i
TUGAS
AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Disusun Oleh :
ANNA STEFANIE DEPARI
NIM : 055114001
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
THE CALLER CIRCUIT OF GUEST RECEPTIONING
TOOL FOR MULTIROOM BUILDING BASED ON
AT89S51 MICROCONTROLLER
FINAL PROJECT
Presented As Partial Fulfillment of The Requirements
To Obtain The Sarjana Teknik Degree
By :
ANNA STEFANIE DEPARI
Student Number : 055114001
ELECTRICAL STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
v
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah”
Yogyakarta,
23
Juli
2008
Penulis
vi
Tuhan tidak akan pernah menyia-nyiakan kepedihan kita.
Biarkan Tuhan yang menopang.
Kita cukup menjalani dan melakukan yang terbaik.
Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk:
Yesus Kristus, juru selamatku
Kedua orangtua dan saudara-saudaraku
vii
aktivitas dan untuk menjaga
privacy
setiap penghuni. Oleh karena itu dibuat alat
penerima tamu untuk mempermudah tamu dan penghuni berbasis mikrokontroler.
Alat ini dibuat untuk diaplikasikan pada gedung yang mempunyai kamar banyak.
Sistem ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama adalah bagian
yang berada di luar gedung (pemanggil). Bagian kedua adalah bagian yang berada
di dalam gedung (terpanggil). Skripsi ini hanya membahas bagian pemanggil dari
alat penerima tamu, terdiri dari
keypad
dan LCD. Data dimasukkan melalui
keypad.
Masukan data tersebut kemudian diolah oleh
control unit.
Bagian ini
berbasis mikrokotroler AT89S51 dan berfungsi untuk memanggil penghuni
langsung ke kamar yang dituju tanpa harus mengganggu kenyamanan penghuni
yang lain. Transmisi data antara mikrokotroler pemanggil dengan mikrokontroler
terpanggil menggunakan sistem komunikasi serial RS-485.
Bagian pemanggil alat penerima tamu ini sudah dicoba dan terbukti dapat
bekerja dengan baik. Tamu dapat berkomunikasi langsung dengan penghuni dan
bisa mengetahui keberadaan penghuni.
viii
Abstract
What is needed most of a house is its comfortability for the dwellers to
carry out activities and keep dwellers’ privacy. Therefore, a guest receiver which
is based on microcontroller is designed to make communication between the
dwellers and their guests easier. This tool is specifically built for multi-rooms
building.
The system of this guest receiver has two main parts. The first part is
located outside the building (caller), while the second is inside the building
(called). The focus of this paper is mainly for the caller part of guest receiver
which consist of keypad and LCD. Data is keyed in through a keypad which is
subsequently processed by the control unit. Using AT89S51 microcontroller, the
functions of this part is a direct caller to the target host without disturbing other
dwellers within the same building. The data transmission between calling
microcontroller and called microcontroller uses RS-485 communication system.
The caller part of guest receiver has been tested and can work well. A
guest can directly communicate with the target host while at the same time know
whether they are in their room or not.
Yang bertanda tatgandibawah ini, saya rnahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Anna Stefanie Depari
Nomor Mahasiswa : 055114001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudui :
BAGIAN PEMANGGIL ALAT PENERIMA TAMU PADA GEDUNG
BERKAMAR BANYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5 i
beserta perangkat,yang diperlukan (bila ada). Dengan dernikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan se€ra terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu r.neminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap rnencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Agustus 2008
Yang menyatakan
NW
' .ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kasih setia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Bagian Pemanggil Alat Penerima
Tamu Pada Gedung Berkamar Banyak Berbasis Mikrokotroler AT89S51”
.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik. Dalam penyusunannya, banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan pada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Yesus Kristus
, juru selamat dan sumber kekuatan penulis.
2.
Bapak
Damar Widjaja S.T., M.T.
selaku Pembimbing I sekaligus
pendamping akademik penulis dan bapak
Martanto S.T., M.T.
selaku
Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, arahan dan motivasi
kepada penulis. Terima kasih pula untuk seluruh dosen-dosen penulis di
Fakultas Teknik atas segala ilmunya yang berguna.
3.
Ayahanda
Drs. Garten Depari
dan ibunda
S. S. Esitha Brahmana
serta
kakak
Tica Patrisia Depari, SH
, abang
Reinhart Depari, SE
dan keluarga
yang sangat penulis cintai dan sayangi, yang telah banyak membantu baik dari
segi moril maupun materil dan telah banyak memberikan doa, nasehat serta
motivasi kepada penulis sedari dulu sampai saat ini. Walaupun penulis telah
x
berlalu. Terima kasih cokelatnya. Terima kasih juga atas semangat hidup yang
dapat penulis lihat, rasakan dan pelajari.
5.
Joe
yang telah memberikan doa, dukungan dan kesabaran kepada penulis
terutama saat penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih pernah
meminjamkan kedua kaki dan tangan pada saat penulis tidak sanggup untuk
berdiri dan melakukan apapun. Terima kasih telah menjadi yang terbaik
sampai saat ini dan semoga sampai selamanya buat penulis.
6.
Ika
, rekan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Maaf atas semua
kesalahan yang penulis yakin telah dimaafkan. Terima kasih telah menampung
air mata yang sempat tumpah. Tidak akan pernah penulis lupakan kejadian
sandal di Fresco. Uuupppssss…maap, keceplosan.
7.
Bapak Michael dan Mama Helen
, terima kasih atas semua doa, nasehat dan
kesabaran yang telah diberikan kepada penulis.
8.
Dche ganteng, Maria
dan keluarga. Terima kasih atas semua bantuan, tempat
yang bisa menjadi laboratorium dan bisa menjadi tempat istirahat. Terima
kasih, hanya ucapan itu yang bisa penulis berikan.
9.
Alietong, Merry, Ndut, Mitae, Jojoba, Livie, Momon, Ichank
dan yang
lainnya. Tetaplah menjadi diva-diva sejati. Cobalah untuk mengerti orang lain,
maka kita tidak akan pernah sakit hati. Bersama kalian di Jogja, penulis
xi
10.
Teman-teman Teknik Elektro.
Andriy, Boyke, Sukur, Koko, Rawung,
Wharton, Bang Erik, Kabayan, Roni, Ricky, Bang Aldi, Brekele
dan
lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya.
11.
Teman-teman lainnya.
Sithae, Gothe, Focolare, Louis, Anggi, Rangga,
Pelangi
crew
, Mataraga
crew
, Enat
dan semua teman serta sahabat yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa, dukungan dan
bantuan yang telah diberikan demi perjalanan S1 ini.
12.
Laboran
crew
, terima kasih atas fasilitas pinjaman alat-alat dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi isi, tata bahasa maupun penulisannya. Hal ini dapat
terjadi karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kurangnya buku-buku
pendukung yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun agar dalam proses penulisan di kemudian hari
dapat semakin baik.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
secara luas, baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya serta
dapat memenuhi fungsi dan tujuannya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
menyertai dan melindungi kita semua.
