• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Disinfektan Dan 1-Methylcyclopropene Untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong Heliconia Chartacea Lane Ex Barreiros Cv. Sexy Pink

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Disinfektan Dan 1-Methylcyclopropene Untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong Heliconia Chartacea Lane Ex Barreiros Cv. Sexy Pink"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI DISINFEKTAN DAN 1-METHYLCYCLOPROPENE

UNTUK MEMPERTAHANKAN VASE LIFE BUNGA POTONG

Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Disinfektan dan 1-Methylcyclopropene untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong

Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2015

Siti Rohmah

(4)
(5)

ABSTRAK

SITI ROHMAH. Aplikasi Disinfektan dan 1-Methylcyclopropene untuk Mempertahankan Vase Life Bunga Potong Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink. Dibimbing oleh JUANG GEMA KARTIKA.

Kualitas bunga Heliconia sexy pink sebagai bunga potong tropis harus dipertahankan kesegarannya dengan cara aplikasi pasca panen yang tepat. Salah satu teknologi pasca panen yang dapat digunakan adalah bahan kimia berupa disinfektan dan 1-Methylcyclopropene (1-MCP). Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink dengan menggunakan disinfektan dan 1-MCP, mendapatkan paling sedikit satu kombinasi dan satu faktor tunggal konsentrasi optimum dari disinfektan dan 1-MCP. Penelitian ini mengggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor, empat taraf, dan 10 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi disinfektan: 0.0% (A0), 0.5% (A1), 1.0% (A2) dan 1.5% (A3). Faktor kedua yaitu konsentrasi 1-MCP: 0.000 ppm (B0), 0.003 ppm (B1), 0.004 ppm (B2) dan 0.005 ppm (B3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat faktor tunggal yang dapat mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink yaitu perlakuan 1-MCP dengan konsentrasi optimum 0.005 ppm. Perlakuan tersebut dapat mempertahankan vase life bunga selama 6.20 hari lebih lama dibandingkan dengan tanpa perlakuan (0.0% disinfektan + 0.000 ppm 1-MCP) yaitu hanya 4.80 hari.

Kata kunci: disinfektan, Heliconia sexy pink, vase life, 1-methylcylopropene

ABSTRACT

SITI ROHMAH. Applications Disinfectan and 1-Methylcyclopropene to Kept the Vase Life of Cut Flower Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink. JUANG GEMA KARTIKA.

The quality of Heliconia sexy pink as tropic cut flower must be kept on freshness with a appropriate post-harvest treatment. One of the post-harvest technology can be applied are disinfectan and 1-Methylcyclopropene (1-MCP). This study aims to kept the vase life of Heliconia sexy pink used of disinfectan and 1-MCP, to get one combination and single factor optimum concentration of the disinfectan and 1-MCP. This study used the design of a randomized complete group factorial with two factors and ten replications. The first factor is concentration of disinfectan: 0.0% (A0), 0.5% (A1), 1.0% (A2) and 1.5% (A3). The second factor is 1-MCP: 0.000 ppm (B0), 0.003 ppm (B1), 0.004 ppm (B2) and 0.005ppm (B3). The result showed that just single factor can be kept the vase life of Heliconia sexy pink with 0.005 ppm optimum concentration of 1-MCP. It can be kept of the vase life up to 6.20 day compared with no treatment (0.0% disinfectan + 0.000 ppm 1-MCP) is only 4.80 day.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikutura

APLIKASI DISINFEKTAN DAN 1-METHYLCYCLOPROPENE

UNTUK MEMPERTAHANKAN VASE LIFE BUNGA POTONG

Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink

SITI ROHMAH

DEPARTEMENAGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga skripsi dengan judul

Aplikasi Disinfektan dan 1-Methylcyclopropene untuk Mempertahankan vase life Bunga Potong Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink” dapat

diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Juang Gema Kartika, SP MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan pengarahan selama kegiatan penyusunan skripsi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi saran. Terimakasih penulis ucapkan kepada BIDIK MISI yang telah memberikan dukungan selama penulis melaksanakan pendidikan di IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua (Mamah, Papah, dede Santi dan dede Wiji), keluarga Dandelion, keluarga Pramuka IPB khususnya ARMY SCOUT 38 (Reni, Lucy, Kaisar dan Nia), keluarga Pramuka alumni Latgabnas V dan VI, keluarga FOREPNA IPB, sahabat seperjuangan sejak SMP (Dina dan Ratih) dan seluruh teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Morfologi Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink 2

Pascapanen Bunga Potong 3

Disinfektan 3

1-Methylcyclopropene 4

METODE PENELITIAN 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 5

Pelaksanaan Penelitian 5

Prosedur Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Kondisi Umum 8

Warna Tangkai 8

Warna Braktea 13

Jumlah Braktea Menghitam 14

Mekarnya Braktea Baru 17

Susut Bobot 19

Vase Life 20

Uji Hedonik 23

KESIMPULAN DAN SARAN 25

Kesimpulan 25

Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

5 Presentase jumlah braktea menghitam pada berbagai konsentrasi

disinfektan dan 1-MCP

15 6 Pengaruh interaksi aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap

mekarnya braktea baru padabunga potong Heliconia sexy pink

16 7 Pengaruh aplikasi disinfektan dan1-MCP terhadap presentase jumlah

braktea menghitam 11 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap uji hedonik bunga

potong Heliconia sexy pink

24

DAFTAR GAMBAR

1 Pelaksanaan penelitian 5

2 Bagian bunga potong Heliconia sexy pink 8

3 Warna tangkai 13

4 Warna braktea 14

5 Semburat hitam pada braktea 17

6 Perlakuan 0.0% disinfektan ditambah 0.005 ppm 1-MCP pada 3 HSP - 9 HSP

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropika yang memiliki potensi tinggi untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman hias tropis. Bunga potong tropis merupakan salah satu hasil produk tanaman hias Indonesia. Jenis bunga potong tropis yang dikembangkan di Indonesia antara lain spesies Heliconia chartacea

dari famili Heliconiaceae. Rimando (2001) menyatakan bahwa Bunga Heliconia dikenal dengan bunga pisang hias karena memiliki bentuk tajuk dan tipe pertumbuhan yang mirip dengan tanaman pisang dari famili Musaceae. Secara khusus Heliconia sexy pink dapat digunakan sebagai bunga potong untuk karangan bunga pelengkap karena memiliki tangkai bunga yang panjang dan kuat serta braktea bunga berwarna merah muda yang menarik.

