Mutu Benih Galur Tetua
Tetua benih hibrida menggunakan galur murni yang homogen homozigot. Galur murni yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua kelompok yang berbeda daya berkecambahnya. Tetua dari latar belakang yang berbeda berpengaruh terhadap mutu benih jagung komposit yang dihasilkan (Munamava et al. 2004). Tetua mewariskan sifat yang dimiliki kepada turunannya dengan proporsi seimbang, 50% dari tetua jantan dan 50% dari tetua betina, selama sifat tersebut dikendalikan secara genetik oleh gen dalam inti sel. Pengamatan mutu benih tetua penting untuk diketahui sebagai pembanding hibrida.
Berdasarkan mutu fisiologisnya, tetua dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok tetua yang bermutu fisiologis tinggi dan kelompok yang bermutu fisiologis rendah. Peubah-peubah penting seperti daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, bobot kering sepuluh kecambah normal, dan vigor daya simpan menunjukkan BS07 dan BS30 lebih tinggi dibandingkan BS50 dan BS32 (Tabel 2).
Tetua BS07 dan BS30 memiliki daya berkecambah benih di atas 95%, didukung dengan indeks vigor di atas 70%, kecepatan tumbuh diatas 20% per etmal, dan pertumbuhan kecambah yang serempak. Tetua BS32 dan BS50 memiliki daya berkecambah dibawah 80%, indeks vigor dibawah 40%, kecepatan tumbuh dibawah 15% per etmal, dan pertumbuhan kecambah yang kurang serempak. Kecambah tetua BS07 memiliki panjang plumula dan panjang akar primer yang lebih panjang dibanding BS32 dan BS50, sedangkan BS30 tidak berbeda nyata. Jumlah akar seminal BS07 dan BS30 lebih banyak dibandingkan dua galur lainnya. Perbedaan keragaan fisik kecambah tersebut berpengaruh pada bobot kering sepuluh kecambah normal, dimana BS07 dan BS30 lebih tinggi dibandingkan BS32 dan BS50.
15
Pengaruh Tetua Betina
Persilangan antar tetua mewariskan sifat-sifat yang dimiliki kepada zuriatnya. Sifat-sifat yang diwariskan merupakan sifat yang dikendalikan oleh gen dalam inti sel dan atau gen dalam sitoplasma. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh gen dalam inti sel, menghasilkan zuriat yang memiliki sifat gabungan dari kedua tetuanya. Sifat yang dikendalikan oleh gen dalam sitoplasma akan mewaris dari tetua betina kepada zuriatnya.
Peubah-peubah pengamatan memiliki respon yang berbeda terhadap persilangan antar tetua. Uji t menunjukkan nilai tengah peubah-peubah pada hibrida tertentu berbeda dengan hibrida resiproknya. Peubah-peubah yang nilai tengahnya berbeda antara hibrida dan hibrida resiproknya mengindikasikan peubah itu dikendalikan oleh gen diluar inti (Tabel 3).
Persilangan dua tetua yang memiliki daya berkecambah tinggi (BS07 dan BS30) disilangkan dengan dua tetua lain yang memiliki daya berkecambah relatif rendah (BS50 dan BS32). Berdasarkan uji t, tetua betina (efek maternal) berpengaruh terhadap beberapa peubah, namun tidak konsisten pada seluruh pasangan tetua. Daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, panjang plumula, dan jumlah akar seminal sebagian pasangan tetua dipengaruhi oleh tetua betina. Peubah vigor daya simpan, bobot kering sepuluh kecambah normal, dan panjang akar primer tidak dipengaruhi oleh tetua betina (Tabel 3).
