• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Karakter dan Daya Hasil Beberapa Genotipe Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Karakter dan Daya Hasil Beberapa Genotipe Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KARAKTER DAN DAYA HASIL BEBERAPA

GENOTIPE TOMAT (

Lycopersicon esculentum

Mill.) DI

KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR, BOGOR

USWATUN KHASANAH

A24080022

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

UNIVERSITY EXPERIMENTAL FIELD TAJUR, BOGOR

Uswatun Khasanah1, Sobir2, Endang Gunawan3 1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB

2

Staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB

3

Staf Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB

Abstract

Tomato (Lycopersicon esculentum Mill.) is one of the important vegetable in Indonesia. This research was conducted to study the performance of yield and to get information about horticultural characteristic of some tomato genotypes in Bogor Agricultural University Experimental Field Tajur, Bogor. The experiment was arranged using Randomized Complete Block Design (RCBD) with genotypes as a single factor. Plant materials were 15 genotypes of tomato and one comercial hybrid (Permata) as a control variety. The result showed there were phenotypic variability among genotypes were evaluated in both quantitative and qualitative characters. Plant height range from 55.01-106.48 cm, days to flowering from 20-31 days, days of harvesting from 54-70 days, fruitset from 66.21-95.02%, fruit weight per plant from 1-2 kg and fruit weight from 20.55-59.05 g. Potential productivity of PHT 7, PHT 11, PHT 12, PHT 13 and PHT 15 were higher 40 ton ha-1, therefore that genotypes have high potential for commercial varieties and proceed to multi-location trial. Heritability (high and medium) among observed characters indicated that genetic factors give more contribute in determining the phenotypic variability of plant.

(3)

ii

RINGKASAN

USWATUN KHASANAH. Evaluasi Karakter dan Daya Hasil Beberapa

Genotipe Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di Kebun Percobaan IPB

Tajur, Bogor. Dibimbing oleh SOBIR dan ENDANG GUNAWAN.

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Tajur yang terletak pada

ketinggian ±250 mdpl pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2012. Penelitian

ini bertujuan untuk menguji daya hasil dan memperoleh informasi tentang

keragaan karakter-karakter agronomi dari 15 genotipe potensial tomat dan satu

varietas pembanding yang ditanam di daerah Tajur, Bogor. Hipotesis yang

diajukan dalam percobaan ini adalah terdapat satu atau lebih genotipe tomat yang

mempunyai daya hasil lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding.

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT) satu faktor yaitu genotipe. Terdapat enam belas perlakuan

dengan tiga ulangan sehingga total seluruhnya 48 satuan percobaan. Bahan yang

diuji terdiri dari 15 genotipe tomat, yaitu PHT 6, PHT7, PHT8, PHT9, PHT10,

PHT11, PHT12, PHT13, PHT14, PHT15, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23,

PHT 24 dan satu varietas pembanding Permata (PMT). Karakter yang diamati

meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genotipe yang diuji memiliki

beberapa perbedaan karakter dengan varietas pembanding. Perbedaan karakter

kualitatif terdapat pada seluruh peubah yang diamati kecuali peubah warna bunga

dan lapisan absisi.Seluruh genotipe yang diuji, sepuluh diantaranya memiliki tipe

pertumbuhan determinate (PHT 6, PHT 7, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 11, PHT

12, PHT 14, PHT 15 dan PMT) dan enam lainnya indeterminate (PHT 13, PHT

20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24).

Genotipe PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 memiliki tinggi

tanaman lebih tinggi daripada varietas PMT. Semua genotipe memiliki panjang

dan lebar daun yang tidak berbeda dengan pembanding, kecuali genotipe PHT 11

(4)

Genotipe PHT 8, PHT 9 dan PHT 14 memiliki umur berbunga lebih cepat

dibandingkan varietas PMT. Karakter umur panen, PHT 8, PHT 9, PHT 10 dan

PHT 14 lebih cepat daripada varietas PMT. Nilai fruitset genotipe yangdievaluasi

berkisar 66.21%- 93.89% dengan nilaitertinggi yaitu PHT 14.

Karakter panjang buah genotipe PHT 11, PHT 20, PHT 21 dan PHT 23

lebih panjang daripada varietas PMT. Sementara untuk karakter diameter buah

genotipe PHT 6, PHT 7 dan PHT 13 lebih besar daripada varietas PMT. Genotipe

PHT 6, PHT 11, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 memiliki

ketebalan daging buah yang tidak berbeda dengan varietas pembanding.

Karakter bobot per buah seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda

nyata dengan varietas PMT (58.66 g), kecuali genotipe PHT 8 (11.52 g) yang

berbeda nyata lebih rendah. Genotipe PHT 7, PHT 12 dan PHT 13 memiliki

produktivitas di atas 40 ton ha-1 dengan koefisien keragaman yang lebih rendah

dibandingkan varietas PMT sehingga dapat dikembangkan dalam pengujian

selanjutnya pada program pemuliaan.

Karakter yang diamati pada berbagai genotipe yang diuji memiliki nilai

heritabilitas kategori tinggi dan sedang (bobot buah per tanaman dan

produktivitas). Karakter dengan heritabilitas tinggi menunjukkan faktor genetik

lebih berperan dibandingkan faktor lingkungan. Karakter tersebut lebih mudah

diwariskan pada generasi berikutnya sehingga seleksi dapat dilakukan pada

(5)

iv

EVALUASI KARAKTER DAN DAYA HASIL BEBERAPA

GENOTIPE TOMAT (

Lycopersicon esculentum

Mill.) DI

KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR, BOGOR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

USWATUN KHASANAH

A24080022

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Judul

: EVALUASI

KARAKTER

DAN

DAYA

HASILBEBERAPA

GENOTIPE

TOMAT

(

Lycopersicon

esculentum

Mill.)

DI

KEBUN

PERCOBAAN IPB TAJUR, BOGOR

Nama

:USWATUN KHASANAH

NIM

:A24080022

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Sobir, M.Si Endang Gunawan, SP, M.Si

NIP 19640512 198903 1 002 NIP 19770314 200810 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr

NIP19611101 198703 1 003

(7)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah pada tanggal 14 Juni 1990.

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Tarjo

dan Ibu Danisah.

Tahun 2002 penulis lulus dari SD Negeri 3 Sidakaton, Tegal. Tahun 2005

penulis menyelesaikan studi di MTs Negeri Model Babakan, Tegal. Penulis

melanjutkan studi ke SMA Negeri 3 Slawi dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun

yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI

(Undangan Seleksi Masuk IPB) sebagai salah satu mahasiswa Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Selama perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa kegiatan organisasi

mahasiswa dan kepanitiaan. Pada tahun 2009/2010 penulis bergabung dalam

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A) dan menjabat sebagai

bendahara divisi. Selanjutnya pada tahun 2010/2011 penulis menjabat sebagai

sekretaris divisi dalam Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura

(HIMAGRON). Penulis juga menjadi pengurus organisasi mahasiswa daerah IMT

(Ikatan Mahasiswa Tegal) periode 2009 sampai 2010. Tahun 2011 penulis

menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Penulis juga

menjadi relawan kampus dalam kegiatan lapang IPB Goes To Field pada tahun

2010 di Bogor dan tahun 2011 di Magelang. Selain itu, penulis aktif mengikuti

kepanitiaan dalam kegiatan Fakultas maupun Departemen. Penulis juga telah

mengikuti berbagai seminar dan pelatihan-pelatihan selama menjadi mahasiswa

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul“Evaluasi Karakter dan Daya Hasil Beberapa Genotipe Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)di Kebun Percobaan IPB

Tajur,Bogor” dengan baik.

Penulisan tersebut dalam rangka melasanakan tugas akhir pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian

Bogor.Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada:

1. Prof. Dr.Ir. Sobir, M.Si dan Endang Gunawan, SP, M.Si selaku dosen

pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan

selamamelaksanakan penelitian serta penulisan skripsi ini.

2. Dr. M. Syukur, SP, M.Si atas kesediaannya sebagai dosen penguji serta saran

dan kritik yang membangun kepada penulis.

3. Ibu, Ayah, Kakak, Aef dan seluruh keluarga atas curahan doa, kasih sayang

dan dukungan yang tiada henti kepada penulis.

4. Bu Yuyun, Mas Awang dan seluruh pegawai Kebun Percobaan PKHT Tajur

yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian ini.

5. Gusti Eman Ayu dan Firzatus Syifa yang menjadi teman seatap dan

seperjuangan selama pelaksanaan penelitian.

6. Ika, Ulya, Tri, Alma, Izza yang telah memberikanbanyak semangat, motivasi,

saran dan bantuan kepada penulis.

7. Seluruh sahabat Formasie atas dukungan dan persahabatan yang tulus.

8. Teman-teman Indigenus 45atas kebersamaan yang indah selama di AGH.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang pertanian.

