• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Kemitraan Pabrik Gula Madukismo dengan Petani

Kemitraan adalah suatu ikatan yang terjalin atas kerjasama kedua belah pihak atau lebih dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan dalam hal ini dilakukan oleh Pabrik Gula Madukismo dan petani tebu rakyat. Pabrik gula membutuhkan tebu yang dihasilkan oleh petani tebu rakyat untuk memenuhi pasokan bahan baku tebu sedangkan petani tebu membutuhkan permodalan yang cukup tinggi yang dapat diperoleh melalui kredit dengan Pabrik Gula. Kemitraan antara pabrik gula dan petani juga melibatkan bank sebagai pemilik modal.

Kewajiban utama Pabrik Gula adalah membantu petani dalam perencanaan produksi, permodalan, pengolahan, jaminan pendapatan dan memperoleh kredit. Kewajiban utama petani adalah memproduksi tebu untuk diolah di Pabrik Gula. Prosedur menanam, menebang dan mengangkut tebu dilakukan sesuai dengan standar yang telah disepakati. Selanjutnya petani berkewajiban mengembalikan semua pinjaman ketika mereka mendapat penerimaan dari penjualan gula mereka. Kemitraan yang saling menguntungkan akan mamacu semangat petani untuk terus menekuni usaha budi daya tebu. Adapun bentukbentuk kerja sama yang diberikan PG Madukismo kepada para petani tebu yaitu :

a. Tebu Rakyat Mandiri

Tebu berasal dari petani, para petani secara perorangan menggilingkan tebunya dengan sistem bagi hasil dimana petani mendapatkan 66 % gula yang dihasilkan dari tebu mereka dan 34 % gula untuk PG Madukismo. Selain itu petani juga mendapatkan hak atas tetes gula. Pabrik Gula menyediakan pinjaman biaya garap & saprodi apabila dibutuhkan petani.

b. Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha

Bentuk kemitraan ini dikhususkan untuk lahan sawah berpengairan teknis. Petani secara berkelompok menanam tebu dengan fasilitas Kredit Ketahanan Pangan Tebu Rakyat (KKPTR) atau bisa juga dikoordinasi melalui KUD. Petani memperoleh Jaminan Pendapatan Minimal Petani (JPMP) agar petani

tidak mendapatkan kerugian dalam menanam tebu. Pada kemitraan KSU petani memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha).

c. Tebu Rakyat Kemitraan

Sistem pembagian hasil pada klasifikasi tebu ini hampir sama dengan Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha yaitu petani mendapatkan Jaminan Pendapatan Minimal Petani (JPMP) tetapi jika pada sistem Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha petani mengerjakan tebunya sendiri sedangkan pada Tebu Rakyat Kemitraan dari pihak PG ikut turut serta dalam penanaman tebu sebagai pembimbing teknis. Selain itu, kelebihan produksi kristal dari sasaran sebesar 20 % dikembalikan ke petani (sasaran untuk lahan tegal sebesar 60 ku/ha dan lahan sawah sebesar 80 ku/ha).

Keuntungan bagi petani dalam membentuk kemitraan dengan PG Madukismo adalah sebagai berikut :

1. Kemudahan dalam memperoleh sarana produksi

a. Pinjaman Alat – alat Mekanisasi (Traktor & Hand Traktor) b. Jaminan Bibit dari PG Madukismo

c. Jatah pupuk bersubsidi langsung diperoleh dari KPTR 2. Kemudahan dalam memperoleh Permodalan

a. Pinjaman Biaya Garap dari PG Madukismo

b. Dana Penguatan Modal Usaha Kelompok (Dana Akselerasi) c. Dana Kredit Ketahanan Pangan & Energi (KKP-E)

3. Kelembagaan yang baik dan kuat

a. Pembinaan dan pengarahan intensif dari Dinas Perkebunan dan PG Madukismo

b. Adanya wadah petani melalui APTRI & KPTR

Kemitraan yang terjadi antara Pabrik Gula dan petani tebu rakyat juga secara tidak langsung membantu dalam memberdayakan masyarakat di sekitar Pabrik Gula, khususnya para petani baik dalam hal memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat maupun dalam hal mengurangi jumlah pengangguran. Bahkan saat panen, petani tebu sampai mengambil tenaga kerja dari daerah lain karena banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan.