Tabel 2 Mutu benih empat galur tetua jagung hibrida Galur tetua Daya berkecambaha Indeks vigora Vigor daya simpana Kecepatan tumbuha Keserempakan tumbuha (%) (%) (%) (% etmal-1) (%)
BS07 97.00a 85.50a 66.50a 23.29a 92.25a
BS30 96.75a 73.63b 80.00a 22.67a 80.88b
BS50 74.63b 33.50c 14.63b 14.14b 47.50c BS32 46.00c 6.00d 31.13b 8.19c 12.00d Koefisien keragaman 3.17 8.88 23.93 10.05 9.83 Bobot kering 10 kecambah normala Panjang plumulaa Panjang akar primera Jumlah akar seminala (g) (cm) (cm)
BS07 0.37a 9.66a 12.48a 2.60a
BS30 0.34a 8.00ab 11.16ab 2.37a
BS50 0.24b 6.58b 9.89b 1.81b
BS32 0.24b 7.22b 9.60b 0.79c
Koefisien
keragaman 14.74 14.99 12.82 14.54
a
Angka-angka pada kolom peubah yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji selang berganda Duncan.
16
Pengaruh tetua betina pada benih dipengaruhi oleh pasangan tetuanya dan hanya muncul pada beberapa peubah pengamatan. Daya berkecambah benih dipengaruhi oleh tetua betina pada benih jagung hibrida pasangan BS07xBS50, BS30xBS32, dan BS30xBS50. Ketidak konsistenan pengaruh tetua betina terhadap hibrida yang dihasilkan menunjukkan komposisi tetua ikut berperan dalam analisis ini. Perbedaan komposisi tetua menunjukkan keragaman sumber genetik suatu hibrida, menghasilkan hibrida yang sebagian dipengaruhi oleh tetua betina dan sebagian lainnya tidak. Perbedaan pengaruh tetua betina ini diduga disebabkan oleh adanya interaksi gen-gen yang berperan dalam ekspresi daya berkecambah benih.
Peubah indeks vigor, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, panjang plumula, dan jumlah akar seminal menunjukkan respon yang sama dengan daya berkecambah. Tetua betina berpengaruh terhadap peubah-peubah tersebut, namun hanya pada sebagian pasangan tetua. Peubah-peubah yang tidak dipengaruhi oleh tetua betina yaitu vigor daya simpan, bobot kering sepuluh kecambah normal, dan panjang akar primer.
Hibrida yang dihasilkan pada pengujian ini memiliki kaitan yang erat dengan tetuanya. Analisis pengaruh tetua betina pada hibrida yang dihasilkan dari persilangan tetua BS07 dengan BS32 dan BS50 menunjukkan hampir seluruh peubah tidak dipengaruhi oleh tetua betina. Analisis yang sama terhadap pasangan
Tabel 3 Rekapitulasi uji t jagung hibrida silang tunggal dengan resiproknya Hibrida Daya berkecambaha Indeks vigora Vigor daya simpana Kecepatan tumbuha Keserempakan tumbuha (%) (%) (%) (% etmal-1) (%) BS07xBS32 vs BS32xBS07 tn tn tn tn tn BS07xBS50 vs BS50xBS07 * tn tn tn tn BS30xBS32 vs BS32xBS30 * tn tn * ** BS30xBS50 vs BS50xBS30 ** * tn ** ** Bobot kering 10 kecambah normala Panjang plumulaa Panjang akar primera Jumlah akar seminala (g) (cm) (cm) BS07xBS32 vs BS32xBS07 tn tn tn tn BS07xBS50 vs BS50xBS07 tn tn tn tn BS30xBS32 vs BS32xBS30 tn ** tn * BS30xBS50 vs BS50xBS30 tn tn tn tn a
tn = nilai tengah kedua tetua tidak berbeda pada α 0.05; * = nilai tengah kedua tetua berbeda pada
17 tetua BS30 dengan BS32 dan BS50 menunjukkan sebagian peubah dipengaruhi tetua betina dan sebagian lainnya tidak. Hal ini menunjukkan adanya interaksi gen antara tetua betina dengan tetua jantan yang dapat mempengaruhi hibrida yang dihasilkan.
