• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Bahan Kering

Konsumsi bahan kering domba lokal jantan dihitung dari total konsumsi jerami padi dan konsentrat yang diberikan dan dihitung berdasarkan kandungan bahan keringnya. Pengambilan data konsumsi bahan kering diambil selama 7 hari terakhir dari masa pemeliharaan domba lokal jantan. Data konsumsi bahan kering domba disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan konsumsi bahan kering pakan domba jantan lokal (g/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

D1 D2 D3 D4 P0 459,52 449,25 457,20 502,28 1868,25 467,06±23,89tn P1 429,21 521,67 434,15 477,86 1862,88 465,72±43,23tn P2 443,97 483,57 530,48 500,05 1958,07 489,52±36,05tn P3 464,55 477,45 473,94 508,48 1924,43 481,11±19,04tn Total 1797,24 1931,93 1895,77 1988,67 7613,62 Rataan 449,31 482,98 473,94 497,17 475,85 Ket. tn = tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat rataan konsumsi bahan kering pakan domba sebesar 475,85 g/ekor/hari. Rataan konsumsi bahan kering pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (Konsentrat + 0,6 kg Starbio + 0,6 kg urea/ 100 kg jerami padi) sebesar 489,52 g/ekor/hari, sedangkan rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada perlakuan P1 (Konsentrat + 0,4 kg Starbio + 0,4 kg urea/ 100 kg jerami padi) sebesar 465,72 g/ekor/hari.

Secara pengamatan dapat diketahui bahwa pemberian berbagai level (0,4, 0,6 dan 0,8), penggunaan jerami padi yang difermentasi dengan probiotik

Starbio memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering domba. Sekalipun level penggunaan jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio dari keempat perlakuan berbeda tetapi tetap

saja memberikan hasil yang sama terhadap konsumsi pakan domba, hal ini dikarenakan kandungan nutrisi dari keempat pakan perlakuan yang dapat dikatakan sama, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil dari konsumsi pakan domba tidak berbeda nyata (P>0,05) satu sama lain. Tingkat palatabilitas keempat pakan perlakuan inilah yang mempengaruhi ternak dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan. Sesuai dengan pendapat Lubis (1992) yang menyatakan bahwa konsumsi bahan kering (BK) dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya : 1) Faktor pakan, meliputi daya cerna dan palatabilitas dan 2) faktor ternak yang meliputi bangsa, jenis kelamin, umur dan kondisi kesehatan ternak. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Parakkasi (1995) yang juga menyatakan bahwa palatabilitas pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah konsumsi pakan.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan berbagai level jerami padi yang difermentasi dengan probiotik Starbio memperoleh rataan konsumsi bahan kering pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu (Konsentrat + 0,6 kg Starbio + 0,6 kg urea/ 100 kg jerami padi), bila dibandingkan dengan P1 yaitu (Konsentrat + 0,4 kg Starbio + 0,4 kg urea/ 100 kg jerami padi) (Tabel 9.), hal ini dikarenakan pakan perlakuan P2 dengan kandungan nutrisi yang tinggi menghasilkan palatabilitas yang baik pula. Ketersediaan zat makanan yang terpenuhi dari pemberian konsentrat dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam rumen domba untuk menjalankan fungsi dalam membantu proses pencernaan domba.

Konsumsi Bahan Organik

Sama halnya dengan konsumsi bahan kering pakan pada domba, perhitungan konsumsi bahan organik pakan pada domba lokal jantan dihitung dari total konsumsi jerami padi dan konsentrat yang diberikan dan dihitung berdasarkan kandungan bahan organiknya. Data konsumsi bahan organik pakan pada domba disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan konsumsi bahan organik pakan domba jantan lokal (g/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

D1 D2 D3 D4 P0 387,45 375,33 382,61 420,59 1565,98 391,49±20,03tn P1 360,71 438,52 362,76 402,20 1564,19 391,05±36,97tn P2 375,67 404,68 447,21 424,13 1651,68 412,92±30,32tn P3 392,91 396,94 397,98 426,78 1614,62 403,65±15,57tn Total 1516,73 1615,47 1590,56 1673,71 6396,46 Rataan 379,18 403,87 397,64 418,43 399,78 Ket. tn = tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat rataan konsumsi bahan organik pakan domba jantan lokal sebesar 399,78 g/ekor/hari. Rataan konsumsi bahan organik pakan pada domba jantan lokal tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 sebesar 412,92 g/ekor/hari dan konsumsi bahan organik terendah diperoleh pada perlakuan P1 sebesar 391,05 kg/ekor/hari.

