• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dan pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat

lunak yang telah dibuat.

Bab V Penutup, yang memuat :

Kesimpulan dan saran untuk perbaikan alat dan penelitian

BAB II

DASAR TEORI

II. 1 Rumus Dasar

II.1.1 Rangkaian Resistor

Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total

semakin besar [3]. Gambar 2.1 menunjukkan contoh resistor yang dirangkai

secara seri. Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus:

R

total

= R

1

+ R

2

+ R

3

+ Rn ... (2.1)

R1 R2 R3 Rn

. . . .

Gambar 2.1. Rangkaian Resistor secara Seri [3].

angkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi

pengg

R

anti semakin kecil. Gambar 2.2 menunjukkan contoh resistor yang

dirangkai paralel. Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus:

n

R

R

R

R

R= 1 + 1 + 1 + 1 ...

3 2 1

... (2.2)

Ga ian Res

R1

.

.

. .

. .

R2 R3 Rn

. . .

.

.

.

mbar 2.2. Rangka istor secara Paralel [3].

II.1.2 Hukum Ohm

hm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan

jumla

Dimana:

V = tegangan (Vo

(Ampere)

II. ad

Konfigurasi matriks keypad terdiri dari tombol-tombol yang tersusun atas

ggunaan matriks keypad bertujuan untuk menghemat

jumlah port yang digunakan pada mikrokontroler. Matriks keypad 4x3 yang

Dari Hukum O

h arus yang mengalir melalui resistor tersebut. Gambar 2.3 menunjukkan

diagram Hukum Ohm.

Gambar 2.3. Diagram Hukum Ohm

lt)

I = arus

R = resistansi (Ohm)

P = daya (Watt)

2 Matriks Keyp

7

artinya terdiri dari 4 baris (jalur output) dan 3 kolom (jalur input). Matriks keypad

ini tersusun dari 12 tombol, apabila tidak menggunakan konfigurasi matriks

keypad maka dibutuhkan 12 masukan sedangkan dengan matriks keypad hanya

menggunakan 7 masukan. Rangkaian matriks keypad sederhana dapat dilihat pada

Gambar 2.4.

2 3 4 5 6 1 7 8 9

*

0 # B2 B3 B4 K1 K2 K3 B1

Gambar 2.4. Rangkaian keypad 4x3 [4].

Pengecekan pada matriks keypad adalah dengan sistem pengecekan secara

berurutan (scanning) ek angka 1, maka

terlebih dahulu kolom K1 diberi logika

Apabil

ada tombol sewaktu ditekan maupun pada saat dilepas ditunjukkan

. Sebagai contoh apabila ingin mengec

‘0’, lalu dilakukan pengecekan tiap baris.

a baris B1 = ‘0’ artinya tombol 1 sedang ditekan. Pengecekan ini juga

berlaku untuk tombol yang lainnya dengan pengecekan baris dan kolom secara

bergantian.

Gambar 2.5 memperlihatkan rangkaian tombol push-on dengan R

pullup

yang akan menghasilkan efek bouncing [4]. Diagram waktu goncangan

(bouncing) p

pada Gam

II. 3

M sor yang

dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan teknologi baru, yaitu teknologi

r mempunyai kandungan transistor yang

lebih ban

bar 2.5. Efek bouncing terjadi ketika tombol ditekan akan menghasilkan

getaran atau sebelum mencapai keadaan stabil atau tombol tersebut akan ON/OFF

berulang-ulang.

Gambar 2.5. Rangkaian tombol dengan R

pullup

[4].

Gambar 2.6. Efek bouncing pada saat penekanan tombol [4].

Mikrokontroler AT89S51

ikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprose

semikonduktor. Teknologi semikondukto

yak, namun hanya membutuhkan ruangan yang kecil, dapat diproduksi

secara masal dan murah [2]. Diagram kotak inti dari AT89S51 ditunjukkan pada

Gambar 2.7.

9

Serial, kontrol /counter seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.7. Pada pe litian ini, pembahasan mikrokontroler

dibatasi

emori data dan

rogram yang terpisah [2]. Pemisahan penyimpanan memori data dan program

n metode pengaksesan alamat 8 bit. Alamat RAM

Internal

Gambar 2.7. Diagram kotak inti AT89S51 [2].

Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari CPU, Memory, Port I/O, Port

interupsi, kontrol bus, osilator, dan timer

ne

pada organisasi memori, set instruksi, pemberian clock, serta struktur

AT89S51 yang menjelaskan kegunaan dari pin-pin IC tersebut.

II.3.1 Organisasi Memori

Semua produk AT89S51 memiliki ruang alamat m

p

dapat diakses menggunaka

Gambar 2.8. Alam PEROM AT89S51 [2].

AM Internal, Special Function Register (SFR) serta Flash PEROM

T89S51 akan dijelaskan pada bagian berikut.

1.

internal pada mikrokontroler AT89S51 terdiri atas:

a.

h register yang terdiri dari R0

gan R7. Delapan buah register tersebut dapat diubah ke

si nilai RS0

gister PSW (Program Status Word).

b.

RAM ini dimulai dari alamat 30H hingga 7F dan dapat diakses dengan

pengalamatan langsung dan tak langsung.

at RAM Internal dan Flash

R

A

RAM Internal

RAM

Register Bank

Mikrokontroler ini memiliki 8 bua

sampai den

bank 1, bank 2 dan bank 3 dengan cara mengubah kondi

dan RS1 pada re

Bit Addressable RAM

RAM ini terletak pada alamat 20H sampai 2FH yang dapat dialamati

secara bit yang berarti bahwa alamat tersebut dapat menyimpan 8 bit

data yang tiap bit dapat dialamati sendiri-sendiri.

11

Lokasi RAM Internal dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gamb Internal [2].

2. Register Fungsi Khusus ( )

AT89S51 mem ungsi Khusus yang terletak di

alamat 80H samp pa register ini dapat dialamati

secara bit. Gamb n peta Register Fungsi Khusus.

a. Akumulator

Registe lamati secara bit.

Akumulator digunakan untuk hampir semua operasi logika dan

ar 2.9. Peta memori RAM

Special Function Register

punyai 21 Register F

ai dengan FFH. Bebera

ar 2.10 menunjukka

r ini terletak di alamat E0H dan dapat di a

b. Por

a port

ialamati secara bit sehingga dapat dilakukan perubahan

c. PSW (Progr

PSW seperti hasil aritmatika dan

logika.

d. Register B

ulator untuk proses aritmatika

ati secara bit.

t

AT89S51 mempunyai 4 buah port : yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan

Port 3 yang terletak di alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Semu

tersebut dapat d

bit data pada salah satu port tanpa mengganggu port yang lain.

Gambar 2.10. Peta memori SFR AT89S51 [2].

am Status Word)

berisi data bit hasil eksekusi program

Register ini digunakan bersama akum

13

e. StackPointer

Stack Pointer merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H.

Proses yang berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh

instruk

f. Data Pointer

rupakan register 16 bit. DPTR biasa

g. Timer

empunyai dua buah 16 bit Timer/Counter yaitu : timer 0

H

h.

nggunakan serial

i.

vel

i. Interupsi secara otomatis akan dimatikan bila sistem

si-instruksi Push, Pop, Acall dan sebagainya.

Data pointer atau DPTR me

digunakan untuk mengakses data yang terletak di memori external.

Register

AT89S51 m

dan timer 1. Timer 0 terletak di alamat 84H untuk TL0 dan 8CH untuk

TH0, sedangkan Timer 1 terletak di alamat 8BH untuk TL1 dan 8D

untuk TH1.

SerialPortRegister

Port ini merupakan on chip serial port yang digunakan untuk

melakukan komunikasi dengan peralatan yang me

port.

Register Interupsi

Mikrokontroler ini memiliki 5 buah interupsi dengan dua le

prioritas interups

dikembalikan pada keadaan semula. Register yang behubungan dengan

interupsi adalah Interrupt Enable Register (IE) pada alamat A8H dan

Interupsi Priority Register (IP) pada alamat B8H.

