• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak Geografis dan Pembagian Administratif

Secara geografis petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan berada di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Kecamatan ini terletak kurang lebih 9 km dari pusat pemerintahan Kabupaten/Kota Cianjur, 90 Km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat dan 120 Km dari pusat pemerintahan Negara. Kecamatan Warungkondang memiliki batas wilayah sebagai berikut (Kecamatan Warungkondang, 2010) :

Sebelah Utara : Kecamatan Cugenang Sebelah Selatan : Kecamatan Gekbrong Sebelah Barat : Kabupaten Sukabumi Sebelah Timur : Kecamatan Cilaku

Kecamatan Warungkondang memiliki wilayah seluas 4.893,96 ha, terletak di arah barat daya ibukota Kabupaten Cianjur, dengan ketinggian berkisar antara 450 sampai dengan 1.000 meter diatas permukaan air laut, dan dengan kemiringan antara 1 derajat sampai dengan 15 derajat. Jenis tanah di Kecamatan Warungkondang yaitu tanah latosol aluvial berada pada ketinggian 300-900 meter diatas permukaan laut dengan pH tanah 5-6. Suhu rara-rata di Kecamatan Warungkondang yaitu 25ºC dan memiliki rata-rata 2000-2500 mm/tahun (BPS Cianjur, 2011). Luas wilayah Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, yaitu 4894 hektar, yang terdiri atas pemukiman, persawahan, tegal/ladang, perkebunan, hutan lindung, kolam, dan lain-lain. Secara rinci luas wilayah Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur yang dilihat menurut penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Luas Wilayah Menurut Penggunaannya Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2010

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman 788 16,10 2 Persawahan 1664 34,00 3 Tegal/Ladang 270 5,51 4 Perkebunan 555 11,34 5 Hutan Lindung 1120 22,88 6 Kolam 121 2,47 7 Lain – lain 376 7,68 Jumlah Total 4894 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur (2010)

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar luas wilayah Kecamatan Warungkondang digunakan untuk persawahan, yaitu sebesar 1664 hektar atau mencapai 34,00 persen dari total luas wilayah Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Hal tersebut menunjukkan bahwa lahan Kecamatan Warungkondang diprioritaskan untuk lahan persawahan atau

menanam padi. Penggunaan lahan terbesar setelah lahan persawahan adalah untuk hutan lindung yaitu sekitar 1120 hektar, pemukiman sekitar 788 hektar, perkebunan sekitar 555 hektar, lain-lain seperti sarana dan prasarana umum sekitar 376 hektar, tegal/ladang sekitar 270 hektar, dan kolam sekitar 270 hektar. Besarnya penggunaan lahan untuk ladang/tegal ini digunakan sebagai areal pertanian yang lebih variatif seperti untuk menanam tanaman palawija, sayuran, tanaman hias, dan lain-lain.

Kependudukan dan Keadaan Sosial Ekonomi

Desa Tegallega merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur yang terdiri dari 26 RT dan 6 RW dimana terdapat 1327 Kepala Keluarga (KK). Penduduk Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur berjumlah 4603 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2364 jiwa dan perempuan sebanyak 2239 jiwa.

Mayoritas penduduk Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Bogor menganut agama Islam dan merupakan penduduk asli daerah dengan suku sunda. Keadaan tingkat pendidikan formal di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur mencerminkan kemajuan pendidikan baik kualitas maupun kuantitas pada suatu wilayah tersebut. Gambaran mengenai tingkat pendidikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Tingkat Pendidikan Warga Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang,

Kabupaten Cianjur Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 518 14,75 2 Tidak Sekolah 14 0,39 3 Sedang Sekolah 702 19,98 4 Tidak Tamat SD 110 3,13 5 Tamat SD 1521 43,28 6 Tamat SMP/Sederajat 485 13,81 7 Tamat SMA/Sederajat 153 4,35 8 Tamat Akademi 4 0,14 S1/S2/S3 7 0,19 Jumlah Total 3514 100

Sumber: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2010)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur relatif rendah, dimana sebanyak 43,28 persen warganya memiliki latar belakang pendidikan hanya sampai tamat SD. Rendahnya tingkat pendidikan Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur karena mahalnya biaya pendidikan sehingga sebagian besar anak-anak hanya mampu bersekolah hingga tingkat SD dan tingkat SMP saja. Namun, bila dilihat secara keseluruhan semakin berkembangnya tingkat pemikiran masyarakat terdapat kesadaran akan pentingnya pendidikan yang memadai, hal tersebut dapat dilihat dari adanya masyarakat yang melanjutkan pendidikannya hingga ke tingkat perguruan tinggi baik itu tingkat akademi yaitu sebesar 0,14 persen dan tingkat sarjana sebesar 0,19 persen.

