• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Mikrob Uji Anti Hama

Tabel 1 menunjukkan mortalitas ulat grayak pada perlakuan A3 (isolat ICBB 6095 24 mg/ 100 ml akuades), A2 (isolat ICBB 6095 16 mg/ 100 ml akuades), A1 (isolat ICBB 6095 8 mg/ 100 ml akuades) dan kontrol (100 ml akuades). Perlakuan A3 dari hari ke-1 setelah aplikasi mulai menunjukkan adanya kematian ulat dengan mortalitas 4.67%, sampai hari ke-7 mortalitas ulat mengalami kenaikan mencapai 38.10%. Perlakuan A2 baru menunjukkan adanya pengaruh terhadap mortalitas ulat pada hari ke-5 sebesar 19.05%, di hari ke-7 mortalitas ulat mencapai 33.33%. Hari ke-1 sampai ke-4 pada perlakuan A2 tidak

10

menunjukkan adanya mortalitas ulat. Hal ini terjadi karena toksin yang ada pada isolat kemungkinan belum terakumulasi pada ulat sehingga belum menunjukkan adanya mortalitas. Mortalitas ulat pada perlakuan A1 sampai hari ke-7 hanya mencapai 19.05%, kematian ulat mulai terjadi di hari ke-2 dengan mortalitas sebesar 4.67%. Perlakuan kontrol dari hari ke-1 sampai hari ke-7 tidak menunjukkan adanya kematian sehingga mortalitas ulat nilainya 0%. Pada kontrol juga terlihat ukuran ulat rata-rata menjadi lebih besar dibandingkan perlakuan yang lain. Berdasarkan uji statistik perlakuan A1, A2 dan A3 tidak menunjukkan beda nyata. Sehingga isolat ICBB 6095 memiliki kecenderungan dapat mempengaruhi mortalitas ulat grayak.

Tabel 1 Pengaruh isolat ICBB 6095 terhadap mortalitas ulat grayak (Spodoptera litura)

Perlakuan %Mortalitas Ulat pada Hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

Kontrol 0.00a* 0.00a 0.00a 0.00a 0.00a 0.00a 0.00a A1 0.00a 4.76a 4.76a 9.52a 14.29a 19.05a 19.05a

A2 0.00a 0.00a 0.00a 0.00a 19.05a 33.33a 33.33a

A3 4.76a 4.76a 4.76a 9.53a 33.33a 38.10a 38.10a

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf kepercayaan 95% ( =5%).

Adanya perbedaan persentase mortalitas ulat karena konsentrasi isolat yang diduga Bacillus thuringiensis berbeda, semakin tinggi konsentrasi isolat maka akan semakin besar tingkat mortalitasnya. Hasinu (2009) menyatakan bahwa perbedaan tingkat mortalitas ulat dipengaruhi oleh jumlah spora, semakin tinggi konsentrasi Bacillus thuringiensis maka jumlah sporanya akan semakin banyak dan mengakibatkan jumlah spora yang termakan oleh ulat uji juga akan lebih besar. Oppert (1999) juga menyatakan mikrob Bacillus thuringiensis memproduksi kristal protein yang dapat pembunuh serangga (ICPs) dan digunakan untuk mengendalikan hama utama. Kristal protein yang mengakibatkan ulat grayak pada pengujian ini mengalami kematian. Hal ini yang menjadikan Bacillus thuringiensis menginfeksi ulat grayak secara bertahap terhadap saluran percernaan. Kristal bakteri akan melarut dalam saluran pencernaan, dalam jaringan tersebut bakteri mengeluarkan toksin yang dapat mematikan serangga (Tampubolon et al. 2013).

Pada perlakuan isolat ICBB 6095 menunjukkan ulat grayak yang terinfeksi terlihat tidak agresif, lunak, mengeluarkan cairan dan warna berubah menjadi kehitaman (Gambar 1). Tampubolon et al. (2013) menyatakan bahwa gejala yang ditimbulkan Bacillus thuringiensis pada ulat grayak yaitu gerakan mulai lamban, perubahan warna dari warna hijau kecoklatan menjadi hitam, larva mulai lunak, mengeluarkan cairan dan warna menjadi hitam kemudian kering. Ulat grayak yang sudah mati warnanya berubah menjadi coklat tua atau kehitaman dan lunak. Tubuh ulat grayak berubah menjadi kering dan mengerut setelah beberapa hari mati.