3.

dan

terdapat pada Flash PEROM akan dieksekusi jika sistem dikembalikan

Bila sistem tersebut telah dikembalikan pada

kea

mik

PER

aka

II.3.2 Kelompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51

ta keluarga mikrokontroler AT89S51 mengeksekusi

kelompok inst

aplikas

yang ce

pengala

pemrog

Boolea

1.

Mode-mode pengalamatan dapat dikelompokkan menjadi [2] :

Flash PEROM

AT89S51 mempunyai 4 kilo byteFlash PEROM yang dapat ditulis

dihapus menggunakan sebuah perangkat programmer. Program yang

pada keadaan semula.

daan semula, maka pin EA/V

PP

akan berlogika satu, sehingga

rokontroler akan aktif berdasarkan program yang ada di Flash

OM. Tetapi apabila pin EA/V

PP

berlogika nol, maka mikrokontroler

n aktif berdasarkan program yang ada pada memori external.

Semua anggo

ruksi yang sama [2]. Kelompok instruksi ini telah dioptimasi untuk

i kontrol 8 bit, serta menyediakan berbagai macam mode pengalamatan

pat untuk mengakses RAM internal dan RAM external.

Bagian berikut ini akan menjabarkan mengenai mode-mode

matan tersebut serta berbagai macam instruksi yang dipergunakan dalam

raman AT89S51, antara lain instruksi logika, aritmatika, transfer data,

n, serta instruksi lompat.

Mode-mode Pengalamatan

15

Dalam pengalamatan langsung, masukan data ditentukan berdasarkan

alamat 8 bit (1 byte) dalam suatu instruksi. Hanya RAM data internal

dan SFR yang bisa diakses secara langsung.

b. Pengalamatan Tak Langsung (Indirect Addressing)

Dalam pengalamatan tak langsung, instruksi menentukan suatu register

yang digunakan untuk menyimpan alamat masukan. Baik RAM

internal maupun eksternal dapat diakses secara tak langsung. Register

alamat untuk alamat-alamat 8 bit bisa menggunakan Stack Pointer dari

ih. Sedangkan untuk alamat 16 bit hanya bisa

an cara demikian bisa

tidak memerlukan

d.

ulator. Bilangan

a dituliskan dalam format heksa sebagai

64h ( MOV A,#64h ).

register bank yang dipil

menggunakan register pointer data 16 bit atau DPTR.

c. Instruksi-Instruksi Register

Register bank yang masing-masing berisi 8 register, dapat diakses

melalui instruksi dengan kode masukan yang mengandung 3 bit

spesifikasi register. Akses register deng

menghemat penggunaan kode instruksi karena

sebuah byte untuk alamat. Saat instruksi tersebut dikerjakan, satu dari

delapan register pada bank yang terpilih akan diakses.

Konstanta Segera (Immediate Constant)

Nilai dari suatu konstanta dapat segera menyatu dengan masukan kode

dalam memori program. Misalnya, instruksi : MOV A,#100, yang akan

menyimpan konstanta 100 (desimal) ke dalam akum

e.

2.

beb

Beb

DE

3. Ins

n operasi logika AND

(ins

(ins

pad

lain

4. Ins a

sfer data dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu

instruk

Pengalamatan Terindeks (Indexed Addressing)

Memori program hanya bisa diakses melalui pengamatan terindeks.

Pengalamatan terindeks digunakan dalam instruksi-instruksi “lompat

bersyarat”. Dalam hal ini, alamat tujuan dari instruksi lompat (jump)

dihitung sebagai jumlah dari penunjuk dasar (base pointer) dengan

data akumulator.

Instruksi Aritmatika

Instruksi-instruksi aritmatika selalu melibatkan akumulator, hanya

erapa yang melibatkan register lainnya (DPTR dan lain-lain) [2].

erapa contoh instruksi aritmatika antara lain ADD, ADDC, SUBB,

C, INC.

truksi Logika

Instruksi logika digunakan untuk melakuka

truksi ANL), OR(instruksi ORL), XOR (instruksi XRL), operasi clear

truksi CLR) dan NOT (instruksi CPL) pada suatu byte dan beroperasi

a masing-masing bit. Instruksi putar atau rotate (RL A, RLC A dan

nya) akan menggeser isi akumulator 1 bit ke kanan atau ke kiri.

truksi Transfer Dat

Instruksi tran

si transfer data yang mengakses ruang memori internal

menggunakan instruksi MOV dan MOVC serta transfer data yang

mengakses ruang memori external menggunakan instruksi MOVX.

