• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum

Pada awal masa pertumbuhan, keadaan cuaca cukup kering ditandai dengan rendahnya curah hujan. Pada awal masa generatif, curah hujan mulai meningkat hingga akhir panen. Curah hujan yang tinggi menyebabkan adanya genangan air di sekitar pangkal batang sehingga menyebabkan terjadinya busuk pangkal batang. Curah hujan yang tinggi diselingi dengan panas mengakibatkan terjadinya pecah buah (cracking) (Gambar Lampiran 10). Pada Tabel 3 terlihat bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November 2006 dengan jumlah curah hujan mencapai 464 mm/bulan.

Tabel 3. Rata-rata Curah Hujan Bulan September 2006 hingga November 2006 Suhu (oC)

Bulan

Min Max Rata-rata

Curah Hujan (mm/bulan) Kelembaban Udara (%) September 20.80 32.90 28.33 51.50 66.67 Oktober 23.10 33.50 28.80 269.80 69.33 November 23.40 32.60 27.87 464.60 77.00

Sumber : Stasiun Klimatologi Baranangsiang FMIPA-IPB

Selama penelitian frekuensi curah hujan cukup tinggi. Dalam seminggu dapat terjadi empat sampai tujuh kali hujan. Kondisi ini kurang mendukung pertumbuhan tanaman karena berdampak pada serangan hama penyakit dan tingkat kemanisan buah. Curah hujan yang tinggi dapat menggugurkan calon buah sehingga hasil panen kurang optimal karena meskipun menghasilkan buah tetapi memiliki rasa yang kurang manis. Penanaman melon di daerah Ciawi mempunyai pembatas permanen, salah satunya adalah curah hujan yang tinggi tetapi hal ini dapat diatasi dengan drainase yang baik.

Serangan hama dan penyakit yang terjadi cukup ringan dan masih dapat dikendalikan. Penyakit yang menyerang pertanaman melon yaitu penyakit embun

tepung (powdery wildew) yang disebabkan oleh cendawan Erysiphe

cichoracearum dan penyakit Antraknosa oleh cendawan Colletotrichum

menyebabkan tingginya penyakit busuk pangkal batang oleh cendawan

Mycosphaerella melonis (Gambar Lampiran 11). Penyakit ini ditandai dengan pangkal batang menjadi gelap kemudian menjadi lunak dan busuk.

Hama yang menyerang pertanaman melon di antaranya lalat buah (Bactocera dorsalis) yang menyerang buah melon pada saat buah masih muda (Gambar Lampiran 12). Buah menjadi busuk di dalamnya walaupun penampakan di luarnya masih bagus. Serangan lalat buah ditandai oleh adanya lubang kecil dan jika buah dipecah maka dagingnya sudah berubah menjadi air (juicy) dan berbau tidak enak (Harjadi, 1989). Hama lain adalah oteng-oteng atau kumbang daun (Aulacophora femoralis Motschulsk) yang menimbulkan luka berbentuk lingkaran

pada daun dan ulat gerayak (Spodoptera exigua) yang menyerang pada bagian

daun dan bunga (Gambar Lampiran 12).

Pemanenan buah perdana dilakukan pada delapan minggu setelah tanam (minggu pertama bulan November 2006). Pemanenan tidak dilakukan secara serempak karena waktu pematangan setiap hibrida berbeda. Pemanenan dilakukan setiap hari pada buah yang telah memperlihatkan ciri-ciri buah siap panen.

Analisis Ragam

Hasil analisis ragam menunjukkan adanya perbedaan nyata di antara hibrida pada semua karakter kuantitatif, kecuali umur berbunga jantan dan umur berbunga hermaprodit (Tabel 4). Perbedaan tersebut nyata pada taraf 1%, kecuali untuk lingkar buah yang berbeda nyata pada taraf 5%. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada karakter-karakter tersebut memang berasal dari kedelapan hibrida yang ditanam.