11

Gambar 1 Ulat grayak (a) belum terinfeksi isolat ICBB 6095 (b) sudah terinfeksi isolat ICBB 6095

Pada uji anti hama isolat bakteri ICBB 6095 memiliki populasi sel berjumlah 1.28×108 cfu/ml. Berdasarkan Permentan No. 70/ Permentan/ SR.140/ 10/ 2011 maka isolat bakteri ICBB 8808 sesuai dengan standar mutu pupuk hayati dalam uji efektivitas. Permentan (2011) menyebutkan standar mutu pupuk hayati untuk populasi sel hidup bakteri sebesar ≥ 107

cfu/ml.

Uji Anti Bau

Perlakuan isolat ICBB 8808 dari 15 orang panelis mendapatkan skor rata-rata sebesar -1.07, perlakuan pupuk provibio sebesar 0.47 dan perlakuan akuades steril (kontrol) sebesar 0.73 (Tabel 2). Hasil skor rata-rata tersebut menunjukkan isolat ICBB 8808 memiliki pengaruh dalam mengurangi bau feses ayam. Uji statistik juga menunjukkan perlakuan ICBB 8808 hasilnya berbeda nyata. Skor perlakuan isolat ICBB 8808 hari ke-1 diperoleh dari 8 orang panelis, hari ke-2 diperoleh dari 4 orang panelis dan hari ke-3 diperoleh dari 3 orang panelis. Hasil penilaian tidak selalu menunjukkan penurunan skor. Hasil yang sama juga

ditunjukkan oleh perlakuan kontrol maupun “Provibio”. Hal ini dikarenakan jumlah panelis pada hari ke-1, 2 dan 3 tidak sama dan tidak mencapai 15 orang sehingga terjadi bias. Oleh karena itu, yang dapat dijadikan kesimpulan pada pengujian ini adalah hasil skor rata-rata semua panelis dari hari ke-1, 2 dan 3.

Hasil pengujian dapat dinyatakan bahwa perlakuan isolat ICBB 8808 agak kurang bau dibandingkan contoh baku, sedangkan perlakuan “Provibio” dan

kontrol memiliki bau yang hampir sama dengan contoh baku. Perlakuan

“Provibio” tidak menunjukkan hasil yang baik dalam menurunkan bau feses ayam. Hal ini kemungkinan terjadi karena konsentrasi “Provibio” yang diberikan terlalu rendah. Isolat ICBB 8808 dalam daftar nama mikrob koleksi ICBB diduga merupakan yeast yaitu Saccharomyces cerevisiae. Hasil perlakuan isolat ICBB 8808 terjadi karena pengaruh betaglukan yang terkandung dalam isolat ICBB 8808, sehingga radikal bebas yang membuat feses ayam memiliki bau tidak sedap dapat berkurang. Betaglukan merupakan kandungan dari dinding sel Saccharomyces cerevisiae (Ahmad 2005).

a

b

1 cm 1 cm

12

Tabel 2 Hasil akhir uji anti bau isolat ICBB 8808 pada feses ayam dengan metode organoleptik

Perlakuan Skor pada Hari ke- Skor rata-rata

1 2 3

Kontrol 0.25 1.5 1 0.73a*

Isolat ICBB 8808 -1 -0.75 -1.33 -1.07b

Provibio 0.125 1.25 0.33 0.47a

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf kepercayaan 95% ( =5%).

Pada perlakuan isolat fungi ICBB 8808 memiliki populasi sel berjumlah 6.4×107 cfu/ml. Berdasarkan Permentan No. 70/ Permentan/ SR.140/ 10/ 2011 maka isolat fungi ICBB 8808 sesuai dengan standar mutu pupuk hayati dalam uji efektivitas. Permentan (2011) menyebutkan standar mutu pupuk hayati untuk

populasi sel hidup fungi sebesar ≥ 104

cfu/ml.

