• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif Serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun IPB Tajur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif Serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun IPB Tajur."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF

SERTA DAYA HASIL 11 GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.)

DI KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR

Oleh

Hardini Nikamasari A34304044

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF

SERTA DAYA HASIL 11 GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.)

DI KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Hardini Nikamasari A34304044

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

RINGKASAN

HARDINI NIKAMASARI. Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif Serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun IPB Tajur. (Di bawah bimbingan MUHAMAD SYUKUR dan SRIANI SUJIPRIHATI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter vegetatif dan generatif 11 genotipe cabai (Capsicum annuum L.). Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat genotipe cabai yang memiliki karakter vegetatif dan generatif serta produktivitas lebih baik daripada varietas pembanding.

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Tajur pada bulan Februari 8 sampai Agustus 2008. Bahan yang digunakan adalah 11 genotipe cabai yaitu 0706-6580-1, 0706-6583-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, IPB C5, IPB C10, IPB C12, IPB C14, IPB C15 dan 35C2, serta varietas Tanjung dan Tit Super sebagai varietas pembanding. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 11 genotipe cabai dan dua varietas pembanding sebagai perlakuan. Karakter yang diamati adalah karakter vegetatif dan generatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genotipe yang diuji memiliki beberapa perbedaan karakter vegetatif dan generatif dengan kedua varietas pembanding. Pada karakter kualitatif perbedaan tersebut terdapat pada karakter bentuk daun, warna batang, habitus tanaman, warna mahkota bunga, warna

anther, posisi bunga, warna buah muda, permukaan kulit buah dan irisan

melintang.

Pada karakter tinggi tanaman, genotipe IPB C12, IPB C15 dan 35C2 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi daripada varietas Tanjung dan Tit Super. Genotipe IPB C15 memiliki kanopi lebih lebar dibandingkan varietas Tanjung. Sementara itu, genotipe 0706-6580-1, IPB C14 dan IPB C15 memiliki tinggi dikotomus lebih rendah daripada kedua varietas pembanding. Genotipe IPB C15 dan 35C2 memiliki diameter batang lebih besar dibandingkan varietas Tit Super.

(4)

Genotipe 35C2 memiliki bobot segar biomassa lebih tinggi dibandingkan kedua pembanding.

Pada karakter umur berbunga dan umur panen, genotipe 0706-6580-1 dan IPB C14 memiliki umur berbunga dan umur panen lebih cepat daripada Tit Super. Sementara itu, genotipe IPB C15 memiliki umur berbunga lebih cepat daripada Tit Super dan genotipe 0706-6584-1 memiliki umur panen lebih cepat dibandingkan Tit Super.

Genotipe IPB C5 memiliki panjang buah yang tidak berbeda dengan kedua pembanding dan juga memiliki diameter buah yang lebih besar daripada Tit Super serta kulit buah yang lebih tebal daripada Tanjung. Sementara itu, genotipe 0706-6583-1 memiliki panjang buah yang tidak berbeda dengan kedua pembanding.

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF SERTA DAYA HASIL 11 GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) DI KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR

Nama : Hardini Nikamasari

NRP : A34304044

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi NIP: 132 258 034

Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS NIP: 131 284 838

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP : 131 124 019

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1986 di kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penulis sebagai putri kedua dari pasangan Dr. Ir. Ichwantoari, MS (Alm) dan Herti Sasmita, SH.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Mexindo Bogor pada tahun 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 1998. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 4 Bogor pada tahun 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 6 Bogor pada tahun 2004.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif Serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum

annuum L.) di Kebun Percobaan IPB Tajur” sebagai salah satu tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu berupa doa, tenaga dan pikiran atas tersusunnya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi dan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Dewi Sukma, SP, MSi yang telah bersedia menjadi dosen pengujji pada ujian skripsi.

3. Anas D. Susila, Ph.D yang telah memberi bimbingan akademik kepada penulis.

4. Almarhum papa (Dr. Ir. Ichwantoari, MS) dan mama (Herti Sasmita, SH) tercinta, teteh (Herwita Andriamasari, SP), aa (Galuh Syahbana Indraprahasta, ST) dan neng Reihana Janna Az Zahra tersayang yang telah memberi kasih sayang dan cinta yang tidak ada habisnya kepada penulis. 5. Almarhum kakek Mitra Sasmita dan almarhum nenek Rohanah tersayang. 6. Keluarga Jalan Bangka yang selalu memberi semangat.

7. Andika Pambudi, SP. terima kasih atas semangat dan kasih sayangnya. 8. DE’ BISBUL : Dini Rizkyah, Eneng Nurhasanah (teman seperjuangan

kuliah), Febrina Yusyan Wardani (teman seperjuangan penelitian), Hana Immanuella Purba, Melly Siti Rahmawati dan Novita Novaliana, terima kasih untuk persahabatan dan kenangan yang indah.

9. Swisci Margaret, SP yang telah bersedia membantu penulis dalam segala hal yang berkaitan dengan penelitian.

(8)

11.Teman-teman Hortikultura 41: Renda, Prima, Chiqa, Ade, Chika, Rita, Sita, Anna, Heliana, Mega, Santi, Wulan, Nia, Indah, Purna, Mput, Cenra, Anita, Yayu, Lena, Yanti, Silvya, Putri, Tiwi, Kurnia & Dior, Awi, Cahya, Ardhana, Ratna, Wiwit, Abdi, Agus, Ibnu, Ceko, Septian, Dimas, Adji, Wacih, Rima, Yuli, Ari, Puspi dan Nopi.

12.Teman-teman Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih : Eva, Dita, Purwati, Taufik dan Rido (terima kasih sudah membantu pasang ajir). 13.Teman-teman KKP Cianjur kecamatan Cikalong Kulon desa Kamurang :

dHe, Rie, Dyan, Taufan and Pam, terima kasih untuk kenangan yang tak terlupakan.

14.Sahabat-sahabat SMA : Nindya Widiatri, Putri Diah Permanawati, Mersi Boku Mardiastuti, Resti Mariana dan Rani Rahmawati (almarhumah). 15.Sahabat-sahabat SMP : Rachmatika Dwitiani, Afini Juwitasari, Dwi Retno

Hapsari dan Fadila Ramadini.

16.Sahabat-sahabat masa kecil : Astira Bey dan Kardina Hadiati, saya akan selalu mengenang persahabatan kita sewaktu kecil.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Bogor, Januari 2009

(9)

 

Rekapitulasi F-hitung, Peluang dan Koefisien Keragaman ... 18

(10)

 

 

Bobot Buah Layak Pasar ... 35

Bobot Buah Per Tanaman ... 35

Standar Mutu ... 36

Korelasi Beberapa Karakter Kuantitatif Terhadap Umur Berbunga dan Produktivitas ... 37

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 39

Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42

(11)

EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF

SERTA DAYA HASIL 11 GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.)

DI KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR

Oleh

Hardini Nikamasari A34304044

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF

SERTA DAYA HASIL 11 GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.)

DI KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Hardini Nikamasari A34304044

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(13)

RINGKASAN

HARDINI NIKAMASARI. Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif Serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun IPB Tajur. (Di bawah bimbingan MUHAMAD SYUKUR dan SRIANI SUJIPRIHATI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter vegetatif dan generatif 11 genotipe cabai (Capsicum annuum L.). Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat genotipe cabai yang memiliki karakter vegetatif dan generatif serta produktivitas lebih baik daripada varietas pembanding.

Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Tajur pada bulan Februari 8 sampai Agustus 2008. Bahan yang digunakan adalah 11 genotipe cabai yaitu 0706-6580-1, 0706-6583-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, IPB C5, IPB C10, IPB C12, IPB C14, IPB C15 dan 35C2, serta varietas Tanjung dan Tit Super sebagai varietas pembanding. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 11 genotipe cabai dan dua varietas pembanding sebagai perlakuan. Karakter yang diamati adalah karakter vegetatif dan generatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa genotipe yang diuji memiliki beberapa perbedaan karakter vegetatif dan generatif dengan kedua varietas pembanding. Pada karakter kualitatif perbedaan tersebut terdapat pada karakter bentuk daun, warna batang, habitus tanaman, warna mahkota bunga, warna

anther, posisi bunga, warna buah muda, permukaan kulit buah dan irisan

melintang.

Pada karakter tinggi tanaman, genotipe IPB C12, IPB C15 dan 35C2 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi daripada varietas Tanjung dan Tit Super. Genotipe IPB C15 memiliki kanopi lebih lebar dibandingkan varietas Tanjung. Sementara itu, genotipe 0706-6580-1, IPB C14 dan IPB C15 memiliki tinggi dikotomus lebih rendah daripada kedua varietas pembanding. Genotipe IPB C15 dan 35C2 memiliki diameter batang lebih besar dibandingkan varietas Tit Super.

(14)

Genotipe 35C2 memiliki bobot segar biomassa lebih tinggi dibandingkan kedua pembanding.

Pada karakter umur berbunga dan umur panen, genotipe 0706-6580-1 dan IPB C14 memiliki umur berbunga dan umur panen lebih cepat daripada Tit Super. Sementara itu, genotipe IPB C15 memiliki umur berbunga lebih cepat daripada Tit Super dan genotipe 0706-6584-1 memiliki umur panen lebih cepat dibandingkan Tit Super.