Bogor, Februari 2013

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani Tanaman Tomat ... 3

Syarat Tumbuh Tanaman Tomat ... 4

Pemuliaan Tanaman Tomat ... 5

Uji Daya Hasil ... 6

BAHAN DAN METODE ... 7

Tempat dan Waktu ... 7

Bahan dan Alat ... 7

Metode Penelitian ... 7

Pelaksanaan Penelitian ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 11

Kondisi Umum ... 11

Karakter kualitatif ... 13

Karakter Kuantitatif ... 17

Heritabilitas ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

Kesimpulan ... 28

Saran... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tipe pertumbuhan tanaman dan warna batang tomat yang diuji... 14

2. Penampilan karakter kualitatif daun tomat yang diuji ... 15

3. Penampilan karakter kualitatif tandan dan bunga tomat

yang diuji ... 16

4. Penampilan karakter kualitatif buah tomat yang diuji ... 17

5. Rekapitulasi sidik ragam berbagai peubah yang diamati ... 18

6. Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun

15 genotipe tomat dan varietas pembanding ... 19

7. Nilai tengah jumlah tandan, jumlah buah per tanaman dan

fruitset 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding ... 22

8. Nilai tengah panjang pedisel, panjang buah, diameter buah dan tebal daging buah 15 genotipe tanaman dan

varietas pembanding ... 23

9. Nilai tengah kekerasan buah dan padatan terlarut total

15 genotipe tanaman dan varietas pembanding ... 24

10. Nilai tengah karakter produksi buah 15 genotipe tanaman

dan varietas pembanding ... 26

11. Nilai duga heritabilitas pada 15 genotipe tanaman dan

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Letak daun dan anak daun ... 10

2. Tipe daun(a) dan bentuk buah(b) ... 10

3. Bentuk ujung buah ... 10

4. Rak penyemaian benih (a) dan bibit tomat dalam media tanam(b) ... 11

5. Serangan hama pada tanaman tomat. Gejala serangan belalang(a), ulat grayak(b) dan ulat penggerek buah(c) ... 12

6. Gejala serangan penyakit pada tanaman tomat. Penyakit busuk daun(a), busuk buah(b) dan layu fusarium(c) ... 13

7. Grafik umur berbunga 15 genotipe tomat dan pembanding ... 20

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Gambar dokumentasi penelitian ... 32

2. Gambar pengamatan genotipe tomat ... 33

3. Data iklim... 34

4. Sidik ragam karakter tinggi tanaman ... 34

5. Sidik ragam karakter panjang daun... 34

6. Sidik ragam karakter lebar daun ... 34

7. Sidik ragam karakter panjang pedisel ... 34

8. Sidik ragam karakter panjang buah... 35

9. Sidik ragam karakter diameter buah ... 35

10. Sidik ragam karakter tebal daging buah... 35

11. Sidik ragam karakter jumlah tandan ... 35

12. Sidik ragam karakter jumlah buah ... 36

13. Sidik ragam karakter fruitset ... 36

14. Sidik ragam karakter kekerasan buah ... 36

15. Sidik ragam karakter ptt ... 36

16. Sidik ragam karakter bobot buah per tanaman ... 37

17. Sidik ragam karakter bobot per buah ... 37

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tomat(Lycopersicon esculentum Mill.)merupakan salah satu sayuran

penting yang sudah sejak lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia. Selain konsumsi segar, tomat biasa dipakaiuntukbahan pelengkap

masakan. Tomat juga telah banyak digunakan sebagai bahan baku industri

makanan dan minuman olahan, kosmetik serta obat-obatan.

Sebagai bahan makanan, buah tomat memiliki kandungan gizi yang cukup

beragam, diantaranyaserat, karbohidrat, vitamin dan mineral serta protein dan

lemak (Cahyono, 2008). Buah tomat juga mengandung karotin yang berfungsi

sebagai pembentuk provitamin A serta lycoppene yang mampu mencegah kanker

(Wiryanta, 2002). Dalam 180 g buah tomat matang, vitamin C yang terkandung

sekitar 34.38 mg yang memenuhi 57.3% vitamin C dalam sehari. Kandungan

seratbuah tomat mencapai 1.98g dan protein sebesar 1.53 g (GMF, 2007).

Produksi tomat Indonesia sebesar891,616 ton pada tahun 2010 dan

meningkat menjadi 954,046 ton pada tahun 2011 (BPS, 2012).Jumlah tersebut

kemungkinan belum cukup memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat

akibat pertumbuhan penduduk sehingga pemerintah melakukan impor. Sejak

tahun 2007 hingga 2011 volume impor tomat Indonesia terus meningkat dengan

pertumbuhan rata-rata 13%, sedangkan volume ekspor justru mengalami

penurunan rata-rata sebesar 19% (Dirjen Hortikultura, 2012).

Produktivitas rata-rata tomat nasionaladalah 16.65 ton ha-1(Dirjen

Hortikultura, 2012). Angka ini masih jauh di bawah produktivitas rata-rata dunia

yang mencapai 32.8 ton ha-1(FAOSTAT, 2012).Hal ini dapat disebabkan

pengembangan tanaman tomat masih menghadapi kendala terutamasedikitnya

varietas yang berdaya hasil tinggi.Hingga saat ini usaha peningkatanproduktivitas

tomat masih terus dilakukan, salah satunya melalui program pemuliaan

tanaman.Pada umumnya tujuan pemuliaan tomat adalah meningkatkan

produktivitas dan kualitasnya, perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit

tertentu, perbaikan sifat-sifat hortikultura dan meningkatkan sifat untuk mengatasi

(14)

tanaman yang dilakukan pihak swasta untuk meningkatkan hasil umumnya berupa

produksi benih hibrida. Kebanyakan varietas hibrida menghasilkan produktivitas

tinggi jika diimbangi pula dengan input tinggi serta pemeliharaan intensif. Selain

itu harga benih yang mahal membuat biaya produksi lebih tinggi sehingga cukup

memberatkan bagi petani.

Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB telah melakukan kegiatan

pemuliaan tanaman sayuran, khususnya komoditas tomat. Program ini ditujukan

ke arah pembentukan varietas tomat unggul baru. Penelitian dan pelepasan

varietas baru yang lebih unggul dari varietas yang telah beredar di masyarakat

merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi usahatani serta meningkatkan

daya hasil dan kualitastomat sehingga mempunyai daya saing yang tinggi.

Kegiatan evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam program

pemuliaan tanaman yang secara umum bertujuan untuk memperoleh informasi

mengenai genotipe yang ada. Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan

deskripsi karakter-karakter hortikultura dari beberapa genotipe tomat lokal

potensial yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengujian selanjutnya

sehingga dapat dilepas sebagai varietas baru.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil dan memperoleh

informasi tentang keragaan karakter-karakter hortikultura dari beberapa genotipe

potensial tomat di Kebun Percobaan IPBTajur, Bogor.

Hipotesis

Diantara enam belas genotipe yang diuji memiliki perbedaan keragaan

karakter hortikultura dan terdapat satu atau lebih genotipe tomatyang mempunyai

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Tomat

Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam famili

Solanaceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu dengan jumlah

kromosom somatis sebanyak 2n=2x=24. Tanaman ini tumbuh dengan tinggi

sekitar 0.5-2 m. Pola pertumbuhan dapat bervariasi dari tegak hingga agak

merayap dan spesies tertentu memiliki batang menjalar (Rubatzky, 1999).

Tanaman tomat mempunyai akar tunggang. Daerah perakarannya

mencapai 1.5m sedangkan ujung akarnya dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada

kondisi lingkungan optimum. Batang tanaman tomat berbentuk silinder dengan

diameter mencapai 4 cm dan ditutupi oleh bulu-bulu halus. Teksturnya lunak dan

sedikit berkayusehingga mudah patah serta mempunyai banyak cabang. Daun

tanaman tomat termasuk daun majemuk dan bercelah menyirip. Daun-daun

tersebut letaknya tersususn di setiap sisi, jumlahnya ganjil 5-7 helai dan antara

pasangan daun terdapat daun kecil yang disebut foliol (Jaya, 1997).

Bunga tomat adalah bunga sempurna, berdiameter sekitar 2 cm dengan

mahkota bunga berbentuk bintang berwarna kuning dan kepala sari berwarna

kuning menyatu membentuk tabung. Bunga umumnya menyerbuk sendiri.

Tangkai bunga biasanya memiliki zona absisik sekitar pertengahan panjang. Buah

tomat adalah buni berdaging, permukaannya agak berbulu ketika masih muda

tetapi halus ketika matang. Warna buah matang biasanya merata dari merah,

merah jambu, jingga atau kuning. Buah biasanya mengandung banyak biji yang

berbentuk pipih dan berwarna krem muda hingga coklat (Rubatzky, 1999).