Apabila dilihat dari aspek ekonomi, mata pencaharian pokok yang dilakukan oleh penduduk Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur beraneka ragam, namun sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur adalah sebagai buruh tani. Komposisi mata pencaharian masyarakat Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Mata Pencaharian Pokok Warga Desa Tegallega, Kecamatan

Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2010

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Petani 262 20,45

2 Buruh Tani 442 34,50

3 Buruh Migran 188 14,68

4 PNS 9 0,70

5 Pengrajin Industri Rumah Tangga 11 0,86

6 Pedagang Keliling 23 1,80

7 Montir 3 0,23

8 Pengusaha Kecil dan Menengah 17 1,33

9 Karyawan Perusahaan Swasta 108 8,43

10 Karyawan Perusahaan Pemerintah 166 12,96

11 Pengemudi 15 1,17

12 Ojek 21 1,64

13 Tukang Kayu 10 0,78

14 Tukang Batu 6 0,47

Jumlah Total 1281 100

Sumber: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2010)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa persentase jumlah tenaga kerja penduduk Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur yang bekerja sebagai petani adalah sekitar 20,45 persen dan angka persentase tersebut berada pada urutan kedua setelah buruh tani yaitu sebesar 34,50 persen dengan jumlah penduduk 442 orang. Kebanyakan penduduk bekerja sebagai buruh tani karena mereka tidak mempunyai lahan sendiri dan mereka menggarap lahan milik orang lain. Sebagian besar penduduk Desa Tegallega tidak mempunyai cukup biaya untuk membeli lahan sendiri. Tetapi dengan mata pencaharian yang sebagian besar pada bidang pertanian menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan mata pencaharian yang cukup menjanjikan untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan utama masyarakat Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.

Sarana dan Prasarana

Perkembangan pembangunan yang didukung dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya perubahan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Sarana yang ada di Desa Tegallega diantaranya berupa sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, sarana dan prasarana komunikasi dan informasi, sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi

Untuk sarana pendidikan baik formal maupun informal terdiri dari sekolah Play Group/PAUD/TK, SD/Sederajat baik negeri maupun swasta, sekolah SMP/sederajat, dan sekolah SMA/Sederajat. Sarana dan prasarana kesehatan terdiri dari puskesmas pembantu yaitu sebanyak 1 unit, dan posyandu sebanyak 6 unit. Kemudian untuk sarana dan prasarana transportasi terdapat angkutan umum dan beberapa pangkalan ojek.

Dalam sarana jalan dan telekomunikasi, sebagian besara masyarakat Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur telah memiliki alat komunikasi yang berupa telepon seluler sehingga memudahkan akses komunikasi antar penduduk maupun komunikasi dengan luar penduduk Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Kondisi jalan menuju Desa Tegallega masih kurang bagus, kondisi jalan banyak yang berlubang dan akan tergenang pada musim penghujan. Selain itu, di Desa Tegallega juga menyediakan prasarana keagamaan seperti masjid/mushola umum, gereja, dan prasarana pemerintahan seperti gedung kantor desa dan inventaris-inventaris.

Gambaran Umum Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan

Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan merupakan kelompok tani yang bergerak dibidang usaha hortikultura khususnya sayuran. Awal mula terbentuknya kelompok tani ini adalah munculnya gagasan dan pemikiran dari beberapa petani untuk membentuk suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama dalam bidang pertanian, yaitu agar dapat berbagi informasi dan mengembangkan usaha bersama. Kelompok tani ini terbentuk pada tahun 1998 dengan anggota berjumlah 5 orang dan pada tahun 2000 Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan membentuk koperasi dengan nama yang sama yaitu Koperasi Mitra Tani Parahyangan yang beralamat di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur dengan nomor badan hukum : 105/BHKdk/10.7/XIII/2000, SITU no. 503/020/SITU/II/2002, TDP no. 100 625 200 777, NPWP no. 01.990.733.8-406.008. Pada awalnya pemasaran produk dari Koperasi Mitra Tani Parahyangan terbatas pada pasar – pasar tradisional daerah Kabupaten Cianjur dan menjadi pemasok sayuran di daerah Cipanas dan tahun 2002 pemasaran diperluas ke pasar swalayan (Lion Super Indo, Alfa Midi Pusat, Hari-Hari Swalayan, Giant, Aneka Buana, Cimory, dan lain - lain).