46

Sumber Daya Manusia (SDM)

Kualitas sumber daya manusia PG Madukismo sangat berperan penting dalam menetukan baik buruknya pabrik tersebut, baik dalam hal teknik budidaya, prosesing di dalam pabrik maupun proses pemasarannya. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam melaksanakan proses produksi di suatu perusahaan sehingga sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Karyawan PG. Madukismo dituntut untuk bersikap disiplin terhadap ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik, guna tercapainya visi dan misi perusahaan.

Pembagian waktu kerja di PG Madukismo dibedakan berdasarkan musim giling, yaitu dalam musim giling dan luar musim giling. Pada musim giling, PG Madukismo beroperasi selama 24 jam dengan pembagian tiga shift kerja untuk karyawan bagian pabrikasi. Ketiga shift tersebut yaitu shift pagi, siang dan malam. Berbeda dengan waktu kerja di luar musim giling, untuk hari senin hingga kamis kerja berlangsung selama 8.5 jam, dimulai pukul 06.30 – 15.00 WIB dengan jam istirahat pukul 11.30 – 12.30 WIB dan untuk hari jumat hingga sabtu kerja berlangsung hanya setengah hari dimulai pukul 06.30 – 11.30 WIB.

Dalam pencarian tenaga kerja harian maupun musiman PG Madukismo tidak kesulitan untuk mencari tenaga kerja. Sebagian besar tenaga kerja merupakan penduduk sekitar pabrik dan penduduk sekitar kebun, selain itu tenaga kerja berasal dari daerah Jawa Timur yang biasanya sudah menjadi langganan sebagai pekerja musiman jika musim giling tiba. Dari beberapa orang tenaga kerja kebun biasanya dipilih salah satu unduk dijadikan kepala kerja. Tenaga kerja kebun melaksanakan tugasnya apabila sudah diberi intruksi oleh mandor. Sebelum mengintruksikan kepada para pekerja, mandor terlebih dahulu menyusun rencana kegiatan harian yang akan diajukan kepada SKW untuk dievaluasi. Setelah itu, oleh SKW diajukan kepada Kepala Rayon untuk dievaluasi dan disetujui. Setelah disetujui oleh Kepala Rayon dan SKW kemudian mandor mengintruksikan kegiatan lapang tersebut kepada para pekerja untuk segera dilaksanakan.

Dosis Pupuk PG Madukismo

Dosis pupuk PG Madukismo direkomendasikan oleh P3GI (Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula Indonesia). Dosis pupuk yang direkomendasikan oleh P3GI kepada PG Madukismo dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Dosis Rekomendasi Pemupukan Tebu di PG Madukismo

Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo, Bantul (2012)

Berdasarkan informasi yang didapat dari Bina Sarana Tani PG Madukismo, penentuan dosis pupuk yang digunakan di PG Madukismo tidak hanya rekomendasi dari P3GI saja tetapi pihak PG Madukismo juga melibatkan petani dalam menentukan dosis pupuk yang digunakan. Pupuk yang diaplikasikan di kebun PG Madukismo dosisnya sama, hal ini sudah menjadi pertimbangan dan perhitungan biaya yang dilakukan oleh pihak PG dan petani.

Pelaksanaan Pemupukan di PG Madukismo

Pemupukan di PG Madukismo dilakukan sebanyak dua kali untuk tanaman keprasan yaitu pemupukan I dan pemupukan II. Pada tanaman pertama dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pemupukan dasar, pemupukan I dan pemupukan II. Dosis pupuk tanaman pertama dan tanaman keprasan umumnya samayaitu 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska namun untuk tanaman pertama diaplikasikan pupuk Madros sebagai pupuk dasar yaitu pupuk organik yang berbahan baku dari blotong tebu.

