• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum

Penelitian dilakuakan dengan menggunakan bahan percobaan bunga potong

Heliconia sexy pink (Gambar 2). Kriteria yang digunakan antara lain jumlah braktea yang berkisar antara 5-12 braktea per tangkainya dengan kondisi segar dan tidak patah. Braktea berwarna merah muda dan tidak pucat. Panjang tangkai bunga 125 cm diukur dari pangkal tangkai sampai ujung tangkai braktea. Berdasarkan panjang batang dan jumlah braktea menurut Bigot (2011), bunga potong Heliconia sexy pink yang digunakan termasuk kelas besar. Hal yang harus diperhatikan setelah bunga dipanen adalah waktu panen hingga waktu pengaplikasian disinfektan dan 1-MCP. Pengaplikasian 1-MCP harus segera dilakukan pada komoditas yang baru dipanen (Blankenship dan Dole 2003). Selang waktu dari panen bunga Heliconia sexy pink hingga diberi perlakuan yaitu 25 jam atau satu hari. Penyimpanan bunga potong yaitu di ruang Laboratorium Pascapanen dengan suhu rata-rata 27 oC dan kelembaban rata-rata 90%.

Warna Tangkai

Warna tangkai pada bunga potong Heliconia sexy pink merupakan salah satu ukuran kesegaran secara visual. Pengukuran warna tangkai pada bunga potong

Heliconia sexy pink menggunakan mini colour chart dari RHS. Perubahan warna tangkai bunga Heliconia sexy pink yaitu dari hijau (green) menjadi hijau tua (dark green). Sebelum diberi perlakuan hampir semua tangkai berwarna hijau dengan kode RHS 137C namun selama pengamatan berlangsung semua tangkai mengalami perubahan menjadi hijau tua dengan kode RHS 137A, RHS 141C, dan RHS 141A.

Tangkai 125 cm

Bunga biologi

Braktea

9

Tabel 1 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Green RHS 137C Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan Umur bunga (HSP) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.0% A + 0.000 ppm B 90 90 30 30 30 10 0 0 0 0 0.0% A + 0.003 ppm B 100 100 30 10 0 0 0 0 0 - 0.0% A + 0.004 ppm B 100 100 50 30 30 10 0 0 0 - 0.0% A + 0.005 ppm B 100 100 50 40 10 0 0 0 0 0 0.5% A + 0.000 ppm B 100 100 50 40 20 0 0 - - - 0.5% A + 0.003 ppm B 80 80 10 10 10 0 - - - - 0.5% A + 0.004 ppm B 100 100 50 0 0 0 - - - - 0.5% A + 0.005 ppm B 100 100 10 10 0 0 - - - - 1.0% A + 0.000 ppm B 100 100 60 40 0 0 - - - - 1.0% A + 0.003 ppm B 100 100 40 10 10 - - - - - 1.0% A + 0.004 ppm B 70 70 20 0 - - - - 1.0% A + 0.005 ppm B 100 100 60 30 - - - - 1.5% A + 0.000 ppm B 80 80 20 20 - - - - 1.5% A + 0.003 ppm B 100 100 70 30 - - - - 1.5% A + 0.004 ppm B 90 90 60 20 - - - - 1.5% A + 0.005 ppm B 100 100 40 10 0 - - - - - Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

10

Tabel 2 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 137A Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan Umur bunga (HSP) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.0% A + 0.000 ppm B 10 10 70 60 60 10 0 0 0 0 0.0% A + 0.003 ppm B 0 0 70 90 90 60 30 0 0 - 0.0% A + 0.004 ppm B 0 30 50 70 70 20 10 0 0 - 0.0% A + 0.005 ppm B 0 0 50 60 60 60 20 10 0 0 0.5% A + 0.000 ppm B 0 10 40 50 40 30 0 - - - 0.5% A + 0.003 ppm B 20 30 90 90 50 0 - - - - 0.5% A + 0.004 ppm B 0 20 50 100 60 0 - - - - 0.5% A + 0.005 ppm B 0 60 90 90 60 0 - - - - 1.0% A + 0.000 ppm B 0 0 40 60 30 0 - - - - 1.0% A + 0.003 ppm B 0 0 60 60 0 - - - - - 1.0% A + 0.004 ppm B 30 60 70 20 - - - - 1.0% A + 0.005 ppm B 0 30 40 40 - - - - 1.5% A + 0.000 ppm B 20 30 60 50 - - - - 1.5% A + 0.003 ppm B 0 10 20 40 - - - - 1.5% A + 0.004 ppm B 10 20 30 50 - - - - 1.5% A + 0.005 ppm B 0 10 40 30 10 - - - - - Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

