• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Konsumen

Kuesioner yang disebarkan kepada para responden merupakan konsumen teh hitam siap minum di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari konsumen teh hitam siap minum di Kota Bogor. Karakteristik konsumen diklasifikasikan berdasarkan usia, status marital, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan. Berikut ini adalah penjelasan yang akan menggambarkan karakteristik umum responden terhadap produk teh hitam siap minum berdasarkan klasifikasi tersebut.

1. Usia

Konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda pula. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap suatu produk. Usia responden dikategorikan kedalam lima kelompok yaitu 17 hingga 22 tahun, 23 hingga 29 tahun, 30 hingga 36 tahun, 37 hingga 43 tahun, dan diatas 44 tahun. Pada Tabel 4 dapat dilihat sebaran responden berdasarkan usia.

Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan usia No Usia (tahun) Persentase (%)

1 17-22 59 2 23-29 20 3 30-36 8 4 37-43 6 5 >44 7 Total 100

Tabel 4 menunjukkan responden yang paling dominan berkisar antara 17 hingga 22 tahun sebanyak 59 persen dan pada rentang usia 23 hinga 29 tahun sebesar 20 persen. Hal tersebut disebabkan pada rentang usia tersebut merupakan usia remaja yang kehidupannya dipengaruhi oleh gaya hidup yang sedang berkembang serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu produk. Selain itu responden yang berada pada rentang usia 17 hingga 23 tahun merupakan usia masa transisi dimana proses keputusannya akan dipengaruhi oleh

banyak hal dari berbagai informasi yang berkembang. Responden pada rentang usia tersebut memiliki keinginan untuk mencoba-coba produk baru.

Responden lainnya berada dalam rentang usia 30 hingga 36 tahun sebanyak delapan persen, 37 hingga 43 tahun sebanyak enam persen, dan usia diatas 44 tahun sebanyak tujuh persen. Responden tersebut mengkonsumsi teh hitam siap minum dengan alasan kebiasaan atau tradisi yang sudah turun temurun sejak jaman dahulu.

2. Status Marital

Status marital atau status pernikahan responden dapat menggambarkan karakteristik dari responden teh hitam siap minum. Status pernikahan dibagi menjadi dua yaitu belum menikah dan sudah menikah. Status pernikahan dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang terhadap suatu produk. Tabel 5 akan menggambarkan sebaran responden berdasarkan status marital.

Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan status marital

Status marital Persentase (%)

Menikah 24

Belum Menikah 76

Total 100

Berdasarkan Tabel 5 status marital mayoritas responden adalah belum menikah dengan jumlah responden sebanyak 76 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden teh hitam siap minum umumnya berusia muda. Keputusan pembelian teh hitam siap minum yang dilakukan oleh responden yang belum menikah tersebut merupakan keputusan yang dipengaruhi oleh dirinya sendiri.

Responden yang belum menikah mengkonsumsi teh hitam siap minum karena adanya keinginan pribadi untuk mendapatkan kesegaran serta menghilangkan dahaga. Hal ini juga terlihat dari sebagian besar responden yang belum menikah berada pada rentang usia remaja hingga dewasa. Berbeda dengan 24 persen responden yang sudah menikah, keputusan pembelian responden akan disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga lainnya.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Responden teh hitam siap minum dengan status belum menikah yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 5–6 orang, termasuk orang tua dan kerabat yang tinggal serumah yaitu sebanyak 50 persen, kemudian diikuti responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 2-4 orang sebanyak 41 persen. Semakin banyak jumlah anggota keluarga responden yang ikut mengkonsumsi teh hitam siap minum, maka semakin besar peluang peningkatan penjualan produk teh hitam siap minum. Sebaran jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Sebaran jumlah anggota keluarga responden Jumlah anggota keluarga Persentase (%)

2-4 orang 41

5-6 orang 50

7-8 orang 9

4. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang dapat menunjukkan tingkat pengetahuan mereka terhadap suatu produk. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat menggambarkan perbedaan tingkat kebutuhan serta selera responden terhadap produk. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan.