Genotipe IPB C5 memiliki panjang buah yang tidak berbeda dengan kedua pembanding dan juga memiliki diameter buah yang lebih besar daripada Tit Super serta kulit buah yang lebih tebal daripada Tanjung. Sementara itu, genotipe 0706-6583-1 memiliki panjang buah yang tidak berbeda dengan kedua pembanding.

(15)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF SERTA DAYA HASIL 11 GENOTIPE CABAI (Capsicum annuum L.) DI KEBUN PERCOBAAN IPB TAJUR

Nama : Hardini Nikamasari

NRP : A34304044

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi NIP: 132 258 034

Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS NIP: 131 284 838

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP : 131 124 019

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1986 di kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penulis sebagai putri kedua dari pasangan Dr. Ir. Ichwantoari, MS (Alm) dan Herti Sasmita, SH.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Mexindo Bogor pada tahun 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Polisi 4 Bogor pada tahun 1998. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 4 Bogor pada tahun 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 6 Bogor pada tahun 2004.

(17)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif Serta Daya Hasil 11 Genotipe Cabai (Capsicum

annuum L.) di Kebun Percobaan IPB Tajur” sebagai salah satu tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu berupa doa, tenaga dan pikiran atas tersusunnya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi dan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Dewi Sukma, SP, MSi yang telah bersedia menjadi dosen pengujji pada ujian skripsi.

3. Anas D. Susila, Ph.D yang telah memberi bimbingan akademik kepada penulis.

4. Almarhum papa (Dr. Ir. Ichwantoari, MS) dan mama (Herti Sasmita, SH) tercinta, teteh (Herwita Andriamasari, SP), aa (Galuh Syahbana Indraprahasta, ST) dan neng Reihana Janna Az Zahra tersayang yang telah memberi kasih sayang dan cinta yang tidak ada habisnya kepada penulis. 5. Almarhum kakek Mitra Sasmita dan almarhum nenek Rohanah tersayang. 6. Keluarga Jalan Bangka yang selalu memberi semangat.

7. Andika Pambudi, SP. terima kasih atas semangat dan kasih sayangnya. 8. DE’ BISBUL : Dini Rizkyah, Eneng Nurhasanah (teman seperjuangan

kuliah), Febrina Yusyan Wardani (teman seperjuangan penelitian), Hana Immanuella Purba, Melly Siti Rahmawati dan Novita Novaliana, terima kasih untuk persahabatan dan kenangan yang indah.

9. Swisci Margaret, SP yang telah bersedia membantu penulis dalam segala hal yang berkaitan dengan penelitian.

(18)

11.Teman-teman Hortikultura 41: Renda, Prima, Chiqa, Ade, Chika, Rita, Sita, Anna, Heliana, Mega, Santi, Wulan, Nia, Indah, Purna, Mput, Cenra, Anita, Yayu, Lena, Yanti, Silvya, Putri, Tiwi, Kurnia & Dior, Awi, Cahya, Ardhana, Ratna, Wiwit, Abdi, Agus, Ibnu, Ceko, Septian, Dimas, Adji, Wacih, Rima, Yuli, Ari, Puspi dan Nopi.

12.Teman-teman Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih : Eva, Dita, Purwati, Taufik dan Rido (terima kasih sudah membantu pasang ajir). 13.Teman-teman KKP Cianjur kecamatan Cikalong Kulon desa Kamurang :

dHe, Rie, Dyan, Taufan and Pam, terima kasih untuk kenangan yang tak terlupakan.

14.Sahabat-sahabat SMA : Nindya Widiatri, Putri Diah Permanawati, Mersi Boku Mardiastuti, Resti Mariana dan Rani Rahmawati (almarhumah). 15.Sahabat-sahabat SMP : Rachmatika Dwitiani, Afini Juwitasari, Dwi Retno

Hapsari dan Fadila Ramadini.

16.Sahabat-sahabat masa kecil : Astira Bey dan Kardina Hadiati, saya akan selalu mengenang persahabatan kita sewaktu kecil.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Bogor, Januari 2009

(19)

 

Rekapitulasi F-hitung, Peluang dan Koefisien Keragaman ... 18

(20)

 

 

Bobot Buah Layak Pasar ... 35

Bobot Buah Per Tanaman ... 35

Standar Mutu ... 36

Korelasi Beberapa Karakter Kuantitatif Terhadap Umur Berbunga dan Produktivitas ... 37

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 39

Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 42

(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Produksi dan Produktivitas Cabai Indonesia ... 2 2. Silsilah dan Keunggulan Genotipe yang Diuji ... 8 3. Rekapitulasi F-Hitung, Peubah dan Koefisien Keragaman ... 18 4. Bentuk dan Warna Daun Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan

dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 19 5. Bentuk Batang, Warna Batang dan Habitus Tanaman Genotipe Cabai

yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 21 6. Jumlah Helai Mahkota, Warna Mahkota Bunga dan Warna Anther

Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 22 7. Warna Kepala Putik dan Posisi Bunga Genotipe Cabai yang Diuji

Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 23 8. Warna Buah Muda dan Warna Buah Masak Genotipe Cabai yang

Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 24 9. Permukaan Kulit Buah, Bentuk Buah dan Irisan Melintang Genotipe

Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 26 10. Rata-rata Tinggi Tanaman dan Lebar Kanopi Genotipe Cabai yang

Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 27 11. Rata-rata Tinggi Dikotomus dan Diameter Batang Genotipe Cabai

yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 28 12. Rata-rata Panjang Daun, Lebar Daun dan Bobot Segar Biomassa

Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 30 13. Rata-rata Bobot 1000 Biji Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan

dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 31 14. Rata-rata Umur Berbunga dan Umur Panen Genotipe Cabai yang

Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 32 15. Rata-rata Panjang Buah, Diameter Buah dan Tebal Kulit Buah

Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 33 16. Rata-rata Bobot Buah dan Jumlah Buah Genotipe Cabai yang Diuji

Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super ... 34 17. Rata-rata Bobot Buah Layak Pasar, Bobot Buah Per Tanaman dan

(22)

18. Klasifikasi Panjang dan Diameter Buah Genotipe Cabai yang Diuji Berdasarkan SNI Cabai Merah 01-4480-1998 ... 37 19. Korelasi antara Beberapa Karakter Kuantitatif dengan Umur

Berbunga dan Produktivitas ... 38

Lampiran

1. Data Klimatologi Tahun 2008 ... 43 2. Sidik Ragam Karakter Tinggi Tanaman Genotipe Cabai yang Diuji ... 43 3. Sidik Ragam Karakter Lebar Kanopi Genotipe Cabai yang Diuji ... 43 4. Sidik Ragam Karakter Tinggi Dikotomus Genotipe Cabai yang Diuji ... 43 5. Sidik Ragam Karakter Diameter Batang Genotipe Cabai yang Diuji ... 44 6. Sidik Ragam Karakter Panjang Daun Genotipe Cabai yang Diuji ... 44 7. Sidik Ragam Karakter Lebar Daun Genotipe Cabai yang Diuji ... 44 8. Sidik Ragam Karakter Bobot Segar Biomassa Genotipe Cabai yang

Diuji ... 44 9. Sidik Ragam Karakter Bobot 1000 Biji Genotipe Cabai yang Diuji ... 45 10. Sidik Ragam Karakter Umur Berbunga Genotip Cabai yang Diuji ... 45 11. Sidik Ragam Karakter Umur Panen Genotipe Cabai yang Diuji ... 45 12. Sidik Ragam Karakter Panjang Buah Genotipe Cabai yang Diuji ... 45 13. Sidik Ragam Karakter Diameter Buah Genotipe Cabai yang Diuji ... 46 14. Sidik Ragam Karakter Tebal Kulit Buah Genotipe Cabai yang Diuji ... 46 15. Sidik Ragam Karakter Bobot Buah Genotipe Cabai yang Diuji ... 46 16. Sidik Ragam Karakter Jumlah Buah Genotipe Cabai yang Diuji ... 46 17. Sidik Ragam Karakter Bobot Buah layak Pasar Genotipe Cabai yang

Diuji ... 47 18. Sidik Ragam Karakter Bobot Buah Per Tanaman Genotipe Cabai yang

Diuji ... 47 19. Persyaratan Mutu Cabai Merah Segar Berdasarkan SNI 01-4480-1998 ... 47

(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Bentuk Daun Cabai Berdasarkan IPGRI ... 10 2. Habitus Tanaman Cabai Berdasarkan IPGRI ... 11 3. Posisi Bunga Cabai Berdasarkan IPGRI ... 11 4. Irisan Melintang Buah Cabai Berdasarkan IPGRI ... 12 5. Bentuk Buah Cabai Berdasarkan IPGRI ... 12 6. Gejala Buah yang Terserang Lalat Buah ... 16 7. Gejala Tanaman yang Terserang Layu Fusarium ... 17 8. Gejala Tanaman yang Terserang Penyakit ... 17 9. Bentuk dan Warna Daun 13 Genotipe Cabai yang Diuji ... 20 10. Warna Batang Genotipe Cabai yang diuji ... 20 11. Habitus Tanaman Genotipe Cabai yang Diuji ... 21 12. Posisi Bunga Genotipe Cabai yang Diuji ... 22 13. Warna Buah Muda Genotipe Cabai yang Diuji ... 24 14. Warna Buah Masak Pada Genotipe Cabai yang Diuji ... 25

Lampiran

(24)
(25)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hortikultura merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman yang intensif dan produknya dapat digunakan sebagai bahan pangan, bahan bumbu, bahan penyegar atau penyedap dan sebagai pelindung atau penyaman lingkungan. Hortikultura menekankan pada jenis tanaman sayur-sayuran, buah dan tanaman hias. Produk hortikultura bersifat mudah rusak (perishable), voluminous dan bulky (Ashari, 1995).