11

Tabel 3 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 141C Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan Umur bunga (HSP) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 40 10 0 0 0 0.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 10 30 40 0 - 0.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 0 40 10 20 0 - 0.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 20 20 30 30 0 0 0.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 30 20 10 - - - 0.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 20 20 - - - - 0.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 20 10 - - - - 0.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 20 10 - - - - 1.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 10 10 - - - - 1.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - - 1.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 20 - - - - 1.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - - Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

12

Tabel 4 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 144A Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan Umur bunga (HSP) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 0 0 10 10 10 0.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 0 0 0 10 - 0.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 0 10 10 10 10 - 0.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 0 0 10 30 20 0.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 10 10 - - - 0.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 10 10 - - - - 0.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 0 0 - - - - 0.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 0 - - - - 1.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 0 - - - - 1.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - - 1.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 - - - - 1.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - - Keterangan: A: disinfekta;. B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti

13 Perubahan warna tangkai dijadikan sebagai salah satu kriteria dalam penampakan bunga. Degradasi pigmen warna merupakan gejala umum senesen beberapa bunga potong. Menurut Bhattarchajee dan De (2005), respirasi dan transpirasi menyebabkan terjadinya senesen serta berkurangnya kandungan karbohidrat pada daun dan tangkai. Selama periode senesen terjadi penurunan kandungan amilum atau tepung, polisakarida dinding sel, protein dan asam nukleat. Penurunan kandungan gula akan diikuti pengurangan kandungan lemak dan protein pada jaringan.

Warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink memiliki warna hijau dengan kode RHS 137C pada 0 HSP hingga 1 HSP yang menunjukkan bahwa tangkai bunga masih segar (Tabel 1; Gambar 3). Warna tangkai bunga potong memiliki kode warna hijau tua dengan kode RHS 137A pada 2 HSP hingga 4 HSP yang menunjukkan bahwa warna tangkai sudah mulai gelap (Tabel 2; Gambar 3) . Warna tangkai bunga potong memiliki kode warna hijau tua dengan kode RHS 141C pada 5 HSP hingga 6 HSP (Tabel 3; Gambar 3) dan kode warna hijau tua dengan kode RHS 144A untuk warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink pada 7 HSP hingga 9 HSP (Tabel 4; Gambar 3). Kedua warna tersebut menunjukkan bahwa tangkai bunga semakin gelap dan layu (absisi).

Warna Braktea

Warna braktea tidak mengalami perubahan warna yang signifikan selama masa penyimpanan. Pergeseran warna terjadi dari warna pink tua kemerahan (Dark pink red) menjadi pink kemerahan (red pink). Hal tersebut didapat dari

Gambar 3 Warna tangkai. (a) Pengukuran warna tangkai RHS 144A; (b) Warna tangkai Green (RHS 137C); (c) Warna tangkai Dark green

14

pengukuran warna braktea Heliconia sexy pink dengan menggunakan mini colour chart dari RHS (Gambar 4). Warna braktea dari hasil penelitian ini dapat dibagi kedalam 3 bagian susunan bunga, yaitu pangkal, tengah dan ujung (kuncup) bunga. Umumnya braktea berwarna pink tua kemerahan, sesuai dengan kode warna Dark pink red RHS 51B yang berkisar antara 80%-90% pada bagian tengah bunga. Warna tersebut menunjukkan bahwa braktea bunga masih segar. Bagian pangkal susunan bunga kurang dari 5% berwarna merah pink kemerahan dengan kode RHS 50B yang menunjukkan bahwa warna lebih gelap karena braktea tersebut merupakan braktea yang pertama muncul. Bagian kuncup bunga berkisar antara 5%-10% berwarna pink kemerahan, dengan kode Red pink RHS 48C dan

Red pink RHS 49A yang menunjukkan bahwa braktea tersebut baru mekar sehingga warnanya lebih pudar dan mulai pucat.