Pupuk dasar (Madros) diaplikasikan secara bersamaan dengan kegiatan penanaman tebu dengan dosis 11 ku/ha. Pemupukan dilakukan secara manual, disebar secara merata ke dalam juringan kemudian pupuk ditutupi tanah. Aplikasi pupuk I dilakukan pada saat tanaman tebu berumur 1-2 minggu dengan dosis setengah dari dosis total yaitu 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska. Pemupukan II dilakukan pada saat tebu berumur 6 - 8 minggu setelah tanam. Dosis pemupukan II sama dengan dosis pemupukan I yaitu 2.5 ku/ha ZA dan 2.5 ku/ha Phonska.

Kategori tanaman Pemupukan I Pemupukan II ZA (ku/ha) Phonska (ku/ha) Madros (ku/ha) ZA (ku/ha) Phonska (ku/ha) Madros (ku/ha) PC 2.5 2.5 11 2.5 2.5 - RC 2.5 2.5 - 2.5 2.5 -

48

Pemupukan diaplikasikan dua kali dengan tujuan agar pelaksanaan pemupukan dapat efisien, tanaman dapat menyerap pupuk yang diaplikasikan sesuai kebutuhannya dan tidak hilang terbawa air (tercuci).

Setiap pupuk yang akan diaplikasikan di kebun PG Madukismo ditampung dan disimpan terlebih dahulu di gudang pemupukan. Pupuk yang masuk dan keluar gudang didata dan direkapitulasi oleh pihak pabrik gula. Penggunaan pupuk dimulai dengan pengambilan pupuk dari gudang hingga dibawa dan diaplikasikan ke kebun. Pengambilan pupuk ke gudang harus disertai surat dan bon barang keluar. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengambilan pupuk dari gudang pupuk yaitu SKW (Sinder Kebun Wilayah) dan mandor. Pupuk dapat diakses dengan sistem kredit dengan KPTR (Koperasi Petani Tebu Rakyat) dengan cara petani mengajukan surat melalui mandor dan diajukan ke KPTR untuk ditandatangani. Hasil wawancara terhadap petani mengenai realisasi pemupukan pada kebun tebunya ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Realisasi Pemupukan Tebu pada Kebun Contoh di Kabupaten Magelang dan Temanggung

Sumber : Hasil Wawancara Lapangan (Maret, 2012)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada 10 orang petani, seluruh petani yang diwawancarai berpedoman dan mengacu kepada dosis yang telah direkomendasikan oleh P3GI dan disepakati oleh PG dan petani. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dosis yang telah direkomendasikan oleh P3GI kepada PG Madukismo adalah 5 ku/ha ZA, 5 ku/ha Phonska dan 11 ku/ha madros Nama Petani Kebun Kategori Tanaman Luas Lahan (ha)

Pupuk Aplikasi Produktvitas

(ku/ha) ZA (ku/ha) Phonska (ku/ha) Madros (ku/ha) KABUPATEN TEMANGGUNG Slamet Tembarak B PC 1.69 5.03 5.03 11.24 513 Sodik Sikendal PC 2.41 5.18 5.18 11.20 693 Slamet Tembarak A PC 1.6 5.00 5.00 11.25 696

Suramin Lembah Madu RC I 2.15 5.11 5.11 - 560

Slamet D. Kedunguling RC I 0.6 5.00 5.00 - 659 Rata-rata 624.2 KABUPATEN MAGELANG Mandar Gandek RC I 1.19 5.04 5.04 - 700 Mujiyono Kledokan RC I 1.73 5.20 5.20 - 598 Subandi Bromo RC I 2.69 5.01 5.01 - 675

Moh Bakir Salam RC I 2.13 5.16 5.16 - 569

Asrofi Gaten RC I 2.96 5.07 5.07 - 650

untuk tanaman pertama serta 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska untuk tanaman keprasan. Namun dapat dilihat pada Tabel 12 bahwa jika dihitung berdasarkan kemasan pupuk yang digunakan yaitu 50 kg per karung, maka tidak semua pupuk diaplikasikan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Dosis rekomendasi tersebut hanya acuan atau patokan saja, karena pada dasarnya aplikasi pupuk juga disesuaikan dengan luas lahan dan kemasan pupuk yang ada.