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dan banyak digunakan di seluruh dunia. Cabai digemari oleh masyarakat Indonesia karena dapat digunakan sebagai bahan baku atau sayuran yang dimasak. Cabai dapat dikonsumsi dalam bentuk segar atau diolah sebagai bahan baku industri (Poulos, 1994).

Cabai mempunyai kandungan nilai gizi yang sangat beragam, dalam 100 g cabai merah mengandung protein 1.9 g, lemak 1.9 g, karbohidrat 9.2 g, Fe 1.2 mg, Ca 14.4 mg, vitamin A 700-21600 IU dan vitamin C 242 mg. Rasa pedas buah cabai disebabkan oleh suatu zat yang disebut capsicinoids (Poulos, 1994).

Menurut Kusandriani (1996), tanaman cabai dapat diusahakan di dataran tinggi maupun di dataran rendah, karena tanaman cabai memiliki daya adaptasi yang luas. Hal ini menyebabkan banyak petani di Indonesia yang bertanam cabai. Walapun demikian, produktivitas cabai merah masih tergolong rendah (6.30 ton/ha) jika dibandingkan dengan produktivitas cabai Malaysia. Menurut Poulos (1994), produktivitas cabai Malaysia mencapai 12.46 ton/ha dan menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997) di Cina produktivitasnya mencapai 14.5 ton/ha.

Berdasarkan data statistik tahun 2003-2007, produktivitas cabai Indonesia relatif tetap bahkan cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hal tersebut terlihat pada data produksi cabai dari tahun 2003 sampai tahun 2007 (Tabel 1).

(26)

2

et al., 2006), pemeliharaan tanaman cabai kurang intensif, pemanfaatan lahan

kurang efektif, pengambilan data yang tidak relevan dan varietas-varietas unggul yang tersedia di dalam negeri masih terbatas.

Tabel 1. Produksi dan Produktivitas Cabai Indonesia Tahun Produksi

(ton)

Luas Panen Cabai (ha)

Produktivitas (ton/ha) 2003 774 408 115 233 6.72 2004 714 705 110 170 6.49 2005 661 730 103 531 6.39 2006 736 019 113 079 6.51 2007 676 828 107 362 6.30 Sumber: Departemen Pertanian, 2008

Varietas unggul dapat dirakit melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Dalam program pemuliaan tanaman salah satu tahapannya adalah evaluasi daya hasil. Evaluasi daya hasil diperlukan untuk memperoleh galur-galur yang mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter vegetatif dan generatif 11 genotipe cabai yang dibandingkan dengan dua varietas pembanding.

Hipotesis

1. Terdapat genotipe cabai yang memiliki karakter vegetatif dan generatif lebih baik daripada varietas pembanding.

(27)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani dan Penyebaran Cabai

Cabai (Capsicum annuum L.) berasal dari Negara Mexico sedangkan spesies yang lainnya seperti C. frutescens, C. baccatum, C. fubescens dan C.

chinense berasal dari Amerika Selatan. Cabai diintroduksi ke Asia pada abad

ke-16 oleh Bangsa Portugal dan Spanyol melalui jalur perdagangan dari Amerika Selatan. Penyebaran C. annuum dan C. frutescens telah terjadi di seluruh benua (Poulos, 1994).

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Sympetale Ordo : Turbiflorae Famili : Solanaceae Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum L.

Spesies C. annuum sangat bervariasi dengan tinggi tanaman berkisar antara 0.5-1.5 m, tumbuh tegak dan bercabang banyak. Diameter batang tanaman cabai mencapai 1 cm. Tanaman cabai memiliki perakaran utama yang kuat dengan jumlah akar lateral yang banyak (Poulos, 1994).

Daun tanaman cabai yang relatif halus dengan bulu adalah daun tunggal dan tipis, mempunyai ukuran yang bervariasi dengan helaian daun lanset dan bulat telur lebar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Menurut Kusandriani (1996), daun cabai berwarna hijau atau hijau tua, tumbuh pada tunas-tunas samping berurutan pada batang utama dan tunggal tersusun secara spiral.

(28)

4

1995). Selanjutnya, menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999), mahkota cabai mempunyai variasi warna yang berbeda dari putih, hingga putih kehijauan serta putih keunguan hingga putih. Begitu juga dengan warna kepala sari yang bervariasi dari warna biru, ungu, dan kuning, dan warna biji kuning muda, coklat atau hitam. Kelopak yang berbentuk bel biasanya membesar bersama dengan buah, dan menutup sebagian atau sebagian besar buah.

Ukuran buah cabai beragam dari pendek sampai panjang, sedangkan ujungnya runcing atau tumpul. Bentuk buah umumnya memanjang. Buah seringkali tumbuh tunggal pada setiap buku, dan buah jamak perbuku pada beberapa spesies lain (Kusandriani, 1996). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999), buah cabai mempunyai warna yang bervariasi dari hijau, kuning, atau bahkan ungu ketika muda dan kemudian berubah menjadi merah, jingga, kuning, atau campuran warna ini, seiring dengan meningkatnya umur buah. Warna hijau pada cabai merupakan akibat klorofil, warna merah dan kuning disebabkan karotenoid, warna ungu disebabkan oleh antosianin, sedangkan warna cokelat merupakan keberadaan klorofil dengan sintesis likopen dan beta karoten.

Syarat Tumbuh

Persyaratan tumbuh tanaman cabai antara lain, suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 18-30°C (Poulos, 1994). Selanjutnya menurut Berke et al. (2005), suhu lingkungan di bawah 15°C dan di atas 30°C akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.

(29)

5

Budidaya Tanaman Cabai

Penggunaan mulsa pada budidaya cabai sudah dilakukan sejak awal tahun 1960. Mulsa dapat berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, mengurangi kehilangan unsur hara dan melindungi buah cabai dari gangguan mikroorganisme cabai (Bosland dan Votava, 2000). Menurut Soetiarso et al. (2006), penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan jumlah buah sehat per tanaman, bobot buah sehat per tanaman dan bobot buah per petak dan menekan serangan

Thrips sp.

Cara penanaman cabai bervariasi menurut jenis tanah dan ketinggian tempat. Pada tanah bertekstur liat, sistem penanaman dalam bedengan dengan 2-4 baris tanaman tiap bedengan lebih efisien, sedangkan tanah bertekstur sedang sampai ringan lebih cocok menggunakan sistem penanaman dengan barisan tunggal. Pemilihan waktu tanam cabai merah sangat penting, terutama dalam hubungannya dengan ketersediaan air, curah hujan dan gangguan hama dan penyakit. Kekurangan air pada masa pertumbuhan vegetatif menyebabkan tanaman cabai merah tumbuh kerdil, sedangkan pada masa generatif dapat menurunkan hasil buah bahkan dapat menggagalkan panen (Sumarni, 1996).

Waktu panen tanaman cabai umumnya ditentukan oleh ukuran buah dan warna buah cabai (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Menurut Bosland dan Votava (2000), buah cabai yang siap panen memiliki permukaan yang mengkilap, bersinar, dan lebih berlilin dibandingkan buah cabai yang masih muda.

Hama dan Penyakit Tanaman

Hama yang sering menyerang tanaman cabai adalah Aphids atau kutu,

Thrips sp., lalat buah, ulat Spodoptera sp. dan tungau. Menurut Ashari (1995),

Aphids atau kutu merupakan binatang pengganggu berwarna hijau, hitam atau

(30)

6

memakan daging buah dari dalam. Tungau menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan daun sehingga daun keriput menguning dan akhirnya rontok.

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabai adalah bercak daun cabai yang disebabkan oleh Cercospora capsici dan busuk buah yang disebabkan oleh

Phytophthora spp. Sementara itu antraknosa cabai yang disebabkan oleh

Colletotrichum acutatum (Syukur, 2007). Menurut Semangun (2004), gejala

penyakit antraknosa pada buah cabai adalah mula-mula membentuk becak cokelat kehitaman, lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah becak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna jerami.

Pemuliaan Tanaman Cabai

Pemuliaan tanaman merupakan suatu ilmu untuk mengubah susunan genetik sehingga dapat memperbaiki bentuk atau sifat tanaman. Tujuan pemuliaan tanaman adalah memperbaiki daya hasil, menghasilkan varietas tahan hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan dan memperbaiki kualitas (Poespodarsono, 1988).

(31)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Agustus

2008, berlokasi di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman Institut

Pertanian Bogor dan Kebun Percobaan IPB Tajur, Bogor. Kebun Percobaan IPB

Tajur berada pada ketinggian 250 meter di atas permukaan laut (dpl).

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 galur

harapan cabai (Capsicum annuum L.) yaitu 5 galur hasil persilangan antara

varietas ‘Jatilaba’ dengan genotipe cabai AVRDC yaitu 0706-6580-1,

0706-6583-1, 0706-6584-0706-6583-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, 4 galur murni AVRDC yaitu IPB

C10, IPB C12, IPB C14 dan IPB C15, 1 galur murni dari Universitas Bengkulu

yaitu 35C2 serta 1 galur murni dari Malaysia yaitu IPB C5 (Tabel 2).