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dapat dibedakan atas

tipe determinate dan indeterminate. Tanaman tomat yang memiliki tipe

pertumbuhan determinate pada ujung tanaman terdapat tandan bunga dan pada

setiap ruas batang, misalnya pada kultivar Ratna, Intan, Berlian dan sebagainya.

Tanaman tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan indeterminate tandan bunga

tidak terdapat pada setiap ruas batang dan ujung tanaman senantiasa terdapat

pucuk muda, misalnya pada kultivar Money maker, Gondol, Santa Cruz Kada dan

(16)

Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

Keadaan lingkungan yang beragam masih memungkinkan tanaman tomat

untuk tumbuh. Akan tetapi untuk memperoleh produksi yang optimum, tanaman

tomat membutuhkan keadaan lingkungan tertentu (Villareal, 1980).Tanaman

tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) lebih banyak diusahakan di daerah dataran

tinggi yaitu 700-1,500 m dpl. Pada suhu tinggi (dataran rendah) produksinya

rendah dan buahnya lebih pucat (Ashari, 2006). Namun, dewasa ini para produsen

benih sudah bisa mengembangkan jenis tanaman tomat yang cocok untuk ditanam

di daerah dataran rendah (100-600 m dpl) dan dataran tinggi yang agak ekstrim

sekitar 1,000-2,500 m dpl (Wiryanta, 2002).

Tomat dapat ditanam pada sebagian besar areal pertanian yang memiliki

bulan panas dengan suhu rata-rata di atas 16°C minimum 3-4 bulan. Suhu

optimum untuk pembungaan adalah 25-30°C pada siang hari dan 16-20°C pada

malam hari. Pembentukan buah terbaik terjadi pada suhu antara 18°C dan 24°C

sedangkan pada suhu di bawah 15°C dan di atas 30°C pembentukan buah

berlangsung tidak baik(Rubatzky, 1999). Kelembaban relatif yang diperlukan

untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%. Sewaktu musim hujan,

kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang bakteri dan cendawan

cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, jarak tanam perlu diperlebar dan areal

pertanaman dibebaskan dari segala jenis gulma (Wiryanta, 2002).

Rubatzky (1999) menyatakan tomat berhasil ditanam pada berbagai tipe

tanah, dari tanah berpasir hingga liat bertekstur halus, juga pada tanah dengan

kandungan bahan organik tinggi. Tanaman ini tidak toleran terhadap genangan,

khususnya segera setelah berkecambah dan pada periode pematangan buah.

Menurut Adams (1986), akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen,

oleh karena itu air tidak boleh tergenang. Aerasi yang baik akan meningkatkan

kadar oksigen di sekitar akar sehingga produksi tomat akan meningkat sesuai

dengan meningkatnya kadar oksigen di sekitar akar. Cahyono (2008)

mengungkapkan bahwa tanaman tomat akan tumbuh baik pada tanah yang

memiliki pH 5.5-6. Namun, tanaman tomat masih toleran pada pH tanah di bawah

5.5 hingga 5. Apabila kemasaman tanah tidak sesuai dengan kisaran pH tersebut

(17)

5

PemuliaanTanaman Tomat

Pemuliaan tanaman ialah suatu aktivitas yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan potensi genetik tanaman sehingga diperoleh

varietas baru dengan hasil dan kualitas yang lebih baik. Pada umumnya perbaikan

sifat genetik tersebut dapat dicapai melalui tiga cara, yaitu (1)penggabungan

sifat-sifat baik yang berasal dari dua atau lebih tetua kemudian diikuti dengan seleksi,

(2)seleksi terhadap sifat-sifat baik yang telah tersedia dalam populasi alam yang

heterogen, dan (3)manipulasi atau perubahan susunan genom dan gen secara

poliploidi atau mutasi (Purwati, 1997).

Tomat termasuk tanaman menyerbuk sendiri. Sasaran yang hendak dicapai

pada program pemuliaan tanaman ini adalah sifat unggul dan tanaman homozigot,

sehingga varietas yang dituju adalah varietas galur murni (Syukur et al., 2012).

Pada program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri ada tiga macam metode

yang sering digunakan, yaitu (1)introduksi, (2)seleksi dan (3)hibridisasi yang

dilanjutkan dengan seleksi (Poespodarsono, 1988).

Sifat yang nampak keluar dapat dibedakan atas sifat kuantitatif dan sifat

kualitatif. Sifat kuantitatif, misalnya hasil buah dikendalikan oleh banyak gen dan

sangat dipengaruhi lingkungan. Jadi, untuk memilih genotipe yang unggul perlu

pengujian pada banyak lingkungan dan serangkaian seleksi. Sedangkan sifat

kualitatif yang diatur oleh gen tunggal tidak dipengaruhi oleh lingkungan

sehingga tidak perlu pengujian multilokasi (Purwati, 1997).

Sebagian besar tomat di Indonesia diusahakan di daerah dataran tinggi

karena di dataran rendah umumnya fruitset rendah dan serangan penyakit layu

bakteri tinggi (Sunarjono, 2010). Pemuliaan tanaman tomat di dataran rendah

bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi tinggi,

mempunyai ketahanan terhadap panas dan ketahanan terhadap beberapa penyakit

penting seperti penyakit layu bakteri.

Menurut Sunarjono (2010) varietas unggul yang akan dilepas haruslah

memiliki sifat-sifat: (1) produksinya tinggi, (2) penampakan dan kualitas buah

yang baik untuk dipasarkan, (3) tahan terhadap beberapa penyakit penting seperti

layu bakteri, (4) mudah beradaptasi pada bermacam-macam tipe tanah dan kondisi

(18)

Uji Daya Hasil

Sebelum dilepas menjadi varietas unggul, galur-galur harapan perlu

diujimelalui uji daya hasil dan uji adaptasi. Uji daya hasil bertujuan untukmenguji

potensi dan memilih galur-galur harapan yang berpeluang untukdijadikan varietas

unggul (Kuswanto, 2007).

Secara umum ada tiga tahapan dalampengujian daya hasil, yaitu uji

dayahasil pendahuluan, uji daya hasil lanjutan dan uji multilokasi (uji adaptasi).

Uji dayahasil pendahuluan adalah pengujian daya hasil dimana jumlah galur yang

diujirelatif sangat banyak tetapi jumlah bijinya masih sedikit. Karena keterbatasan

bijiinilah, maka seleksi uji daya hasil pendahuluan hanya dilakukan pada satu

lokasiserta pada satu musim. Uji daya hasil lanjutan adalah pengujian daya hasil

dimanajumlah galur yang diuji biasanya tidak terlalu banyak tetapi biji dalam

setiap galursudah banyak. Uji daya hasil lanjutan ini biasanya dilakukan minimal

dua musimdi beberapa lokasi yang tujuan untuk menekan tersingkirnya

galur-galur unggulselama seleksi akibat adanya interaksi genotipe dan lingkungan. Uji

multilokasiadalah pengujian galur dimana jumlah galur yang diuji hanya berkisar

10 sampai15 galur saja. Tujuan dari uji multilokasi ini adalah untuk menilai

stabilitas hasilgalur-galur harapan dan mengetahui daya adaptasinya (Nasir,

2001).

Uji daya hasil perlu dilakukan, agar didapat galur-galur harapan untuk

ujiadaptasi.Pada pengujian masih dilakukan pemilihan atau seleksi terhadap

galur-galur unggul homozigot unggul yang telah dihasilkan. Tujuannya adalah

memilihsatu atau beberapa galur terbaik yang dapat dilepas sebagai varietas

unggul baru.Kriteria penilaian berdasarkan sifat yang memiliki arti ekonomi,

seperti hasil tanaman(Kasno, 1992). Sifat-sifat tanaman tersebut diamati melalui

kegiatan evaluasi. Menurut Makmur (1992) pengujian atau evaluasi merupakan

langkah penting dalam program pemuliaan tanaman untuk meyakinkan apakah

tanaman yang dimuliakan sudah memenuhi syarat untuk diperbanyak atau dilepas

ke petani. Dalam pengujian perludiperhatikan besarnya interaksi antara genotip

dengan lingkungannya untukmenghindari kehilangan genotip-genotip unggul

(19)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian inidilaksanakan diKebun Percobaan IPB Tajur dan

Laboratorium Pascapanen Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai dengan Agustus 2012.

