• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakandi kebun percobaan IPB Tajur yang terletak pada ketinggian ±250 m diatas permukaan laut (dpl) mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2012. Tanah pada lokasi penelitian memiliki nilai pH sebesar 5.0 sehingga dilakukan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah. Tanaman tomat tumbuh baik bila ditanam pada tanah yang memiliki pH 5.5-6.8 (Cahyono, 2008).

Penyemaian benih dilakukan dalam plastik-plastik kecil berisi media tanam yang ditempatkan di rak penyemaian (Gambar 4). Pemeliharaan di persemaian berupa penyiraman bibit yang dilakukan setiap hari. Pertumbuhan bibit tomat cukup baik selama di persemaian hingga tanaman siap dipindah ke lahan. Daya tumbuh rata-rata tanaman tomat untuk setiap genotipe berkisar 85.17% sampai 90.15%. Setelah berumur 22 hari bibit tomat dipindah tanam ke lahan.

(a) (b)

Gambar 4. Rak penyemaian benih (a) dan bibit tomat dalam media tanam(b) Penanaman dilakukan pada pagi hari agar tanaman tidak mengalami stress. Curah hujan saat tanam pada bulan Maret yaitu164 mm dengan suhu rata-rata 26°C dan kelembaban 80%.Pada minggu pertama penanamanterlihat gejala putusnya pangkal batang hingga tanaman menjadi rebah. Hal ini diduga akibat serangan belalang pra-dewasa yang memakan batang tanaman muda karena pada fase tanaman berbunga dan berbuah ditemukan imago belalang. Tanaman yang mati akibat serangan hama disulam dengan sisa bibit di persemaian.

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 266 mm dan terendah bulan Juli yaitu 37 mm dengan suhu rata-rata bulananberkisar 25-26°Cdan kelembaban 79-86% (Lampiran 3). Kondisi lahan yang lembab disertai suhu yang tinggi tersebut berpotensi mengundang hama dan penyakit. Usaha mengatasi

gangguan ini dilakukan dengan penyemprotan pestisida baik berupa insektisida, nematisida maupun fungisida secara rutin minimal seminggu sekali.

Selain belalang, hama lain yang menyerang tanamantomat selama penelitian adalah ulat grayak(Spodoptera litura) dan ulat penggerek buah (Helliothis armigera Hubner). Serangan hama-hama tersebut tidak terlalu besar dalam populasi tanaman sehingga masih dapat dikendalikan. Kerusakan yang ditimbulkan belum cukup parah sehingga tidak mengurangi kuantitas tetapi sedikit mengurangi kualitas buah tomat yang dihasilkan (Gambar 5).

(a) (b) (c)

Gambar 5. Serangan hama pada tanaman tomat. Gejala serangan belalang(a), ulat grayak(b) dan ulat penggerek buah(c)

Beberapa penyakit yang menyerang pertanaman tomat disebabkan oleh infeksi cendawan, diantaranya penyakit busuk daun (late blight) oleh cendawan Phytophtora infestans, busuk buah oleh Rhizoctonia solani dan layu fusarium oleh cendawan Fusarium oxysporum(Gambar 6). Daun yang terkena penyakit menunjukkan gejala bercak hitam kecoklatan, selanjutnya tampak membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap. Gejala mulai terlihat pada bulan April saat curah hujan cukup tinggi dan merata yaitu 257 mm selama 15 hari hujan.

Salah satu cara untuk mengetahui jenis penyakit layu yang menyerang tanaman tomat adalah dengan memotong batang tanaman terinfeksi kemudian dicelupkan ke dalam air jernih. Tidak terlihatnya benang-benang halus berwarna putih yang merupakan masa bakteri menunjukkan bahwa tanaman tersebut tidak terkena penyakit layu bakteri melainkan layu fusarium.

