Uji Instrumen Penelitian
Uji Validitas
Hasil uji validitas pra survei tingkat kepentingan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji 30 responden menunjukkan bahwa tidak terdapat atribut yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,361 dari 28 atribut yang diuji, sedangkan dari hasil uji validitas tingkat kinerjaterdapat tiga atribut yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,361 yaitu atribut cita rasa susu dan makanan, kemasan take away dan ketersediaan mushalla (Tabel 8). Dengan demikian hanya terdapat 25 atribut yang memiliki nilai Corrected item-Total Correlation lebih besar dari 0,361. Tetapi atribut yang ditanyakan kepada konsumen dan dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini tetap berjumlah 28 atribut karena tiga atribut yang tidak valid dimodifikasi. Atribut yang telah dimodifikasi ini menjadi cita rasa minuman dan makanan, tersedianya kemasan take away serta ketersediaan dan kebersihan mushalla.
Tabel 8 Uji validitas atribut pengukuran pilot study (30 responden)
Berdasarkan hasil analisis validitas sebanyak 90 responden, seluruh atribut tingkat kinerja memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih dari 0.361 dari yang artinya sudah dapat dikatakan valid. Namun, pada tingkat kepuasan terdapat dua atribut yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation kurang dari 0.361 yaitu cita rasa minuman dan makanan dan porsi susu dan makanan. Kedua atribut ini tetap digunakan mengingat pentingnya atribut tersebut. Atribut tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Variabel 7P Atribut yang digunakan Skor
Kepentingan Kinerja Produk (product) Cita rasa susu dan makanan .521 .307
Variasi menu .489 .563
Porsi susu dan makanan .532 .606
Penampilan hidangan .386 .520
Kebersihan penyajian .461 .580
Kemasan take away .474 .319
Ketersediaan menu .533 .592
Tempat (place) Kemudahan menjangkau lokasi .565 .420 Harga (price) Harga minuman susu dan
makanan .555 .522
Orang (People) Keramahan dan kesopanan
pramusaji .489 .714
Kemampuan berkomunikasi
pramusaji .416 .675
Kesigapan pramusaji .679 .760
Penampilan pramusaji .680 .490
Pengetahuan pramusaji terhadap
produk .774 .711
Proses (process) Kecepatan penyajian .597 .651
Kecepatan transaksi .435 .533
Kesigapan pihak restoran dalam
merespon keluhan .684 .658
Promosi (promotion) Kemudahan akses informasi cafe .742 .533
Papan nama .530 .684
Promosi (voucher, diskon dll) .596 .552 Bukti fisik (Physical
evidence) Kenyamanan tempat makan .495 .763
Ketersediaan dan kebersihan toilet .735 .472 Ketersediaan tempat parkir .554 .624 Ketersediaan tempat menunggu .566 .569
Ketersediaan mushalla .533 .329
Ketersediaan wastafel .530 .551
Dekorasi tempat makan .581 .447
Tabel 9 Uji validitas atribut pengukuran kepuasan
Variabel (7P) Atribut yang digunakan Skor
Kepentingan Kinerja Produk (product) Cita rasa minuman dan makanan .339 .674
Variasi menu .529 .667
Porsi susu dan makanan .332 .743
Penampilan hidangan .510 .758
Kebersihan penyajian .595 .753
Tersedianya kemasan take away .654 .694
Ketersediaan menu .522 .798
Tempat (place) Kemudahan menjangkau lokasi .479 .751 Harga (price) Harga minuman susu dan makanan .448 .807 Orang (People) Keramahan dan kesopanan pramusaji .791 .835
Kemampuan berkomunikasi
pramusaji .802 .812
Kesigapan pramusaji .843 .790
Penampilan pramusaji .675 .838
Pengetahuan pramusaji terhadap
produk .831 .816
Proses (process) Kecepatan penyajian .730 .808
Kecepatan transaksi .796 .720
Kesigapan pihak restoran dalam
merespon keluhan .829 .840
Promosi
(promotion) Kemudahan akses informasi cafe .613 .856
Papan nama .619 .769
Promosi (voucher, diskon dll) .671 .667 Bukti fisik
(Physical evidence) Kenyamanan tempat makan .639 .837 Ketersediaan dan kebersihan toilet .725 .785 Ketersediaan tempat parkir .721 .742 Ketersediaan tempat menunggu .775 .651 Ketersediaan dan kebersihan
mushalla .753 .745
Ketersediaan wastafel .803 .819
Dekorasi tempat makan .656 .837
Durasi waktu buka tempat makan .658 .825