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang diujiyaitu 15genotipe potensial (PHT 6, PHT7,

PHT8, PHT9, PHT10, PHT11, PHT12, PHT13, PHT14, PHT15, PHT 20, PHT

21, PHT 22, PHT 23, PHT 24) dan satu varietas hibrida komersial (Permata/PMT)

sebagai pembanding. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk kandang, pupuk

hayati, pupuk urea,SP-36, KCL, NPK Mutiara, dan pestisida. Alat-alat yang

digunakan yaitu meteran, jangka sorong, timbangan, kamera digital, cangkul, ajir,

tali rafia, mulsa plastik,dan alat budidaya tanaman lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak

(RKLT) satu faktor yaitu genotipe. Terdapat 15 genotipepotensial tomatdan satu

varietas pembanding dengan 3 ulangansehingga terdapat 48 satuan

percobaan.Model rancangan yang digunakan adalah:

Уij = μ + Gi + βj+ εij Keterangan:

Уij = nilai pengamatan karena pengaruh genotipe ke-i dan kelompok ke-j

μ = rataan umum

Gi = pengaruh genotipe ke-i

βj = pengaruh kelompok ke-j

εij = galat percobaan genotipe ke-i dan kelompokke-j

Analisis data menggunakan software PKBTSTAT 2.1. Data dianalisis

menggunakan uji Fdan apabila hasil analisisberpengaruh nyata maka dilakukan uji

(20)

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dan diolah menggunakan cangkul dan kored lalu

dibiarkan selama satu minggu agar terkena angin dan cahaya matahari. Satu

minggu kemudian tanah dicampur merata dengan pupuk kandang sapi 30 ton ha-1

dan kapur dolomit 2 ton ha-1 kemudian dilakukan pembuatan bedengan.

Selanjutnya tanah diberi pupuk dasar yakni urea, SP-36 dan KCL dengan dosis

masing-masing 200 kg ha-1 serta difumigasi menggunakan Basamid dengan dosis

2 g L-1. Bedengan kemudian dipasangi mulsa plastik hitam perak dan dibiarkan

kembali selama satu minggu sampai siap ditanami.

Pembibitan dan Penanaman

Media tanam yang terdiri campuran tanah, pupuk kandang sapi, dan arang

sekam(1:1:1)dimasukkan dalam plastik-plastik berukuran 6 cm x 8 cm yang sudah

dilubangi bagian bawahnya. Sebelum ditanam benih tomat direndam dalam

larutan pupuk hayati dengan dosis 10 cc L-1.Penyiraman bibit dilakukan setiap

hari. Bibit tomat dipindah tanam ke lapang setelah berumur ±21 hari.

Bibit tomat ditanam di bedengan dengan jarak tanam 80 cm x 50 cm

sehingga satiap bedengan berisi dua baris tanaman. Sebelum ditanami bibit tomat

pada lubang tanam diberi Furadan 3G untuk mencegah serangan hama dan

penyakit. Penyulaman dilakukan sampai 1 MST (Minggu Setelah Tanam).

Pemeliharaan dan Pemanenan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan

meliputipenyiraman,penyiangan,pengajiran, perempelan,

pembumbunan,pemupukanserta pengendalian hama dan penyakit tanaman

(HPT).Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Penyiangan

dilakukan secara periodik sesuai pertumbuhan gulma.

Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman berumur 2 MST. Ajir bambu

setinggi 120 cm dipasang tegak pada setiap tanaman tomat dengan jarak 10 cm

lalu tanaman tomat diikatkan ke ajir dengan tali rafia. Perempelan

(21)

9

Pembumbunan dan pengendalian HPT dilakukan sesuai kondisi tanaman di

lapangan.

Pemupukan dilakukan secara bertahap sebanyak empat kali setiap sepuluh

hari. Pemupukan pertama dan kedua menggunakan pupuk NPK Mutiara dengan

dosis 10 g L-1. Pemupukan selanjutnya ditambah dengan pupuk KCL dengan

dosis 5 g L-1. Aplikasi pupuk dengan cara dikocor sebanyak 200 ml per

tanaman.Pemanenan dilakukan saat buah tomat masihberwarna kuning atau

semburat merah agar dapat disimpan lebih lama. Pemetikan dilakukan secara

bertahap karena waktu masak buah tidak bersamaan.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh yang dipilih secara

acak pada setiap petak percobaan. Karakter yang diamati meliputi karakter

kuantitatif dan kualititatif. Peubah yang diamati berdasarkan pada pedoman

penilaian PPI, sedangkan cara pengamatannya berdasarkan deskriptor UPOV.

Karakter Kuantitatif yang diamati antara lain:

1. Tinggi tanaman, diukur daridaun kotiledon sampai titik tumbuh tanaman.

2. Panjang dan lebar daun, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

3. Umur berbunga, yaitu saat 50% tanaman berbunga.

4. Umur panen, yaitu saat 50% tanaman siap dipanen.

5. Panjang pedisel, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

6. Panjang buah, diameter buah,dan tebal daging buah.

7. Jumlah tandan bunga per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

8. Jumlah buah per tanaman, diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

9. Fruitset, dihitung dari jumlah buah dibagi jumlah bunga dikalikan 100%.

10.Bobot buah per tanaman,diamati dari tanaman contoh tiap genotipe.

11.Bobot rata-rata buah (bobot buahdibagijumlah buah per tanaman).

12.Kekerasan buah, diukur dengan alathand penetrometer.

13.Kandungan padatan terlarut total, diukur dengan alat handrefractometer.

Karakter Kualitatif yang diamati yaitu:

1. Tipe pertumbuhan tanaman: determinate, indeterminate.

(22)

Gambar 1. Letak daun dan anak daun

3. Letak anak daun: mendatar, ke atas, ke bawah.

4. Tipe tandan bunga: secara umum uniparous, sebagian uniparous, sebagian

multiparous, secara umum multiparous.

5. warna bunga: kuning, oranye.

6. Tipe daun: dwarf, potato leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium,

hirsutum.

7. Bentuk buah.

(a) (b)

Gambar 2. Tipe daun(a) dan bentuk buah(b)

8. Bentuk ujung buah.

Gambar 3. Bentuk ujung buah

9. Jumlah rongga buah: dua, dua dan tiga, tiga dan empat, lebih dari empat.

(23)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Penelitian dilaksanakandi kebun percobaan IPB Tajur yang terletak pada

ketinggian ±250 m diatas permukaan laut (dpl) mulai bulan Maret sampai dengan

Agustus 2012. Tanah pada lokasi penelitian memiliki nilai pH sebesar 5.0

sehingga dilakukan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah. Tanaman tomat

tumbuh baik bila ditanam pada tanah yang memiliki pH 5.5-6.8 (Cahyono, 2008).

Penyemaian benih dilakukan dalam plastik-plastik kecil berisi media tanam

yang ditempatkan di rak penyemaian (Gambar 4). Pemeliharaan di persemaian

berupa penyiraman bibit yang dilakukan setiap hari. Pertumbuhan bibit tomat

cukup baik selama di persemaian hingga tanaman siap dipindah ke lahan. Daya

tumbuh rata-rata tanaman tomat untuk setiap genotipe berkisar 85.17% sampai

90.15%. Setelah berumur 22 hari bibit tomat dipindah tanam ke lahan.

(a) (b)

Gambar 4. Rak penyemaian benih (a) dan bibit tomat dalam media tanam(b)

Penanaman dilakukan pada pagi hari agar tanaman tidak mengalami stress.

Curah hujan saat tanam pada bulan Maret yaitu164 mm dengan suhu rata-rata

26°C dan kelembaban 80%.Pada minggu pertama penanamanterlihat gejala

putusnya pangkal batang hingga tanaman menjadi rebah. Hal ini diduga akibat

serangan belalang pra-dewasa yang memakan batang tanaman muda karena pada

fase tanaman berbunga dan berbuah ditemukan imago belalang. Tanaman yang

mati akibat serangan hama disulam dengan sisa bibit di persemaian.

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 266 mm dan terendah

bulan Juli yaitu 37 mm dengan suhu rata-rata bulananberkisar 25-26°Cdan

kelembaban 79-86% (Lampiran 3). Kondisi lahan yang lembab disertai suhu yang

(24)

gangguan ini dilakukan dengan penyemprotan pestisida baik berupa insektisida,

nematisida maupun fungisida secara rutin minimal seminggu sekali.

Selain belalang, hama lain yang menyerang tanamantomat selama

penelitian adalah ulat grayak(Spodoptera litura) dan ulat penggerek buah

(Helliothis armigera Hubner). Serangan hama-hama tersebut tidak terlalu besar

dalam populasi tanaman sehingga masih dapat dikendalikan. Kerusakan yang

ditimbulkan belum cukup parah sehingga tidak mengurangi kuantitas tetapi

sedikit mengurangi kualitas buah tomat yang dihasilkan (Gambar 5).