Uji Pengomposan

Pengomposan dilakukan untuk menguji kemampuan mikrob dalam merombak bahan organik. Hasil analisis pengomposan dalam waktu 4 minggu menunjukkan C/N rasio terendah terdapat pada perlakuan isolat ICBB 8810 sebesar 22.02, kemudian perlakuan isolat ICBB 9182 sebesar 25.80, perlakuan

“Provibio” sebesar 27.46 dan kontrol menunjukkan angka tertinggi sebesar 30.01 (Tabel 3). Meskipun tidak berbeda nyata dalam uji statistik, namun isolat ICBB 8810 dan ICBB 9182 mampu menurunkan C/N rasio lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Sehingga isolat ICBB 8810 dan ICBB 9182 memiliki kecenderungan dapat mempercepat proses dekomposisi jerami. Pemberian isolat ICBB 8810 dan ICBB 9182 mendapatkan hasil C/N rasio yang lebih mendekati angka 20. Pengomposan berupaya menurunkan nisbah C/N bahan organik agar mendekati nisbah C/N tanah, yaitu dibawah 20 (Choiriah 2006). Isolat ICBB 8810 berdasarkan koleksi mikrob ICBB diduga Paenibacillus macerans dan ICBB 9182 diduga Phanerochaete sp. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Choiriah (2006) bahwa pemberian inokulan mampu menurunkan nisbah C/N terutama pada minggu ke-4.

Hasil analisis pH menunjukkan rata-rata nilai pada minggu ke-1 dan ke-2 mengalami peningkatan. Peningkatan pH terjadi karena meningkatnya jumlah kation-kation basa seperti kalium, kalsium dan magnesium serta adanya penghancuran protein dan pembebasan amoniak (Gaur 1981). Pada minggu ke-3 dan ke-4 disemua perlakuan mengalami penurunan nilai pH. Minggu ke-1 untuk perlakuan isolat ICBB 8810 dan minggu ke-2 disemua perlakuan diduga terjadi volatilisasi N karena nilai N-total mengalami penurunan. Sehingga menyebabkan nilai C/N rasio mengalami kenaikan. Choiriah (2006) menyatakan bahwa pada pH 9 dapat menyebabkan nitrogen hilang melalui pembentukan molekul amonia yang menguap, sedangkan pada pH yang terlalu asam (< 5) dapat menyebabkan terhentinya aktivitas mikrob. Nilai % KA pada minggu ke-1 sampai minggu ke-4 berada direntang nilai 54-75 (Lampiran 21).

13

Tabel 3 Hasil analisis pengomposan isolat ICBB 8810 & ICBB 9182 pada jerami

Perlakuan Minggu ke-

0 1 2 3 4 pH Kontrol 8.38 8.67 9.02 8.11 8.09 Isolat ICBB 8810 8.38 9.11 9.31 8.35 8.21 Isolat ICBB 9182 8.38 8.43 9.08 8.44 8.26 Provibio 8.38 8.57 9.12 8.54 8.37 C-organik Kontrol 44.32 43.76 42.01 41.52 40.82 Isolat ICBB 8810 44.32 42.64 41.25 40.49 39.77 Isolat ICBB 9182 44.32 43.57 41.94 40.88 40.63 Provibio 44.32 43.69 42.57 41.28 40.68 N-total Kontrol 1.13 1.33 1.26 1.32 1.36 Isolat ICBB 8810 1.13 0.90 0.72 1.54 1.80 Isolat ICBB 9182 1.13 1.49 1.06 1.51 1.57 Provibio 1.13 1.28 1.03 1.36 1.48 C/N rasio

Kontrol 39.22a* 32.90a 33.35b 31.44a 30.01a

Isolat ICBB 8810 39.22a 47.27a 56.95a 26.25a 22.02a

Isolat ICBB 9182 39.22a 29.18a 39.44b 27.10a 25.80a

Provibio 39.22a 34.10a 41.40b 30.08a 27.46a

*

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf kepercayaan 95% ( =5%).