Yogyakarta, 19 Juli 2008
xii
LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI
... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
... vi
INTISARI
... vii
ABSTRACT
... viii
KATA PENGANTAR
... ix
DAFTAR ISI
... xii
DAFTAR GAMBAR
...
xv
DAFTAR TABEL
...
xviii
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Judul ... 1
I.2 Latar Belakang Masalah ... 1
I.3 Tujuan ... 2
I.4 Manfaat ... 2
I.5 Batasan Masalah ... 2
I.6 Metodologi Penelitian ... 3
I.7 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II. DASAR TEORI
II.1 Rumus Dasar ... 5
II.1.1 Rangkaian Resistor... 5
II.1.2 Hukum Ohm ... 6
II.2
Matriks
Keypad
... 6
II.3 Mikrokontroler AT89S51 ... 8
II.3.1 Organisasi Memori ... 9
II.3.2 Kelompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51 ... 14
II.3.3
Pemberian
Clock
pada Mikrokontrolet AT89S51 ... 17
xiii
II.4 Komunikasi Serial ... 21
II.4.1 Pengaturan Impedansi Terminal ... 22
II.4.2
IC
Komunikasi Serial RS-485 ... 24
II.4.3
Pemberian
Bias
pada Jaringan RS-485 ... 25
II.4.4 Kabel Jaringan pada RS-485 ... 25
II.4.5 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda
Potensial Listrik ... 26
II.5 LCD (
Liquid Crystal Display
) ... 29
II.5.1 LCD dengan
Driver
HD44780U ... 31
II.5.1.1 Register ... 32
II.5.1.2
BF
(
Busy Flag
) ... 32
II.5.1.3
AC
(
Address Counter
) ... 33
II.5.1.4 DDRAM (
Display Data RAM
) ... 33
II.5.1.5 CGROM (
Character Generator ROM
) ... 33
II.5.1.6 CGRAM (
Character Generator RAM
) ... 34
II.5.2 Pin LCD ... 34
BAB III. PERANCANGAN ALAT
III.1
Perancangan
Perangkat Keras ... 36
III.1.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ... 36
III.1.1.1 Rangkaian Osilator ... 37
III.1.2 Perancangan LCD ... 37
III.1.3
Perancangan
Keypad
... 38
III.1.4 Perancangan Komunikasi Serial RS-485 ... 40
III.1.4.1
IC
komunikasi serial RS-485 ... 41
III.1.4.2 Pemberian Bias pada Jaringan ... 42
III.2 Perancangan Perangkat Lunak ... 44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Perangkat Keras Hasil Perancangan ... 49
IV.2 Pengamatan Sistem dan Hasil Pengujian ... 50
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Rangkaian Resistor Seri ... 5
Gambar 2.2. Rangkaian Resistor Paralel ... 5
Gambar 2.3. Diagram Hukum Ohm ... 6
Gambar 2.4. Rangakaian
Keypad
4x3 ... 7
Gambar 2.5. Rangkaian Tombol dengan R
pullup... 8
Gambar 2.6. Efek
Bouncing
pada saat penekanan tombol ... 8
Gambar 2.7. Diagram Kotak Inti AT89S51 ... 9
Gambar 2.8. Alamat RAM
Internal
dan
Flash
PEROM AT89S51 ... 10
Gambar 2.9. Peta Memori RAM
Internal
... 11
Gambar 2.10. Peta Memori SFR AT89S51 ... 12
Gambar 2.11. Menghubungkan Kristal Sumber Detak ... 18
Gambar 2.12. Diagram Pin Mikrokontroler AT89S51 ... 18
Gambar 2.13. Sinyal Keluaran dari Pemancar (
driver
) ... 22
Gambar 2.14. Sinyal Masukan untuk Penerima (
receiver
) ... 22
Gambar 2.15. (a) Rangkaian
Parallel Termination
... 24
(b)
AC-coupled Termination
... 24
Gambar 2.16.
IC
RS-485 ... 24
Gambar 2.17. Rangkaian Prasikap pada Jaringan RS-485 ... 26
Gambar 2.18. Pemisahan
Ground
dengan Isolasi Optik ... 27
Gambar 2.19. Penyambungan
Ground
Data dan
Ground
Lokal
dengan Koneksi Resistor ... 27
Gambar 2.20. Sistem Proteksi
Shunting Device
menggunakan Dioda Zener ... 28
Gambar 2.21. Sistem Proteksi
Shunting Device
menggunakan
Dioda Zener dan
Fuse
Seri ... 28
Gambar 2.22. Susunan Umum Layar LCD ... 31
Gambar 2.23. Dimensi Layar LCD ... 31
xvi
Gambar 3.5. Rangkaian LCD dengan Mikrokontroler ... 38
Gambar 3.6. Rangkaian
Keypad
Matriks 4x3 ... 39
Gambar 3.7. Rangkaian Komunikasi Serial RS-485 ... 40
Gambar 3.8.
IC
RS-485 ... 41
Gambar 3.9. Rangkaian Prasikap untuk Jaringan ... 44
Gambar 3.10. Diagram Alir Program Utama ... 45
Gambar 3.11. Diagram Alir Sub Rutin Tunggu Balasan ... 47
Gambar 3.12. Diagram Alir dari Penulisan Karakter di LCD ... 48
Gambar 4.1. Perangkat Keras Bagian Pemanggil ... 49
Gambar 4.2. Pengujian Alat dengan Transmisi Kabel ... 50
Gambar 4.3. Tampilan Awal Bagian Pemanggil ... 52
Gambar 4.4. Tampilan Pilih Kamar ... 52
Gambar 4.5. Tampilan Keterangan ... 52
Gambar 4.6. Tampilan Keterangan Setelah Diisi ... 53
Gambar 4.7. Tampilan Keterangan dengan 32 Karakter ... 53
Gambar 4.8. Tampilan Identitas Tamu ... 53
Gambar 4.9. Tampilan Identitas Setelah Tamu Mengisi Nama ... 54
Gambar 4.10. Tampilan Identitas dengan 16 Karakter ... 54
Gambar 4.11. Tampilan Proses Kirim Pesan ... 54
Gambar 4.12. Tampilan Pesan Telah Terkirim ... 54
Gambar 4.13. Tampilan Penghuni Sibuk ... 55
Gambar 4.14. Tampilan Penghuni Tidak Sibuk ... 55
Gambar 4.15. Tampilan Penghuni Mengetik Pesan ... 55
Gambar 4.16. Tampilan Penghuni Tidak Memberi Tanggapan ... 56
Gambar 4.17. Pengujian Alat dengan Kabel 3 meter ... 56
Gambar 4.18. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 1... 58
xvii
Gambar 4.20. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 3... 59
xviii
Tabel 2.1. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 ... 19
Tabel 2.1. (lanjutan) Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 ... 20
Tabel 2.2. Pin LCD Hitachi ... 34
Tabel 3.1. Kombinasi baris dan kolom pada
keypad
matriks 4x3 ... 40
Tabel 4.1. Fungsi bagian-bagian perangkat keras ... 49
Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Tegangan menggunakan 1 catu daya ... 50
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Tegangan menggunakan 5 catu daya ... 51
Tabel 4.4. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 3 meter ... 57
Tabel 4.5. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 20 meter dan Berbelok ... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Judul
Bagian Pemanggil Alat Penerima Tamu Pada Gedung Berkamar Banyak
Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
I.2
Latar Belakang Masalah
Bel penerima tamu yang ada sekarang ini sudah dianggap tidak praktis
karena tamu tidak bisa langsung memanggil penghuni dan dapat mengganggu
penghuni lain. Bel penerima tamu biasa hanya dapat memberikan informasi
berupa suara bel yang mengindikasikan adanya tamu yang datang. Selain itu, tamu
tidak bisa mengetahui jika penghuni ada, sedang sibuk atau sedang keluar [1].