Varietas pembanding yang digunakan yaitu ‘Tanjung’ dan ‘Tit Super’.

Varietas Tanjung berasal dari Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan

memiliki potensi hasil sebesar 12 ton/ha. Varietas Tit Super berasal dari PT. East

West Seed Indonesia (Cap Panah Merah) dan memiliki potensi hasil sebesar 15-17

ton/ha.

Bahan lain yang digunakan adalah pupuk kandang, SP-36 (100 kg/ha),

urea (200 kg/ha), KCl (100 kg/ha), Gandasil D (10% N, 12% P, 14% K dan 1%

Mg), NPK mutiara (15-15-15), mulsa plastik hitam perak dan bahan insektisida

dan fungisida. Insektisida dan fungisida terdiri dari Curacron 500 EC (profenos

500 g/l), Furadan (karbofuran 3%), Dithane-45 (mankozeb 80%), Siputox

(metaldehida 5%), Antracol (propineb 70%), Agristik (alkilaril poligikol eter 400

ml/l) dan Agrept 20 wp (streptomisin sulfat 20%). Alat-alat yang digunakan

adalah bak semai, ajir, cangkul, kored, label, meteran, timbangan digital dan hand

(32)

8

Tabel 2. Silsilah dan Keunggulan Genotipe yang Diuji

No Kode Keunggulan Keterangan

1. 0706-6580-1 Tahan CVMV, CMV, BW, Antraknosa

Jatilaba/0209-4//Jatilaba/PBC 495

2. 0706-6583-1 Tahan CVMV, CMV, BW, Antraknosa

Jatilaba/0209-4//Jatilaba/PBC 495

3. 0706-6584-1 Tahan CVMV, CMV, BW, Antraknosa

Jatilaba/0209-4//Jatilaba/PBC 495

4. 0706-6584-2 Tahan CVMV, CMV, BW, Antraknosa

Jatilaba/0209-4//Jatilaba/PBC 495

5. 0706-6584-3 Tahan CVMV, CMV, BW,

11. 35C2 Toleran terhadap tanah masam

Talang Semut x Tit Super

12. Tanjung Tahan hama pengisap Varietas Komersial 13. Tit Super Tahan Antraknosa,

Layu Bakteri

Varietas Komersial

Keterangan : CVMV: Chili Veinal Mottle Virus

CMV : Cucumber Mosaik Virus

BW : Bakterial Wilt

PVY : Potato Virus Y

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak

(RKLT). Perlakuan menggunakan 13 genotipe cabai yang diulang sebanyak tiga

(33)

9

Model matematis yang digunakan adalah:

Yij = μ + αi + ßj +Σij

Yij = respon pengamatan dari genotipe ke-i dalam ulangan ke-j μ = nilai rataan umum

αi = tambahan nilai karena pengaruh genotipe ke-i, dimana i = 1, 2, 3,…13 ßj = tambahan nilai karena ulangan ke-j, dimana j = 1, 2, 3

Σij = galat percobaan dari genotipe ke-i dan ulangan ke-j

Jika data yang diperoleh berbeda nyata setelah dianalisis dengan uji F,

maka akan dilakukan uji lanjut dengan uji Dunnett pada taraf 5%.

Pelaksanaan Percobaan

Penanaman

Benih cabai dikecambahkan dalam tray plastik. Satu lubang dalam tray

plastik ditanami dua butir benih. Media yang digunakan adalah media siap pakai,

yang disterilisasi dalam oven pada suhu 60°C selama 3 jam. Komposisi media

terdiri dari campuran tanah, humus dan pupuk kandang. Pencegahan hama dan

penyakit dilakukan ketika di persemaian dengan memberikan insektisida dan

fungisida sesuai dosis yang dianjurkan.

Penyiapan lahan dilakukan dengan pembersihan gulma, penggemburan

lahan penanaman, pemberian pupuk kandang dan SP36 yang ditebar merata diatas

tanah, kemudian diaduk rata. Setelah itu, dilakukan pembuatan bedengan dan

pemasangan mulsa plastik hitam perak. Penyiapan lahan dilakukan selama ± 4

minggu sebelum pindah tanam.

Penanaman dilakukan dengan cara transplanting (pindah tanam). Jarak

dalam baris 50 x 50 cm. Jarak antara bedeng yaitu ± 30 cm. Setiap bedeng

ditanami dua baris cabai (double rows). Jumlah bedeng yang dipakai adalah

delapan bedeng.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman cabai meliputi penyiraman, pemasangan ajir,

pewiwilan, pemupukan susulan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.

(34)

10

dilakukan sehari dua kali. Pemasangan ajir dilakukan untuk menopang tanaman

dan membuat tanaman lebih tegar ketika terjadi hujan angin. Pemasangan ajir

dilakukan pada saat umur tanaman ± 2 minggu setelah pindah tanam. Ajir yang

digunakan memiliki panjang 120 cm. Pada saat tanaman cabai berumur 7-30 hari

dilakukan pembuangan tunas samping karena akan mengganggu pertumbuhan

vegetatif tanaman cabai.

Pemberian pupuk susulan berupa NPK mutiara (15-15-15) dilakukan

setiap minggu sebanyak 5 g/l. NPK mutiara diberikan sebanyak 250 ml per

tanaman. Pemeliharaan terhadap tanaman cabai dilakukan secara rutin dan

berkala, sehingga dapat mencegah berkembangnya hama dan penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan memberikan insektisida dan

fungisida jika perlu.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanaman contoh yang sudah dipilih secara

acak sebelumnya. Beberapa karakter yang diamati antara lain:

1) Karakter Kualitatif Pada Fase Vegetatif :

a) Bentuk daun : delta, oval, dan lanset, diamati ketika buah pertama mulai

masak pada 50% populasi (Gambar 1).

Gambar 1. Bentuk Daun Cabai Berdasarkan IPGRI. 1) Delta, 2) Oval, 3) Lanset

b) Warna daun : hijau muda, hijau dan hijau tua, diamati ketika buah pertama

mulai masak pada 50% populasi.

c) Bentuk batang : silindris, bersudut dan rata, diamati ketika tanaman

dewasa.

d) Warna batang : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya, diamati setelah

(35)

11

e) Habitus tanaman : menyamping, kompak dan tegak, diamati ketika 50%

populasi tanaman telah mempunyai buah masak (Gambar 2).

Gambar 2. Habitus Tanaman Cabai Berdasarkan IPGRI. 3) Menyamping, 5) Kompak, 7) Tegak

2) Karakter Kualitatif Pada Fase Generatif :

a) Jumlah helai mahkota : diamati saat anthesis.

b) Warna mahkota bunga : putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar

putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat anthesis.

c) Warna anther : ungu dan ungu muda, diamati saat bunga mekar.

d) Warna kepala putik : diamati saat bunga mekar.

e) Posisi bunga : pendant, intermediate dan erect, diamati ketika 50%

populasi tanaman mempunyai bunga mekar (Gambar 3).

Gambar 3. Posisi Bunga Cabai Berdasarkan IPGRI. 3) Pendant, 5) Intermediate, 7) Erect

(36)

12

g) Warna buah masak : putih, kuning, lemon, oranye, merah terang, merah,

merah tua, ungu, coklat dan hitam, diamati saat buah masak penuh.

h) Permukaan kulit buah : licin, semi keriting dan keriting diamati pada

panen kedua.

i) Irisan melintang : sedikit berombak, intermediate dan berombak, diamati

setelah berbuah (Gambar 4).

Gambar 4. Irisan Melintang Buah Cabai Berdasarkan IPGRI. 3) Sedikit Berombak, 5) Intermediate, 7) Berombak

j) Bentuk buah : Memanjang, bulat, segitiga, campanulate dan blocky,

diamati pada panen kedua (Gambar 5).

(37)

13

3) Karakter Kuantitatif Pada Fase Vegetatif :

a) Tinggi tanaman (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai ujung

tertinggi, setelah panen pertama.

b) Tinggi dikotomus (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai percabangan

pertama, setelah panen pertama.

c) Lebar kanopi (cm) : diukur pada kanopi terlebar, setelah panen pertama.

d) Diameter batang (cm) : diukur pada pertengahan batang, setelah panen

pertama.

e) Panjang daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa, diamati ketika buah

pertama mulai masak pada 50% populasi.

f) Lebar daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa, diamati ketika buah

pertama mulai masak pada 50% populasi.

g) Bobot biomassa segar (g) : rata-rata bobot 10 tanaman contoh setelah

selesai panen.

