• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Oleh : Deni Hidayat A (Halaman 29-35)

Identifikasi Serangga Vektor

Preparat kutu putih yang dibuat (Gambar 1c) diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Kutu putih tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai tungkai yang berkembang dengan baik, terdapat sejumlah porus translusen pada femur belakang dan tibia, memiliki 8 segmen antena, terdapat dua buah porus diskoidal di sekitar mata bagian posterior, ostiol berkembang dengan baik tanpa adanya penebalan, sirkulus cukup berkembang, 17 pasang serari, serari dengan 3-4 seta biasanya pada segmen abdomen posterior, protoraks dan kepala serta adanya sepasang lobus anal dengan dua buah serari yang besar pada kedua lobus anal tersebut (bagian-bagian yang diamati dapat dilihat pada Lampiran 3). Menurut Williams dan Watson (1988) kutu yang mempunyai karakteristik seperti ini termasuk ke dalam kelompok famili Pseudococcidae, genus Dysmicoccus, spesies Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Gambar 1a, b dan d).

(a) (b)

(c) (d) Gambar 1 Dysmicoccus brevipes (a) Koloni (b) Imago betina (c) Preparat

mikroskop (Panjang tubuh = 1,45 mm; Lebar tubuh = 0,85 mm) dan (d) Diagram tubuh menurut Williams dan Watson (1988).

Gejala MWP pada Tanaman Uji

Inokulasi PMWaV melalui vektor kutu putih D. brevipes dapat menimbulkan gejala pada lima varietas nanas yang diuji (Tabel 2). Gejala yang muncul pada tanaman umumnya sama, namun ada tanaman nanas dalam satu varietas menunjukkan gejala yang berbeda (Gambar 2, Lampiran 4).

Tabel 2 Gejala MWP pada lima varietas nanas setelah diinokulasi PMWaV

No Varietas Uji Gejala

1. Queen Gati Bogor daun berubah warna menjadi kuning oranye, mati ujung daun, layu kering, keriting, melengkung ke bawah

2. Smooth Cayenne Curug Rendeng daun berubah warna menjadi kuning oranye, mati ujung daun, layu kering, keriting, melengkung ke bawah

3. Smooth Cayenne Cimanglid layu kering, keriting, melengkung ke bawah

4. Smooth Cayenne Kumpay daun berubah warna menjadi kuning oranye, mati ujung daun, layu kering, keriting, melengkung ke bawah

5. Smooth Cayenne Tambakan layu kering, daun melengkung ke bawah

(a) (b) (c)

Gambar 2 Gejala MWP pada tanaman uji di rumah kaca (a) Perubahan warna daun menjadi kuning (yellowing) (b) Mati ujung daun (tip leaf die back) dan (c) Daun keriting (curling), layu kering.

Gejala yang muncul pada pertanaman nanas uji tidak menunjukkan adanya kesamaan secara keseluruhan dengan gejala yang muncul di lapangan. Penampakan gejala MWP pada pertanaman nanas di Desa Bunihayu tidak hanya menunjukkan satu macam gejala perubahan warna daun, namun terdapat dua macam gejala tanaman dengan warna daun merah dan kuning (Gambar 3).

Perbedaan gejala terjadi mungkin karena kondisi lingkungan di rumah kaca berbeda dengan kondisi di lapangan, terutama intensitas cahaya. Intensitas cahaya sangat berpengaruh pada perubahan warna merah pada daun nanas terinfeksi.

(b) (a)

Gambar 3 Gejala MWP di lapangan (a) Daun kuning dan (b) Daun merah.

Keunikan pada gejala virus ini adalah adanya proses penyembuhan (recovery), yaitu ketika tanaman sudah menampakkan gejala, beberapa minggu kemudian gejala tersebut berkurang dan akhirnya menghilang, daun kembali hijau seperti halnya tanaman sehat. Hal ini terjadi pada tanaman uji varietas Queen Gati Bogor (Gambar 4).

(b) (a)

Gambar 4 Gejala MWP pada varietas Queen Gati Bogor (a) Gejala tampak jelas dan (b) Gejala berkurang.

Masa Inkubasi

Waktu munculnya gejala pada tanaman yang diinokulasi dengan PMWaV tidak seragam. Kisaran munculnya gejala antara minggu 8 hingga minggu ke-22 setelah inokulasi (Tabel 3).

