• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Gerak Kerja

Berikut ini data hasil analisis menggunakan Tabel ROM pada percentil 50 dapat dilihat pada Tabel 3. Sedangkan hasil analisis gerak kerja menggunakan capture video pengoperasian secara aktual dapat dilihat pada Gambar 7.

Tabel 3 Analisis gerak kerja aktual percentil 50

Tabel 3 Analisis gerak kerja aktual percentil 50 (lanjutan)

Satuan dalam (°) Keterangan:

Hr = Hip Rotation Ne = Neck Extension Ef = Elbow Flexion Nr = Neck Rotation Wf = Wrist Flexion Sf = Shoulder Flexion Se = Shoulder Extension Sab = Shoulder Abduction Kf = Knee Flexion

Zona 0 / zona aman Zona 1 / zona aman Zona 2 / zona hati-hati Zona 3 / Zona bahaya

Berdasarkan pada tabel hasil analiss gerak kerja diatas, bagian tubuh yang sering masuk pada zona bahaya yaitu lutut baik pada gerakan lurus, gerakan belok < 45° maupun gerakan belok > 45°. Sedangkan bagian tubuh yang masuk dalam zona hati-hati/ waspada yaitu bagian bahu, leher, serta siku. Pada analisis berdasarkan ROM operator yang bagian tubuhnya masuk ke dalam zona bahaya, harus segera diubah sudut geraknya agar masuk ke dalam zona aman ataupun nyaman, namun untuk bagian tubuh seperti lutut hanya bisa optimum saat sudut gerak masuk ke dalam zona waspada, hal ini dikarenakan apabila sudut gerak kerja masuk kedalam zona aman ataupun nyaman maka posisi lutut tidak bisa

Element of Work Ne Nr Hf Hr Sf Se R L R L Straight 0 0 16 0 70 59 0 0 Turn <45° 10 25 35 23 0 89 11 0 Turn >45° 15 30 38 10 95+ 95+ 0 0 Repair Straight 0 0 12 0 35 42 0 0 Repair Turn 0 19 18 0 85 0 0 17 Element of Work Sab Ef Kf Wf R L R L R L R L Straight 46 47 0 13 95+ 95+ 17 28 Turn <45° 11 7 87 11 95+ 95+ 0 0 Turn >45° 0 0 125+ 125+ 95+ 95+ 51+ 0 Repair Straight 18 18 61 47 83 82 0 15 Repair Turn 14 0 3 105 90 87 0 6

22

dijadikan sebagai tumpuan tubuh yang kuat saat mengoperasikan traktor sehingga titik tumpu akan berada pada punggung dan hal ini akan membuat operator rawan terjatuh saat mengendarai traktor. Hal ini sama halnya seperti operator yang sering melakukan gerakan belok <45° dimana bagian bahu dan siku operator telah melewati garis tengah tubuh opertor itu sendiri hal ini akan berakibat operator tersebut terjatuh saat mengendarai traktor ataupun cidera. Pada gerakan belok >45° tidak dianjurkan karena belokan tersebut terlalu tinggi radius putarnya dan telah berada diluar area selang gerak kerja berdasarkan tabel SAG sehingga mengakibatkan kaki operator harus turun ke permukaan tanah, hal ini dapat berdampak buruk bagi operator itu sendiri, salah satu contohnya yaitu kaki operator yang dapat terlindas ban traktor saat posisi jalan sedang turun ataupun saat traktor dalam kecepatan yang tinggi.

