 1 804 orang dan tenaga kerja asing yang berjumlah 10 orang, akan tetapi perusahaan telah melakukan pengembangan sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1995 dan tahun 1997, hingga saat ini perusahaan memiliki ± 5.020 tenaga kerja. Pengembangan ini dilakukan mengingat permintaan produksi yang semakin meningkat diiringi dengan berkembangnya cabang industri garment .

16

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan berupa celana panjang, celana pendek, rok wanita, blazer, jaket, atasan wanita, dress, kemeja, dan pakaian anak-anak. Perusahaan memproduksi dan mengekspor setiap bulannya lebih dari 330.000 pakaian yang berkualitas tinggi. Selain itu PT. Citra Abadi Sejati sudah diakui oleh merk Internasional seperti Talbots, Ann Inc (Ann Taylor), Liz Claiborne, Calvin Klein, Polo Jeans, The J.Jill, Philip Van Hausen, JC Penny,

Esprit, Hugo Boss, dan Mexx.

Layout PT. Citra Abadi Sejati

PT. Citra Abadi Sejati (Unit Cileungsi) berada pada luas tanah 48 000 m2 dan luas bangunan 19 560 m2. Bangunan ini terdiri dari 5 Factory, office, ruang

cutting, fabric store, store accesories, stock lot, dan kantin. Untuk gambaran

layout perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Produk yang Dihasilkan Oleh PT. Citra Abadi Sejati

Produk yang dihasilkan oleh PT. CAS merupakan produk-produk yang dipesan oleh buyer, diantaranya celana jeans, celana bahan, rok, celana pendek, kemeja, blouse wanita, pakaian anak-anak. Sedangkan buyer yang melakukan kerja sama dengan PT. CAS adalah Talbots, Ann Inc (Ann Taylor), Liz Claiborne, Calvin Klein, Polo Jeans, The J.Jill, Philip Van Hausen, JC Penny, Esprit, Hugo

Boss, dan Mexx. Produk yang akan digunakan sebagai materi dalam penelitian ini

adalah Produk J.Jill Pant Slim Leg Boyfriend Jeans yang merupakan produk dari

buyer The J.Jill. Untuk gambaran produk yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Lampiran 3.

Proses Produksi

Proses produksi pembuatan celana jeans dengan merk dagang J.JillPant

Slim Leg Boyfriend Jeans menggunakan 3 faktor produksi, antara lain tenaga kerja

manusia, mesin, dan juga bahan baku, salah satu bahan baku utamanya adalah bahan kain (fabric). Proses produksi celana jeans dilakukan melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah : proses pemotongan (cutting), proses penjahitan

(sewing), dan proses penyelesaian (finishing). Proses produksi produk celana

jeans dapat dilihat pada Peta Proses Operasi pada Lampiran 4.

Proses Pemotongan (Cutting)

Proses pemotongan (cutting) merupakan tahapan awal dari proses produksi celana jeans. Dalam proses ini dilakukan pembuatan pola pada lembaran-lembaran kertas kemudian pola tersebut disusun pada bahan denim yang sebelumnya diambil dari gudang, setelah pola di bentuk maka bahan yang sudah terbentuk pola di potong menggunakan mesin potong mengikuti pola yang telah dibuat.

Proses Penjahitan (Sewing)

Proses selanjutnya yang dilakukan setelah proses cutting adalah proses sewing atau penjahitan. Dalam proses ini potongan – potongan bahan yang telah dipotong berdasakan pola yang dibuat diberikan kepada para penjahit, penjahit ini dibagi kedalam beberapa jalur yang disebut line. Pada setiap line proses sewing

berbeda-beda, dantaranya pembuatan pocket, penjahitan, pengobrasan, pemasangan resleting, dan pemasangan interlining. Setelah bagian-bagian tersebut dibuat selanjutnya dibentuk (dijahit) secara keseluruhan hingga terbentuk pakaian jadi dalam bentuk celana jeans.

