• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Deskripsi Karakter Morfologi Lalat Buah di Kabupaten Bogor dan Sekitarnya

Lalat buah yang ditemukan di Kabupaten Bogor dan sekitarnya berjumlah 18 spesies yang terdiri dari 2 genus yaitu Dacus dan Bactrocera serta 4 subgenus yaitu Callantra, Bactrocera, Zeugodacus dan Bulladacus.

1. Dacus (Callantra) longicornis Wiedemann

Genus Dacus memiliki karakter morfologi yang spesifik yaitu terdapat penggentingan pada abdomen dan merupakan genus dengan ukuran tubuh lebih besar dari genus lalat buah lainnya (Gambar 10). Wajah berwarna kuning pucat

Gambar 10 Spesimen Dacus (Callantra) longicornis Wiedemann

dengan sepasang spot bulat pada wajah dengan ukuran medium. Postpronotal lobe berwarna kuning, notopleura kuning, skutum berwarna cokelat-merah, skutelum berwarna kuning, serta tidak memiliki lateral dan medial postsutural yellow vittae. Terdapat segitiga berwarna kuning yang terletak batas anterior dari mesonotal suture. Costal band pada sayap overlapping terhadap R4+5, terga

2. Bactrocera (Bulladacus) mcgregori Bezzi

Spesies lalat buah yang termasuk ke dalam subgenus Bulladacus umumnya tidak memiliki ceromae pada abdomen (Gambar 11). Spesies ini merupakan spesies lalat buah yang berukuran kecil. Wajah berwarna kuning pucat tanpa spot. Terdapat lateral postsutural vittae pada toraks. Skutum berwarna

Gambar 11 Spesimen Bactrocera (Bulladacus) mcgregori Bezzi

cokelat, sedangkan skutelum berwarna kuning. Costal band pada sayap melewati R2+3. Abdomen didominasi oleh warna oranye serta tidak terdapat medial

longitudinal dark band dan lateral dark band. Tungkai umumnya disominasi oleh warna kuning pucat.

3. Bactrocera (Bactrocera) carambolae Drew dan Hancock

Spesies ini memiliki wajah berwarna kuning pucat serta terdapat sepasang spot oval hitam berukuran medium (Gambar 12). Skutum didominasi oleh warna hitam disertai dengan warna cokelat yang terdapat pada bagian belakang lateral postsutural vittae, sekitar mesonotal suture dan di dalam postpronotal lobes. Terdapat lateral postsutural vittae dengan tipe paralel hingga sub paralel berukuran medium hingga lebar. Skutum pada didominasi oleh warna hitam dan warna cokelat pada bagian belakang lateral postsutural vittae. Costal band pada sayap overlapping terhadap R2+3. Terdapat pola “T” pada abdomen dengan

Gambar 12 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) carambolae Drew dan Hancock

medial longitudinal dark band melebar. Sudut anterolateral pada terga ke IV berbentuk persegi. Terdapat sepasang ceromae dengan warna cerah.

4. Bactrocera (Bactrocera) papayae Drew dan Hancock

Spesies ini memiliki warna wajah kuning pucat dengan sepasang spot oval hitam berukuran besar (Gambar 13). Terdapat lateral postsutural vittae pada

Gambar 13 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) papayae Drew dan Hancock

toraks dengan tipe paralel atau sub paralel yang berukuran medium hingga lebar. Lateral postsutural vittae berakhir pada atau melewati seta intra alar. Skutum didominasi oleh warna hitam dengan warna cokelat tua pada bagian belakang lateral postsutural vittae. Costal band pada sayap dapat terletak sejajar atau melewati R2+3, sel bc dan c kurang berwarna. Terdapat pola “T” pada abdomen,

dengan medial longitudinal dark band yang menyempit dan sudut anterolateral pada terga IV yang berbentuk segitiga.