Gejala tanaman yang terkena layu fusarium yaitu memucatnya tuang daun dan tangkai daun merunduk, pada pagi maupun malam hari tanaman terlihat segar tetapi menjadi layu pada siang hari yang panas (Cahyono, 2008). Penyakit ini muncul saat dua minggu setelah pindah tanam hingga panen. Hampir semua

13

genotipe tomat terkena serangan penyakit ini tetapi bukan pada tanaman contoh. Penyakit ini menyerang pada semua stadia pertumbuhan tanaman. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan mencabut tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida secara berkala.

(a) (b) (c)

Gambar 6. Gejala serangan penyakit pada tanaman tomat. Penyakit busuk daun(a), busuk buah(b) dan layu fusarium(c)

Karakter kualitatif

Sifat kualitatif merupakan sifat yang secara kualitatif berbeda sehingga mudah dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori serta dapat dibedakan secara tegas atau deskret (Poespodarsono, 1988). Karakter kualitatif dikendalikan oleh gen sederhana (satu atau dua gen) dan sedikit sekali dipengaruhi lingkungan (Syukur et al., 2012). Pengamatan karakter kualitatif dilakukan pada bagian tanaman seperti batang, daun, bunga maupun buah.

Genotipe yang memiliki tipe pertumbuhan indeterminate adalah PHT 13, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 sedangkan yang lainnya memiliki tipe pertumbuhan determinate termasuk varietas pembanding (Tabel 1). Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman terdapat tandan bunga dan pada setiap ruas batang. Sedangkan tomat dengan pertumbuhan indeterminate tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda (Jaya, 1997).

Seluruh genotipe tomat yang dievaluasi dan varietas pembanding PMT tidak menunjukkan adanya pewarnaan antochyanin pada ruas batang teratasnya kecuali pada genotipe PHT 8 dan PHT 20. Kedua genotipe ini menunjukkan adanya pewarnaan antochyanin dengan tingkat lemah (Tabel 1).

Tabel 1. Tipe pertumbuhan tanaman dan warna batang tomat yang diuji Genotipe Tipe pertumbuhan Pewarnaan antochyanin pada ruas tiga teratas

PHT 6 Determinate Tidak ada

PHT 7 Determinate Tidak ada

PHT 8 Determinate Lemah

PHT 9 Determinate Tidak ada

PHT 10 Determinate Tidak ada

PHT 11 Determinate Tidak ada

PHT 12 Determinate Tidak ada

PHT 13 Indeterminate Tidak ada

PHT 14 Determinate Tidak ada

PHT 15 Determinate Tidak ada

PHT 20 Indeterminate Lemah

PHT 21 Indeterminate Tidah ada

PHT 22 Indeterminate Tidak ada

PHT 23 Indeterminate Tidak ada

PHT 24 Indeterminate Tidak ada

PMT Determinate Tidak ada

Karakter kualitatif yang diamati pada bagian daun yaitu pembagian helai daun, tipe daun, letak daun, dan letak anak daun. Semua genotipe tomat yang diuji memiliki helai daun yang menyirip sama seperti varietas pembanding, kecuali genotipe PHT 6, PHT 7, PHT 11 dan PHT14 yang memiliki helai daun menyirip ganda. Demikian pula pada karakter letak daun, semua genotipe tomat yang diuji sama dengan varietas pembanding kecuali pada PHT 15 dan PHT 22. Secara umum letak anak daun genotipe yang diuji adalah mendatar dan ke atas, sedangkan PHT 13 adalah satu-satunya genotipe yang memiliki karakter letak anak daun ke bawah (Tabel 2).

Tipe daun tanaman tomat berdasarkan deskriptor IPGRI yaitu dwarf, potato leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium dan hirsutum. Secara umum tipe daun pada genotipe tomat yang dievaluasi dan varietas pembanding adalah bentuk standard dan peruvianum. Genotipe tomat yang memiliki tipe daun peruvianum yaitu PHT 6, PHT 8, PHT 9, PHT 15, PHT 20, PHT 21 dan PHT 24, sedangkan genotipe yang lainnya memiliki bentuk standard termasuk varietas pembanding PMT (Tabel 2).

