• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permintaan pupuk organik

Petani sayuran di Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo memakai dua jenis pupuk organik, yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos. Rata - rata petani sayuran di Kecamatan Kabanjahe sudah mulai beralih menggunakan pupuk organik, sehingga permintaan pupuk organik di daerah tersebut semakin meningkat. Semakin meningkatnya permintaan pupuk organik disebabkan oleh lahan pertanian di Kecamatan Kabanjahe sudah semakin tandus akibat penggunaan pupuk kimia / anorganik yang berkepanjangan. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa tanpa menggunakan pupuk organik, produksi sayuran yang diperoleh petani tidak sesuai dengan harapan dan permintaan pasar sehingga mengakibatkan petani tidak mendapatkan keuntungan. Untuk mengetahui permintaan pupuk organik petani sayuran disajikan pada tabel 8. Tabel 8. Permintaan pupuk organik petani sayuran tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 4 5

Luas lahan

Permintaan pupuk kandang Permintaan pupuk kompos Total permintaan pupuk organik 0,28 1.561,31 65,48 1.626,79 Ha Kg Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 5

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa permintaan pupuk kandang lebih besar dibandingkan permintaan pupuk kompos, permintaan pupuk kandang sebesar 96% sedangkan permintaan pupuk kompos sebesar 4% dari total

permintaan pupuk organik. Hal ini disebabkan pupuk kandang lebih mudah diperoleh dan harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga pupuk kompos.

Permintaan pupuk organik di Kecamatan Kabanjahe semakin tinggi untuk memperbaiki kerusakan lahan pertanian akibat penggunaan pupuk anorganik yang berkepanjangan, pada luas lahan rata - rata 0,28 Ha permintaan pupuk organik rata – rata sebesar 1.626,79 Kg untuk tiap musim tanam atau permintaan pupuk organik pada luas lahan 1 Ha adalah sebanyak 5.809,96 Kg yang terdiri dari 5.577,56 Kg pupuk kandang dan 232,39 Kg pupuk kompos pada tiap musim tanam.

Tabel 9. Permintaan pupuk organik petani kol tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 4 5

Luas lahan

Permintaan pupuk kandang Permintaan pupuk kompos Total permintaan pupuk organik 0,36 2.625 95,83 2.720,83 Ha Kg Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 6

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa permintaan pupuk kandang lebih besar bila dibandingkan dengan permintaan pupuk kompos, permintaan pupuk kandang sebesar 96,5% sedangkan permintaan pupuk kompos sebesar 3,5% dari total permintaan pupuk organik. Hal ini disebabkan pupuk kandang lebih mudah diperoleh dan harga pupuk kandang lebih murah bila dibandingkan dengan harga pupuk kompos yang dijual ditoko - toko pupuk. Jika petani

membuat pupuk kompos sendiri, maka petani membutuhkan waktu yang cukup lama, karena itu petani kol di daerah penelitian lebih memilih untuk membeli pupuk kandang.

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa pada luas lahan rata – rata 0,36 Ha permintaan pupuk organik adalah sebesar 2720,83 Kg untuk tiap musim tanam atau permintaan pupuk organik pada luas lahan 1 Ha adalah sebanyak 7.557,86 Kg yang terdiri dari 7293,33 Kg pupuk kandang dan 264,53 Kg pupuk kompos pada tiap musim tanam.

Tabel 10. Permintaan pupuk organik petani buncis tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 4 5

Luas lahan

Permintaan pupuk kandang Permintaan pupuk kompos Total permintaan pupuk organik 0,22 291,67 40 331,67 Ha Kg Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 7

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa permintaan pupuk kandang lebih banyak bila dibandingkan dengan permintaan pupuk kompos, permintaan pupuk kandang sebesar 87,9% sedangkan permintaan pupuk kompos sebesar 12,1% dari total permintaan pupuk organik. Hal ini disebabkan pupuk kandang lebih mudah diperoleh dan harga pupuk kandang lebih murah bila dibandingkan dengan harga pupuk kompos yang dijual di toko - toko pupuk.

permintaan pupuk organik pada luas lahan 1 Ha adalah sebanyak 1.507,6 Kg yang terdiri dari pupuk kandang 1.325,2 Kg dan pupuk kompos 182,4 Kg pada tiap musim tanam.