Kondisi Umum Kebun Contoh

a. Kondisi umum kebun Salam dan kebun Kledokan

Kebun Salam merupakan salah satu kebun PG Madukismo yang ditanami tebu varietas PS 862 dengan jenis tanaman RC I. Kebun Salam terletak di Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Kebun Salam merupakan kebun lahan tegalan dengan jenis tanah ringan, drainse lancar tetapi dalam kegiatan pengairannya hanya mengandalkan hujan (tadah hujan). Hal ini menjadi masalah bagi kebun Salam karena pada saat awal penanaman lahan harus menunggu datangnya hujan sehingga pertumbuhan pada masa awal sedikit terganggu.

Kebun Kledokan adalah salah satu kebun PG Madukismo yang ditanami varietas PS 862 dengan jenis tanaman RC I. Kebun Kledokan terletak di Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Kebun Kledokan adalah kebun tegalan yang memiliki jenis tanah ringan, berpengairan lancar dan tersedia (pompa), serta drainase lancar. Pengairan di kebun ini selain dari air hujan juga berasal dari tiga buah sumur pantek yang dibuat oleh petani sehingga air selalu tersedia bagi tanaman tebu disaat membutuhkan.

b. Kondisi umum kebun Tembarak B dan kebun kebun Sikendal

Kebun Tembarak B adalah salah satu kebun PG Madukismo yang ditanami tebu varietas PS 862 dengan jenis tanaman PC. Kebun Tembarak terletak di Desa Tembarak, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung. Kebun Tembarak merupakan kebun lahan tegalan dengan jenis tanah ringan, drainse lancar tetapi dalam kegiatan pengairannya hanya mengandalkan hujan (tadah hujan). Hal ini menjadi masalah bagi kebun salam karena pada saat awal penanaman lahan harus menunggu datangnya air hujan sehingga pertumbuhan pada masa awal sedikit terganggu. Selain masalah tersebut, terdapat beberapa

50

masalah lain di kebun Tembarak yaitu banyaknya hama yang menyerang pada kebun ini. Berdasarkan informasi yang didapat kebun Tembarak merupakan kebun yang mengalami serangan berat oleh penggerek batang dan penggerek pucuk. Dalam penanggulangannya pihak PG Madukismo melakukan aplikasi pias yaitu musuh alami bagi penggerek agar serangan dapat menurun. Selain itu dari informasi yang didapat, salah satu penyebab rendahnya produktivitas yang terjadi di kebun tembarak B adalah adanya hama tikus yang menyerang sebelum masa tanam tahun ini. Dalam pengendaliannya pihak pabrik gula melakukan pemberian rokus (roti tikus) untuk meminimalkan serangan hama tikus tersebut.

Kebun Sikendal merupakan salah satu satu kebun PG Madukismo yang ditanami tebu varietas PS 862 dengan jenis tanaman PC. Kebun Sikendal terletak di Desa Samiraman, Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Kebun Sikendal memiliki jenis tanah ringan, berpengairan lancar dan tersedia (pompa) serta drainase lancar. Selain dari air hujan pengairan di kebun ini juga berasal dari sumur pantek yang dibuat oleh petani sehingga tidak terjadi kekurangan air saat tanaman membutuhkan.