15

Tabel 2. Penampilan karakter kualitatif daun tomat yang diuji Genotipe Pembagian helai

daun Tipe daun Letak daun Letak anak daun PHT 6 Menyirip ganda Peruvianum Semi-erect Mendatar PHT 7 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar PHT 8 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas

PHT 9 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas

PHT 10 Menyirip Standard Semi-erect Mendatar

PHT 11 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar

PHT 12 Menyirip Standard Semi-erect Ke atas

PHT 13 Menyirip Standard Semi-erect Ke bawah

PHT 14 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar PHT 15 Menyirip Peruvianum Horizontal Ke atas

PHT 20 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas

PHT 21 Menyirip Peruvianum Semi-erect Mendatar

PHT 22 Menyirip Standard Horizontal Mendatar

PHT 23 Menyirip Standard Semi-erect Mendatar

PHT 24 Menyirip Peruvianum Semi-erect Mendatar

PMT Menyirip Standard Semi-erect Ke atas

Karakter kualitatif yang menunjukkan kesamaan antargenotipe dengan varietas pembanding adalah karakter warna bunga dan lapisan absisi, sedangkan pada peubah lainnya terdapat perbedaan. Selain genotipe PHT 6 dan PHT 14, karakter tipe tandan bunga pada hampir seluruh genotipe yang diuji yaitu secara umum uniparous. Sementara pada tandan bunga tomat yang diuji sebagian genotipe memiliki cabang dan sebagian lainnya tidak ada cabang. Genotipe yang memiliki cabang pada tandan bunga diantaranya PHT 6, PHT 7, PHT 11, PHT 12, PHT 13, PHT 14 dan PHT 15 (Tabel 3).

Secara umum peubah kualitatif yang diamati pada buah menunjukkan perbedaan penampilan antara keenam belas genotipe yang dievaluasi termasuk varietas pembanding. Karakter bentuk buah pada genotipe yang dievaluasi dan varietas pembanding cukup beragam mulai dari bentuk telur, telur sungsang, silinder, bulat, agak pipih hingga bentuk hati. Sementara bentuk ujung buah juga berbeda-beda antargenotipe, yaitu datar, melekuk, melekuk agak datar, dan meruncing. Genotipe yang dievaluasi merupakan hasil eksplorasi dari beberapa sumber sehingga terdapat keragaman karakter yang menggambarkan variasi genetik yang cukup besar antargenotipe.

Tabel 3. Penampilan karakter kualitatif tandan dan bunga tomat yang diuji Genotipe Tipe tandan bunga Cabang pada

tandan bunga

Warna bunga

Lapisan absisi

PHT 6 Sebagian multiparous Ada Kuning Ada

PHT 7 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada

PHT 8 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 9 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 10 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 11 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada PHT 12 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada PHT 13 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada PHT 14 Sebagian multiparous Ada Kuning Ada PHT 15 Secara umum uniparous Ada Kuning Ada PHT 20 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 21 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 22 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 23 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PHT 24 Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada PMT Secara umum uniparous Tidak ada Kuning Ada

Hasil pengamatan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa genotipe yang dievaluasi memiliki bentuk buah yang bervariasi(bulat, agak pipih, silinder, bentuk hati, bentuk telur dan telur sungsang). Demikian pula dengan karakter bentuk ujung buah genotipe yang dievaluasi juga bervariasi mulai dari datar hingga meruncing. Bentuk irisan buah genotipe yang dievaluasi seluruhnya bulat kecuali PHT 11 dan PHT 15.

Jumlah rongga buah yang dimiliki varietas PMT adalah dua. Demikian pula pada PHT 6, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 14, PHT 15, PHT 21 dan PHT 22 memiliki jumlah rongga yang sama dengan PMT, sedangkan genotipe yang lain memiliki jumlah rongga buah lebih dari dua. Untuk karakter warna hijau pada bahu buah yang masih muda hanya dimiliki oleh PHT 8 dan PHT 9. Warna buah masak pada varietas pembanding dan tiga belas genotipe yang dievaluasi adalah merah, sementara dua genotipe lainnya yaitu PHT 7 dan PHT 11 memiliki warna buah masak oranye.

