Profil Rumah Potong Hewan Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru saat ini telah memiliki Rumah Potong Hewan (RPH) sapi dan kerbau milik Pemerintah Kota Pekanbaru yang terletak di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan di atas lahan seluas 44.100 m2. Awal pembangunan RPH dilakukan pada tahun 1999 dan pada tahun 2000 RPH Kota Pekanbaru sudah mulai beroperasi untuk memenuhi kebutuhan daging di Kota Pekanbaru khususnya. RPH tersebut dibangun dalam beberapa tahun anggaran sesuai dengan kemampuan dana APBD Kota Pekanbaru.
Jenis sapi yang paling banyak dipotong adalah jenis Brahman dan Brahman Cross dengan kisaran umur antara 2-3.5 tahun dengan bobot badan 380- 610 kg. Jumlah pemotongan ternak sekitar 25-30 ekor per hari, sedangkan pada saat penyambutan hari besar Islam (puasa Ramadhan dan Idul Fitri) terjadi peningkatan mencapai 35-45 ekor per hari dengan jenis sapi yang disembelih beragam. Sebagian besar sapi yang dipotong di RPH Kota Pekanbaru berasal dari Provinsi Lampung yaitu berasal dari PT Agro Giri Perkasa, PT Great Giant Livestock, PT Sentosa Agrindo dan PT Elders Indonesia serta sebagian kecil berasal dari Provinsi Jawa Barat yaitu dari PT Kadila Lestari Jaya. Selain itu, sebagian kecil yang berasal dari Provinsi Riau yakni jenis sapi Bali.
Setiap pemilik ternak yang melakukan penyembelihan di RPH Kota Pekanbaru diwajibkan membayar biaya retribusi sebesar Rp 35.000,- untuk setiap pemotongan ternak. Biaya tersebut digunakan untuk pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem sebesar Rp 34.000,-/ekor, sedangkan biaya sewa kandang sebesar Rp. 1.000,-/ekor/hari. Selain itu, RPH Kota Pekanbaru telah menetapkan biaya retribusi untuk pemotongan darurat/hari besar agama sebesar Rp. 17.000,- /ekor, pemeriksaan laboratorium Rp. 50.000,-/ekor, pemakaian ruangan pendingin Rp. 1.000,-/kg/hari dan transportasi daging ke pasar sebesar Rp. 400,-/kg (Perda Kota Pekanbaru 2003).
Evaluasi Pelaksanaan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP) di RPH Kota Pekanbaru
Berdasarkan SNI 01-6159-1999 menyatakan bahwa Rumah Potong Hewan adalah suatu kompleks bangunan dengan disain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong hewan potong selain unggas bagi konsumen masyarakat. Kompleks RPH harus didukung oleh lokasi dan lingkungan yang sesuai serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Kompleks RPH terdiri atas bangunan utama, tempat penurunan ternak, perkandangan, tempat pakan, laboratorium, kantor administrasi, tempat istirahat karyawan, locker, mushola, kantin, ruang ganti pakaian, kamar mandi/WC, rumah jaga, gang way, insenerator, tempat parkir, gardu listrik, menara air, fasilitas pembuangan atau penanganan limbah serta bangunan utama RPH. Bangunan utama RPH meliputi daerah kotor dan daerah bersih yang berfungsi untuk memisahkan kegiatan proses produksi karkas/daging agar tidak terjadi kontaminasi silang yang dapat menurunkan mutu produk. Selain itu, RPH harus memenuhi persyaratan higiene karyawan, pengawasan kesehatan masyarakat veteriner, peralatan produksi, kendaraan pengangkut karkas atau daging, ruang pendinginan atau pembekuan daging dan persyaratan ruang pengolahan daging.