Tabel 11. Permintaan pupuk organik petani cabe tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 4 5

Luas lahan

Permintaan pupuk kandang Permintaan pupuk kompos Total permintaan pupuk organik 0,28 1.980 66,67 2.046,67 Ha Kg Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 8

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahawa permintaan pupuk kandang lebih besar dibandingkan permintaan pupuk kompos, permintaan pupuk kandang sebesar 96,7% sedangkan permintaan pupuk kompos sebesar 3,3% dari total permintaan pupuk organik. Hal ini disebabkan karena petani lebih mudah memperoleh pupuk kandang dan harga pupuk kandang juga lebih murah bila dibandingkan dengan harga pupuk kompos yang dijual di toko – toko pupuk.

Permintaan pupuk organik oleh petani cabe pada luas lahan rata – rata sebesar 0,28 Ha adalah rata – rata sebanyak 2.046,67 Kg pada tiap musim tanam atau permintaan pupuk organik pada luas lahan 1 Ha adalah sebanyak 7.309,5 Kg yang terdiri dari pupuk kandang 7.071,4 Kg dan pupuk kompos 238,1 Kg pada tiap musim tanam.

Besar daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik

Untuk memperoleh besar daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik dilakukan dengan cara membandingkan marginal produksi pupuk organik dengan marginal produksi pupuk anorganik, untuk mencari basar marjinal produksi pupuk organik dilakukan dengan cara membandingkan produksi sayuran yang dihasilkan dengan pupuk organik yang digunakan. Untuk mencari marginal produksi pupuk anorganik sama caranya dengan mencari barginal produksi pupuk organik. Untuk mengetahui seberapa besar daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik disajikan pada tabel 12, 13,14, dan 15.

Tabel 12. Daya substitusi pupuk organik komoditi sayuran tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 Daya substitusi Total produksi 0,28 715,48 Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 9

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui besar daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik sebesar 0,28 kg, artinya 1 Kg pupuk organik dapat menggantikan pupuk anorganik sebesar 0,28 Kg pada luas lahan rata – rata sebesar 0,28 Ha, dan produksi yang diperoleh rata – rata sebesar 715,48 kg. Pada lampiran 9 diketahui bahwa daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik berbeda – beda untuk tiap petani, hal ini disebabkan karena jenis sayuran, luas lahan dan pemakaian pupuk tiap petani berbeda – beda, sehingga diperoleh daya substitusi yang berbeda - beda pula.

Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 9 dengan asumsi luas lahan, harga pupuk organik dan anorganik tetap dapat digambarkan kurva daya subtitusi pada tingkat produksi tertinggi sebagai berikut :

-500 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 daya substitusi p ro d u k s i

Gambar 2. kurva daya subtitusi pupuk organik komoditi sayuran

Pada gambar 2 dapat diketahui bahwa besar daya subtitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik untuk memperoleh produksi tertinggi adalah 0,28 kg. Dengan daya subtitusi sebesar 0,28 maka dapat diperoleh tingkat produksi tertinggi yaitu sebesar 2.700 kg, dengan asumsi luas lahan yang digunakan tidak berubah.

Tabel 13. Daya substitusi pupuk organik tanaman kol tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 Daya substitusi Total produksi 0,12 1.716,67 Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 10

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa 1 Kg pupuk organik dapat menggantikan pupuk anorganik rata – rata sebesar 0,12 kg pada tingkat produksi rata – rata sebesar 1.716,67 Kg, dengan menggunakan luas lahan rata – rata sebesar 0,36 Ha. Semakin langaka dan mahalnya harga pupuk organik serta kerusakan lahan yang disebabkan penggunaan pupuk anorganik yang berkepanjangan, sudah seharusnya petani di daerah penelitian beralih kearah pertanian organik. Mengganti pupuk anorganik dengan cara menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan akan lebih menguntungkan bagi petani.

Besar daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik untuk tiap petani kol juga perbeda, hal ini disebabkan luas lahan yang digunakan berbeda - beda sehingga kebutuhan pupuk organik dan anorganiknya pun menjadi berbeda untuk tiap petani kol. Pada lampiran 10 dapat dilihat perbedaan daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik pada komoditi kol untuk tiap petani.

Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 10 dengan asumsi luas lahan, harga pupuk organik dan anorganik tetap dapat digambarkan kurva daya subtitusi pada tingkat produksi tertinggi sebagai berikut :

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 daya subtitusi p ro d u k s i

Gambar 3. kurva daya subtitusi pupuk organik komoditi kol

Pada gambar 3 dapat diketahui bahwa besar daya subtitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik untuk memperoleh produksi tertinggi adalah 0,12 kg. Dengan daya subtitusi sebesar 0,12 maka dapat diperoleh tingkat produksi tertinggi yaitu sebesar 2.600 kg, dengan asumsi luas lahan yang digunakan tidak berubah.

Tabel 14. Daya substitusi pupuk organik tanaman buncis tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 Daya substitusi Total produksi 0,58 220,67 Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 11

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa 1 Kg pupuk organik dapat menggantikan pupuk anorganik rata – rata sebesar 0,58 kg pada tingkat produksi rata – rata sebesar 220,67 Kg, dengan menggunakan luas lahan rata – rata sebesar 0,22 Ha. Pada lampiran 11 diketahui bahwa daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik berbeda – beda untuk tiap petani, hal ini disebabkan karena jenis sayuran, luas lahan dan kebutuhan pupuk tiap petani berbeda – beda, sehingga diperoleh daya substitusi yang berbeda - beda pula.

Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 11 dengan asumsi luas lahan, harga pupuk organik dan anorganik tetap dapat digambarkan kurva daya subtitusi pada tingkat produksi tertinggi sebagai berikut :

0 100 200 300 400 500 600 700 800 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 daya subtitusi p ro d u k s i

Gambar 4. kurva daya subtitusi pupuk organik komoditi buncis

Pada gambar 4 dapat diketahui bahwa besar daya subtitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik untuk memperoleh produksi tertinggi adalah 0,58 kg. Dengan daya subtitusi sebesar 0,58 maka dapat diperoleh tingkat produksi tertinggi yaitu sebesar 700 kg, dengan asumsi luas lahan yang digunakan tidak berubah.

Tabel 15. Daya substitusi pupuk organik tanaman cabe tiap musim tanam

No Uraian Rataan Satuan

1 2 Daya substitusi Total produksi 0,11 409,33 Kg Kg

Sumber : Analisis data Lampiran 12

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa 1 Kg pupuk organik dapat menggantikan pupuk anorganik rata – rata sebesar 0,11 kg pada tingkat produksi rata – rata sebesar 409,33 Kg, dengan menggunakan luas lahan rata – rata sebesar 0,28 Ha.

Besar daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik untuk tiap petani cabe juga perbeda, hal ini disebabkan luas lahan yang digunakan berbeda - beda sehingga kebutuhan pupuk organik dan anorganiknya pun menjadi berbeda untuk tiap petani cabe. Pada lampiran 12 dapat dilihat perbedaan daya substitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik pada komoditi cabe untuk tiap petani.

Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 12 dengan asumsi luas lahan, harga pupuk organik dan anorganik tetap dapat digambarkan kurva daya subtitusi pada tingkat produksi tertinggi sebagai berikut :

0 200 400 600 800 1000 1200 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 daya subtitusi p ro d u k s i

Gambar 5. kurva daya subtitusi pupuk organic komoditi cabe

Pada gambar 5 dapat diketahui bahwa besar daya subtitusi pupuk organik terhadap pupuk anorganik untuk memperoleh produksi tertinggi adalah 0,11 kg. Dengan daya subtitusi sebesar 0,11 maka dapat diperoleh tingkat produksi tertinggi yaitu sebesar 1.100 kg, dengan asumsi luas lahan yang digunakan tidak berubah.

Pengaruh harga pupuk organik, harga pupuk anorganik, dan luas lahan terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran.

Variabel bebas yang mempengaruhi permintaan pupuk organik yang dimasukkan dalam analisis meliputi harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan, sedangkan variabel terikatnya adalah permintaan pupuk organik. Untuk mengetahui apakah variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran dapat diuji dengan analisis regresi linier berganda dan diperoleh hasilnya sebagai berikut :

Tabel 16. Analisis regresi pengaruh harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan terhadap permintaan pupuk organik petani sayuran.