17

Tabel 4. Penampilan karakter kualitatif buah tomat yang diuji

Genotipe Bentuk Buah Bentuk ujung buah Bentuk irisan melintang Jumlah rongga buah Bahu buah hijau Warna buah masak PHT 6 Telur

Sungsang Meruncing Bulat Dua

Tidak

ada Merah PHT 7 Agak

pipih

Melekuk

agak datar Bulat

Lebih dari empat

Tidak

ada Oranye

PHT 8 Bulat Datar Bulat Dua Ada Merah

PHT 9 Telur Datar Bulat Dua Ada Merah

PHT 10 Bulat Datar Bulat Dua Tidak

ada Merah PHT 11 Silinder Melekuk Tidak

bulat Dua dan tiga Tidak ada Oranye PHT 12 Telur

Sungsang Datar Bulat

Dua dan tiga

Tidak

ada Merah PHT 13 Bulat Datar Bulat Dua dan

tiga Tidak ada Merah PHT 14 Bentuk hati Melekuk

agak datar Bulat Dua

Tidak ada Merah PHT 15 Silinder Melekuk agak datar Tidak bulat Dua Tidak ada Merah PHT 20 Telur Sungsang Datar meruncing Bulat Dua dan tiga Tidak ada Merah PHT 21 Telur

Sungsang Datar Bulat dua

Tidak

ada Merah PHT 22 Telur

Sungsang

Datar

meruncing Bulat dua

Tidak ada Merah PHT 23 Silinder Datar meruncing Bulat Dua dan tiga Tidak ada Merah PHT 24 Telur

Sungsang Datar Bulat

Dua dan tiga

Tidak

ada Merah

PMT Telur

Sungsang Datar Bulat Dua

Tidak

ada Merah

Karakter Kuantitatif

Karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen yang masing-masing mempunyai pengaruh kecil pada karakter itu dan banyak dipengaruhi lingkungan (Syukur et al., 2012). Data yang diperoleh dari pengamatan berbagai peubah karakter kuantitatif diolah menggunakan analisis ragam (Uji-F) yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan genotipe terhadap karakter-karakter yang diamati.

Hasil rekapitulasi sidik ragam menunjukan perlakuan genotipe berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah yang diamati, kecuali pada peubah bobot buah per tanaman dan produktivitas. Pengaruh perbedaan perlakuan genotipe tersebut nyata pada taraf 1% untuk semua peubah, kecuali peubah panjang pedisel dan bobot per buah yang nyata pada taraf 5% (Tabel 5).

Hasil rekapitulasi sidik ragam juga memperlihatkan nilai koefisien keragaman (KK) 16 genotipe tomat pada sejumlah peubah yang diamati. Nilai KK menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan, dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez dan Gomez, 1995).

Koefisien keragaman 16 genotipe tomat pada berbagai peubah memiliki nilai 4.85-28.02%. Nilai KK tertinggi ditunjukkan oleh peubah panjang pedisel sedangkan nilai KK terendah pada peubah diameter buah (Tabel 5). Beragamnya nilai tersebut menunjukkan lingkungan memberikan pengaruh bervariasi terhadap peubah yang diamati. Nilai KK yang semakin besar menandakan tingkat validasi suatu percobaan semakin rendah. Mattjik dan Sumertajaya (2006) menyatakan nilai KK yang terlalu besar bila dibandingkan dengan nilai yang biasa diperoleh peneliti, mencerminkan bahwa unit-unit percobaan yang digunakan tidak homogen. Pada bidang pertanian nilai KK yang dianggap wajar adalah 20-25%.