Pada penelitian ini, alat penerima tamu dibuat dengan menggunakan kabel
berbasis mikrokontroler yang dikirim secara serial. Mikrokontroler merupakan
terobosan teknologi mikroprosesor yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar
dan teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor. Teknologi semikonduktor
mempunyai kandungan transistor yang lebih banyak, namun hanya membutuhkan
ruangan yang kecil, dapat diproduksi secara masal dan murah [2].
Alat penerima tamu dengan menggunakan kabel berbasis mikrokontroler
dapat menggantikan bel listrik yang biasa digunakan. Bel listrik yang biasa
sehingga penghuni tidak segera mengetahui kepada siapa tamu berkunjung.
Dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan alat penerima tamu pada gedung
berkamar banyak yang lebih efisien dan efektif.
I.3
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah membuat suatu peralatan yang
berfungsi sebagai penerima tamu pada gedung berkamar banyak berbasis
mikrokontroler AT89S51.
I.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah tersedianya peralatan untuk memanggil
penghuni pada gedung berkamar banyak dan segera mengetahui keberadaan
penghuni tersebut.
I.5
Batasan Masalah
Agar permasalahan yang ada tidak berkembang menjadi luas, maka perlu
adanya batasan terhadap permasalahan yang akan dibuat, yaitu:
1.
Terdapat empat kamar yang dipanggil.
2.
Jangkauan komunikasi 20 meter.
3.
Komunikasi menggunakan kabel.
4.
Pesan ditampilkan menggunakan LCD.
3
I.6 Metodologi
Penelitian
Agar dapat melakukan perancangan alat dengan baik, maka penulis
membutuhkan masukan serta referensi yang didapatkan dengan metode :
1.
Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari
berbagai informasi, baik dari buku, makalah maupun
internet
mengenai hal-hal yang berkaitan.
2.
Perancangan
hardware
dan
software
.
3.
Membuat
hardware
dan
software
.
4.
Melakukan pengujian
hardware
dan
software
alat penerima tamu
pada gedung berkamar banyak, sehingga dapat diketahui hasil
secara realistis.
5.
Pengambilan data berdasarkan hasil pengujian pada alat.
6.
Menganalisis hasil pengujian dan membandingkan dengan teori
yang ada.
7.
Menarik kesimpulan terhadap perancangan dan pengujian yang
telah dilakukan.
I.7 Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, yang memuat :
Judul, Latar Belakang Masalah, Tujuan, Manfaat, Batasan
Bab II Dasar Teori, yang memuat :
Matriks
Keypad
, Mikrokontroler AT89S51, Komunikasi Serial,
LCD (
Liquid Crystal Display
), LPF (
Low Pass Filter)
.
Bab III Rancangan Penelitian, yang memuat :
Perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.
Bab IV Hasil dan Pembahasan, yang memuat :
Hasil dan pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat
lunak yang telah dibuat.
Bab V
Penutup, yang memuat :
Kesimpulan dan saran untuk perbaikan alat dan penelitian
BAB II
DASAR TEORI
II. 1 Rumus Dasar
II.1.1 Rangkaian Resistor
Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total
semakin besar [3]. Gambar 2.1 menunjukkan contoh resistor yang dirangkai
secara seri. Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus:
R
total= R
1+ R
2+ R
3+ Rn ... (2.1)
R1 R2 R3 Rn
. . . .
Gambar 2.1. Rangkaian Resistor secara Seri [3].
angkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi
pengg
R
anti semakin kecil. Gambar 2.2 menunjukkan contoh resistor yang
dirangkai paralel. Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus:
n
R
R
R
R
R
=
1
+
1
+
1
+
1
...
3 2 1
... (2.2)
Ga
ian Res
R1
.
.
. .
. .
R2
R3
Rn
. . .
.
.
.
mbar 2.2. Rangka
istor secara Paralel [3].
II.1.2 Hukum Ohm
hm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan
jumla
Dimana:
V =
tegangan
(Vo
(Ampere)
II.
ad
Konfigurasi matriks
keypad
terdiri dari tombol-tombol yang tersusun atas
ggunaan matriks
keypad
bertujuan untuk menghemat
jumlah
port
yang digunakan pada mikrokontroler. Matriks
keypad
4x3 yang
Dari Hukum O
h arus yang mengalir melalui resistor tersebut. Gambar 2.3 menunjukkan
diagram Hukum Ohm.
Gambar 2.3. Diagram Hukum Ohm
lt)
I
= arus
R =
resistansi
(Ohm)
P = daya (Watt)
2 Matriks
Keyp
7
artinya terdiri dari 4 baris (jalur output) dan 3 kolom (jalur input). Matriks
keypad
ini tersusun dari 12 tombol, apabila tidak menggunakan konfigurasi matriks
keypad
maka dibutuhkan 12 masukan sedangkan dengan matriks
keypad
hanya
menggunakan 7 masukan
.
Rangkaian matriks
keypad
sederhana dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
2 3
4 5 6
1
7 8 9
*
0 #B2
B3
B4
K1 K2 K3
B1
Gambar 2.4. Rangkaian
keypad
4x3 [4].
Pengecekan pada matriks
keypad
adalah dengan sistem pengecekan secara
berurutan
(scanning)
ek angka 1, maka
terlebih dahulu kolom K1 diberi logika
Apabil
ada tombol sewaktu ditekan maupun pada saat dilepas ditunjukkan
.
Sebagai contoh apabila ingin mengec
‘0’, lalu dilakukan pengecekan tiap baris.
a baris B1 = ‘0’ artinya tombol 1 sedang ditekan. Pengecekan ini juga
berlaku untuk tombol yang lainnya dengan pengecekan baris dan kolom secara
bergantian.
Gambar 2.5 memperlihatkan rangkaian tombol
push-on
dengan R
pullupyang akan menghasilkan efek
bouncing
[4]. Diagram waktu goncangan
pada Gam
II. 3
M
sor yang
dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan teknologi baru, yaitu teknologi
r mempunyai kandungan transistor yang
lebih ban
bar 2.5. Efek
bouncing
terjadi ketika tombol ditekan akan menghasilkan
getaran atau sebelum mencapai keadaan stabil atau tombol tersebut akan ON/OFF
berulang-ulang.
Gambar 2.5. Rangkaian tombol dengan R
pullup[4].
Gambar 2.6. Efek
bouncing
pada saat penekanan tombol [4].
Mikrokontroler AT89S51
ikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprose
semikonduktor. Teknologi semikondukto
yak, namun hanya membutuhkan ruangan yang kecil, dapat diproduksi
secara masal dan murah [2]. Diagram kotak inti dari AT89S51 ditunjukkan pada
9
Serial, kontrol
/counter
seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.7. Pada pe
litian ini, pembahasan mikrokontroler
dibatasi
emori data dan
rogram yang terpisah [2]. Pemisahan penyimpanan memori data dan program
n metode pengaksesan alamat 8 bit. Alamat RAM
Internal
Gambar 2.7. Diagram kotak inti AT89S51 [2].
Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari CPU,
Memory
,
Port
I/O,
Port
interupsi, kontrol
bus
, osilator, dan
timer
ne
pada organisasi memori, set instruksi, pemberian
clock
, serta struktur
AT89S51 yang menjelaskan kegunaan dari pin-pin IC tersebut.
II.3.1 Organisasi Memori
Semua produk AT89S51 memiliki ruang alamat m
p
dapat diakses menggunaka
Gambar 2.8. Alam
PEROM AT89S51 [2].
AM
Internal,
Special Function Register
(SFR)
serta
Flash
PEROM
T89S51 akan dijelaskan pada bagian berikut.