Coeffi cientsa 2501.044 834.744 2.996 .005 3586.857 900.439 .375 3.983 .000 .663 1.508 -8. 270 1.742 -.459 -4. 749 .000 .627 1.596 .192 .083 .224 2.312 .026 .623 1.605 (Const ant) LA HAN X1 X2 Model 1 B St d. E rror Unstandardized Coeffic ients Beta St andardi zed Coeffic ien ts

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ORGA NIK a.

Konstanta = 2501,044

R2 = 0,777

T tabel = 2,024

F tabel = 2,852

(sumber : diolah dari data lampiran 17)

Pada bagian ini ditampilkan nilai koefisien a, b1, b2 dan b3, t hitung serta tingkat

signifikasi. Dari tabel dapat diperoleh persamaan : Y = 2501,044 – 8,270X1 + 0,192X2 + 3586,857 X3

Berdasarkan tabel dan persamaan diatas dapat diintepretasikan sebagai berikut: Nilai R2 sebesar 0,777 tersebut menunjukkan informasi bahwa 77,7% permintaan pupuk organik dapat dijelaskan oleh variabel harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan. Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung = 44,149 > Ftabel = 2,852 artinya bahwa harga pupuk organik, harga pupuk

anorganik dan luas lahan secara serempak berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran.

Nilai – 8,270 merupakan koefisien harga pupuk organik (X1) yang menunjukkan

bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan harga pupuk organik mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menurunkan permintaan pupuk organik sebesar 8,270 kg. Tanda koefisien yang negatif untuk harga pupuk organik memberikan arti bahwa pengaruh antara harga pupuk organik terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran bersifat negatif, semakin meningkat harga pupuk organik maka permintaan pupuk organik oleh petani sayuran akan semakin menurun dan sebaliknya.

Nilai 0,192 merupakan koefisien harga pupuk anorganik (X2) yang menunjukkan

bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan harga pupuk anorganik mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menaikkan permintaan pupuk organik sebesar 0,192 kg. Tanda koefisien yang positif untuk harga pupuk anorganik memberikan arti bahwa pengaruh antara harga pupuk organik terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran bersifat positif, semakin meningkat

harga pupuk anorganik permintaan pupuk organik oleh petani sayuran akan semakin meningkat dan sebalikya.

Nilai 3586,857 merupakan koefisien luas lahan (X3) yang menunjukkan bahwa

jika variabel independen lain nilainya tetap dan luas lahan mengalami penambahan sebesar 1 satuan maka akan menaikkan permintaan pupuk organik sebesar 3586,857 kg. Tanda koefisien yang positif untuk luas lahan memberikan arti bahwa pengaruh antara luas lahan terhadap permintaan pupuk organik bersifat positif, semakin bertambah luas lahan permintaan pupuk organik akan semakin meningkat dan sebaliknya.

Secara parsial harga pupuk organik berpengaruh terhadap permintaan pupuk rganik oleh petani sayuran. Hal ini dapat diketahui dari nilai -t hitung < -t tabel

(-4,749 < -2,024) maka H1 diterima artinya secara parsial ada pengaruh variabel

harga pupuk organik (X1) terhadap permintaan pupuk organik(Y).

Secara parsial harga pupuk anorganik berpengaruh terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran. Hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung > t tabel

(2,312 > 2,024) maka H1 diterima artinya secara parsial ada pengaruh variabel

harga pupuk anorganik (X2) terhadap permintaan pupuk organik(Y).

Secara parsial luas lahan berpengaruh terhadap permintaan pupuk organik oleh petani sayuran. Hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung > t tabel (3,983 > 2,024)

maka H1 diterima artinya secara parsial ada pengaruh variabel luas lahan (X3)

terhadap permintaan pupuk organik(Y).

Tabel 17. Analisis regresi pengaruh harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan terhadap permintaan pupuk organik petani kol.