Hasil uji validitas tingkat loyalitas dengan menggunakan uji 90 responden adalah terdapat satu pertanyaan yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation <0,361 dari 5 pertanyaan yang diuji sebesar 0.151. Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan pada tingkatan switcher buyer yaitu “Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i setuju bahwa alasan membeli di Cafe D’Jamilah karena faktor harga?”. Pertanyaan ini tetap digunakan dalam dengan alasan pentingnya pertanyaan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Uji validitas pengukuran tingkat loyalitas konsumen
Pertanyaan Skor
Apakah Bapak/Ibu/Saudara/i setuju bahwa alasan membeli di Cafe
D’Jamilah karena faktor harga .151
Apakah Anda mengunjungi Cafe D’Jamilah karena faktor kebiasaan? .663 Apakah Anda puas setelah makan di Cafe D’Jamilah? .711 Secara keseluruhan Anda menyukai Cafe D’Jamilah? .678 Apakah Anda akan merekomendasikan Cafe D’Jamilah kepada orang
lain? .604
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas pra survei untuk tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dalam penelitian dengan menggunakan 30 responden ini menunjukkan bahwa semua atribut Cafe D’Jamilah dinyatakan sangat reliabel karena memiliki alpha 0,932 berada pada rentang alpha 0,81 – 1,00. Sedangkan hasil yang didapat pada setelah uji pendahuluan dengan menggunakan 90 responden untuk tingkat kinerja sebesar 0.977 yang artinya sangat reliabel berada pada rentang skala alpha 0.81-1.00 dan untuk tingkat kepentingan sebesar 0.958 yang artinya sangat reliabel pada rentang alpha 0.81-1.00. Nilai alpha dari tingkat loyalitas sebesar 0.757 yang artinya reliabel karena berada pada rentang skala alpha 0.61-0.80. Dengan demikian semua atribut dalam penelitian ini sudah konsisten dalam pengukurannya.
Karakteristik Konsumen
Konsumen yang dipilih menjadi responden merupakan konsumen Cafe D’Jamilah yang berada di tempat penelitian dan sudah berkunjung paling sedikit dua kali dalam tiga bulan terakhir. Jumlah responden yang diambil sebanyak 90 orang. Karakteristik konsumen yang disurvei dalam penelitian ini terdiri dari variabel usia, jenis kelamin, alamat atau domisili, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan serta pendapatan rata-rata per bulan (uang saku bagi pelajar atau mahasiswa)
Usia
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang datang untuk mengunjungi Cafe D’Jamilah yaitu berusia antara 18 – 22 tahun tahun sebanyak 44 orang dengan presentase sebesar 48.89 persen. Kemudian diurutan kedua berusia 23 hingga 27 tahun 43 orang dengan presentase sebesar 47.78 persen, dan yang paling kecil adalah konsumen dengan usia lebih dari sama dengan 28 tahun sebanyak 3 orang dengan presentase 3.33 persen. Hal tersebut dikarenakan para konsumen yang mengunjungi Cafe D’Jamilah merupakan konsumen yang relatif muda dan lokasi Cafe D’Jamilah dekat dengan kampus, sekolah dan kantor sehingga responden yang berkunjung lebih banyak pada rentang usia 18 hingga 22 tahun. Usia tersebut merupakan usia produktif yang aktif dan dinamis sehingga lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Selain itu, mereka juga berkeinginan yang cenderung untuk bersantai, bersosialisasi dengan teman dan rasa ingin tau terhadap menu baru. Hasil dari sebaran konsumen berdasarkan karakteristik usia sudah sesuai target segmentasi
dari Cafe D’Jamilah yaitu konsumen dewasa muda. Karakteristik konsumen berdaasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 11 Karakteristik responden Cafe D’Jamilah berdasarkan usia Usia responden (tahun) Jumlah orang Presentase (%)
18 – 22 44 48.89
23 – 27 43 47.78
≥ 28 3 3.33
Total 90 100.00
Jenis Kelamin
Para pemasar perlu memahami jenis kelamin konsumen agar mengetahui selera konsumen berdasarkan jenis kelamin. Perhitungan hasil kuesioner responden Cafe D’Jamilah yaitu sebagian besar konsumen yang melakukan pembelian adalah perempuan sebanyak 61 orang dengan presentase 67.78 persen. Sedangkan untuk konsumen berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dengan presentase sebanyak 32.22 persen (Tabel 12). Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak responden, hal ini dikarenakan konsumen perempuan lebih sering menghabiskan waktu di cafe atau tempat makan dan berkumpul bersama teman. Sedangkan laki-laki biasanya tidak terlalu menyukai berkumpul di cafe, namun hanya berkunjung untuk sekedar makan.