17

Pengaksesan ruang memori external menggunakan Data Pointer (DPTR)

sebesar

5.

sable.

n antara lain ANL, SETB, CLR.

6. Instruk

JMP) dan instruksi lompat bersyarat (antara lain instruksi

Z).

II.3.3 P

IC ters enggunakannya,

kaki XTAL 1 dan XTAL 2 pada mikrokontroler AT89S51 dihubungkan dengan

sebuah kristal

menunj

AT89S

jenis s

16 bit.

Instruksi Boolean

Mikrokontroler AT89S51 memiliki sebuah prosesor boolean yang

cukup lengkap. Instruksi boolean digunakan pada operasi bit dan

melibatkan alamat pada internal RAM yang merupakan bit addres

Contoh instruksi Boolea

si Lompat (jump)

Instruksi lompat (jump) merupakan perintah yang digunakan pada

mikrokontroler AT89S51 untuk melakukan perpindahan alamat perintah

yang akan dieksekusi oleh CPU. Instruksi lompat ini dapat dibagi menjadi

dua macam, yaitu instruksi lompat tak bersyarat (antara lain instruksi

LJMP, AJMP, S

JZ, CJNE dan DJN

emberian Clock pada Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 memiliki osilator yang tersedia pada kemasan

ebut (on chip) sebagai sumber detak (clock) [2]. Untuk m

keramik dan kapasitor yang dihubungkan ke ground. Gambar 2.8

ukkan cara menghubungkan kristal sumber detak dengan mikrokontroler

51. Besar kapasitor yang terhubung dengan sumber detak tergantung dari

umber detak yang dipasangkan. Bila sumber detak berupa kristal maka

besar k

kapasitor yang terpasang adalah 40 pF ± 10 pF.

II.3.4 Struktur AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin, 32 pin di antaranya

digunakan sebagai port paralel [2]. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga

32 pin membentuk 4 buah port paralel, yang masing-masing dikenal sebagai Port

0, Port 1, Port 2 dan Port 3. Diagram pin mikrokontroler AT89S51 secara

lengkap ditunjukkan pada Gambar 2.9. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 pada

Gambar 2.12 dijelaskan pada Tabel 2.1.

apasitor yang terpasang adalah 30 pF ± 10 pF dan bila jenis keramik besar

Gambar 2.11. Menghubungkan kristal sumber detak [2].

19

Tabel 2.1. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 [2].

No Pin Port Nama/ID Fungsi Keterangan

1 1-8 1

Sebagai input

dengan

memberi

logika ”1”.

Sebagai

output, port

ini dapat

memberikan

sink output ke

em

TTL

I/O biasa

pat buah

2 5 1 MOSI Serial data

input

Multiple Output Single

Input

3 6 1 MISO Serial data

output

Multiple Input Single

Output

4 7 1 SCK Serial clock

input Serial Clock

5 9 3 RST masukan

reset

Reset

Sebagai

6 10 3 RXD Sebagai serial

input

7 11 3 TXD Sebagai serial

output port

8 12 3 INT 0

i Interrupt 0

Sebagai

external

nterrupt 0

port

9 13 3 INT 1 Interrupt 1

Sebagai

external

interrupt 1

port

10 14 3 T0 e

0

Timer 0

Sebagai

xternal timer

input port

11 15 3 T1 ex r

Sebagai

rnal tim

te e

1 input port

Timer 1

12 16 3 WR

Sebagai

external data

memory write

strobe port

Write

Tabel 2.1. (lanjutan) Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 [2].