Pengaplikasian perlakuan pascapanen yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran bunga dan mempertahankan vase life bunga potong. Tanpa adanya perlakuan atau pengaplikasian teknik pascapanen yang tepat, kehilangan produksi bunga akibat bunga layu dan faktor lainnya dapat mencapai 30% sampai dengan 60% (Astuti 1993). Penanganan yang perlu dilakukan antara lain dengan cara perendaman dalam larutan pengawet yang dapat memperlambat proses kerusakannya. Heliconia sexy pink dapat mempertahankan keindahannya dalam waktu satu hingga dua minggu dengan perawatan/perlakuan yang baik (Bigot 2011). Sedangkan menurut penjual bunga potong Heliconia sexy pink di Pasar Rawa Belong, bunga potong tersebut hanya mampu bertahan empat hingga enam hari saja (kominikasi pribadi). Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pascapanen yang baik agar produk tetap segar dan berkualitas sampai ke tangan konsumen.

Etilen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi vase life bunga potong. Setiap jenis bunga potong memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap etilen. Pada komoditas yang sensitif etilen, pengaruh etilen harus diminimalisir. Teknologi pascapanen yang kini sudah mulai diterapkan di beberapa negara salah satunya adalah penggunaan bahan kimia sebagai bahan pengawet berupa 1-Methylcyclopropene (1-MCP) dan penggunaan disinfektan sebagai antibakteri.

Mubarok (2012) mengungkapkan bahwa penggunaan 1-MCP pada

konsentrasi rendah 0.25 μδ δ-1 sudah mampu mempertahankan kualitas bunga

(18)

2

mencampurkan anatara penggunaan 1-MCP dan disinfektan dengan konsentrasi yang berbeda untuk mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink

selama penyimpanan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink dengan menggunakan disinfektan dan 1-MCP.

2. Mendapatkan paling sedikit 1 konsentrasi disinfektan dan 1 konsentrasi 1-MCP yang optimum untuk mempertahankan vase life Heliconia sexy pink.

Hipotesis

1. Disinfektan dan 1-MCP dapat mempertahankan vase life bunga potong

Heliconia sexy pink.

2. tTerdapat paling sedikit 1 konsentrasi disinfektan dan 1-MCP yang dapat mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Heliconia chartacea Lane ex Barreiros cv. sexy pink

Heliconia tergolong tanaman Angiospermae kelas Liopsida (monocotiledonae), ordo Zingiberales, famili Heliconiaceae, dan genus Heliconia

(Rodriguez 2004). Kata “Helicon” diambil dari gunung di Yunani tempat dewa

dewi kesenian bersemayam. Heliconia dapat digolongkan dalam famili Musaceae karena memiliki bentuk tajuk dan tipe pertumbuhan yang mirip dengan tanaman pisang (Rimando 2001). Heliconia sebagian besar berasal dari daerah tropis Amerika namun beberapa spesies ditemukan di daerah Pasifik Selatan. Terdapat 120-250 spesies heliconia dan 40 spesies diantaranya sudah dikenal di Indonesia. Heliconia merupakan tanaman khas tropis, mudah tumbuh pada cahaya penuh atau sebagian. Pengaturan cahaya sangat diperlukan, terutama bibit yang baru ditanam (Harsono 2005).

(19)

3 dibedakan menjadi kelas kecil, sedang, besar, dan ekstra. Ukuran kecil memiliki bunga berukuran 15 cm dan batang 80 cm, untuk ukuran medium panjang batang mencapai 70 cm hingga 90 cm, panjang bunga 20 cm dan memiliki 3 sampai 4 braktea. Ukuran terbesar memiliki panjang batang mencapai 110 cm dengan lebih dari 5 braktea. Tanaman heliconia sangat sensitif dengan suhu rendah dan akan mengakibatkan penghitaman permukaan (Bigot 2011). Menurut Rimando (2001), jumlah braktea yang mekar pada bunga Heliconia sexy pink mencapai 4-28 braktea.

Pascapanen Bunga Potong

Penanganan pascapanen bunga merupakan suatu kegiatan yang memberikan perlakuan–perlakuan terhadap bunga setelah bunga tersebut dipanen sampai bunga itu diterima oleh konsumen. Penanganan pascapanen tanaman hias khususnya bunga potong bertujuan untuk memperkecil respirasi, memperkecil transpirasi, mencegah infeksi atau luka, memelihara estetika, dan memperoleh harga yang tinggi (Suyanti 2002).

Kelompok tanaman hias dengan produk bunga potong termasuk tanaman hias yang lebih diminati dari pada kelompok tanaman hias lainnya yang terdiri dari daun potong, tanaman hias pot, dan tanaman hias untuk pertamanan lansekap. Bunga potong sebagai produk hortikultura memiliki ciri perishable (mudah rusak) (Zulkarnain 2010). Menurut Deptan (2007), faktor-faktor yang memengaruhi penanganan pasca panen tanaman hias antara lain terdiri dari: 1) kematangan, 2) persediaan bahan makanan, 3) temperatur, 4) persediaan air, 5) pertumbuhan mikroorganisme, 6) kualitas air, 7) etilen, 8) kerusakan mekanis, dan 9) penyakit.

Senesens merupakan proses penuaan yang dapat terjadi pada tingkat sel, seluruh organ, atau seluruh tumbuhan. Proses senesens berakibat pada pendeknya usia bunga potong. Namun senesens dapat ditunda dengan penambahan zat pengatur tumbuh yang mampu menghambat biosintesis etilen, yang disebut dengan anti etilen (Iriani 2009).

Disinfektan

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit. Disinfektan yang biasa digunakan secara luas dalam penanganan pasca panen bunga potong adalah sodium hipoklorit, kalsiurn hipoklorit, etanol (atau isopropil alkohol), merkuri klorit, hidrogen peroksida, perak nitrat dan bromin. Hipoklorit dikenal sebagai pembunuh bakteri yang sangat efektif, meskipun hanya dalam konsentrasi miko molar mampu mengurangi populasi bakteri secara nyata (Singh dan Rath 20ll).

(20)

4

(NaOCl) ditemukan lebih baik dalam mengendalikan infeksi dan tidak mernberikan efek buruk pada eksplan dalam jangka waktu yang lama. Perendaman eksplan bunga mangga dengan larutan 5% (v/v) sodium hipoklorit (5.25% NaOCl) yang dicampurkan dengan 1% (v/v) kloroksilenol (4.8% C8H9ClO;Dettol) selama 5 menit mampu menekan kontaminasi hingga 100%

dengan tingkat kontaminasi maksiamal adalah 16% (Roviq dan Wardiyati 2011).