Simulasi Model Gerak Kerja yang Aman

Berdasarkan Tabel 3 terdapat beberapa data sudut gerak kerja yang masih perlu diperbaiki pada beberapa bagian tubuh operator di Indonesia berdasarkan Tabel SAG. Pada gerakan lurus untuk bagian bahu (Sf), khususnya bagaian kiri yang awalnya masuk kedalam zona waspada (zona 2) karena mengalami sudut gerak sebesar 59° diperbaiki menjadi 42° yang telah masuk kedalam zona aman (zona 1). Sedangkan pada bagian lutut yang awalnya mendapatkan sudut gerak di atas 95° dan masuk kedalam zona berbahaya (zona 3) namun setelah diperbaiki sudut geraknya menjadi 83° dan masuk kedalam zona waspada (zona 2), untuk bagian lutut ini sendiri memang tidak dapat diubah secara maksimum yang awalnya masuk dalam zona 4 hanya bisa diubah ke dalam zona 3, hal ini dikarenakan lutut tersebut digunakan sebagai titik tumpu/ penopang beban kerja pada tubuh si operator saat berkendara, apabila bagaian lutut diubah kedalam zona 1 atau bahkan zona 0 maka posisi lutut terlalu lurus sehingga kekuatan untuk menopang beban kerja dari tubuh sangat berkurang sehingga dapat mengakibatkan operator mengalami cidera atau bahkan kecelakaan kerja. Pada gerakan belok <45° bagian tubuh yang diperbaiki yakni bagian leher (Nr) yang awalnya mendapatkan sudut 25° dan masuk kedalam zona 2, namun setelah diperbaiki sudutnya menjadi 0° dan masuk kedalam zona 0. Bagian tubuh lain yang diperbaiki pada gerakan belok 45° yaitu bagian lutut yang awalnya diatas 95° (zona 3) diperbaiki menjadi 90° (zona 2). Simulasi gerakan awal menggunakan manekin dapat dilihat pada Gambar 9 sedangkan untuk simulasi gerakan yang telah diperbaiki dapat dilihat pada Gambar 10 dan untuk data sudut gerak awal maupun sudut gerak yang telah diperbaiki pada percentil 50 dapat dilihat pada Tabel 3. Simulasi gerak aman ini akan digunakan sebagai parameter untuk menentukan desain stang yang baru yang lebih sesuai dengan dimensi tubuh operator yang ada di Indonesia. Simulasi gerak aman ini akan menghasilkan desain tidak hanya pada bagian stang, namun pada bagian tempat duduk operator dan juga bagian pijakan kaki operator. Simulasi gerakan aman ini hanya digunakan untuk operator saat mengendarai traktor untuk trasportasi bukan untuk pengolahan lahan.

23

Simulasi Model Percentil 5 dan 95

Hasil simulasi percentil 5 dan 95 memlalui tahapan pembuatan simulasi model manekin yang sama seperti pada simulasi percentil 50. Data hasil simulasi sudut kerja pada percentil 5 dapat dilihat pada Tabel 4 sedangkan untuk percentil 95 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4 Simulasi sudut kerja percentil 5

Tabel 4 Simulasi sudut kerja percentil 5 (lanjutan)

Satuan dalam (°) Keterangan:

Hr = Hip Rotation Ne = Neck Extension Ef = Elbow Flexion Nr = Neck Rotation Wf = Wrist Flexion Sf = Shoulder Flexion Se = Shoulder Extension Sab = Shoulder Abduction Kf = Knee Flexion

Zona 0 / zona aman Zona 1 / zona aman Zona 2 / zona hati-hati Zona 3 / Zona bahaya

Element of Work Ne Nr Hf Hr Sf Se R L R L Straight 0 0 16 0 59 52 0 0 Turn <45° 8 35 43 20 0 89 4 0 Turn >45° 14 30 37 10 95+ 95+ 0 0 Repair Straight 0 0 14 0 43 45 0 0 Repair Turn 0 20 20 0 72 0 0 25 Element of Work Sab Ef Kf Wf R L R L R L R L Straight 52 46 3 12 95+ 95+ 17 28 Turn <45° 14 10 90 43 95+ 95+ 8 0 Turn >45° 0 0 125+ 125+ 95+ 95+ 51+ 0 Repair Straight 18 18 69 65 90 90 0 13 Repair Turn 17 0 48 124 91 94 0 0

24

Tabel 5 Simulasi sudut kerja percentil 95

Tabel 5 Simulasi sudut kerja percentil 95 (lanjutan)

Satuan dalam (°) Keterangan:

Hr = Hip Rotation Ne = Neck Extension Ef = Elbow Flexion Nr = Neck Rotation Wf = Wrist Flexion Sf = Shoulder Flexion Se = Shoulder Extension Sab = Shoulder Abduction Kf = Knee Flexion

Zona 0 / zona aman Zona 1 / zona aman Zona 2 / zona hati-hati Zona 3 / Zona bahaya

Analisis Sudut Kerja berdasarkan RULA

Berikut ini merupakan hasil analisis RULA yang digunakan sebagai pembanding hasil analisis menggunakan tabel ROM. Skor pada RULA ini dapat digunakan juga sebagai acuan terkait hubungan antara desain yang telah dibuat dengan gerakan yang dilakukan operator.

Element of Work Ne Nr Hf Hr Sf Se R L R L Straight 0 0 20 0 64 57 0 0 Turn <45° 9 25 32 10 0 82 4 0 Turn >45° 13 30 30 10 95+ 95+ 0 0 Repair Straight 0 0 10 0 24 26 0 0 Repair Turn 0 18 15 0 64 0 0 25 Element of Work Sab Ef Kf Wf R L R L R L R L Straight 17 18 2 17 95+ 95+ 15 5 Turn <45° 6 3 72 19 95+ 95+ 0 0 Turn >45° 0 0 125+ 125+ 95+ 95+ 51+ 0 Repair Straight 18 18 58 49 84 85 0 9 Repair Turn 12 0 30 108 94 94 0 15