Tabel 12 Karakteristik responden Cafe D’Jamilah berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah orang Presentase (%)
Perempuan 61 67.78
Laki-laki 29 32.22
Total 90 100.00
Domisili
Konsumen yang paling banyak melakukan pembelian pada Cafe D’Jamilah ini yaitu konsumen yang berdomisili di wilayah Kota Bogor sebanyak 62 orang atau sebesar 68.89 persen. Hal ini dikarenakan Cafe D’Jamilah terletak di lokasi yang strategis yaitu terletak di pusat kota sehingga mudah dijangkau oleh konsumen yang berdomisili di Bogor. Selain konsumen yang berdomisili di Bogor, Cafe D’Jamilah juga dikunjungi oleh konsumen yang berasal dari luar Bogor seperti dari Bekasi sebanyak 6 orang dengan presentase 6.67 persen, dari Jakarta sebanyak 9 orang atau 10 persen, Tasikmalaya sebanyak 3 orang dengan presentase 3.33 persen, Bandung sebanyak 2 orang atau 2 persen, Cianjur sebanyak 1 orang atau 1.11 persen, Depok sebanyak 3 orang atau 3.33 persen, Tangerang sebanyak 3 orang atau 3.33 persen dan Karawang sebanyak 1 orang atau 1.11 persen. Berdasarkan hasil wawancara konsumen yang berasal dari luar Bogor melakukan pembelian di Cafe D’Jamilah karena ajakan teman yang ingin bersantai, berkumpul, sedang sekolah dan bekerja di Bogor serta wisatawan yang sedang berkunjung ke Bogor. Karakteristik konsumen berdasarkan domisili dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Karakteristik konsumen Cafe D’Jamilah berdasarkan domisili
Domisili Jumlah orang Presentase (%)
Bogor 62 68.89 Bekasi 6 6.67 Jakarta 9 10.00 Tasikmalaya 3 3.33 Bandung 2 2.22 Cianjur 1 1.11 Depok 3 3.33 Tangerang 3 3.33 Karawang 1 1.11 Total 90 100.00 Status Pernikahan
Berdasarkan Tabel 14, hasil survei pengunjung Cafe D’Jamilah didominasi oleh konsumen yang berstatus belum menikah yaitu sebanyak 80 orang atau sebesar 88.89 persen, sedangkan sebanyak 10 orang responden atau sebesar 11.11 persen yang berkunjung ke Cafe D’Jamilah berstatus sudah menikah. Hal ini didukung oleh data usia responden yang tergolong masih relatif muda yaitu dengan rentang usia 18 hingga 22 tahun yang berstatus belum menikah. Pada umumnya konsumen yang belum menikah lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah dibandingkan dengan yang sudah menikah.