Secara pengamatan dapat diketahui bahwa pemberian berbagai level jerami padi yang difermentasi dengan probiotik Starbio memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan organik domba jantan lokal. Hal ini sejalan dengan hasil analisis keragaman konsumsi bahan kering pakan yang juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), ini dikarenakan pola konsumsi bahan organik mengikuti pola konsumsi bahan kering. Pemberian berbagi level jerami padi yang difermentasi dengan probiotik Starbio menghasilkan konsumsi BO tertinggi terletak pada P2 hal ini dikarenakan

konsumsi bahan kering yang tinggi dan kandungan abu yang rendah menghasilkan konsumsi bahan organik yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian level jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio yang terbaik sampai dengan level 0,6 karena menghasilkan konsumsi bahan kering dan bahan organik tertinggi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Parakkasi (1995) yang menyatakan bahwa kulitas pakan sangat mempengaruhi fungsi akhir kerja mikroba rumen dalam pemenuhan energinya dalam merombak pakan. Kualitas pakan yang baik akan menghasilkan konsumsi pakan yang tinggi dan dapat meningkatkan kecernaan yang tinggi.

Kecernaan Bahan Kering (KcBK)

Kecernaan bahan kering pakan pada domba jantan lokal dihitung dari

selisih konsumsi bahan kering pakan yang dikurangi dengan feses domba (dalam bahan kering) yang dikeluarkan dibandingkan dengan konsumsi bahan

kering pakan pada domba. Data kecernaan bahan kering domba disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan kecernaan bahan kering feses domba jantan lokal (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

D1 D2 D3 D4 P0 46,64 46,07 46,16 51,40 190,28 47,57 tn P1 42,83 51,24 43,84 48,46 186,37 46,59 tn P2 44,99 49,90 53,77 51,63 200,29 50,07 tn P3 47,78 48,65 48,49 51,74 196,66 49,17tn Total 182,25 195,87 192,26 203,23 773,60 Rataan 45,56 48,97 48,06 50,81 48,35

Ket: tn = tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat rataan kecernaan bahan kering feses domba jantan lokal sebesar 48,35%. Rataan kecernaan bahan kering feses domba

jantan lokal tertinggi diperoleh dari perlakuan P2 sebesar 50,07% dan kecernaan bahan kering feses terendah diperoleh dari perlakuan P1 sebesar 46,59%.

Perbedaan kecernaan bahan kering feses dari keempat perlakuan ini dapat digambarkan sesuai dengan Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Kecernaan Bahan Kering Selama Penelitian

Efek penggunaan jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio terhadap kecernaan bahan kering domba jantan lokal dapat diketahui dengan melakukan analisis keragaman. Analisis keragaman kecernaan bahan kering domba jantan lokal dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Analisis keragaman kecernaan bahan kering feses domba jantan lokal

SK DB JK KT Fhitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 3 29,30 9,77 2,36 tn 4,76 9,78 Baris 3 35,87 11,96 2,89 tn 4,76 9,78 Kelompok 3 57,08 19,03 4,60 tn 4,76 9,78 Galat 6 24,84 4,14 Total 15 147,09

Ket. tn = tidak berbeda nyata 47.57 46.59 50.07 49.17 44 45 46 47 48 49 50 51 P0 P1 P2 P3 K e ce rna a n Ba ha n K e ri ng Fe se s ( % ) Perlakuan

Secara statistik dapat diketahui bahwa pemberian berbagai level jerami padi yang difermentasi dengan probiotik Starbio memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering feses domba jantan lokal dari setiap perlakuan. Hal ini mungkin dikarenakan kulitas pakan pada setiap perlakuan yang hampir sama mampu menyediakan energi (Suplai N) bagi mikroba rumen dalam merombak pakan sehingga menghasilkan tingkat kecernaan bahan kering pakan yang juga tidak jauh berbeda di setiap perlakuan. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat kecernaan bahan kering pakan tertinggi pada level pemberian jerami padi sampai dengan 0,6 kg dalam pakan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemberian berbagai level jerami padi sampai level 0,6 kg (P2) mampu meyediakan suplai N bagi mikroba. Hal ini juga sejalan dengan hasil terbaik yang ditunjukkan pada konsumsi bahan kering dan bahan organik yang menggunakan level jerami padi fermentasi terbaik sampai dengan level 0,6 (P2), dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kehilangan terbesar bahan kering dan bahan organik yang dikonsumsi terutama dari jerami padi dan konsentrat dalam feses, sehingga pemanfaatan jerami padi fermentasi berperan dalam peningkatan kandungan protein pakan berimplikasi pada peningkatan konsumsi bahan kering dan bahan organik yang sejalan dengan kecernaan bahan kering feses yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pemberian berbagai level jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio menghasilkan kecernaan

bahan kering sebesar 46,59 – 50,07%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Henson and Maiga (1997) yang menyatakan bahwa pemberian konsentrat yang

meningkatkan jumlah bakteri proteolitik dan naiknya deaminasi yang mengakibatkan meningkatnya nilai cerna pakan. Didukung juga oleh Apriyadi (1999) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya kecernaan zat - zat makanan pada ternak bergantung aktifitas mikroorganisme yang berada dalam tubuh ternak. Mikroorganisme ini berfungsi dalam mencerna serat kasar yaitu sebagai pencerna selulosa juga hemiselulosa dan pati.