5. Bactrocera (Bactrocera) umbrosa Fabricius

Spesies ini merupakan spesies lalat buah berukuran besar (Gambar 14). Wajah berwarna kuning pucat dengan sepasang spot bulat berukuran medium. Skutum didominasi oleh warna hitam, kecuali pada area sepanjang bagian pinggir lateral dan mesonotal suture yang memiliki warna coklat. Terdapat lateral postsutural vittae yang lebar dan memanjang hingga mencapai atau melewati seta

Gambar 14 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) umbrosa Fabricius

intra alar. Skutelum berwarna kuning. Warna tungkai didominasi oleh warna kuning pucat. Costal band pada sayap sejajar dengan R4+5, disertai dengan

adanya 3 pita tambahan yang melintang dari costal sayap menuju bagian bawah sayap. Abdomen berwarna cokelat-oranye dan terdapat medial longitudinal dark band yang terbentang dari terga III hingga terga V. Pada terga V, terdapat sepasang ceromae yang berwarna cokelat-oranye cerah.

6. Bactrocera (Bactrocera) albistrigata de Meijere

Spesies ini merupakan spesies lalat buah berukuran medium (Gambar 15). Wajah berwarna kuning pucat, dengan sepasang spot bulat atau oval berwarna hitam. Skutum didominasi oleh warna hitam. Postpronotal lobes dan notopleura berwarna kuning. Terdapat lateral postsutural vittae dengan tipe merucing.

Skutelum berwarna kuning. Warna costal band pada sayap sangat pucat. Terdapat 2 pita tambahan yang melintang dari costal sayap menuju bagian

Gambar 15 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) albistrigata de Meijere

bawah sayap. Terdapat medial longitudinal dark band yang melebar dari terga III hingga terga V. Lateral dark marking pada bagian lateral abdomen sangat tebal. Tungkai didominasi oleh warna kuning pucat.

7. Bactrocera (Bactrocera) latifrons Hendel

Spesies ini memiliki wajah berwarna kuning pucat, disertai dengan adanya sepasang spot bulat hitam berukuran medium (Gambar 16). Skutum didominasi

Gambar 16 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) latifrons Hendel

oleh warna hitam. Terdapat lateral postsutural vittae dengan tipe paralel yang memanjang menyentuh seta intra alar. Skutelum berwarna kuning. Costal band pada sayap melewati atau sejajar terhadap R2+3. Terdapat spot pada ujung sayap.

Abdomen didominasi oleh warna cokelat-oranye tanpa disertai dengan adanya pola apapun. Aculeus pada ovipositor betina bertipe trilobe atau menyerupai tombak.

8. Bactrocera (Bactrocera) limbifera Bezzi

Spesies ini merupakan spesies lalat buah yang memiliki ukuran besar (Gambar 17). Wajah berwarna kuning pucat disertai dengan adanya sepasang spot oval hitam yang berukuran medium. Warna skutum didominasi oleh warna

Gambar 17 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) limbifera Bezzi

hitam. Postpronotal lobes berwarna kuning. Terdapat lateral postsutural vittae yang bertipe paralel atau subparalel yang memanjang mencapai seta intra alar. Costal band pada sayap berwarna hitam tebal dan lebar hingga sejajar dengan R4+5. Abdomen berwarna cokelat-oranye disertai dengan adanya pola “T”.

Medial longitudinal dark band dan transversal dark band yang terdapat pada abdomen berukuran lebar. Ujung femur pada tungkai hingga tibia memiliki warna gelap hingga hitam.

9. Bactrocera (Bactrocera) moluccensis Perkins

Spesies ini merupakan spesies berukuran besar (Gambar 18). Wajah berwarna kuning pucat disertai dengan adanya sepasang spot oval berukuran

Gambar 18 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) moluccensis Perkins

medium. Skutum berwarna merah-cokelat dengan spot berwarna kuning pucat diantara postpronotal lobe dan notopleura. Terdapat garis sempit berwarna kuning pucat yang melintang secara lateral dan medial. Lateral postsutural vittae lebar yang bertipe paralel atau subparalel yang memanjang hingga seta intra alar. Skutelum berwarna kuning. Tungkai berwarna berwarna kuning pucat. Costal band pada sayap melewati R2+3. Abdomen berwarna kuning pucat disertai

dengan adanya pola “T” yang terdapat pada terga III hingga V. Terdapat sepasang ceromae yang berwarna kuning pucat pada terga V. Sterna abdomen berwarna gelap.