Tingkat ketepatan perlakuan dan indeks percobaan terhadap karakter yang diamati ditunjukkan oleh nilai Koefisien Keragaman (KK) delapan hibrida. Dari Tabel 4 diketahui nilai KK total untuk semua karakter dari delapan hibrida yang diamati berkisar antara 2.07% hingga 9.79%. Menurut Matjjik dan Sumertajaya (2002) untuk bidang pertanian, nilai KK yang dianggap wajar adalah 20%-25%.

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Rataan dan Sidik Ragam Delapan Hibrida Melon

Peubah Kisaran Rataan Uji F KK (%) Umur Berbunga Jantan (HST) 15.00 - 20.00 16.13+1.19 0.98 7.73

Umur Berbunga Hermaprodit (HST) 24.00 - 27.00 25.42+1.06 2.70 3.45 Umur Panen (HST) 55.44 - 65.38 60.23+2.38 7.33** 2.34 Bobot Buah (kg) 0.87 - 1.67 1.27+0.22 8.05** 9.79 Lingkar Buah (cm) 36.19 - 44.21 39.63+2.23 4.25* 4.05 Kekerasan Kulit Buah (kg/cm2) 0.87 - 1.00 0.94+0.03 6.43** 2.07 Diameter Buah (cm) 11.12 - 13.93 12.53+0.79 5.35** 4.07 Tebal Daging Buah (cm) 3.07 - 4.81 3.88+0.41 10.04** 5.38 Panjang Buah (cm) 12.64 - 20.26 15.50+2.26 37.41** 4.18 PTT (%Brix) 8.00 - 12.53 9.57+1.23 5.5** 8.12 Diameter Batang (cm) 0.75 - 1.16 1.03+0.11 11.87** 4.98 Keterangan : **= tingkat signifikan 1%, *= tingkat signifikan 5%

Kriteria dan persyaratan tertentu perlu diketahui dalam upaya memasyarakatkan jenis buah melon. Petani biasanya menghendaki tanaman yang bersifat genjah, berproduksi tinggi dan memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik serta optimal yang dapat mendukung pembentukan buah yang maksimal.

Karakter Vegetatif

Hasil uji kontras (Tabel 5) menunjukkan dalam populasi varietas

Cantaloupensis tidak terdapat perbedaan nyata antara ketiga hibrida yang diuji.

Pada varietas Inodorus, hibrida H7 hasil rakitan PKBT IPB memiliki rataan

diameter batang 1.12 cm yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan Honey Globe (0.97 cm), New Charm (0.85 cm) dan New Century (0.93 cm).

Pertumbuhan tanaman merupakan proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan menentukan hasil dari tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Keadaan pertumbuhan vegetatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum pertumbuhan tanaman. Pada umumnya panjang dan diameter batang utama digunakan sebagai ukuran pertumbuhan karena dapat dilihat dengan mudah.

Nilai Koefisien Keragaman (KK) dalam hibrida menunjukkan tingkat keseragaman antar individu dalam hibrida tersebut. Nilai KK dalam hibrida tertinggi untuk karakter diameter batang adalah hibrida H7 (17.74%) dan terendah

adalah hibrida Honey Globe (10.80%). Menurut Paje dan van der Vossen (1994), manfaat dari hibrida adalah keseragaman tanaman dan tipe buah, serta kombinasi dari karakter-karakter yang bagus dari tipe-tipe melon yang berbeda dalam satu genotipe.

Tabel 5. Nilai Rataan dan Nilai Koefisien Keragaman (KK) Karakter Diameter Batang Delapan Hibrida Melon

Hibrida Diameter Batang (cm) KK (%)

---Var. Cantaloupensis--- H150 1.12 13.96 Ten Me 1.08 11.05 Angel 1.12 15.43 ---Var. Inodorus--- H7 1.12 17.74 Honey Globe 0.97b 10.80 New Charm 0.85b 13.14 New Century 0.93b 14.31 Apollo 1.04 11.91

Keterangan : Untuk var. Cantaloupensis, a=nyata lebih tinggi dari H150 dan b=nyata lebih rendah dari H150. Untuk var Inodorus, a=nyata lebih tinggi dari H7 dan b=nyata lebih rendah dari H7 menurut Uji Kontras pada taraf 5%

