• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pendistribusian Pupuk Bersubsidi dengan Konsep RDKK a. Mekanisme Proses Pengajuan RDKK

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) merupakan rencana kebutuhan kelompoktani untuk 1 (satu) musim tanam yang disusun berdasarkan musyawarah anggota kelompoktani, meliputi kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian serta modal kerja. Tujuan dari penyusunan RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani) tersebut adalah :

- Merencanakan kebutuhan riil pupuk untuk usaha tani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat/kecil, tanaman hijauan makanan ternak sesuai azas 6 (enam) tepat waktu yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat tempat, dan tepat hijau.

- Menyalukan pupuk bersubsidi sesuai dengan peruntukannya. - Membina petani dalam usahatani secara berencana.

Untuk memperoleh pupuk subsidi, petani yang telah tergabung dalam kelompok tani harus menyusun kebutuhan pupuk mereka dalam RDKK. Adapun tahapan penyusunan RDKK menurut Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi adalah sebagai berikut :

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

1. Pertemuan pengurus kelompok tani yang terdiri dari kontak tani/ketua kelompok tani, kelompok tani, sekretaris, bendahara dan kepala-kepala seksi.

2. Musyawarah anggota kelompok tani dipimpin oleh kontaktani/ketua kelompoktani untuk menyusun daftar kebutuhan pupuk riil yang akan digunakan dari tiap anggota kelompoktani dan menetapkan jumlah, jenis dan waktu pupuk tersebut dibutuhkan. Daftar yang disusun akan berfungsi sebagai pesanan petani/kelompoktani kepada pengecer resmi yang ditunjuk oleh produsen pupuk.

3. Pertemuan pengurus kelompoktani untuk membahas dan merumuskan RDKK dengan menampung hasil musyawarah anggota kelompoktani tentang rencana kebutuhan kelompoktani.

4. Meneliti seluruh kelengkapan RDKK dan penandatanganan RDKK oleh kontaktani/ketua kelompoktani yang diketahui oleh Kepala Desa dan disetujui oleh Kepala Cabang Dinas Pertanian (KCD) atau Mantri Tani (Mantan) (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2006).

Pada dasarnya RDKK disusun dan diajukan oleh petani bertujuan untuk mendapatkan pupuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah dengan harga yang terjangkau. Adapun jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan produsen PT. PUSRI adalah urea sedangkan PT.Petrokimia Gresik adalah pupuk SP-36, ZA, NPK-P dan pupuk organik. Syarat untuk dapat mengajukan RDKK adalah petani harus tergabung dalam salah satu kelompok tani di desa petani tersebut tinggal. RDKK yang akan diajukan oleh petani harus memenuhi syarat pengisian yang lengkap

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

dan sesuai kebutuhan. Apabila RDKK yang diajukan tidak diisi dengan lengkap dan jelas maka akan dilakukan revisi/perbaikan ulang oleh ketua kelompok tani dan PPL. Adapun kolom formulir RDKK yang harus di isi oleh petani adalah sebagai berikut :

- Waktu musim Tanam - Kabupaten/Kecamatan/Desa - Nama Kelompok Tani

- Nama distributor/pengecer resmi - Nama petani

- Komoditi - Luas tanam

- Jumlah kebutuhan pupuk sesuai jenis kebutuhan pupuk yaitu urea, SP-36, ZA, NPK-P dan pupuk organic

- Tanggal penggunaan

Berikut ini merupakan contoh blanko RDKK pupuk bersubsidi : Tabel 9. Contoh Blanko RDKK Pupuk Bersubsidi

Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) Pupuk Bersubsidi Musim Tanam : Kabupaten : Kecamatan : Desa : Nama Kelompoktani : Nama Distributor : Nama Kios : No Nama Petani

Komoditi Luas Tanam (Ha)

Jumlah Kebutuhan Pupuk (Kg) Tanggal

Penggunaan

Urea SP-36 ZA NPK-P P.Ganik

1 2 3

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

4 5 dst

Jumlah

Menyetujui Mengetahui

Mantan/KCD/PPL Kepala Desa K.Kelompoktani

( ) ( ) ( )

Setelah RDKK tersusun dengan lengkap serta sesuai kebutuhan dan telah di setujui oleh Mantan/KCD/PPL dan diketahui oleh kepala desa dan ketua kelompoktani, maka langkah selanjutnya adalah mengajukan RDKK tersebut kepada pedagang pengecer/kios. Kemudian pedagang pengecer/kios mengajukan RDKK tersebut kepada distributor yaitu PT. Pertani dan CV. Karo Jambi. Kemudian CV. Karo Jambi mengajukannya kepada produsen PT. PUSRI untuk

pupuk urea dan PT. Pertani mengajukan RDKK tersebut ke produsen PT. Petrokimia Gresik untuk pupuk SP-36, ZA, NPK-P dan pupuk organik.