10. Bactrocera (Bactrocera) melastomatos Drew dan Hancock

Spesies ini merupakan spesies berukuran besar. Wajah berwarna kuning pucat dengan sepasang spot oval hitam berukuran besar (Gambar 19). Skutum didominasi oleh warna hitam dan memiliki postpronotal lobes berwarna kuning. Skutelum berwarna kuning. Lateral postsutural vittae berukuran sempit hingga medium yang memanjang dan berakhir sebelum seta intra alar. Seluruh tibia pada tungkai berwarna gelap dan femur berwarna kuning pucat. Costal band pada sayap melewati R2+3 dan memanjang hingga ujung R4+5. Cubital streak sempit

Gambar 19 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) melastomatos Drew dan Hancock

longitudinal dark band yang memiliki lebar medium, lateral margin yang lebar dan berwarna gelap. Terdapat sepasang ceromae dengan warna gelap pada terga ke V. Sterna abdomen berwarna gelap.

11. Bactrocera (Bactrocera) occipitalis Drew dan Hancock

Wajah berwarna kuning pucat disertai dengan adanya sepasang spot oval hitam yang berukuran besar (Gambar 20). Skutum didominasi oleh warna hitam.

Gambar 20 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) occipitalis Drew dan Hancock

Postpronotal lobes berwarna kuning. Lateral postsutural vittae bertipe paralel atau sub paralel dengan ukuran medium hingga lebar yang memanjang hingga seta intra alar. Abdomen memiliki transversal black band yang sempit, ujung sudut anterolateral pada terga IV berbentuk persegi. Costal band pada sayap

melewati R2+3 yang melebar hingga ujung sayap. Femur tungkai berwarna kuning

pucat, sedangkan tibia tungkai berwarna gelap. Terdapat sepasang ceromae berwarna cerah. Sterna abdomen berwarna gelap.

12. Bactrocera (Bactrocera) usitata Drew dan Hancock

Wajah berwarna kuning pucat disertai dengan adanya sepasang spot bulat hitam dengan ukuran besar (Gambar 21). Skutum berwarna hitam, sedangkan

Gambar 21 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) usitata Drew dan Hancock

skutelum berwarna kuning. Lateral postsutural vittae bertipe meruncing dan berakhir sebelum seta intra alar. Femur pada tungkai berwarna kuning pucat, dan tibia berwarna lebih gelap. Costal band pada sayap melewati R2+3 hampir

mendekati R4+5. Abdomen didominasi oleh warna cokelat-oranye, terdapat

medial longitudinal dark band yang lebar. Lateral margin pada abdomen cukup lebar.

13. Bactrocera (Bactrocera) verbascifoliae Drew dan Hancock

Wajah berwarna kuning pucat disertai dengan adanya sepasang spot hitam dengan ukuran medium (Gambar 22). Skutum didominasi oleh warna hitam, sedangkan skutelum dan postpronotal lobes berwarna kuning. Terdapat lateral postsutural vittae dengan tipe paralel dan sempit yang memanjang hingga seta intra alar. Costal band pada sayap melewati R2+3, terkadang sejajar dengan

Gambar 22 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) verbascifoliae Drew dan Hancock

R2+3. Abdomen memiliki warna oranye-cokelat, memiliki transversal black band dan medial longitudinal dark band yang sempit. Sudut anterolateral pada terga IV dan V hitam dan lebar. Terdapat sepasang ceromae berwarna cerah. Sterna abdomen berwarna gelap.

14. Bactrocera (Zeugodacus) caudata Fabricius

Spesies ini merupakan spesies berukuran medium (Gambar 23). Wajah berwarna kuning pucat dengan garis hitam pada bagian atas alat mulut.

Gambar 23 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) caudata Fabricius

Postpronotal lobes dan notopleura kuning. Skutum berwarna hitam, sedangkan skutelum berwarna kuning. Lateral postsutural vittae bertipe paralel atau subparalel dan terdapat medial postsutural vittae. Costal band pada sayap sejajar terhadap R2+3 dan melebar pada bagian ujung hingga mencapai R4+5

(menyerupai spot pada ujung sayap). Abdomen berwarna cokelat-oranye, terdapat transversal black band pada terga III dan medial longitudinal dark band pada terga III hingga V. Sudut anterolateral IV dan V berwarna hitam. Terdapat sepasang ceromae berwarna kuning cerah pada terga V. Sterna abdomen berwarna gelap.