4) Karakter Kuantitatif Pada Fase Generatif :

a) Umur berbunga (HST) : jumlah hari setelah transplanting sampai 50%

populasi mempunyai bunga mekar.

b) Umur panen (HST) : jumlah hari setelah transplanting sampai 50%

populasi mempunyai buah masak.

c) Bobot 1000 biji (g) : rata-rata bobot 100 biji kemudian dikonversi menjadi

bobot 1000 biji.

d) Panjang buah (cm) : rata-rata 10 panjang buah segar pada panen kedua.

e) Diameter buah (cm) : diameter pangkal 10 buah segar pada panen kedua.

f) Tebal kulit buah (cm) : rata-rata tebal kulit 10 buah segar pada panen

kedua.

g) Bobot per buah (g) : rata-rata bobot 10 buah segar pada panen kedua.

h) Jumlah buah per tanaman : penjumlahan antara jumlah buah layak pasar

dan jumlah buah tidak layak pasar.

i) Bobot buah layak pasar (g/tanaman) : buah yang tidak terkena serangan

(38)

14

j) Bobot buah per tanaman (g) : hasil penjumlahan antara bobot buah layak

pasar dengan bobot buah tidak layak pasar pada panen ke-1 hingga panen

ke-8.

k) Produktivitas (ton/ha) : 80% populasi per hektar x 80% x bobot buah per

(39)

15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Agustus 2008. Penyemaian benih dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen AGH, Faperta, Institut Pertanian Bogor. Benih yang berkecambah mengalami etiolasi karena kekurangan cahaya matahari pada saat disemai, beberapa saat sebelum transplanting.

Penanaman bibit atau transplanting dilakukan pada saat bibit berumur 56 hari di Kebun Percobaan Tajur II IPB. Seharusnya penanaman bibit dilakukan ketika bibit berumur 30-40 hari, namun sebagian besar benih yang ditanam terlambat tumbuh. Hal ini diduga karena benih berasal dari AVRDC Taiwan, kemungkinan mengalami penyesuaian yang agak lama. Penanaman bibit dilakukan ketika pagi dan sore hari agar tanaman tidak mengalami stress. Berdasarkan data Stasiun Meteorologi dan Geofisika, Bogor (2008), pada bulan April sampai bulan Agustus 2008, di Kebun Percobaan IPB Tajur curah hujan rata-rata 188.34 mm/bulan, suhu 25.54°C dan kelembaban 82.1%.

Hama yang menyerang tanaman cabai selama di lapangan adalah siput, semut, aphid (Myzus persicae), tungau dan lalat buah (Bactrosela dorsalis). Siput menyerang tanaman pada saat awal penanaman dengan cara mematahkan batang bagian bawah. Pemberantasan hama siput dilakukan dengan cara pemberian siputok (metaldehida 5%) yang dicampur dengan tape singkong dan diletakkan disekeliling bedeng.

Hama lain yang menyerang adalah semut. Semut menyerang pangkal batang sehingga tanaman menjadi lunglai. Pemberantasan hama semut dilakukan dengan cara memberi furadan (karbofuran 3%) di sekeliling tanaman.

(40)

16

Lalat buah (Bactrosela dorsalis) menyerang hampir semua genotipe, kecuali genotipe AVRDC dengan kode 0706-6580-1. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan lalat buah adalah terdapat tusukan dan titik hitam pada pangkal buah, jika buah dibelah terdapat belatung lalat buah dan buah menjadi busuk (Gambar 6). Pencegahan yang dilakukan untuk mengendalikan hama lalat buah adalah dengan memasang perangkap. Perangkap tersebut berupa botol plastik yang didalamnya digantungkan kapas yang sudah ditetesi metil eugenol atau protein hidrosilat. Bau pada metil eugenol merangsang lalat buah masuk ke dalam botol tersebut. Perangkap dipasang ± 3 minggu setelah tanam.

Gambar 6. Gejala Buah yang Terserang Lalat Buah (terdapat Tusukan Lalat Buah pada Buah Cabai)

Penyakit yang menyerang tanaman cabai adalah layu fusarium (Fusarium

oxysporum Schlecth), gemini virus, dan antraknosa (Colletotrichum acutatum).

Fusarium oxysporum menyerang tanaman dari awal penanaman sampai akhir

(41)

17

 

Gambar 7. Gejala Tanaman yang Terserang Layu Fusarium. a) Gejala Awal, Daun Terlihat Layu, b) Gejala Lanjut, Daun Mengering dan Berguguran

Terdapat genotipe AVRDC dengan kode 0706-6584-1 yang terserang gemini virus pada ulangan satu. Cara pengendaliannya adalah mencabut tanaman yang terkena penyakit dan membakarnya. Gejala penyakit pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 8a.

Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletothricum acutatum

(Syukur, 2007) terdapat pada genotipe 0706-6584-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, dan IPB C14. Penyakit antraknosa dikendalikan dengan cara mengaplikasikan Antracol (propineb 70%). Konsentrasi yang digunakan sebanyak 2 g/l.

Gejala penyakit antraknosa pada buah adalah mula-mula membentuk becak cokelat kehitaman, lalu meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah becak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna jerami (Semangun, 2004). Gejala penyakit pada buah dapat dilihat pada Gambar 8b.

 

(42)

18

Rekapitulasi F-hitung, Peluang dan Koefisien Keragaman

Berdasarkan analisis ragam, terdapat perbedaan sangat nyata antara genotipe yang diuji pada semua karakter yang diamati. Koefisien keragaman (kk) pada karakter yang diamati berkisar antara 4.83-30.23% (Tabel 3). Menurut Gomez dan Gomez (1995), nilai kk menunjukkan tingkat ketepatan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan. Nilai kk semakin tinggi maka keandalan percobaan akan semakin rendah.

Tabel 3. Rekapitulasi F-hitung, Peubah dan Koefisien Keragaman

No Karakter F-hitung Peluang KK

1 Tinggi tanaman 85.39** 0.0001 5.89 2 Lebar kanopi 8.66** 0.0001 7.7 3 Tinggi dikotomus 24.45** 0.0001 10.43 4 Diameter batang 19.44** 0.0001 5.29 5 Bobot 1000 biji 60.60** 0.0001 5.18 6 Umur mulai berbunga 12.52** 0.0001 7.27 7 Umur mulai panen 6.69** 0.0001 4.83 8 Panjang daun 3.74** 0.0029 12.67 9 Lebar daun 6.00** 0.0001 9.87 10 Panjang buah 24.84** 0.0001 8.96 11 Diameter buah 85.46** 0.0001 5.17 12 Tebal kulit buah 23.48** 0.0001 11.95 13 Bobot per buah 64.39** 0.0001 12.34 14 Bobot buah layak pasar 8.02** 0.0001 18.84 15 Bobot buah tidak layak pasar 5.72** 0.0001 71.64 16 Produktivitas 5.83** 0.0001 20.37 17 Bobot biomassa segar 6.50** 0.0001 30.23

(43)

19

Evaluasi Karakter Kualitatif

Karakter Vegetatif

Karakter kualitatif pada fase vegetatif antara genotipe yang diuji dan varietas pembanding menunjukkan beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut terdapat pada karakter bentuk daun dan habitus tanaman, tetapi pada karakter warna daun, warna batang dan bentuk batang tidak menunjukkan perbedaan.

Genotipe AVRDC dengan kode 0706-6584-1, 0706-6584-2 dan 35C2 memiliki bentuk daun lanset dan IPB C10 memiliki bentuk daun delta. Bentuk daun genotipe lainnya tidak berbeda dengan kedua pembanding (Gambar 9). Warna daun genotipe yang diuji tidak berbeda dengan kedua pembanding. Hal ini terlihat pada Tabel 4, semua daun cabai berwarna hijau atau hijau tua.

Tabel 4. Bentuk dan Warna Daun Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Bentuk Daun Warna Daun

0706-6580-1 Oval Hijau Tua

0706-6583-1 Oval Hijau Tua

0706-6584-1 Lanset Hijau Tua

0706-6584-2 Lanset Hijau Tua

0706-6584-3 Oval Hijau Tua

IPB C5 Oval Hijau Tua

IPB C10 Delta Hijau Tua

IPB C12 Oval Hijau Tua

IPB C14 Oval Hijau Tua

IPB C15 Oval Hijau Tua

35C2 Lanset Hijau Tua

Tanjung Oval Hijau Tua

Tit Super Oval Hijau Tua

(44)

20

Gambar 9. Bentuk dan Warna Daun 13 Genotipe Cabai yang Diuji. a) 6580-1, b) 6583-1, c) 6584-1, d) 6584-2, e) 0706-6584-3, f) IPB C5, g) IPB C14, h) IPB C15, i) IPB C12, j) IPB C10, k) 35C2, l) Tanjung dan m) Tit Super.

Warna batang genotipe yang diuji sama dengan varietas pembanding yaitu hijau dengan garis ungu, kecuali warna batang genotipe 35C2 berwarna hijau (Gambar 10a dan 10b). Bentuk batang genotipe cabai yang diuji sama dengan varietas pembanding, yaitu silindris (Tabel 5).

