• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan Jalur Tracking Objek Wisata

Dari hasil pengambilan data pemetaan tracking, terdapat 7 objek wisata yang ada di Kecamatan Sei Bingai, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Objek Wisata di Kecamatan Sei Bingai

No Nama Objek Wisata Desa Koordinat Ketinggian

(mdpl) Keterangan Lintang Utara Bujur Timur

1 Pemandian Alam Jaya

Durian

Lingga 3⁰27'28",7 98⁰29'19",0 148,28 Lampiran 1(a) 2 Pemandian Pante

Tengah

Durian

Lingga 3⁰27'05",0 98⁰29'12",2 150,12 Lampiran 1(b) 3 Pemandian Namo

Sira-sira Belinteng 3⁰26'38",5 98⁰29'13",6 154,91 Lampiran 1(c)

4 Kolam Abadi Rumah

Galuh 3⁰23'24",2 98⁰24'57",5 372 Lampiran 1(d) 5 Air Terjun Teroh

teroh

Rumah

Galuh 3⁰23'33",7 98°25'05",3 384 Lampiran 1(e) 6 Kolam Barbar Sari Telagah 3⁰18'36",9 98⁰23'31",0 818,98 Lampiran 1(f) 7 View Valley Simelir Telagah 3⁰17'13",3 98°22'50",2 1071 Lampiran 1(g)

Jenis objek wisata di Kecamatan Sei Bingai terdiri dari 4 jenis, yaitu sungai, air terjun, mata air, dan pemandangan alam. Pengelolaan tempat wisata dikelola oleh masyarakat sekitar dan kelompok-kelompok pecinta alam. Prasarana berupa jalan menuju objek wisata cukup baik karena jalan yang dilalui berupa aspal, namun untuk mencapai objek wisata, ada beberapa objek wisata yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan, seperti air terjun teroh-teroh dan kolam abadi yang harus berjalan kaki. Sarana yang disediakan di masing-masing objek wisata berbeda-beda.

Dari 7 objek wisata yang terdapat di Kecamatan Sei Bingai, objek wisata yang paling popular dan paling dikenal adalah kolam abadi dan air terjun teroh-teroh dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Untuk memasuki objek wisata kolam abadi dan teroh-teroh, setiap wisatawan diwajibkan menggunakan jasa tour

17

guide. Untuk mencapai lokasi kolam abadi dan air terjun teroh-teroh, dapat dilalui

dengan pos-pos yang telah di sediakan. Dari pos pemandu wisata, ketempat objek wisata memerlukan waktu tempuh ± 30 menit dengan berjalan kaki.

Gambar 4. Objek Wisata Kolam Abadi Gambar 5. Objek Wisata Air Terjun Teroh-teroh

Menurut Panjaitan et al (2016) daya tarik merupakan faktor yang membuat wisatawan berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ketempat yang mempunyai daya tarik tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan sumber daya yang tersedia. Kolam Abadi dan Air Terjun Teroh teroh memiliki keunikan sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung. Selain air terjun dan kolam abadi, terdapat objek wisata yang lain seperti pemandian namo sira-sira, pante tengah dan alam jaya yang berasal dari sungai, kolam babar sari yang berasal dari mata air, dan View Valley berupa pemandangan yang terdapat di desa Telagah, di objek wisata View Valley Simelir ini, pengunjung dalam menikmati pemandangan alam dari ketinggian 1071 mdpl.

Adapun hasil pemetaan jalur tracking dapat dilihat pada Gambar 6.