15. Bactrocera (Zeugodacus) calumniata Hardy

Spesies ini berukuran medium (Gambar 24). Memiliki wajah berwarna kuning pucat dengan sepasang spot oval berukuran medium. Skutum berwarna

Gambar 24 Spesimen Bactrocera (Zeugodacus) calumniata Hardy

hitam, sedangkan skutelum dan postpronotal lobes berwarna kuning. Terdapat lateral postsutural vittae dengan tipe paralel dan medial postsutural vittae. Costal band pada sayap melewati R2+3 dan melebar pada ujung R4+5. Cubital streak

lebar dan berwana gelap. Terdapat pita gelap yang melintang pada dm-cu. Abdomen pada terga III hingga V berwarna oranye-cokelat, dan terdapat pola “T”. Transversal black band pada terga III menyempit dan medial longitudinal dark band berukuran medium. Sudut anterolateral pada terga IV dan V berwarna hitam. Terdapat sepasang ceromae berwarna kuning cerah. Sterna abdomen berwarna gelap.

16. Bactrocera (Zeugodacus) cucurbitae Coquillett

Spesies ini berukuran medium (Gambar 25). Wajah berwarna kuning pucat dengan spot bulat hitam yang besar. Skutum merah-cokelat. Lateral postsutural

Gambar 25 Spesimen Bactrocera (Zeugodacus) cucurbitae Coquillett

vittae menyempit. Terdapat medial postsutural vittae. Costal band pada sayap akan bertambah pucat antara R2+3 dan R4+5 yang memanjang hingga bertemu spot

besar pada ujung sayap. Terdapat pita gelap yang memanjang dari dm ke cu. Cubital streak lebar dan berwarna gelap. Abdomen berwarna oranye-cokelat, terdapat pola “T”. Medial longitudinal dark band berukuran medium. Sudut anterolateral pada terga IV dan V berwarna gelap. Terdapat sepasang ceromae dengan warna cerah pada terga V. Sterna abdomen berwarna gelap.

17. Bactrocera (Zeugodacus) vulta Hardy

Spesies ini berukuran medium (Gambar 26). Wajah berwarna kuning pucat disertai dengan adanya spot oval hitam berukuran besar. Skutum berwarna hitam, sedangkan skutelum dan postpronotal lobes berwarna kuning. Lateral postsutural vittae bertipe paralel dan subparalel. Terdapat medial postsutural vittae pada toraks. Costal band pada sayap sejajar dengan R4+5. Cubital streak

berwarna gelap dan lebar. Abdomen berwarna gelap disertai dnegan pola “T” yang terdapat pada terga III hingga V. Medial longitudinal dark band lebar

Gambar 26 Spesimen Bactrocera (Zeugodacus) vulta Hardy

yang terdapat pada terga III hingga V. Terdapat sepasang ceromae dengan warna cerah pada terga V. Sterna abdomen berwarna gelap.

18. Bactrocera (Zeugodacus) tau Walker

Spesies ini berukuran medium (Gambar 27). Wajah berwarna kuning pucat dengan sepasang spot oval hitam berukuran medium. Skutum berwarna hitam.

Gambar 27 Spesimen Bactrocera (Bactrocera) tau Walker

Lateral postsutural vittae bertipe paralel dengan ukuran medium yang memanjang hingga mencapai seta intra alar. Terdapat medial postsutural vittae pada toraks. Costal band pada sayap melewati R2+3 yang memanjang hingga

gelap yang lebar. Abdomen berwarna kuning pucat disertai dengan pola “T”. Sudut anterolateral pada terga IV dan V berwarna hitam dan lebar. Terdapat sepasang ceromae dengan warna cerah pada terga V.

Persebaran Lalat Buah di Kabupaten Bogor dan Sekitarnya

Keberadaan lalat buah di Kabupaten Bogor dan sekitarnya tersebar cukup merata pada setiap wilayah. Persebaran spesies lalat buah di wilayah ini tampak memiliki kecendrungan mengikuti pola persebaran inang, sehingga terbentuk adanya spesialisasi habitat untuk spesies-spesies lalat buah tertentu.

Berdasarkan jumlah lokasi penemuannya, spesies lalat buah yang memiliki daerah sebar tertinggi adalah B. carambolae dan B. papayae. Selain memiliki daerah sebar yang tinggi, B. papayae dan B. carambolae juga diketahui memiliki jumlah individu tertinggi dibandingkan dengan spesies lalat buah lainnya. B. papayae dan B. carambolae ditemukan pada seluruh habitat dengan tipe yang beragam. Persebaran B. carambolae dan B. papayae di Kabupaten Bogor dan sekitarnya terlampir pada Gambar 28.