Tabel 14 Karakteristik konsumen Cafe D’Jamilah berdasarkan status pernikahan Status pernikahan Jumlah orang Presentase (%)
Belum menikah 80 88.89
Menikah 10 11.11
Total 90 100.00
Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan responden Cafe D’Jamilah sangat beragam, mulai dari SLTA hingga Pascasarjana. Berdasarkan Tabel 15, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah Diploma sebanyak 57 orang dengan presentase sebesar 63.33 persen. Kemudian yang kedua yaitu sarjana sebanyak 19 orang atau 21.11 persen. Yang ketiga SLTA sebanyak 13 orang dengan presentase sebesar 14.44 persen dan yang terakhir adalah pascasarjana sebanyak 1 orang atau 1.11 persen. Pelanggan yang berpendidikan terakhir SD dan SLTP berdasarkan hasil survei 90 orang tidak ditemukan. Menurut Sumarwan (2004), hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan akan mempengaruhi responden dalam melakukan suatu pembelian. Konsumen yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, akan lebih selektif dalam membeli suatu produk. Selain mencari informasi mengenai cita rasa, mereka akan mencari tentang manfaat yang akan didapat, sehingga akan berpengaruh pada tingkat pengambilan keputusan pembelian dalam mencari informasi mengenai suatu produk.
Tabel 15 Karakteristik konsumen Cafe D’Jamilah berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan terakhir Jumlah orang Presentase (%)
SD 0 0.00 SLTP 0 0.00 SLTA 13 14.44 Diploma 57 63.33 Sarjana 19 21.11 Pascasarjana 1 1.11 Total 90 100.00 Pekerjaan
Pengunjung yang datang ke Cafe D’Jamilah didominasi oleh konsumen yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 42 orang (46.67 persen), sedangkan konsumen yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak satu orang (1.11 persen), wiraswasta sebanyak 11 orang (12.22 persen), pelajar atau mahasiswa sebanyak 35 orang (38.89 persen), dan ibu rumah tangga sebanyak satu orang (1.11 persen). Data ini didukung oleh letak Cafe D’Jamilah yang sangat strategis dan dekat dengan perkantoran sehingga responden sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta.
Tabel 16 Karakteristik konsumen Cafe D’Jamilah berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah orang Presentase (%)
Pegawai negeri 1 1.11
Pegawai swasta 42 46.67
Wiraswasta 11 12.22
Pelajar/mahasiswa 35 38.89
Ibu rumah tangga 1 1.11
Total 90 100.00
Pendapatan Rata-rata
Pendapatan rata-rata perbulan bagi seorang konsumen dapat menunjukkan latar belakang pekerjaan dan pendidikan seseorang. Pendapatan juga dapat memperlihatkan daya beli seorang konsumen. Berdasarkan hasil survei diketahui pendapatan rata-rata per bulan konsumen Cafe D’Jamilah sebagian besar adalah Rp3 500 000 – Rp4 500 000 sebanyak 28 orang, kemudian pendapatan terbanyak kedua adalah Rp1 500 000 – Rp2 499 999 sebanyak 20 orang, selanjutnya pendapatan sebesar Rp2 500 000 – Rp3 499 999 sebanyak 15 orang, lebih dari Rp4 500 000 sebanyak 4 orang dan pendapatan Rp500 000 – Rp1 499 999 sebanyak 13 orang. Sebaran karakteristik berdasarkan pendapatan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Karakteristik konsumen Cafe D’Jamilah berdasarkan pendapatan rata- rata
Pendapatan rata-rata Jumlah orang Presentase (%)
Rp500 000 - Rp1 499 999 13 14.44 Rp1 500 000 - Rp2 499 999 20 22.22 Rp2 500 000 - Rp3 499 999 15 16.67 Rp3 500 000 - Rp4 500 000 28 31.11 > Rp4 500 000 14 15.56 Total 90 100.00
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan tahapan yang dilakukan konsumen sebelum mengkonsumsi produk. Tahapan pengambilan keputusan pembelian akan membantu perusahaan untuk mengetahui perilaku konsumen. Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian.
Pengenalan Kebutuhan
Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen yaitu pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Proses pengenalan kebutuhan pada penelitian ini meliputi alasan atau motivasi konsumen makan diluar rumah, frekuensi konsumen untuk makan diluar rumah serta tujuan konsumen untuk makan diluar rumah khususnya di Cafe D’Jamilah.