Karakter Generatif

Fase generatif terdiri dari pembentukan kuncup bunga, penyerbukan, pembentukan buah dan biji. Delapan hibrida melon yang diuji tidak memiliki perbedaan yang nyata pada umur munculnya bunga jantan dan bunga hermaprodit (Tabel 4). Di antara kedua jenis hibrida, hasil uji kontras (Tabel 6) menunjukkan bahwa semua hibrida varietas Cantaloupensis introduksi yang diuji memiliki umur panen yang nyata lebih genjah dibandingkan dengan H150. Rataan umur panen hibrida H150, Ten Me dan Angel berturut-turut yaitu 65.01 HST, 60.49 HST dan 59.25 HST. Keempat hibrida varietas Inodorus tidak ada yang berbeda nyata dengan H7. Nilai KK tertinggi untuk karakter umur panen adalah hibrida New Century (5.86%) dan nilai KK terendah dimiliki oleh hibrida H150 (3.96%)

Tabel 6. Nilai Rataan dan Nilai Koefisien Keragaman (KK) Karakter Generatif Delapan Hibrida Melon

Umur Panen Hibrida Umur Berbunga

Jantan (HST) Umur Berbunga Hermaprodit (HST) (HST) KK (%) ---Var. Cantaloupensis--- H150 16.67 26.33 65.01 3.96 Ten Me 16.33 25.33 60.49b 4.52 Angel 15.00 25.33 59.25b 4.57 ---Var. Inodorus--- H7 17.33 26.67 59.27 4.60 Honey Globe 16.33 25.00 59.13 4.89 New Charm 15.67 25.00 60.34 4.46 New Century 15.67 24.00 60.90 5.86 Apollo 16.00 25.67 57.48 4.86

Keterangan : Untuk var. Cantaloupensis, a = nyata lebih tinggi dari H150 dan b= nyata lebih rendah dari H150. Untuk var Inodorus, a=nyata lebih tinggi dari H7 dan b=nyata lebih rendah dari H7 menurut Uji Kontras pada taraf 5%

Karakter Kuantitatif Buah

Dari Tabel 7 diketahui bahwa panjang buah hibrida H150 tidak berbeda nyata dengan Angel. Tetapi H150 (13.28 cm) memiliki buah yang nyata lebih

pendek dibandingkan Ten Me (15.23 cm). Semua melon varietas Inodorus

introduksi nyata memiliki buah yang lebih panjang dibandingkan dengan H7 kecuali hibrida Honey Globe. Berturut-turut panjang buah H7, Honey Globe, New Charm, New Century dan Apollo adalah 14.04 cm, 14.88 cm, 17.20 cm, 19.99 cm dan 16.25 cm.

H150 memiliki rataan lingkar buah dan diameter buah yang tidak berbeda

nyata dengan Ten Me dan Angel untuk varietas Cantaloupensis (Tabel 7 dan

Tabel 8). Pada hibrida varietas Inodorus, hibrida New Charm nyata memiliki

rataan lingkar buah dan diameter buah lebih kecil dari H7. Berturut-turut rataan lingkar buah dan diameter buah yaitu 41.14 cm dan 12.94 cm untuk H7 serta 37.71 cm dan 11.89 cm untuk New Charm.

Berdasarkan Tabel 8 diketahui juga hibrida H150 memiliki tebal daging buah yang tidak berbeda nyata dengan tebal daging buah Ten Me dan Angel. Pada varietas Inodorus, Honey Globe (4.65 cm) memiliki daging buah yang nyata lebih tebal daripada H7 (4.18 cm). Sebaliknya, hibrida New Charm (3.68 cm) dan Apollo (3.49 cm) memiliki daging buah yang lebih tipis dibandingkan dengan H7.

Ukuran buah (panjang buah, lingkar buah, diamater buah, tebal daging buah dan bobot buah) dapat menggambarkan produksi yang dihasilkan oleh masing-masing hibrida melon yang diuji. Menurut Wehner (2005) ukuran buah sangat berperan penting dalam program pemuliaan melon saat kebutuhan konsumen terhadap ukuran buah melon relatif tidak sama. Perbedaan ukuran buah pada umumnya bervariasi tergantung posisi buah pada batangnya. Dalam satu tanaman melon sebaiknya dipelihara maksimal dua buah yang berasal dari ruas ke-9 hingga ke-14 sehingga didapatkan buah dengan ukuran optimal.