Gambar 28 Persebaran B. carambolae (A) dan B. papayae (B) di Kabupaten Bogor dan sekitarnya

Beberapa spesies lainnya yang ditemukan di Kabupaten Bogor dan sekitarnya memiliki jumlah lokasi penemuan yang beragam. B. umbrosa, B. calumniata, B. cucurbitae, B. albistrigata, B. caudata diketahui memiliki

persebaran cukup tinggi dengan jumlah individu cukup tinggi (Gambar 29). Berdasarkan tipe lokasi penemuannya, 5 spesies ini umum ditemukan pada habitat homogen atau area budidaya tanaman hortikultura yang tersebar merata di hampir seluruh Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

Gambar 29 Persebaran B. umbrosa (C), B. calumniata (D), B. cucurbitae (E), B. albistrigata (F), B. caudata (G) dan B. verbascifoliae (H) di Kabupaten Bogor dan sekitarnya

B. usitata, B. vulta, B. limbifera, B. melastomatos, D. longicornis, B. tau, B. mollucensis dan B. occipitalis ditemukan pada lokasi penemuan dengan jumlah

H

terbatas. Selain itu, keberadaan spesies-spesies ini umumnya ditemukan pada habitat dengan jenis vegetasi tertentu. Pola persebaran dari B. usitata, B. vulta, B. limbifera, B. melastomatos, D. longicornis dan B. mollucensis di Kabupaten Bogor dan sekitarnya disajikan pada Gambar 30.

Gambar 30 Persebaran B. usitata (I), B. vulta (J), B. limbifera (K), B. melastomatos (L), D. longicornis (M), dan B. mollucensis (N) di Kabupaten Bogor dan sekitarnya

B. occipitalis dan B. tau juga didapatkan dengan jumlah terbatas pada jumlah lokasi yang terbatas (Gambar 31). Tidak berbeda dengan B. usitata, B.

L

vulta, B. limbifera, B. melastomatos, D. longicornis dan B. mollucensis, 2 spesies ini

Gambar 31 Persebaran B. tau (O), B. occipitalis (P) di Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

ditemukan pada habitat hutan dengan skala luasan yang beragam yang terbentuk secara alami maupun non-alami yang dapat ditemukan pada wilayah Bogor Barat, Sukaraja, Cigudeg dan Bogor Timur.

Keanekaragaman Spesies dan Atraktan Lalat Buah

Pengambilan sampel imago lalat buah dengan menggunakan atraktan berupa ME dan CL diketahui berpotensi dalam melihat keanekaragaman spesies lalat buah di Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Kedua atraktan ini dapat menarik lalat buah dengan kisaran spesies cukup luas dibandingkan dengan atraktan lainnya. Berdasarkan hasil pemasangan perangkap dengan menggunakan atraktan ME dan CL yang diletakkan di area pengambilan sampel yang telah ditentukan, ditemukan 5 spesies lalat buah yang terperangkap ME dan 11 spesies yang terperangkap CL. Jumlah Individu, kategori dominasi serta jenis atraktan spesies lalat buah dilampirkan pada tabel 3.

Perbedaan atraktan yang digunakan juga diikuti perbedaan kelompok taksonomi spesies lalat buah yang tertarik oleh atraktan tersebut. Atraktan ME umumnya menarik spesies lalat buah dari genus Bactrocera dengan subgenus

P

Tabel 3 Jumlah individu, kategori dominasi serta jenis atraktan spesies lalat buah