18

Gambar 5. Peta Jalur Tracking Objek Wisata

19

Dari hasil pemetaan jalur objek wisata, terdapat perbedaan jarak antar setiap objek wisata, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Jarak Antara Objek Wisata

No Objek Wisata Jarak

2 Pemandian Alam Jaya Pemandian Pante Tengah 1,05 1,84

3 Pemandian Pante Tengah Pemandian Namo Sira-sira 0,95 4,79 4 Pemandian Namo Sira-sira Pos 1 (Pemandu Wisata Alam) 17,58 209,32

5 Pos 1 (Pemandu Wisata Alam) Pos 2 (PETAR) 1,11 40,53

11 Air Terjun Teroh teroh Kolam Barbar Sari 10,26 434,98

12 Kolam Barbar Sari View Valley Simelir 3,35 252,02

Sepanjang perekaman jalur tracking, inventarisasi flora juga diamati. Flora yang terdapat disepanjang jalur tracking, merupakan milik masyarakat setempat, beberapa jenis yang dominan adalah coklat, mindi, rambutan, jambu air, mangga, tanaman pisang yang ditanam oleh masyarakat didepan halaman rumah. Adapun tanaman perkebunan berupa kelapa sawit dan karet yang dimiliki oleh masyarakat sekitar Kecamatan Sei Bingai.

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Wisata

Untuk pengukuran evaluasi kesesuaian lahan untuk wisata, memerlukan sampel tanah. Sampel tanah diambil dari disetiap objek wisata, yaitu objek wisata Pemandian Alam Jaya, Pemandian Pante Tengah, Pemandian Namo Sira-sira, Kolam Abadi, Air Terjun Teroh-teroh, Kolam Barbar Sari dan View Valley Simelir. Hasil matching data lapangan dengan kriteria kesesuaian lahan untuk di setiap wisata dapat dilihat pada Tabel 6.

20

Tabel 6. Hasil Matching Data Lapangan dengan Kriteria Kesesuaian Lahan Berdasarkan USDA (1968)

Kesesuaian Lahan Wisata menurut USDA (1968)

Objek Wisata P. Alam Jaya P. Pante Tengah P. Namo

Sira-sira Kolam Abadi Air Terjun Teroh-teroh

- Baik (cepat, agak cepat, baik, agak baik. Air tanah > 50 cm

- Sedang (Agak baik, agak jelek, Muka air tanah < 50 cm) - Buruk (Jelek, sangat jelek, muka air tanah < 50 cm

hingga permukaan.)

- Sedang (1-2 kali selama musim piknik) - Buruk (2 kali selama musim piknik)

Tanpa Banjir

- Baik (Lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu)

- Sedang (Lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, pasir berlempung)

- Buruk (Liat berpasir, liat berdebu, liat, pasir, tanah organik)

21

Berdasarkan hasil matching evaluasi lahan dari 7 objek wisata yang ada di Kecamatan Sei Bingai terdapat satu objek wisata yang dikategorikan kelas baik sebagai lahan untuk wisata, yaitu pada objek wisata Pemandian Namo Sira-sira.

Sedangkan 6 objek wisata lainnya termasuk dalam kelas sedang untuk dijadikan tempat wisata. Pada objek wisata Pemandian Pante Tengah dan View Valley Simelir yang menjadi faktor pembatas adalah kelerengan dan tekstur tanah, untuk objek wisata yang lain, yang menjadi faktor pembatas hanya tekstur tanah.

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menjadi faktor pembatas suatu lahan dapat dikategorikan sebagai lahan untuk wisata. Rayes (2006) menyatakan bahwa satu jenis karakteristik lahan dapat berpengaruh terhadap lebih dari satu jenis kualitas lahan, misalnya tekstur tanah dapat berpengaruh terhadap tersedianya air, mudah tidaknya lahan diolah, ancaman erosi dan faktor lainnya. Bila karakteristik lahan digunakan secara langsung dalam evaluasi lahan, maka kesulitan dapat timbul karena adanya interaksi dari beberapa karakteristik lahan.

Hasil data lapangan, tekstur tanah yang ditemukan adalah lempung berpasir. Tekstur tanah berlempung baik untuk manfaatkan sebagai lahan wisata.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Agus et al (2006) yang menyatakan lempung mempunyai komposisi yang seimbang antara fraksi kasar dan halus. Lempung juga sering dianggap sebagai tekstur yang optimal, hal ini disebabkan karena kapasitasnya dalam menyerap hara pada umumnya lebih baik daripada pasir, sementara drainase, aerasi dan kemudahan dalam pengelolaan lebih baik daripada liat.