Skema pengajuan RDKK mulai dari petani sampai kepada produsen secara rinci dapat ditunjukkan pada gambar skema berikut ini :

Petani Kelompok Tani

Pupuk Subsidi

RDKK

PPL Ketua Kelompok Tani

RDKK Disahkan RDKK Tidak Disahkan

Ajukan

Revisi Ulang

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

Gambar 3. Skema Mekanisme Pengajuan RDKK

Pada daerah penelitian di Kecamatan Pancur Batu proses pengajuan RDDK mulai dari petani sampai kepada produsen sudah berjalan dengan lancar dan terkoordinir dengan baik oleh kelompok tani dan PPL. Semua petani yang mengajukan RDKK telah tergabung dalam sebuah kelompok tani dan dalam pengisian data RDKKnya pun sudah sesuai dengan kebutuhan. Adapun data jumlah kebutuhan pupuk subsidi pada setiap pedagang pengecer yang ada di Kecamatan Pancur Batu ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Kebutuhan Pupuk Subsidi per Pedagang Pengecer di Kecamatan Pancur Batu Tahun 2008

No. Pengecer Kelompok Tani Kebutuhan Pupuk (Kg)

1. UD. Tani Makmur - Arih Ersada

- Bersama Jaya - Sepakat Maju

58.000

2. UD. Tarigan - Tani Jaya

- Kata Ersada

101.500

3. UD. Irwan Tani - Makmur

- Karya Makmur - Lau Jaya - Simalem - Later Sia

87.000

4. UD. Pinem - Tani Subur I

- Tani Subur II - Harapan Tani I - Harapan Tani II

493.000

5. UD. Rejeki Tani - Ingan Rarih

- Lau Gelenggung - Tani Maju 80.040 Pedagang Pengecer PT. PUSRI PT. Pertani CV.Karo Jambi PT. Petrokimia Grsik SP,36, ZA, NPK-P, P.Ganik Urea

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

- Karia Tani

6. UD. Ajay - Indah

- Merdeka - Lestari Indah

101.500

7. UD. Rajawali - Kasih

- Namo Bintang - Bintang Tani - Ola Kisat - Karya Utama

87.000

8. UD. Galilea - Bunga Cole I

- Bunga Cole II - Rangona - Mekar - Baru

130.500

9. UD. Mekar Tani - Tuntungan I

- Kenanga - Mekar Sari - Sejati

101.500

10. UD. Relys Tani - Teneras

- Tunas Baru - Sugau - Tani Jaya - Tani Makmur - Tani Sejahtera - Durin Jangak 73.950

11. UD. Rata Sinuhaji - Tutus - Ate Jadi - Ola Kisat

98.600

12. UD. Harapan Tani - Tirta Utama - Bina Utama - Setia Kerja - Arih Ersada - Mekar - Tani Ras 49.300

13. UD. Melghan Tani - Pertampilan - Harapan - Subur

34.800

14. UD. Ginting Suka - Rinta - Ersada - Uj. Bandar - Jumpa Ras

138.320

Jumlah 1.635.010

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

b. Mekanisme Pendistribusian Pupuk Bersubsidi

Dalam proses pendistribusian pupuk bersubsidi didaerah penelitian melibatkan beberapa lembaga antara lain produsen yaitu PT. PUSRI dan PT.Petrokimia Gresik; distributor yaitu PT.Pertani dan CV. Karo Jambi dan pedagang pengecer antara lain UD. Tani Makmur, UD. Tarigan, UD. Irwan Tani, UD. Pinem, dan UD. Rejeki Tani. Saluran pendistribusian pupuk bersubsidi ini sudah diatur oleh pihak pemerintah dan seluruh lembaga yang terlibat (produsen, distributor serta pedagang pengecer) sudah ditentukan dan resmi. Pihak pemerintah dalam hal ini berperan sebagai pensubsidi produsen serta berperan sebagai pengawas pendistribusian pupuk sehingga petani padi sawah dapat memperoleh pupuk subsidi dalam jumlah dan harga yang sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) yang berlaku.