 

Gambar 10. Warna Batang Genotipe Cabai yang diuji. a) Hijau dengan Garis Ungu, b) Hijau (Genotipe 35C2)

(45)

21

Tabel 5. Bentuk Batang, Warna Batang dan Habitus Tanaman Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Bentuk Batang Warna Batang Habitus Tanaman 0706-6580-1 Silindris Hijau dengan garis ungu Menyamping 0706-6583-1 Silindris Hijau dengan garis ungu Kompak 0706-6584-1 Silindris Hijau dengan garis ungu Kompak 0706-6584-2 Silindris Hijau dengan garis ungu Kompak 0706-6584-3 Silindris Hijau dengan garis ungu Kompak IPB C 5 Silindris Hijau dengan garis ungu Tegak IPB C10 Silindris Hijau dengan garis ungu Tegak IPB C12 Silindris Hijau dengan garis ungu Tegak IPB C 14 Silindris Hijau dengan garis ungu Tegak IPB C 15 Silindris Hijau dengan garis ungu Menyamping

35C2 Silindris Hijau Kompak Tanjung Silindris Hijau dengan garis ungu Kompak

Tit Super Silindris Hijau dengan garis ungu Tegak

Gambar 11. Habitus Tanaman Genotipe Cabai yang Diuji. a) Menyamping (0706-6580- 1), b) Kompak (Tanjung) dan c) Tegak (IPB C10)

Karakter Generatif

Karakter bunga pada genotipe AVRDC yang diuji tidak berbeda dengan pembanding. Jumlah helai mahkota genotipe yang diuji adalah 5-6 sama dengan jumlah helai mahkota pada varietas pembanding (Tabel 6).

(46)

22

Warna anther dari genotipe yang diuji menunjukkan perbedaan dengan varietas pembanding. Warna anther dari sebagian besar genotipe yang diuji berwarna ungu sedangkan warna anther dari varietas Tanjung dan Tit Super adalah biru keunguan dan biru pucat (Tabel 6).

Tabel 6. Jumlah Helai Mahkota, Warna Mahkota Bunga dan Warna

Anther Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan

Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Jumlah Helai

Mahkota Warna Mahkota Bunga Warna Anther

0706-6580-1 5 Putih Ungu

0706-6583-1 5-6 Putih Ungu

0706-6584-1 5 Putih Ungu

0706-6584-2 5 Putih Ungu

0706-6584-3 5 Putih Ungu

IPB C 5 5 Putih Biru kehijauan

IPB C10 5-6 Putih Hijau

IPB C12 5-6 Putih Biru kehijauan

IPB C 14 5 Putih Ungu

IPB C 15 5-6 Putih Biru kehijauan 35C2 5 Ungu dengan dasar putih Ungu

Tanjung 5-6 Putih Biru keunguan

Tit Super 5-6 Putih Biru pucat

Sebagian besar genotipe yang diuji memiliki posisi bunga pendant dan

intermediate (Tabel 7). Genotipe yang memiliki posisi bunga erect adalah

genotipe 0706-6580-1, IPB C10 dan 35C2 (Gambar 12). Berdasarkan hasil pengamatan warna kepala putik genotipe yang diuji tidak berbeda dengan varietas pembanding, yaitu kuning (Tabel 7).

(47)

23

Tabel 7. Posisi Bunga dan Warna Kepala Putik Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super Genotipe Posisi Bunga Warna Kepala Putik

0706-6580-1 Erect Kuning

0706-6583-1 Intermediate Kuning 0706-6584-1 Intermediate Kuning 0706-6584-2 Pendant Kuning 0706-6584-3 Intermediate Kuning

IPB C5 Pendant Kuning

IPB C10 Erect Kuning

IPB C12 Intermediate Kuning

IPB C14 Pendant Kuning

IPB C15 Intermediate Kuning

35C2 Erect Kuning

Tanjung Pendant Kuning

Tit Super Pendant Kuning

Pengamatan karakter kualitatif buah terdiri dari warna buah muda, warna buah masak, permukaan kulit buah, bentuk buah dan irisan buah melintang Pengamatan karakter ini tidak menunjukkan perbedaan dengan varietas pembanding (Tabel 8).

(48)

24

Gambar 13. Warna Buah Muda Genotipe Cabai yang Diuji. a) 0706-6580-1, b) 0706-6583-1, c) 0706-6584-1, d) 0706-6584-2, e) 0706-6584-3, f) IPB C5, g) IPB C14, h) IPB C15, i) IPB C10, j) 35C2 dan k) Tit Super

Warna buah masak genotipe yang diuji tidak berbeda dengan varietas pembanding yaitu berwarna merah (Gambar 14). Warna buah masak diamati pada saat buah masak penuh. Menurut IPGRI (1995), warna buah masak terdiri atas delapan warna yaitu putih, kuning lemon, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu dan cokelat.

Tabel 8. Warna Buah Muda dan Warna Buah Masak Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super Genotipe Warna buah muda Warna buah masak

0706-6580-1 Hijau tua Merah

0706-6583-1 Hijau tua Merah

0706-6584-1 Hijau tua Merah

0706-6584-2 Hijau tua Merah

0706-6584-3 Hijau tua Merah

IPB C5 Hijau Merah

IPB C10 Hijau Merah

IPB C12 Hijau Merah

IPB C14 Hijau muda Merah

IPB C15 Hijau Merah

35C2 Hijau Merah

Tanjung Hijau Merah

(49)

25

Gambar 14. Warna Buah Masak Pada Genotipe Cabai yang Diuji. a) 0706-6580-1, b) 0706-6583-0706-6580-1, c) 0706-6584-0706-6580-1, d) 0706-6584-2, e) 0706-6584-3, f) IPB C5, g) IPB C14, h) IPB C15, i) IPB C12, j) IPB C10, k) 35C2, l) Tanjung dan m) Tit Super.

Genotipe cabai yang diamati memiliki permukaan buah rata, semi keriting dan keriting. Genotipe yang memiliki permukaan buah licin adalah IPB C5, IPB C10 dan IPB C12 sama dengan varietas Tit Super. Genotipe yang memiliki permukaan buah semi keriting adalah 0706-6580-1, 0706-6583-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, IPB C14 dan IPB C15 sama dengan varietas Tanjung. Genotipe yang memiliki permukaan buah keriting adalah 35C2 (Tabel 9).

(50)

26

Tabel 9. Permukaan Kulit Buah, Bentuk Buah dan Irisan Melintang Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Permukaan kulit Buah Irisan Melintang Bentuk Buah 0706-6580-1 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang 0706-6583-1 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang 0706-6584-1 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang 0706-6584-2 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang 0706-6584-3 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang IPB C5 Licin Sedikit berombak Memanjang IPB C10 Licin Sedikit berombak Memanjang IPB C12 Licin Sedikit berombak Memanjang IPB C14 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang IPB C15 Semi keriting Sedikit berombak Memanjang

35C2 Keriting Intermediate Memanjang Tanjung Semi keriting Intermediate Memanjang Tit Super Licin Sedikit berombak Memanjang

Evaluasi Karakter Kuantitatif

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman genotipe cabai yang diuji berkisar antara 35.5-102.1 cm (Tabel 10). Genotipe yang tidak berbeda nyata dengan varietas Tanjung dan Tit Super adalah IPB C14. Genotipe IPB C12, IPB C15 dan 35C2 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi daripada varietas Tanjung dan Tit Super, sedangkan genotipe IPB C5 dan IPB C10 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi daripada varietas Tanjung. Genotipe 0706-6583-1 memiliki tinggi tanaman lebih rendah daripada varietas Tit Super. Sementara itu, genotipe 6580-1, 6584-1, 0706-6584-2 dan 0706-6584-3 memiliki tinggi tanaman lebih rendah daripada varietas Tanjung dan Tit Super.

(51)

27

sedang sehingga kualitas buah yang dihasilkan lebih baik daripada genotipe lainnya.

Lebar Kanopi

Lebar kanopi genotipe yang diuji berkisar antara 64.08-94.34 cm (Tabel 10). Genotipe IPB C15 memiliki lebar kanopi lebih besar daripada varietas Tanjung, sedangkan genotipe IPB C10 memiliki lebar kanopi lebih kecil daripada kedua varietas pembanding. Genotipe 0706-6580-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2 dan 0706-6584-3 memiliki lebar kanopi lebih kecil daripada varietas Tit Super. Tanaman yang memiliki kanopi yang lebar dapat menghasilkan jumlah cabang yang banyak. Oleh karena itu, buah yang dihasilkan akan semakin banyak.

Tabel 10. Rata-rata Tinggi Tanaman dan Lebar Kanopi Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Tinggi Tanaman (cm) Lebar Kanopi (cm)

0706-6580-1 35.59ab 68.15b

0706-6583-1 60.78b 84.21

0706-6584-1 40.50ab 68.87b

Tanjung 64.65 79.16

Tit Super 74.03 83.68

Keterangan : nilai yang diikuti huruf a artinya berbeda nyata dengan varietas Tanjung, huruf b artinya berbeda nyata dengan varietas Tit Super berdasarkan Dunnett’s taraf 5%.

Tinggi Dikotomus

(52)

28

dan IPB C12 memiliki tinggi dikotomus lebih tinggi sedangkan genotipe 0706-6580-1, IPB C14 dan IPB C15 memiliki tinggi dikotomus lebih rendah Sementara itu, genotipe lainnya memiliki tinggi dikotomus yang tidak berbeda dengan kedua varietas pembading.

Diameter Batang

Diameter batang genotipe yang diuji berkisar antara 0.95-1.41 cm (Tabel 11). Genotipe IPB C5, IPB C12 dan IPB C14 memiliki diameter batang yang tidak berbeda dengan kedua pembanding. Sementara itu, genotipe 0706-6580-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2 dan 0706-6584-3 memiliki diameter batang lebih kecil daripada kedua pembanding. Tetapi, terdapat beberapa genotipe yang berbeda nyata dengan salah satu pembanding yaitu genotipe 0706-6583-1 dan IPB C10 yang memiliki diameter batang lebih kecil daripada varietas Tanjung serta genotipe IPB C15 dan 35C2 memiliki diameter batang lebih besar dibandingkan varietas Tit Super.