(a) (b) (c)

Gambar 5. Serangan hama pada tanaman tomat. Gejala serangan belalang(a), ulat grayak(b) dan ulat penggerek buah(c)

Beberapa penyakit yang menyerang pertanaman tomat disebabkan oleh

infeksi cendawan, diantaranya penyakit busuk daun (late blight) oleh cendawan

Phytophtora infestans, busuk buah oleh Rhizoctonia solani dan layu fusarium oleh

cendawan Fusarium oxysporum(Gambar 6). Daun yang terkena penyakit

menunjukkan gejala bercak hitam kecoklatan, selanjutnya tampak membusuk dan

mengeluarkan bau tidak sedap. Gejala mulai terlihat pada bulan April saat curah

hujan cukup tinggi dan merata yaitu 257 mm selama 15 hari hujan.

Salah satu cara untuk mengetahui jenis penyakit layu yang menyerang

tanaman tomat adalah dengan memotong batang tanaman terinfeksi kemudian

dicelupkan ke dalam air jernih. Tidak terlihatnya benang-benang halus berwarna

putih yang merupakan masa bakteri menunjukkan bahwa tanaman tersebut tidak

terkena penyakit layu bakteri melainkan layu fusarium.

Gejala tanaman yang terkena layu fusarium yaitu memucatnya tuang daun

dan tangkai daun merunduk, pada pagi maupun malam hari tanaman terlihat segar

tetapi menjadi layu pada siang hari yang panas (Cahyono, 2008). Penyakit ini

(25)

13

genotipe tomat terkena serangan penyakit ini tetapi bukan pada tanaman contoh.

Penyakit ini menyerang pada semua stadia pertumbuhan tanaman. Pengendalian

yang dilakukan yaitu dengan mencabut tanaman yang sakit dan penyemprotan

fungisida secara berkala.

(a) (b) (c)

Gambar 6. Gejala serangan penyakit pada tanaman tomat. Penyakit busuk daun(a), busuk buah(b) dan layu fusarium(c)

Karakter kualitatif

Sifat kualitatif merupakan sifat yang secara kualitatif berbeda sehingga

mudah dikelompokkan dan biasanya dinyatakan dalam kategori serta dapat

dibedakan secara tegas atau deskret (Poespodarsono, 1988). Karakter kualitatif

dikendalikan oleh gen sederhana (satu atau dua gen) dan sedikit sekali

dipengaruhi lingkungan (Syukur et al., 2012). Pengamatan karakter kualitatif

dilakukan pada bagian tanaman seperti batang, daun, bunga maupun buah.

Genotipe yang memiliki tipe pertumbuhan indeterminate adalah PHT 13,

PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23 dan PHT 24 sedangkan yang lainnya memiliki

tipe pertumbuhan determinate termasuk varietas pembanding (Tabel 1). Tanaman

tomat yang mempunyai tipe pertumbuhan determinate pada ujung tanaman

terdapat tandan bunga dan pada setiap ruas batang. Sedangkan tomat dengan

pertumbuhan indeterminate tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang

dan ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda (Jaya, 1997).

Seluruh genotipe tomat yang dievaluasi dan varietas pembanding PMT

tidak menunjukkan adanya pewarnaan antochyanin pada ruas batang teratasnya

kecuali pada genotipe PHT 8 dan PHT 20. Kedua genotipe ini menunjukkan

(26)

Tabel 1. Tipe pertumbuhan tanaman dan warna batang tomat yang diuji

Genotipe Tipe pertumbuhan Pewarnaan antochyanin pada ruas tiga teratas

PHT 6 Determinate Tidak ada

PHT 7 Determinate Tidak ada

PHT 8 Determinate Lemah

PHT 9 Determinate Tidak ada

PHT 10 Determinate Tidak ada

PHT 11 Determinate Tidak ada

PHT 12 Determinate Tidak ada

PHT 13 Indeterminate Tidak ada

PHT 14 Determinate Tidak ada

PHT 15 Determinate Tidak ada

PHT 20 Indeterminate Lemah

PHT 21 Indeterminate Tidah ada

PHT 22 Indeterminate Tidak ada

PHT 23 Indeterminate Tidak ada

PHT 24 Indeterminate Tidak ada

PMT Determinate Tidak ada

Karakter kualitatif yang diamati pada bagian daun yaitu pembagian helai

daun, tipe daun, letak daun, dan letak anak daun. Semua genotipe tomat yang diuji

memiliki helai daun yang menyirip sama seperti varietas pembanding, kecuali

genotipe PHT 6, PHT 7, PHT 11 dan PHT14 yang memiliki helai daun menyirip

ganda. Demikian pula pada karakter letak daun, semua genotipe tomat yang diuji

sama dengan varietas pembanding kecuali pada PHT 15 dan PHT 22. Secara

umum letak anak daun genotipe yang diuji adalah mendatar dan ke atas,

sedangkan PHT 13 adalah satu-satunya genotipe yang memiliki karakter letak

anak daun ke bawah (Tabel 2).

Tipe daun tanaman tomat berdasarkan deskriptor IPGRI yaitu dwarf, potato

leaf type, standard, peruvianum, pimpinellifolium dan hirsutum. Secara umum

tipe daun pada genotipe tomat yang dievaluasi dan varietas pembanding adalah

bentuk standard dan peruvianum. Genotipe tomat yang memiliki tipe daun

peruvianum yaitu PHT 6, PHT 8, PHT 9, PHT 15, PHT 20, PHT 21 dan PHT 24,

sedangkan genotipe yang lainnya memiliki bentuk standard termasuk varietas

(27)

15

Tabel 2. Penampilan karakter kualitatif daun tomat yang diuji

Genotipe Pembagian helai

daun Tipe daun Letak daun Letak anak daun PHT 6 Menyirip ganda Peruvianum Semi-erect Mendatar PHT 7 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar PHT 8 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas

PHT 9 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas

PHT 10 Menyirip Standard Semi-erect Mendatar

PHT 11 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar

PHT 12 Menyirip Standard Semi-erect Ke atas

PHT 13 Menyirip Standard Semi-erect Ke bawah

PHT 14 Menyirip ganda Standard Semi-erect Mendatar PHT 15 Menyirip Peruvianum Horizontal Ke atas

PHT 20 Menyirip Peruvianum Semi-erect Ke atas

PHT 21 Menyirip Peruvianum Semi-erect Mendatar

PHT 22 Menyirip Standard Horizontal Mendatar

PHT 23 Menyirip Standard Semi-erect Mendatar

PHT 24 Menyirip Peruvianum Semi-erect Mendatar

PMT Menyirip Standard Semi-erect Ke atas

Karakter kualitatif yang menunjukkan kesamaan antargenotipe dengan

varietas pembanding adalah karakter warna bunga dan lapisan absisi, sedangkan

pada peubah lainnya terdapat perbedaan. Selain genotipe PHT 6 dan PHT 14,

karakter tipe tandan bunga pada hampir seluruh genotipe yang diuji yaitu secara

umum uniparous. Sementara pada tandan bunga tomat yang diuji sebagian

genotipe memiliki cabang dan sebagian lainnya tidak ada cabang. Genotipe yang

memiliki cabang pada tandan bunga diantaranya PHT 6, PHT 7, PHT 11, PHT 12,

PHT 13, PHT 14 dan PHT 15 (Tabel 3).

Secara umum peubah kualitatif yang diamati pada buah menunjukkan

perbedaan penampilan antara keenam belas genotipe yang dievaluasi termasuk

varietas pembanding. Karakter bentuk buah pada genotipe yang dievaluasi dan

varietas pembanding cukup beragam mulai dari bentuk telur, telur sungsang,

silinder, bulat, agak pipih hingga bentuk hati. Sementara bentuk ujung buah juga

berbeda-beda antargenotipe, yaitu datar, melekuk, melekuk agak datar, dan

meruncing. Genotipe yang dievaluasi merupakan hasil eksplorasi dari beberapa

sumber sehingga terdapat keragaman karakter yang menggambarkan variasi

(28)

Tabel 3. Penampilan karakter kualitatif tandan dan bunga tomat yang diuji

Genotipe Tipe tandan bunga Cabang pada tandan bunga

dievaluasi memiliki bentuk buah yang bervariasi(bulat, agak pipih, silinder,

bentuk hati, bentuk telur dan telur sungsang). Demikian pula dengan karakter

bentuk ujung buah genotipe yang dievaluasi juga bervariasi mulai dari datar

hingga meruncing. Bentuk irisan buah genotipe yang dievaluasi seluruhnya bulat

kecuali PHT 11 dan PHT 15.