Persilangan Hibrida Hibrida Silang Tunggal (Single Cross)
Hibrida silang tunggal melibatkan dua galur jantan dan betina. Skema persilangan hibrida silang tunggal (Gambar 5) menghasilkan beberapa hibrida yang mengkombinasikan tetua bermutu fisiologis tinggi dengan tetua bermutu fisiologis rendah. Hasil kombinasi persilangan tersebut diantaranya satu hibrida hasil persilangan dua tetua bermutu fisiologis tinggi (BS07xBS30), satu hibrida hasil persilangan dua tetua bermutu fisiologis rendah (BS50xBS32), dan delapan hibrida hasil persilangan tetua bermutu fisiologis tinggi dan rendah. Hibrida hasil kombinasi tetua bermutu fisiologis tinggi dan rendah dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu hibrida yang tetua betinanya bermutu fisiologis tinggi (BS07xBS50, BS07xBS32, BS30xBS50, dan BS30xBS32) dan hibrida yang tetua betinanya bermutu fisiologis rendah (BS50xBS07, BS32xBS30, BS50xBS07, dan BS32xBS30)
Gambar 5 Persilangan hibrida silang tunggal(single cross) yang melibatkan empat galur murni jagung
18
Pengujian benih jagung hibrida silang tunggal menunjukkan komposisi tetua hibrida berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah. Hibrida hasil persilangan tetua bermutu rendah memiliki daya berkecambah sekitar 85%, sedangkan hibrida lain yang mempunyai minimal satu tetua bermutu fisiologis tinggi memiliki daya berkecambah diatas 90%. Daya berkecambah kelompok hibrida persilangan tetua betina bermutu fisiologis rendah dengan tetua jantan bermutu fisiologis tinggi berkisar 92.13% - 94.63%, sedangkan hibrida resiproknya berkisar 92.13% - 99.25% (Tabel 4).
Tabel 4 Mutu benih jagung hibrida silang tunggal (single cross) Hibrida Daya berkecambaha Indeks vigora Vigor daya simpana Kecepatan tumbuha Keserempakan tumbuha (%) (%) (%) (% etmal-1) (%)
BS07xBS30 99.00a 83.38a 75.00a 23.54b 92.13abc BS07xBS32 92.13b 83.88a 52.25abc 24.81ab 89.50abc BS07xBS50 97.50ab 88.13a 57.63abc 25.60ab 92.00abc BS30xBS32 98.25ab 86.63a 68.75ab 26.81a 94.25ab BS30xBS50 99.25a 90.00a 71.88ab 27.54a 95.25a BS32xBS07 92.13b 84.50a 79.00a 24.49ab 86.63bc BS32xBS30 93.88ab 81.75a 73.13ab 23.23b 84.75c BS50xBS07 93.38ab 84.63a 46.38bc 24.85ab 88.88abc BS50xBS30 94.63ab 83.25a 71.50ab 23.16b 86.63bc
BS50xBS32 85.38c 59.13b 32.38c 17.13c 58.63d Koefisien keragaman 4.26 8.09 26.96 8.20 5.88 Bobot kering 10 kecambah normala Panjang plumulaa Panjang akar primera Jumlah akar seminala (g) (cm) (cm)
BS07xBS30 0.43a 9.61bcd 13.57a 2.96abc
BS07xBS32 0.48a 11.86a 14.76a 3.42a
BS07xBS50 0.49a 11.88a 14.82a 2.74bc
BS30xBS32 0.47a 11.68ab 14.84a 3.21ab
BS30xBS50 0.49a 10.62abc 13.26a 2.66bcd
BS32xBS07 0.48a 12.41a 14.60a 3.39a
BS32xBS30 0.41a 9.05cd 12.39ab 2.50cd
BS50xBS07 0.47a 10.65abc 13.78a 2.59cd
BS50xBS30 0.41a 8.96cd 13.81a 2.74bc
BS50xBS32 0.28b 7.69d 10.70b 2.08d
Koefisien
keragaman 13.36 12.98 12.08 13.31
a
Angka-angka pada kolom peubah yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada α 0.05 uji selang berganda Duncan.