Kompleks RPH kota Pekanbaru secara umum telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Bangunan-bagunan RPH bersifat permanen dan terbuat dari bahan-bahan yang kuat dengan kondisi yang masih cukup baik. Komplek RPH kota Pekanbaru terdiri atas bangunan utama, 20 unit kandang ternak, 4 unit kandang isolasi, 2 unit menara air, 2 buah pos jaga, perumahan kepala RPH, rumah karyawan dan rumah penjaga, kantor Dokter Hewan, kantin, ruang workshop, garase, tempat parkir, ruang administrasi, laboratorium, ruang pertemuan, ruang istirahat karyawan, tempat penurunan ternak, saluran pembuangan, 11 unit kolam pengolahan limbah, 1 unit ruang mesin serta memiliki sarana jalan yang cukup luas dan baik. Sarana dan prasarana tersebut belum seluruhnya sesuai dengan SSOP RPH. Adapun hasil rekapitulasi evaluasi pelaksanaan SSOP di RPH kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil rekapitulasi evaluasi pelaksanaan SSOP di RPH Kota Pekanbaru
No Parameter Bobot Pengamatan Penilaian NKV
Nilai Ya Tidak MN MY SR KT OK
1 Lokasi dan Lingkungan 2.50 2.50 0.00 1 - - - -
2 Sarana dan Prasarana 2.50 2.50 0.00 2 - - - -
3 Persyaratan Bangunan dan Tata Letak - - - -
3.1 Komplek RPH 5.80 5.00 0.80 7 2 1 4 -
3.2 Bangunan Utama RPH terdiri atas : - - - -
A. Daerah Kotor 3.90 1.75 2.15 4 2 - 2 -
B. Daerah Bersih 6.45 1.55 4.90 1 2 3 - -
3.3 Sistem Saluran Pembuangan Limbah Cair 0.75 0.75 0.00 - 3 - - -
3.4 Bangunan utama RPH - - - -
A. Desain dan Tata Letak Ruangan 2.60 2.10 0.50 1 - 1 - -
B. Lantai 1.50 1.50 0.00 4 - - - - C. Dinding 1.00 1.00 0.00 1 - - - - D. Langit-langit 0.30 0.30 0.00 3 - - - - E. Atap 0.10 0.10 0.00 - - - - - F. Pintu 0.60 0.45 0.15 2 - - - - G. Jendela 0.20 0.00 0.20 2 - - - -
H. Ventilasi dan Pengatur Suhu 0.60 0.45 0.15 2 - - - -
I. Penerangan 1.20 1.20 0.00 - - - - -
4 Kantor Administrasi dan Dokter Hewan 2.50 2.50 0.00 - - - - -
5 Tempat Istirahat, Kantin dan Mushola 2.50 1.10 1.40 3 - - - -
6 Tempat locker atau Ruang Ganti Pakaian 2.50 0.00 2.50 6 - - - -
7 Kamar Mandi dan WC 5.00 2.10 2.90 7 2 - - -
8 Sarana Pengolahan Limbah 2.50 2.50 0.00 - - - - -
9 Insenerator 2.50 0.00 2.50 2 - - - -
10 Rumah Jaga 2.50 2.50 0.00 - - - - -
11 Peralatan Produksi 10.00 2.80 7.20 4 2 8 - -
12 Persyaratan Higiene Karyawan RPH 5.00 0.00 5.00 3 3 - - -
13 Pengawasan Kesmavet 5.00 5.00 0.00 2 - - - -
14 Kendaraan Pengangkut Karkas/Daging 10.00 0.00 10.00 1 2 1 2 -
15 Ruang Pembekuan Cepat 5.00 5.00 0.00 - 1 - - -
16 Ruang Penyimpanan Beku 5.00 5.00 0.00 - 5 - - -
17 Ruang Pengolahan Karkas/Daging 5.00 0.00 5.00 - 5 - - -
18 Laboratorium 5.00 5.00 0.00 2 2 - - -
Total Komulatif 100.00 54.65 45.35 57 35 14 8 -
MN = Penyimpangan minor, MY= Penyimpangan mayor, SR= Penyimpangan serius, KT= Penyimpangan kritis, OK= Tidak ada penyimpangan
Tabel 10 memperlihatkan bahwa pencapaian penerapan SSOP di RPH Kota Pekanbaru dari delapan belas karakteristik penilaian pengamatan hanya dapat terpenuhi sebesar 54.65%, sedangkan sekitar 45.35% belum dapat tercapai. Hasil evaluasi nomor kontrol veteriner (NKV) RPH Kota Pekanbaru memiliki 57 penyimpangan minor, 35 penyimpangan mayor, 14 penyimpangan serius dan 8 penyimpangan kritis.