Tabel 18 Sebaran responden berdasarkan motivasi makan diluar rumah
Motivasi Jumlah orang Presentase (%)
Sekedar ingin mencoba 36 40.00
Sebagai gaya hidup 2 2.22
Mencari menu yang khas 23 25.56
Mencari tempat yang nyaman 29 32.22
Total 90 100.00
Alasan atau motivasi konsumen melakukan makan diluar rumah mayoritas dikarenakan karena mereka sekedar ingin mencoba yaitu sebanyak 36 orang atau 40 persen, yang kedua diikuti dengan alasan mencari tempat yang nyaman sebanyak 29 orang atau 32.22 persen, yang ketiga dengan alasan mencari menu yang khas sebanyak 23 orang atau 25.56 persen dan yang terakhir dengan alasan sebagai gaya hidup sebanyak 2 orang atau 2.22 persen. Alasan sekedar ingin mencoba merupakan alasan terbanyak, hal ini didukung oleh karakteristik usia konsumen Cafe D’Jamilah yang didominasi oleh kelompok usia 18 – 22 tahun yang cenderung menghabiskan waktu lebih banyak diluar rumah dan masih memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk selalu ingin mencoba hal baru.
Selain mengetahui alasan atau motivasi responden untuk makan diluar rumah, pengenalan kebutuhan juga dapat dilihat melalui seberapa sering responden melakukan kegiatan makan diluar rumah. Berdasarkan hasil survei pada Tabel 19, frekuensi makan diluar rumah yang paling banyak adalah 3 kali dalam satu minggu sebanyak 25 orang (27.78 persen), selanjutnya diikuti oleh frekuensi setiap hari (7 kali) dan 4 kali sebanyak 12 orang (13.33 persen), frekuensi 2 kali sebanyak 13 orang (14.44 persen), frekuensi 5 kali dan 1 kali sebanyak 10 orang (11.11 persen) dan frekuensi 6 kali sebanyak 8 orang (8.89 persen). Hal ini didukung dengan karakteristik konsumen Cafe D’Jamilah yang sebagian besar adalah pegawai swasta dimana frekuensi konsumen makan diluar rumah semakin tinggi disebabkan oleh aktivitas seseorang yang semakin sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk memenuhi kebutuhan akan makan di rumah.
Tabel 19 Sebaran responden berdasarkan frekuensi makan diluar rumah per minggu dalam sebulan terakhir
Frekuensi Jumlah orang Presentase (%)
Setiap hari (7 kali) 12 13.33
6 kali 8 8.89 5 kali 10 11.11 4 kali 12 13.33 3 kali 25 27.78 2 kali 13 14.44 1 kali 10 11.11 Total 90 100.00
Berdasarkan Tabel 20, sebaran konsumen Cafe D’Jamilah berdasarkan tujuan yang mendorong seseorang untuk melakukan pembelian didominasi untuk berkumpul dengan teman sebanyak 56 orang atau sebesar 62.22 persen. Konsumen Cafe D’Jamilah memiliki motif yang ingin dicapai yaitu keakraban bersama teman disuatu tempat makan karena makan diluar rumah memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan social terutama dalam bersosialisasi dengan teman. Selanjutnya tujuan mencoba makanan jenis baru sebanyak 23 orang atau sebesar 25.56 persen, kebutuhan akan makan sebanyak 7 orang atau 7.78 persen dan yang terakhir untuk bertemu kenalan atau rekan bisnis sebanyak 4 orang atau 4.44 persen.
Tabel 20 Sebaran responden berdasarkan tujuan makan diluar rumah
Tujuan Jumlah orang Presentase (%)
Kebutuhan akan makan 7 7.78
Bertemu kenalan atau rekan bisnis 4 4.44
Berkumpul dengan teman 56 62.22
Mencoba makanan jenis baru 23 25.56
Total 90 100.00
Pencarian Informasi
Pencarian informasi merupakan tahapan kedua dari proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen setelah tahap pengenalan kebutuhan.