19 Indeks vigor benih hibrida silang tunggal menunjukkan perbedaan antara hibrida hasil persilangan dua tetua bermutu rendah dengan hibrida lainnya. Hibrida-hibrida yang dihasilkan dari tetua yang bermutu fisiologis tinggi maupun kombinasi memiliki indeks vigor diatas 80%, lebih tinggi dari hibrida hasil persilangan tetua bermutu fisiologis rendah yang bernilai 59%. Perbedaan nilai indeks vigor dapat mempengaruhi daya berkecambah. Taliroso (2008) menyatakan indeks vigor dan kecepatan tumbuh yang tinggi akan membuat benih berkecambah lebih cepat.
Vigor daya simpan benih hibrida silang tunggal berkisar antara 32.38% - 79.00% (Tabel 4). Hibrida-hibrida tersebut memiliki dugaan daya simpan yang beragam, namun tidak berbeda nyata. Hibrida BS50xBS32 memiliki vigor daya simpan rendah dan tidak berbeda nyata dengan BS50xBS07, BS07xBS50, dan BS07xBS32. Sedangkan hibrida yang memiliki vigor daya simpan tinggi (diatas 70%) diantara hibrida lainnya yaitu BS07xBS30, BS30xBS50, BS32xBS07, BS32xBS30, dan BS50xBS30. Vigor daya simpan hibrida dipengaruhi oleh vigor galur tetuanya. Hibrida BS50xBS32 dihasilkan dari tetua BS50 dan BS32 yang pada pengujian benih tetua menunjukkan vigor daya simpan yang rendah (Tabel 2).
Pengujian kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh dalam percobaan ini menunjukkan pengaruh tetua terhadap mutu fisiologis benih hibridanya. Kedua peubah menunjukkan tetua yang mutu benihnya rendah akan menghasilkan benih hibrida yang mutunya juga rendah. Kecepatan tumbuh hibrida BS50xBS32 paling rendah serta tumbuh kurang serempak dibandingkan hibrida yang lainnya. Pasangan BS30 dengan BS50 dan BS32 akan mengahasilkan hibrida yang kecepatan tumbuhnya lebih baik jika BS30 berposisi sebagai betina. Berbeda dengan BS30, BS07 jika disilangkan dengan BS50 maupun BS32 baik sebagai jantan atau sebagai betina akan menghasilkan benih yang sama kecepatan tumbuhnya.
Pengamatan peubah-peubah yang berkaitan dengan fisik kecambah menunjukkan hubungan yang erat antara benih tetua dengan benih hibrida yang dihasilkan, terutama pada peubah bobot kering sepuluh kecambah normal dengan panjang akar primer. Hibrida hasil persilangan tetua kombinasi dan persilangan tetua bermutu tinggi memiliki bobot kering sepuluh kecambah normal yang lebih tinggi dan akar primer yang lebih panjang dibandingkan hibrida BS50xBS32. Jumlah akar seminal hibrida-hibrida tersebut rata-rata minimal 2.5, sedangkan hibrida BS50xBS32 rata-rata hanya dua akar seminal.
Hibrida Three-way Cross
Hibrida silang tiga galur melibatkan galur murni sebagai jantan dan hibrida silang tunggal sebagai betina. Hibrida tetua betina dihasilkan dari persilangan dua tetua dengan mutu tinggi (BS0730) dan dua tetua dengan mutu relatif rendah (BS5032). Kedua tetua hibrida tersebut dikombinasikan dengan empat galur murni yang terdiri dari dua galur bermutu tinggi (BS07 dan BS30) dan dua galur bermutu relatif rendah (BS50 dan BS32). Skema persilangan hibrida three-way cross ditunjukkan pada Gambar 6.
20
Pengamatan peubah daya berkecambah benih hibrida silang tiga galur menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hibrida BS5032xBS32 memiliki daya berkecambah terendah diantara hibrida yang lain yaitu 77.13%, sedangkan hibrida lainnya berkisar antara 89.25% - 97.88% (Tabel 5). Tetua betina BS0730 menghasilkan benih dengan daya berkecambah yang tinggi baik disilangkan
dengan galur bermutu tinggi maupun rendah, sedangkan daya berkecambah benih hibrida hasil dari tetua F1 BS5032 ditentukan oleh pasangan tetua jantannya. Tetua BS5032 menghasilkan mutu fisiologis yang tinggi ketika disilangkan dengan galur bermutu tinggi dan menghasilkan mutu fisiologis yang relatif lebih rendah jika disilangkan dengan galur yang mutunya rendah.