Produktivitas Tebu Kebun Contoh

Produktivitas tebu di PG Madukismo didapat dengan melakukan taksasi maret. Kegiatan Taksasi Maret ini dapat memperkirakan besarnya produktivitas yang akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada taksasi Maret adalah menghitung jumlah batang, tinggi batang, bobot batang per meter dan jumlah juring per hektar (faktor lubangan), dengan data yang diperoleh tersebut dapat diketahui hasil produktivitas tebu per hektar yang dihitung dengan rumus :

Hasil/ha = rata-rata jumlah batang/meter juring x rata-rata tinggi batang x rata-rata bobot batang/meter x jumlah juringan (faktor lubangan)

Dilakukan wawancara terhadap 10 orang petani dari Kabupaten Magelang dan Temanggung mengenai realisasi pemupukan. Pelaksanaan Taksasi Maret dilakukan pada 4 kebun contoh yaitu Kebun Salam dan Kledokan dari Kabupaten Magelang serta Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal dari Kabupaten Temanggung. Data realisasi pemupukan dan produktivitas yang diketahui dari hasil Taksasi Maret di Kebun Salam dan Kledokan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Realisasi Pemupukan dan Hasil Taksasi Maret Kebun Salam dan Kebun Kledokan Peubah Kebun Kledokan Salam Pupuk : Phonska (ku/ha) 5.20 5.16 ZA (ku/ha) 5.20 5.16 Madros (ku/ha) - - Jumlah Batang/juring 66 a 65 a Bobot Batang/meter (kg) 0.45 a 0.46 a Tinggi (m) 2.11 a 2.04 b Faktor Lubangan 954 a 933 b Produktivitas (ku/ha) 598 a 569 b

Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (Maret, 2012)

Keterangan : Angka pada tiap baris yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji-t

dengan taraf 5%.

Kebun Kledokan dan Kebun Salam adalah kebun PG Madukismo yang berada di Kabupaten Magelang. Kedua kebun ini adalah kebun dengan tipe lahan tegalan. Tebu yang ditanam pada kedua kebun ini adalah tebu varietas PS 862. Berdasarkan perhitungan yang disesuaikan dengan luas lahan dan kemasan pupuk per karung, dosis pupuk yang diaplikasikan pada Kebun Kledokan adalah 5.20 ku/ha ZA dan 5.20 ku/ha Phonska sedangkan dosis pupuk yang diaplikasikan pada Kebun Salam adalah 5.16 ku/ha ZA dan 5.16 ku/ha Phonska. Dosis pupuk yang diaplikasikan pada kedua kebun tersebut, mengacu kepada dosis rekomendasi dari P3GI. Berdasarkan tabel di atas produktivitas antara Kebun Kledokan dan Kebun Salam berbeda nyata. Secara keseluruhan dari peubah yang diamati melalui Taksasi Maret, Kebun Kledokan menunjukkan hasil lebih baik dari pada Kebun Salam. Terdapat selisih sebesar 29 ku/ha pada nilai produktivitas antara Kebun Kledokan dan Kebun Salam. Kebun Kledokan memperoleh nilai produktivitas lebih tinggi dari Kebun Salam dengan nilai produktivitas sebesar 598 ku/ha.

Berdasarkan informasi yang didapat dari Bina Sarana Tani PG Madukismo, varietas PS 862 cocok ditanam di tipologi RPL sehingga dapat memenuhi kebutuhan air untuk tanaman, serta status drainase lancar pada saat hujan (RPL). Dari hasil taksasi maret terbukti bahwa kebun kledokan memiliki produktivitas lebih tinggi karena memiliki tipologi lahan RPL (tanah ringan, pengairan dan drainase lancar).