Pada pengomposan isolat bakteri ICBB 8810 memiliki populasi sel berjumlah 1×108 cfu/ml dan isolat fungi ICBB 9182 berjumlah 3.8×105 cfu/ml. Berdasarkan Permentan No. 70/ Permentan/ SR.140/ 10/ 2011 maka isolat ICBB 8810 dan ICBB 9182 sesuai dengan standar mutu pupuk hayati dalam uji efektivitas. Permentan (2011) menyebutkan standar mutu pupuk hayati untuk

populasi sel hidup bakteri sebesar ≥ 107 cfu/ml dan fungi sebesar ≥ 104

cfu/ml.

Patogenitas terhadap Hewan & Hipersensitivitas terhadap Tanaman

“Provibio” mengandung 9 mikrob dan 1 mikrob yaitu isolat ICBB 7125

yang diduga Microbacterium lacticum sebagai bakteri selulolitik tidak bisa dikulturkan. Oleh karena itu, pengujian dilakukan hanya pada 8 mikrob yaitu ICBB 6088, ICBB 9098, ICBB 9251, ICBB 6099, ICBB 6095, ICBB 8810, ICBB 9182 dan ICBB 8808.

14

Uji Patogenitas terhadap Hewan

Hasil uji patogenitas dengan metode hemolisis menunjukkan reaksi positif pada ICBB 6095 dan ICBB 6099 dengan ciri membentuk zona bening, sedangkan ICBB 9098 tidak menunjukkan pertumbuhan (Tabel 4). Hal ini diduga ICBB 6095 dan ICBB 6099 memiliki potensi patogen terhadap hewan yang dapat melisiskan

darah secara tidak sempurna (α-hemolysis). Mikrob dikatakan α-hemolysis apabila eritrosit tidak dapat pecah dengan sempurna, mikrob tersebut memiliki protein heterogen yang dapat melisiskan eritrosit (Burrows et al. 1954). hemolisis terjadi apabila eritrosit dapat pecah dengan sempurna (Widyastutik et al. 2013).

ICBB 6095 memiliki potensi patogen terhadap hewan. Berdasarkan uji anti hama juga menunjukkan ICBB 6095 dapat membunuh ulat grayak. ICBB 9098 tidak menunjukkan pertumbuhan sampai inkubasi 48 jam dan diduga karena media pertumbuhannya kurang sesuai atau pertumbuhannya yang lambat.

Tabel 4 Hasil uji patogenitas 8 isolat terhadap hewan dengan metode hemolisis

Kode Isolat Jam ke- Ciri sekitar koloni

24 48

ICBB 6088 ‒ ‒ ‒

ICBB 9098 a a a

ICBB 9251 ‒ ‒ ‒

ICBB 6099 + + Zona bening

ICBB 6095 + + Zona bening

ICBB 8810 ‒ ‒ ‒

ICBB 9182 ‒ ‒ ‒

ICBB 8808 ‒ ‒ ‒

a

Tidak menunjukkan pertumbuhan.

Uji Hipersensitivitas terhadap Tanaman

Pengujian dilakukan terhadap daun tembakau untuk melihat reaksi hipersensitivitas terhadap tanaman. Pengujian patogen terhadap tanaman menurut Kerr dan Gibb (1977) terjadi apabila terjadi nekrosis pada daun tembakau setelah diinjeksikan bakteri, dimana terjadi hubungan yang compatible antara patogen dan tembakau. Hasil pengujian menunjukkan reaksi negatif disemua mikrob sampai hari ke-7 (Tabel 5). Hal ini dibandingkan dengan kontrol yang nilainya negatif. Hasil pengamatan pada daun tembakau tidak menunjukkan adanya bercak kekuningan atau kecoklatan yang mencirikan terjadinya nekrosis. Wahyudi et al. (2011) menyatakan bahwa reaksi positif patogen ditunjukkan dengan perubahan warna kecoklatan pada area masuknya bakteri pada waktu 48 jam, reaksi yang sama juga terjadi dengan munculnya bercak kekuningan hingga coklat pada

permukaan daun tembakau dengan kontrol negatif berupa akuades steril. Hasil uji hipersensitifitas memperlihatkan hasil negatif pada 8 isolat atau

15

patogen terhadap tanaman. Oleh karena itu, 8 mikrob yang telah diuji dapat diaplikasikan ke tanaman tanpa merusak jaringan tanaman khususnya pada daun. Tabel 5 Hasil uji hipersensitivitas 8 isolat pada daun tembakau

Perlakuan Hari ke-

1 2 3 4 5 6 7 Kontrol ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ a ICBB 6088 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 9098 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 9251 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 6099 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 6095 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 8810 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 9182 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 8808 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ a

Tidak menunjukkan nekrosis.