Anggota Koperasi Mitra Tani Parahyangan pada saat ini sebanyak 329 petani yang salah satunya adalah Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan. Koperasi Mitra Tani Parahyangan merupakan koperasi bagi para petani di Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cipanas, Kecamatan Cugenang, dan lain-lain. Sistem kerjasama ini tercantum dalam hak dan kewajiban masing-masing pihak yaitu antara petani dengan Koperasi Mitra Tani Parahyangan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari ketua Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, dapat diketahui bahwa yang termasuk hak petani antara lain mendapatkan pelayanan dari pengurus koperasi mulai dari subsistem penyediaan input, produksi, pemasaran hasil, dan sebagai lembaga penunjang. Sedangkan kewajiban yang harus dijalankan oleh petani antara lain adalah membayar iuran rutin serta aktif dalam menjual hasilnya ke Koperasi Mitra Tani Parahyangan.

Karakteristik Petani Responden

Penelitian ini dilakukan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Pemilihan ini didasarkan bahwa desa tersebut merupakan daerah penghasil sayuran di Kecamatan Warungkondang. Responden penelitian ini merupakan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting meliputi umur responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, kepemilikan lahan, serta orientasi usahatani. Karakteristik tersebut dianggap penting didalam penelitian ini karena akan berpengaruh terhadap pelaksanaan usahatani sayuran.

Umur Responden

Umur petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini berkisar antara umur 25 sampai 60 tahun. Persentase umur tertinggi yaitu sebesar 32 persen berada pada kelompok umur antara 41 sampai 50 tahun dengan jumlah petani sebanyak 8 orang. Selain itu terdapat juga persentase umur terendah yaitu dengan nilai 16 persen yang berada pada kelompok umur > 60 tahun dengan jumlah petani responden sebanyak 4 orang. Komposisi dari sebaran umur petani responden berdasarkan umur responden dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Usia di Desa Tegallega, Kecamatan Warubgkondang, Kabupaten Cianjur

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%) 1 < 30 - 0 2 30 – 40 7 28 3 41 – 50 8 32 4 51 – 60 6 24 5 > 60 4 16 Total 25 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 8 mengenai karakteristik petani responden berdasarkan umur, maka dapat diketahui bahwa persentase terbesar petani yang mengusahakan sayuran berada pada usia produktif dengan kisaran umur 30 sampai 50 tahun. Umur yang merupakan variabel yang cukup penting dalam melakukan sebuah kegiatan usaha karena akan mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan aktivitasnya. Umur berkaitan dengan kemampuan fisik serta kemampuan daya pikir petani. Semakin tua usia seseorang maka akan semakin menurun kemampuan fisik serta daya pikirnya. Namun, terdapat petani yang sudah memasuki usia lanjut yaitu > 60 tahun yang masih menjalankan kegiatan usahatani sayurannya meskipun tidak secara aktif melakukan kegiatan usahanya.

Jenis Kelamin Responden

Kegiatan usahatani yang menghasilkan sayuran di Desa Tegallega, ternyata tidak hanya dijalankan oleh kaum laki-laki saja, namun juga dijalankan oleh kaum perempuan. Adanya latar belakang yang berbeda serta didukung dengan adanya keterampilan yang beragam pula ternyata perempuan juga mampu menjalankan

usaha ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani sayuran yang dilakukan petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan didominasi oleh kaum laki-laki dengan nilai persentase mencapai 100 persen dengan jumlah responden sebanyak 25 orang. Sedangkan kaum perempuan kebanyakan menjadi ibu rumah tangga atau hanya membantu kaum laki-laki dalam menjalankan budi daya sayuran. Adapun komposisi sebaran umum petani responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Jenis Kelamin Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%)

1 Perempuan - 0

2 Laki – laki 25 100

Total 25 100

Tidak adanya kaum perempuan yang menjalankan usahatani sayuran ini didasari oleh berbagai faktor, diantaranya adalah karena usahatani sayuran kebanyakan kegiatannya banyak dilakukan oleh kaum laki laki. Kebanyakan kaum perempuan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dalam menjalankan kegiatan usahatani sayuran hanya untuk membantu kaum laki-laki seperti menanam, mocis benih, dan penyiangan.