Tabel 5. Rekapitulasi sidik ragam berbagai peubah yang diamati

Peubah Genotipe Nilai P KK(%)

Tinggi tanaman ** 0.0000 9.63 Panjang daun ** 0.0000 5.16 Lebar daun ** 0.0000 8.21 Panjang pedisel * 0.0167 28.02 Panjang buah ** 0.0000 5.00 Diameter buah ** 0.0000 4.85

Tebal daging buah ** 0.0000 7.01

Jumlah tandan ** 0.0000 20.46

Jumlah buah ** 0.0002 12.78

Fruitset ** 0.0000 6.83

Kekerasan buah ** 0.0000 6.96

PTT ** 0.0000 10.36

Bobot buah per tanaman tn 0.1267 20.26

Bobot per buah * 0.0044 19.22

Produktivitas tn 0.1259 20.25

19

Tinggi Tanaman,Panjang Daun, dan Lebar Daun

Pengukuran karakter tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun dilakukan saat tanaman sudah berbuah dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan pada waktu tersebut tanaman telah mencapai pertumbuhan maksimal. Tinggi tanaman genotipe yang dievaluasi memiliki nilai 55.01-106.48 cm. Panjang daunlima belas genotipe yang dievaluasi berkisar 29.92-48.84 cm. Sementara lebar daun genotipe yang dievaluasi berkisar 21.37-36.85 cm (Tabel 6).

Tabel 6. Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun 15 genotipe tomat dan varietas pembanding

Genotipe Tinggi tanaman (cm) Panjang daun (cm) Lebar daun (cm) PHT 6 59.69ef 41.91bc 25.91cde PHT 7 72.15cdef 41.74bc 32.09bc PHT 8 55.01f 31.04e 21.46e PHT 9 65.17def 32.41de 21.37e PHT 10 69.74def 31.93de 24.32de PHT 11 74.55cdef 44.98ab 36.85ab PHT 12 79.19bcde 48.84a 36.67ab PHT 13 57.54ef 48.32a 28.74cd PHT 14 59.93ef 29.92e 23.59de PHT 15 61.95ef 37.59cd 26.64cde PHT 20 93.12abc 41.03bc 25.39cde PHT 21 103.84a 39.90bc 25.49cde PHT 22 101.03ab 41.30bc 28.99cd PHT 23 106.48a 41.08bc 26.68cde PHT 24 103.19a 37.92cd 26.48cde PMT 86.70abcd 50.81a 39.55a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Varietas PMT memiliki tinggi tanaman sebesar 86.70 cm. Nilai tengah pada Tabel 6 menunjukkan tinggi tanaman genotipe PHT 6, PHT 8, PHT 13, PHT 14 dan PHT 15 berbeda nyata lebih rendah dibandingkan PMT. Sementara tinggi tanaman genotipe lainnya tidak berbeda dengan varietas PMT. Tanaman tomat yang terlalu tinggi kurang dikehendaki oleh petani karena batang tanaman cenderung mudah roboh sehingga akan menyulitkan dalam pemeliharaan.

Karakter panjang daun pada genotipe PHT 11, PHT 12 dan PHT 13 tidak berbeda dengan varietas pembanding PMT yang memiliki panjang daun 50.81 cm. Selain ketiga genotipe yang telah disebutkan, seluruh genotipe tomat yang

dievaluasi memiliki panjang daun yang berbeda lebih pendek daripada varietas pembanding PMT.

Seluruh genotipe tomat yang dievaluasi juga memiliki lebar daun yang nyata lebih kecil dibandingkan varietas pembanding kecuali PHT 11 dan PHT 12. Kedua genotipe tersebut memiliki lebar daun yang tidak berbeda dengan varietasPMT (39.55 cm). Nilai tengah untuk peubah lebar daun genotipe PHT 11 dan PHT 12 berturut-turut adalah 36.85 cm dan 36.67 cm.

Umur Berbunga dan Umur Panen

Bunga merupakan salah satu indikator suatu tanaman telah memasuki fase generatif. Pengamatan umur berbunga ditentukan dari jumlah hari setelah transplanting hingga 50% tanaman dalam populasi telah berbunga, sedangkan umur panen saat 50% populasi telah berbuah masak atau siap dipanen.Umur berbunga lima belas genotipe yang dievaluasi cukup bervariasi antara 20-31 hari (Gambar 7), sementara umur panennya berkisar 54-70 hari (Gambar 8).