1-Methylcyclopropene

Etilen adalah senyawa atau hormon yang dapat berperan sebagai hormon yang dapat mengatur pertumbuhan, perkembangan dan kelayuan. Peningkatan etilen dengan reseptornya dapat dicegah dengan adanya etilen blok berupa 1-Methylcyclopropene (1-MCP). Etilen blok ini merupakan cyclropropene yang digunakan sebagai zat pengatur pertumbuhan tanaman. Saat ini anti-etilena senyawa 1-MCP banyak digunakan sebagai pengawet bunga potong. Pengaplikasian 1-MCP dapat menghambat produksi etilen secara kimiawi dengan menonaktifkan reseptor etilen (Efendi 2005). Kemampuan 1-MCP untuk berikatan dengan reseptor 10 kali lebih besar dari etilen. Di sisi lain 1-MCP dapat aktif pada konsentrasi rendah. Pada suhu dan tekanan standar 1-MCP (C4H6) berbentuk gas

(Sisler dan Serek 1997). 1-MCP berbentuk serbuk yang dapat diaplikasikan menjadi gas setelah dicampur dengan air dan larutan penyangga.

Menurut hasil penelitian Abadi et al. (2009), bunga potong Dianthus

caryophyllus dengan perlakuan 1-MCP konsentrasi 60 nl l-1 diperoleh rata-rata

vase life 15.49 hari dan hasil tersebut lebih baik apabila dibandingkan dengan kontrol dan konsentrasi lainnya. Hasil penelitian Salsabila (2013) diperoleh vase life bunga potong kasturi hingga 8.7 hari dibandingkan dengan tanpa perlakuan MCP dan didapatkan kombinasi perlakuan yang optimum yaitu pemaparan gas 1-MCP konsentrasi 0.3 ppm dengan penyimpanan dalam posisi vertikal. Perlakuan 1-MCP secara nyata dapat memperpanjang vase life bunga potong bihip (Zingiber spectabile Griff. Silvana) hingga mencapai 11.30 hari dengan konsentrasi 0.004 ppm (Adyantari 2014).

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

(21)

5 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan terdiri atas bunga potong Heliconia sexy pink,

disinfektan (Bayclin), 1-Methylcyclopropene (1-MCP), gula pasir, dan air. Alat yang digunakan yaitu ember kapasitas 8 L, terpal, gelas ukur, perekat, cutter, mini color chart dari Royal Horticulture Society (RHS), alat tulis, timbangan digital dan kamera.

Pelaksanaan Penelitian

Survei tempat merupakan tahap awal melakukan penelitian ini. Survei pertama di pasar Rawa Belong untuk mencari informasi tempat budidaya bunga

Heliconia sexy pink. Survei kedua, dilakukan di Cicurug, Sukabumi yaitu tempat budidaya bunga Heliconia sexy pink (Gambar 1).

Pemanenan dilakukan dengan cara dipotong menggunakan golok. Bunga

Heliconia sexy pink yang telah dipanen diangkut ke Laboratorium Pascapanen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB (lokasi peneitian) dengan menggunakan mobil bak terbuka. Bunga ditutup dengan paranet agar tidak terkena sinar matahari langsung. Penyortiran bunga dilakukan sebelum aplikasi perlakuan berdasarkan kondisi braktea, jumlah braktea dan panjang tangkai (Gambar 1).

Pembuatan larutan disinfektan dan 1-MCP untuk aplikasi perlakuan sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan. Konsentrasi disinfektan yang digunakan adalah 0%, 0.5%, 1.0% dan 1.5%. Konsentrasi 1-MCP yang digunakan adalah 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm.

Cara menghitung banyaknya disinfektan yang digunakan:

Cara menghitung banyaknya serbuk 1-MCP yang digunakan:

(22)

6

Perlakuan aplikasi disinfektan dan 1-MCP yaitu dengan cara direndam seluruh bagian bunga potong selama 5 menit. Alat yang digunakan untuk perendaman bunga potong adalah terpal. Setelah dilakukan perendaman, bunga potong disimpan dalam ember yang telah diisi larutan holding 15% (air dan gula). Tangkai bunga dipotong sepanjang 3 cm setiap 3 hari sekali untuk mencegah terjadinya embolism. Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan disinfektan dan 1-MCP. Selanjutnya, diamati setiap hari sampai vase life bunga berakhir kecuali pengamatan uji hedonik yang dilakukan setiap 2 hari sekali. Satuan pengamatan yang diamati yaitu:

a. Warna tangkai

Warna tangkai diamati dengan menggunakan mini colour chart dari RHS untuk mengetahui perubahan warna selama penyimpanan.

b. Warna braktea

Warna braktea diamati dengan menggunakan mini colour chart dari RHS untuk mengetahui perubahan warna selama penyimpanan.

c. Jumlah braktea menghitam

Jumlah braktea yang menghitam diamati secara visual dengan cara menghitung jumlah braktea yang menghitam setiap hari selama penyimpanan. Satu braktea dikatakan menghitam apabila 30% dari luas braktea tersebut berwarna hitam. Bunga potong dikatakan berakhir pengamatannya jika 30% dari jumlah total braktea yang menghitam.

d. Mekarnya braktea baru

Mekarnya braktea baru diamati setiap hari dengan cara menghitung jumlah braktea yang baru mekar selama penyimpanan. Cara menghitung persentase dari jumlah braktea total:

Persentase jumlah braktea total = Jumlah braktea mekar x 100% Jumlah braktea total

e. Susut bobot

Pengukuran bobot pertama dilakukan sebelum perlakuan. Perubahan susut bobot diketahui dengan menggunakan timbangan digital. Cara pengukurannya adalah membandingkan bobot awal bunga potong (W0) dengan bobot akhir bunga potong pada saat pengamatan (Wt). Cara menghitung susut bobot:

Susut bobot = W0 – Wt x 100% W0

Keterangan: W0 = Bobot awal bunga potong (gram) Wt = Bobot akhir bunga potong (gram) f. Uji hedonik

Uji hedonik dilakukan oleh 10 panelis tidak terlatih sampai vase life bunga potong Heliconia sexy pink berakhir. Skala hedonik yang digunakan dalam penellitian ini merujuk pada penelitian Adyantari (2014), yaitu: Sangat tidak suka = 1; Tidak suka = 2; Biasa = 3; Suka = 4; 5 = Sangat suka.

g. Vase life

(23)

7 Prosedur Analisis Data

Percobaan ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) Faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor konsentrasi disinfektan dan 1-MCP yang maing-masing terdiri atas 4 taraf, yaitu:

Konsentrasi disinfektan (A) A0 = 0.0%

A1 = 0.5% A2 = 1.0% A3 = 1.5% Konsentrasi 1-MCP (B)

B0 = 0.000 ppm B1 = 0.003 ppm B2 = 0.004 ppm B3 = 0.005 ppm

Kombinasi perlakuan yang terdapat pada penelitian ini yaitu sebanyak 16 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 10 kali dengan masing-masing ulangan terdiri atas 1 tangkai bunga. Sehingga penelitian ini memerlukan 160 tangkai bunga potong Heliconia sexy pink.