22 Pemilihan Objek Wisata Terbaik

Pengambilan data AHP dilakukan dengan membagikan kuisioner.

Kuisioner dibagikan secara terpisah kepada masyarakat yang terlibat dalam pengelolahan objek wisata, kepada pengunjung objek wisata dan kepada masyarakat yang berjualan di sekitar objek wisata. Hasil kuisioner per responden diolah kedalam software Expert Choise 11 berdasarkan kriteria dan tujuan dari analisis yang ingin dicapai. Adapun hasil analisis hierarki untuk menentukan objek wisata yang terbaik menurut masyarakat dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hasil Analisis Hierarki Objek Wisata Terbaik

Berdasarkan hasil kuisioner, urutan kriteria yang dipentingkan responden dalam memilih objek wisata dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Peringkat Hasil Pemilihan Responden Berdasarkan Kriteria

Pilihan yang Terbaik Kriteria yang berpengaruh Bobot Nilai

1 Jarak 0,369

23

Tabel 8. Peringkat Hasil Pemilihan Responden Berdasarkan Alternatif Pilihan yang Terbaik Alternatif yang di sediakan Bobot Nilai

1 Air Terjun 0,303

2 Sungai 0,261

3 Mata Air 0,26

4 Pemandangan 0,176

Berdasarkan hasil pemilihan menurut masyarakat dan pengunjung, yang lebih dipentingkan adalah faktor jarak, dengan nilai inconsistensy 0,1, nilai inconsistency. Nilai inconsistensy mempengaruhi hasil akhir analisis hierarki

tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muslem (2014) bahwa nilai inconsistensy mempengaruhi hasil dari perhitungan hierarki, nilai inconsistensy

merupakan nilai konsisten seorang responden dalam menjawab dan memilih kriteria dan alternatif. Rahmawaty (2011) menyatakan bahwa jika rasio konsistensi (CR) kurang dari 0,1, ada tingkat konsistensi yang wajar dalam perbandingan pasangan-bijaksana. Jika CR lebih dari atau sama dengan 0,1, nilai rasio tidak konsisten. Dalam kasus terakhir, yang asli nilai dalam matriks perbandingan bijak pasangan harus direvisi.

Dari hasil pembobotan disetiap elemen, bobot nilai elemen yang paling besar nilainya terdapat di faktor jarak dengan 0,369. Sedangkan bobot nilai elemen yang terkecil terdapat di faktor waktu yaitu dengan nilai 0,160. Hal ini menunjukan bahwa faktor jarak sedikit lebih penting dari faktor yang lainnya.

Adapun faktor lainnya yaitu faktor sarana dengan bobot nilai 0,227 dan faktor biaya dengan bobot nilai 0,244 yang menentukan objek wisata terbaik.

Dari hasil pembobotan nilai dari masing-masing faktor, dapat dilihat bahwa objek wisata air terjun adalah pilihan yang terbaik menurut responden dengan bobot nilai 0,303. Pilihan objek wisata yang terakhir adalah pemandangan

24

dengan bobot nilai 0,176. Adapun pilihan alternatif yang lain adalah sungai dengan bobot nilai 0,261 dan mata air dengan bobot nilai 0,260. Air terjun yang menjadi pilihan terbaik adalah Air Terjun Teroh-teroh.

Di Kecamatan Sei Bingai Air Terjun Teroh-teroh merupakan air terjun paling paling banyak dikunjungi sehingga masyarakat yang berjualan disekitar objek wisata mendapatkan keuntungan dari para pengunjung. Objek wisata air terjun sangat jarang ditemukan di Kecamatan Sei Bingai, sehingga air terjun menjadi daya tarik bagi pengunjung. Objek wisata berupa mata air, dikelola masyarakat dengan membendung mata air dan menjadikannya sebuah kolam, namun untuk memasuki objek wisata ini, prasana seperti jalan masih kurang baik, sehingga pengunjung memilih objek wisata yang mudah untuk dilalui, dan masyarakat sekitar objek wisata lebih memilih membuka usaha di tempat yang paling banyak dikunjungi.

25

Dokumen terkait