Galur bermutu fisiologis tinggi berperan dalam peningkatan mutu fisiologis benih hibrida silang tiga galur. Hibrida yang dihasilkan oleh tetua F1 BS0730 dengan pesangannya dan BS5032 yang disilangkan dengan galur BS07 dan galur BS30 memiliki indeks vigor, kecepatan tumbuh, dan keserempakan tumbuh
Gambar 6 Persilangan hibrida three-way cross yang melibatkan empat galur murni jagung
21 tinggi. Dua hibrida lain yaitu BS5032xBS50 dan BS5032xBS32 memiliki nilai yang lebih rendah untuk ketiga peubah tersebut. Hibrida BS5032xBS50 dan BS5032xBS32 merupakan hasil persilangan tetua yang bermutu rendah, sedangkan hibrida lainnya merupakan hasil persilangan tiga galur yang minimal satu diantaranya bermutu fisiologis tinggi.
Peran tetua jantan terhadap vigor daya simpan benih jagung hibrida silang tiga galur terlihat nyata pada tetua F1 yang merupakan hasil silangan dua tetua bermutu fisiologis rendah. Tetua BS5032 menghasilkan benih dengan vigor daya simpan yang lebih tinggi jika disilangkan dengan tetua jantan BS07 atau BS30 dibandingkan dengan tetua BS50 dan BS32. Kecenderungan ini juga ditemukan pada tetua betina BS0730, walaupun tidak berbeda nyata.
Pengamatan bobot kering sepuluh kecambah normal, panjang akar primer dan jumlah akar seminal menunjukkan hibrida hasil persilangan BS5032 dengan dua galur bermutu rendah menghasilkan mutu benih yang rendah. Hibrida dengan bobot kering sepuluh kecambah normal tertinggi adalah BS0730xBS50, sedangkan
Tabel 5 Mutu benih jagung hibrida silang tiga galur (three-way cross) Hibrida Daya berkecambaha Indeks vigora Vigor daya simpana Kecepatan tumbuha Keserempakan tumbuha (%) (%) (%) (% etmal-1) (%)
BS0730xBS07 94.63abc 79.75a 63.00ab 24.98a 92.13a BS0730xBS30 97.88a 80.88a 70.63a 25.30a 93.38a BS0730xBS50 93.50abc 82.25a 48.00bcd 25.63a 88.13a BS0730xBS32 89.63bc 78.13a 52.25abc 24.97a 83.88a BS5032xBS07 97.63ab 90.00a 69.63a 28.02a 96.25a BS5032xBS30 96.00abc 86.63a 66.75a 24.20a 86.38a BS5032xBS50 89.25c 56.25b 32.00d 17.46b 61.00b BS5032xBS32 77.13d 31.00c 38.00cd 15.25b 37.75c Koefisien keragaman 5.45 11.20 21.16 12.42 9.63 Bobot kering 10 kecambah normala Panjang plumulaa Panjang akar primera Jumlah akar seminala (g) (cm) (cm) BS0730xBS07 0.50bc 9.81b 14.44abc 3.29a BS0730xBS30 0.40d 7.97bc 13.15bc 2.62bc
BS0730xBS50 0.63a 11.82a 16.18a 3.07ab
BS0730xBS32 0.53bc 11.58a 14.18abc 3.18a
BS5032xBS07 0.55b 11.84a 15.21ab 2.98abc
BS5032xBS30 0.46cd 8.76b 13.27bc 2.45c BS5032xBS50 0.31e 6.84c 10.23d 1.69d BS5032xBS32 0.39de 8.36bc 12.33cd 1.66d Koefisien keragaman 11.08 12.18 11.13 13.42 a
Angka-angka pada kolom peubah yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada α 0.05 uji selang berganda Duncan.