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 58

Wirausaha 6

Pegawai Negeri 4

Pegawai Swasta 23

Ibu Rumah Tangga 9

Total 100

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan yang paling dominan yaitu sebagai pelajar atau mahasiswa sebesar 58 persen. Jumlah terbanyak berikutnya adalah pegawai swasta dengan jumlah 23 persen kemudian diikuti ibu rumah tangga sembilan persen, wirausaha enam persen, dan pegawai negeri dengan jumlah paling kecil yaitu sebesar empat persen. Pelajar atau mahasiswa merupakan responden terbanyak diantara jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian merupakan pusat perbelanjaan yang sering dikunjungi oleh pelajar atau mahasiswa.

5. Pendidikan Terakhir

Karakteristik dapat dilihat dari tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh responden. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Pada Tabel 8 dapat dilihat sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir.

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan terakhir Persentase (%)

SMP 4

SMA 63

Akademi (D1/D2/D3) 5

Sarjana (S1/S2/S3) 28

Total 100

Tingkat pendidikan responden beragam dari Sekolah Menengah Pertama hingga sarjana. Tabel 8 menunjukkan tingkat pendidikan terakhir mayoritas responden adalah Sekolah Menengah Atas sebanyak 63 persen yang kemudian diikuti oleh pendidikan sarjana sebesar 28 persen, akademi lima persen, dan Sekolah Menengah Pertama empat persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden teh hitam siap minum merupakan kalangan muda yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan suatu produk baru yang beredar di pasaran juga mengikuti tren yang sedang berkembang.

6. Pendapatan

Tingkat pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan rata-rata yang diterima oleh responden dalam satu bulan. Pendapatan pelajar atau mahasiswa merupakan uang saku, sedangkan pendapatan yang diterima ibu rumah tangga didefinisikan sebagai pendapatan yang diterima dari pendapatan suami selama satu bulan. Tingkat pendapatan yang diterima oleh responden akan mempengaruhi jumlah konsumsi dan akan berdampak pada pembelian yang dilakukan. Tabel 9 akan menggambarkan sebaran responden berdasarkan tingkat pendapatannya dalam satu bulan.

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan pendapatan

Pendapatan Persentase (%) < 2.000.000 60 2.000.001 – 3.000.000 28 3.000.001 – 6.000.000 10 6.000.001 – 10.000.000 2 >10.000.000 0 Total 100

Tabel 9 menunjukkan pendapatan responden mayoritas adalah kurang dari dua juta rupiah dengan jumlah responden sebanyak 60 persen. Responden ini dikategorikan sebagai golongan ekonomi menengah kebawah. Apabila dihubungkan dengan banyaknya responden yang berusia 17 hingga 22 tahun dimungkinkan pada usia tersebut responden masih menjadi pelajar atau mahasiswa sehingga tingkat pendapatan yang diterima dalam satu bulan kurang dari dua juta rupiah.

Adapun 28 persen lainnya yang memiliki pendapatan berkisar antara dua juta rupiah hingga tiga juta rupiah dalam sebulan. Responden dengan pendapatan tersebut dikategorikan sebagai golongan ekonomi menengah. Sebanyak 10 persen responden menyatakan bahwa mereka memiliki pendapatan berkisar antara tiga juta rupiah hingga enam juta rupiah yang dikategorikan kedalam golongan ekonomi menengah keatas. Responden pada rentang pendapatan ini berprofesi sebagai pegawai swasta dan wirausaha. Responden yang memiliki pendapatan diatas 10 juta rupiah sebesar nol persen.

Tahapan Keputusan Pembelian

Karakteristik dan latar belakang yang beragam akan mempengaruhi pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk. Proses pengambilan keputusan pembelian teh hitam siap minum berawal ketika konsumen merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan produk tersebut. Kesadaran akan kebutuhan yang harus dipenuhi menjadikan responden mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Secara rinci responden menentukan keputusan pembelian melalui tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi hasil pembelian.