Jumlah Braktea Menghitam

Parameter yang dijadikan sebagai vase life bunga potong yaitu dengan melihat kondisi braktea menghitam. Semburat hitam mulai muncul dari tepi kemudian ke dalam braktea. Semakin banyak semburat hitam pada braktea maka penampakannya semakin tidak menarik (Gambar 5). Begitu juga dengan vase life, semakin cepat waktu munculnya semburat hitam pada braktea maka semakin pendek vase life bunga potongnya. Menurut Setyadjit et al. (2012) pengaruh etilen pada tanaman hias seperti terjadinya gugur pada daun, kuncup bunga, kelopak bunga, atau secara umum terjadi pada daerah sambungan atau sendi tanaman (abscission zone).

Gambar 4 Warna braktea. (a) Pengukuran warna braktea RHS 51B; (b) Warna braktea Dark pink red (RHS 50B dan 51B); (c) Warna tangkai Red pink (RHS 48C dan 49A).

15 Data pada (Tabel 5) menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi disinfektan dengan konsentrasi 1-MCP pada 2 HSP dan berpengaruh nyata pada 4 HSP terhadap persentase jumlah braktea menghitam. Hal tersebut dapat dilihat pada (Tabel 6) yang menunjukkan bahwa konsentrasi 1.0% disinfektan yang ditambah 0.004 ppm 1-MCP memiliki persentase jumlah braktea menghitam yaitu 25.11% sedangkan pada 4 HSP pengaruh interaksi disinfektan dan MCP menunjukkan bahwa 0.0% disinfektan yang ditambah 0.000 ppm 1-MCP tidak berbeda nyata dengan interaksi antara 0.5% disinfektan yang ditambah dengan 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm 1-MCP serta tidak berbeda nyata dengan interaksi antara 1.5% disinfektan yang di tambah dengan 0.005 ppm 1-MCP. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian disinfektan dengan konsentrasi sedikit yang di tambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP mendapat persentase jumlah braktea menghitam yang lebih rendah.

Perlakuan konsentrasi disinfektan berpengaruh sangat nyata pada 2 HSP, 3 HSP dan 4 HSP (Tabel 5). Perlakuan dengan konsentrasi disinfektan menghasilkan persentase jumlah braktea menghitam paling tinggi. Bunga potong yang diberi perlakuan disinfektan hanya memiliki vase life 4 HSP hingga 5 HSP kecuali pada konsentrasi 0.0% yang mencapai 9 HSP. Semakin tinggi konsetrasi disinfektan yang diberikan, jumlah braktea menghitam semakin banyak dan semakin pendek vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

Tabel 5 Persentase jumlah braktea menghitam pada berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP

Perlakuan

Umur bunga

1 HSP 2 HSP 3 HSP 4 HSP 5 HSP 6 HSP 7 HSP 8 HSP 9 HSP

Konsentrasi disinfektan (A)

0.0% 1.86 4.58b 8.08b 15.03b 21.44 24.18 26.73 27.89 32.96

0.5% 3.91 3.44b 11.76b 25.30ab 28.58 - - - -

1.0% 3.08 12.45a 28.34a 28.06a 30.00 - - - -

1.5% 6.55 10.94a 28.30a 30.00a - - - - -

Anova tn ** ** ** tn tn tn tn tn Konsentrasi 1-MCP (B) 0.000 ppm 3.68 5.66 17.90 21.45 25.62 26.93 26.95 27.00 30.00 0.003 ppm 4.32 7.85 17.76 19.98 20.49 23.69 27.52 30.00 - 0.004 ppm 3.85 9.46 17.78 21.85 26.19 27.00 28.00 30.00 - 0.005 ppm 3.56 7.88 15.90 19.00 19.59 24.69 25.55 26.78 34.44 Anova tn tn tn tn tn tn tn tn tn Interaksi tn ** tn * tn tn tn tn tn

Keterangan: *: Berpengaruh nyata pada taraf α=5%; **: Berpengaruh sangat nyata pada taraf α=1%; tn: Tidak berpengaruh nyata. Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α=5%.