Antagonisme Antar Mikrob dalam Pupuk Hayati

Pengujian dilakukan hanya pada 8 mikrob yaitu ICBB 6088, ICBB 9098, ICBB 9251, ICBB 6099, ICBB 6095, ICBB 8810, ICBB 9182 dan ICBB 8808. Hal ini dilakukan karena isolat ICBB 7125 yang diduga Microbacterium lacticum sebagai bakteri selulolitik tidak dapat dikulturkan.

Hasil uji antagonisme yang disajikan pada Tabel 6 menunjukkan ICBB 6088 dan ICBB 6099 saling antagonis. Hal ini terjadi karena terlihat zona bening disekitar paper disc sehingga ada kompetisi antar mikrob dalam mendapatkan sumber makanan. Hasil berbeda ketika ICBB 6088 diuji dengan ICBB 9098, ICBB 9251, ICBB 6095, ICBB 8810, ICBB 9182 dan ICBB 8808 yang tidak menunjukkan zona bening. Sama halnya dengan ICBB 6099 yang tidak menunjukkan zona bening ketika diuji dengan ICBB 9098, ICBB 9251, ICBB 6095, ICBB 8810, ICBB 9182 dan ICBB 8808.

Mikrob yang menunjukkan sifat tidak saling antagonis pertumbuhannya akan baik ketika ditempatkan dalam satu media. Hal ini terjadi karena tidak adanya kompetisi dalam pertumbuhan. Sehingga mikrob tersebut ketika digabungkan dalam satu bahan pembawa maka mikrob akan tetap tumbuh. Manalu (2013) menyatakan jika isolat tidak saling antagonis, aktivitas penghambatan dari pertumbuhan masing-masing mikrob tidak terjadi dan jika isolat tersebut ditumbuhkan bersamaan dalam satu media maka masing-masing isolat akan tetap tumbuh dan tidak saling menghambat.

16

Tabel 6 Hasil uji antagonis antar mikrob pada 8 isolat Kode Isolat ICBB

6088 ICBB 9098 ICBB 9251 ICBB 6099 ICBB 6095 ICBB 8810 ICBB 9182 ICBB 8808 ICBB 6088 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 9098 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 9251 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 6099 + ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 6095 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 8810 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 9182 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ICBB 8808 ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ Identifikasi Mikrob

Identifikasi yeast menunjukkan ICBB 8808 memiliki karakter morfologi koloni berwarna putih kekuningan, bentuk sirkular, permukaan licin dan tekstur lunak, morfologi sel terlihat berbentuk oval atau bulat telur dengan ukuran 2.5 µm (Gambar 1). Yeast adalah mikroorganisme tunggal yang biasanya memiliki ukuran 5-10 kali lebih besar dari bakteri atau sekitar 5-20 µm (Putranto et al. 2010). Vallejo et al. (2013) saat meneliti ragi yang digunakan untuk memfermentasikan chica (minuman tradisional dari Peru) mengidentifikasikan Saccharomyces cerevisiae dengan ciri sel berbentuk oval, koloni berwarna putih dan cembung. Berdasarkan ciri morfologi koloni dan bentuk sel, ICBB 8808 mendekati ciri Saccharomyces sp.

ICBB 9182 menunjukkan koloni membentuk warna merah dan sel memiliki clump connection dengan diameter hifa sekitar 1.5 µm (Gambar 2). Warna merah pada cendawan lignolitik disebabkan oleh aktivitas lakase atau peroksidase dan clump connection menunjukkan ciri dari kelas Basidiomisetes (Thorn et al. 1996). Nurafni (2013) menyatakan pertumbuhan hifa kelas Basidiomisetes dan Askomisetes memiliki diameter sekitar 5-20 µm. Berdasarkan warna merah di koloni dan adanya clump connection di sel menunjukkan ICBB 9182 mendekati ciri fungi kelas Basidiomisetes.

