• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Efek Hambat Sabun Pembersih Wajah Antiacne Terhadap Pertumbuhan Propionibacterium acnes

Dari penelitian yang telah dilakukan, yang dilakukan secara triplo (satu kali percobaan menggunakan tiga cawan dengan perlakuan yang sama), didapatkan hasil bahwa ketiga bahan uji berupa sabun pembersih wajah antiacne terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes (P.acnes),yaitu sabun pembersih wajah antiacne SA, PD, dan BR , sedangkan sabun pembersih wajah antiacne CC tidak dapat menghambat pertumbuhan P.acnes. Diantara ketiga sabun pembersih wajah antiacne yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri P.acnes, yang memiliki zona hambat paling besar, yaitu BR. PD memiliki zona hambat paling kecil diantara sabun pembersih wajah antiacne lainnya. (Gambar 4.4)

Dari percobaan yang dilakukan, peneliti berkesimpulan bahwa sabun pembersih wajah antiacne CC tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam, pada zona hambat yang terbentuk didapatkan adanya pertumbuhan koloni Propionibacterium acnes. Kemudian, peneliti mengambil sampel bakteri yang tumbuh pada zona hambat yg dibentuk oleh sabun pembersih wajah, setelah itu dilakukan kultur dan pewarnaan Gram untuk memastikan koloni tersebut. Peneliti juga melakukan kultur sabun pembersih wajah, ternyata tidak terdapat adanya kontaminasi dari sabun pembersih wajah ataupun dari hasil kultur koloni yang ada diantara zona hambat sabun pembersih wajah. Kemudian, peneliti melakukan percobaan dengan melakukan inkubasi kurang dari 24 jam, yaitu 14 jam. Setelah inkubasi terbentuk zona hambat sebesar 15mm. (Gambar 4.2)

Setelah mengukur zona hambat yang terbentuk, inkubasi dilanjutkan sampai dengan 24 jam kemudian zona hambat kembali diukur. (Gambar 4.4)

24

Tabel 4.1 Zona Hambat Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan secara triplo setelah inkubasi 14 jam.

Sabun Pembersih Wajah Zona Hambat (mm) Rata-rata Zona Hambat (mm)

SA 10 SA 10 10,33 SA 11 PD 7 PD 8 7,67 PD 8 BR 18 BR 18 18 BR 18 CC 15 CC 15 15 CC 15 0 5 10 15 20 25 30 35 SA PD BR CC (+) (-) Di a m e te r R a ta -R a ta Z o n a H a m b a t (m m ) Diameter Zona Hambat Rata-Rata

Gambar 4.1. Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih Wajah antiacne terhadap Propionibacterium acnes setelah inkubasi14 jam.

(+): clyndamycin 10ug/mL (-): ethanol 96%

25

Gambar 4.2 Zona Hambat Sabun Pembersih Wajah antiacne SA, PD, BR, CC, Kontrol (-) Ethanol 96% dan Kontrol (+) Clyndamycin 10ug/mL Terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes setelah inkubasi 14 jam.

Tabel 4.2 Zona Hambat Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan secara triplo setelah inkubasi 24 jam.

Sabun Pembersih Wajah Zona Hambat (mm) Rata-rata Zona Hambat (mm)

SA 14 SA 14 14 SA 14 PD 10 PD 11 10,33 PD 10 BR 23 BR 24 22 BR 22 CC 0 CC 0 0 CC 0

CC

SA

BR

PD

(-)

(+)

26

Gambar 4.3. Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih Wajah antiacne terhadap Pertumbuhan Bakteri

Propionibacterium acnes setelah inkubasi 24 jam.

Gambar 4.4 Zona Hambat Sabun Pembersih Wajah antiacne SA, PD, BR, , Kontrol (-) Ethanol 96% dan Kontrol (+) Clyndamycin 10ug/mL terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes setelah inkubasi 24 jam. (+): clyndamycin 10ug/mL (-): ethanol 96%

BR

PD

SA

(+)

(-)

CC

27

Tabel 4.3 Perbandingan Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih Wajah yang dilakukan secara triplo setelah inkubasi 14 dan 24 jam. Sabun Pembersih Wajah Zona Hambat Rata-rata

inkubasi 14 jam (mm)

Zona Hambat Rata-rata inkubasi 244 jam (mm)

SA 10,33 14

PD 7,67 10,33

BR 18 22

CC 15 0

Gambar 4.5 Perbandingan Diameter Zona Hambat Rata-rata Beberapa Sabun Pembersih Wajah antiacne terhadap Pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes setelah inkubasi 14 jam dan 24 jam.

Dari keempat merek sabun pembersih wajah antiacne yang diujikan (SA, PD, BR, CC), tiga diantaranya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes . Sabun pembersih wajah antiacne yang memiliki zona hambat paling besar, yang berarti paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes mengandung triklosan yang tidak dimiliki oleh ketiga sabun pembersih wajah antiacne lain yang diujikan, sebagai anti bakteri, triklosan merupakan antimikroba spektrum luas dan bersifat non-ionik, dimana dapat menghambat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Triklosan diketahui mempunyai aktivitas antibakteri yang sangat kuat. Target utama aksi triklosan