No Pin Port Nama/ID Fungsi Keterangan

13 17 3 RD a

memory read

rt

Read

Sebagai

external dat

strobe po

14 18 XTAL 1 oscillator

Sebagai

input

15 19

t

XTAL 2

Sebagai

oscillator

outpu

16 20 GND Sebagai

ground Ground

17 21-28 2 I/O t

t Input/Output

Sebagai inpu

dan outpu

18 29 PSEN Program Store Enable

Sebagai

sinyal baca

untuk

memori

program

19 30 ALE masukan

pulsa Address Latch Enable

Sebagai

program

20 31 V

Sebagai

pengeksekusi

pr ri

i

External Access Enable

pp/EA

ogram da

memori

eksternal,

mengakses

program

secara

nternal

21 3

Sebagai I/O

me n

2-39 0 biasa,

mberika

sink

22 40 Vcc

Sebagai

suplai

tegangan

21

II. 4 Komunikasi Serial

Sistem transmisi data secara serial ada dua jeni

1. Transmisi data secara tidak seimbang ed line).

Contoh transmisi data secar ng (unbalance line) adalah

dengan sistem RS-232 yang menggunaka kaw al

dan sebuah kawat penghantar untuk ac an (grounding). Pada sistem

ini nilai amplitudo sinyal tergantung pada beda potensial antara penghantar sinyal

terhadap ground.

2. ba

Pada sistem transmisi data s bang (balance line), kedua

penghantar selalu berfluktuasi saling bertolak-belakang sehingga selalu tercipta

beda potensial pada kedua penghantar. Pada sistem transmisi ini, sinyal masih

dapat terdeteksi pada jarak yang cukup jauh. Selain itu, sistem transmisi data

secara seimbang lebih tahan terhadap noise. Sistem transmisi data serial secara

seimbang ini biasanya menggunakan sistem standar RS-422 dan RS-485.

Sistem transmisi data secara serial dengan standar komunikasi serial

RS-485 dikembangkan sejak tahun 1983 dan mampu mentransmisikan data pada jarak

yang cukup jauh, yaitu 1,2 km. Standar komunikasi serial RS-485 dapat

diterapkan pada suatu jaringan telepon tunggal (party line) atau pada jaringan

multidrop (jaringan yang menggunakan topologi bus).

Ada sebanyak 32 pasang pemancar (driver)/penerima (receiver) yang

dapat disatukan pada jaringan multidrop. Sisi pemancar (driver) akan

menghasilkan tegangan sebesar 2 sampai 6 Volt yang berbeda polaritas pada

s [5] :

(unbalanc

a tidak seimba

n sebuah

uan pentanah

at penghantar untuk siny

Transmisi data secara seimbang ( lanced line).

ecara seim

terminal A-B dengan acuan titik tengah ground, seperti diperlihatkan pada

Gambar 2.13. Penerima (receiver) mampu menerima data dengan nilai amplitudo

sinyal minimal +200 mV sampai –200mV antara terminal A-B. Sehingga sisi

penerima dapat menerima sinyal dengan amplitudo antara +200 mV sampai

200mV (

ecara penuh oleh penerima dan tidak berbalik ke saluran transmisi lagi [5].

engaturan impedansi terminal ini mengacu pada panjang kabel penghantar dan

sinyal minimal) hingga +6 V sampai –6 V (sinyal maksimal) yang masih

dapat diterima, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.14.

Gambar 2.13. Sinyal keluaran dari pemancar (driver) [5].

Gambar 2.14. Sinyal masukan untuk penerima (receiver) [5].

A C ENABLE B (REQUIRED FOR RS-485) + 6 + 2 Toleransi Tegangan VAB - 2 - 6 Toleransi

II.4.1 Pengaturan Impedansi Terminal

Pengaturan impedansi terminal dimaksudkan agar sinyal dapat terserap

s

P

Vcm = Input Common Mode Voltage rentang tegangan untuk Vcm -7v > Vcm < +7v

+ 6 V - 6 V + 200mV - 200mV Tegangan VAB A B C 1/2Vi Vcm 1/2Vi +Vi n g m a -Vi R en ta te g an g an k si m u m Daerah transisi

23

kecepatan laju data yang digunakan. Pengaturan impedansi terminal dapat

diabaikan bila delay propagasi saluran data lebih rendah dari lebar satu bit data.