Nilai KK untuk karakter panjang buah (Tabel 7) dimiliki oleh hibrida Honey Globe (9.69%) dan tertinggi oleh hibrida Ten Me (14.66%). Untuk karakter lingkar buah nilai KK tertinggi dan terendah berturut-turut dimiliki oleh hibrida Honey Globe (12.18%) dan New Charm (5.85%). Untuk karakter diameter buah dan tebal daging (Tabel 8), koefisien keragaman hibrida New Charm memiliki nilai terendah. Berturut-turut nilai KK kedua karakter yaitu 6.12% dan 10.14%. Hibrida yang memiliki nilai KK tertinggi untuk karakter diameter buah adalah H150 (11.31%) dan untuk karakter tebal daging buah adalah H7 (14.40%).

Tabel 7. Nilai Rataan dan Nilai Koefisien Keragaman (KK) Karakter Panjang Buah dan Lingkar Buah Delapan Hibrida Melon

Panjang Buah Lingkar Buah Hibrida (cm) KK (%) (cm) KK (%) ---Var. Cantaloupensis--- H150 13.28 10.73 38.25 9.06 Ten Me 15.23a 14.66 39.03 9.99 Angel 13.16 12.86 37.53 8.20 ---Var. Inodorus--- H7 14.04 12.82 41.14 10.10 Honey Globe 14.88 9.69 42.79 12.18 New Charm 17.20a 10.22 37.71b 5.85 New Century 19.99a 11.59 41.30 8.85 Apollo 16.25a 12.30 39.27 10.96 Keterangan : Untuk var. Cantaloupensis, a = nyata lebih tinggi dari H150 dan b= nyata lebih

rendah dari H150. Untuk var Inodorus, a=nyata lebih tinggi dari H7 dan b=nyata lebih rendah dari H7 menurut Uji Kontras pada taraf 5%

Tabel 8. Nilai Rataan dan Nilai Koefisien Keragaman (KK) Karakter Diameter Buah dan Tebal Daging Buah Delapan Hibrida Melon

Diameter Buah Tebal Daging Buah Hibrida (cm) KK (%) (cm) KK (%) ---Var. Cantaloupensis--- H150 11.99 11.31 3.77 11.74 Ten Me 12.53 11.19 3.55 11.82 Angel 11.83 8.84 3.74 10.30 ---Var. Inodorus--- H7 12.94 10.11 4.18 14.40 Honey Globe 13.70 10.88 4.65a 11.05 New Charm 11.89b 6.12 3.68b 10.14 New Century 13.17 9.50 3.96 11.78 Apollo 12.20 11.17 3.49b 12.65 Keterangan : Untuk var. Cantaloupensis, a = nyata lebih tinggi dari H150 dan b= nyata lebih

rendah dari H150. Untuk var Inodorus, a=nyata lebih tinggi dari H7 dan b=nyata lebih rendah dari H7 menurut Uji Kontras pada taraf 5%

Untuk varietas Cantaloupensis, H150 memiliki bobot buah yang tidak

berbeda nyata dengan hibrida Ten Me dan Angel (Tabel 9). Sedangkan untuk varietas Inodorus, hanya hibrida New Century (1.6 kg) yang memiliki bobot buah lebih tinggi dibandingkan H7 (1.34 kg).

Kerapatan jarak tanam juga mempengaruhi karakter produksi buah melon. Hal ini berkaitan dengan ketatnya persaingan dalam mendapatkan unsur hara dan cahaya. Jarak tanam yang terlalu rapat menghasilkan buah yang berukuran kecil dan lebih mudah terserang hama penyakit. Dari penelitian Kultur et al. (2001) diperoleh melon genotipe Birdnest 1, Birdnest 2 dan Mission (Vines Type) yang ditanam dengan jarak tanam lebih rapat (35 cm dalam barisan) menghasilkan bobot buah lebih rendah dibanding dengan jarak tanam lebih lebar (70 cm dalam barisan) dan jumlah buah per hektar nya lebih banyak.