Penyimpangan minor yang terjadi meliputi lokasi RPH yang mulai padat dengan perumahan penduduk, belum tersedianya sumber air berkualitas, belum ada fasilitas air panas untuk menunjang proses produksi, belum tersedia gudang pakan, belum tersedianya kantin yang memadai dan belum adanya Musholla, belum ada ruang ganti pakaian, locker, insenerator, belum ada tempat
pembuangan sampah yang berpenutup, belum ada jadwal untuk membersihkan peralatan yang digunakan, belum adanya alas kaki khusus toilet, belum tersedianya peringatan untuk mencuci tangan, belum tersedianya fasilitas ruang pembekuan cepat, belum adanya tempat penimbangan dan memandikan ternak, belum adanya ruang terpisah untuk penanganan kaki dan kepala, disain tempat pemotongan yang tidak sesuai, kondisi lantai, dinding, langit-langit pada ruang produksi yang kurang bersih dan terakumulasi kotoran, pintu dan jendela yang tidak dapat berfungsi sempurna, terdapat peralatan produksi yang mudah korosif dan tidak adanya pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem yang berkelanjutan oleh Dokter Hewan. Adapun kondisi bangunan utama RPH Kota Pekanbaru terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Kondisi bangunan utama RPH Kota Pekanbaru
Penyimpangan mayor yang terdapat di RPH Kota Pekanbaru meliputi tidak dioperasikannya ruang pendinginan, belum tersedianya ruang pembekuan daging, ruang pemeriksaan post-mortem, ruang seleksi (grading) dan pelayuan karkas, kondisi saluran pembuangan tidak tertutup dan kemungkinan kontaminasi silang pada karkas sangat besar, belum adanya toilet/WC pada ruang kotor atau ruang bersih, kondisi toilet/ WC yang tidak bersih, belum tersedianya fasilitas pencuci tangan pada setiap tahapan proses pemotongan, tidak tersedianya sarana untuk membersihkan dan mendisinfektan peralatan, belum adanya peraturan sanitasi dan higienis yang diterapkan untuk karyawan maupun pengunjung RPH,
tidak tersedianya ruangan untuk penanganan kulit, belum adanya peraturan sanitasi dan higienis untuk tamu yang berkunjung di RPH, kendaraan pengangkut karkas/daging tidak dilangkapi dengan mesin pendingin, belum terdapat alat penggantung karkas, kondisi ruang pembekuan tidak bersih, belum ada ruang penyimpanan beku, belum ada ruangan khusus untuk pengolahan karkas/daging, kondisi laboratorium yang tidak bersih dan kondisi tempat cuci tangan yang tidak terawat. Kondisi yang tidak higiene juga terdapat pada tempat pemotongan ternak seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Kondisi tempat penyembelihan ternak di RPH Kota Pekanbaru
Penyimpangan serius yang terjadi meliputi tidak tersedianya toilet/WC pada ruang produksi, tidak adanya tempat pencucian karkas pada daerah bersih, tidak adanya tempat pengemasan, tempat penyimpanan daging yang tidak dioperasikan, belum adanya pemisahan secara jelas antara daerah kotor dan daerah bersih, sarana pencuci tangan pada ruang produksi tidak dapat difungsikan secara baik, pada bagian pintu masuk ruangan produksi tidak dilengkapi dengan sarana cuci tangan dan disinfektan, peralatan produksi tidak dalam kondisi bersih, sarana untuk mencincang karkas terbuat dari kayu yang tidak berada dalam kondisi bersih, peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan alur proses, peralatan yang sulit dibongkar hanya dibersihkan dengan menyemprot dengan air, Dokter Hewan tidak dilangkapi dengan peralatan yang memadai, karyawan RPH
tidak dilangkapi dengan standar peralatan dan pakaian khusus, kendaraan pengangkut daging tidak dilengkapi dengan alat pendingin.