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk adalah pengenalan kebutuhan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi dan manfaat responden mengkonsumsi teh hitam siap minum. Dari hasil sebaran kuesioner didapat bahwa motivasi responden dalam mengkonsumsi teh hitam siap minum yang paling dominan karena kesegaran. Motivasi kedua responden dalam mengkonsumsi teh hitam siap minum adalah rasa yang enak. Kemudian secara berturut-turut karena ingin mencoba, kepraktisan, kebiasaan, gaya hidup serta pengaruh iklan dan promosi. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Motivasi responden terhadap konsumsi teh hitam siap minum

Motivasi Persentase (%)

Gaya hidup 8

Kebiasaan 10

Kesegaran 44

Rasa yang enak 18

Terpengaruh iklan/promosi 7

Lainnya: ingin mencoba, praktis 13

Total 100

Tabel 10 menunjukkan bahwa motivasi utama responden mengkonsumsi teh hitam siap minum adalah atribut kesegaran sebesar 44 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kesegaran memiliki peranan besar untuk mempengaruhi responden pada saat mengkonsumsi teh hitam siap minum. Motivasi terbesar kedua bagi responden teh hitam siap minum adalah rasa yang enak sebesar 18 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengharapkan rasa yang enak pada saat mengkonsumsi teh hitam siap minum.

Motivasi lainnya yang mendorong responden untuk mengkonsumsi teh hitam siap minum adalah keinginan untuk mencoba dan segi kepraktisan dari teh hitam siap minum. Kepraktisan dari teh hitam siap minum yang dapat memudahkan responden untuk mengkonsumsi teh hitam siap minum kapan saja dan dimana saja.

Atribut kebiasaan memperoleh persentase sebesar 10 persen, karena sedikit orang yang mengkonsumsi teh hitam siap minum sebagai suatu kebiasaan. Teh hitam siap minum masih dianggap sebagai minuman pelengkap dan bukan sebagai minuman yang wajib dikonsumsi. Delapan persen responden lainnya mengkonsumsi teh hitam siap minum dimotivasi karena gaya hidup, dan tujuh persen responden dipengaruhi oleh adanya iklan.

Responden juga akan memiliki kepentingan tertentu untuk memenuhi keinginannya. Tingkat kepentingan responden terhadap suatu produk tentunya akan berbeda-beda. Untuk mengetahui seberapa penting teh hitam siap minum dikonsumsi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Tingkat kepentingan responden terhadap konsumsi teh hitam siap minum

Tingkat kepentingan Persentase (%)

Sangat penting 3

Penting 32

Biasa saja 63

Tidak penting 2

Total 100

Terkait dengan tingkat kepentingan responden dalam mengkonsumsi teh hitam siap minum yang sebagian besar biasa saja. Perasaan responden jika tidak mengkonsumsi teh hitam siap minum lebih cenderung biasa saja yaitu sebesar 63 persen. Mayoritas responden menganggap mengkonsumsi teh hitam siap minum hanya untuk memenuhi keinginan saja dan bukan sebagai sesuatu hal yang wajib untuk dikonsumsi, sehingga jika responden tidak mengkonsumsi teh hitam siap minum maka perasaan mereka biasa saja dan tidak merasa ada yang kurang.

Responden yang menjawab merasa ada yang kurang jika tidak mengkonsumsi teh hitam siap minum sebesar 28 persen. Hal ini menunjukkan responden sudah menjadikan produk teh hitam siap minum sebagai sesuatu yang penting dan mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Tabel 12 menunjukkan apa yang dirasakan oleh responden jika tidak mengkonsumsi teh hitam siap minum.

Tabel 12 Sikap responden apabila tidak mengkonsumsi teh hitam siap minum

Sikap responden Persentase (%)

Merasa ada yang kurang 28

Biasa saja 72

Total 100

2. Pencarian Informasi

Tahap kedua proses keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk adalah pengenalan kebutuhan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui sumber- sumber informasi responden mengenai teh hitam siap minum dan seberapa besar pengaruh iklan bagi responden dalam pembelian produk teh hitam siap minum. Pencarian informasi dapat dilakukan responden melalui dua cara, yaitu pencarian internal maupun pencarian eksternal. Pencarian internal merupakan pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan, sedangkan pencarian eksternal informasi diperoleh dari lingkungan.