16

Tabel 6 Pengaruh interaksi aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap persentase jumlah braktea menghitam

Perlakuan Umur bunga

1 HSP 2 HSP 3 HSP 4 HSP 5 HSP 6 HSP 7 HSP 8 HSP 9 HSP 0.0% A + 0.000 ppm B 3.99 11.76a 11.58 21.50abc 24.10 25.00 26.95 27.00 30.00 0.0% A + 0.003 ppm B 0.90 0.90a 8.26 12.04ab 18.69 23.69 27.52 30.00 - 0.0% A + 0.004 ppm B 1.66 3.91a 6.07 15.94ab 25.74 27.00 28.00 30.00 - 0.0% A + 0.005 ppm B 0.90 1.74a 6.74 10.54a 17.55 24.08 25.55 26.78 34.44 0.5% A + 0.000 ppm B 5.00 2.22a 8.88 18.71ab 26.42 28.90 - - - 0.5% A + 0.003 ppm B 4.96 4.96a 10.00 26.75abc 33.12 - - - - 0.5% A + 0.004 ppm B 1.25 2.01a 16.43 29.25bc - - - - - 0.5% A + 0.005 ppm B 4.44 4.44a 11.42 27.14bc - - - - - 1.0% A + 0.000 ppm B 0.00 2.01a 23.84 27.46bc - - - - - 1.0% A + 0.003 ppm B 3.61 13.60a 32.67 - - - - 1.0% A + 0.004 ppm B 7.83 25.11b 30.16 - - - - 1.0% A + 0.005 ppm B 0.90 10.33a 31.46 - - - - 1.5% A + 0.000 ppm B 5.72 6.47a 29.12 - - - - 1.5% A + 0.003 ppm B 7.80 12.38a 29.58 - - - - 1.5% A + 0.004 ppm B 4.67 8.27a 29.37 - - - - 1.5% A + 0.005 ppm B 8.00 16.80a 28.92 30.00c - - - - - Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT

17

Perlakuan konsentrasi 1-MCP tidak menghasilkan pengaruh yang nyata. Bunga potong yang diberi perlakuan 1-MCP memiliki vase life 8 HSP hingga 9 HSP. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan 1-MCP menghasilkan penambahan braktea menghitam lebih lambat. Hasil penelitian Salsabila (2013) menunjukkan bahwa bunga potong kasturi yang diberi perlakuan 1-MCP menghasilkan waktu menghitamnya braktea lebih lambat dibandingkan dengan yang tidak diberi perlakuan 1-MCP.

Mekarnya Braktea Baru

Mekarnya braktea baru pada bunga potong Heliconia sexy pink dijadikan sebagai parameter vase life. Waktu mekarnya braktea baru paling cepat terdapat pada perlakuan konsentrasi disinfektan tertinggi dengan jumlah braktea yang mekar paling sedikit. Rata-rata waktu mekar braktea baru pada perlakuan 0.0% disinfektan adalah 1.62 HSP dengan rata-rata jumlah mekarnya braktea baru sebanyak 2.77 helai. Semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan maka semakin cepat waktu mekarnya braktea baru namun semakin sedikit jumlah braktea yang mekar (Tabel 7).

Persentase dari jumlah braktea total dapat dilihat pada (Tabel 7) bahwa perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP memiliki nilai persentase tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan 1.5% disinfektan yang ditambah berbagai konsentrasi 1-MCP memiliki nilai persentase dari jumlah braktea total paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan maka semakin rendah persentase dari jumlah braktea total. Menurut (Trisnawati 2005) persentase

Gambar 5 Semburat hitam pada braktea. (a) 30%dari total braktea menghitam; (b) 30% dari luas 1 braktea menghitam.

18

Tabel 7 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap mekarnya braktea baru pada bunga potong Heliconia sexy pink