Jumlah rongga buah yang dimiliki varietas PMT adalah dua. Demikian

pula pada PHT 6, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 14, PHT 15, PHT 21 dan PHT 22

memiliki jumlah rongga yang sama dengan PMT, sedangkan genotipe yang lain

memiliki jumlah rongga buah lebih dari dua. Untuk karakter warna hijau pada

bahu buah yang masih muda hanya dimiliki oleh PHT 8 dan PHT 9. Warna buah

masak pada varietas pembanding dan tiga belas genotipe yang dievaluasi adalah

merah, sementara dua genotipe lainnya yaitu PHT 7 dan PHT 11 memiliki warna

(29)

17

Tabel 4. Penampilan karakter kualitatif buah tomat yang diuji

Genotipe Bentuk

Karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen yang masing-masing

mempunyai pengaruh kecil pada karakter itu dan banyak dipengaruhi lingkungan

(Syukur et al., 2012). Data yang diperoleh dari pengamatan berbagai peubah

karakter kuantitatif diolah menggunakan analisis ragam (Uji-F) yang dilanjutkan

dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui

(30)

Hasil rekapitulasi sidik ragam menunjukan perlakuan genotipe berpengaruh nyata

terhadap seluruh peubah yang diamati, kecuali pada peubah bobot buah per

tanaman dan produktivitas. Pengaruh perbedaan perlakuan genotipe tersebut nyata

pada taraf 1% untuk semua peubah, kecuali peubah panjang pedisel dan bobot per

buah yang nyata pada taraf 5% (Tabel 5).

Hasil rekapitulasi sidik ragam juga memperlihatkan nilai koefisien

keragaman (KK) 16 genotipe tomat pada sejumlah peubah yang diamati. Nilai KK

menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan, dan

merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez dan Gomez, 1995).

Koefisien keragaman 16 genotipe tomat pada berbagai peubah memiliki

nilai 4.85-28.02%. Nilai KK tertinggi ditunjukkan oleh peubah panjang pedisel

sedangkan nilai KK terendah pada peubah diameter buah (Tabel 5). Beragamnya

nilai tersebut menunjukkan lingkungan memberikan pengaruh bervariasi terhadap

peubah yang diamati. Nilai KK yang semakin besar menandakan tingkat validasi

suatu percobaan semakin rendah. Mattjik dan Sumertajaya (2006) menyatakan

nilai KK yang terlalu besar bila dibandingkan dengan nilai yang biasa diperoleh

peneliti, mencerminkan bahwa unit-unit percobaan yang digunakan tidak

homogen. Pada bidang pertanian nilai KK yang dianggap wajar adalah 20-25%.

Tabel 5. Rekapitulasi sidik ragam berbagai peubah yang diamati

Peubah Genotipe Nilai P KK(%)

(31)

19

Tinggi Tanaman,Panjang Daun, dan Lebar Daun

Pengukuran karakter tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun

dilakukan saat tanaman sudah berbuah dan menjelang panen. Hal ini dimaksudkan

pada waktu tersebut tanaman telah mencapai pertumbuhan maksimal. Tinggi

tanaman genotipe yang dievaluasi memiliki nilai 55.01-106.48 cm. Panjang

daunlima belas genotipe yang dievaluasi berkisar 29.92-48.84 cm. Sementara

lebar daun genotipe yang dievaluasi berkisar 21.37-36.85 cm (Tabel 6).

Tabel 6. Nilai tengah tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun 15 genotipe tomat dan varietas pembanding

Genotipe Tinggi tanaman berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Varietas PMT memiliki tinggi tanaman sebesar 86.70 cm. Nilai tengah

pada Tabel 6 menunjukkan tinggi tanaman genotipe PHT 6, PHT 8, PHT 13, PHT

14 dan PHT 15 berbeda nyata lebih rendah dibandingkan PMT. Sementara tinggi

tanaman genotipe lainnya tidak berbeda dengan varietas PMT. Tanaman tomat

yang terlalu tinggi kurang dikehendaki oleh petani karena batang tanaman

cenderung mudah roboh sehingga akan menyulitkan dalam pemeliharaan.

Karakter panjang daun pada genotipe PHT 11, PHT 12 dan PHT 13 tidak

berbeda dengan varietas pembanding PMT yang memiliki panjang daun 50.81 cm.

(32)

dievaluasi memiliki panjang daun yang berbeda lebih pendek daripada varietas

pembanding PMT.

Seluruh genotipe tomat yang dievaluasi juga memiliki lebar daun yang

nyata lebih kecil dibandingkan varietas pembanding kecuali PHT 11 dan PHT 12.

Kedua genotipe tersebut memiliki lebar daun yang tidak berbeda dengan

varietasPMT (39.55 cm). Nilai tengah untuk peubah lebar daun genotipe PHT 11

dan PHT 12 berturut-turut adalah 36.85 cm dan 36.67 cm.

Umur Berbunga dan Umur Panen

Bunga merupakan salah satu indikator suatu tanaman telah memasuki fase

generatif. Pengamatan umur berbunga ditentukan dari jumlah hari setelah

transplanting hingga 50% tanaman dalam populasi telah berbunga, sedangkan

umur panen saat 50% populasi telah berbuah masak atau siap dipanen.Umur

berbunga lima belas genotipe yang dievaluasi cukup bervariasi antara 20-31 hari

(Gambar 7), sementara umur panennya berkisar 54-70 hari (Gambar 8).

Gambar 7. Grafik umur berbunga 15 genotipe tomat dan pembanding

Grafik di atas menunjukkan bahwa genotipe PHT 8, PHT 9, PHT 11 dan

PHT 14 memiliki umur berbunga (20 hari)paling cepat dibandingkan varietas

PMT dansemua genotipe yang dievaluasi. Sedangkan genotipe lainnya relatif

lebih lama berbunga dibanding varietas PMT(23 hari). Cepat lambatnya waktu

bunga mekar dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, suhu harian, dan

(33)

21

matahari dan suhu harian yang diterima seluruh tanaman dapat dianggap sama

sehingga adanya perbedaan umur berbunga diantara genotipe-genotipe tomat yang

diuji disebabkan oleh genotipe tanaman itu sendiri. Genotipe yang memiliki umur

berbunga paling lama yaitu PHT 20, PHT 21 dan PHT 23 (31 hari).

Genotipe PHT 7, PHT 11, dan PHT 12 memiliki umur panen yang sama

dengan varietas pembanding (61 hari) sedangkan pada semua genotipe yang lain

terdapat perbedaan.Genotipe PHT 8, PHT 9, dan PHT 10 memiliki umur panen

tujuh hari lebih cepat daripada varietas PMT. Ketiga genotipe tersebut

menghasilkan buah dengan ukuran relatif kecil dilihat dari panjang dan diameter

buahnya (Tabel 8), sehingga diduga waktu yang diperlukan untuk pengisian buah

relatif lebih cepat.Sementara itu umur panen selain genotipe yang telah disebutkan

relatif lebih lama dibandingkan varietas PMT yaitu berkisar 62 sampai 70 hari

(Gambar 8).

Gambar 8. Grafik umur panen 15 genotipe tomat dan pembanding

Jumlah Tandan, Jumlah Buah per Tanaman, dan Fruitset

Pengamatan jumlah tandan per tanaman dari setiap genotipe dilakukan

pada saat panen pertama. Jumlah tandan genotipe PHT 9, PHT 10, dan PHT 14

(berturut-turut 21.40, 33.33, dan 26.13) berbeda nyata lebih banyak dibandingkan

varietas PMT(Tabel 7). Ketiga genotipe ini merupakan tanaman yang cenderung

menyemak dengan orientasi pertumbuhan horisontal.Jumlah

percabangannyarelatif banyak sehingga dapat menghasilkan jumlah tandan yang

(34)

Jumlah buah dihitung setiap panen. Bobot buah per tanaman dijumlahkan

dari panen pertama hingga panen terakhir. Secara statistik, karakter jumlah buah

seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda dengan varietas PMT.Rata-rata

jumlah buah genotipe yang dievaluasi berkisar 37.13-63.67 buah(Tabel 7). Jumlah

buah yang terbentuk sangat berkaitan dengan keberhasilan bunga menjadi buah

(Picken, 1984). Selain itu ketersediaan unsur hara untuk mengurangi keguguran

bunga juga diduga mempengaruhi banyaknya buah yang terbentuk.

Tabel 7. Nilai tengah jumlah tandan, jumlah buah per tanaman, dan fruitset 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding

Genotipe Jumlah tandan per tanaman berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Fruisetmenunjukkan persentase jumlah terbentuknya buah dari sejumlah

bunga dalam tandan yang dihasilkan oleh masing-masing genotipe tomat yang

dievaluasi. Pengamatan fruitsetdilakukan pada delapan tandan pertama untuk

setiap tanaman contoh. Nilai fruitset genotipe yang dievaluasi cukup besar yakni

berkisar 66.21%- 93.89%. Hal ini menunjukkan bunga yang terbentuk dalam satu

tandan relatif sedikit yang mengalami kerontokan. Nilai fruitset pada Tabel 7

memperlihatkan bahwa hanya satu genotipe yang berbeda nyata lebih rendah

dibandingkan varietas PMT, yaitu PHT 24 (66.21%). Genotipe yang lainnya

(35)

23

Panjang Pedisel, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah

Tabel 8menunjukkan seluruh genotipe yang dievaluasi memiliki panjang

pedisel yang tidak berbeda dengan varietas PMT. Panjang pedisel genotipe yang

dievaluasi berkisar 0.72-1.64 cm. Panjang buah genotipe PHT 11, PHT 20, PHT

21, dan PHT 23 nyata lebih panjang dibandingkan varietas PMT. Sementara

genotipe yang memiliki panjang buah lebih pendek yaitu PHT 8, PHT 9, PHT 10,

dan PHT 14 dengan nilai berturut-turut 2.95, 2.87, 2.89 dan 2.88 cm.