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden mencerminkan kualitas sumber daya manusia, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia tersebut. Kondisi tersebut dapat terlihat dari tingkat pengetahuan mengenai usaha yang dijalankan, masalah yang dihadapi serta bagaimana mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut. Tingkat pendidikan yang pernah diperoleh oleh petani responden akan berpengaruh terhadap tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Tingkat pendidikan petani beragam dan sebagian besar responden hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD)/sederajat yaitu sebesar 80 persen yaitu sebanyak 20 responden. Persentase ini lebih besar bila dibanding dengan tingkat pendidikan yang lain seperti SMP/sederajat yaitu sebesar 12 persen dengan jumlah responden 3 orang, dan SMA/sederajat sebanyak 8 persen. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar pernah mendapatkan pendidikan formal yang berarti petani dapat membaca dan menulis sehingga menjalankan usahanya tidak mengandalkan orang lain. Komposisi kelompok petani responden berdasarkan tingkat pendidikan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Orang) Pesentase (%) 1 SD/Sederajat 20 80 2 SMP/Sederajat 3 12 3 SMA/Sederajat 2 8 4 Perguruan Tinggi - Total 25 100

Selain pendidikan formal yang diperoleh petani responden, perlu adanya tambahan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bertani para petani. Oleh karena itu petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan selalu mengadakan acara pertemuan yang rutin dilakukan setiap 1 bulan sekali di Koperasi Mitra Tani Parahyangan. Acara pertemuan rutin tersebut diisi dengan berbagai kegiatan seperti penyuluhan pertanian baik dari pihak Koperasi Mitra Tani Parahyangan maupun dari instansi lain, konsultasi, pelatihan serta silaturahmi antar anggota yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam mengelola usahataninya.

Pengalaman Bertani Responden

Pengalaman bertani berkaitan erat dengan lama petani dalam menjalankan usahanya. Pengalaman petani responden akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan serta keterampilan petani dalam mengelola usahanya. Pengalaman yang diperoleh akan mempengaruhi perilaku seseorang seperti pengetahuan, keterampilan, pemahaman serta sikap. Lamanya suatu usaha merupakan pengalaman yang dapat diambil manfaatnya, karena semakin lama pengalaman seseorang dalam menjalankan suatu usaha maka akan semakin banyak pengalaman yang diperoleh. Komposisi lengkap dari petani responden berdasarkan pengalaman bertani di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur dapata dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Pengalaman Bertani Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1 < 1 Tahun - 0 2 1 – 5 Tahun - 0 3 5 – 10 Tahun 3 12 4 > 10 Tahun 22 88 Total 25 100

Tabel 11 menggambarkan karakteristik responden berdasarkan pengalaman bertani para petani. Sebagian besar petani yang dijadikan responden memiliki

pengalaman bertani selama lebih dari 10 tahun dengan persentase 88 persen sebanyak 22 responden. Pengalaman bertani yang dimiliki responden menunjukkan lamanya responden berperan aktif dalam usahatani sayuran. Semakin lama pengalaman bertani maka dapat disimpulkan bahwa responden sudah memiliki teknik budidaya dalam kegiatan usahataniyang dijalankan.

Luas Lahan Responden

Luas lahan yang digarap oleh para petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur rata-rata 0,4 ha. Hal ini terkait dengan orientasi petani responden dalam menjalankan usahanya tersebut dimana beberapa diantara mereka bertani sebagai usaha yang utama. Luas lahan yang digarap petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur dapat dilihat secara keseluruhan pada Tabel 12.

Tabel 12 Luas Lahan yang Digarap Petani Anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Luas Lahan (Ha) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1 < 0,25 13 52 2 0,25 – 0,5 10 40 3 0,51 – 1 - 4 > 1 2 8 Total 25 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 12 mengenai luas lahan yang digarap petani, maka dapat diketahui bahwa persentase terbesar luas lahan yang digarap oleh petani berada pada luas lahan < 0,25 ha. Persentase luas lahan tertinggi yaitu sebesar 52 persen dengan jumlah responden 13 orang. Persentase tersebut masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan luas lahan 0,25-0,5 ha yang hanya 40 persen dengan jumlah responden 10 orang. Selain itu terdapat juga persentase luas lahan terendah yaitu > 1 ha dengan persentase sebesar 8 persen.