Perlakuan Waktu mekar

(HSP) Jumlah braktea awal (helai) Jumlah braktea mekar (helai) Persentase dari jumlah braktea total (%) 0.0% A + 0.000 ppm B 1.60 7.00 3.10 44.92 0.0% A + 0.003 ppm B 1.80 8.40 2.60 30.95 0.0% A + 0.004 ppm B 1.30 7.20 3.40 47.22 0.0% A + 0.005 ppm B 1.80 8.60 2.00 23.25 Rata-rata 1.62 7.80 2.77 36.58 0.5% A + 0.000 ppm B 1.60 5.00 2.70 44.26 0.5% A + 0.003 ppm B 1.80 8.80 2.60 29.54 0.5% A + 0.004 ppm B 1.20 7.50 2.20 29.33 0.5% A + 0.005 ppm B 1.00 8.80 1.90 21.39 Rata-rata 1.40 7.52 2.35 31.18 1.0% A + 0.000 ppm B 1.40 6.40 2.80 45.16 1.0% A + 0.003 ppm B 1.40 7.80 1.70 21.79 1.0% A + 0.004 ppm B 1.10 11.90 1.40 15.55 1.0% A + 0.005 ppm B 1.60 7.00 1.70 24.28 Rata-rata 1.37 8.27 1.90 26.69 1.5% A + 0.000 ppm B 1.90 8.70 1.50 17.24 1.5% A + 0.003 ppm B 0.80 9.00 1.50 16.67 1.5% A + 0.004 ppm B 1.50 7.90 1.70 21.51 1.5% A + 0.005 ppm B 1.20 7.70 1.70 22.07 Rata-rata 1.35 8.32 1.60 19.37 Keterangan: A: disinfektan. B: 1-MCP.

braktea membuka dengan perendaman pada larutan pulsing (gula 20% + perak nitrat 50 ppm + thiobendazole 50 ppm) memberikan masa simpan bunga potong alpinia yang lebih lama (13 hari) dengan rata-rata braktea membuka 51.89% dibandingkan dengan kontrol (6 hari) dengan rata-rata braktea membuka 27.28%. Menurut Amiarsi dan Utami (2011) jumlah braktea bunga alpinia yang mekar paling tinggi yaitu pada perlakuan pulsing (AgNO3 50 ppm + gula pasir 20% + asam sitrat 50 ppm) dengan waktu perendaman selama 2 jam yaitu sebanyak 14.56 helai dibandingkan dengan perlakuan dengan air suling selama 2 jam perendaman yaitu sebanyak 9.22 helai. Pembukaan braktea dipengaruhi oleh ketersediaan cadangan karbohidrat yang diperlukan cukup untuk kebutuhan respirasi. Selanjutnya energi hasil respirasi digunakan untuk kemekaran braktea. Perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, dan 0.005 ppm 1-MCP menghasilkan persentase jumlah braktea mekar tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain padahal seharusnya semakin tinggi germisida yang diberikan maka semakin banyak braktea yang mekar dan semakin panjang

vase life bunga potong (Trisnawati 202005; Amiarsi dan Utami 2011). Hal tersebut diduga karena penambahan disinfektan dengan konsentrasi tinggi yang dapat merusak jaringan sehingga manghambat proses pemekaran braktea dan menyebabkan vase life pada bunga potong Heliconia sexy pink semakin pendek.

19

Tabel 8 Persentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP

Perlakuan Umur bunga

1 HSP 2 HSP 3 HSP 4 HSP 5 HSP 6 HSP 7 HSP 8 HSP 9 HSP Konsentrasi disinfektan (A)

0.0% 2.71a 8.18ab 10.24a 13.66a 16.76a 17.78a 19.79 23.78 27.55

0.5% 2.64a 6.78b 10.09a 12.86a 14.12a 17.74a - - -

1.0% 4.18a 10.13a 11.01a 13.76a 13.87a - - - -

1.5% 2.89a 7.34b 9.20a 12.69a - - - - -

Anova tn * tn tn tn tn tn tn tn

Konsentrasi 1-MCP (B)

0.000 ppm 5.06a 9.07a 11.10a 14.44a 16.74a 17.98a 20.60a 22.96 27.89 0.003 ppm 2.65b 7.65a 9.72a 12.23a 12.50a 17.57a 19.96a 20.00 - 0.004 ppm 1.55b 8.63a 10.22a 14.01a 18.18a 18.32a 19.79a 22.72 - 0.005 ppm 3.16b 7.21a 9.53a 12.32a 16.40a 17.68a 19.49a 25.67 27.38

Anova ** tn tn tn tn tn tn tn tn

Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DεRT pada taraf α=5%.

Susut Bobot

Bunga potong Heliconia sexy pink mengalami susut bobot selama pengamatan berlangsung. Menurut Santoso (2012) bunga potong akan mengalami kehilangan air secara terus menerus seiring dengan berjalannya waktu setelah panen khususnya pada saat penyimpanan. Penurunan bobot dapat disebabkan oleh respirasi dan transpirasi pada daun dan tangkai bunga. Selama pengamatan susut bobot selain karena terjadi proses respirasi dan transpirasi, juga terjadi karena gugurnya bunga biologis yang terdapat didalam braktea serta terdapat beberapa braktea yang patah karena layu atau gugur bunga akibat pengaruh etilen.

Persentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink secara umum semakin meningkat (Tabel 8). Semakin lama vase life bunga potong maka susut bobotnya semakin tinggi. Pengaplikasian disinfektan dan 1-MCP hingga 9 HSP mencapai 27%. Presentase susut bobot tidak berpengaruh nyata pada semua perlakuan interaksi. Presentase susut bobot hanya berpengaruh nyata pada faktor tunggal yaitu konsentrasi disinfektan 2 HSP dan berpengaruh sangat nyata pada faktor tunggal yaitu konsentrasi 1-MCP 1 HSP. Perlakuan 1-MCP 0.00 ppm memiki persentase susut bobot tertinggi pada 1 HSP yaitu sebesar 5.06% dibandingkan dengan perlakuan menggunakan 1-MCP lainnya. Adyantari (2014) mengungkapkan bahwa bunga bihip yang tidak diberi perlakuan 1-MCP mengalami peningkatan persentase susut bobot yang lebih besar dibandingkan dengan bunga bihip yang diberi perlakuan 1-MCP.

Parameter susut bobot tidak berpengaruh besar dalam penelitian ini karena hampir semua bunga potong Heliconia sexy pink mengalami penurunan susut bobot yang sama setiap hari untuk semua kombinasi perlakuan. Kesegaran bunga potong tidak dilihat dari susut bobotnya saja sehingga pengkukuran vase life juga harus berdasarkan parameter lainnya yang dapat dilihat secara visual.

20

Tabel 9 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap vase life bunga potong Heliconia sexy pink

Perlakuan Vase life (HSP)

Konsentrasi disinfektan (A)

0.0% 5.50a 0.5% 4.10b 1.0% 2.82c 1.5% 2.50c Anova ** Konsentrasi 1-MCP (B) 0.000 ppm 3.82a 0.003 ppm 3.80a 0.004 ppm 3.52a 0.005 ppm 3.77a Anova tn Interaksi (A X B) tn

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tiak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α=5%.

Vase life

Vase life bunga potong merupakan lamanya umur relatif bunga potong dalam keadaan tetap segar dan indah setelah dipotong dari tanaman induknya (Wiryanto 1993). Kriteria untuk menentukan lamanya vase life bunga potong

Heliconia sexy pink merujuk pada kriteria vase life Zingiberacea dari Ditflorikultura (2006) yaitu vase life dinyatakan berakhir setelah 30% dari jumlah total brakteanya menghitam. Heliconia sexy pink sebagai bunga potong tropis yang keindahannya dilihat dari brakteanya diasumsikan sama untuk menentukan

vase life. Pengamatan dilakukan dari sebelum perlakuan (0 HSP) hingga vase life

bunga potong berakhir.

Data pada (Tabel 9) menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi disinfektan dan 1-MCP tidak berpengaruh nyata terhadap vase life bunga potong

Heliconia sexy pink. Faktor tunggal 1-MCP juga tidak berpengaruh nyata terhadap

vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Faktor tunggal disiinfektan sangat berpengaruh nyata terhadap vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Hal ini terjadi karena konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan terlalu tinggi sehingga menyebabkan braktea mengalami semburat hitam yang lebih banyak.

Vase life bunga potong Heliconia sexy pink menurut Bigot (2011) adalah dua minggu dengan perlakuan pascapanen yang baik. Menurut pedagang bunga potong Heliconia sexy pink di pasar Rawa Belong, bunga ini hanya bertahan empat hingga enam hari. Adanya perbedaan tersebut karena pascapanen di pasar Rawa Belong hanya dilakuakan dengan penyiraman air yang dilakukan secara manual.