Diameter buah genotipe PHT 6, PHT 7, dan PHT 13 lebih besar daripada

varietas PMT sedangkan genotipe yang memiliki diameter buah lebih kecil dari

PMT yaitu PHT 8, PHT9, PHT 10, dan PHT 14. Ukuran buah (panjang dan

diameter) merupakan salah satu sifat yang dapat mencirikan perbedaan

antarvarietas tomat. Sifat ukuran buah tomat dikendalikan secara kuantitatif oleh

banyak gen dan hanya gen-gen yang berada pada inti sel (Kurniawan, 2004).

Tabel 8. Nilai tengah panjang pedisel, panjang buah, diameter buah, dan tebal daging buah 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding

Genotipe Panjang pedisel berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Ketebalan daging buah genotipe yang dievaluasi berkisar 0.24-0.7 cm.

Ketebalan daging buah berkaitan dengan banyaknya bagian yang dapat

(36)

daging buah PHT 7, PHT 8, PHT 9, PHT 10, PHT 12, PHT 13,PHT 14 dan PHT

15 lebih tipis daripada varietas PMT. Dengan demikian ketujuh genotipe lainnya

(PHT 6, PHT 11, PHT 20, PHT 21, PHT 22, PHT 23, dan PHT 24) memiliki

kualitas yang sama dengan varietas pembanding dalam hal ketebalan daging buah.

Kekerasan Buah dan Padatan Terlarut Total (PTT)

Kekerasan buah merupakan salah satu sifat fisik yang berkaitan dengan

kualitas tomat yang diinginkan oleh konsumen. Nilai kekerasan buah diperoleh

dari pengukuran menggunakan alat hand penetrometer. Nilai kekerasan yang

semakin tinggi menunjukkan buah yang semakin keras. Kekerasan buah genotipe

yang dievaluasi berkisar 0.15-0.68 kg cm-2(Tabel 9).

Tabel 9. Nilai tengah kekerasan buah dan padatan terlarut total 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbedapada kolom yang sama berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

Tabel 9 menunjukkan kekerasan buah genotipe PHT 13, PHT 22, PHT 23,

dan PHT 24 tidak berbeda dengan varietas PMT. Genotipe PHT 20, dan PHT 21

memiliki kekerasan buah lebih tinggi sedangkan genotipe lainnya memiliki

tingkat kekerasan buah lebih rendah daripada PMT. Genotipe yang memiliki

(37)

25

tetapi pada PHT 13 tingkat kekerasan buah cukup tinggi meskipun memiliki

daging buah tipis. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi kulit epidermis yang

tidak sama tingkat keliatannya pada tiap-tiap genotipe (Prihadi, 1993).

Pengukuran padatan terlarut total menggunakan alat hand refractometer.

Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengetahui kadar gula dalam buah. Hasil

pengujian nilai tengah kandungan padatan terlarut total menunjukkan tidak ada

perbedaan yang nyata antara lima belas genotipe yang dievaluasi dengan varietas

pembanding PMT (Tabel 9).

Bobot per Buah, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas

Bobot rata-rata per buah varietas PMT adalah 58.66 g. Karakter bobot per

buah seluruh genotipe yang dievaluasi tidak berbeda dengan varietas PMT,

kecuali genotipe PHT 8 (11.52 g)yang nyata lebih rendah.

Hasil analisis ragam pada peubah bobot buah per tanaman dan

produktivitas menunjukkan hasil yang tidak nyata (Tabel 5). Hal ini dapat

diartikan perlakuan perbedaan genotipe tidak berpengaruh terhadap bobot buah

per tanaman maupun produktivitas yang dihasilkan.

Produktivitas rata-rata lima belas genotipe tomat yang dievaluasi berkisar

20.04-45.82 ton ha-1 sedangkan varietas PMT mencapai 61.75 ton ha-1. Nilai KK

produktivitas berkisar 5.66-40.78%. Koefisien keragaman (KK) untuk karakter

produktivitas menunjukkan tingkat keseragaman genotipe dalam populasi

tanaman. Nilai KK yang semakin rendah menunjukkan tingkat keseragaman yang

semakin tinggi dalam populasi.

Genotipe PHT 7, PHT 11, PHT 12, PHT 13, dan PHT 15 memiliki

produktivitas cukup baik yaitu lebih dari 40 ton ha-1walaupun masih di bawah

varietas PMT. Diantara keempat genotipe tersebut, PHT 7, PHT 12, dan PHT 13

memiliki KK yang lebih rendah dibandingkan varietas PMT. Hal ini menunjukkan

tingkat keseragaman cukup tinggi, karena itu ketiga genotipe tersebut memiliki

potensi sebagai bahan pengujian lanjutan dalam program pemuliaan hingga dapat

(38)

Tabel 10. Nilai tengah karakter produksi buah 15 genotipe tanaman dan berdasarkan uji BNJ taraf 5%.

*) Produktivitas = bobot buah per tanaman x (populasi per ha – 20%).

Heritabilitas

Heritabilitas merupakan salah satu cara yang dapat menunjukkan apakah

pekerjaan seleksi berjalan secara efektif. Seleksi yang efektif dari individu unggul

secara genetik dapat dicapai dengan dua syarat, yaitu 1)variasi fenotipe harus

cukup besar dalam populasi asal dan 2)derajat heritabilitas harus cukup tinggi

(Brewbaker, 1983). Karakter dengan heritabilitas tinggi akan mudah diwariskan

dan seleksi dapat dilakukan pada generasi awal.

Heritabilitas dapat menggambarkan apakah suatu karakter yang teramati

lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Nilai heritabilitas

berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 adalah bila seluruh variasi yang terjadi

disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai1 adalah bila seluruh variasi

(39)

27

Tabel 11. Nilai duga heritabilitas pada 15 genotipe tanaman dan varietas pembanding

Karakter σ2g σ2p h2bs Kategori

Tinggi tanaman 320.82 339.67 94.45 Tinggi

Panjang daun 39.53 40.95 96.53 Tinggi

berdasarkan tiga kategori, yaitu 1)rendah (h2bs<0.2), 2)sedang (0.2≤h2bs≤0.5) dan

3)tinggi (h2bs>0.5). Nilai heritabilitas yang didapat dari pengamatan karakter pada

berbagai genotipe tomat yang diuji termasuk ke dalam kategori sedang dan tinggi.

Karakter bobot buah per tanaman dan produktivitas memiliki nilai

heritabilitas kategori sedang (38.33% dan 38.16%) sedangkan karakter lainnya

memiliki nilai heritabilitas kategori tinggi (Tabel 11). Nilai heritabilitas tinggi

pada suatu karakter memperlihatkan bahwa terdapat keragaman yang tinggi pada

populasi yang dievaluasi dan pada karakter tersebut faktor genetik lebih berperan

daripada faktor lingkungan. Karakter tebal daging buah dan kekerasan buah

memiliki nilai heritabilitas 100%. Hal ini menunjukkan penampilan fenotipe pada

kedua karakter tersebut seluruhnya disebabkan faktor genetik dan tidak terdapat

(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diantara

genotipe yang dievaluasi dengan varietas pembanding,baik untuk karakter

kuantitatif maupun kualitatif (kecuali warna bunga dan lapisan absisi). Genotipe

PHT 8, 9, dan 14 memiliki umur berbunga dan umur panen lebih cepat daripada

varietas PMT. Rata-rata jumlah buah per tanaman genotipe yang dievaluasi

berkisar 37.13-63.67 buah dengan fruitset berkisar 66.21-95.02%.

Beberapa genotipe memiliki keunggulan dalam karakter tertentu

dibandingkan varietas PMT, diantaranya panjang buah(PHT 11, 20, 21, dan 23),

diameter buah (PHT 6, 7, dan 13)dan kekerasan buah (PHT 20 dan 21).

Genotipe PHT 7, 12, dan 13 memiliki produktivitas di atas 40 ton ha

-1

dengan koefisien keragaman lebih rendah dibandingkan varietas PMT.Karakter

yang diamati pada berbagai genotipe yang diuji memiliki nilai heritabilitas

kategori tinggi dan sedang (bobot buah per tanaman dan produktivitas).