25

Tabel 6 Skor RULA gerakan lurus

Tabel 7 Skor RULA gerakan belok < 45°

Berdasarkan score RULA untuk gerakan lurus baik pada gerakan awal ataupun setelah mengalami perubahan sudut gerak, masing-masing masih memiki

score akhir 3 dimana artinya gerakan tersebut masih tergolong dalam gerakan

yang aman, meskipun memiliki score akhir yang sama pada tiap percentil (Percentil 5, 50, dan 95) namun terdapat perubahan pada bagian tangan dimana tiap percentil yang awalnya mendapat score 3, namun setelah mengalami perbaikan sudut score menjadi berubah menjadi 1 untuk percentil 5, percentil 50 dan 95. Meskipun tangan ini merupakan bagian dari posture A namun perubahan score pada bagian tangan tidak merubah score pada posture A hal ini telah dianalisis berdasarkan Worksheet RULA dimana selang sudut pada tiap score terbut termasuk jauh. Sehingga tidak menutup kemungkinan apabila dalam menganalisis sudut gerak menggunakan RULA mendapatkan score yang sama pada ketiga percentil (percenti 5, 50, dan 95).

Score RULA untuk gerakan belok < 45° memiliki perubahan score yang sangat signifikan dari score berdasarkan sudut gerak awal memiliki score akhir RULA sebesar 7 untuk ketiga percentil, namun setelah mengalami perbaikan sudut gerak score akhir RULA menjadi 3. Kedua score pada gerakan awal baik

Posture Score Percentil 5 Score Percentil 50 Score Percentil 95 Before After Before After Before After

Shoulder 4 3 4 3 4 3 Arm 2 2 2 2 2 2 Hand 3 1 3 1 3 1 Twist 1 1 1 1 1 1 Neck 1 1 1 1 1 1 Trunk 2 2 2 2 2 2 Leg 1 1 1 1 1 1 Posture A 4 4 4 4 4 3 Posture B 2 2 2 2 2 2 Finally 3 3 3 3 3 3

Posture Score Percentil 5 Score Percentil 50 Score Percentil 95 Before After Before After Before After

Shoulder 4 4 4 4 4 4 Arm 3 2 3 2 3 2 Hand 3 2 2 2 2 2 Twist 1 1 1 1 1 1 Neck 5 2 5 2 5 2 Trunk 4 2 4 2 4 2 Leg 2 1 2 1 2 1 Posture A 5 4 5 4 5 4 Posture B 9 3 9 2 9 2 Finally 7 3 7 3 7 3

26

pada posture A ataupun posture B memiliki score yang tinggi yakni score 5 untuk posture A dan score 9 untuk posture B. Posture A dipengaruhi oleh gerakan shoulder, arm, and twist. Terdapat perubahan score pada bagian arm and hand yang awalnya memiliki score 3 berubah score menjadi 2. Hal ini dipengaruhi karena saat gerakan awal operator cenderung melewati batas garis tengah tubuh, dimana dalam analisis RULA ini mendapatkan score tambahan yaitu 1, sedangkan setelah dilakukan modifikasi stang, tempat duduk operator dan pijakan gerakan menjadi normal/ tidak melewati garis tengah tubuh sehingga tidak ada tambahan score. Posture B dipengaruhi oleh bagian Neck, Trunk, and Leg. Score Awal Neck yaitu 5 berubah score menjadi 1, untuk score trunk yang awalnya 4 berubah menjadi 2 hal ini dipengaruhi oleh gerakan awal yang hanya menggunakan 1 tangan sehingga membutuhkan trunk (punggung) ynag membungkuk berlebihan untuk menggapai stang kemudi yang sedang berbelok serta tangan yang digunakan telah melewati garis tengah tubuh karena stang kemudi yang seharusnya dipegang oleh tangan kanan, pada gerakan awal operator stang kemudi bagian kanan dipegang oleh tangan kiri. Pada bagian leg score awalnya 2 berubah menjadi 1, hal ini dikarenakan kaki pada gerakan oeprator awal tidak dapat digunakan sebagai tumpuan hal ini terbukti karena salah satu tangan operator harus memegang bagian pinggi tempat duduk agar keseimangan tubuh tetap terjaga, hal ini tentu saja berebeda dengan gerakan operator setelah mengalami perbaikan pada stang kemudi, tempat duduk operator serta pijakan kaki dimana tangan operator tetap berada pada stang kemudi serta kaki operator juga masih berpijak dengan aman sebagai tumpuan tubuh karena pijakan kaki operator telah dibuat lebih panjang bagitu pula dengan tempat duduk operator yang telah dibuat lebih pajang dan lebar.