Kepemilikan Lahan Responden

Kepemilikan lahan pertanian di Desa Tegallega pada umumnya merupakan lahan sewa yang dibayar 1 tahun sekali. Sebagian besar petani menyewa lahan karena adanya keterbatasan modal untuk memiliki lahan sendiri. Namun, ada juga petani yang status kepemilikan lahannya milik sendiri. Adapun komposisi dari sebaran umum kepemilikan lahan responden dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Karakteristik Kepemilikan Lahan Petani Anggota Kelompok tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Kepemilikan Lahan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1 Menyewa 23 92 2 Milik Sendiri 2 8 Total 25 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 13 mengenai karakteristik kepemilikan lahan responden kepemilikan lahan dengan persentase tertinggi yaitu pada kepemilikan lahan sewa yaitu sebesar 92 persen dengan jumlah responden sebanyak 23 orang. Sedangkan untuk kepemilikan lahan sendiri hanya sebesar 8 persen dengan jumlah responden sebanyak 2 orang.

Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu ukuran yang menggambarkan beban ekonomi yang harus ditanggung oleh petani responden. Dilihat dari jumlah tanggungan keluarga, sebanyak 64 persen petani responden memiliki tanggungan keluarga sekitar 3 hingga 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa para petani responden sayuran di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur cukup menyadari bahwa dengan ukuran keluarga yang kecil akan mengurangi beban ekonomi bagi petani responden. Namun, ada pula petani responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak > 8 anggota keluarga, tetapi hanya sebesar 16 persen dari petani responden secara keseluruhan. Jumlah tanggungan petani responden secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Karakteristik Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di DesaTegallega,Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1 0 – 2 - 0 2 3 – 5 16 64 3 6 – 8 5 36 4 > 8 4 16 Total 25 100

Sumber Modal Responden

Sumber modal yang digunakan oleh petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan sebagian besar merupakan modal sendiri. Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan merupakan anggota dari Koperasi Mitra Tani Parahyangan dimana anggotanya mendapatkan bantuan modal dari Koperasi Mitra Tani Parhyangan. Bantuan dari koperasi dapat berupa uang atau dalam bentuk sarana produksi pertanian sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung proses budi daya sayuran. Komposisi sumber modal petani responden dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Karakteristik Sumber Modal Petani Anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur Tahun 2013

No Sumber Modal Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%) 1 Sendiri 11 44 2 Pinjaman (Uang) 5 20 3 Pinjaman (Saprodi+Uang) 2 8

4 Sendiri + Pinjaman (Saprodi) 7 28

Total 25 100

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa sumber modal yang digunakan petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur persentase tertinggi sumber modal berasal dari modal sendiri yaitu sebesar 44 persen dengan jumlah responden sebanyak 11 orang. Persentase kedua terbesar setelah modal sendiri adalah modal sendiri dan pinjaman dalam bentuk saprodi yaitu sebesar 28 persen dengan jumlah responden sebesar 7 orang.

Pola Tanam Sayuran

Pola tanam yang dilakukan oleh petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur berbeda-beda setiap musim tanamnya. Para petani responden mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman pada setiap musim tanam. Tomat merupakan salah satu sayuran yang diutamakan, sedangkan leunca hanya sebagai tanaman selingan yang ditanam dipinggir bedengan. Hal ini dilakukan agar petani dapat berproduksi dalam periode waktu tertentu, dengan kualitas dan kuantitas sayuran yang diinginkan. Pengaturan pola tanam dilakukan berdasarkan pertimbangan dari kontinuitas produk. Penanaman sayuran yang dilakukan oleh petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan biasanya dilakukan dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari. Monokultur adalah sistem penanaman satu komoditi saja. Sedangkan pola tanam tumpangsari adalah sistem penanaman minimal dua komoditi pada lahan yang sama dengan periode waktu tertentu. Pola tanam tumpangsari bertujuan agar penggunaan tiap bedengan lahan lebih efektif.

Pola tanam juga diperlukan untuk menghindari serangan hama dan penyakit yang menyerang sayuran. Oleh karena itu, setelah pemanenan, bedengan dipersiapkan untuk ditanami kembali dengan syarat bukan jenis tanaman yang sama dengan jenis tanaman sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan unsur hara yang telah diambil oleh tanaman sayuran sebelumnya. Tetapi, karena untuk memenuhi permintaan dari pasar swalayan yang harus dipenuhi secara kontinyu setiap harinya terkadang petani melakukan penanaman sayuran dengan komoditas yang sama seperti penanaman sebelumnya, misalnya tomat yang permintaan tiap harinya bisa mencapai 2-3 ton. Adapun pola tanam yang dilakukan petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan dapat dilihat pada Gambar 4.

Pola Tanam I Pola Tanam II Pola Tanam III

Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Keterangan:

Tm = Tomat Kb = Kubis Lc = Leunca

Gambar 4 Pola tanam petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan

Teknis dan Teknologi Produksi

Petani anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan yang berlokasi di

Dokumen terkait