Hibrida H150 memiliki kekerasan kulit buah 0.99 kg/cm2 dan nyata lebih keras dibandingkan dengan dua hibrida lainnya pada uji kontras pada taraf 5%

(Tabel 9).Ten Me dan Angel masing-masing memiliki kekerasan kulit buah 0.96

kg/cm2 dan 0.92 kg/cm2. Pada varietas Inodorus, H7 memiliki kekerasan kulit buah yang tidak berbeda nyata dengan keempat hibrida lainnya

Kualitas buah melon sangat erat kaitannya dengan kandungan PTT. Buah melon yang mempunyai tingkat kemanisan tinggi merupakan salah satu kriteria utama konsumen. Menurut standar Departemen Pertanian Amerika (USDA),

melon yang berkualitas tinggi memiliki kadar PTT 9%-11% (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).

Dari Tabel 8 diketahui bahwa, H150 (10.02%Brix) memiliki tingkat kemanisan yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan hibrida Ten Me (8.81%Brix) tetapi hibrida ini masih memiliki kemanisan lebih rendah daripada

Angel (11.60%Brix). Hibrida Inodorus rakitan PKBT (H7) memiliki tingkat

kemanisan yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan semua hibrida introduksi kecuali Apollo. Berturut-turut kadar PTT yaitu 10.50%Brix untuk H7, 8.99%Brix untuk Honey Globe, 8.97%Brix untuk New Charm, 8.53%Brix untuk New Century dan 9.15%Brix untuk hibrida Apollo.

Rendahnya nilai PTT dapat disebabkan oleh keadaan cuaca yang kurang menguntungkan, seperti hujan yang terus menerus sehingga lamanya penyinaran oleh matahari kurang dari 12 jam per harinya dan kondisi buah yang belum mencapai tingkat kemasakan optimal ketika panen dilakukan. Menurut Paje dan van der Vossen (1994), pematangan buah terjadi selama 10 hari menjelang panen ketika gula terakumulasi dalam daging buah kemudian jala di permukaan buah sudah terbentuk.

Dari Tabel 9 juga diketahui nilai KK tertinggi untuk karakter bobot buah dicapai oleh hibrida New Charm (20.9%) dan tertinggi oleh hibrida Apollo (29.66%). Hibrida H150 rakitan PKBT memiliki nilai KK terendah untuk karakter kekerasan kulit buah yaitu 1.23%. Sedangkan H7 memiliki nilai KK tertinggi (5.96%) untuk karakter yang sama. Selain itu hibrida H7 memiliki nilai KK yang paling rendah untuk karakter Padatan Terlarut Total yaitu 15.31%. Nilai KK paling tinggi untuk karakter ini dimiliki oleh hibrida Apollo (18.56%).

Tabel 9. Nilai Rataan dan Nilai Koefisien Keragaman (KK) Karakter Bobot Buah, Kekerasan Kulit Buah dan PTT Delapan Hibrida Melon

Bobot Buah Kekerasan Kulit Buah PTT Hibrida (kg) KK (%) (kg/cm2) KK (%) (%Brix) KK (%) ---Var. Cantaloupensis--- H150 1.06 27.74 0.99 1.23 10.02 17.54 Ten Me 1.24 29.46 0.96b 4.17 8.81b 16.78 Angel 1.00 26.92 0.92b 4.65 11.60a 16.35 ---Var. Inodorus--- H7 1.34 28.71 0.92 5.96 10.50 15.31 Honey Globe 1.49 24.11 0.93 4.60 8.99b 17.97 New Charm 1.21 20.69 0.93 5.09 8.97b 17.20 New Century 1.60a 24.82 0.94 5.88 8.53b 17.50 Apollo 1.21 29.66 0.90 4.88 9.15 18.56 Keterangan : Untuk var. Cantaloupensis, a = nyata lebih tinggi dari H150 dan b= nyata lebih

rendah dari H150. Untuk var Inodorus, a=nyata lebih tinggi dari H7 dan b=nyata lebih rendah dari H7 menurut Uji Kontras pada taraf 5%