1.
internal
pada mikrokontroler AT89S51 terdiri atas:
a.
h register yang terdiri dari R0
gan R7. Delapan buah register tersebut dapat diubah ke
si nilai RS0
gister PSW (
Program Status Word
).
b.
RAM ini dimulai dari alamat 30H hingga 7F dan dapat diakses dengan
pengalamatan langsung dan tak langsung.
at RAM
Internal
dan
Flash
R
A
RAM
Internal
RAM
Register Bank
Mikrokontroler ini memiliki 8 bua
sampai den
bank
1
, bank
2
dan
bank
3 dengan cara mengubah kondi
dan RS1 pada re
Bit
Addressable
RAM
RAM ini terletak pada alamat 20H sampai 2FH yang dapat dialamati
secara bit yang berarti bahwa alamat tersebut dapat menyimpan 8 bit
data yang tiap bit dapat dialamati sendiri-sendiri.
11
Lokasi RAM
Internal
dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gamb
Internal
[2].
2.
Register Fungsi Khusus (
)
AT89S51 mem
ungsi Khusus yang terletak di
alamat 80H samp
pa register ini dapat dialamati
secara bit. Gamb
n peta Register Fungsi Khusus.
a.
Akumulator
Registe
lamati secara bit.
Akumulator digunakan untuk hampir semua operasi logika dan
ar 2.9. Peta memori RAM
Special Function Register
punyai 21 Register F
ai dengan FFH. Bebera
ar 2.10 menunjukka
r ini terletak di alamat E0H dan dapat di a
b.
Por
a
port
ialamati secara bit sehingga dapat dilakukan perubahan
c.
PSW
(Progr
PSW
seperti hasil aritmatika dan
logika.
d.
Register B
ulator untuk proses aritmatika
ati secara bit.
t
AT89S51 mempunyai 4 buah
port
: yaitu
Port
0
, Port
1
, Port
2 dan
Port
3 yang terletak di alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Semu
tersebut dapat d
bit data pada salah satu
port
tanpa mengganggu
port
yang lain.
Gambar 2.10. Peta memori SFR AT89S51 [2].
am Status Word)
berisi data bit hasil eksekusi program
Register ini digunakan bersama akum
13
e.
Stack
Pointer
Stack Pointer
merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H.
Proses yang berhubungan dengan
stack
ini biasa dilakukan oleh
instruk
f.
Data
Pointer
rupakan register 16 bit. DPTR biasa
g.
Timer
empunyai dua buah 16 bit
Timer/Counter
yaitu :
timer
0
H
h.
nggunakan
serial
i.
vel
i. Interupsi secara otomatis akan dimatikan bila sistem
si-instruksi
Push, Pop, Acall
dan sebagainya.
Data
pointer
atau DPTR me
digunakan untuk mengakses data yang terletak di memori
external
.
Register
AT89S51 m
dan
timer
1.
Timer
0 terletak di alamat 84H untuk TL0 dan 8CH untuk
TH0, sedangkan
Timer
1 terletak di alamat 8BH untuk TL1 dan 8D
untuk TH1.
Serial
Port
Register
Port
ini merupakan
on chip serial port
yang digunakan untuk
melakukan komunikasi dengan peralatan yang me
port
.
Register Interupsi
Mikrokontroler ini memiliki 5 buah interupsi dengan dua le
prioritas interups
dikembalikan pada keadaan semula. Register yang behubungan dengan
interupsi adalah
Interrupt Enable Register
(IE) pada alamat A8H dan
3.
dan
terdapat pada
Flash
PEROM akan dieksekusi jika sistem dikembalikan
Bila sistem tersebut telah dikembalikan pada
kea
mik
PER
aka
II.3.2 Kelompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51
ta keluarga mikrokontroler AT89S51 mengeksekusi
kelompok inst
aplikas
yang ce
pengala
pemrog
Boolea
1.
Mode-mode pengalamatan dapat dikelompokkan menjadi [2] :
Flash
PEROM
AT89S51 mempunyai 4
kilo byte
Flash
PEROM yang dapat ditulis
dihapus menggunakan sebuah perangkat
programmer
. Program yang
pada keadaan semula.
daan semula, maka pin EA/V
PPakan berlogika satu, sehingga
rokontroler akan aktif berdasarkan program yang ada di
Flash
OM. Tetapi apabila pin EA/V
PPberlogika nol, maka mikrokontroler
n aktif berdasarkan program yang ada pada memori
external.
Semua anggo
ruksi yang sama [2]. Kelompok instruksi ini telah dioptimasi untuk
i kontrol 8 bit, serta menyediakan berbagai macam mode pengalamatan
pat untuk mengakses RAM
internal
dan RAM
external
.
Bagian berikut ini akan menjabarkan mengenai mode-mode
matan tersebut serta berbagai macam instruksi yang dipergunakan dalam
raman AT89S51, antara lain instruksi logika, aritmatika, transfer data,
n, serta instruksi lompat.
Mode-mode Pengalamatan
15
Dalam pengalamatan langsung, masukan data ditentukan berdasarkan
alamat 8 bit (1
byte
) dalam suatu instruksi. Hanya RAM data internal
dan SFR yang bisa diakses secara langsung.
b.
Pengalamatan Tak Langsung (
Indirect Addressing
)
Dalam pengalamatan tak langsung, instruksi menentukan suatu register
yang digunakan untuk menyimpan alamat masukan. Baik RAM
internal
maupun eksternal dapat diakses secara tak langsung. Register
alamat untuk alamat-alamat 8 bit bisa menggunakan
Stack Pointer
dari
ih. Sedangkan untuk alamat 16 bit hanya bisa
an cara demikian bisa
tidak memerlukan
d.
ulator. Bilangan
a dituliskan dalam format heksa sebagai
64h ( MOV A,#64h ).
register bank
yang dipil
menggunakan register
pointer
data 16 bit atau DPTR.
c.
Instruksi-Instruksi Register
Register bank
yang masing-masing berisi 8 register, dapat diakses
melalui instruksi dengan kode masukan yang mengandung 3 bit
spesifikasi register. Akses register deng
menghemat penggunaan kode instruksi karena
sebuah
byte
untuk alamat. Saat instruksi tersebut dikerjakan, satu dari
delapan register pada
bank
yang terpilih akan diakses.
Konstanta Segera (
Immediate Constant
)
Nilai dari suatu konstanta dapat segera menyatu dengan masukan kode
dalam memori program. Misalnya, instruksi : MOV A,#100, yang akan
menyimpan konstanta 100 (desimal) ke dalam akum
e.
2.
beb
Beb
DE
3.
Ins
n operasi logika
AND
(ins
(ins
pad
lain
4.
Ins
a
sfer data dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu
instruk
Pengalamatan Terindeks (
Indexed Addressing
)
Memori program hanya bisa diakses melalui pengamatan terindeks.
Pengalamatan terindeks digunakan dalam instruksi-instruksi “lompat
bersyarat”. Dalam hal ini, alamat tujuan dari instruksi lompat (
jump
)
dihitung sebagai jumlah dari penunjuk dasar (
base pointer)
dengan
data akumulator.