No. Spesies lalat buah N F Nilai D D

Atraktan ME CL 1. B. (B.) carambolae 1 227 0.468 0.062 d √ 2. B. (B.) papayae 729 0.278 0.062 d √ 3. B. (B.) umbrosa 290 0.110 0.062 d √ 4. B. (B.) verbascifoliae 12 0.004 0.062 nd √ 5. B. (B.) occipitalis 3 0.001 0.062 nd √ Total individu 2 261 6. B. (Z.) cucurbitae 121 0.046 0.062 nd √ 7. B. (Z.) calumniata 63 0.024 0.062 nd √ 8. B. (B.) albistrigata 113 0.043 0.062 nd √ 9. B. (Z.) vulta 1 0.0004 0.062 nd √ 10. B. (B.) usitata 15 0.005 0.062 nd √ 11. B. (B.) limbifera 1 0.0003 0.062 nd √ 12. B. (Z.) caudata 29 0.011 0.062 nd √ 13. B. (Z.) tau 4 0.001 0.062 nd √ 14. B. (B.) mollucensis 6 0.002 0.062 nd √ 15. B. (B.) melastomatos 1 0.0003 0.062 nd √ 16. D. (C.) longicornis 6 0.002 0.062 nd √ Total individu 360 17. B. (B.) latifrons* 18. B. (B.) mcgregori*

Ket: N (total individu); F (frekuensi relatif); D: 1/seluruh spesies (dominansi) (Falcão de SÃ et al. 2012); F>D (d/dominan); F<D (nd/non dominan); *(hasil pemeliharaan inang)

Bactrocera. Sedangkan CL dapat menarik lalat buah dari genus Bactrocera sp. dan Dacus sp. yang terdiri dari beragam subgenus yaitu Bactrocera (Zeugodacus),Bactrocera (Bactrocera) dan Dacus (Callantra).

Spesies Lalat Buah dan Tanaman Inang

Pemeliharaan inang lalat buah umumnya dilakukan untuk melihat hubungan antara spesies lalat buah dan inangnya. Berdasarkan hasil pemeliharaan inang lalat buah yang dilakukan, ditemukan 7 spesies lalat buah yang berperan sebagai hama pada 22 spesies tanaman hortikultura dan 2 spesies tanaman hutan yang termasuk ke dalam 14 famili (Tabel 4). Beberapa spesies tanaman yang diketahui

Tabel 4 Famili dan spesies inang lalat buah yang berasosiasi dengan spesies lalat buah di Kabupaten Bogor dan sekitarnya

No. Famili Spesies Inang Spesies Lalat Buah

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Myrtaceae S. aqueum * * * 2. P. guajava * * * 3. Averrhoaceae A. carambolae * * * 4. A. bilimbi * 5. Solanaceae C. annum * * 6. C. frustescens * * 7. S. melongena * * 8. S. lycopersicum * * 9. Anacardiaceae M. indica * * 10. B. macrophylla * 11. Rutaceae C. amblycarpa * 12. C. reticulata * * 13. Cucurbitaceae C. sativus * * 14. M. charantia * * 15. L. cylindrica * * 16. Caricaceae C. papayae * 17. Lauraceae P. americana * 18. Moraceae A. integer * 19. A. heterophyllus * 20. Gnetaceae G. gnemon * 21. Meliaceae S. coetjape * 22. Thymelaeceae P. macrocarpa * 23. Melastomaceae M. affine *        24. Gmelinaceae G. arborea *        Total famili 8 7 1 2 1 2 1 1 Total spesies 10 13 3 4 2 2 1 2 Keterangan : 1 = B. carambolae, 2 = B. papayae, 3 = B. cucurbitae, 4 = B. calumniata, 5 = B.

memiliki asosiasi dengan kisaran spesies lalat buah tertinggi yaitu S. aqueum, P. guajava dan A. carambolae. Sedangkan spesies tanaman lainnya yang berasosiasi dengan kisaran spesies lalat buah terendah adalah G. arborea, M. affine, P. macrocarpa, S. coetjape, G. gnemon, A. heterophyllus, A. integer, P. americana, C. papayae, C. amblycarpa, B. macrophylla dan A. bilimbi.

Terdapat 3 kelompok lalat buah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah spesies tanaman serta famili yang berasosiasi terhadap masing-masing spesies lalat buah yaitu kelompok polifag, oligofag dan monofag. Spesies yang termasuk ke dalam kelompok polifag yaitu, B. carambolae, B. papayae, B. albistrigata dan B. calumniata yang diketahui mampu menyerang inang dari beberapa famili tanaman. B. umbrosa, B. cucurbitae dan B. latifrons mampu menyerang beberapa spesies inang yang terdapat dalam 1 famili yang terkategori sebagai serangga oligofag, sedangkan B. mcgregori diketahui hanya mampu menyerang 1 spesies inang dari 1 famili yang terkategori sebagai serangga monofag.