Konsumen selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila informasi tersebut benar dan objek dapat memuaskan kebutuhan, maka konsumen akan bersedia untuk membeli. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui dua cara yakni pencarian internal dan pencarian eksternal. Pada saat pencarian internal, konsumen mengingat kembali informasi yang ada di dalam ingatannya seperti berbagai produk dan merek yang dianggap memenuhi kebutuhan. Selanjutnya jika melalui pencarian internal saja belum cukup, konsumen akan melanjutkan pada tahap pencarian eksternal dengan bertanya kepada saudara, teman, membaca surat kabar, majalah atau menonton iklan produk.Proses pencarian informasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber informasi, informasi yang penting untuk diketahui dan pengaruh dari sumber informasi.
Berdasarkan hasil analisis survei konsumen pada Cafe D’Jamilah diketahui sebagian besar konsumen mendapatkan informasi dari rekomendasi teman sebesar 74 orang atau 82.22 persen. Hal ini dikarenakan banyak konsumen yang mengunjungui restoran bersama temannya, sehingga penyebaran informasi menjadi lebih cepat. Sumber informasi yang kedua didapat melalui keluarga atau saudara sebanyak 8 orang atau 8.89 persen. Ketiga, sumber informasi melalui papan nama sebanyak 7 orang atau 7.78 persen dan yang terakhir melalui pengalaman atau diri sendiri sebanyak satu orang atau 1.11 persen. Sebaran responden berdasarkan sumber informasi dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi Sumber informasi Jumlah orang Presentase (%)
Keluarga atau saudara 8 8.89
Teman 74 82.22
Diri sendiri (pengalaman) 1 1.11
Papan nama 7 7.78
Total 90 100.00
Selain sumber informasi, proses pencarian informasi perlu untuk mengetahui informasi penting apa yang didapatkan konsumen dari sumber informasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di lapang, informasi penting yang perlu didapatkan oleh konsumen adalah cita rasa sebanyak 40 orang (44.44 persen). Selanjutnya diikuti oleh kenyamanan tempat sebanyak 22 orang (24.44 persen), yang ketiga adalah lokasi Cafe D’Jamilah sebanyak 13 orang (14.44 persen), keempat harga yang ditawarkan sebanyak 8 orang (8.89 persen) dan yang terakhir pelayanan sebanyak 7 orang (7.78 persen). Cita rasa menjadi informasi penting yang didapatkan konsumen dari sumber informasi karena pada bahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa alasan sebagian besar konsumen untuk makan diluar rumah adalah untuk sekedar ingin mencoba menu baru yang memiliki cita rasa yang unik. Oleh karena itu, cita rasa menjadi atribut yang paling utama bagi konsumen untuk memilih makan diluar rumah. Sebaran responden berdasarkan pencarian informasi penting yang didapat yang didapat dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Sebaran responden berdasarkan pencarian informasi yang didapat Informasi Jumlah orang Presentase (%)
Lokasi Cafe D’Jamilah 13 14.44
Harga yang ditawarkan 8 8.89
Cita rasa 40 44.44
Pelayanan 7 7.78
Kenyamanan tempat 22 24.44
Total 90 100.00
Selanjutnya dari informasi penting yang didapat konsumen dari sumber informasi tersebut apakah dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli atau tidak. Sumber informasi yang disampaikan oleh sumber informasi lebih efektif untuk mempengaruhi konsumen. Hal tersebut dikarenakan mereka yang menyampaikan informasi merupakan seseorang yang dapat dipercaya oleh konsumen. Hasil survei menyimpulkan bahwa sebagian besar konsumen Cafe D’Jamilah dapat terpengaruh untuk membeli setelah mendapatkan informasi dari teman, kerabat atau sumber informasi lainnya sebanyak 58 orang (64.44 persen). Sedangkan 32 orang (35.56 persen) lainnya akan mempertimbangkan untuk membeli setelah mendengarkan informasi tersebut dan tidak terpengaruh untuk membeli tidak ditemukan dalam hasil survei ini. Berdasarkan hasil wawancara, konsumen mengatakan terpengaruh untuk membeli setelah mendengar informasi dari temannya. Untuk itu, Cafe D’Jamilah perlu memberikan pelayanan yang baik pada konsumen agar mereka dapat menyebarkan informasi yang positif kepada rekannya. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan bagi Cafe D’Jamilah. Sebaran responden berdasarkan pengaruh dari sumber informasi dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Sebaran responden berdasarkan pengaruh dari sumber informasi Pengaruh Jumlah orang Presentase (%)
Terpengaruh untuk membeli 58 64.44
Tidak terpengaruh untuk membeli 0 0.00
Mempertimbangkan untuk membeli 32 35.56
Total 90 100.00
Evaluasi Alternatif
Tahap ketiga dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah evaluasi alternatif. Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada berdasarkan informasi mengenai alternatif tersebut untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan. Pada penelitian ini, evaluasi alternatif digunakan untuk mengevaluasi pilihan akhir konsumen yaitu mengunjungi Cafe D’Jamilah. Evaluasi alternatif konsumen dijelaskan melalui pertimbangan menentukan lokasi dalam memilih Cafe D’Jamilah, alasan memilih Cafe D’Jamilah dan tempat alternatif lain yang pernah dikunjungi selain Cafe D’Jamilah.