Tabel 11. Rata-rata Tinggi Dikotomus dan Diameter Batang Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Tinggi Dikotomus (cm) Diameter Batang (cm)

0706-6580-1 12.03ab 0.95ab

0706-6583-1 20.56 1.09a

0706-6584-1 17.18 1.02ab

0706-6584-2 17.33 0.99ab

0706-6584-3 18.05 0.96ab

IPB C5 19.91 1.22

(53)

29

Panjang Daun

Panjang daun genotipe yang diuji berkisar antara 6.26-11.13 cm (Tabel 12). Genotipe yang diuji tidak ada yang berbeda nyata dengan Tanjung dan Tit Super, kecuali 0706-6580-1 yang memiliki panjang daun lebih rendah daripada kedua pembanding. Hal tersebut menunjukkan bahwa panjang daun genotipe yang diuji tidak berbeda dengan varietas pembanding.

Lebar Daun

Lebar daun genotipe yang diuji berkisar antara 2.90-4.33 cm (Tabel 12). Genotipe 0706-6584-3 dan 35C2 memiliki lebar daun lebih kecil daripada kedua pembanding. Sementara itu, genotipe 0706-6580-1, 0706-6583-1, 0706-6584-1 dan 0706-6584-2 memiliki lebar daun lebih kecil daripada varietas Tanjung. Beberapa genotipe yaitu IPB C5, IPB C10, IPB C12, IPB C14 dan IPB C15 memiliki lebar daun yang tidak berbeda dengan varietas pembanding.

Bobot Segar Biomassa

(54)

30

Tabel 12. Rata-rata Panjang Daun, Lebar Daun dan Bobot Segar Biomassa Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Panjang Daun (cm)

Lebar Daun (cm)

Bobot Segar Biomassa (g)

Keterangan : nilai yang diikuti huruf a artinya berbeda nyata dengan varietas Tanjung, huruf b artinya berbeda nyata dengan varietas Tit Super berdasarkan Dunnett’s taraf 5%.

Bobot 1000 Biji

(55)

31

Tabel 13. Rata-rata Bobot 1000 Biji Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Bobot 1000 Biji

(g)

Keterangan : nilai yang diikuti huruf a artinya berbeda nyata dengan varietas Tanjung, huruf b artinya berbeda nyata dengan varietas Tit Super berdasarkan Dunnett’s taraf 5%.

Umur Berbunga

Umur berbunga genotipe yang diuji berkisar antara 28.66-45.00 HST (Tabel 14). Genotipe 0706-6580-1, IPB C14 dan IPB C15 memiliki umur berbunga lebih cepat daripada Tit Super sedangkan genotipe 0706-6583-1, IPB C5 dan IPB C10 memiliki umur berbunga lebih lama daripada varietas Tanjung. Genotipe yang berbeda nyata dengan kedua pembanding hanya genotipe IPB C12 yang memiliki umur berbunga lebih lama dibandingkan varietas Tanjung dan Tit Super.

Umur Panen

(56)

32

Tabel 14. Rata-rata Umur Berbunga dan Umur Panen Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST)

0706-6580-1 28.66b 72.00b

0706-6583-1 41.00a 87.00

0706-6584-1 31.66 73.33b

0706-6584-2 33.33 77.00

0706-6584-3 30.66 80.66

IPB C5 38.66a 85.66

Tanjung 31.33 80.33

Tit Super 36.66 83.00

Keterangan : nilai yang diikuti huruf a artinya berbeda nyata dengan varietas Tanjung, huruf b artinya berbeda nyata dengan varietas Tit Super berdasarkan Dunnett’s taraf 5%.

Panjang Buah

Panjang buah genotipe yang diuji berkisar antara 3.92-11.90 cm (Tabel 15). Genotipe yang berbeda nyata dengan Tanjung dan Tit Super hanya dua, yaitu genotipe IPB C10 dan IPB C12, sedangkan genotipe 0706-6580-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, IPB C14 dan 35C2 hanya berbeda nyata dengan varietas Tanjung. Genotipe IPB C12 dan IPB C10 memiliki panjang buah lebih pendek daripada kedua varietas pembanding, sedangkan genotipe 0706-6580-1, 0706-6584-1, 0706-6584-2, 0706-6584-3, IPB C14 dan 35C2 memiliki panjang buah lebih pendek daripada varietas Tanjung. Disamping itu, genotipe 0706-6583-1 dan IPB C5 memiliki panjang buah yang tidak berbeda daripada kedua pembanding.

Diameter Buah

(57)

33

kecuali IPB C5. Genotipe tersebut hanya berbeda nyata dengan varietas Tit Super. Genotipe ini memiliki diameter buah lebih besar daripada Tit Super, sedangkan genotipe lainnya memiliki diameter buah lebih pendek daripada kedua pembanding.

Tebal Kulit Buah

Tebal kulit buah genotipe yang diuji berkisar antara 0.05-0.24 cm (Tabel 15). Sebagian besar genotipe yang diuji hanya berbeda nyata dengan salah satu pembanding, sedangkan genotipe IPB C10, IPB C12 dan 35C2 berbeda nyata dengan kedua pembanding. Genotipe-genotipe tersebut memiliki tebal kulit buah lebih kecil dibandingkan Tanjung dan Tit Super.

Tabel 15. Rata-rata Panjang Buah, Diameter Buah dan Tebal Kulit Buah Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Panjang Buah (cm)

Keterangan : nilai yang diikuti huruf a artinya berbeda nyata dengan varietas Tanjung, huruf b artinya berbeda nyata dengan varietas Tit Super berdasarkan Dunnett’s taraf 5%.

Bobot per Buah

(58)

34

kecuali genotipe IPB C5 yang hanya berbeda nyata dengan varietas Tit Super. Semua genotipe yang diuji memiliki bobot buah lebih lecil daripada kedua pembanding sedangkan genotipe IPB C5 memiliki bobot buah lebih kecil dibandingkan varietas Tit Super.

Jumlah Buah

Karakter jumlah buah dihitung setiap panen. Jumlah buah genotipe yang diuji berkisar antara 43.43-240.87 buah (Tabel 16). Pada data terlihat bahwa genotipe 0706-6583-1, 0706-8, IPB C10, IPB C12, IPB C14, IPB C15 dan 35C2 memiliki jumlah buah lebih banyak daripada kedua pembanding. Sementara itu, genotipe 0706-6584-2 dan 0706-6584-3 hanya berbeda nyata dengan varietas Tanjung yang memiliki jumlah buah lebih banyak daripada varietas Tanjung. Meskipun genotipe IPB C10 memiliki jumlah buah lebih banyak daripada kedua pembanding, namun produktivitas genotipe tersebut lebih rendah daripada kedua pembanding, karena genotipe IPB C10 merupakan jenis cabai rawit.

Tabel 16. Rata-rata Bobot Per Buah dan Jumlah Buah Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Bobot per Buah (g)

Jumlah Buah per Tanaman

0706-6580-1 6.83ab 71.79

0706-6583-1 9.02ab 91.10ab

0706-6584-1 6.54ab 91.07ab

0706-6584-2 6.59ab 80.77a

0706-6584-3 6.94ab 82.87a

IPB C5 14.28b 43.43

Tanjung 16.30 35.50

Tit Super 18.72 49.18

(59)

35

Bobot Buah Layak Pasar

Bobot buah layak pasar merupakan bobot buah yang tidak cacat akibat terserang hama dan penyakit sehingga layak untuk dikonsumsi atau dipasarkan. Bobot buah layak pasar dari genotipe yang diuji berkisar antara 199.47-657.29 g (Tabel 17).

Genotipe yang yang memiliki bobot buah layak pasar lebih tinggi daripada kedua pembanding adalah IPB C14. Genotipe IPB C14 memiliki warna buah muda yaitu hijau muda terang sehingga berpotensi mengalami serangan lalat buah yang lebih banyak. Walaupun demikian, karena jumlah buah genotipe 14 lebih banyak dibandingkan kedua pembanding, maka bobot layak pasar genotype IPB C14 lebih banyak daripada kedua pembnadingnya.

Bobot Buah per Tanaman

Bobot buah per tanaman merupakan total dari bobot buah layak pasar dengan bobot buah tidak layak pasar untuk mengetahui produktivitas suatu genotipe. Bobot buah per tanaman dari genotipe yang diuji berkisar antara 209.23-709.11 g (Tabel 17).

(60)

36

Tabel 17. Rata-rata Bobot Buah Layak Pasar, Bobot Buah Per Tanaman dan Produktivitas Genotipe Cabai yang Diuji Dibandingkan dengan Varietas Tanjung dan Tit Super

Genotipe Bobot Buah Layak Pasar (g) 0706-6583-1 445.3 509.93 13.05 0706-6584-1 456.68 492.45 12.60 0706-6584-2 379.45 420.52 10.76 0706-6584-3 395.34 428.79 10.97

IPB C 5 261.97 440.20 11.26

Tanjung 322.19 406.31 10.40

Tit Super 342.98 599.42 15.34 Keterangan : nilai yang diikuti huruf a artinya berbeda nyata dengan varietas

Tanjung, huruf b artinya berbeda nyata dengan varietas Tit Super berdasarkan Dunnett’s taraf 5%.