Pencarian internal biasanya dilakukan oleh responden yang sebelumnya pernah membeli produk minuman teh hitam siap minum, dimana responden sangat mengandalkan pengetahuan yang sudah ada. Tingkat kepuasan dengan pembelian sebelumnya juga akan menentukan responden pada pencarian internal. Bagi responden yang baru pertama kali membeli produk teh dalam kemasan tentu saja tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pembelian sehingga responden tersebut akan melakukan pencarian eksternal.

Responden yang memiliki pencarian internal juga dimungkinkan akan melakukan pencarian eksternal. Hal ini disebabkan pengetahuan responden yang tidak memadai untuk kategori produk yang dicirikan dengan waktu antar pembelian yang lama. Selama adanya renggang waktu tersebut, mungkin terdapat perubahan produk yang signifikan dalam hal harga, produk baru yang sejenis ataupun toko. Meskipun perubahan produknya minimum, pencarian internal terhambat oleh waktu antar pembelian yang lama karena masalah keterlupaan.

Responden teh hitam siap minum menyatakan bahwa awal mereka mengkonsumsi teh hitam siap minum, informasi yang responden peroleh berasal dari pencarian eksternal. Pemerolehan informasi tersebut mereka dapatkan dari berbagai sumber seperti terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Sumber informasi responden teh hitam siap minum

Sumber informasi Persentase (%)

Teman 19 Keluarga 22 Televisi 50 Majalah/koran 3 Penjual/SPG 6 Lainnya 0 Total 100

Dari hasil sebaran kuesioner didapat bahwa sumber-sumber informasi responden mengenai teh hitam siap minum yang terbanyak adalah media televisi yaitu sebesar 50 persen. Hal ini disebabkan media televisi merupakan media yang mempunyai daya jangkauan yang sanga luas sehingga dapat diterima masyarakat dimanapun berada. Media televisi juga merupakan media yang sangat menarik yang merupakan penggabungan antara gambar yang bergerak dan suara yang dapat didengar sehinga akan meningkatkan daya ingat responden terhadap suatu produk.

Sumber informasi kedua berasal dari keluarga yaitu sebesar 22 persen. Keluarga merupakan media yang mampu memberikan pngaruh cukup kuat terhadap pola konsumsi seseorang. Pergaulan juga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk. Responden yang memperoleh infomasi dari teman sebesar 19 persen. Responden tersebut menyatakan bahwa awalnya hanya mencoba-coba namun karena mulai mencari informasi lainnya maka responden pun ikut mengkonsumsi teh hitam siap minum secara berkala. Hanya sedikit responden yang mendapatkan informasi langsung dari penjual dan media majalah maupun koran yaitu masing-masing sebesar enam dan tiga persen.

Dalam melakukan pencarian informasi, konsumen akan memfokuskan pada suatu hal yang paling menarik menurut mereka. Fokus setiap orang terhadap suatu produk tentu memiliki perbedaan. Untuk lebih jelasnya mengenai hal apa saja yang dijadikan fokus perhatian responden dalam mencari informasi pada produk teh hitam siap minum dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Fokus responden terhadap infomasi teh hitam siap minum

Fokus perhatian Persentase (%)

Merek 20

Manfaat 47

Harga 18

Lainnya: rasa, kesegaran, kemasan 15

Total 100

Berdasarkan hasil kuesioner yang disajikan pada Tabel 14 menunjukkan bahwa 47 persen memfokuskan pada informasi mengenai manfaat yang dimiliki teh hitam siap minum. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden sangat memperhatikan kesehatan sehingga manfaat dijadikan kriteria utama dalam pembelian teh hitam siap minum. Sebanyak 20 persen responden menyatakan bahwa merek sangat diperhatikan dalam suatu informasi. Hal ini berguna bagi responden pada saat akan melakukan pembelian produk, responden akan mengingat nama merek dari informasi yang telah diperoleh. Harga juga menjadi fokus perhatian bagi 18 persen responden. Hal ini berkaitan dengan jumlah pendapatan yang diperoleh oleh responden. Sebanyak 15 persen responden memfokuskan pada atribut lainnya yaitu rasa, kesegaran, dan kemasan.