22
yang terendah adalah BS5032xBS50, namun tidak berbeda nyata dengan BS5032xBS32. Peran galur bermutu tinggi terlihat pada jumlah akar seminal dimana hibrida BS5032xBS50 dan BS5032xBS32 lebih rendah dibandingkan hibrida lain yang dalam pembentukannya mengikut sertakan tetua BS30 dan atau BS07. Hibrida Silang Ganda (Double Cross)
Hibrida silang ganda dihasilkan dari persilangan dua tetua F1, masing-masing merupakan hasil persilangan dua galur murni. Hibrida BS0730 dan BS5032 disaling silangkan untuk menghasilkan dua hibrida silang ganda BS0730xBS5032 dan BS5032xBS0730. Persilangan antara kedua hibrida menghasilkan dua hibrida silang ganda (Gambar 7).
Gambar 7 Persilangan hibridasilang ganda (double cross) yang melibatkan empat galur murni jagung
23 Pengamatan mutu fisiologis benih hibrida silang ganda ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan pengamatan, tidak terdapat perbedaan mutu fisiologis benih jagung yang nyata antara hibrida BS0730xBS5032 dan BS5032xBS0730. Hasil pengamatan ini menunjukkan tetua bermutu tinggi dapat memperbaiki keragaan mutu fisiologis benih hibrida yang dihasilkan, baik sebagai tetua jantan maupun sebagai tetua betina.
Perbandingan Tipe Persilangan
Pemilihan tipe persilangan mempertimbangan beberapa hal, salah satunya adalah mutu fisiologis benih. Tabel 7 menunjukkan sebagian besar peubah pengamatan tidak berbeda nyata diantara tiga tipe persilangan. Hibrida single cross, three-way cross, dan double cross tidak berbeda nyata pada peubah daya berkecambah, vigor daya simpan, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, panjang plumula, dan panjang akar primer. Indeks vigor hibrida single cross lebih tinggi dibandingkan hibrida three-way cross. Bobot kering sepuluh kecambah normal hibrida double cross lebih tinggi dibandingkan hibrida single cross. Jumlah akar seminal hibrida double cross lebih banyak dibandingkan three-way cross.
Berdasarkan percobaan ini, secara umum tipe persilangan tidak banyak berpengaruh terhadap mutu fisiologis benih. Mutu fisiologis benih yang dihasilkan dari ketiga tipe persilangan, khususnya daya berkecambah benih termasuk tinggi, yaitu diatas 90%. Dengan demikian, pertimbangan untuk menentukan tipe persilangan dapat diarahkan pada efisiensi produksi atau perbaikan karakter agronomis hibrida yang dihasilkan.
Tabel 6 Mutu benih jagung hibrida silang ganda (double cross) Hibrida Daya berkecambaha Indeks vigora Vigor daya simpana Kecepatan tumbuha Keserempakan tumbuha (%) (%) (%) (% etmal-1) (%) BS0730xBS5032 89.50a 79.00a 54.38a 24.52a 85.50a BS5032xBS0730 98.75a 88.88a 57.38a 27.13a 95.75a Koef. keragaman 7.92 10.70 25.53 12.48 9.97 Bobot kering 10 kecambah normala Panjang plumulaa Panjang akar primera Jumlah akar seminala (g) (cm) (cm) BS0730xBS5032 0.55a 10.10a 13.81a 2.98a BS5032xBS0730 0.51a 10.67a 14.94a 3.20a Koef. keragaman 13.85 6.71 12.26 8.58 a
Angka-angka pada kolom peubah yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada α 0.05 uji selang berganda Duncan.