Saran

Genotipe yang dapatdijadikan sebagai bahan pengujian selanjutnya dalam

program pemuliaan adalah PHT 12 karena memilikipotensi produktivitas cukup

tinggi (45.82 ton ha-1) dengan jumlah buah per tanaman, fruitset, diameter buah,

dan bobot per buah tidak berbeda dengan pembanding. Selain itu genotipe

tersebut juga memiliki karakteristik bentuk dan warna buah seperti varietas

(41)

29

DAFTAR PUSTAKA

Adams, P. 1986. Mineral nutrition.In Atherton J.G. and J. Rudich (eds.). The Tomato Crop. Chapman and Hall. New York.

Ashari. S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 490 hal.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2012. Produksi Sayuran Nasional. http//www.bps.go.id. [10 November 2012].

Brewbaker, J.L. 1983. Genetika Pertanian (diterjemahkan dari: Agricultural Genetics, penerjemah: Imam Santoso). Gede Jaya. Jakarta 142 hal.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2012. Perkembangan Volume Ekspor Impor Sayuran. www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/isi_dt5thn_horti.php.[10 November 2012].

Cahyono, B. 2008. Tomat Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 99 hal.

Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2007. Panduan Pengujian Individual Tomat. Dok. PVT/PPI/21/1. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 13 hal.

Edmond, J. B., T. L. Senn, F. S. Andrews and F. G. Halfacre. 1964. Fundamental of Horticulture. Mc.Graw-Hill Co. Ltd. New Delhi, India. 560 p.

FAOSTAT. 2012. Tomatoes Yield. www.faostat.fao.org.[10 November 2012].

George Mateljan Foundation. 2007. Tomatoes: What's New and Beneficial About Tomatoes.www.whfoods.org. [10 Februari 2012].

Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian (diterjemahkan dari: Statistical Prosedures for Agricultural Research, penerjemah: E. Syamsudin dan J.S. Baharsyah). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta 698 hal.

IPGRI. 1995. Descriptors for Tomato (Lycopersicon spp.). International Plant Genetic Resources Institut (IPGRI). 47 p.

Jaya, B. 1997. Botani tanaman tomat, hal 25-41.DalamAS Duriat, WW Hadisoeganda, AH Permadi, RM Sinaga, Y Hilman dan RS Basuki(Eds.).Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.

(42)

Kurniawan, H. 2004. Studi genetik sifat ukuran buah tomat hasil persilangan LV 6123 x LV 5152. J. Agrivigor 3(3): 101-105.

Kuswanto. 2007. Pemuliaan Kacang Panjang Tahan Penyakit Mosaik. CV.Sofa Mandiri. Malang. Hal 115-116.

Makmur. A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rieneke Cipta. Jakarta. 79 hal.

Mattjik, A.A dan I.M. Sumertajaya. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press. Bogor. 276 hal.

Nasir. M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman.Dirjen Dikti DepartemenPendidikan Nasional. Jakarta.

Picken, A. J. R. 1984. A review of pollination and fruitset in tomato (Lycopersicon esculentum Mill.) J. Hort. Sci no 59:1-13.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 169 hal.

Prihadi, T. 1993. Uji Daya Hasil dan Penilaian Kualitas Tomat di Dataran Rendah. jurusan Budidaya Pertanian Skripsi.

Purwati, E. 1997. Pemuliaan tanaman tomat, hal 42-57. DalamAS Duriat, WW Hadisoeganda, AH Permadi, RM Sinaga, Y Hilman dan RS Basuki (Eds.). Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.

Rubatzky. VE. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip. Produksi dan Gizi. Jilid 3. Penerbit ITB. Bandung. 320 hal.

Sunarjono, H. 2010. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Bogor. 184 hal.

Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yuniarti. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 300 hal.

UPOV. 2001. Guidelines for The Conduct of Test for Distinctness, Uniformity and Stability Tomato (Lycopesicon lycopersicum (L.) Karsten ex Fraw.). TG/44/10. 49 p.

Villareal. R.L. 1980. Tomatoes in The Tropics. West View Press. Colorado. USA. 174 p.

Welsh, J.R. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman (diterjemahkan dari: Fundamental of Plant Genetic and Breeding, penerjemah: Johanis P. Mogea). Penerbit Erlangga. Jakarta. 224 hal.

(43)

31

(44)

Lampiran 1. Gambar dokumentasi penelitian

a. Pembibitan b. Persiapan lahan

c. Penanaman d. Pengendalian HPT

(45)

33

Lampiran 2. Gambar pengamatan genotipe tomat

a. Penampilan daun tanaman tomat

b. Penampilan warna buah muda

(46)

Lampiran 3. Data iklim

Bulan Curah Hujan Hari Hujan

Temperatur

Sumber: Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, 2012

Lampiran 4. Sidik ragam karakter tinggi tanaman

Sumber db JK KT F

terkoreksi 47 17,111.41 kk = 9.63%

Lampiran 5. Sidik ragam karakter panjang daun

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 19.60 9.80 2.29tn 3.32 5.39 0.1186

Varietas 15 1,842.96 122.86 28.73** 2.01 2.70 0.0000

Galat 30 128.29 4.28

Total terkoreksi 47 1,990.85 kk = 5.16%

Lampiran 6. Sidik ragam karakter lebar daun

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 46.51 23.25 4.36* 3.32 5.39 0.0217

Varietas 15 1,343.73 89.58 16.81** 2.01 2.70 0.0000

Galat 30 159.90 5.33

Total terkoreksi 47 1,550.14 kk = 8.21%

(47)

35

Lampiran 8. Sidik ragam karakter panjang buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.15 0.08 1.21tn 3.32 5.39 0.3137

Varietas 15 83.78 5.59 89.46** 2.01 2.70 0.0000

Galat 30 1.87 0.06

Total terkoreksi 47 85.81 kk = 5.00%

Lampiran 9. Sidik ragam karakter diameter buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.07 0.04 0.80tn 3.32 5.39 0.4578

Varietas 15 49.90 3.33 71.55** 2.01 2.70 0.0000

Galat 30 1.39 0.05

Total terkoreksi 47 51.37 kk = 4.85%

Lampiran 10. Sidik ragam karakter tebal daging buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Ulangan 2 0.00 0.00 0.20tn 3.32 5.39 0.8222

Varietas 15 1.52 0.10 68.79** 2.01 2.70 0.0000

Galat 30 0.04 0.00

Totalterkoreksi 47 1.56 kk = 7.01%

Lampiran 11. Sidik ragam karakter jumlah tandan

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

(48)

Varietas 15 1,782.97 118.86 11.27** 2.01 2.70 0.0000

Galat 30 316.44 10.55

Total

terkoreksi 47 2,101.32 kk = 20.46%

Lampiran 12. Sidik ragam karakter jumlah buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

terkoreksi 47 3,793.04 kk = 12.78%

Lampiran 13. Sidik ragam karakter fruitset

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

terkoreksi 47 4,999.18 kk = 6.83%

Lampiran 14. Sidik ragam karakter kekerasan buah

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

Lampiran 15. Sidik ragam karakter ptt

Sumber db JK KT F Hitung F Tabel Nilai P

5% 1%

Gambar

Grafik umur berbunga 15 genotipe tomat dan pembanding ...................... 20
Gambar dokumentasi penelitian ............................................................
Gambar 2. Tipe daun(a) dan bentuk buah(b)
Gambar 5. Serangan hama pada tanaman tomat. Gejala serangan belalang(a),
+7

Referensi

Dokumen terkait

berulang-ulang dan melihat hasil setelah perlakuan (Sunanto dkk, 2007: 26). Data bersumber pada anak Down syndrome kelas VII melalui observasi langsung kemudian

Dengan demikian modifikasi air conditioner (AC) dengan mengganti motor fan unit indoor dan outdoor dengan motor DC sehingga air conditioner (AC) bersumber DC dan penerapan

Hal tersebut berarti sumbangan yang diberikan Perilaku Berwisata, Karakteristik Objek Wisata, dan interaksi antara Perilaku Berwisata dengan Karakteristik Objek

Adapun faktor-faktor kesuksesan, mereka dikelompokkan menjadi lima set yang berbeda dan pandangan sastra menemukan bertentangan pada masalah bagaimana penting seorang manajer

Dan perkara penyucian hati tersebut ini berlaku pada anakanak harus berterusan sehingga ajal membawanya, karenanya penyucian diri bersifat amali dan bertahap, dan

PKP-RI Propinsi Sumatera Barat selama ini telah melakukan beberapa usaha komersil dalam rangka mendapatkan laba atau SHU yang maksimal, diantaranya adalah unit