Keanekaragaman Lalat Buah pada Berbagai Habitat

Ketinggian wilayah yang berbeda serta tipe habitat diketahui dapat memberikan pengaruh terhadap keberadaan, keanekaragaman serta persebaran spesies lalat buah di suatu wilayah. Berdasarkan hasil pengambilan sampel yang dilakukan di tiga kelompok wilayah dengan ketinggian yang berbeda serta kategori tipe habitat yang berbeda, ditemukan bahwa jumlah spesies dan individu lalat buah tertinggi ditemukan pada daerah dataran sedang. Sedangkan dataran rendah dan dataran tinggi memiliki keanekaragaman spesies lalat buah serta persentase individu yang rendah. Persentase individu dan jumlah spesies lalat buah yang terdapat pada wilayah dengan ketinggian dan tipe habitat berbeda disajikan pada Gambar 32. B. carambolae, B. papayae, B. cucurbitae, B. umbrosa, B. calumniata dan B. albistrigata diketahui terdapat pada dataran rendah, dataran tinggi dan dataran sedang. Sedangkan beberapa spesies lainnya hanya dapat ditemukan pada dataran sedang atau dataran rendah.

Gambar 32 Persentase dan jumlah spesies lalat buah pada habitat heterogen dan homogen di dataran tinggi (atas), dataran sedang (tengah) dan dataran rendah (bawah) (ket: * tidak memiliki atraktan khusus)

Keanekaragaman Lalat Buah pada Berbagai Kategori Lanskap

Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh kategori lanskap terhadap keanekaragaman dan kelimpahan spesies lalat buah. Unsur-unsur yang terdapat di dalam suatu lanskap dapat memberikan pengaruh terhadap persebaran

Habitat Heterogen Habitat Homogen Dataran Tinggi (>500 m dpl) Dataran Sedang (100-500 m dpl) Dataran Rendah (<100 m dpl)

Spesies Lalat Buah

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pe rs ent as e J u m lah i n di vi du

lalat buah di suatu wilayah. Hutan merupakan salah satu kategori lanskap yang memiliki keanekaragaman spesies lalat buah tertinggi (Gambar 33). Sedangkan

Gambar 33 Persentase jumlah lalat buah pada kategori lanskap perumahan, hutan, pertanaman komersil di dataran tinggi (atas), dataran sedang (tengah) dan dataran rendah (bawah) (ket: * tidak memiliki atraktan khusus)

kategori lanskap perumahan merupakan kategori lanskap dengan persentase individu dan keanekaragaman lalat buah terkecil. Keberadaan kategori lanskap hutan pada dataran rendah dan dataran tinggi dengan jumlah terbatas mempengaruhi keanekaragaman spesies lalat buah di wilayah tersebut.

Dataran Sedang (100-500 m dpl)

Dataran Rendah (<100 m dpl)

Perumahan Hutan Pertanaman komersil Spesies Lalat Buah

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Persentase Individu Dataran Tinggi (>500 m dpl)

Interaksi Imago Lalat Buah dan Kutuputih (Hemiptera: Aleyrodidae) serta Tanaman Non-inang

Selain keberadaan inang lalat buah yang berperan sebagai sumber makanan bagi imago maupun larva lalat buah, keberadaan spesies serangga lain serta tanaman non- inang juga dapat mempengaruhi kestabilan populasi lalat buah di lapangan. Interaksi yang terjadi antara lalat buah, kutuputih dan tanaman non- inang yang ditemukan di salah satu titik pengambilan sampel terlampir pada Gambar 34.

Gambar 34 Imago lalat buah mengambil embun madu yang diproduksi serangga Aleyrodidae (Hemiptera) pada daun singkong di kecamatan Kemang Embun madu yang dihasilkan oleh serangga kutuputih (Aleyrodidae: Hemiptera) yang berasosiasi dengan tanaman singkong (ubi kayu) dapat menjadi sumber makanan alternatif bagi imago lalat buah. Hal ini dapat menyebabkan stabilnya jumlah individu imago lalat buah di suatu habitat.

Musuh alami

Musuh alami yang ditemukan pada penelitian ini merupakan parasitoid yang muncul pada pemeliharaan inang (Tabel 5). Parasitoid tidak muncul pada semua inang yang dipelihara. Parasitoid yang ditemukan umumnya berasal dari famili

Dokumen terkait