Proses Penyelesaian (Finishing)

Dalam proses ini kegiatan yang dilakukan antara lain pemberian aksesoris seperti kancing (button), plat dan aksesoris lainnya, selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah pembersihan sisa-sisa benang dari proses jahit, penyeterikaan

(ironing) dan dilipat, pengecekan oleh bagian quality checker (QC) , pemasangan

handtag dan pricetag, memasukan produk kedalam polybag, dan yang terakhir

adalah kegiatan pengepakan (packing) produk kedalam dus. Pada proses ini apabila bagian QC menemukan kecacatan (reject) dalam produk yang di cek, maka akan dilakukan proses pemisahan produk reject.

Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan tolok ukur perusahaan dalam memproduksi produk dalam waktu yang akan datang. Produksi produk J.Jill

Jeans dilakukan berdasarkan pesanan oleh buyer, dalam satu tahun terdapat empat

kali pemesanan yang dilakukan berdasarkan musim di negara Amerika dan Eropa. Periode pemesanan dilakukan pada bulan Maret (Spring), Juli (Summer), Oktober

(Autumn), dan Desember (Winter). Data produksi yang dilakukan pada tahun 2012

yang disajikan dalam bentuk grafik, dapat dilihat pada Gambar 2.

18

Pada grafik data produksi tahun 2012 dapat diketahui bahwa jumlah produksi pada setiap musim berbeda-beda, hal ini dikarenakan permintaan akan produk celana jeans disesuaikan dengan musim penggunaan celana jeans. Produksi tertinggi berada pada bulan desember atau musim winter, dimana permintaan celana jeans meningkat dikarenakan suhu yang dingin pada bulan ini.

Pengendalian Bahan Baku

Setelah diketahui jumlah produk yang akan diproduksi, bagian produksi mengidentifikasi banyaknya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi sejumlah produk yang akan di produksi. Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi J.Jill Pant Slim Leg Boyfriend Jeans pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kebutuhan bahan baku produksi J.Jill Pant Slim Leg Boyfriend Jeans

Tahun 2012

Bahan Baku Jumlah Kebutuhan Bahan Baku

Fabric ( Kain Denim) 46 470 Yard

Interlining Woven Fusible 6 071 Yard

Thread (Benang) 4 733 Yard

Zipper 31 785 Pcs

Button 31 785 Pcs

Hook & Bar 31 785 Pcs

Pid Label 31 785 Pcs

Care Label 31 785 Pcs

Price Ticket 31 785 Pcs

Polybag 31 785 Pcs

Export Carton 3 974 Pcs

Sumber : Bagian Marketing PT. CAS (2012)

Berdasarkan data kebutuhan bahan baku, diketahui terdapat sebelas bahan baku pembentuk celana jeans J.Jill. Kesebelas bahan baku ini terdiri dari bahan baku pembentuk utama, aksesoris, dan untuk proses packing.

Prosedur Pembelian Bahan Baku

PT Citra Abadi Sejati memiliki prosedur pembelian bahan baku, baik pembelian bahan baku didalam negeri maupun diluar negeri. Untuk lebih jelasnya proses pembelian bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Prosedur pembelian bahan baku

Prosedur pembelian bahan baku pada PT. CAS diawali oleh bagian produksi membuat laporan kebutuhan bahan baku atau yang biasa disebut Material Utility

Bagian Produksi Membuat MUC MUC Dikirim ke Bagian Marketing Marketing Menganalisa MUC OK Pemesanan Ke Supplier Tidak Disetujui

Chart (MUC) yang disesuaikan dengan worksheet, kemudian MUC diserahkan ke bagian marketing, selanjutnya bagian marketing menganalisa MUC dari bagian produksi, setelah disetujui bagian marketing membuat pemesanan ke supplier. Apabila bagian marketing tidak menyetujui MUC dari produksi dengan alasan

material yang digunakan tidak sesuai standar perusahaan atau buyer, maka MUC

dikembalikan ke bagian produksi.

Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Setelah proses pembelian bahan baku ke supplier yang ditunjuk oleh buyer

maupun perusahaan, supplier mengirimkan bahan baku ke Indonesia, karena 80% bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku impor dari negara-negara seperti China, Hongkong, negara-negara Eropa, dan Amerika. Setelah bahan baku sampai di Indonesia melewati pelabuhan dan Bea Cukai, barulah bahan baku dikirim ke perusahaan PT. CAS unit Cileungsi.