Tabel 3 Masa inkubasi PMWaV pada lima varietas nanas

Varietas Masa Inkubasi (MSI) Smooth Cayenne Curug Rendeng 8-19

Queen Gati Bogor 10-20

Smooth Cayenne Cimanglid 11 Smooth Cayenne Kumpay 13-15 Smooth Cayenne Tambakan 22

Ket: MSI = minggu setelah inokulasi

Gejala muncul pertama kali pada tanaman nanas varietas Smooth Cayenne Curug Rendeng, diikuti varietas Queen Gati Bogor, Smooth Cayenne Cimanglid, Smooth Cayenne Kumpay dan terakhir Smooth Cayenne Tambakan. Perbedaan munculnya gejala pada setiap tanaman dalam satu varietas mungkin terjadi karena adanya perbedaan ketahanan individu tanaman. Sama halnya dengan perbedaan munculnya gejala pada varietas yang berbeda, hal ini menunjukkan adanya perbedaan ketahanan varietas.

Kejadian Penyakit

Kejadian penyakit MWP pada lima varietas nanas yang diuji menunjukkan respon yang berbeda dari setiap varietas. Kisaran kejadian penyakit dari lima varietas uji adalah 37,5% hingga 100% (Tabel 4). Respon ini merupakan salah satu cara deteksi visual untuk menentukan kriteria ketahanan varietas nanas terhadap infeksi PMWaV. Perbedaan kejadian penyakit yang muncul, mungkin disebabkan oleh faktor ketahanan inang yang berbeda yang dimiliki oleh setiap varietas tanaman uji.

Tabel 4 Kejadian penyakit MWP pada lima varietas nanas

Kultivar – Varietas Kejadian Penyakit (%) Smooth Cayenne Curug Rendeng 100

Smooth Cayenne Tambakan 100

Queen Gati Bogor 87,5

Smooth Cayenne Kumpay 75 Smooth Cayenne Cimanglid 37,5

Untuk melihat ketahanan tanaman tidak cukup dengan melihat kejadian penyakit atau kemunculan gejala saja, tapi harus dilihat juga keberadaan virus dalam tanaman. Untuk mengetahui keberadaan virus dalam tanaman, maka dilakukan uji serologi dengan teknik TBIA.

Deteksi PMWaV pada Tanaman Uji melalui TBIA

TBIA yang dilakukan dalam penelitian ini berhasil mendeteksi keberadaan virus (Lampiran 6 dan 7). Dari semua tanaman contoh yang menunjukkan gejala diambil masing-masing dua tanaman uji dan satu tanaman kontrol untuk diuji serologi (Tabel 5).

Tabel 5 Analisis kualitatif TBIA lima varietas tanaman nanas yang diinokulasi PMWaV

Varietas PMWaV-1 PMWaV-2

K - -

Queen Gati Bogor

P + +

K - -

Smooth Cayenne Curug Rendeng

P + +

K - -

Smooth Cayenne Cimanglid

P + +

K + -

Smooth Cayenne Kumpay

P + +

K + -

Smooth Cayenne Tambakan

P + +

Pada umumnya semua tanaman yang menunjukkan gejala berasosiasi dengan virus PMWaV-2. Hal ini sesuai dengan hasil survei Sether et al. (2001) bahwa tanaman yang terinfeksi PMWaV-2 100% menunjukkan gejala dan 12% tidak menunjukkan gejala.

Pada varietas Smooth Cayenne Kumpay dan Smooth Cayenne Tambakan tanaman kontrol telah terinfeksi PMWaV-1, hal ini menunjukkan bahwa virus sudah ada pada tanaman meskipun tidak dilakukan inokulasi, dan ini mungkin terjadi karena adanya perpindahan vektor dari tanaman uji ke tanaman kontrol. Meskipun demikian tanaman kontrol yang terinfeksi oleh PMWaV-1 tidak menunjukkan gejala layu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sether dan Hu (2002b), bahwa PMWaV-1 tidak menginduksi gejala layu pada tanaman nanas.

Determinasi Resistensi Tanaman

Dari hasil pengamatan kemunculan gejala (kejadian penyakit/KP) dan ada atau tidaknya virus dalam tanaman bisa diasumsikan bahwa varietas Smooth Cayenne Curug Rendeng dan Smooth Cayenne Tambakan merupakan varietas yang paling rentan (KP = 100%; virus +), varietas Queen Gati Bogor, Smooth Cayenne Kumpay merupakan varietas rentan (KP = 87,5%, 75%; virus +) dan Smooth Cayenne Cimanglid merupakan varietas toleran (KP = 37,5%; virus +).

Dalam dokumen Oleh : Deni Hidayat A (Halaman 29-35)

Dokumen terkait