Instruksi Aritmatika
Instruksi-instruksi aritmatika selalu melibatkan akumulator, hanya
erapa yang melibatkan register lainnya (DPTR dan lain-lain) [2].
erapa contoh instruksi aritmatika antara lain ADD, ADDC, SUBB,
C, INC.
truksi Logika
Instruksi logika digunakan untuk melakuka
truksi ANL), OR(instruksi ORL), XOR (instruksi XRL), operasi
clear
truksi CLR) dan NOT (instruksi CPL) pada suatu
byte
dan beroperasi
a masing-masing bit. Instruksi putar atau
rotate
(RL A, RLC A dan
nya) akan menggeser isi akumulator 1 bit ke kanan atau ke kiri.
truksi Transfer Dat
Instruksi tran
si transfer data yang mengakses ruang memori
internal
menggunakan instruksi MOV dan MOVC serta transfer data yang
17
Pengaksesan ruang memori
external
menggunakan Data
Pointer
(DPTR)
sebesar
5.
sable
.
n antara lain ANL, SETB, CLR.
6.
Instruk
JMP) dan instruksi lompat bersyarat (antara lain instruksi
Z).
II.3.3 P
IC ters
enggunakannya,
kaki XTAL 1 dan XTAL 2 pada mikrokontroler AT89S51 dihubungkan dengan
sebuah kristal
menunj
AT89S
jenis s
16 bit.
Instruksi Boolean
Mikrokontroler AT89S51 memiliki sebuah prosesor boolean yang
cukup lengkap. Instruksi boolean digunakan pada operasi bit dan
melibatkan alamat pada internal RAM yang merupakan bit
addres
Contoh instruksi Boolea
si Lompat (
jump
)
Instruksi lompat (
jump
) merupakan perintah yang digunakan pada
mikrokontroler AT89S51 untuk melakukan perpindahan alamat perintah
yang akan dieksekusi oleh CPU. Instruksi lompat ini dapat dibagi menjadi
dua macam, yaitu instruksi lompat tak bersyarat (antara lain instruksi
LJMP, AJMP, S
JZ, CJNE dan DJN
emberian
Clock
pada Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 memiliki osilator yang tersedia pada kemasan
ebut (
on chip
) sebagai sumber detak (
clock
) [2]. Untuk m
keramik dan kapasitor yang dihubungkan ke
ground
. Gambar 2.8
ukkan cara menghubungkan kristal sumber detak dengan mikrokontroler
51. Besar kapasitor yang terhubung dengan sumber detak tergantung dari
besar k
kapasitor yang terpasang adalah 40 pF ± 10 pF.
II.3.4 Struktur
AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin, 32 pin di antaranya
digunakan sebagai
port
paralel [2]. Satu
port
paralel terdiri dari 8 pin, sehingga
32 pin membentuk 4 buah
port
paralel, yang masing-masing dikenal sebagai
Port
0
, Port
1
, Port
2
dan Port
3. Diagram pin mikrokontroler AT89S51 secara
lengkap ditunjukkan pada Gambar 2.9. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 pada
Gambar 2.12 dijelaskan pada Tabel 2.1.
apasitor yang terpasang adalah 30 pF ± 10 pF dan bila jenis keramik besar
Gambar 2.11. Menghubungkan kristal sumber detak [2].
19
Tabel 2.1
. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 [2].
No Pin
Port
Nama/ID Fungsi
Keterangan
1 1-8 1
Sebagai
input
dengan
memberi
logika ”1”.
Sebagai
output
,
port
ini dapat
memberikan
sink output
ke
em
TTL
I/O biasa
pat buah
2 5 1 MOSI
Serial data
input
Multiple Output Single
Input
3 6 1 MISO
Serial data
output
Multiple Input Single
Output
4 7 1 SCK
Serial
clock
input
Serial Clock
5 9 3 RST
masukan
reset
Reset
Sebagai
6 10
3
RXD
Sebagai serial
input
7 11 3
TXD
Sebagai serial
output port
8 12 3 INT
0
i
Interrupt
0
Sebagai
external
nterrupt
0
port
9 13 3 INT
1
Interrupt
1
Sebagai
external
interrupt
1
port
10 14 3
T0
e
0
Timer
0
Sebagai
xternal timer
input port
11 15 3
T1
ex
r
Sebagai
rnal tim
te
e
1
input port
T
imer
1
12 16 3
WR
Sebagai
external data
memory write
strobe port
Tabel 2.1
. (lanjutan) Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 [2].
No Pin
Port
N
ama/I
D
Fungs
i
Keterangan
13 17 3
RD
a
memory read
rt
Read
Sebagai
external dat
strobe po
14 18 XTAL
1
oscillator
Sebagai
input
15 19
t
XTAL
2
Sebagai
oscillator
outpu
16 20
GND
Sebagai
ground
Ground
17 21-28 2
I/O
t
t
Input/Output
Sebagai
inpu
dan
outpu
18 29
PSEN
Program Store Enable
Sebagai
sinyal baca
untuk
memori
program
19 30
ALE
masukan
pulsa
Address Latch Enable
Sebagai
program
20 31 V
Sebagai
pengeksekusi
pr
ri
i
External Access Enable
pp/EA
ogram da
memori
eksternal,
mengakses
program
secara
nternal
21 3
Sebagai I/O
me
n
2-39
0
biasa,
mberika
sink
22 40
Vcc
21
II. 4 Komunikasi Serial
Sistem transmisi data secara serial ada dua jeni
1.
Transmisi data secara tidak seimbang
ed line
).
Contoh transmisi data secar
ng (
unbalance line
) adalah
dengan sistem RS-232 yang menggunaka
kaw
al
dan sebuah kawat penghantar untuk ac
an (
grounding
). Pada sistem
ini nilai amplitudo sinyal tergantung pada beda potensial antara penghantar sinyal
terhadap
ground
.
2.
ba
Pada sistem transmisi data s
bang (
balance line
), kedua
penghantar selalu berfluktuasi saling bertolak-belakang sehingga selalu tercipta
beda potensial pada kedua penghantar. Pada sistem transmisi ini, sinyal masih
dapat terdeteksi pada jarak yang cukup jauh. Selain itu, sistem transmisi data
secara seimbang lebih tahan terhadap
noise
. Sistem transmisi data serial secara
seimbang ini biasanya menggunakan sistem standar RS-422 dan RS-485.
Sistem transmisi data secara serial dengan standar komunikasi serial
RS-485 dikembangkan sejak tahun 1983 dan mampu mentransmisikan data pada jarak
yang cukup jauh, yaitu 1,2 km. Standar komunikasi serial RS-485 dapat
diterapkan pada suatu jaringan telepon tunggal (
party line
) atau pada jaringan
multidrop
(jaringan yang menggunakan topologi bus).
Ada sebanyak 32 pasang pemancar (
driver
)/penerima (
receiver
) yang
dapat disatukan pada jaringan
multidrop
. Sisi pemancar (
driver
) akan
menghasilkan tegangan sebesar 2 sampai 6 Volt yang berbeda polaritas pada
s [5] :
(
unbalanc
a tidak seimba
n sebuah
uan pentanah
at penghantar untuk siny
Transmisi data secara seimbang (
lanced line
).
terminal A-B dengan acuan titik tengah
ground
, seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.13. Penerima (
receiver
) mampu menerima data dengan nilai amplitudo
sinyal minimal +200 mV sampai –200mV antara terminal A-B. Sehingga sisi
penerima dapat menerima sinyal dengan amplitudo antara +200 mV sampai
200mV (
ecara penuh oleh penerima dan tidak berbalik ke saluran transmisi lagi [5].
engaturan impedansi terminal ini mengacu pada panjang kabel penghantar dan
sinyal minimal) hingga +6 V sampai –6 V (sinyal maksimal) yang masih
dapat diterima, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.13. Sinyal keluaran dari pemancar (
driver
) [5].