Setelah bahan baku sampai ke PT.CAS, bahan baku mengalami pemeriksaan laporan penerimaan barang sebelum masuk ke gudang, laporan penerimaan barang disesuaikan dengan laporan pemesanan. Sebelum bahan baku ditempatkan dalam gudang, akan dilakukan Quality Control oleh bagian QC

Material, bahan baku yang mengalami QC hanya 5% dari jumlah bahan baku. QC

yang dilakukan adalah jenis bahan dan kualitas bahan. Apabila ditemukan adanya kecacatan (Reject) akan dilakukan laporan ke bagian marketing, dan bagian

marketing akan melaporkan ke supplier.

Penentuan Bahan Baku Prioritas Dengan Menggunakan Analisa ABC

Analisis ABC digunakan untuk mengetahui penggunaan bahan baku yang paling tinggi dan biaya yang paling besar digunakan dalam memproduksi produk, analisis ABC membagi tiga klasifikasi persediaan bahan baku berdasarkan volume Rupiah tahunan. Analisis ABC pada produksi J.Jill Jeans menggunakan sebelas bahan baku pembuat produk Celana Jeans, untuk mengetahui bahan baku yang penggunaannya paling besar. Pada perhitungan ini, harga (price) yang didapat pada awalnya berbentuk mata uang dollar, yang kemudian dikonversikan ke dalam rupiah, dengan asumsi US$1 bernilai Rp 9 700. Perhitungan analisis ABC dengan menggunakan bantuan dari Software POM for Windows 3 dapat dilihat pada Tabel 3.

20

Tabel 3 Analisis ABC produk J.Jill Pant Slim Leg Boyfriend Jeans

Item

Name Demand Price

Rupiah Volume (Rp) Percent of Rp-Vol Cumultv Rp-vol% Category Fabric (Kain Denim) 46 470 39 770 1 848 112 000 91.36 91.36 A Interlining Woven Fusible 6 071 13 580 82 444 180 4.08 95.44 A Zipper 31 785 679 24 665 160 1.22 96.66 B Polybag 31 785 776 18 498 870 0.91 97.57 B Price Ticket 31 785 194 12 332 580 0.61 98.18 B Hook & Bar 31 785 194 9 249 435 0.46 98.64 C Care Label 31 785 291 9 249 435 0.46 99.1 C Pid Label 31 785 291 6 166 290 0.3 99.4 C Button 31 785 388 6 166 290 0.3 99.71 C Thread (Benang) 4 733 582 3 213 707 0.16 99.87 C Export Carton 3 974 679 2 698 346 0.13 100 C TOTAL 283 743 2 022 796 000

Berdasarkan perhitungan analisis ABC dengan menggunakan software POM

for Windows 3, didapatkan bahwa bahan baku yang termasuk dalam kategori A

adalah Fabric (kain Denim) dengan persentase 91.36% dan interlining Woven

Fusible dengan persentase 4.08%. Sedangkan bahan baku yang termasuk kedalam

kategori B adalah Zipper dengan persentase 1.22%, polybag dengan persentase 0.91%, dan Price Ticket dengan persentase 0.61%. Kategori C terdapat enam jenis bahan baku yang termasuk dalam kategori ini, yaitu Hook & Bar dengan persentase 0.46%, Care Label dengan persentase 0.46%, Pid Label dengan persentase 0.3%, Button dengan persentase 0.3%, Thread (benang) dengan persentase 0.16%, dan Export Carton dengan persentase 10.13%. Berdasarkan analisis ABC yang telah dibuat, penelitian ini hanya menggunakan bahan baku yang masuk kedalam kategori A saja, yaitu Fabric dan Interlining.

Biaya Persediaan

Biaya persediaan adalah biaya yang timbul akibat adanya persediaan bahan baku. Biaya persediaan terdiri dari biaya pemesanan (Ordering Cost atau Setup Cost) dan biaya penyimpanan ( Holding Cost). Biaya pemesanan (Odering

Cost/Setup Cost) timbul akibat adanya biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan

bahan baku, seperti biaya telepon, fax, internet untuk email dan browsing dan

printing dokumen. Sedangkan biaya penyimpanan (Holding Cost) adalah biaya

yang timbul akibat adanya biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan bahan baku digudang, seperti biaya listrik.