Model aditif linier yang menggambarkan rancangan percobaan tersebut adalah:

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + k + ijk Keterangan :

Yijk = respon perlakuan konsentrasi disinfektan taraf ke-i dan 1-MCP pada taraf ke-j pada ulangan ke-k

μ = pengaruh rata-rata umum

αi = pengaruh perlakuan taraf konsentrasi disinfektan

βj = pengaruh perlakuan taraf konsentrasi 1-MCP

(αβ)ij = pengaruh interaksi antara disinfektan taraf ke-i dan 1-MCP taraf ke-j

k = pengaruh ulangan ke-k

ijk = galat pada perlakuan konsentrasi disinfektan taraf ke-i dan 1-MCP taraf ke-j pada ulangan ke-k.

Jika menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengamatan yang

dianalisis pada taraf nyata α=5%, maka dilakukan analisis uji beda nilai tengah

(24)

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Penelitian dilakuakan dengan menggunakan bahan percobaan bunga potong

Heliconia sexy pink (Gambar 2). Kriteria yang digunakan antara lain jumlah braktea yang berkisar antara 5-12 braktea per tangkainya dengan kondisi segar dan tidak patah. Braktea berwarna merah muda dan tidak pucat. Panjang tangkai bunga 125 cm diukur dari pangkal tangkai sampai ujung tangkai braktea. Berdasarkan panjang batang dan jumlah braktea menurut Bigot (2011), bunga potong Heliconia sexy pink yang digunakan termasuk kelas besar. Hal yang harus diperhatikan setelah bunga dipanen adalah waktu panen hingga waktu pengaplikasian disinfektan dan 1-MCP. Pengaplikasian 1-MCP harus segera dilakukan pada komoditas yang baru dipanen (Blankenship dan Dole 2003). Selang waktu dari panen bunga Heliconia sexy pink hingga diberi perlakuan yaitu 25 jam atau satu hari. Penyimpanan bunga potong yaitu di ruang Laboratorium Pascapanen dengan suhu rata-rata 27 oC dan kelembaban rata-rata 90%.

Warna Tangkai

Warna tangkai pada bunga potong Heliconia sexy pink merupakan salah satu ukuran kesegaran secara visual. Pengukuran warna tangkai pada bunga potong

Heliconia sexy pink menggunakan mini colour chart dari RHS. Perubahan warna tangkai bunga Heliconia sexy pink yaitu dari hijau (green) menjadi hijau tua (dark green). Sebelum diberi perlakuan hampir semua tangkai berwarna hijau dengan kode RHS 137C namun selama pengamatan berlangsung semua tangkai mengalami perubahan menjadi hijau tua dengan kode RHS 137A, RHS 141C, dan RHS 141A.

Tangkai 125 cm

Bunga biologi

Braktea

(25)

9

Tabel 1 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Green RHS 137C Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan

Umur bunga (HSP)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0.0% A + 0.000 ppm B 90 90 30 30 30 10 0 0 0 0

0.0% A + 0.003 ppm B 100 100 30 10 0 0 0 0 0 -

0.0% A + 0.004 ppm B 100 100 50 30 30 10 0 0 0 -

0.0% A + 0.005 ppm B 100 100 50 40 10 0 0 0 0 0

0.5% A + 0.000 ppm B 100 100 50 40 20 0 0 - - -

0.5% A + 0.003 ppm B 80 80 10 10 10 0 - - - -

0.5% A + 0.004 ppm B 100 100 50 0 0 0 - - - -

0.5% A + 0.005 ppm B 100 100 10 10 0 0 - - - -

1.0% A + 0.000 ppm B 100 100 60 40 0 0 - - - -

1.0% A + 0.003 ppm B 100 100 40 10 10 - - - - -

1.0% A + 0.004 ppm B 70 70 20 0 - - - -

1.0% A + 0.005 ppm B 100 100 60 30 - - - -

1.5% A + 0.000 ppm B 80 80 20 20 - - - -

1.5% A + 0.003 ppm B 100 100 70 30 - - - -

1.5% A + 0.004 ppm B 90 90 60 20 - - - -

1.5% A + 0.005 ppm B 100 100 40 10 0 - - - - -

(26)

10

Tabel 2 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 137A Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan

Umur bunga (HSP)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0.0% A + 0.000 ppm B 10 10 70 60 60 10 0 0 0 0

0.0% A + 0.003 ppm B 0 0 70 90 90 60 30 0 0 -

0.0% A + 0.004 ppm B 0 30 50 70 70 20 10 0 0 -

0.0% A + 0.005 ppm B 0 0 50 60 60 60 20 10 0 0

0.5% A + 0.000 ppm B 0 10 40 50 40 30 0 - - -

0.5% A + 0.003 ppm B 20 30 90 90 50 0 - - - -

0.5% A + 0.004 ppm B 0 20 50 100 60 0 - - - -

0.5% A + 0.005 ppm B 0 60 90 90 60 0 - - - -

1.0% A + 0.000 ppm B 0 0 40 60 30 0 - - - -

1.0% A + 0.003 ppm B 0 0 60 60 0 - - - - -

1.0% A + 0.004 ppm B 30 60 70 20 - - - -

1.0% A + 0.005 ppm B 0 30 40 40 - - - -

1.5% A + 0.000 ppm B 20 30 60 50 - - - -

1.5% A + 0.003 ppm B 0 10 20 40 - - - -

1.5% A + 0.004 ppm B 10 20 30 50 - - - -

1.5% A + 0.005 ppm B 0 10 40 30 10 - - - - -

(27)

11

Tabel 3 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 141C Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan

Umur bunga (HSP)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 40 10 0 0 0

0.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 10 30 40 0 -

0.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 0 40 10 20 0 -

0.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 20 20 30 30 0 0

0.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 30 20 10 - - -

0.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 20 20 - - - -

0.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 20 10 - - - -

0.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 20 10 - - - -

1.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 10 10 - - - -

1.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - -

1.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 20 - - - -

1.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - -

(28)

12

Tabel 4 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 144A Warna tangkai bunga (%)

Perlakuan

Umur bunga (HSP)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 0 0 10 10 10

0.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 0 0 0 10 -

0.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 0 10 10 10 10 -

0.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 0 0 10 30 20

0.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 10 10 - - -

0.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 10 10 - - - -

0.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 0 0 - - - -

0.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 0 - - - -

1.0% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 0 0 - - - -

1.0% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - -

1.0% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.0% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.000 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.003 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.004 ppm B 0 0 0 0 - - - -

1.5% A + 0.005 ppm B 0 0 0 0 0 - - - - -

(29)

13 Perubahan warna tangkai dijadikan sebagai salah satu kriteria dalam penampakan bunga. Degradasi pigmen warna merupakan gejala umum senesen beberapa bunga potong. Menurut Bhattarchajee dan De (2005), respirasi dan transpirasi menyebabkan terjadinya senesen serta berkurangnya kandungan karbohidrat pada daun dan tangkai. Selama periode senesen terjadi penurunan kandungan amilum atau tepung, polisakarida dinding sel, protein dan asam nukleat. Penurunan kandungan gula akan diikuti pengurangan kandungan lemak dan protein pada jaringan.

Warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink memiliki warna hijau dengan kode RHS 137C pada 0 HSP hingga 1 HSP yang menunjukkan bahwa tangkai bunga masih segar (Tabel 1; Gambar 3). Warna tangkai bunga potong memiliki kode warna hijau tua dengan kode RHS 137A pada 2 HSP hingga 4 HSP yang menunjukkan bahwa warna tangkai sudah mulai gelap (Tabel 2; Gambar 3) . Warna tangkai bunga potong memiliki kode warna hijau tua dengan kode RHS 141C pada 5 HSP hingga 6 HSP (Tabel 3; Gambar 3) dan kode warna hijau tua dengan kode RHS 144A untuk warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink pada 7 HSP hingga 9 HSP (Tabel 4; Gambar 3). Kedua warna tersebut menunjukkan bahwa tangkai bunga semakin gelap dan layu (absisi).

Warna Braktea

Warna braktea tidak mengalami perubahan warna yang signifikan selama masa penyimpanan. Pergeseran warna terjadi dari warna pink tua kemerahan (Dark pink red) menjadi pink kemerahan (red pink). Hal tersebut didapat dari

Gambar 3 Warna tangkai. (a) Pengukuran warna tangkai RHS 144A; (b) Warna tangkai Green (RHS 137C); (c) Warna tangkai Dark green

(30)

14

pengukuran warna braktea Heliconia sexy pink dengan menggunakan mini colour chart dari RHS (Gambar 4). Warna braktea dari hasil penelitian ini dapat dibagi kedalam 3 bagian susunan bunga, yaitu pangkal, tengah dan ujung (kuncup) bunga. Umumnya braktea berwarna pink tua kemerahan, sesuai dengan kode warna Dark pink red RHS 51B yang berkisar antara 80%-90% pada bagian tengah bunga. Warna tersebut menunjukkan bahwa braktea bunga masih segar. Bagian pangkal susunan bunga kurang dari 5% berwarna merah pink kemerahan dengan kode RHS 50B yang menunjukkan bahwa warna lebih gelap karena braktea tersebut merupakan braktea yang pertama muncul. Bagian kuncup bunga berkisar antara 5%-10% berwarna pink kemerahan, dengan kode Red pink RHS 48C dan

Red pink RHS 49A yang menunjukkan bahwa braktea tersebut baru mekar sehingga warnanya lebih pudar dan mulai pucat.

Jumlah Braktea Menghitam

Parameter yang dijadikan sebagai vase life bunga potong yaitu dengan melihat kondisi braktea menghitam. Semburat hitam mulai muncul dari tepi kemudian ke dalam braktea. Semakin banyak semburat hitam pada braktea maka penampakannya semakin tidak menarik (Gambar 5). Begitu juga dengan vase life, semakin cepat waktu munculnya semburat hitam pada braktea maka semakin pendek vase life bunga potongnya. Menurut Setyadjit et al. (2012) pengaruh etilen pada tanaman hias seperti terjadinya gugur pada daun, kuncup bunga, kelopak bunga, atau secara umum terjadi pada daerah sambungan atau sendi tanaman (abscission zone).

(31)

15 Data pada (Tabel 5) menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi disinfektan dengan konsentrasi 1-MCP pada 2 HSP dan berpengaruh nyata pada 4 HSP terhadap persentase jumlah braktea menghitam. Hal tersebut dapat dilihat pada (Tabel 6) yang menunjukkan bahwa konsentrasi 1.0% disinfektan yang ditambah 0.004 ppm 1-MCP memiliki persentase jumlah braktea menghitam yaitu 25.11% sedangkan pada 4 HSP pengaruh interaksi disinfektan dan MCP menunjukkan bahwa 0.0% disinfektan yang ditambah 0.000 ppm 1-MCP tidak berbeda nyata dengan interaksi antara 0.5% disinfektan yang ditambah dengan 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm 1-MCP serta tidak berbeda nyata dengan interaksi antara 1.5% disinfektan yang di tambah dengan 0.005 ppm 1-MCP. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian disinfektan dengan konsentrasi sedikit yang di tambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP mendapat persentase jumlah braktea menghitam yang lebih rendah.

Perlakuan konsentrasi disinfektan berpengaruh sangat nyata pada 2 HSP, 3 HSP dan 4 HSP (Tabel 5). Perlakuan dengan konsentrasi disinfektan menghasilkan persentase jumlah braktea menghitam paling tinggi. Bunga potong yang diberi perlakuan disinfektan hanya memiliki vase life 4 HSP hingga 5 HSP kecuali pada konsentrasi 0.0% yang mencapai 9 HSP. Semakin tinggi konsetrasi disinfektan yang diberikan, jumlah braktea menghitam semakin banyak dan semakin pendek vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

(32)

16

Tabel 6 Pengaruh interaksi aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap persentase jumlah braktea menghitam

Perlakuan Umur bunga

1 HSP 2 HSP 3 HSP 4 HSP 5 HSP 6 HSP 7 HSP 8 HSP 9 HSP

0.0% A + 0.000 ppm B 3.99 11.76a 11.58 21.50abc 24.10 25.00 26.95 27.00 30.00

0.0% A + 0.003 ppm B 0.90 0.90a 8.26 12.04ab 18.69 23.69 27.52 30.00 -

0.0% A + 0.004 ppm B 1.66 3.91a 6.07 15.94ab 25.74 27.00 28.00 30.00 -

0.0% A + 0.005 ppm B 0.90 1.74a 6.74 10.54a 17.55 24.08 25.55 26.78 34.44

0.5% A + 0.000 ppm B 5.00 2.22a 8.88 18.71ab 26.42 28.90 - - -

0.5% A + 0.003 ppm B 4.96 4.96a 10.00 26.75abc 33.12 - - - -

0.5% A + 0.004 ppm B 1.25 2.01a 16.43 29.25bc - - - - -

0.5% A + 0.005 ppm B 4.44 4.44a 11.42 27.14bc - - - - -

1.0% A + 0.000 ppm B 0.00 2.01a 23.84 27.46bc - - - - -

1.0% A + 0.003 ppm B 3.61 13.60a 32.67 - - - -

1.0% A + 0.004 ppm B 7.83 25.11b 30.16 - - - -

1.0% A + 0.005 ppm B 0.90 10.33a 31.46 - - - -

1.5% A + 0.000 ppm B 5.72 6.47a 29.12 - - - -

1.5% A + 0.003 ppm B 7.80 12.38a 29.58 - - - -

1.5% A + 0.004 ppm B 4.67 8.27a 29.37 - - - -

1.5% A + 0.005 ppm B 8.00 16.80a 28.92 30.00c - - - - -

(33)

17

Perlakuan konsentrasi 1-MCP tidak menghasilkan pengaruh yang nyata. Bunga potong yang diberi perlakuan 1-MCP memiliki vase life 8 HSP hingga 9 HSP. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan 1-MCP menghasilkan penambahan braktea menghitam lebih lambat. Hasil penelitian Salsabila (2013) menunjukkan bahwa bunga potong kasturi yang diberi perlakuan 1-MCP menghasilkan waktu menghitamnya braktea lebih lambat dibandingkan dengan yang tidak diberi perlakuan 1-MCP.