Penyimpangan kritis meliputi proses pengulitan, tidak tersedianya ruangan dan sumber air bersih untuk mencuci karkas, proses pengeluaran jeroan yang tidak higienis dan tidak adanya tempat penanganan jeroan. Selain itu, penyimpangan juga terjadi karena tidak adanya tempat pemotongan karkas dan pemisahan daging dengan tulang, kendaraan alat pengangkut karkas/daging tidak tertutup dan lapisan dalam bersifat korosif. Gambaran tentang tempat penanganan karkas dan jeroan sapi di RPH Kota Pekanbaru terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Kondisi tempat penanganan karkas dan jeroan di RPH Kota Pekanbaru Secara umum penyimpangan minor terjadi karena belum terpenuhi secara keseluruhan aspek ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan di RPH serta ketersediaan sumber daya manusia yang memadai sesuai dengan SNI 01- 6159-1999 tentang Rumah Pemotongan Hewan. Departeman Pertanian (2010) menyatakan bahwa untuk menghasilkan daging yang ASUH maka proses produksi daging di RPH harus memenuhi persyaratan teknis baik fisik (bangunan dan peralatan), sumber daya manusia serta prosedur teknis pelaksanannya. Berdasarkan hasil evaluasi dan pemantauan sebagian besar kondisi RPH di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dan tidak memenuhi persyaratan, sehingga perlu penataan RPH melalui upaya relokasi, renovasi ataupun rehabilitasi RPH.
Selain itu, penyimpangan mayor, serius dan kritis terjadi pada aspek pelaksanaan sanitasi dan higiene tempat produksi, peralatan, personal, penanganan pasca penyembelihan yang belum sesuai yang akan berhubungan dengan tingkat cemaran mikroba. Kondisi sanitasi dan higiene pada tempat produksi, penanganan pasca penyembelihan dan sanitasi personal yang kurang baik terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Kondisi sanitasi tempat produksi dan higiene personal yang kurang baikdi RPH Kota Pekanbaru
Warris (2000); Soeparno (2005) menyatakan kontaminasi permukaan karkas/daging terjadi sejak saat penyembelihan ternak sampai daging dikonsumsi. Sumber kontaminasi di RPH berasal dari tanah, pekerja, isi saluran pencernaan, air, peralatan yang digunakan serta udara di sekitar RPH. Luning et al. (2003) menyatakan bahwa jaminan keamanan di RPH diterapkan melalui penerapan praktik higiene dan sanitasi. Secara umum praktik higiene dan sanitasi pada pangan mencakup penerapan pada personal, bangunan, peralatan, proses produksi, penyimpanan dan distribusi.
Peningkatan pencapaian pelaksanaan SSOP RPH Kota Pekanbaru akan lebih efektif apabila dilakukan beberapa perbaikan seperti:
1. Perbaikan pada kompleks RPH yaitu penyediaan gudang pakan konsentrat maupun hijauan, penyediaan Mushola, kantin yang memadai, penyediaan
locker untuk menyimpan barang-barang pribadi karyawan, penyediaan ruangan untuk ganti pakaian dan penyediaan unit insenerator serta penyediaan fasilitas kamar mandai/WC yang bersih dan nyaman, tersedia tempat pembuangan sampah yang dilengkapi dengan penutup dan diopersikan dengan menggunakan kaki, tersedia sarana pencuci tangan disetiap ruangan lengkap dengan fasilitasnya.
2. Perbaikan pada bangunan utama yaitu terpisahnya antara daerah kotor dan daerah bersih secara jelas. Hal ini sangat penting untuk mengurangi kontaminasi silang antara proses yang harus dilakukan di daerah kotor dengan di daerah bersih.