Kecernaan Bahan Organik (KcBO)

Kecernaan bahan organik pakan pada domba jantan lokal dihitung dari selisih konsumsi bahan organik pakan pada domba yang dikurangi dengan feses domba (dalam bahan organik) yang dikeluarkan dibandingkan dengan konsumsi

bahan organik domba. Data kecernaan bahan organik domba disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Rataan kecernaan bahan organik feses domba jantan lokal (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

D1 D2 D3 D4 P0 81,23 81,49 80,33 85,79 328,84 82,21 tn P1 76,59 81,81 81,79 81,09 321,27 80,32 tn P2 82,35 83,43 82,30 82,21 330,30 82,57 tn P3 83,08 81,05 81,91 84,21 330,24 82,56 tn Total 323,25 327,77 326,33 333,30 1310,65 Rataan 80,81 81,94 81,58 83,33 81,92

Ket : tn = tidak berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat rataan kecernaan bahan organik feses domba jantan lokal sebesar 81,92%. Rataan kecernaan bahan organik feses pada domba jantan lokal tertinggi diperoleh dari perlakuan P2 sebesar 82,57% dan

kecernaan bahan kering feses terendah diperoleh dari perlakuan P1 sebesar 80,32%.

Perbedaan kecernaan bahan organik feses dari keempat perlakuan ini dapat digambarkan sesuai dengan Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Kecernaan Bahan Organik feses Selama Penelitian

Efek penggunaan jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio terhadap kecernaan bahan organik dapat diketahui dengan melakukan analisis keragaman. Analisis keragam kecernaan bahan organik domba jantan lokal dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Analisis keragaman kecernaan bahan organik feses domba jantan lokal

SK DB JK KT Fhitung Ftabel 0,05 0,01 Perlakuan 3 13,94 4,65 1,03tn 4,76 9,78 Baris 3 3,10 1,03 0,23tn 4,76 9,78 Kelompok 3 13,27 4,42 0,98tn 4,76 9,78 Galat 6 27,00 4,50 Total 15 57,31

Ket. tn = tidak berbeda nyata

Secara statistik dapat diketahui bahwa pemberian berbagai level jerami padi yang difermentasi dengan probiotik Starbio memberikan hasil yang tidak

82.21 80.32 82.57 82.56 79.00 79.50 80.00 80.50 81.00 81.50 82.00 82.50 83.00 P0 P1 P2 P3 K e ce rna a n Ba ha n O rg a ni k Fe se s (%) Perlakuan

berbeda nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan organik feses domba jantan lokal dari setiap perlakuan.

Konsumsi bahan organik pakan pada domba jantan lokal yang tinggi sejalan dengan tingginya kecernaan bahan organik seperti pada perlakuan P2. Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa sebagian besar bahan organik merupakan komponen bahan kering.

Kandungan bahan organik pakan yang tinggi disebabkan dari pemberian konsentrat pada domba jantan lokal dan berdampak pada koefisien cerna bahan organiknya yang semakin tinggi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya kandungan mikroorganisme yang menyebabkan tingginya daya cerna pakan. Domba yang mendapatkan jerami padi fermentasi seperti pada perlakuan P2 nilai kecernaannya lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P3. Disini terlihat bahwa konsumsi bahan organik berbanding lurus dengan kecernaan bahan organik. Menurut Tillman et al., (1991), beberapa hal yang mempengaruhi daya cerna adalah komposisi pakan. Pakan dengan kandungan nutrisi yang lengkap akan meningkatkan daya cerna pakan itu sendiri. Sebaliknya, pakan dengan kualitas yang buruk akan berdampak terhadap daya cerna yang semakin rendah.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Rataan dari parameter yaitu : Konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering dam kecernaan bahan organik hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Rekapitulasi hasil penelitian Kecernaan Jerami Padi Fermentasi dengan Probiotik Starbio terhadap Domba Jantan Lokal

Perlakuan Konsumai BK (g/ekor/hari) Konsumsi BO (g/ekor/hari) KcBK (%) KcBO (%) P0 467,06±23,89tn 391,49±20,03tn 47,57 tn 82,21 tn P1 465,72±43,23tn 391,05±36,97tn 46,59 tn 80,32 tn P2 489,52±36,05tn 412,92±30,32tn 50,07 tn 82,57 tn P3 481,11±19,04tn 403,65±15,57tn 49,17 tn 82,56 tn Ket. tn = tidak berbeda nyata

Pada Tabel 15 menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan menggunakan jerami padi fermentasi dengan probiotik Starbio terhadap domba jantan lokal memberikan respon tidak berbeda nyata (P>0,05) pada parameter konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik.

Dokumen terkait