Mekarnya Braktea Baru

Mekarnya braktea baru pada bunga potong Heliconia sexy pink dijadikan sebagai parameter vase life. Waktu mekarnya braktea baru paling cepat terdapat pada perlakuan konsentrasi disinfektan tertinggi dengan jumlah braktea yang mekar paling sedikit. Rata-rata waktu mekar braktea baru pada perlakuan 0.0% disinfektan adalah 1.62 HSP dengan rata-rata jumlah mekarnya braktea baru sebanyak 2.77 helai. Semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan maka semakin cepat waktu mekarnya braktea baru namun semakin sedikit jumlah braktea yang mekar (Tabel 7).

Persentase dari jumlah braktea total dapat dilihat pada (Tabel 7) bahwa perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP memiliki nilai persentase tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan 1.5% disinfektan yang ditambah berbagai konsentrasi 1-MCP memiliki nilai persentase dari jumlah braktea total paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan maka semakin rendah persentase dari jumlah braktea total. Menurut (Trisnawati 2005) persentase

(34)

18

Tabel 7 Pengaruh aplikasi disinfektan dan 1-MCP terhadap mekarnya braktea baru pada bunga potong Heliconia sexy pink

Perlakuan Waktu mekar nitrat 50 ppm + thiobendazole 50 ppm) memberikan masa simpan bunga potong alpinia yang lebih lama (13 hari) dengan rata-rata braktea membuka 51.89% dibandingkan dengan kontrol (6 hari) dengan rata-rata braktea membuka 27.28%. Menurut Amiarsi dan Utami (2011) jumlah braktea bunga alpinia yang mekar paling tinggi yaitu pada perlakuan pulsing (AgNO3 50 ppm + gula pasir 20% + asam sitrat 50 ppm) dengan waktu perendaman selama 2 jam yaitu sebanyak 14.56 helai dibandingkan dengan perlakuan dengan air suling selama 2 jam perendaman yaitu sebanyak 9.22 helai. Pembukaan braktea dipengaruhi oleh ketersediaan cadangan karbohidrat yang diperlukan cukup untuk kebutuhan respirasi. Selanjutnya energi hasil respirasi digunakan untuk kemekaran braktea. Perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah 0.000 ppm, 0.003 ppm, 0.004 ppm, dan 0.005 ppm 1-MCP menghasilkan persentase jumlah braktea mekar tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain padahal seharusnya semakin tinggi germisida yang diberikan maka semakin banyak braktea yang mekar dan semakin panjang

(35)

19

Tabel 8 Persentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DεRT pada taraf α=5%.

Susut Bobot

Bunga potong Heliconia sexy pink mengalami susut bobot selama pengamatan berlangsung. Menurut Santoso (2012) bunga potong akan mengalami kehilangan air secara terus menerus seiring dengan berjalannya waktu setelah panen khususnya pada saat penyimpanan. Penurunan bobot dapat disebabkan oleh respirasi dan transpirasi pada daun dan tangkai bunga. Selama pengamatan susut bobot selain karena terjadi proses respirasi dan transpirasi, juga terjadi karena gugurnya bunga biologis yang terdapat didalam braktea serta terdapat beberapa braktea yang patah karena layu atau gugur bunga akibat pengaruh etilen.

Persentase susut bobot bunga potong Heliconia sexy pink secara umum semakin meningkat (Tabel 8). Semakin lama vase life bunga potong maka susut bobotnya semakin tinggi. Pengaplikasian disinfektan dan 1-MCP hingga 9 HSP mencapai 27%. Presentase susut bobot tidak berpengaruh nyata pada semua perlakuan interaksi. Presentase susut bobot hanya berpengaruh nyata pada faktor tunggal yaitu konsentrasi disinfektan 2 HSP dan berpengaruh sangat nyata pada faktor tunggal yaitu konsentrasi 1-MCP 1 HSP. Perlakuan 1-MCP 0.00 ppm memiki persentase susut bobot tertinggi pada 1 HSP yaitu sebesar 5.06% dibandingkan dengan perlakuan menggunakan 1-MCP lainnya. Adyantari (2014) mengungkapkan bahwa bunga bihip yang tidak diberi perlakuan 1-MCP mengalami peningkatan persentase susut bobot yang lebih besar dibandingkan dengan bunga bihip yang diberi perlakuan 1-MCP.

(36)

20

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tiak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α=5%.

Vase life

Vase life bunga potong merupakan lamanya umur relatif bunga potong dalam keadaan tetap segar dan indah setelah dipotong dari tanaman induknya (Wiryanto 1993). Kriteria untuk menentukan lamanya vase life bunga potong

Heliconia sexy pink merujuk pada kriteria vase life Zingiberacea dari Ditflorikultura (2006) yaitu vase life dinyatakan berakhir setelah 30% dari jumlah total brakteanya menghitam. Heliconia sexy pink sebagai bunga potong tropis yang keindahannya dilihat dari brakteanya diasumsikan sama untuk menentukan

vase life. Pengamatan dilakukan dari sebelum perlakuan (0 HSP) hingga vase life

bunga potong berakhir.

Data pada (Tabel 9) menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi disinfektan dan 1-MCP tidak berpengaruh nyata terhadap vase life bunga potong

Heliconia sexy pink. Faktor tunggal 1-MCP juga tidak berpengaruh nyata terhadap

vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Faktor tunggal disiinfektan sangat berpengaruh nyata terhadap vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Hal ini terjadi karena konsentrasi disinfektan yang diaplikasikan terlalu tinggi sehingga menyebabkan braktea mengalami semburat hitam yang lebih banyak.