3. Perbaikan pada sistem sanitasi dan higienis karyawan maupun pengunjung RPH. Setiap karyawan RPH yang menangani proses pemotongan daging harus berpakaian khusus lengkap dengan penutup kepala, sarung tangan, penutup hidung dan menggunakan sepatu boot. Selain itu, setiap karyawan dan pengunjung yang akan masuk ke ruang produksi harus melakukan kegiatan sanitasi terlebih dahulu. Hal ini penting untuk menghindari pencemaran karkas/daging oleh pekerja atau pengunjung RPH
4. Perbaikan pada kendaraan pengangkut karkas/daging. Meskipun RPH kota pekanbaru memiliki 2 unit kendaraan pengangkut daging, tetapi kendaraan tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Umumnya karkas/daging diangkut menggunakan mobil yang tidak dilengkapi dengan mesin pendingin bahkan menggunakan becak motor.
5. Perbaikan ruang pendinginan dan pembekuan daging. Meskipun RPH kota Pekanbaru telah memiliki fasilitas pendinginan dan pembekuan daging, tetapi peralatan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
6. Perbaikan pada bangunan utama RPH yaitu tersedianya ruang pengolahan karkas/daging yang dilengkapi dengan fasilitasnya.
7. Perbaikan pada sarana dan prasarana laboratorium yang memadai. Hal ini berfungsi untuk menunjang kerja Dokter Hewan secara maksimal.
8. Perbaikan pada sarana peralatan produksi baik yang berhubungan langsung dangan karkas/daging atau yang tidak berhubungan langsung.
9. Menyediakan air bersih pada ruang produksi untuk mencuci karkas/daging ataupun peralatan serta menyediakan sarana air panas bertekanan untuk membersihkan peralatan yang digunakan oleh petugas produksi.
Hasil pengamatan tentang karakteristik penerapan SSOP di RPH Kota Pekanbaru menunjukkan bahwa penerapan SSOP masih jauh dari sempurna. Secara lengkap hasil evaluasi penerapan SSOP di RPH Kota Pekanbaru terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Hasil evaluasi pelaksanaan SSOP di RPH Kota Pekanbaru
No. Aspek SSOP Kondisi Seharusnya Kondisi di lapangan Tindakan Koreksi
1. Lokasi dan Lingkungan
RPH
Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), Rencana Detail Tata Ruang(RDTR), Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK)
Lokasi sesuai dengan RTUR,
RDTR, dan RBWK
Lokasi sesuai dengan RTUR, RDTR, dan RBWK
Tidak berada di daerah padat penduduk, topografi relatif lebih rendah dari pemukiman penduduk
Lokasi sudah mulai dipadati dengan pemukiman tetapi topografi RPH lebih rendah
Sebaiknya pihak developer
mempertimbangkan dan meninjau ulang lokasi pemukiman dan berkoordinasi dengan Pemko
Memiliki lahan yang datar dan luas untuk pengembangan RPH
Lahan relatif datar dan masih tersedia lahan untuk pengembangan RPH
Tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan terhadap aliran sungai
Tidak terjadi pencemaran
lingkungan karena limbah telah diolah sedemikian rupa sebelum dialirkan ke sungai
diperlukan pengawasan secara
berkelanjutan agar tidak terjadi
pencemaran terhadap aliran sungai Tidak berada di daerah yang rawan
banjir dan tidak berada dekat dengan industri logam dan kimia
Lokasi tidak rawan banjir dan jauh
dari industri logam dan kimia -
Bebas dari asap, bau, debu dan kontaminasi lainnya
Bau dari sisa kotoran dan limbah belum terkendali secara maksimal
Diperlukan cara yang maksimal untuk mengurangi bau
Saluran pembuangan air/limbah
disekitar RPH berfungsi dengan baik
Saluran pembuangan limbah
berfungsi dengan baik -
2. Sarana dan Prasarana Jalan menuju dan keluar RPH dapat
dilalui kendaraan pengangkut ternak
Akses jalan dapat dilalui kendaraan
dengan baik -