Konstanta = 2104,970

R2 = 0,697

T tabel = 2,306

F tabel = 4,066

(sumber : diolah dari data lampiran 18)

Dari tabel 16 di peroleh persamaan :

Y = 2104,970 – 2,966X1 + 0,118X2 + 5667,355 X3

Berdasarkan tabel dan model persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Nilai R2 sebesar 0,697 tersebut menunjukkan informasi bahwa 69,7% permintaan pupuk organik dapat dijelaskan oleh variabel harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan. Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung = 6,131 > Ftabel = 4,066 artinya bahwa harga pupuk organik, harga pupuk

Coefficientsa 2104.970 1704.305 1.235 .252 5667.355 2278.907 .717 2.487 .038 .455 2.196 -2.966 3.608 -.220 -.822 .435 .528 1.895 .118 .191 .135 .619 .553 .800 1.250 (Constant) LAHAN X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ORGANIK a.

anorganik dan luas lahan secara serempak berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk organik.

Nilai – 2,966 merupakan koefisien harga pupuk organik (X1) yang menunjukkan

bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan harga pupuk organik mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menurunkan permintaan pupuk organik sebesar 2,966 kg. Tanda koefisien yang negatif untuk harga pupuk organik memberikan arti bahwa pengaruh antara harga pupuk organik terhadap permintaan pupuk organik oleh petani kol bersifat negatif, semakin meningkat harga pupuk organik maka permintaan pupuk organik oleh petani kol akan semakin menurun dan sebaliknya.

Nilai 0,118 merupakan koefisien harga pupuk anorganik (X2) yang menunjukkan

bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan harga pupuk anorganik mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menaikkan permintaan pupuk organik sebesar 0,118 kg. Tanda koefisien yang positif untuk harga pupuk anorganik memberikan arti bahwa pengaruh antara harga pupuk organik terhadap permintaan pupuk organik oleh petani kol bersifat positif, semakin meningkat harga pupuk anorganik permintaan pupuk organik oleh petani kol akan semakin meningkat dan sebalikya.

Nilai 5667,355 merupakan koefisien luas lahan (X3) yang menunjukkan bahwa

jika variabel independen lain nilainya tetap dan luas lahan mengalami penambahan sebesar 1 satuan maka akan menaikkan permintaan pupuk organik

sebesar 5667,355 kg. Tanda koefisien yang positif untuk luas lahan memberikan arti bahwa pengaruh antara luas lahan terhadap permintaan pupuk organik bersifat positif, semakin bertambah luas lahan permintaan pupuk organik akan semakin meningkat dan sebaliknya.

Secara parsial harga pupuk organik tidak berpengaruh terhadap permintaan pupuk organik petani kol. Hal ini dapat dilihat dari nilai -t hitung > t -tabel (-0,822 > -2,306)

sehingga H0 diterima yang menyatakan tidak ada pengaruh harga pupuk organik

(X1) terhadap permintaan pupuk organik (Y). Petani kol tidak mengurangi

pembelian pupuk organiknya meskipun harga pupuk organik naik, ini disebabkan oleh kebutuhan tanaman akan pupuk organik dan kerusakan lahan. Tanpa pupuk organik, hasil yang diperoleh petani tidak memuaskan karena kondisi lahan di daerah penelitian tidak subur lagi akibat penggunaan pupuk kimia/ anorganik yang berkepanjangan.

Secara parsial harga pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap permintaan

pupuk organik oleh petani kol. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung = 0,619 < t tabel = 2,306, sehingga H0 diterima yang menyatakan tidak ada

pengaruh harga pupuk anorganik (X2) terhadap permintaan pupuk organik (Y).

Hal tersebut disebabkan karena kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk anorganik yang berkepanjangan, sehingga petani tetap membeli pupuk organik untuk memperbaiki lahan yang rusak agar diperoleh hasil yang baik.

Secara parsial luas lahan berpengaruh terhadap permintaan pupuk organik petani kol. Hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung = 2,487 > t tabel = 2,306, maka H1

diterima artinya secara parsial ada pengaruh variabel luas lahan (X3) terhadap

permintaan pupuk organik(Y).

Tabel 18. Analisis regresi pengaruh harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan terhadap permintaan pupuk organik petani buncis.

Coeffi cientsa 1921.492 588.780 3.264 .008 2010.035 490.324 .645 4.099 .002 .498 2.010 -5. 388 1.437 -.443 -3. 749 .003 .883 1.133 1.835E -02 .048 .058 .383 .709 .544 1.839 (Const ant) LA HAN X1 X2 Model 1 B St d. E rror Unstandardized Coeffic ients Beta St andardi zed Coeffic ien ts

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ORGA NIK a.