Tabel 7 menunjukkan karakter morfologi dan fisiologi bakteri yang terkandung dalam pupuk hayati “Provibio”. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat perbedaan karakteristik pada setiap isolat yang diuji. Sehingga pembacaan hasil identifikasi secara manual berpedoman pada buku identifikasi bakteri yaitu Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.

Isolat ICBB 6088 memiliki bentuk koloni sirkular, cembung, tepian rata, tekstur permukaan basah licin pada media NA dengan morfologi sel berbentuk batang dan ukuran 1 μm. ICBB 6088 memiliki reaksi Gram negatif, tidak motil dan oksidase positif. Pertumbuhan pada media dengan pH 5.7 positif, tetapi hasil pertumbuhan negatif pada suhu 45°C dan 65°C. Isolat ICBB 6088 juga tidak dapat memfermentasikan sukrosa. Berdasarkan karakteristik tersebut dengan berpedoman pada Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et al. 1994) serta analisis yang dilakukan Sari (2014) dapat diduga ICBB 6088

17

mendekati ciri genus Azospirillum. Sehingga ICBB 6088 diidentifikasikan sebagai Azospirillum sp.

Koloni isolat ICBB 9098 berbentuk sirkular, elevasi cembung, tepian rata, tekstur permukaan basah licin. Morfologi sel berbentuk batang-kokus dengan ukuran 1 μm dan reaksi Gram negatif. Pertumbuhan pada suhu 25°C positif, tetapi pada suhu 45°C dan 65°C negatif. Reaksi methyl red positif, memproduksi katalase dan oksidase, tidak motil dan tidak dapat menghidrolisis kasein maupun pati. Karakteristik tersebut berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative

Bacteriology (Holt et al. 1994) serta analisis yang dilakukan Sari (2014) dapat diduga ICBB 9098 mendekati ciri genus Azotobacter. Sehingga ICBB 9098 diidentifikasikan sebagai Azotobacter sp.

ICBB 9251 ketika ditumbuhkan di media NA koloninya berbentuk sirkular, elevasi cembung, tepian rata dan tekstur permukaan basah licin. Morfologi sel berbentuk batang dengan ukuran 0.5 μm, reaksi Gram negatif dan tidak motil. Produksi katalase dan oksidase positif, tetapi tidak dapat menghidrolisis kasein maupun pati. Berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et al. 1994) karakteristik isolat tersebut lebih mendekati ciri Bradyrhizobium sp.

Isolat ICBB 6099 memiliki ciri morfologi koloni berbentuk tak beraturan, elevasi timbul, tepian berombak dan tekstur permukaannya kering. Reaksi Gram menunjukkan positif, motil, katalase positif dan ukuran sel 1 μm. Isolat ini pada uji patogenitas terhadap hewan menunjukkan hasil positif sehingga berpotensi patogen terhadap hewan. Hal ini sangat berbeda dengan ciri genus Lactobacillus yang tercantumkan pada buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Menurut Sari (2014) isolat ICBB 6099 lebih mendekati ciri genus Listeria. Holt et al. (1994) menyatakan bahwa Lactobacillus sangat jarang bersifat patogen, jarang motil dan katalase negatif. Sedangkan beberapa spesies dari genus Listeria menurut Holt et al. (1994) bersifat patogen terhadap hewan dan manusia. Oleh karena itu, isolat ICBB 6099 diidentifikasikan sebagai Listeria sp.

Isolat ICBB 6095 memiliki bentuk morfologi koloni tak beraturan, elevasi datar, tepian berlekuk dan tekstur permukaan kering. Morfologi sel berbentuk batang dengan ukuran 1.5 µm, reaksi Gram positif dan tidak motil. Produksi katalase dan hidrolisis kasein negatif, sedangkan produksi oksidase dan hidrolisis pati positif. Pertumbuhan pada suhu 25°C positif, tetapi pada suhu 45°C dan 65°C negatif. Hal ini berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et al. 1994), isolat ICBB 6095 mendekati ciri genus Bacillus. Hasil uji mikrob anti hama menunjukkan isolat ICBB 6095 dapat mempengaruhi mortalitas ulat grayak yang merupakan serangga serta berpotensi patogen terhadap hewan. Oleh karena itu, isolat ICBB 6095 dapat diduga sebagai spesies Bacillus thuringiensis.