Biaya Pemesanan (Ordering Cost/Setup Cost)

Komponen biaya pemesanan (Ordering Cost/Setup Cost) tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah persediaan yang dipesan tetapi dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan. Komponen biaya pemesanan pada PT.CAS terdiri dari biaya telepon, internet, dan biaya printing. Biaya telepon timbul akibat perusahaan menggunakan telepon untuk melakukan pemesanan bahan baku kepada supplier, total biaya pemesanan sebesar Rp 28 485, untuk perhitungan biaya pemesanan terdapat pada Lampiran 5.

Biaya Penyimpanan (Holding Cost)

Biaya penyimpanan pada PT.CAS yaitu listrik dan biaya tenaga kerja gudang, penerangan listrik digunakan untuk gudang fabric dan gudang accesories.

Total biaya penyimpanan sebesar Rp 4 479/ yard, untuk perhitungan biaya penyimpanan terdapat pada Lampiran 5.

Jumlah Pesanan Ekonomis ( Economic Order Quantity, EOQ)

Economic Order Quantity (EOQ) pada produk J.Jill Pant Slim Leg

Boyfriend Jeans ini digunakan untuk menganalisa jumlah pemesanan bahan baku

ekonomis yang masuk kategori A, yaitu fabric dan interlining, dan juga menganalisa total biaya optimum dari pengendalian persediaan bahan baku fabric

dan interlining. Analisis EOQ membutuhkan beberapa komponen perhitungan,

komponen tersebut adalah permintaan bahan baku tahunan, biaya pemesanan, biaya peyimpanan, dan harga bahan baku per unit. Satuan unit yang digunakan dalam fabric dan interlining adalah yard, hasil kebutuhan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kebutuhan optimum dengan menggunakan metode EOQ Bahan Baku Permintaan Tahunan (Yard) Biaya Pemesanan (Rp/Pesan) Biaya Penyimpanan (Rp/Yard/Tahun) Q* (Yard/Pesan) Fabric (Kain Denim) 46 470 28 485 4 479 768.81 Interlining Woven Fusible 6 071 277.88

Berdasarkan hasil perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dengan menggunakan software POM for Windows 3, dapat diketahui jumlah pesanan optimal untuk bahan baku fabric yaitu sebesar 768.81 yard per pesan, dan bahan baku interlining sebesar 277.88 yard per pesan.

Perhitungan EOQ dengan menggunakan software POM for windows 3 dapat disajikan dalam bentuk grafik, agar mengetahui titik-titik perpotongan antara biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan EOQ fabric, grafik tersaji pada Gambar 4.

22

Gambar 4 Grafik EOQ bahan baku Fabric

Pada Gambar 4 dapat dilihat EOQ (Q) sebesar 768.81 yard, didapat dari hasil perpotongan Holding Cost (Biaya penyimpanan) dan Setup Cost (Biaya pemesanan), sehingga setelah didapat EOQ, biaya penyimpanan dan pemesanan didapatkan total biaya bahan baku fabric.

Gambar 5 Grafik EOQ bahan baku Interlining

Pada Gambar 5 dapat dilihat EOQ (Q) interlining sebesar 277.88 yard, didapat dari hasil perpotongan Holding Cost (Biaya penyimpanan) dan Setup Cost

(Biaya pemesanan), sehingga setelah didapat EOQ, biaya penyimpanan dan pemesanan didapatkan total biaya bahan baku interlining.

Untuk perhitungan total biaya persediaan juga dengan menggunakan

software POM, sehingga dihasilkan total biaya persediaan yang minimum.