3. Evaluasi Alternatif

Responden akan melakukan evaluasi alternatif, apabila konsumen telah memiliki informasi yang cukup mengenai hal-hal yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli. Pada tahap ini responden menetapkan kriteria-kriteria yang relevan dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu keputusan yang dirasakan paling bermanfaat dan untuk memecahkan masalahnya. Kriteria ini dijadikan sebagai pertimbangan awal responden dalam memilih dan membeli produk teh hitam siap minum. Atribut-atribut yang dijadikan pertimbangan awal responden dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Atribut yang dijadikan pertimbangan awal responden

Atribut Persentase (%)

Harga 16

Rasa (manis, pahit) 38

Merek 6 Manfaat 26 Kemasan 3 Aroma 5 Kemudahan mendapatkan 6 Lainnya 0 Total 100

Tabel 15 menunjukkan sebanyak 38 persen responden menyatakan bahwa rasa merupakan atribut yang paling dipertimbangkan dalam pembelian teh hitam siap minum. Sebanyak 26 persen responden mempertimbangkan atribut manfaat, berikutnya adalah atribut harga sebesar 16 persen. Responden mempertimbangkan atribut rasa dalam pembelian teh hitam siap minum dikarenakan responden ingin mengetahui bagaimana rasa dari teh hitam siap minum apakah sesuai dengan cita

rasa yang diharapkan atau tidak. Responden menganggap bahwa minuman ringan sangat menyegarkan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Aktivitas responden untuk menghilangkan dahaga

Aktivitas Persentase (%)

Mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan dengan berbagai pilihan rasa untuk menghilangkan dahaga

27 Mengkonsumsi air putih secara langsung untuk

menghilangkan dahaga

48 Menyukai dan melakukan kedua-duanya sekaligus 25

Total 100

Aktivitas utama yang dilakukan oleh responden untuk menghilangkan dahaga adalah mengkonsumsi air putih. Hal ini disebabkan responden menganggap bahwa air putih sangat baik bagi kesehatan. Hal lain yang dilakukan responden untuk menghilangkan dahaga adalah dengan mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan dengan berbagai pilihan rasa.

Manfaat yang didapat responden dalam mengkonsumsi teh hitam siap minum sudah pasti berbeda. Manfaat yang paling banyak didapat responden dalam mengkonsumsi teh hitam siap minum adalah sebagai penghilang dahaga. Beberapa manfaat yang dicari oleh responden teh hitam siap minum dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Manfaat utama mengkonsumsi teh hitam siap minum

Manfaat Persentase (%) Kesehatan 18 Penghilang dahaga 51 Minuman selingan 30 Sekedar ikut-ikutan 1 Alasan lain 0 Total 100

Sebanyak 51 persen responden teh hitam siap minum menyatakan bahwa manfaat terbesar mengkonsumsi teh hitam siap minum adalah sebagai penghilang dahaga. Persentase terbesar kedua yaitu sebagai minuman selingan sebanyak 30 persen. Sebesar 18 persen responden menyatakan mengkonsumsi teh hitam siap minum memiliki manfaat bagi kesehatan. Satu persen responden mengkonsumsi teh hitam siap minum hanya sekedar ikut-ikutan.

4. Pembelian

Tujuan akhir dari tahap pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif adalah untuk melakukan pembelian. Pada tahap evaluasi alternatif konsumen menyusun daftar pilihan yang diikuti adanya kemungkinan konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang disukai. Pada proses pembelian, konsumen mengambil keputusan mengenai waktu dan tempat pembelian teh hitam siap minum. Proses pembelian dapat dilakukan melalui berbagai media. Berikut ini adalah beberapa tempat yang dijadikan media pembelian teh hitam siap minum (Tabel 18).