Tersedia kendaraan untuk pengangkut ternak
Kendaraan pengangkut ternak
disediakan oleh masing-masing
pemilik ternak
Sebaiknya kendaraan disediakan oleh RPH
No. Aspek SSOP Kondisi Seharusnya Kondisi di lapangan Tindakan Koreksi Tersedia kendaraan pengangkut pakan
dan rumput untuk ternak
Kendaraan pengangkut pakan dan rumput disediakan sendiri oleh masing-masing pemilik ternak
Sebaiknya RPH menyediakan
kendaraan untuk pengangkut pakan atau rumput
Tersedia kendaraan pengangkut daging sapi yang dilengkapi dengan mesin pendingin
Tersedia 1 unit mobil box dan 1 unit motor box lengkap dengan mesin pendingin
- Sumber air yang digunakan untuk
proses produksi mencukupi dan sesuai dengan persyaratan SNI 01-0220-1987
Sumber air mencukupi untuk
kebutuhan produksi, tetapi belum sesuai persyaratan SNI
Diperlukan sumber air berkualitas dan metode pengolahan air yang baik sebelum digunakan untuk proses produksi
Persediaan air bersih untuk kebutuhan ternak tercukupi
Kebutuhan ternak akan air bersih
tercukupi -
Tersedia instalasi air bertekanan
1,05kg/cm2 (15psi) serta fasilitas air
panas (suhu 82 oC)
Tersedia air bertekanan 15 psi, tetapi fasilitas air panas belum tersedia
Diperlukan fasilitas air panas untuk menunjang kegiatan produksi yang maksimal
3. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak
a. Komplek RPH Komplek RPH terdiri atas bangunan
utama, unloading, kandang ternak,
kandang karantina, tempat
penyimpanan pakan dan konsentrat, kantor administerasi dan kantor Dokter Hewan, laboratorium, ruang istirahat
karyawan, musholla, kantin, locker,
ruang ganti pakaian, kamar mandi, WC, sarana penanganan limbah, insenerator, tempat parker, rumah jaga, pos jaga, gardu listrik, menara air
Sebagian besar persyaratan
bangunan sudah tersedia, kecuali
gudang pakan konsenterat,
Musholla, locker, ruang ganti
pakaian dan insenerator
Diperlukan fasilitas gudang pakan konsenterat, Musholla, locker, ruang ganti pakaian dan insenerator guna menunjang kegiatan produksi di RPH secara optimal.
No. Aspek SSOP Kondisi Seharusnya Kondisi di lapangan Tindakan Koreksi
masuknya orang yang tidak
berkepentingan maupun hewan liar
Sebagian besar persyaratan
bangunan sudah tersedia, kecuali
gudang pakan konsenterat,
Musholla, locker, ruang ganti
pakaian dan insenerator
Diperlukan fasilitas gudang pakan konsenterat, Musholla, locker, ruang ganti pakaian dan insenerator guna menunjang kegiatan produksi di RPH secara optimal.
Pintu masuk ternak hidup harus terpisah dari pintu keluar karkas/daging
Pintu masuk ternak hidup terpisah
dengan pintu keluar karkas -
Komplek RPH dilengkapi dengan ruang
pembekuan cepat (blast freezer)
RPH belum dilengkapi dengan fasilitas ruangan pembekuan cepat
perlu diupaya untuk pengadaan
fasilitas ruang pembekuan cepat Komplek RPH dilengkapi dengan ruang
penyimpanan beku (cold storage)
RPH telah dilengkapi dengan ruang penyimpanan beku tetapi fasilitas ruangan ini tidak dipergunakan sebagaimana mestinya
Sebaiknya ruangan pembekuan ini
dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin Letak komplek RPH sesuai dengan alur
kegiatan
Letak RPH sesuai dengan alur
kegiatan -
b. Bangunan utama RPH
1. Daerah kotor Daerah kotor di RPH meliputi tempat
penerimaan dan penurunan sapi,
pemeriksaan ante mortem, kandang
ternak sebelum dipotong, tempat
penimbangan ternak, tempat
memandikan ternak, tempat
pemingsanan ternak, penyembelihan,
holding pens, penggantungan ternak,
pengulitan, pencucian karkas,
pengeluaran jeroan, pemeriksaan post mortem, pemotongan kaki dan kepala, penanganan jeroan dan penanganan kulit.