Rekomendasi Design

Rekomendasi design yang di buat ini merupakan rekomendasi untuk pengoperasian traktor dalam hal transportasi, sedangkan untuk pengoperasian traktor untuk pengolahan lahan di perlukan analisis lebih lanjut, karena akan menghasilkan hasil yang berbeda di karenakan gerakan operator saat mengoperasikan traktor untuk pengolahan tanah memiliki gerakan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan operator saat mengoperasikan traktor untuk transportasi. Rekomendasi ini dibuat untuk menghasilkan gerakan yang aman untuk operator lokal di Indonesia berdasarkan ketiga percentil (Percentil 5, 50, dan 95) yaitu perlu ada perubahan pada bagian stang kemudi yang mencakup panjang stang, lebar stang, dan tinggi stang. Selain design baru pada stang kemudi, perlu dibuat juga design baru untuk bagian tempat duduk operator dan pijakan kaki. Design baru ini untuk mendukung gerakan si operator khususnya saat melakukan posisi pengoperasian belok < 45º. Ukuran dari stang kemudi, tempat duduk operator, serta pijakan kaki operator yang baru telah dibuat berdasarkan kesesuaian antropometri dari percentil 5, 50, dan 95 dan simulasi sudut gerak yang aman. Ukuran design yang awal dengan design yang baru dapat dilihat pada Tabel 8, serta untuk gambar perubahan design dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15. Perubahan dimensi ini dilakukan untuk menciptakan gerakan yang aman dan nyaman bagi operator saat mengendarai traktor untuk transportasi.

27

Tabel 8 Ukuran design awal dan modifikasi

Keterangan Ukuran Awal Ukuran Modifikasi Panjang Stang 1560.47 mm 1463.9 mm

Lebar Stang 844.19 mm 559.21 mm

Tinggi stang 1070.18 mm 1234.12 mm

Panjang kursi 170 mm 445 mm

Lebar kursi 400 mm 510 mm

Tinggi sanderan kursi 0 mm 125 mm

Panjang pijakan kaki 390 mm 1060 mm

Lebar pijakan kaki 290 mm 360 mm

Berdasarkan data pada Tabel 8 perubahan yang terjadi pada bagian stang, tempat duduk, dan pijakan kaki design awal dengan design yang telah diperbaiki mengalami perubahan dimensi yang cukup signifikan. Bagian panjang stang awalnya memiliki dimensi 1560.47 mm berubah menjadi 1463.9 mm (fit percentil 50, acceptable percentil 5 and 95), dengan lebar awal stang 844.19 mm menjadi 559.21 mm (fit percentil 50, acceptable percentil 5 and 95) serta tinggi stang yang awalnya 1070.18 mm menjadi 1234.12 mm (fit percentil 95, acceptable percentil 5 and 50). Perubahan design stang kemudi ini berdasarkan analisis sudut gerak menggunakan Tabel ROM terhadap gerakan yang dilakukan operator saat mengendarai traktor berjalan lurus ataupun belok < 45º. Data antropometri pada masing-masing percentil juga mempengaruhi dalam menentukan sudut gerak yang aman untuk ketiga percentil, dari data sudut gerka yang telah dibuat aman maka data tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan panjang, lebar, serta tinggi stang kemudi yang baru. Pada bagian tempat duduk operator juga mengalami perubahan untuk mendukung gerakan yang aman bagi operator dalam mengendarai traktor tersebut, acuan yang digunakan dalam membuat dimensi baru pada tempat duduk operator ini yaitu berdasarkan data antropometri masing-masing percentil. Perubahan dimensi tempat duduk operator yang baru yaitu tempat duduk yang awalnya memiliki panjang 170 mm menjadi 445 mm (fit percentil 50, acceptable percentil 5 and 95) dan lebar tempat duduk awal yaitu 400 mm berubah menjadi 510 mm (fit percentil 95, acceptable percentil 5 and 50) serta terdapat tambahan sandaran tempat duduk operator yang pada design yang baru, sedangkan design awal tidak terdapat sandaran pada tempat duduk operator tersebut. Dimensi dari tinggi sandaran yaitu 125 mm (fit percentil 95, acceptable percentil 5 and 50) dengan lebar sandaran mengikuti ukuran lebar dari design tempat duduk operator yang baru. Selain perubahan dimensi tempat duduk operator, perubahan juga terjadi pada bagian pijakan kaki, hal ini tentu saja dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi operator saat mengendari traktor untuk transportasi. Design pada pijakan kaki ini di pengaruhi oleh antropometri tiap percentil (percentil 5, 50, dan 95). Perubahan dimensi pada bagian pijakan kaki operator yaitu panjang awal 390 mm berubah menjadi 1060 mm (fit percentil 95, acceptable percentil 5 and 50) dan lebar pijkan kaki awal 290 mm berubah menjadi 360 mm (fit percentil 95, acceptable percentil 5 and 50).

28

Gambar 14 Desain stang kemudi awal

29

Gambar 16 Desain tempat duduk awal

30

Gambar 18 Desain pijakan kaki awal

31

Gambar 20 Jarak permukaan roda dengan tinggi stang awal

32

Dokumen terkait