Sebagai contoh, sebuah sistem yang menggunakan kabel dengan panjang

2000 feet (= 609,6 m), delay propagasi saluran data dapat dihitung dengan

panjang kabel dibagi dengan kecepatan laju propagasi yang biasanya sebesar 66%

sampai 75 bel 2000

et, perjalanan bolak-balik data 4000 feet dengan laju propagasi 0.66 x kecepatan

.2 µs. Bila perjalanan data sebanyak

tiga kali

Para

fek pemuatan DC.

% dari kecepatan cahaya (= 3x10

8

m/s). Dengan panjang ka

fe

cahaya, sehingga delay propagasi sebesar 6

bolak-balik maka delay propagasi sebesar 18.6 µs. Karena lebar satu bit

data untuk 9600 baud adalah 104 µs, hingga pada kasus ini pengaturan impedansi

terminal dapat diabaikan.

Ada dua macam pengaturan impedansi terminal :

1. Parallel Termination.

llel Termination adalah menambahkan resistor yang dipasang parallel

seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.15a sebagai penyesuai impedansi.

Nilai resistor ini pada umumnya sebesar 120 Ω. Nilai ini didapatkan dari nilai

impedansi intrinsic kabel penghantar transmisi.

2. AC-couple Termination.

AC-couple Termination adalah menambahkan resistor yang dipasang parallel

sebagai penyesuai impedansi yang dirangkai seri dengan kapasitor kecil

seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.15b. Kapasitor kecil berfungsi

untuk menghilangkan e

(a) (b)

mbar 2.15. (a) Rangkaian parallel termination (b

Ga ) AC-coupled termination [5].

II.4

485

kom uatan Texas Instrument, DS36C278

IC

Ga

.2 IC komunikasi serial RS-485

Komponen utama yang digunakan pada komunikasi serial standar

yaitu IC RS-485. Ada berbagai seri IC RS-485 yang dikeluarkan pabrik

ponen elektronika, antara lain SN75176 b

buatan National Semiconductor, dan MAX48x serta MAX1487 buatan MAXIM.

RS-485 ini memiliki 8 pin yang pengoperasiannya dikonfigurasikan seperti

mbar 2.16.

1 2 3 6 4 8 7 5 +5V +5V Data input dari mikrokontroler IC RS-485 3 K 2 K Re Do / R i Di V cc Ground Ro Do / Ri De

[5]. Dengan Vcc = 5 Volt, maka penurunan tegangan V

DE

dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan 2.3, yaitu:

Gambar 2.16. IC RS-485 [5].

Resistor pembagi tegangan yang dipasangkan pada kaki De berfungsi

untuk memberikan prasikap tegangan. Prasikap tegangan untuk De sebesar 3 volt

25

Vcc

R

R

R

V

b a b

×

+

= ... (2.3)

DE

Jika Rb ditetapkan sebesar 3 kΩ, maka Ra = 2 kΩ. Sistem yang akan

dibuat menggunakan konfigurasi jaringan multidrop 2 kabel karena digunakan

untuk komunikasi half duplex yang diatur sebagai pengirim.

II.4.3 Pemberian Bias p

Pemberian bias pada jaringan ini berguna apabila jaringan dalam

keadaan

umumnya bernilai +5 Volt) dan resistor

pulldown pada saluran

RS-485 dapat dilihat pada Gambar 2.17.

II.4.4 K

bel digunakan single

isted pair dan untuk sistem empat kabel menggunakan two twisted pair.

dengan kabel twisted pair.

ada Jaringan RS-485

kosong, maka sinyal dalam keadaan menunggu (idle) dan tidak dalam

keadaan mengambang (tidak tentu) [5]. Untuk memelihara status idle dalam

keadaan jaringan kosong, perlu dipasang resistor yang dirangkai pullup dengan

saluran data B terhadap Vcc (pada

data A terhadap ground. Rangkaian prasikap pada jaringan

abel Jaringan pada RS-485

Penggunaan kabel untuk jaringan komunikasi RS-485 pada umumnya

menggunakan kabel twisted pair [5]. Untuk sistem dua ka

tw

Seringkali penghantar untuk ground telah menyatu

Pada RS-485 terdapat rugi-rugi transmisi yang disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain : rugi–rugi sinyal AC, rugi–rugi hantaran DC, kebocoran arus

dan rugi–rugi dielektrik. Untuk kabel dengan kualitas tinggi, rugi–rugi penghantar

dan rugi–rugi dielektrik merupakan faktor yang sangat penting.