Vase life bunga potong Heliconia sexy pink menurut Bigot (2011) adalah dua minggu dengan perlakuan pascapanen yang baik. Menurut pedagang bunga potong Heliconia sexy pink di pasar Rawa Belong, bunga ini hanya bertahan empat hingga enam hari. Adanya perbedaan tersebut karena pascapanen di pasar Rawa Belong hanya dilakuakan dengan penyiraman air yang dilakukan secara manual.

(37)

21

Tabel 10 Rata-rata vase life bunga potong Heliconia sexy pink pada berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP

Perlakuan Vase life (HSP)

0.0% A + 0.000 ppm B 4.80

0.0% A + 0.003 ppm B 5.70

0.0% A + 0.004 ppm B 5.30

0.0% A + 0.005 ppm B 6.20

0.5% A + 0.000 ppm B 4.50

0.5% A + 0.003 ppm B 4.10

0.5% A + 0.004 ppm B 3.90

0.5% A + 0.005 ppm B 3.90

1.0% A + 0.000 ppm B 3.50

1.0% A + 0.003 ppm B 2.80

1.0% A + 0.004 ppm B 2.30

1.0% A + 0.005 ppm B 2.70

1.5% A + 0.000 ppm B 2.50

1.5% A + 0.003 ppm B 2.60

1.5% A + 0.004 ppm B 2.60

1.5% A + 0.005 ppm B 2.30

Keterangan: A: disinfektan. B: 1-MCP.

ppm 1-MCP. Perbandingan secara visual beberapa perlakuan pada 3 HSP (Gambar 7).

(38)
(39)

23

Data pada (Tabel 10) menunjukkan bahwa perlakuan 0.0% disinfektan dengan ditambahkan beberapa konsentrasi 1-MCP memiliki vase life yang lebih lama dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Vase life terendah dengan konsentrasi 0.0% disinfektan adalah 4.80 hari tanpa penambahan konsentrasi 1-MCP. Vase life tertinggi adalah perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambahkan dengan konentrasi 0.005 ppm 1-MCP yaitu sebesar 6.20 hari. Vase life bunga potong dalam penelitian ini sangat dipengaruhi oleh disinfektan, semakin tinggi konsentrasi disinfektan yang diberikan maka vase life semakin rendah.

Uji Hedonik

Uji hedonik adalah uji kesukaan yang dilakukan oleh panelis tidak terlatih selama vase life bunga potong Heliconia sexy pink belum berakhir. Penilaian yang dilakukan untuk uji hedonik berdasarkan penampakan bunga potong Heliconia sexy pink secara visual. Uji hedonik dalam penelitian ini dilakukan oleh 10 orang panelis setiap dua hari sekali. Apabila nilai uji hedonik diatas sama dengan 3 maka bunga potong Heliconia sexy pink masih dapat diterima oleh konsumen dan apabila nilai uji hedonik dibawah 3 berarti sudah tidak dapat diterima lagi oleh konsumen. Uji hedonik berhenti apabila vase life bunga potong berakhir.

Panelis menyukai penampakan bunga potong Heliconia sexy pink sebelum diberi perlakuan yaitu dengan memberi nilai rata-rata 4 kecuali konsentrasi 0.0% disinfektan yang masing-masing ditambahkan konsentrasi 0.003 ppm, 0.004 ppm dan 0.005 ppm 1-MCP. Panelis masih menyukai bunga potong Heliconia sexy pink dari 2 HSP hingga 8 HSP untuk perlakuan konsentrasi 0.0% disinfektan terbukti dengan pemberian nilai 3 dari panelis hingga 8 HSP. Vase life pada perlakuan 0.0% disinfektan sebenarnya berakhir pada 9 HSP namun uji hedonik berhenti pada 8 HSP karena uji hedonik hanya dilakukan dua hari sekali. Perlakuan dengan konsentrasi disinfektan yang tinggi menyebabkan panelis memberi nilai rendah karena penampakan bunga sudah tidak menarik dengan adanya braktea menghitam dan warna tangkai yang semakin gelap. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberian nilai uji hedonik oleh panelis dengan konsentrasi 1.5% disinfektan ditambah konsentrasi 1-MCP hanya mampu bertahan hingga 2 HSP. Sama halnya dengan perlakuan konsentrasi 1.0% disinfektan pada berbagai konsentrasi 1-MCP yang juga bertahan hingga 2 HSP (Tabel 11).

Vase life yang ditentukan berdasarkan parameter perubahan 30% dari seluruh braktea menghitam, tidak sama dengan parameter uji hedonik yang dilakukan oleh panelis. Perbedaan yang nyata dapat dilihat pada perlakuan dengan Gambar 7 Perlakuan berbagai konsentrasi disinfektan dan 1-MCP pada 3 HSP.

(40)

24

konsentrasi 0.0% disinfektan yang ditambah dengan berbagai konsentrasi 1-MCP. Pada vase life yang ditentukan oleh menghitamnya braktea, perlakuan 0.0% disinfektan yang ditambah dengan 0.000 ppm 1-MCP bertahan hingga 4.80 hari sedangkan pada uji hedonik panelis masih menyukai hingga 8 hari (Tabel 11).

Faktor tunggal 1-MCP dengan konsentrasi tertinggi yaitu 0.005 ppm dapat mempertahankan vase life selama 6.20 hari berdasarkan parameter 30% dari jumlah braktea menghitam, sedangkan panelis masih menyukai bunga potong

Heliconia sexy pink hingga 8 hari (Gambar 6). Konsentrasi 0.003 ppm dan konsentrasi 0.004 ppm 1-MCP juga mengalami perbedaan antara parameter berdasarkan 30% dari jumlah braktea menghitam dengan parameter uji hedonik.

Vase life berdasarkan 30% braktea menghitam bertahan selama 5.70 hari dan 5.30 hari sedangkan berdasarkan uji hedonik masing-masing dapat bertahan hingga 8 hari. Hal tersebut terjadi karena pada parameter uji hedonik panelis menilai bunga potong Heliconia sexy pink secara visual dengan tidak memperhitungkan jumlah braktea baru mekar yang menyebabkan jumlah braktea menghitam semakin sedikit terlihat. Berdasarkan parameter 30% dari seluruh braktea menghitam, munculnya braktea baru pada saat pengamatan tidak masuk kedalam perhitungan. Oleh karena itu, vase life bunga potong Heliconia sexy pink berdasarkan parameter 30% dari seluruh braktea menghitam tidak dapat dijadikan sebagai acuan karena panelis masih menyukai bunga potong hingga lebih dari kriteria 30% (Tabel 11).