Perhitungan EOQ dengan menggunakan software POM terdapat pada Lampiran 6. Setelah jumlah pesanan optimal diketahui, selanjutnya perlu dilakukan perhitungan untuk mengetahui berapa kali dilakukan pemesanan dalam satu tahun. Untuk melakukan perhitungan jumlah waktu pemesanan, komponen perhitungan yang digunakan adalah Q* (jumlah pesanan optimum), permintaan tahunan, dan jumlah hari kerja. Perhitungan jumlah waktu pemesanan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perhitungan jumlah waktu pemesanan optimum Bahan Baku Q*

(yard/pesan)

Permintaan (D) Σ Hari Kerja 2012 Σ Pesan/ Tahun (D/Q*) Fabric (Kain Denim) 768.81 46 470 264 60 Interlining Woven Fusible 277.88 6 071 22

Perhitungan pada Tabel dapat dilihat bahwa, bahan baku fabric dengan jumlah pesanan optimum 768.81 yard dalam setahun dilakukan pemesanan sebanyak 60 kali, sedangkan untuk bahan baku interlining dengan jumlah pemesanan optimum 277.88 yard dilakukan 22 kali pemesanan dalam satu tahun. Dengan perhitungan jumlah pemesanan ini diharapkan bahan baku yang dipesan dapat optimal dan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan bahan baku.

Reorder Point (ROP) atau titik pemesanan kembali merupakan titik jumlah

pemesan kembali bahan baku. Dalam penelitian ini ROP dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan, yaitu terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku karena waktu pesan antar yang cukup lama yaitu 60 hari, sehingga proses produksi terhambat akibat kekurangan bahan baku. Keterlambatan pengiriman bahan baku ini terjadi akibat beberapa faktor, seperti tertahan di pelabuhan untuk waktu yang cukup lama, atau kendala pada perizinan di negara asal bahan baku tersebut. Dengan menggunakan ROP, perusahaan dapat mengetahui pada saat jumlah bahan baku berapa perusahaan harus melakukan pembelian kembali agar tidak terjadi kekurangan bahan baku di gudang. Komponen yang digunakan untuk perhitungan ROP adalah permintaan tahunan (D), jumlah hari kerja 264 hari, lead time untuk fabric dan interlining adalah 60 hari dan permintaan harian (d) . Perhitungan ROP dapat dihitung sebagai berikut. Permintaan harian Fabric :

Permintaan harian Interlining

ROP Fabric:

24

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa pada saat bahan baku

fabric di gudang berjumlah 10 500 yard, maka perusahaan harus melakukan

pemesanan kembali, dan pada saat bahan baku interlining berjumlah 1 380 yard di gudang maka perusahaan harus melakukan pemesanan kembali. Diharapkan dengan perhitungan ini, tidak terjadi kekurangan bahan baku yang dapat menghambat proses produksi.

Perbandingan Total Biaya Persediaan Bahan Baku Antara Metode EOQ Dengan Perhitungan Perusahaan

Perhitungan total cost yang dilakukan oleh perusahaan tidak menggunakan metode perhitungan khusus, sedangkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan bantuan software POM for Windows 3. Setelah dilakukan perhitungan total cost dengan software POM, selanjutnya dapat dilakukan perbandingan dengan perhitungan total cost yang dilakukan oleh perusahaan, hasil perbandingan antara perhitungan perusahaan dan metode EOQ dengan bantuan

software POM dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Perbandingan total cost persediaan bahan baku

Sumber : Bagian Marketing PT. CAS (2012)

Pada Tabel diketahui hasil TC biaya persediaan bahan baku untuk fabric

yang dilakukan perhitungan oleh perusahaan sebesar Rp 1 876 939 600, sedangkan TC dengan metode EOQ didapatkan sebesar Rp 1 851 555 000, sehingga penghematan yang terjadi untuk TC bahan baku fabric yaitu sebesar Rp. 25.384.600. TC perusahaan untuk bahan baku interlining sebesar Rp 84 493 150, dan perhitungan TC dengan metode EOQ untuk bahan baku interlining sebesar Rp 83 688 820, sehingga penghematan yang didapatkan sebesar Rp 804 330 Dengan menggunakan perhitungan TC dengan metode EOQ, perusahaan dapat menghemat TC dari biaya persediaan bahan baku sebesar Rp 26 188 930 per tahun, dibandingkan dengan menggunakan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Bahan Baku TC perusahaan (Rp/tahun) TC Metode EOQ (RP/Tahun) Penghematan (Rp/Tahun) Fabric 1 876 939 600 1 851 555 000 25 384 600 Interlining 84 493 150 83 688 820 804 330

Dokumen terkait