Morfologi koloni isolat ICBB 8810 berbentuk kumparan, elevasi timbul, tepi koloni berombak dan tekstur permukaan kering. Reaksi Gram menunjukkan hasil positif, bentuk sel batang dan berukuran 1 µm. Tidak motil, anaerobik dan tumbuh pada media bersuhu 25°C, pada suhu 45°C dan 65°C tidak menunjukkan pertumbuhan. Berdasarkan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et al. 1994), isolat ICBB 8810 mendekati ciri Bacillus sp.

Ada 2 perbedaan penamaan hasil identifikasi dengan daftar nama koleksi mikrob ICBB yaitu ICBB 6099 dan ICBB 8810. ICBB 6099 yang diduga sebagai Lactobacillus sp. ternyata cirinya lebih mendekati Listeria sp., ICBB 8810 yang diduga sebagai Paenibacillus macerans ternyata cirinya mendekati Bacillus sp.

18

Hal ini kemungkinan isolat ICBB 6099 telah terjadi kontaminasi pada biakan induk karena bersifat patogen terhadap hewan serta antagonis terhadap isolat ICBB 6088.

Gambar 2 Identifikasi morfologi yeast ICBB 8808 (a) sel ICBB 8808 (b) koloni ICBB 8808

Gambar 3 Identifikasi morfologi fungi ICBB 9182 (a) sel ICBB 9182 (b) koloni ICBB 9182 a c b a a b 2.5 µm 5 µm 1 cm 1 cm

13 Tabel 7 Identifikasi morfologi dan fisiologi bakteri

Karakter Kode Isolat

ICBB 6088 ICBB 9098 ICBB 9251 ICBB 6099 ICBB 6095 ICBB 8810

Morfologi Koloni :

-Warna Krem Kuning

Kecoklatan Krem Krem Krem Krem

-Bentuk Koloni Sirkular Sirkular Sirkular Tak beraturan Tak beraturan Kumparan

-Elevasi Cembung Cembung Cembung Timbul Datar Timbul

-Tepi Rata Rata Rata Berombak Berlekuk Berombak

-Tekstur Basah, licin Basah, licin Basah, licin Kering Kering Kering

Morfologi Sel Batang Batang-kokus Batang Batang Batang Batang

Reaksi Gram ‒ ‒ ‒ + + +

Ukuran Sel (μm) 1 1 0.5 1 1.5 1

Motil Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya

Biokimia : -KOH + + + ‒ ‒ ‒ -Aminopeptidase + + + ‒ ‒ ‒ -Produksi Katalase ++ + ++ ++ ++ ++ -Produksi Oksidase + + + + + + -Produksi H2S ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ -Hidrolisis Kasein ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ -Hidrolisis Pati ‒ ‒ ‒ + + + Pertumbuhan : -Suhu 25°C + + + ++ ++ ++ 19

14

...Lanjutan Tabel 7

Karakter Kode Isolat

ICBB 6088 ICBB 9098 ICBB 9251 ICBB 6099 ICBB 6095 ICBB 8810

-Suhu 45°C ‒ ‒ + ‒ ‒ ‒

-Suhu 65°C ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒

-pH 5.7 + + + + + +

-Anaerobik ‒ + + + + +

-NaCl 7% ‒ ‒ + ‒ ‒ ‒

Methil Red broth ‒ + + + + +

Egg Yolk Reaction ‒ ‒ ‒ + + +

Uji Patogenitas terhadap

Hewan ‒ ‒ ‒ + + ‒

Uji Hipersensitivitas

terhadap Tanaman ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒

Kemampuan Membunuh

Spodoptera litura ‒ ‒ ‒ ‒ + ‒

Hasil Identifikasia Azospirillum

sp.* Azotobacter sp.* Bradyrhizobium sp. Listeria sp. * Bacillus thuringiensis Bacillus sp. a

Sumber: Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holth et al. 1994)

*

Sumber: Sari (2014).

15

Dokumen terkait