Gambar 7. Grafik umur berbunga 15 genotipe tomat dan pembanding Grafik di atas menunjukkan bahwa genotipe PHT 8, PHT 9, PHT 11 dan PHT 14 memiliki umur berbunga (20 hari)paling cepat dibandingkan varietas PMT dansemua genotipe yang dievaluasi. Sedangkan genotipe lainnya relatif lebih lama berbunga dibanding varietas PMT(23 hari). Cepat lambatnya waktu bunga mekar dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, suhu harian, dan genotipe tanaman (Edmond et al., 1964). Pada penelitian ini intensitas cahaya

28 24 20 20 25 20 28 26 20 27 31 31 29 31 30 23 0 5 10 15 20 25 30 35 U m ur ber bung a (har i) Genotipe

21

matahari dan suhu harian yang diterima seluruh tanaman dapat dianggap sama sehingga adanya perbedaan umur berbunga diantara genotipe-genotipe tomat yang diuji disebabkan oleh genotipe tanaman itu sendiri. Genotipe yang memiliki umur berbunga paling lama yaitu PHT 20, PHT 21 dan PHT 23 (31 hari).

Genotipe PHT 7, PHT 11, dan PHT 12 memiliki umur panen yang sama dengan varietas pembanding (61 hari) sedangkan pada semua genotipe yang lain terdapat perbedaan.Genotipe PHT 8, PHT 9, dan PHT 10 memiliki umur panen tujuh hari lebih cepat daripada varietas PMT. Ketiga genotipe tersebut menghasilkan buah dengan ukuran relatif kecil dilihat dari panjang dan diameter buahnya (Tabel 8), sehingga diduga waktu yang diperlukan untuk pengisian buah relatif lebih cepat.Sementara itu umur panen selain genotipe yang telah disebutkan relatif lebih lama dibandingkan varietas PMT yaitu berkisar 62 sampai 70 hari (Gambar 8).

Gambar 8. Grafik umur panen 15 genotipe tomat dan pembanding Jumlah Tandan, Jumlah Buah per Tanaman, dan Fruitset

Pengamatan jumlah tandan per tanaman dari setiap genotipe dilakukan pada saat panen pertama. Jumlah tandan genotipe PHT 9, PHT 10, dan PHT 14 (berturut-turut 21.40, 33.33, dan 26.13) berbeda nyata lebih banyak dibandingkan varietas PMT(Tabel 7). Ketiga genotipe ini merupakan tanaman yang cenderung menyemak dengan orientasi pertumbuhan horisontal.Jumlah percabangannyarelatif banyak sehingga dapat menghasilkan jumlah tandan yang lebih banyak pula dibandingkan genotipe lain maupun varietas PMT.

67 61 54 54 54 61 61 62 54 62 70 70 70 70 70 61 0 10 20 30 40 50 60 70 80 U m ur pane n (har i) Genotipe

Jumlah buah dihitung setiap panen. Bobot buah per tanaman dijumlahkan dari panen pertama hingga panen terakhir. Secara statistik, karakter jumlah buah seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda dengan varietas PMT.Rata-rata jumlah buah genotipe yang dievaluasi berkisar 37.13-63.67 buah(Tabel 7). Jumlah buah yang terbentuk sangat berkaitan dengan keberhasilan bunga menjadi buah (Picken, 1984). Selain itu ketersediaan unsur hara untuk mengurangi keguguran bunga juga diduga mempengaruhi banyaknya buah yang terbentuk.

Tabel 7. Nilai tengah jumlah tandan, jumlah buah per tanaman, dan fruitset 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding

Genotipe Jumlah tandan per tanaman

Jumlah buah per tanaman Fruitset (%) PHT 6 8.67d 48.27ab 83.97abc PHT 7 16.53bcd 46.80ab 75.83bcd PHT 8 16.80bcd 48.40ab 93.81a PHT 9 21.40bc 50.87ab 92.18ab PHT 10 33.33a 63.67a 93.78a PHT 11 13.93cd 49.60ab 84.98abc PHT 12 12.53cd 53.00ab 84.08abc PHT 13 14.73cd 37.33b 71.19cd PHT 14 26.13ab 61.27a 93.89a PHT 15 16.47bcd 50.13ab 84.67abc PHT 20 11.87cd 42.13b 75.18bcd PHT 21 11.80cd 41.47b 73.84cd PHT 22 11.93cd 40.73b 69.56cd PHT 23 12.27cd 42.13b 74.54cd PHT 24 11.47cd 37.13b 66.21d PMT 14.07cd 52.33ab 85.03abc