24
Pembahasan Umum
Perkecambahan benih dipengaruhi oleh latar belakang genetik dan lingkungan selama benih diproduksi dan disimpan (Sun et al. 2007). Benih yang diproduksi dengan standar operasional tertentu dan disimpan dalam lingkungan terkendali, maka peran faktor genetik dalam ekspresi perkecambahan benih akan menjadi dominan. Pada percobaan ini, seluruh tetua dan hibrida diproduksi pada lokasi yang sama, diproses dengan mesin dan perlakuan yang sama, serta diuji mutu fisiologis pada waktu dan metode yang sama sehingga keragaman mutu benih yang dihasilkan didominasi oleh pengaruh genetik.
Tipe persilangan hibrida memungkinkan adanya keragaman genetik terkait mutu benih pada hibrida yang dihasilkan. Segregasi dan rekombinasi gen saat persilangan diduga berpengaruh terhadap mutu benih yang dihasilkan. Dalam percobaan ini, secara umum tipe persilangan tidak berpengaruh terhadap mutu benih. Hibrida silang tunggal, hibrida silang ganda, dan hibrida silang tiga galur memiliki mutu benih yang relatif sama, terutama pada beberapa peubah penting seperti daya berkecambah dan vigor daya simpan (Tabel 7).
Pengaruh tetua betina terhadap mutu benih bervariasi dan dipengaruhi oleh pasangan tetua hibridanya. Pasangan BS07 dengan BS50 dan BS32 lebih konsisten tidak dipengaruhi oleh tetua betina dibandingkan pasangan BS30 dengan BS50 dan BS32. Pengaruh tetua betina pada percobaan ini tidak berdampak besar pada mutu benih yang dihasilkan.
Tabel 7 Mutu fisiologis benih tiga tipe jagung hibrida Tipe hibrida Daya berkecambaha Indeks vigora Vigor daya simpana Kecepatan tumbuha Keserempakan tumbuha (%) (%) (%) (% etmal-1) (%) Single cross (S) 94.55 82.53 62.79 24.12 86.86 Three-way cross (T) 91.95 73.11 55.03 23.23 79.86 Double cross (D) 94.13 83.94 55.94 25.83 90.63 S vs D tn tn tn tn tn S vs T tn ** tn tn tn D vs T tn tn tn tn tn Bobot kering 10 kecambah normala Panjang plumulaa Panjang akar primera Jumlah akar seminala (g) (cm) (cm) Single cross (S) 0.44 10.44 13.65 2.83 Three-way cross (T) 0.47 9.62 13.62 2.62 Double cross (D) 0.53 10.38 14.38 3.09 S vs D * tn tn tn S vs T tn tn tn tn D vs T tn tn tn * a
tn = nilai tengah kedua tipe hibrida tidak berbeda pada α 0.05; * = nilai tengah kedua tipe hibrida berbeda pada α 0.05; ** = nilai tengah kedua tipe hibrida berbeda nyata pada taraf α 0.01.
25 Kombinasi tetua pada masing-masing tipe hibrida berpengaruh nyata terhadap mutu benih. Tetua yang memiliki mutu benih yang tinggi akan menghasilkan benih hibrida yang bermutu tinggi, baik sebagai hibrida silang tunggal, hibrida silang ganda, maupun hibrida silang tiga galur. Tetua yang memiliki mutu tinggi (BS07 dan BS30) menghasilkan mutu benih hibrida yang lebih tinggi dibandingkan hibrida lain yang tetuanya hanya terdiri dari galur bermutu rendah (BS50 dan BS32). Tetua BS50 dan BS32 menghasilkan benih bermutu tinggi jika dikombinasikan dengan tetua BS07 dan atau BS30. Pada hibrida silang tunggal, hibrida BS50xBS32 menunjukkan nilai pengamatan terendah pada hampir seluruh peubah pengamatan. Pada hibrida silang tiga galur, hibrida BS5032xBS50 dan BS5032xBS32 juga memiliki nilai pengamatan yang lebih rendah dibandingkan hibrida lainnya.
Peningkatan mutu benih jagung hibrida dapat dilakukan dengan menyertakan tetua bermutu tinggi sebagai bagian dari tetuanya. Tetua yang bermutu tinggi tentunya harus diupayakan sehingga seluruh tetua memilikinya.