Secara umum antara masing-masing daerah kotor telah terpisah, tetapi ada beberapa hal yang belum terpisah seperti tempat memandikan ternak dilakukan di dalam kandang, selain itu untuk proses produksi daging mulai dari penyembelihan
sampai dihasilkan karkas
ditempatkan pada suatu ruangan yang tidak memiliki pembatas
Sebaiknya masing-masing daerah
kotor di komplek RPH dapat
dipergunakan sesuai dengan
fungsinya untuk mengurangi cemaran dari hasil utama RPH yaitu daging segar
No. Aspek SSOP Kondisi Seharusnya Kondisi di lapangan Tindakan Koreksi
2. Daerah bersih Daerah bersih di RPH meliputi : tempat
pencucian karkas, penimbangan karkas,
grading, pelayuan karkas, pemotongan
karkas, pemisahan daging dengan
tulang, pengemasan dan chilling room
Daerah bersih tidak dapat di identifikasi secara jelas, karena kegiatan produksi mulai dari proses pengulitan sampai dihasilkan karkas dilakukan pada suatu ruangan
Sebaiknya RPH memiliki fasilitas daerah bersih yang telah disyaratkan guna menunjang produksi daging di RPH yang ASUH
c. Sistem saluran pembuangan limbah
Sistem saluran pembuangan limbah cair harus cukup besar, didesain agar aliran limbah mengalir dengan lancar, terbuat dari bahan yang mudah dirawat dan dibersihkan, kedap air agar tidak mencemari tanah, mudah diawasi dan dijaga agar tidak menjadi sarang tikus atau binatang rodensia lainnya. Saluran
pembuangan dilengkapi dengan
penyaringan yang mudah diawasi dan dibersihkan.
Saluran pembuangan limbah cukup besar dan mengalir dengan lancer serta memiliki 11 unit kolam
pengolahan limbah sebelum
dialirkan ke sungai. Tetapi
pengawasan terhadap binatang
rodensia masih belum maksimal
Sebaiknya saluran pembuangan selalu
dibersihkan untuk menghindari
binatang rodensia yang dapat
menyebarkan wabah penyakit kepada
ternak, manusia bahkan kepada
daging
Di dalam komplek RPH, sistem saluran pembuangan limbah cair harus selalu tetap tertutup agar tidak menimbulkan bau
Saluran pembuangan limbah cair tidak memiliki penutup
Sebaiknya saluran pembuangan
limbah cair didesain memiliki
penutup untuk mencegah timbulnya bau
Di dalam bangunan utama, sistem
saluran pembuangan limbah cair
terbuka dan dilengkapi dengan grill
yang mudah dibuka-tutup, terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah korosif.
Saluran pembuangan limbah cair
terbuka dan tidak memiliki grill
Sebaiknya saluran pembuangan
limbah cair memiliki grill yang bias
dibuka-tutup sehingga tidak
membahayakan pekerja serta
mempermudah mobilitas produksi d. Bangunan utama RPH harus memenuhi persyaratan:
1. Desain dan tata letak
ruangan
Ruang utama harus sesuai dengan kondisi peralatan, kapasitas produksi dan jumlah karyawan
Kondisi peralatan kurang sesuai dengan kapasitas ruangan, kapasitas produksi dan jumlah karyawan
Diperlukan manajemen tata ruang dan produksi yang tepat sehingga proses produksi dapat berjalan lancar karena
5
No. Aspek SSOP Kondisi Seharusnya Kondisi di lapangan Tindakan Koreksi tersedianya peralatan dan kapasitas yang sesuai.
Tata letak ruangan sesuai dengan urutan proses serta memiliki ruangan yang cukup sehingga seluruh kegiatan
Tata letak ruangan tidak sesuai dengan urutan proses dan kegiatan pemotongan ternak yang baik dan
Sebaiknya desain ruangan disesuaikan dengan alur proses kegiatan produksi serta pelaksanaan sanitasi dan
pemotongan ternak sapi dapat berjalan baik dan higienis
higienis belum terlaksana Higienis
Tempat pemotongan didesain
sedemikian rupa sehingga pemotongan memenuhi persyaratan halal
Desain tempat pemotongan telah
memenuhi persyaratan halal -
Besar ruangan disesuaikan dengan kapasitas pemotongan ternak
Besar ruangan sesuai dengan