Vase life bunga potong Heliconia sexy pink secara visual dapat dibedakan berdasarkan perlakuan dengan konsentrasi disinifektan paling rendah dan konsentrasi disinfektan paling tinggi. Perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah dengan 0.005 ppm 1-MCP (Gambar 6) memiliki vase life paling lama dibandingkan dengan konsentrasi 0.0% disinfektan yang ditambah dengan 0.005

21

Tabel 10 Rata-rata vase life bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP

Perlakuan Vase life (HSP)

0.0% A + 0.000 ppm B 4.80 0.0% A + 0.003 ppm B 5.70 0.0% A + 0.004 ppm B 5.30 0.0% A + 0.005 ppm B 6.20 0.5% A + 0.000 ppm B 4.50 0.5% A + 0.003 ppm B 4.10 0.5% A + 0.004 ppm B 3.90 0.5% A + 0.005 ppm B 3.90 1.0% A + 0.000 ppm B 3.50 1.0% A + 0.003 ppm B 2.80 1.0% A + 0.004 ppm B 2.30 1.0% A + 0.005 ppm B 2.70 1.5% A + 0.000 ppm B 2.50 1.5% A + 0.003 ppm B 2.60 1.5% A + 0.004 ppm B 2.60 1.5% A + 0.005 ppm B 2.30 Keterangan: A: disinfektan. B: 1-MCP.

ppm 1-MCP. Perbandingan secara visual beberapa perlakuan pada 3 HSP (Gambar 7).

Gambar 6 Perlakuan 0.0% disinfektan ditambah 0.005 ppm 1-MCP pada 3 HSP – 9 HSP.

23

Data pada (Tabel 10) menunjukkan bahwa perlakuan 0.0% disinfektan dengan ditambahkan beberapa konsentrasi 1-MCP memiliki vase life yang lebih lama dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Vase life terendah dengan konsentrasi 0.0% disinfektan adalah 4.80 hari tanpa penambahan konsentrasi 1-MCP. Vase life tertinggi adalah perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambahkan dengan konentrasi 0.005 ppm 1-MCP yaitu sebesar 6.20 hari. Vase life bunga potong dalam penelitian ini sangat dipengaruhi oleh disinfektan, semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diberikan maka vase life semakin rendah.

Uji Hedonik

Uji hedonik adalah uji kesukaan yang dilakukan oleh panelis tidak terlatih selama vase life bunga potong Heliconia sexy pink belum berakhir. Penilaian yang dilakukan untuk uji hedonik berdasarkan penampakan bunga potong Heliconia sexy pink secara visual. Uji hedonik dalam penelitian ini dilakukan oleh 10 orang panelis setiap dua hari sekali. Apabila nilai uji hedonik diatas sama dengan 3 maka bunga potong Heliconia sexy pink masih dapat diterima oleh konsumen dan apabila nilai uji hedonik dibawah 3 berarti sudah tidak dapat diterima lagi oleh konsumen. Uji hedonik berhenti apabila vase life bunga potong berakhir.

Panelis menyukai penampakan bunga potong Heliconia sexy pink sebelum diberi perlakuan yaitu dengan memberi nilai rata-rata 4 kecuali konsentrasi 0.0% disinfektan yang masing-masing ditambahkan konsentrasi 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm 1-MCP. Panelis masih menyukai bunga potong Heliconia sexy pink dari 2 HSP hingga 8 HSP untuk perlakuan konsentrasi 0.0% disinfektan terbukti dengan pemberian nilai 3 dari panelis hingga 8 HSP. Vase life pada perlakuan 0.0% disinfektan sebenarnya berakhir pada 9 HSP namun uji hedonik berhenti pada 8 HSP karena uji hedonik hanya dilakukan dua hari sekali. Perlakuan dengan konsentrasi disinfektan yang tinggi menyebabkan panelis memberi nilai rendah karena penampakan bunga sudah tidak menarik dengan adanya braktea menghitam dan warna tangkai yang semakin gelap. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberian nilai uji hedonik oleh panelis dengan konsentrasi 1.5% disinfektan ditambah konsentrasi 1-MCP hanya mampu bertahan hingga 2 HSP. Sama halnya dengan perlakuan konsentrasi 1.0% disinfektan pada berbagai konsentrasi 1-MCP yang juga bertahan hingga 2 HSP (Tabel 11).

Vase life yang ditentukan berdasarkan parameter perubahan 30% dari seluruh braktea menghitam, tidak sama dengan parameter uji hedonik yang dilakukan oleh panelis. Perbedaan yang nyata dapat dilihat pada perlakuan dengan Gambar 7 Perlakuan berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP pada 3 HSP.