maksimal 6 Volt

]. Ja

erbeda karena setiap sistem menggunakan acuan ground lokal yang berbeda.

ntuk itu perlu dibedakan antara ground sinyal dengan referensi sinyal. Referensi

sinyal merupakan ground yang digunakan sebagai referensi sinyal komunikasi.

Ground sinyal adalah grounding lokal yang dapat juga mempunyai beda potensial

terhadap ground referensi.

Ada dua cara untuk menanggulangi perbedaan ground yang dapat

mengakiba

Gambar 2.17. Rangkaian prasikap pada jaringan RS-485 [5].

II.4.5 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda Potensial Listrik

Sistem komunikasi dengan standar RS-485 menggunakan dasar sistem

perbedaan potensial sinyal dengan besar nilai perbedaan sinyal

[5 uhnya jarak antar sistem memungkinkan nilai amplitudo sinyal dapat

tkan perbedaan amplitudo sinyal, yaitu :

b

27

1. Memisahkan antara ground data dengan ground lokal/casing/ground power

meng

shunting

device. Metode ini memiliki dua cara yang memiliki kelebihan masing–masing :

gunakan koneksi optik (dapat berupa optocoupler atau komponen optik

yang lain) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18.

2. Menyambungkan ground data dan ground lokal/ground power menggunakan

konektor dengan impedansi rendah (dapat berupa resistor dengan nilai

resistansi kecil) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.19.

Gambar 2.18. Pemisahan ground dengan isolasi optik [5].

Gambar 2.19. Penyambungan Ground Data dan Ground Lokal

dengan Koneksi Resistor [5].

. Cara pertama adalah dengan memasang dioda zener bolak-balik secara shunt

terhadap penghantar jaringan. Dioda dirangkai shunt terhadap ground ataupun

terhadap masing–masing penghantar jaringan. Kelebihan cara ini adalah

me tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah

memiliki batas ambang tegangan yang tinggi dan tingkat pengamanannya

lambat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.20.

2. Cara kedua adalah dengan memasang dioda zener bolak balik secara shunt dan

merangkai fuse secara seri seperti terlihat pada Gambar 2.21.

(a)

(b)

Gambar 2.20. Sistem Proteksi Shunting Device menggunakan Dioda Zener [5].

1

mberi proteksi terhadap arus yang

Gambar 2.21. Sistem Proteksi Shunting Device menggunakan

Dioda Zener dan Fuse Seri [5].

29

II. 5 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) atau peraga kristal cair merupakan suatu

lat yang banyak digunakan sebagai penampil karakter [6]. LCD mengandung

kristal cair yang merupakan moleku lekul organic kental yang mengalir

se

emua molekul disejajarkan dalam arah yang sama, sifat-sifat optic dari kristal

kan tergantung pada arah dan polarisasi sinar yang datang. Kesejajaran

molekul-olekul dapat diubah sifat-sifat optiknya menggunakan medan listrik. Kristal cair

yang diso s cahaya

yang keluar dari kristal elektrik. Sifat ini dapat

ilan panel datar.

a

l-mo

perti suatu cairan, namun memiliki struktur khusus, seperti kristal. Pada waktu

s

a

m

rot dengan suatu sinar mempunyai intensitas cahaya. Intensita

cair dapat dikendalikan secara

dimanfaatkan untuk membuat tampilan-tamp

Sebuah layar tampilan LCD terdiri atas dua plat kaca sejajar yang di

antaranya terdapat suatu volume tertutup yang berisi kristal cair.

Elektroda-elektroda transparan ditempelkan pada masing-masing plat dan digunakan untuk

menciptakan medan listrik di dalam kristal cair. Bagian-bagian yang berbeda pada

Dokumen terkait