Gambar 2.14. Sinyal masukan untuk penerima (
receiver
) [5].
A
C ENABLE
B
(REQUIRED FOR RS-485)
+ 6
+ 2
Toleransi
Tegangan VAB
- 2
- 6
Toleransi
II.4.1 Pengaturan
Impedansi
Terminal
Pengaturan impedansi terminal dimaksudkan agar sinyal dapat terserap
s
P
Vcm = Input Common Mode Voltage rentang tegangan untuk Vcm -7v > Vcm < +7v
+ 6 V
- 6 V + 200mV
- 200mV
Tegangan VAB
A B C 1/2Vi
Vcm
1/2Vi +Vi
n
g
m
a
-Vi
R
en
ta
te
g
an
g
an
k
si
m
u
m
23
kecepatan laju data yang digunakan. Pengaturan impedansi terminal dapat
diabaikan bila
delay
propagasi saluran data lebih rendah dari lebar satu bit data.
Sebagai contoh, sebuah sistem yang menggunakan kabel dengan panjang
2000
feet
(= 609,6 m),
delay
propagasi saluran data dapat dihitung dengan
panjang kabel dibagi dengan kecepatan laju propagasi yang biasanya sebesar 66%
sampai 75
bel 2000
et
, perjalanan bolak-balik data 4000
feet
dengan laju propagasi 0.66 x kecepatan
.2 µs. Bila perjalanan data sebanyak
tiga kali
Para
fek pemuatan DC.
% dari kecepatan cahaya (= 3x10
8m/s). Dengan panjang ka
fe
cahaya, sehingga
delay
propagasi sebesar 6
bolak-balik maka
delay
propagasi sebesar 18.6 µs. Karena lebar satu bit
data untuk 9600 baud adalah 104 µs, hingga pada kasus ini pengaturan impedansi
terminal dapat diabaikan.
Ada dua macam pengaturan impedansi terminal :
1.
Parallel Termination
.
llel Termination
adalah menambahkan resistor yang dipasang
parallel
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.15a sebagai penyesuai impedansi.
Nilai resistor ini pada umumnya sebesar 120
Ω
. Nilai ini didapatkan dari nilai
impedansi
intrinsic
kabel penghantar transmisi.
2.
AC-couple Termination
.
AC-couple Termination
adalah menambahkan resistor yang dipasang
parallel
sebagai penyesuai impedansi yang dirangkai seri dengan kapasitor kecil
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.15b. Kapasitor kecil berfungsi
(a)
(b)
mbar 2.15. (a) Rangkaian
parallel termination
(b
Ga
)
AC-coupled termination
[5].
II.4
485
kom
uatan
Texas Instrument
, DS36C278
IC
Ga
.2
IC
komunikasi serial RS-485
Komponen utama yang digunakan pada komunikasi serial standar
yaitu
IC
RS-485. Ada berbagai seri
IC
RS-485 yang dikeluarkan pabrik
ponen elektronika, antara lain SN75176 b
buatan
National Semiconductor
, dan MAX48x serta MAX1487 buatan
MAXIM
.
RS-485 ini memiliki 8 pin yang pengoperasiannya dikonfigurasikan seperti
mbar 2.16.
1
2
3 6
4
8
7
5
+5V +5V
Data input dari mikrokontroler
IC RS-485
3 K
2 K Re Do / R i
Di
V cc
Ground Ro
Do / Ri De
[5]. Dengan Vcc = 5 Volt, maka penurunan tegangan V
DEdapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.3, yaitu:
Gambar 2.16.
IC
RS-485 [5].
Resistor pembagi tegangan yang dipasangkan pada kaki
De
berfungsi
25
Vcc
R
R
R
V
b a
b
×
+
=
... (2.3)
DE
Jika Rb ditetapkan sebesar 3 k
Ω
, maka Ra = 2 k
Ω
. Sistem yang akan
dibuat menggunakan konfigurasi jaringan
multidrop
2 kabel karena digunakan
untuk komunikasi
half duplex
yang diatur sebagai pengirim.
II.4.3 Pemberian
Bias
p
Pemberian
bias
pada jaringan ini berguna apabila jaringan dalam
keadaan
umumnya bernilai +5 Volt) dan resistor
pulldown
pada saluran
RS-485 dapat dilihat pada Gambar 2.17.
II.4.4 K
bel digunakan
single
isted pair
dan untuk sistem empat kabel menggunakan
two twisted pair
.
dengan kabel
twisted pair
.
ada Jaringan RS-485
kosong, maka sinyal dalam keadaan menunggu (
idle
) dan tidak dalam
keadaan mengambang (tidak tentu) [5]. Untuk memelihara status
idle
dalam
keadaan jaringan kosong, perlu dipasang resistor yang dirangkai
pullup
dengan
saluran data B terhadap Vcc (pada
data A terhadap
ground
. Rangkaian prasikap pada jaringan
abel Jaringan pada RS-485
Penggunaan kabel untuk jaringan komunikasi RS-485 pada umumnya
menggunakan kabel
twisted pair
[5]. Untuk sistem dua ka
tw
Seringkali penghantar untuk
ground
telah menyatu
Pada RS-485 terdapat rugi-rugi transmisi yang disebabkan oleh beberapa
dan rugi–rugi dielektrik. Untuk kabel dengan kualitas tinggi, rugi–rugi penghantar
dan rugi–rugi dielektrik merupakan faktor yang sangat penting.
maksimal 6 Volt
]. Ja
erbeda karena setiap sistem menggunakan acuan
ground
lokal yang berbeda.
ntuk itu perlu dibedakan antara
ground
sinyal dengan referensi sinyal. Referensi
sinyal merupakan
ground
yang digunakan sebagai referensi sinyal komunikasi.
Ground
sinyal adalah
grounding
lokal yang dapat juga mempunyai beda potensial
terhadap
ground
referensi.
Ada dua cara untuk menanggulangi perbedaan
ground
yang dapat
mengakiba
Gambar 2.17. Rangkaian prasikap pada jaringan RS-485 [5].
II.4.5 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda Potensial Listrik
Sistem komunikasi dengan standar RS-485 menggunakan dasar sistem
perbedaan potensial sinyal dengan besar nilai perbedaan sinyal
[5
uhnya jarak antar sistem memungkinkan nilai amplitudo sinyal dapat
tkan perbedaan amplitudo sinyal, yaitu :
b
27
1.
Memisahkan antara
ground
data dengan
ground
lokal/
casing
/
ground power
meng
shunting
device
. Metode ini memiliki dua cara yang memiliki kelebihan masing–masing :
gunakan koneksi optik (dapat berupa
optocoupler
atau komponen optik
yang lain) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18.
2.
Menyambungkan
ground
data dan
ground
lokal/
ground power
menggunakan
konektor dengan impedansi rendah (dapat berupa resistor dengan nilai
resistansi kecil) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.19.
Gambar 2.18. Pemisahan
ground
dengan isolasi optik [5].
Gambar 2.19. Penyambungan
Ground
Data dan
Ground
Lokal
dengan Koneksi Resistor [5].
.
Cara pertama adalah dengan memasang dioda zener bolak-balik secara
shunt
terhadap penghantar jaringan. Dioda dirangkai
shunt
terhadap
ground
ataupun
terhadap masing–masing penghantar jaringan. Kelebihan cara ini adalah
me
tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah
memiliki batas ambang tegangan yang tinggi dan tingkat pengamanannya
lambat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.20.
2.