Dari perhitungan KK dalam hibrida dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan tingkat sensitifitas dari setiap karakter kuantitatif yang diamati terhadap perubahan lingkungan. Secara keseluruhan karakter bobot buah merupakan karakter yang paling sensitif terhadap pengaruh lingkungan dibandingkan dengan karakter kuantitatif lainnya. Hal ini dapat diketahui dari nilai KK untuk karakter tersebut memiliki rataan terbesar (26.51%). Karakter umur panen memiliki nilai rataan KK rendah menunjukan bahwa karakter tersebut kurang sensitif jika terjadi perubahan lingkungan.

Perbandingan Karakter Kuantitatif Antar Grup Hibrida

Kedua grup varietas melon yang diuji memiliki keunggulan masing-masing. Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa asal hibrida berpengaruh terhadap karakter diameter batang, umur berbunga hermaprodit, umur panen, kekerasan kulit buah, panjang buah dan PTT. Hibrida introduksi memiliki umur berbunga hermaprodit dan umur panen yang lebih genjah dibandingkan dengan hibrida rakitan PKBT serta memiliki lingkar buah yang lebih besar. Namun demikian, hibrida PKBT memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan hibrida introduksi, antara lain diameter batang yang lebih besar, kulit buah yang lebih keras dan tingkat kemanisan yang lebih tinggi.

Tabel 10. Nilai Rataan Karakter Delapan Hibrida Melon PKBT dan Introduksi Karakter Hibrida PKBT Hibrida Introduksi F Hit Uji Kontras Umur Berbunga Jantan (HST) 17.00 15.83 3.94 tn Umur Berbunga Hermaprodit (HST) 26.50 25.06 12.23 ** Umur Panen (HST) 62.14 59.60 14.61 **

Bobot Buah (kg) 1.20 1.29 2.63 tn Lingkar Buah (cm) 39.70 39.60 0.01 tn

Kekerasan Kulit Buah (kg/cm2) 0.96 0.93 9.44 ** Diameter Buah (cm) 12.46 12.55 0.14 tn

Tebal Daging Buah (cm) 3.97 3.84 1.69 tn Panjang Buah (cm) 13.66 16.12 64.74 ** PTT (%Brix) 10.26 9.34 6.29 * Diameter Batang (cm) 1.12 1.00 24.85 **

Keterangan : **=tingkat signifikan 1%, *=tingkat signifikan 5%, tn=tidak berbeda nyata

Hasil uji kontras pada taraf 5% (Tabel 11) menunjukkan bahwa populasi

varietas Inodorus memiliki rataan umur panen yang lebih genjah (59.43 HST)

dibandingkan dengan varietas Cantaloupensis (61.58 HST). Selain itu bobot buah, lingkar buah, diameter buah, panjang buah dan tebal daging buah varietas

Inodorus nyata lebih tinggi daripada varietas Cantaloupensis. Varietas ini memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas

Cantaloupensis. Varietas Cantaloupensis juga memiliki kulit buah yang lebih keras dan tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas

Inodorus. Kekerasan kulit buah dan PTT untuk varietas Cantaloupensis yaitu 0.95 kg/m2 dan 10.14%Brix dan untuk varietas Inodorus yaitu 0.93 kg/m2 dan 9.23%Brix.

Tabel 11. Nilai Rataan Karakter Delapan Hibrida Melon Varietas Cantaloupensis

dan Varietas Inodorus

Karakter Varietas Cantaloupensis Varietas Inodorus F Hit Uji Kontras Umur Berbunga Jantan (HST) 16.00 16.20 0.14 tn Umur Berbunga Hermaprodit (HST) 25.67 25.27 1.17 tn Umur Panen (HST) 61.58 59.43 13.16 ** Bobot Buah (kg) 1.10 1.37 26.82 ** Lingkar Buah (cm) 38.27 40.44 10.29 **

Kekerasan Kulit Buah (kg/cm2) 0.95 0.93 13.04 ** Diameter Buah (cm) 12.11 12.78 9.57 **