52

Kebun contoh yang diamati di Kabupaten Temangung adalah Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal. Kedua kebun ini adalah kebun dengan lahan tegalan. Data realisasi pemupukan dan produktivitas yang diketahui dari hasil Taksasi Maret di Kebun Salam dan Kebun Kledokan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Realisasi Pemupukan dan Hasil Taksasi Maret Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal Peubah Kebun Tembarak B Sikendal Pupuk : Phonska (ku/ha) 5.03 5.18 ZA (ku/ha) 5.03 5.18 Madros (ku/ha) 11.24 11.20 Jumlah Batang/juring 77 a 69 b Bobot Batang/meter (kg) 0.40 a 0.45 b Tinggi (m) 1.50 a 2.25b Faktor Lubangan 1108 a 992 b Produktivitas (ku/ha) 513 a 693 b

Sumber : Hasil Pengamatan Penulis (Maret, 2012)

Keterangan : Angka pada tiap baris yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji-t

dengan taraf 5%.

Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal adalah kebun PG Madukismo yang berada di Kabupaten Temanggung. Tebu yang ditanam pada kedua kebun ini adalah tebu varietas PS 862. Berdasarkan perhitungan yang disesuaikan dengan luas lahan dan kemasan pupuk per karung, dosis pupuk yang diaplikasikan pada Kebun Tembarak B adalah 5.03 ku/ha ZA, 5.03 ku/ha Phonska dan 11.24 ku/ha madros sedangkan dosis pupuk yang diaplikasikan pada Kebun Sikendal adalah 5.18 ku/ha ZA, 5.18 ku/ha Phonska dan 11.20 ku/ha madros. Dosis pupuk yang diaplikasikan pada kedua kebun tersebut, berpacu kepada dosis rekomendasi dari P3GI. Dosis yang diaplikasikan pada kebun Sikendal lebih tinggi dari pada dosis yang diaplikasikan di Kebun Tembarak B. Berdasarkan tabel di atas, dari beberapa peubah yang diamati dapat disimpulkan bahwa produktivitas antara Kebun Tembarak B dan Kebun Sikendal berbeda nyata. Secara keseluruhan hasil dari peubah yang diamati pada Taksasi Maret, Kebun Sikendal menunjukkan hasil lebih baik dari pada Tembarak B. Kebun Sikendal mempunyai produktivitas lebih tinggi 180 ku/ha dari pada Kebun Tembarak B dengan nilai produktivitas sebesar 693 ku/ha.

Kesimpulan

Guna memenuhi pasokan tebu dalam proses produksi, PG Madukismo selalu berusaha untuk meningkatkan jumlah dan kualitas tebu sesuai yang diharapkan. Meningkatkan kinerja dan hasil produksi secara terus menerus bagi Pabrik Gula Madukismo adalah suatu hal yang wajib dilakukan. Salah satu cara mencapai peningkatan tersebut, PG Madukismo melakukan kerjasama/bermitra dengan petani. Bentuk kerjasama yang diberikan oleh PG Madukismo kepada para petani tebu dibagi kedalam tiga kelompok kerja sama yaitu Tebu Rakyat Mandiri (TRM), Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU) dan Kerja Sama Kemitraan.

Dosis pupuk yang diaplikasikan oleh petani berpedoman pada dosis yang direkomendasikan oleh P3GI yang telah disesuaikan oleh PG Madukismo dan petani yaitu 5 ku/ha ZA, 5 ku/ha Phonska dan 11 ku/ha madros untuk tanaman pertama (Plant Cane) dan 5 ku/ha ZA dan 5 ku/ha Phonska untuk tanaman keprasan (Ratoon Cane). Penggunaan dosis pupuk di setiap wilayah kerja PG Madukismo menghasilkan produktivitas yang berbeda. Selain dosis pupuk yang diaplikasikan, salah satu yang menyebabkan perbedaan produktivitas tersebut adalah sistem pengairan yang digunakan pada kebun tersebut. Baik untuk tanaman PC maupun tanaman RC I produktivitas lebih tinggi diperoleh pada tanaman tebu yang ditanam di lahan yang sistem pengairannya menggunakan sumur pantek (selalu tersedia air) yaitu Kebun Kledokan di Kabupaten Magelang dengan produktivitas 598 ku/ha dan Kebun Sikendal di Kabupaten Temanggung dengan produktivitas 693 ku/ha.