Cara kedua adalah dengan memasang dioda zener bolak balik secara
shunt
dan
merangkai
fuse
secara seri seperti terlihat pada Gambar 2.21.
(a)
(b)
Gambar 2.20. Sistem Proteksi
Shunting Device
menggunakan Dioda Zener [5].
1
mberi proteksi terhadap arus yang
Gambar 2.21. Sistem Proteksi
Shunting Device
menggunakan
29
II. 5 LCD (
Liquid Crystal Display
)
LCD (
Liquid Crystal Display
) atau peraga kristal cair merupakan suatu
lat yang banyak digunakan sebagai penampil karakter [6]. LCD mengandung
kristal cair yang merupakan moleku
lekul
organic
kental yang mengalir
se
emua molekul disejajarkan dalam arah yang sama, sifat-sifat
optic
dari kristal
kan tergantung pada arah dan polarisasi sinar yang datang. Kesejajaran
molekul-olekul dapat diubah sifat-sifat optiknya menggunakan medan listrik. Kristal cair
yang diso
s cahaya
yang keluar dari kristal
elektrik. Sifat ini dapat
ilan panel datar.
a
l-mo
perti suatu cairan, namun memiliki struktur khusus, seperti kristal. Pada waktu
s
a
m
rot dengan suatu sinar mempunyai intensitas cahaya. Intensita
cair dapat dikendalikan secara
dimanfaatkan untuk membuat tampilan-tamp
Sebuah layar tampilan LCD terdiri atas dua plat kaca sejajar yang di
antaranya terdapat suatu volume tertutup yang berisi kristal cair.
Elektroda-elektroda transparan ditempelkan pada masing-masing plat dan digunakan untuk
menciptakan medan listrik di dalam kristal cair. Bagian-bagian yang berbeda pada
layar akan mendapatkan tegangan yang berlainan untuk menampilkan citra yang
lebih jelas. Polarisator dilekatkan pada bagian depan dan bagian belakang layar.
Polarisator–polarisator ini yang meyebabkan sinar terpolarisasi. Seberkas sinar di
belakang plat belakang akan menerangi layar dari belakang. Sinar ini berguna
membantu pembacaan dalam kondisi gelap. Susunan layar LCD pada umumnya
dapat dilihat pada Gambar 2.22.
Pemakaian daya pada LCD lebih rendah dibanding pemakaian daya pada
ini merupakan salah satu kekurangan layar LCD karena pada umumnya sukar
dilihat dalam kondisi ruang yang sedikit pencahayaannya. Pada luasan yang di
sinari cahaya, pemantul
(reflector)
diletakkan di belakang LCD untuk
memantulkan kembali cahaya yang melewati layar untuk intensitas yang
maksimum.
Lifetime
LCD tergantung pada pencahayaan (
illumination
). LCD yang
paling banyak digunakan adalah LCD monokrom atau LCD dengan satu warna.
Tampilan LCD tidak seterang dan sejernih dibanding dengan layar tabung (
tube
display)
.
angan di belakang (
backlight
) lainnya adalah menggunakan satu atau
dua lamp
Untuk mengurangi masalah kesulitan melihat suatu karakter yang
ditampilkan pada LCD dalam kondisi ruang yang pencahayaannya buruk, maka
beberapa layar menggunakan suatu panel cahaya yang di dalamnya terdapat kaca
yang disebut layar
electroluminescent.
Tipe LCD ini mempunyai layar
backlight
,
yaitu layar yang mempunyai lampu di belakang panel. Penempatan lampu ini ada
yang terpisah dan ada pula yang menjadi satu dengan panel
electroluminescent.
Teknik pener
u pijar (
fluorescent).
Kedua teknik pencahayaan ini membuat layar lebih
mudah untuk dibaca.
Perbedaan antara LCD dengan LED, dimana LCD tergantung cahaya
dari luar sedangkan LED menghasilkan cahaya. Sehingga cahaya dari luar
semakin terang, maka tampilan yang terdapat pada LCD juga semakin jelas.
Kekurangannya adalah jika ditempat gelap maka tampilan LCD tidak kelihatan
sedangkan tampilan LED dapat di lihat. Karena LCD tidak mengeluarkan cahaya,
31
Gambar 2.22. Susunan umum layar LCD [6].
II.5.1 LCD
dengan
Driver
HD44780U
nya
terdapat dua
byte
[7].
LCD denga
jepang
kana
n
mi
ensi
LCD denga
x16 yang
berarti me
n 16 kolom, seperti
Gambar 2.23. Dim nsi layar LCD [7].
Penelitian ini menggunakan LCD Hitachi HD44780U yang di dalam
driver
HD44780U, memori 16
byte
dan memori data 80
n
driver
HD44780 dapat menampilkan angka-angka, abjad, huruf
dan juga simbol-simbol lainnya.
Interface
LCD HD44780U denga
krokontroler AT89S51 dapat dilakukan dengan sistem 4 bit atau 8 bit. Dim
n
driver
HD44780U yang digunakan memiliki ukuran 2
miliki layar tampilan yang terdiri atas 2 baris da
yang terlihat pada Gambar 2.23.
Total jumlah karakter yang dapat ditampilkan sekaligus dalam satu layar
adalah sebanyak
r terbentuk dari
susunan titik-titik (
dot
) yang berukuran 5x8. HD44780U memiliki beberapa
II.5.1.1 R
u dibaca dari atau ke dalam DDRAM ataupun
CGRAM.
II.5.1.2 BF (
Busy Flag
)
Busy Flag
adalah bit yang menandakan apakah sedang terjadi operasi
internal atau tidak. Se
ver
HD44780U akan
menjalankan operasi
internal
, sehingga operasi selanjutnya tidak dapat dijalankan.
Agar dapat m
instruksi pertama dengan instruksi selanjutnya.
32 karakter, dengan masing-masing karakte
bagian sebagai berikut [7] :
egister
HD44780U memiliki dua buah register 8-bit, yaitu IR (
Instruction
Register
) dan DR (
Data Register
). IR (
Instruction Register
) merupakan register
yang hanya dapat ditulis untuk menyimpan kode-kode instruksi seperti
Display
Clear
,
Cursor Shift
dan juga untuk alamat dari DDRAM (
Display Data RAM
)
ataupun CGRAM (
Character Generator RAM
). Sedangkan DR (
Data Register
)
merupakan
register
yang bisa ditulis maupun dibaca untuk penyimpanan data
sementara yang akan ditulis ata
waktu BF (
Busy Flag
) bernilai ”1”,
dri
enjalankan instruksi selanjutnya, perlu diperiksa apakah
busy flag
tersebut telah bernilai ”0” , atau dapat dilakukan dengan memberikan waktu yang
33
II.5.1.3 AC (
Address Counter
)
Fungsi dari AC (
Address Counter
) adalah untuk mengamati DDRAM
dan juga CGRAM.
II.5.1.4 DDRAM (
Display Data RAM
)
DDRAM menyimpan karakter-karakter yang dikirim (sandi ASCII) dan
yang ingin ditampilkan pada layar LCD. Register data menyimpan data sementara
menyimpan data sementara yang akan
dibaca da
DDRAM [7].
yang ditulis ke DDRAM atau CGRAM dan
ri DDRAM atau CGRAM. DDRAM memiliki kapasitas 80x8 bit atau 80
karakter. DDRAM dapat dilihat pada Gambar 2.24.
II.5.1.5 CGROM (
Character Generator ROM
)
CGROM merupakan ROM (
Read Only Memory
) berukuran 80x8 bit
yang mampu membangkitkan bentuk
dot
matrix
berukuran 5x8 maupun 5x10 dari
8-bit kode karakter.