Tebal Daging Buah (cm) 3.68 3.99 12.12 ** Panjang Buah (cm) 13.89 16.47 89.31 ** PTT (%Brix) 10.14 9.23 7.8 * Diameter Batang (cm) 1.11 0.98 33.18 ** Keterangan : **=tingkat signifikan 1%, *=tingkat signifikan 5%, tn=tidak berbeda nyata

Karakter Kualitatif

Semua hibrida yang diuji memiliki vigor tanaman yang tinggi, batang utama yang berbentuk segilima dan berwarna hijau. Dari Tabel 12, diketahui semua hibrida memiliki bentuk daun Pentalobate (berlekuk lima) kecuali Ten Me, Angel dan New Century yang memiliki bentuk daun Entire (hampir bulat). Daun kedua hibrida rakitan PKBT dan Apollo bertepi gerigi yang dalam dan ujung daun yang tumpul, sedangkan kelima hibrida lainnya memiliki tepi daun bergerigi sedang dan ujung daun yang membulat (Gambar Lampiran 9). Kedelapan hibrida memiliki warna daun hijau dengan permukaan daun kasap dan berbulu.

Tabel 12. Data Kualitatif Daun Delapan Hibrida Melon

Hibrida Bentuk

Daun Tepi Daun

Ujung Daun Warna Daun Permukaan Daun H150 Pentalobate Bergerigi Dalam Tumpul Hijau Kasap - Berbulu Ten Me Entire Bergerigi Sedang Membulat Hijau Kasap - Berbulu Angel Entire Bergerigi Sedang Membulat Hijau Kasap - Berbulu H7 Pentalobate Bergerigi Dalam Tumpul Hijau Kasap - Berbulu Honey Globe Pentalobate Bergerigi Sedang Membulat Hijau Kasap - Berbulu New Charm Pentalobate Bergerigi Sedang Membulat Hijau Kasap - Berbulu New Century Entire Bergerigi Sedang Membulat Hijau Kasap - Berbulu Apollo Pentalobate Bergerigi Dalam Tumpul Hijau Kasap - Berbulu

Berdasarkan Tabel 13, semua hibrida yang diuji memiliki warna kulit buah muda putih kehijauan kecuali Apollo yang memiliki warna kulit buah muda kuning cerah serta New Century dan H7 yang berwarna hijau tua. Hibrida Ten Me, Angel dan H7 akan berganti warna kulit buah menjadi krem di akhir masa pertumbuhannya. Honey Globe dan New Charm akan memiliki kulit buah tua berwarna putih. Sedangkan New Century, Apollo dan H150 akan tetap memiliki warna kulit buah yang sama dengan pada saat buah muda.

Hibrida H150, H7, Angel dan Honey Globe memiliki buah berbentuk bulat sedangkan hibrida lainnya berbentuk lonjong. Kecuali H150, H7 dan Ten Me, buah yang dipanen tidak memiliki aroma. Hibrida varietas Inodorus, New Charm dan New Century memiliki jala buah yang halus tidak penuh. Sedangkan Honey Globe dan Apollo tidak memiliki jala pada permukaan buah (Tabel 13).

Tabel 13. Data Kualitatif Buah Delapan Hibrida Melon

Hibrida Warna Kulit Buah Muda

Warna Kulit Buah Tua

Bentuk

Buah Aroma Buah Jala H150 Putih Kehijauan Putih Kehijauan Bulat Wangi Berjala Penuh Ten Me Putih Kehijauan Krem Lonjong Wangi Berjala Penuh Angel Putih Kehijauan Krem Bulat Tidak Wangi Berjala Penuh H7 Hijau Tua Krem Bulat Wangi Berjala Penuh Honey Globe Putih Kehijauan Putih Bulat Tidak Wangi Tidak Berjala New Charm Putih Kehijauan Putih Lonjong Tidak Wangi Berjala New Century Hijau Tua Hijau Tua Lonjong Tidak Wangi Berjala Apollo Kuning Cerah Kuning Cerah Lonjong Tidak Wangi Tidak Berjala

Hibrida H150 memiliki daging buah yang berwarna jingga tua sedangkan New Charm dan New Century memiliki warna daging jingga. Kelima hibrida lainnya memiliki daging buah berwarna putih. Menurut Li Liu, at al., (2004), melon yang memiliki tipe daging buah berwarna jingga cenderung memproduksi zat etilen yang lebih banyak dan tingkat kerusakan pasca panen yang lebih tinggi daripada melon dengan daging buah yang berwarna hijau atau putih.