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Fruisetmenunjukkan persentase jumlah terbentuknya buah dari sejumlah bunga dalam tandan yang dihasilkan oleh masing-masing genotipe tomat yang dievaluasi. Pengamatan fruitsetdilakukan pada delapan tandan pertama untuk setiap tanaman contoh. Nilai fruitset genotipe yang dievaluasi cukup besar yakni berkisar 66.21%- 93.89%. Hal ini menunjukkan bunga yang terbentuk dalam satu tandan relatif sedikit yang mengalami kerontokan. Nilai fruitset pada Tabel 7 memperlihatkan bahwa hanya satu genotipe yang berbeda nyata lebih rendah dibandingkan varietas PMT, yaitu PHT 24 (66.21%). Genotipe yang lainnya memiliki fruitset yang tidak berbeda dengan varietas PMT.

23

Panjang Pedisel, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah Tabel 8menunjukkan seluruh genotipe yang dievaluasi memiliki panjang pedisel yang tidak berbeda dengan varietas PMT. Panjang pedisel genotipe yang dievaluasi berkisar 0.72-1.64 cm. Panjang buah genotipe PHT 11, PHT 20, PHT 21, dan PHT 23 nyata lebih panjang dibandingkan varietas PMT. Sementara genotipe yang memiliki panjang buah lebih pendek yaitu PHT 8, PHT 9, PHT 10, dan PHT 14 dengan nilai berturut-turut 2.95, 2.87, 2.89 dan 2.88 cm.

Diameter buah genotipe PHT 6, PHT 7, dan PHT 13 lebih besar daripada varietas PMT sedangkan genotipe yang memiliki diameter buah lebih kecil dari PMT yaitu PHT 8, PHT9, PHT 10, dan PHT 14. Ukuran buah (panjang dan diameter) merupakan salah satu sifat yang dapat mencirikan perbedaan antarvarietas tomat. Sifat ukuran buah tomat dikendalikan secara kuantitatif oleh banyak gen dan hanya gen-gen yang berada pada inti sel (Kurniawan, 2004).

Tabel 8. Nilai tengah panjang pedisel, panjang buah, diameter buah, dan tebal daging buah 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding Genotipe Panjang pedisel

(cm) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal daging buah (cm) PHT 6 1.16a 5.78abc 5.54a 0.69ab PHT 7 0.98a 5.13cd 5.27abc 0.56d PHT 8 0.72a 2.95e 2.76f 0.27e PHT 9 0.72a 2.87e 2.64f 0.26e PHT 10 0.76a 2.89e 2.98f 0.24e PHT 11 0.95a 6.23a 4.69cde 0.69a PHT 12 0.87a 4.87d 4.77bcde 0.56d PHT 13 1.26a 5.08cd 5.44ab 0.56cd PHT 14 0.73a 2.88e 2.69f 0.24e PHT 15 1.64a 4.86d 4.31e 0.57bcd PHT 20 1.28a 6.46a 5.22abcd 0.65abcd PHT 21 1.28a 6.40a 5.19abcd 0.70a PHT 22 1.28a 6.03ab 5.13abcd 0.68abc PHT 23 1.31a 6.46a 4.86bcde 0.68ab PHT 24 1.30a 5.82abc 5.10abcd 0.70a PMT 1.02a 5.32bcd 4.57de 0.70a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Ketebalan daging buah genotipe yang dievaluasi berkisar 0.24-0.7 cm. Ketebalan daging buah berkaitan dengan banyaknya bagian yang dapat dimanfaatkan sehingga merupakan salah satu karakter yang penting. Ketebalan

daging buah PHT 7, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 12, PHT 13,PHT 14 dan PHT 15 lebih tipis daripada varietas PMT. Dengan demikian ketujuh genotipe lainnya

Dokumen terkait