(41)

25

Hal tersebut disebabkan oleh penambahan jumlah braktea mekar pada saat penelitian berlangsung. Braktea Zingiberaceae pada saat dipanen sudah mekar semua sehingga pada saat penelitian berlangsung tidak ada braktea baru yang mekar. Braktea pada bunga potong Heliconia sexy pink pada saat panen belum sepenuhnya mekar, sehingga pada saat penelitian berlangsung terdapat penambahan braktea yang mekar. Parameter uji hedonik direkomendasikan untuk menunjukkan vase life bunga potong Heliconia sexy pink.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Konsentrasi 1-MCP yang optimum untuk mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink berdasarkan parameter 30% braktea menghitam adalah 0.005 ppm selama 6.20 hari. Vase life bunga potong Heliconia sexy pink

masih disukai panelis hingga 8 hari. Kriteria uji hedonik lebih direkomendasikan untuk menunjukkan vase life bunga potong Heliconia sexy pink. Penambahan disinfektan tidak dapat mempertahankan vase life bunga potong Heliconia sexy pink karena konsentrasi yang diaplikasikan terlalu tinggi.

Saran

Perlunya penelitian lebih lanjut untuk menemukan standar vase life baru khusus bunga potong Heliconia sexy pink dengan kriteria braktea menghitam yang lebih tepat. Penambahan disinfektan sebaiknya digunakan dalam larutan holding

(42)

26

DAFTAR PUSTAKA

Abadi DH, Kaviani B, Hoor SS, Torkashvand AM, Zarei R. 2009. Quality management of cut carnation Tempo with 1-MCP. African Journal of Biotechnology. 8(20):5351-5357.

Adyantari T. 2014. Aplikasi 1-methylcyclopropene untuk meningkatkan vase life

bunga potong zingiber spectabile griff. Silvana [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Amiarsi D, Utami PK. 2011. Peranan larutan pengawet terhadap mutu bunga potong alpinia selama peragaan. J. Hortikultura. (21)2; 185-190.

Astuti. 1993. Kiat memperpanjang masa segar bunga potong. Balai Informasi Pertanian. Agro Informasi. DKI Jakarta (ID). 2:18-19.

Badoni A. Chauhan JS. 2010. In Vitro Sterilization Frotocol for Micropropagation of Solanunt luberoxrm cv. 'Kufri Hirnalini'. Acadernia Arena. 2(4).

Bhattacharjee SK, De LC. 2005. Post-harvest Technology of Flower and Ornamental Plants. Jaipur. Pointer Publisher.

Bigot M. 2011. Heliconia sexy pink. [Internet]. Waktu pembaharuan; [diunduh 2014 Okt 5]. Ersedia pada http://www.sierraflowerfinder.com

Blakenship SM, Dole JM. 2003. 1-Methylcyclopropene: a review. Postharvest Biol. Technol.28:1-25.

[Ditflorikultura] Direktorat Budidaya Tanaman Hias. 2006. Standar Prosedur Operasional Zingiberacea [Internet]. [diunduh 2015 Mei 14]. Tersedia pada florikultura.org/pedum/SOP_Zingiberaceae.pdf

Direktorat Penanganan Pascapanen, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian. 2007. Penanganan Pascapanen Tanaman Hias Bunga Potong. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober 23]. Tersedia pada www.deptan.go.id

Efendi D. 2005. Rekayasa genetika untuk mengatasi masalah-masalah pasca panen. Bul. Agron. 33: 50-51.

Harsono, E. 2005. Heliconia pisang hias berbunga menawan. [Internet]. Waktu pembaharuan; [diunduh 2014 Mar 14]. Tersedia pada http://www.agritekno.com/.

Iriani F. 2009. Formulasi lengkap larutan pengawet bunga potong anyelir (Dyanthus cariophillus). J Agrikultura. 20(3).

Lingga L. 2007. Anthurium. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

εubarok S. 2012. Kualitas bunga krisan potong “Yellow fiji” sebagai respon dari

aplikasi 1-Methylcyclopropene. J Agrivigor. 11(2): 244-250.

Rimando TJ. 2001. Ornamental Horticulture: A Little Giant in the Tropics. research on cut flower. Hort Science. 8(3): 3-8.

(43)

27

Salsabila I. 2013. Aplikasi 1-methylcyclopropene untuk meningkatkan vase life

bunga potong Tapeinochilos anannaceae K. Schum [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Santoso BB. 2012. Penyimpanan komoditi hortikultura. [Internet]. [diunduh 2014 Oktober 23]: 121-122. Tersedia pada: http://unram.ac.id.

Setyadjit, Sukasih E, Permana AW.2012. Aplikasi1-MCP dapat memperpanjang umur segar komoditas hortikultura. Bul. Teknologi Pascapanen Pertanian.

Vol (891);28-29.

Singh RP, Rath SK. 1997. Flocculation characteristic of grafted and ungrafted starch, amylose and amylopectin. J of Applied Polymer Science. 66 (1721-1729).

Sisler EC, Serek M. 1997. Inhibitors of ethylene responses in planta at the receptor level: recent developments. Physiol Plant. 100:577-582.

Suyanti. 2002. Teknologi pascapanen bunga sedap malam. J Litbang Pertanian. 21(1).

Tisnawati. 2005. Teknik memperpanjang masa simpan bunga potong alpinia. Bul. Teknik Pertanian. Vol (10);1.

(44)

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 3 Juni 1992 dari ayah Supratman dan ibu Wasiem. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA N 1 Pangandaran dan pada tahun yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan dan diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Gambar

Gambar 1 Pelaksanaan penelitian. (a) Pemanenan; (b) Penyortiran bunga; (c)
Gambar 2 Bagian bunga potong Heliconia sexy pink
Tabel  1 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Green  RHS 137C
Tabel  2 Persentase warna tangkai bunga potong Heliconia sexy pink dengan kode Dark green RHS 137A
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Bahwa apabila dianalisis gugatan Para Penggugat secara yuridis, pada hakikatnya adalah telah terjadi jual beli tanah antara Para Penggugat dengan Syaiful

Surat Edaran ini merupakan tindak lanjut dari diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS)

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran serta perkembangan kemampuan berpikir sebagaimana dijelaskan diatas, proses pembelajaran dapat ditempuh melalui pendekatan saintifik

Gas dari kawah Candradimuka merupakan gas vulkanik sedangkan gas dari Sumber dan gua Jimat merupakan gas suatu subduction dimana gas tersebut mempunyai nilai isotop sebesar -

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, untuk menganalisis kevalidan perangkat pembelajaran, minat belajar dan

Selama peneliti melakukan penelitian ternyata ketiga aspek yang diukur mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi yaitu kemampuan guru dalam merencanakan

Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung debit muatan sedimen melayang (suspended load) dengan menggunakan metode lapangan, pendekatan Lane dan Kalinske, dan

Diumumkan kepada mahasiswa FK-UII semester I, jadwal ujian Skills Practice Blok KBTI hari Selasa, 30 November 2010 :.  08.00-10.00 WIB Reading dan