Tabel 18 Tempat pembelian teh hitam siap minum

Tempat membeli Persentase (%)

Pasar swalayan/supermarket 32

Minimarket/toko 55

Pedagang kaki lima 13

Agen khusus 0

Lainnya 0

Total 100

Berdasarkan Tabel 18 sebanyak 55 persen responden membeli teh hitam siap minum di minimarket/toko. Hal ini dikarenakan lokasi minimarket/toko lebih mudah dijangkau oleh responden dan minimarket/toko dapat ditemui dimana- mana sehingga lebih mudah diakses. Sebanyak 32 persen responden melakukan pembelian di pasar swalayan/supermarket karena saat ini jumlah pasar swalayan/supermarket semakin banyak dan lokasinya juga dekat dengan berbagai pusat aktivitas seperti kampus, perkantoran, sekolah ataupun tempat-tempat pemukiman sehingga semakin mudah diakses oleh responden.

Responden yang melakukan pembelian di pedagang kaki lima sebesar 13 persen, dan tidak ada satu orang responden pun yang melakukan pembelian di tempat agen khusus karena produk teh hitam siap minum tidak didisitribusikan melalui agen khusus. Responden memiliki keputusan yang berbeda dalam hal cara memutuskan pembelian teh hitam siap minum. Keputusan tersebut bisa dilakukan dengan cara yang mendadak, terencana, maupun tergantung situasi saat itu. Dengan adanya perbedaan tersebut akan menggambarkan kebiasaan yang dilakukan oleh masing-masing responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Keputusan pembelian teh pucuk harum Keputusan pembelian Persentase (%)

Terencana 11

Mendadak 33

Tergantung situasi 56

Total 100

Berdasarkan keputusan pembelian sebesar 56 persen responden melakukan pembelian teh hitam siap minum merek Teh Pucuk Harum tergantung pada situasi yang dihadapi dan 33 persen responden memutuskan pembelian secara mendadak. Hal tersebut dikaitkan dengan produk teh hitam siap minum yang bukan merupakan konsumsi primer bagi sebagian besar responden, sehingga untuk memutuskan suatu pembelian produk teh hitam siap minum merek Teh Pucuk Harum responden tidak merencanakannya terlebih dahulu dan juga tergantung pada situasi yang dihadapi responden. Sebesar 11 persen responden melakukan pembelian secara terencana. Hal tersebut berkaitan dengan perasaan responden yang merasa ada yang kurang jika tidak mengkonsumsi teh hitam siap minum, sehingga mereka melakukan pembelian teh hitam siap minum dengan terencana.

Responden memiliki keputusan dan kebiasaan tersendiri mengenai waktu pembelian atau konsumsi produk teh hitam siap minum. Keputusan mengenai

waktu tersebut tentunya memiliki perbedaan pada setiap responden. Pemilihan waktu untuk mengkonsumsi teh hitam siap minum dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Waktu konsumsi teh pucuk harum

Waktu konsumsi Persentase (%)

Pagi 4 Siang 16 Sore 2 Malam 5 Tidak tentu 73 Total 100

Berdasarkan Tabel 20 sebesar 73 persen responden mengkonsumsi Teh Pucuk Harum pada saat yang tidak tentu dan tergantung keinginan mereka. Hal ini terjadi karena produk Teh Pucuk Harum merupakan produk yang dapat dinikmati kapanpun dan dimanapun sehingga responden bebas memilih waktu untuk mengkonsumsi. Sebesar 16 persen responden mengkonsumsi teh hitam siap minum merek Teh Pucuk Harum pada siang hari karena responden mengganggap jika mengkonsumsi teh hitam siap minum merek Teh Pucuk Harum pada siang hari akan terasa lebih segar dan lebih enak.

Keberadaan teman/kerabat/keluarga dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang terhadap suatu produk. Seperti pada tahap pencarian informasi sebelumnya, teman/kerabat/keluarga juga memiliki peran penting dalam

Dokumen terkait