(a, b, c, d) Perlakuan 0.0% disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1-MCP; (e, f, g, h) Perlakuan 0.5% disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1-MCP; (i, j, k, l) Perlakuan 1.0% disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1-MCP; (m, n, o, p) Perlakuan 1.5% disinfektan + 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, 0.005 ppm 1-MCP.

24

Tabel 11 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap uji hedonik bunga potong Heliconia sexy pink

Perlakuan Uji hedonik

0 HSP 2 HSP 4 HSP 6 HSP 8 HSP 0.0% A + 0.000 ppm B 4 4 3 3 3 0.0% A + 0.003 ppm B 5 4 4 3 3 0.0% A + 0.004 ppm B 5 4 4 3 3 0.0% A + 0.005 ppm B 5 4 4 3 3 0.5% A + 0.000 ppm B 4 4 3 2 - 0.5% A + 0.003 ppm B 4 3 2 - - 0.5% A + 0.004 ppm B 4 3 3 - - 0.5% A + 0.005 ppm B 4 3 3 - - 1.0% A + 0.000 ppm B 4 3 2 - - 1.0% A + 0.003 ppm B 4 3 2 - - 1.0% A + 0.004 ppm B 4 2 - - - 1.0% A + 0.005 ppm B 4 3 - - - 1.5% A + 0.000 ppm B 4 3 - - - 1.5% A + 0.003 ppm B 4 2 - - - 1.5% A + 0.004 ppm B 4 3 - - - 1.5% A + 0.005 ppm B 4 3 - - -

Keterangan: A: disinfektan; B: 1-MCP; - : pengamatan berhenti; 1: sangat tidak suka; 2: tidak suka; 3: biasa; 4: suka; 5: sangat suka

konsentrasi 0.0% disinfektan yang ditambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP. Pada vase life yang ditentukan oleh menghitamnya braktea, perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah dengan 0.000 ppm 1-MCP bertahan hingga 4.80 hari sedangkan pada uji hedonik panelis masih menyukai hingga 8 hari (Tabel 11).

Faktor tunggal 1-MCP dengan konsentrasi tertinggi yaitu 0.005 ppm dapat mempertahankan vase life selama 6.20 hari berdasarkan parameter 30% dari jumlah braktea menghitam, sedangkan panelis masih menyukai bunga potong

Heliconia sexy pink hingga 8 hari (Gambar 6). Konsentrasi 0.003 ppm dan konsentrasi 0.004 ppm 1-MCP juga mengalami perbedaan antara parameter berdasarkan 30% dari jumlah braktea menghitam dengan parameter uji hedonik.

Vase life berdasarkan 30% braktea menghitam bertahan selama 5.70 hari dan 5.30 hari sedangkan berdasarkan uji hedonik masing-masing dapat bertahan hingga 8 hari. Hal tersebut terjadi karena pada parameter uji hedonik panelis menilai bunga potong Heliconia sexy pink secara visual dengan tidak memperhitungkan jumlah braktea baru mekar yang menyebabkan jumlah braktea menghitam semakin sedikit terlihat. Berdasarkan parameter 30% dari seluruh braktea menghitam, munculnya braktea baru pada saat pengamatan tidak masuk kedalam perhitungan. Oleh karena itu, vase life bunga potong Heliconia sexy pink berdasarkan parameter 30% dari seluruh braktea menghitam tidak dapat dijadikan sebagai acuan karena panelis masih menyukai bunga potong hingga lebih dari kriteria 30% (Tabel 11).

Kriteria vase life 30% dari seluruh braktrea menghitam berdasarkan standar Direktorat Budidaya Tanaman Hias untuk Standar Prosedur Operasional Zingiberaceae tidak tepat jika diterapkan pada bunga potong Heliconia sexy pink.

25

Hal tersebut disebabkan oleh penambahan jumlah braktea mekar pada saat penelitian berlangsung. Braktea Zingiberaceae pada saat dipanen sudah mekar semua sehingga pada saat penelitian berlangsung tidak ada braktea baru yang mekar. Braktea pada bunga potong Heliconia sexy pink pada saat panen belum sepenuhnya mekar, sehingga pada saat penelitian berlangsung terdapat penambahan braktea yang mekar. Parameter uji hedonik direkomendasikan untuk menunjukkan vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

Dokumen terkait