Standar Mutu

Kriteria mutu merupakan hal yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen dan sasaran konsumen (Pradhana, 2006). Pada karakter panjang buah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 01-4480-1998) sebagian besar genotipe yang diuji masuk dalam mutu II. Hanya 1 genotipe yang masuk dalam mutu I, yaitu IPB C15 dan kedua varietas pembanding (Tabel 18). Genotipe IPB C12 dan IPB C10 tidak dapat dimasukkan ke dalam SNI cabai besar karena kedua genotipe tersebut merupakan cabai rawit.

(61)

37

Tabel 18. Klasifikasi Panjang dan Diameter Buah Genotipe Cabai yang Diuji Berdasarkann SNI Cabai Merah 01-4480-1998

Genotipe

Panjang Buah (cm) Diameter Buah Mutu

Genotipe 35C2 merupakan cabai keriting, sehingga klasifikasi panjang dan diameter buah berdasarkan SNI untuk cabai keriting. Hasil klasifikasi berdasarkan SNI untuk cabai keriting, genotipe 35C2 masuk ke dalam mutu II.

Korelasi Beberapa Karakter Kuantitatif dengan Umur Berbunga dan Produktivitas

Karakter lebar kanopi dan diameter batang tidak berkorelasi terhadap umur berbunga. Tinggi tanaman dan tinggi dikotomus berkorelasi positif dengan umur berbunga (Tabel 19). Semakin tinggi tanaman dan dikotomus maka umur berbunga akan semakin lama.

Karakter tinggi tanaman, panjang dan lebar daun, umur berbunga, umur panen dan jumlah buah tidak berkorelasi dengan produktivitas. Sementara itu, karakter lebar kanopi, tinggi dikotomus, diameter batang dan tebal kulit buah berkorelasi dengan produktivitas tanaman (Tabel 19). Lebar kanopi berkorelasi positif dengan produktivitas tanaman. Kanopi semakin lebar maka produktivitas tanaman akan semakin tinggi sedangkan tinggi dikotomus berkorelasi negatif terhadap produktivitas. Dikotomus semakin tinggi maka produktivitas akan semakin rendah.

(62)

38

percabangan utama berkorelasi negatif dengan jumlah cabang dan jumlah daun, semakin pendek percabangan utama maka semakin banyak jumlah cabang dan jumlah daun yang dihasilkan. Bunga cabai muncul pada ketiak daun dan pangkal cabang sehingga dengan jumlah cabang dan daun yang banyak akan berpengaruh pada hasil pertanaman.

Tabel 19. Korelasi antara Beberapa Karakter Kuantitatif dengan Umur Berbunga dan Produktivitas

Umur Berbunga Produktivitas

Tinggi Tanaman 0.54** 0.05tn Lebar Kanopi 0.13tn 0.36* Tinggi Dikotomus 0.71** -0.40* Diameter Batang 0.11tn 0.50**

Panjang Daun - 0.26tn

Lebar Daun - -0.10tn

Umur Berbunga - -0.14tn

Umur Panen - 0.26tn

Tebal Kulit Buah - 0.57**

Jumlah Buah - -0.04tn

Keterangan : tn : tidak nyata

* : nyata pada taraf 5% **: sangat nyata pada taraf 1%

(63)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat beberapa genotipe yang mempunyai karakter kualitatif yang berbeda dengan varietas pembanding, yaitu pada karakter bentuk daun, warna batang, habitus tanaman, warna mahkota bunga, warna anther, posisi bunga, warna buah muda, permukaan kulit buah dan irisan melintang.

2. Genotipe VC 211a memiliki tinggi tanaman lebih tingggi daripada kedua varietas pembanding.

3. Genotipe IPB C15 memiliki lebar kanopi lebih besar daripada varietas Tanjung. Hal ini menyebabkan buah yang dihasilkan akan lebih tinggi daripada varietas Tanjung.

4. Genotipe 0706-6580-1, IPB C14 dan IPB C15 memiliki tinggi dikotomus lebih rendah daripada varietas pembanding. Hal ini menyebabkan umur berbunga akan lebih cepat.

5. Genotipe IPB C14, IPB C15 dan 35C2 memiliki produktivitas lebih besar daripada varietas Tanjung.

Saran

1. Genotipe IPB C14 dan IPB C15 layak direkomendasikan dan dilakukan uji multi lokasi karena memiliki umur panen lebih cepat daripada kedua pembanding dan memiliki produktivitas lebih besar daripada varietas Tanjung.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Edisi ke-1. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 485hal.

Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI Cabai Merah Segar. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. 9hal.

Berke, T, L.L Black, N.S Talekar, J.F Wang, P. Gniffke, S.K Green, T.C Wang and R. Morris. 2005. International Coorperators Guide: Suggested Cultural Practices for Chili Pepper. AVRDC. Taiwan. 8p.

Bosland, P. W. and E. J. Votava. 1999. Pepper: Vegetable and Spice Capsicums. Departemen of Agriculture. NMSU. Cabi Publishing Mexico. 240p.

Departemen Pertanian. 2008. Tanaman Sayuran di Indonesia. Departemen Pertanian. http://www.deptan.go.id. [20 November 2008]

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. Jakarta. 85hal.

Gomez, K. A and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. (Terjemahan). E. Samsudin dan J. S. Baharsjah. UI Press. Jakarta. 698 hal.

Greenleaf, W.H. 1986. Pepper breeding, p.69-127. In: Bassett, M.J (Ed). Breeding Vegetable Crops. Avi Publishing Company Inc. Florida.

IPGRI. 1995. Descriptor for Capsicum. International Plant Genetic Resources Institute. Taiwan 47p.

Kusandriani, Y. 1996. Botani tanaman cabai merah. 20-27 hal. Dalam: A. S. Duriat, A. W. W. Hadisoegondo, T. A. Soetiarso dan L. Prabaningrum (Eds). Teknologi Produksi Cabai merah. Balai penelitian sayuran. Lembang. 113 hal.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. Bogor. 169hal.

(65)

41

Pradhana, E. 2006. Evaluasi Enam Galur dan Lima Hibrida Cabai (Capsicum

annuum L.) dan Cabai Kecil (Capsicum frutescens L.) di Kebun Percobaan

IPB Tajur. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 62hal.

Rubatzky, V. E., and M. Yamaguchi. 1997. World Vegetables Principles, Production and Nutrictive Value, 2nd ed. Chapman and Hall. USA. 83p.

Semangun, H. 2004. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Edisi ke-5. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 850hal.

Soetiarso, T. A., et al. 2006. Pertumbuhan, hasil dan kelayakan finansial penggunaan mulsa dan pupuk buatan pada usahatani cabai merah di luar musim. Jurnal Hortikultura. 16(1):63-76.

Sumarni, N. 1996. Budidaya tanaman cabai merah. 36-47 hal. Dalam: A. S. Duriat, A. W. W. Hadisoegondo, T. A. Soetiarso dan L. Prabaningrum (Eds). Teknologi Produksi Cabai merah. Balai penelitian sayuran. Lembang. 113 hal.

Stasiun Meteorologi dan Geofisika. 2008. Data Klimatologi 2008. Stasiun Klimatologi Bogor. Bogor.

Syukur, M. 2007. Analisis Genetik dan Studi Pewarisan Sifat Ketahanan Cabai

(Capsicum annuum L.) Terhadap Antraknosa yang Disebabkan oleh

Colletotricum acutatum. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 149hal.

(66)

Gambar

Tabel 2. Silsilah dan Keunggulan Genotipe yang Diuji
Gambar 1. Bentuk Daun Cabai Berdasarkan IPGRI. 1) Delta,  2) Oval, 3) Lanset
Gambar 4. Irisan Melintang Buah Cabai Berdasarkan IPGRI. 3) Sedikit
Gambar 6. Gejala Buah yang Terserang Lalat Buah (terdapat Tusukan Lalat Buah pada Buah Cabai)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi persilangan Genotipe IPB C-2 x IPB C-3 (produksi 639.04 g per tanaman) menghasilkan hibrida terbaik karena memiliki DGK yang tinggi dan nilai heterosis

Genotipe tetua IPB C5 memiliki daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, panjang daun, lebar daun, bobot per buah, diameter buah, tebal kulit buah, umur

Sedangkan genotipe IPB C-159 x IPB C-5 memiliki diameter buah, bobot per buah dan bobot buah per tanaman yang lebih tinggi dari 3 genotipe hibrida yang lain.Semua

IPB019015 memiliki bobot buah total per tanaman dan produktivitas lebih besar dibandingkan dengan Lembang I, namun tidak berbeda dengan Gelora,. Tit Super, Tombak

Genotipe tetua IPB C5 memiliki daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, panjang daun, lebar daun, bobot per buah, diameter buah, tebal kulit buah, umur

Galur IPB019015 memiliki bobot buah total per tanaman lebih besar dibandingkan dengan Lembang I, namun tidak berbeda dengan Gelora, Tit Super, Tombak dan

Pada musim 1, Anies IPB memiliki buah yang lebih panjang dibanding dengan varietas Tit Super dan Trisula di lokasi penanaman Sumedang dan Boyolali sedangkan di Bogor

Kombinasi persilangan Genotipe IPB C-2 x IPB C-3 (produksi 639.04 g per tanaman) menghasilkan hibrida terbaik karena memiliki DGK yang tinggi dan nilai heterosis