28

yaitu membran sitoplasma bakteri. Triklosan secara langsung merusak RNA dan sintesis protein bakteri. Triklosan merupakan agen antibakteri yang bersifat hidrofobik sehingga dapat berdifusi dengan mudah melalui lapisan lemak pada kulit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tae-Wan Lee dkk (2003) yang membuktikan dengan konsentrasi triklosan 0,01% sudah dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi hambat minimum.26,27 Selain triklosan, juga terdapat asam laurat yang memiliki aktivitas bakterisidal kuat, hal ini dibuktikan melalui penelitian oleh Nakatsuji, et al (2009) dimana konsentrasi hambat minimum asam laurat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes 15 kali lebih rendah dari benzoil peroksida.28

Sabun pembersih wajah antiacne SA menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes lebih lemah dibandingkan dengan sabun pembersih wajah antiacne BR. Sabun pembersih wajah ini memiliki kandungan antibakteri asam laurat, sama dengan sabun cuci muka BR.28 Sabun pembersih wajah ini juga dilengkapi dengan ekstrak pegagan (Centella asiatica). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh J. Pharm (2010), dengan konsentrasi 125ug/mL dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan membentuk zona hambat sebesar 8mm. Konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi hambat minimum.29,30

Sabun pembersih wajah antiacne PD memiliki efek hambat yang lebih kecil dibandingkan dengan sabun pembersih wajah antiacne BR dan SA. Kandungan pada sabun pembersih wajah antiacne PD yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri yaitu asam salisilat. Asam salisilat merupakan antibakteri yang bekerja secra bakteriostatik, namun sifat bakteriostatiknya lemah. Asam salisilat juga diketahui memiliki efek komedolitik yang ringan. Zat ini memiliki sifat lipofilik, mampu penetrasi ke dalam unit pilosebasea dan memberi efek komedolitik meskipun tidak sekuat asam retinoid.31 Selain itu, pada sabun pembersih ini juga mengandung asam laurat seperti sabun pembersih wajah BR.28 Zat lain yang terkandung dalam sabun pembersih wajah antiacne ini yaitu kaolin clay. Kaolin clay merupakan salah satu mineral yang berasal dari tanah yang

29

berbahan dasar kaolinite. Memiliki kemampuan untuk mengangkat minyak berlebih dan kotoran dari kulit maka tidak menyumbat pori-pori, sehingga mencegah pembentukan jerawat.

Sabun pembersih wajah antiacne CC tidak memiliki efek hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes setelah diinkubasi selama 24 jam, namun memiliki efek hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes setelah dilakukan inkubasi selama 14 jam. Peneliti mengukur zona hambat setelah inkubasi 14 jam karena waktu pertumbuhan bakteri mulai optimum saat fase logaritmik yaitu saat12 jam, kemudian peneliti mengambil range untuk dilakukannya inkubasi antara 12-24 jam untuk melihat zona hambat yang terbentuk.

Kandungan antibakteri dalam sabun pembersih wajah antiacne ini sama dengan sabun pembersih wajah antiacne PD yaitu asam salisilat, dimana asam salisilat merupakan antibakteri yang bersifat bakteriostatik yang lemah.31 Hingga saat ini, tumbuhnya kembali koloni Propionibacterium acnes setelah inkubasi 24 jam dapat disebabkan adanya faktor-faktor lain yang belum dilakukan penelitian oleh peneliti.

Data hasil penelitian zona hambat 14 jam dan zona hambat 24 jam ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji One-way ANOVA, maka dilakukan dengan uji Kruskall walis. Dari hasil uji Kruskall walis didapatkan nilai p=0,005 untuk zona hambat 14 jam dan p=0,014 untuk zona hambat 24 jam dimana nilai p<0,05. Hal ini menunjukan adanya perbedaan bermakna antara sabun pembersih wajah antiacne dengan efek hambat bakteri Propionibacterium acnes.

Kemudian untuk membandingkan zona hambat 14 jam dan 24 jam dilakukan uji komparatif, uji T berpasangan. Data hasil penelitian ini memenuhi syarat untuk dilakukannya uji T berpasangan. Dari hasil uji statistik ini didapatkan nilai p=0,000(p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara zona hambat yang dibentuk setelah 14 jam dengan zona hambat yang dibentuk setelah 24 jam.

30

4.2 Derajat Keasaman Beberapa Sabun Pembersih Wajah

Pengukuran derajat keasaman pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah derajat keasaman sabun pembersih wajah mempengaruhi zona hambat bakteri. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat pH meter digital, didapatkan ketiga sabun cuci muka antiacne bersifat basa yaitu SA, PD, dan BR dengan derajat keasaman diatas 7, sedangkan sabun cuci muka antiacne CC bersifat asam dengan derajat keasaman dibawah 7. (Tabel 4.4)

Tabel 4.4 Derajat Keasaman Sabun Pembersih Wajah Antiacne

Sabun Cuci Muka antiacne Derajat Keasaman (pH)

SA (triklosan, asam laurat) 7,4 PD (asam salisilat, asam laurat) 8,1

BR (trikosan, asam laurat) 7,9

CC (asam salisilat) 4,2

Data hasil pengukuran pH dengan zona hambat 14 jam dan 24 jam dilakukan pengujian statistik untuk mengetahui korelasi antara pH dan zona hambat. Uji yang dilakukan adalah uji korelatif pearson karena memenuhi syarat distribusi kedua data normal. Dari uji statistik Pearson didapatkan hasil p=0,462(p<0,05) menunjukan tidak adanya hubungan antara nilai pH dengan zona hambat yang terbentuk.

31

Dokumen terkait