Tabel 24 Sebaran responden berdasarkan pertimbangan menentukan lokasi dalam memilih Cafe D’Jamilah
Pertimbangan Jumlah orang Presentase (%) Lokasi yang dekat dengan tempat tinggal anda 6 6.67 Lokasi yang dekat dengan tempat kerja anda 3 3.33 Lokasi yang strategis dan mudah dicapai 81 90.00
Total 90 100.00
Berdasarkan Tabel 24, pertimbangan penentuan lokasi dalam memilih Cafe D’Jamilah sebagian besar berdasarkan lokasi Cafe D’Jamilah yang strategis dan mudah dicapai sebanyak 81 orang (90 persen), selanjutnya diikuti berdasarkan lokasi Cafe D’Jamilah yang dekat dengan tempat tinggal sebagian konsumen sebanyak 6 orang (6.67 persen) dan yang ketiga berdasarkan lokasi yang dekat dengan tempat kerja konsumen sebanyak 3 orang (3.33 persen). Alasan lokasi yang strategis dan mudah dicapai penjadi pertimbangan awal dalam menentukan lokasi karena Cafe D’Jamilah terletak di pusat kota dan dapat dijangkau menggunakan berbagai jenis kendaraan.
Sebanyak 35 responden (38.89 persen) mengatakan bahwa alasan memilih Cafe D’Jamilah adalah melihat dari cita rasa makanan yang menyajikan makanan khas Indonesia dan khas barat serta minuman seperti susu dengan berbagai macam rasa dan sari buah yang menjadi kelebihan dibanding dengan cafe lainnya. Suasana tempat sebanyak 33 orang (36.67 persen), harga sebanyak 10 orang (11.1 persen). Pelayanan sebanyak 1 orang (1.11 persen). Sebaran responden berdasarkan alasan memilih Cafe D’Jamilah dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Sebaran responden berdasarkan alasan memilih Cafe D’Jamilah
Alasan Jumlah orang Presentase (%)
Cita rasa makanan 35 38.89
Suasana tempat 33 36.67
Harga 10 11.10
Pelayanan 1 1.11
Lokasi 11 12.22
Total 90 100.00
Berdasarkan data cafe sejenis yang sering dikunjungi selain Cafe D’Jamilah yang diperoleh dari kuesioner, diketahui bahwa Momomilk memiliki peringkat pertama dengan jumlah 59 responden atau sebanyak 65.56 persen. Yang kedua adalah Cimory sebanyak 30 responden atau 33.33 persen dan Susu Moo sebanyak 1 orang atau 1.11 persen. Sedangkan untuk Vamilk dan Mimicucu tidak ditemukan dalam survei lapang. Momomilk merupakan cafe sejenis yang menyediakan menu utama susu. Alternatif cafe lain yang sering dikunjingi dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Alternatif cafe yang sering dikunjungi selain Cafe D’Jamilah Alternatif cafe Jumlah orang Presentase (%)
Momomilk 59 65.56 Vamilk 0 0.00 Cimory 30 0.00 Mimicucu 0 0.00 Susu Moo 1 1.11 Total 90 100.00 Keputusan Pembelian
Tahap keempat dari proses pengambilan keputusan pembelian adalah keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen mendapatkan alternatif yang