Konstanta = 1921,492

R2 = 0,865

T tabel = 2,201

F tabel = 3,587

(sumber : diolah dari data lampiran 19)

Dari tabel 17 diperoleh persamaan :

Y = 1921,492 – 5,388X1 + 0,0183X2 + 2010,035 X3

Berdasarkan tabel dan model persamaan diatas dapat diintepretasikan sebagai berikut:

Nilai R2 sebesar 0,865 tersebut menunjukkan informasi bahwa 86,5% permintaan pupuk organik dapat dijelaskan oleh variabel harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan. Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung = 23,437 > Ftabel = 3,587 artinya bahwa harga pupuk organik,

harga pupuk anorganik dan luas lahan secara serempak berpengaruh nyata terhadap permintaan pupuk organik oleh petani buncis.

Nilai – 5,388 merupakan koefisien harga pupuk organik (X1) yang menunjukkan

bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan harga pupuk organik mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menurunkan permintaan pupuk organik sebesar 5,388 kg. Tanda koefisien yang negatif untuk harga pupuk organik memberikan arti bahwa pengaruh antara harga pupuk organik terhadap permintaan pupuk organik oleh petani buncis bersifat negatif, semakin meningkat harga pupuk organik permintaan pupuk organik oleh petani buncis akan semakin menurun dan sebaliknya.

Nilai 0,0183 merupakan koefisien harga pupuk anorganik (X2) yang menunjukkan

bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan harga pupuk anorganik mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka akan menaikkan permintaan pupuk organik sebesar 0,0183 kg. Tanda koefisien yang positif untuk harga pupuk anorganik memberikan arti bahwa pengaruh antara harga pupuk organik terhadap permintaan pupuk organik oleh petani buncis bersifat positif, semakin meningkat harga pupuk anorganik permintaan pupuk organik oleh petani buncis akan semakin meningkat dan sebaliknya.

Nilai 2010,035 merupakan koefisien luas lahan (X3) yang menunjukkan bahwa

jika variabel independen lain nilainya tetap dan luas lahan mengalami penambahan sebesar 1 satuan maka akan menaikkan permintaan pupuk organik sebesar 2010,035 kg. Tanda koefisien yang positif untuk luas lahan memberikan arti bahwa pengaruh antara luas lahan terhadap permintaan pupuk organik bersifat positif, semakin bertambah luas lahan permintaan pupuk organik oleh petani buncis akan semakin meningkat dan sebalikya.

Secara parsial harga pupuk organik berpengaruh terhadap permintaan pupuk

organik oleh petani buncis. Hal ini dapat diketahui dari nilai -t hitung < -t tabel ( -3,749 < -2,201) maka H1 diterima artinya secara parsial ada

pengaruh variabel harga pupuk organik (X1) terhadap permintaan pupuk

organik(Y).

Secara parsial harga pupuk anorganik tidak berpengaruh terhadap permintaan

pupuk organik oleh petani buncis. Hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung = 0,383 < t tabel = 2.201, maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh harga

pupuk anorganik (X2) terhadap permintaan pupuk organik (Y). Hal tersebut

disebabkan oleh kebutuhan petani akan pupuk organik, tanpa pupuk organik hasil yang diperoleh petani tidak memuaskan karena kondisi lahan di daerah penelitian tidak subur lagi akibat penggunaan pupuk kimia/ norganik yang berkepanjangan.

Secara parsial luas lahan berpengaruh terhadap permintaan pupuk organik oleh petani buncis. Hal ini dapat diketahui dari nilai t hitung = 4,099 > t tabel = 2,201

maka H1 diterima artinya secara parsial ada pengaruh variabel luas lahan (X3)

terhadap permintaan pupuk organik (Y).

Tabel 19. Analisis regresi pengaruh harga pupuk organik, harga pupuk anorganik dan luas lahan terhadap permintaan pupuk organik petani cabe.

Coeffi cientsa 2480.292 1486.763 1.668 .123 4096.936 1182.078 .538 3.466 .005 .796 1.256 -8. 171 3.430 -.381 -2. 382 .036 .750 1.334 .225 .120 .270 1.873 .088 .924 1.083 (Const ant) LA HAN X1 X2 Model

Dokumen terkait