• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa jenis bahan baku memberi pengaruh terhadap kadar air, rendemen, persentase tar, dan warna dari mutu asap cair yang dihasilkan melalui proses pirolisis.

Pengaruh dari berbagai jenis bahan baku terhadap parameter yang diamati dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. pengaruh berbagai jenis bahan baku terhadap parameter yang diamati. Perlakuan Kadar air (%) Rendemen (%) Persentase tar

(%)

Warna

C1 46,367 31,900 0,556 hitam

C2 25,780 42,078 1,911 hitam

C3 15,710 34,133 0,911 hitam

Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa masing–masing jenis bahan baku menghasilkan kadar air yang berbeda. Kadar air tertinggi dihasilkan oleh cangkang kemiri (C1) yaitu sebesar 46,367 % dan kadar air terendah dihasilkan oleh bahan tempurung kelapa (C3) yaitu sebesar 15,71 %. Sedangkan rendemen tertinggi dihasilkan oleh cangkang kelapa sawit (C2) yaitu sebesar 42,078 % dan terendah dihasilkan cangkang kemiri (C1) yaitu sebesar 31,900 %. Persense tar tertinggi dihasilkan oleh bahan baku cangkang kelapa sawit (C2) yaitu sebesar 1,911 % sementara persentase tar terendah dihasilkan oleh cangkang kemiri (C1) yaitu sebesar 0,556%. Warna yang dihasilkan dari ketiga bahan baku tersebut adalah warna hitam.

Hasil analisa statistik pengaruh jenis bahan baku terhadap masing-masing parameter yang diamati dapat dilihat pada uraian berikut.

Kadar Air

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 5), dapat dilihat bahwa bahan baku cangkang kemiri, cangkang kelapa sawit, dan tempurung kelapa memberi pengaruh sangat nyata terhadap besarnya kadar air yang dihasilkan. Hasil uji LSR (Least Significant Range) dari berbagai jenis bahan terhadap kadar air yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Uji LSR efek utama berbagai jenis bahan baku terhadap kadar air

Jarak LSR

Perlakuan Rataan Notasi

P 0.05 0.01 0.05 0.01

- - - C3 15.71 a A

2 2.324 3.521 C2 25.78 b B

3 2.408 3.653 C1 46.37 c C

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perlakuan yang satu berbeda sangat nyata terhadap perlakuan yang lainnya. Persentase kadar air yang tertinggi diperoleh pada pengolahan bahan baku cangkang kemiri (C1) yaitu sebesar 46,37 % sedangkan persentase kadar air terendah diperoleh pada pengolahan bahan baku tempurung kelapa (C3) yaitu sebesar 15,71 %.

Pengaruh jenis bahan baku terhadap kadar air pada asap cair dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Pengaruh berbagai jenis bahan baku terhadap kadar air.

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa persentase kadar air tertinggi dihasilkan oleh bahan baku cangkang kemiri (C1) yaitu sebesar 46,37% dan persentase kadar air terendah dihasilkan oleh bahan baku tempurung kelapa (C3) yaitu sebesar 15,71%. Hal ini sesuai dengan literatur Maga (1988) yang menyatakan bahwa kandungan kadar air pada asap cair 11-92%. Sedangkan persentase kadar air yang diperoleh dari penelitian ini berkisar 15,71-46,37%. Dimana, semakin tinggi kadar air maka semakin rendah kualitas asap cair. Jika ditilik dari parameter kadar air ini, maka tempurung kelapa memiliki kadar air yang rendah yang menghasilkan mutu asap cair yang cukup baik.

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 C1 C2 C3 K a d a r A ir ( % ) Jenis Bahan

Rendemen

Rendemen adalah perbandingan antara asap cair yang dihasilkan dari bahan cangkang kemiri, kelapa sawit, tempurung kelapa dengan berat bahan baku. Perhitungan rendemen dilakukan untuk mengetahui seberapa besar rendemen yang dihasilkan oleh suatu alat dalam memproduksi asap cair tiap satuan banyaknya bahan yang diolah.

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7), dapat dilihat bahwa bahan baku cangkang kemiri, cangkang kelapa sawit, dan cangkang kelapa memberi pengaruh sangat nyata terhadap banyaknya rendemen yang dihasilkan. Hasil uji LSR (Least Significant Range) dari berbagai jenis bahan terhadap besarnya rendemen yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 7. Uji LSR efek utama berbagai jenis bahan baku terhadap rendemen

Jarak LSR

Perlakuan Rataan Notasi

p 0.05 0.01 0.05 0.01

- - - C1 31.90 a A

2 0.796 1.207 C3 34.13 b B

3 0.825 1.252 C2 42.08 c C

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa masing–masing perlakuan memiliki pengaruh sangat nyata terhadap besarnya rendemen yang dihasilkan. Cangkang kelapa sawit (C1) merupakan penghasil rendemen terbesar yaitu sebesar 42,08% sementara cangkang kemiri (C2) merupakan penghasil rendemen terkecil sebesar 31,90%.