Adapun proses pendistribusian pupuk bersubsidi menurut Sistem Distribusi Pupuk PT. Petrokimia Gresik ditunjukkan pada gambar skema saluran distribusi berikut ini yaitu :

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

Gambar 4. Skema Pendistribusian Pupuk Bersubsidi

Saluran pendistribusian pupuk bersubsidi di Kecamatan Pancur Batu dimulai dari PT. Petrokimia Gresik di Gresik dan PT. PUSRI di Palembang yang menyalurkan pupuk subsidinya terlebih dahulu ke PPD SUMUT (Pemasaran Pusri Daerah Sumatera Utara) yang berlokasi di Medan dengan menggunakan pengangkutan laut dan darat. PT.Petrokimia Gresik menyalurkan pupuk bersubsidi (SP-36, ZA, NPK-P serta pupuk organik) dan PPD SUMUT menyalurkan pupuk bersubsidi yaitu urea ke setiap daerah yang biasanya melakukan pengangkutan dengan menggunakan jalur darat dengan truk ke distributor resmi. Distributor resmi yang bertanggungjawab menyalurkan pupuk bersubsidi urea ke Kecamatan Pancur Batu adalah CV. Karo Jambi dan distributor yang bertanggungjawab menyalurkan pupuk bersubsidi SP-36, ZA, NPK-P dan pupuk organik adalah PT. Pertani. CV.Karo Jambi dan PT.Pertani bertanggungjawab penuh dalam menyalurkan pupuk subsidi tersebut ke setiap pedagang pengecer/kios yang berada di Kecamatan Pancur Batu yaitu antara lain UD. Tani Makmur, UD. Tarigan, UD.

Produsen (Gudang Gresik) Kios (Pedagang Pengecer) Distributor Konsumen Distribusi Pengangkutan Konsumen/Petani Pengangkutan Pengangkutan

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

Irwan Tani, UD. Pinem, dan UD. Rejeki Tani. Lalu akhirnya pedagang pengecer/kios menjual langsung pupuk bersubsidi tersebut kepada petani yang telah terdaftar dalam pengajuan RDKK sesuai kebutuhan permintaan pupuk yang telah diajukan tanpa melakukan proses pengangkutan. Karena biasanya, sehari sebelum pupuk subsidi tiba di kios, ketua kelompok tani telah mengumumkan. Sehingga pada hari itu pupuk yang diterima pengecer langsung habis dibagikan kepada petani.

Fungsi – fungsi Pemasaran

Saluran distribusi, kadang-kadang disebut saluran perdagangan atau saluran pemasaran, dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Umumnya definisi yang ada memberikan gambaran tentang saluran distribusi ini sebagai satu rute atau satu jalur (Swastha B., 1999).

Untuk identifikasi masalah dua adalah mengenai fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian pupuk bersubsidi. Lembaga-lembaga tersebut yaitu produsen, distributor dan pedagang pengecer yang menyalurkan pupuk hingga sampai ke petani padi sawah yang dalam hal ini merupakan konsumen akhir pengguna pupuk subsidi.

Fungsi pemasaran yaitu hal-hal yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang meliputi pembelian, penjualan, penyimpanan, transportasi, pembiayaan,

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

penanggungan resiko dan informasi pasar. Setiap lembaga akan melakukan fungsi pemasaran sesuai dengan kebutuhan.

Tabel 10. Fungsi-fungsi Pemasaran pada Lembaga Pemasaran di Daerah Penelitian

No. Fungsi Pemasaran Produsen Distributor Pedagang Pengecer 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pembelian Penjualan Penyimpanan Transportasi Pembiayaan Penanggunan Resiko Informasi Pasar -                - -   

Dari tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa produsen dalam hal ini adalah PT. PUSRI dan PT. Petrokimia Gresik melakukan 6 (enam) fungsi pemasaran, yang meliputi penjualan kepada distributor yaitu CV. Karo Jambi dan PT. Pertani yang berlokasi di Medan; penyimpanan digudang sebelum disalurkan ke distributor; melakukan fungsi manajemen transportasi yang biasanya dilakukan dengan pengangkutan menggunakan kapal laut dan truk melalui jalur darat; pembiayaan seperti bongkar muat kapal, upah tenaga kerja dan sebagainya; dan penanggungan resiko apabila terjadi kerusakan atau kehilangan pada saat pengangkutan atupun pada saat bongkar muat barang; serta informasi pasar yang diperoleh dari pihak pemerintah.