Ketiga hibrida tipe Cantaloupensis memiliki tekstur daging yang berserat halus dan kerenyahan yang sedang. New Charm dan New Century memiliki daging buah berserat halus tetapi renyah. H7 memiliki tekstur daging yang halus

tidak berserat dengan kerenyahan sedang. Honey Globe dan Apollo memiliki tekstur daging yang sama yaitu halus tidak berserat dan renyah. Selain Angel dan New Century yang memiliki rasa buah sangat manis, hibrida melon lainnya memiliki rasa buah yang manis (Tabel 14).

Tabel 14. Data Kualitatif Daging Buah Delapan Hibrida Melon

Hibrida Warna Daging Tekstur Daging Kerenyahan Rasa Buah

H150 Jingga Tua Berserat Halus Sedang Manis Ten Me Putih Berserat Halus Sedang Manis

Angel Putih Berserat Halus Sedang Manis Sekali H7 Putih Halus Tidak Berserat Sedang Manis

Honey Globe Putih Halus Tidak Berserat Renyah Manis New Charm Jingga Berserat Halus Renyah Manis New Century Jingga Berserat Halus Renyah Manis Sekali Apollo Putih Halus Tidak Berserat Renyah Manis

Korelasi Antar Karakter Kuantitatif

Analisis korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan antar sifat satu dengan lainnya (Poepodarsono, 1988). Nilai koefisien korelasi digunakan berkisar antara -1 sampai 1. Semakin mendekati nilai tersebut maka antara sifat penduga dan sifat yang dituju memiliki hubungan yang semakin erat sehingga pekerjaan seleksi akan semakin efektif. Nilai koefisien korelasi negatif artinya semakin tinggi nilai suatu karakter maka nilai karakter lainnya semakin rendah dan sebaliknya. Nilai koefisien korelasi positif artinya semakin tinggi nilai suatu karakter maka semakin tinggi juga nilai karakter lainnya, demikian sebaliknya.

Berdasarkan Tabel 15, karakter bobot buah memiliki korelasi positif sangat nyata terhadap karakter lingkar buah (r=0.765), diameter buah (r=0.851), tebal daging buah (r=0.613) dan panjang buah (r=0.686). Karakter ini juga nyata berkorelasi negatif terhadap karakter umur berbunga hermaprodit r=-0.470. Karakter umur berbunga hermaprodit sangat nyata berkorelasi negatif terhadap panjang buah r=-0.622.

Korelasi negatif antara karakter umur berbunga hermaprodit dan ukuran buah (bobot buah dan panjang buah) menunjukkan bahwa semakin cepat keluarnya bunga hermaprodit, maka ukuran buah yang dihasilkan per tanaman

akan semakin besar. Hal ini diduga karena semakin lama fase generatif yang dimiliki dalam proses pembesaran buah semakin lama.

Karakter umur panen berkorelasi sangat nyata (r=0.893) terhadap kekerasan kulit buah. Karakter lingkar buah berkorelasi sangat nyata terhadap karakter diameter buah dan karakter tebal daging buah berturut-turut r=0.912 dan r=0.728. Diameter buah memiliki hubungan korelasi sangat nyata terhadap karakter tebal daging buah (r=0.792).

Pada penelitian ini juga diperoleh karakter panjang buah sangat nyata memiliki korelasi negatif terhadap karakter PTT (r=-0.519) dan karakter diameter batang (r=-0.624). Karakter PTT yang berkorelasi nyata negatif dengan karakter ukuran buah (panjang buah) menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran buah maka tingkat kemanisannya akan semakin tinggi. Hal ini dikuatkan dengan

Dokumen terkait