II.5.1.6 CGRAM (
Character Generator RAM
)
CGRAM merupakan penghasil karakter menggunakan sandi ASCII
ilkan ke layar LCD. CGRAM
berukura
LCD yang digunakan adalah LCD buatan Hitachi dengan
driver
HD44780U yang memiliki 16 pin seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 [7].
Tabel 2.2
. Pin LCD Hitachi [7].
No. Nama
Pin
Deskripsi
kemudian dikirim ke DDRAM untuk ditamp
n 64x8 bit yang memungkinkan pemakai untuk memprogram bentuk
karakter yang diinginkan.
II.5.2 Pin
LCD
1 VCC
+5V
2 GND
0V
3
VEE
Tegangan Kontras LCD
4 RS
Re
ntah, 1= Register
Data
gister Select
, 0=Register Peri
5 R/W
1=
Read
, 0=
Write
6 E
Enable Clock
LCD, logika 1 setiap kali pengiriman atau
pembacaan data
7
D0
Data Bus 0
8
D1
Data Bus 1
9
D2
Data Bus 2
10
D3
Data Bus 3
11
D4
Data Bus 4
12
D5
Data Bus 5
13
D6
Data Bus 6
14
D7
Data Bus 7
15 VBL+
4-4,2
volt
35
BAB III
PERANCANGAN ALAT
Alat pemanggil penghuni gedung berkamar banyak ini terdiri dari dua
bagian, yaitu pemanggil yang diletakkan di depan pintu gedung dan bagian
terpanggil yang berada di dalam gedung. Bagian pemanggil berfungsi untuk
memanggil penghuni kamar di dalam gedung. Gambar 3.1 memperlihatkan
diagram blok sistem keseluruhan.
Gambar 3.1. Diagram blok alat pemanggil gedung berkamar banyak.
Tugas akhir ini hanya menghasilkan bagian pemanggil. Bagian
pemanggil terdiri dari mikrokontroller, LCD,
keypad
dan RS-485. Perancangan
bagian pemanggil terdiri dari dua perancangan, yaitu perancangan perangkat
lunak dan perancangan perangkat keras. Diagram blok bagian pemanggil
ditunjukkan pada Gambar 3.2.
MikrokontrolerAT89S51
LCD Keypad
Slave 1
Slave 2
Slave 3
Mikrokontroler AT89S51 LCD KEYPAD TX RX RS485
Gambar 3.2. Diagram Blok Bagian Pemanggil.
III.1
Perancangan Perangkat Keras
III.1.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler pada bagian pemanggil berfungsi untuk mengolah data
masukan dari
keypad
, menampilkan karakter di LCD dan mengirim atau
menerima data dari bagian terpanggil dengan komunikasi serial RS-485.
Rangkaian mikrokontroler pada bagian pemanggil dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Keseluruhan proses kerja dari mikrokontroler dijalankan dengan perangkat lunak
yang akan dibahas pada bagian perancangan perangkat lunak.
Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroler AT89S51 [8].
TX
RX
Bagian
Terpanggil
(4 kamar)
J4 Gnd&Vcc 1 2 R3 560 U2 SN75176 4 3 1 2 6 7 8 5 D DE R RE A B VC C GN D X1 11.059M J8 DATA LCD 1 2 3 4 5 6 7 8 J6 CON4 1 2 3 4 C2 30pF J5ISP1 2 3 4 5 6
R1 10k C1 30pF C3 10uF U1 AT89S52 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 37 36 35 34 33 32 39 38 40 20 RST XTAL2 XTAL1 PSEN ALE/PROG EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 (MOSI) P1.6 (MISO) P1.7 (SCK) P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P0.0/AD0 P0.1/AD1 VC C GN D D4 R2 56 R6 56 R5 560 R4 100 J10
Key pad 3x4 1 2 3 4 5 6 7 8 J9 GN D & V C C 1 2 J7
E & RS
1
2
37
III.1.1.1 Rangkaian Osilator
Rangkaian osilator menggunakan
on-chip oscillator
yang membutuhkan
sebuah kristal pembangkit frekuensi dan 2 buah kapasitor
eksternal
yang
ditunjukkan pada Gambar 3.4. Frekuensi osilator untuk mikrokontroler AT89S51
maksimal 33 MHz. Dalam perancangan digunakan kristal (X1) 11,0592 MHz
dengan alasan mudah didapat dan menghasilkan
error
minimal untuk komunikasi
dengan
baud rate
1200 [8]. Kapasitor yang digunakan (C1 dan C2) berkapasitansi
30 pF ± 10 pF.
Gambar 3.4. Rangkaian Osilator [8].
III.1.2 Perancangan
LCD
LCD ini menggunakan sistem pengiriman data 8 bit dan memerlukan 11
buah jalur untuk berhubungan dengan mikrokontroler AT89S51. Adapun jalur–
jalur tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5.
AT89S51 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 39 38 37 36 35 34 33 32 RST XTAL2 XTAL1 PSEN ALE/PROG EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD P0.0/AD0 P0.1/AD1 P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 X1 11.0592 MHz C2 30 pF
Gambar 3.5. Rangkaian LCD dengan mikrokontroler.
Kesebelas jalur tersebut terdiri atas 8 jalur untuk data yang akan
dikirimkan (DB0 hingga DB7) pada LCD. Jalur tersebut dihubungkan dengan
P0.0 s/d P0.1 pada mikrokontroler. Sedangkan 3 jalur masing masing yaitu untuk
membedakan jenis data yang dikirim adalah
port
RS
(Register Select)
pada LCD,
dihubungkan dengan
port
P1.0 pada mikrokontroler.
Port
R/W
(Read/Write)
pada
LCD menandakan akan diadakan pengiriman data.
Port
tersebut dihubungkan
dengan
port
P1.2 pada mikrokontroler. Sedangkan
port
E
(Enable)
pada LCD
merupakan sinyal detak dan dihubungkan dengan
port
P1.1 pada mikrokontroler.
III.1.3 Perancangan
Keypad
Perancangan ini menggunakan
keypad
matriks 4x3.
Keypad
matriks ini
dihubungkan dengan
port
2 dari mikrokontroler AT89S51 dengan 4 baris (B1–
B4) dihubungkan dengan jalur P
2.0...P
2.3dan tiga kolom (K1–K3) dihubungkan
D6 D5 D4 TUGAS AKHIR VCC D2
W E L C O M E
39
dengan jalur P
2.4...P
2.6. Rangkaian
keypad
matriks dengan mikrokontroler
AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Rangkaian
keypad
matriks 4x3.
Baris 1 sampai dengan baris 4 (P
2.0...P
2.3) berfungsi sebagai masukan
mikrokontroler, sedangkan kolom 1 sampai dengan kolom 3 (P
2.4...P
2.6) berfungsi
sebagai keluaran pada mikrokontroler.
Keypad
matriks ini bekerja dengan sistem
scanning
tombol satu per satu.
Keluaran dari mikrokontroler AT89S51 akan memberikan kondisi ‘0’
pada setiap
port
keluaran secara bergantian. Sehingga apabila ada tombol yang
ditekan maka baris pada tombol tersebut akan memiliki kondisi ‘0’ dan
memberikan masukan pada mikrokontroler. Adapun keluaran penekanan tombol
keypad
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Keypad
matriks ini digunakan
untuk memanggil penghuni rumah dengan menekan kamar mana yang dipanggil
dan juga untuk mengetik pesan.