Sedangkan distributor yaitu CV. Karo Jambi dan PT. Pertani melakukan 7 (tujuh) fungsi pemasaran yaitu antara lain pembelian pupuk subsidi dari produsen yaitu PT. PUSRI dan PT. Petrokimia Gresik; penjualan pupuk ke pedagang pengecer yang berlokasi di Kecamatan Pancur Batu yaitu antara lain UD. Tani Makmur, UD. Tarigan, UD. Irwan Tani, UD. Pinem, dan UD. Rejeki Tani; penyimpanan

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

sebelum disalurkan ke pedagang pengecer; transportasi pengangkutan penyaluran pupuk yang biasanya melewati jalur darat dengan menggunakan truk; pembiayaan bongkar muat barang, upah tenaga kerja dan sebagainya; penanggungan resiko kerusakan atau kehilangan pada saat pengangkutan dan bongkar muat; serta informasi pasar yang diterima dari Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Sedangkan pengecer melakukan 5 (lima) fungsi pemasaran yaitu pembelian pupuk subsidi sesuai permintaan petani dari distributor resmi yaitu CV. Karo Jambi dan PT. Pertani; penjualan langsung kepada petani/konsumen; pembiayaan seperti biaya sewa kios, air dan listrik, goni, plastik dan sebagainya; penanggungan resiko kerusakan atau kehilangan; serta informasi pasar dari penyuluh, BPP, BPK dan masyarakat sekitar.

Faktor – faktor Penghambat

Dalam proses pendistribusian pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran sering ditemukan faktor-faktor yang menjadi penghambat. Faktor-faktor penghambat inilah yang menyebabkan terjadinya kelangkaan pupuk dikalangan petani. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain yaitu :

1. Kurangnya Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Kurangnya ketersediaan pasokan pupuk bersubsidi merupakan masalah utama yang menyebabkan terjadinya kelangkaan pupuk pada saat puncak musim pertanaman. Hal ini terjadi karena alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah sangat terbatas dibandingkan dengan permintaan pupuk yang diajukan oleh petani. Sehingga kebutuhan pupuk petani tidak tercukupi. Untuk itu sebagian besar petani

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

menggunakan pupuk kandang atau membeli pupuk impor yang harganya jauh lebih mahal dari pupuk subsidi.

2. Infrastruktur Pendistribusian yang tidak Memadai

Kondisi infrastruktur jalan yang masih buruk dan gangguan cuaca pada transportasi laut merupakan dua faktor yang sangat mengganggu kelancaran distribusi pupuk. Selain itu, selama dalam perjalanan pendistribusian pupuk banyak pungutan liar. Sehingga pupuk subsidi yang diterima petani tidak tepat waktu.

3. Harga Jual diatas HET

Harga jual yang diterima petani tidak sesuai dengan HET (Harga Eceran Tetinggi) yang seharusnya. Pedagang pengecer menjual pupuk subsidi kepada petani dengan perbedaan harga berkisar Rp. 500,- per kg diatas HET. Padahal harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Pupuk Urea Rp. 1.200 per kg, Pupuk ZA Rp. 1.050 per kg, Pupuk SP-36 Rp. 1.550 per kg, Pupuk NPK Phonska Rp. 1.750 per kg, Pupuk NPK Pelangi Rp. 1.830 per kg, Pupuk NPK Kujang Rp. 1.586 per kg, Pupuk Organik Rp. 500 per kg. Walaupun perbedaan harganya tidak terlalu jauh sekitar Rp. 500,- tapi harga tersebut tidak sesuai dengan HET.

Posma Ulinita Sibarani : Evaluasi Distribusi Pupuk Bersubsidi Dengan Konsep Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Pada Petani Padi Sawah Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, 2009.

Dokumen terkait