Pengaruh jenis bahan baku terhadap rendemen pada asap cair dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Pengaruh berbagai jenis bahan baku terhadap rendemen

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa persentase rendemen tertinggi dihasilkan oleh bahan baku cangkang kelapa sawit (C2) yaitu sebesar 42,08% dan persentase rendemen terendah dihasilkan oleh bahan baku cangkang kemiri (C1) yaitu sebesar 31,90%. Cangkang kelapa sawit (C2) memberikan persentase rendemen tertinggi yang artinya cangkang kelapa sawit (C2) pada proses pirolisa menghasilkan asap cair paling banyak, dimana tempurung kelapa (C3) dan cangkang kemiri (C2) menghasilkan jumlah rendemen yang tidak jauh berbeda namun tampak jelas jauh lebih sedikit dari cangkang kelapa sawit (C2). Hal ini disebabkan cangkang kelapa sawit (C2) memiliki tekstur keras dan tidak mudah terbakar. 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 C1 C2 C3 R e w n d e m e n ( % ) Jenis Bahan

Persentase Tar

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 7), dapat dilihat bahwa bahan baku cangkang kemiri, cangkang kelapa sawit, dan cangkang kelapa memberi pengaruh sangat nyata terhadap tar yang dihasilkan. Hasil uji LSR (least significant range) dari berbagai jenis bahan terhadap tar yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Uji LSR efek utama berbagai jenis bahan baku terhadap tar

Jarak LSR

Perlakuan Rataan Notasi

p 0.05 0.01 0.05 0.01

- - - C1 0,56 a A

2 0.105 0.159 C3 0,91 b B

3 0.109 0.165 C2 1,91 c C

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 %.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa masing–masing perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap banyaknya tar yang dihasilkan. Bahan baku cangkang kelapa sawit (C2) menghasilkan tar paling banyak yaitu sebesar 1,91% sementara cangkang kemiri (C1) menghasilkan tar paling kecil yaitu sebesar 0,56%.

Pengaruh jenis bahan baku terhadap persentase tar pada asap cair dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Pengaruh berbagai jenis bahan baku terhadap % tar

Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa persentase tar tertinggi dihasilkan oleh bahan baku cangkang kelapa sawit (C2) yaitu sebesar 1,91% dan persentase tar terendah dihasilkan oleh bahan baku tempurung kelapa (C3) yaitu sebesar 0,91%. Hal ini sesuai dengan literatur Maga (1988) yang menyatakan bahwa kandungan tar pada asap cair 1-17%. Sedangkan persentase tar yang diperoleh dari penelitian ini berkisar 0,56-1,91%. Dimana, semakin rendah persentase tar yang didapat semakin bagus kualitas asap cair.

Tar ini merupakan bagian fraksi berat pada kandungan asap cair yang tertampung pada komponen tabung penampung fraksi berat. Destilat berupa tar ini hanya dapat dimanfaatkan pada industri pengawetan kayu, karena senyawa ini tidak baik untuk dikonsumsi sehingga tidak layak digunakan sebagai bahan pengawet pangan. 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 C1 C2 C3 P e rs e n ta se T a r (% ) Jenis Bahan

Dari hasil pengamatan dapat dikatakan sesungguhnya masing–masing bahan baku penghasil asap cair memiliki kekurangan dan kelebihan masing– masing bila diamati dari berbagai parameter. Namun dapat disimpulkan bahwa asap cair yang paling baik mutunya dihasilkan oleh cangkang kelapa sawit dengan tingkat persentase rendemen yang tinggi diikuti dengan jumlah tar yang sesuai degan banyaknya asap cair yang dihasilkan dan dengan kandungan kadar air yang sedang atau menengah.

Warna

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan bahan baku, cangkang kemiri, cangkang kelapa sawit dan tempurung kelapa, warna yang dihasilkan adalah warna hitam. Hal ini sebabkan oleh, proses yang dilakukan hanya satu kali destilasi sehingga menghilangkan kadar karbon jenuh, sedangkan senyawa-senyawa lainnya seperti tar yang banyak mengandung racun belum terpisahkan dari asap cair meskipun penampung tar ada pada alat penelitian, ini sesuai dengan literatur Buckingham (2010) yang menyebutkan bahwa untuk mendapatkan kualitas dan warna asap cair yang bagus dilakukan pemprosesan dengan destilasi berulang-ulang sehingga dapat menghilangkan kadar karbon dan senyawa-senyawa lainnya.

KESIMPULAN

1. Persentase kadar air yang tertinggi diperoleh pada pengolahan bahan baku kemiri (C1) yaitu sebesar 46,37 sedangkan persentase kadar air terendah diperoleh pada pengolahan bahan baku cangkang kelapa (C3) yaitu sebesar 15,71.

2. Cangkang kelapa sawit (C2) menghasilkan rendemen terbesar yaitu sebesar 42,08% sementara cangkang kemiri (C1) menghasilkan rendemen terkecil sebesar 31,90%.

3. Bahan baku cangkang kelapa sawit (C2) menghasilkan tar paling banyak yaitu sebesar 1,91% sementara cangkang kemiri (C1) menghasilkan tar terkecil yaitu sebesar 0,56%.

4. Bahan baku dalam pengolahannya menjadi asap cair berpengaruh sangat nyata terhadap masing–masing parameter yang diamati.

5. Warna asap acair yang dihasilkan dari bahan tempurung kelapa, cangkang sawit, dan cangkang kemiri adalah warna hitam.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bahan yang berbeda.

2. Perlu dilakukan modifikasi alat untuk mengefesiensikan kerja alat.

Dokumen terkait