Saran

Pengawasan terhadap pelaksanaan pemupukan harus lebih diperhatikan lagi untuk menunjang produktivitas tebu yang dihasilkan. Dosis pupuk yang direkomendasikan dan diaplikasikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan (kondisi) tanah disetiap kebun agar unsur hara yang diberikan sesuai dengan yang

54

dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Koordinasi dan kerjasama yang baik antara staf, tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja kebun (lapang) sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas.

Direktorat Jendral Perdagangan dalam Negeri. 2012. Swasembada Gula 2014 Meramu Potensi Agar Harga Gula Tetap Manis. http://dirjenpdn.kemendag. go.id/ [5 Oktober 2012]

Dirjenbun. 2010. Upaya Peningkatan Produksi Tebu. http://ditjenbun.deptan.go. id/sekretbun [6 Desember 2011]

Djojosoewardho. 1988. Sumbangan Pikiran Mendukung Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Khusus Meningkatkan Produksi Gula. Pusat Penelitian Gula Indonesia. Pasuruan.

Garsoni, S. 2006. Pupuk dan Pemupukan. http://www.pemupukan.info/2006/02/ peluang-naikkan-produktivitas-gula.go.id/ [13 Mei 2011]

Hakim, M. dan S. Djakasutami. 2009. Pemupukan Nirogen pada Tanaman Tebu untuk Mencapai Hasil Maksimum. Faperta Unpad Press. Bandung. 13 hal.

Hidayat, E.B. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung. 275 hal.

Indrawanto C., Purwono, Siswanto, M. Syakir dan W. Rumini, M.S. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media. Jakarta. 40 hal.

Irianto, G. 2003. Tebu Lahan Kering dan Kemandirian Gula Nasional. Tabloid Sinar Tani. 3hal.

Ismail, I.S. dan S.E. Saputro. 1990. Kajian tentang Masa Tanam dan Umur Tebang dari Dua Varietas Unggul Q 90 dan PS 61 di Tanah Ultisol PG. Bunga Mayang. Majalah Perusahaan Gula. 26 (4):7-12.

James, G. 2004. Sugarcane. Blackwell. Lowa. 216 p.

Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 207 hal.

Leiwakabessy F.M., U.M. Wahjudin dan Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Manggabarani, A. 2008. Momentum Seabad Kebangkitan Nasional. Gula Indonesia Vol XXXII (1) : 3-5.

Mulyadi, Y. 2011. Aplikasi Agrorama untuk Tanaman Tebu. http://aplikasi-agrorama-untuk-tanaman-tebu. html /2011/11/ [12 sepember 2012]

56

Prawiro, M.K. 2011. Usahatani Tebu (Saccharum officinarum L.) antara Sistem Bongkar Ratoon dengan Sistem Rawat Ratoon di Wilayah Kecamatan Prambon. http://eprints. upnjatim.ac.id/1389/ [17 Februari 2012]

Perwanto, R. 2003. Budidaya Buah-buahan. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sastrowijono, S. 1987. Identifikasi Varietas Tebu. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Pasuruan. 8 hal.

Setiawan, I. 2009. Alternatif Pemberdayaan bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Lahan Kering. http://pustaka.unpad.ac.id/28827/ [6 September 2012]

Soepandi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Soeprapto. 1989. Pengenalan Varietas Tebu. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Yogyakarta. Yogyakarta. 48 hal.

Sri Setyati, H. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta. 197 hal.

Sudiatso, S. 1999. Tanaman Bahan Baku Pemanis dan Produksi Pemanis. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 87 hal.

Susilowati, H.I. 2008. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Tebu di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 20hal.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 219 hal.

Sutardjo, E. 1994. Budidaya Tanaman Tebu. Bumi Aksara. Malang. 76 hal.

Syarif, H. 2010. Menuju Industri Gula Nasional yang Kompetitif. http://pustaka. litbang.deptan.go.id/ [6 Desember 2011]

58

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PG Madukismo PT Madubaru

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Lokasi

Dokumen terkait