• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Reksa Dana Syariah

Mekanisme operasional dalam reksa dana syariah terdiri atas (Sholihin, 2010) :

a. Investor dengan Manajer Investasi melakukan akad wakalah karena dalam hal ini manajer investasi merupakan wakil dari pemodal untuk menginvestasikan modalnya.

b. Manajer Investasi dengan pengguna investasi melakukan akad mudharabah dimana Manajer Investasi sebagai pemberi modal yang akan dikelola oleh pengguna investasi.

c. Manajer Investasi dengan Bank Kustodian melakukan akad wadiah karena Manajer Investasi hanya menitipkan modal kepada Bank Kustodian dimana modal tersebut tidak boleh digunakan oleh Bank Kustodian.

Manajer Investasi dan Bank Kustodian mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :

a. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan investor seperti mengelola portofolio investasi sesuai dengan prospektus, melakukan dana unit penyertaan serta memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan.

b. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana investor dan menghitung nilai aktiva bersih per-unit penyertaan dalam reksa dana syariah dalam setiap hari bursa.

c. Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas persentase tertentu dari nilai aktiva bersih reksa dana syariah.

19 d. Manajer Investasi dan Bank Kustodian bertanggung jawab atas segala risiko yang ditimbulkan apabila tidak melaksanakan amanah dari investor karena dianggap lalai dalam melaksanakan mandatnya.

Modal yang terkumpul dari investor dalam reksa dana akan digunakan oleh Manajer Investasi untuk membeli surat-surat berharga seperti saham syariah, obligasi, surat berharga dan efek lainnya yang ditabungkan dalam deposito. Keuntungan atau kerugian investasi dalam reksa dana syariah dapat dilihat pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang juga digunakan sebagai dasar pembelian dan penjualan unit penyertaan. Mekanisme kerja reksa dana syariah dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Mekanisme Investasi Reksa Dana

Mekanisme investasi reksa dana syariah tidak jauh berbeda dengan mekanisme investasi reksa dana pada umumnya. Perbedaan terdapat pada proses pengelolaannya seperti investasi nya yang harus dialokasikan sesuai dengan prinsip syariah serta terdapat Dewan Syariah Nasional yang mengawasi. Secara umum, proses pengelolaan investasi reksa dana syariah dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5 Mekanisme Umum Pengelolaan Reksa Dana Syariah

Laporan Mengawasi Setoran Dana Unit Penyertaan Investor OJK Manajer Investasi Bank Kustodian Pasar Modal /Pasar Uang Deposito, SBI, Oblihasi, Saham, dll Swasta dan Pemerintah investasi Dewan Pengawas Syariah Fatwa Ulama Persetujuan atas Efek-efek yang Sesuai dengan Syariah Komite Investasi Kebijakan Alokasi Aset Tim Investasi Portofolio

20

Dewan Pengawas Syariah merupakan lembaga yang berwenang mengkaji, menggali dan merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam (Syariah) dalam bentuk fatwa untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga keuangan syariah dan menyetujui efek-efek yang sesuai dengan prinsip syariah. Atas dasar inilah kemudian komite investasi menyusun tujuan, kebijakan dan strategi investasi yang kemudian dilaksanakan oleh Tim Investasi dalam bentuk portofolio efek yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah Islam.

Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal reksa dana syariah akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal.

Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh reksa dana syariah dan hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian minimal setiap tiga bulan dilaporkan kepada manajer investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syariah Nasional. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non-halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syariah Nasional serta dilaporkan secara transparan.

Karakteristik Responden

Identifikasi karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu sesuai jenis kelamin, usia, jumlah tanggungan, pendidikan, pendapatan, mendapatkan informasi produk, apakah investor memiliki reksa dana konvensional, yang menganggap reksa dana syariah lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional, tempat membeli produk reksa dana syariah, alasan memilih produk, dan preferensi risiko.

Klasifikasi Sesuai Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 80 responden, sebanyak 47 orang atau sebesar 58.75% responden memiliki jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Zafar (2013) yang menyatakan bahwa mayoritas laki-laki lebih memilih menginvestasikan tabungannya ke reksa dana syariah.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 59%

41%

Laki-laki Wanita

21

Klasifikasi Sesuai Usia

Data hasil penelitian menunjukkan dari 80 responden, sebesar 42.5% berusia 20-30 tahun, 33.75% berusia 30-40 tahun, 18.75% berusia 40-50 tahun dan 5% berusia 50-60 tahun. Hasil wawancara menunjukkan banyak investor yang masih berusia muda dan belum mempunyai tingkat keuangan yang matang berinvestasi pada reksa dana syariah karena biaya untuk berinvestasi cukup murah.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Klasifikasi Sesuai Jumlah Tanggungan

Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan menunjukkan bahwa responden yang tidak memiliki tanggungan memiliki porsi paling besar yaitu sebesar 38.75%. Sebesar 17.5% memiliki tanggungan 1 orang. Sebesar 12.5% memiliki tanggungan 2 orang. Sebesar 17.5% memiliki tanggungan 3 orang. Sebesar 11.25% memiliki tanggungan 4 orang dan responden dengan jumlah tanggungan di atas 5 orang sebesar 2.5%.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 8 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Klasifikasi Sesuai Pendidikan

Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 65% responden lulus S1. Sebanyak 23.75% lulus S2. Sebanyak 5% lulus SMA. Sebanyak 5% lulus D3 dan sebanyak 1.25% lulus SD. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas peminat investor reks dana syariah memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Menurut Mahastanti (2011), latar belakang pendidikan yang tinggi memungkinkan investor untuk menganalisis informasi mengenai produk investasi di pasar modal dan investor telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengambil keputusan berinvestasi.

42% 34% 19% 5% 20-30 tahun 30-40 tahun 40-50 tahun >50 tahun 39% 18% 14% 18% 11% 3% 0 orang 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang

22

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan

Klasifikasi Sesuai Pendapatan

Klasifikasi sesuai pendapatan menunjukkan 27.5% responden memiliki pendapatan di atas >12.5 juta rupiah. Sebanyak 16.25% memiliki pendapatan 10-12.5 juta rupiah. Sebanyak 16.25% memiliki pendapatan 7.5-10 juta rupiah. Sebanyak 22.5% memiliki pendapatan 5-7.5 juta rupiah. Sebanyak 12.5% memiliki pendapatan 2.5-5 juta rupiah dan sebanyak 5% memiliki pendapatan 1-2.5 juta rupiah. Hal ini sejalan dengan penelitian Gaglani (2014) yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap keinginan untuk berinvestasi reksa dana.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 10 KlasifikasiResponden Berdasarkan Pendapatan

Klasifikasi Responden Sesuai Sumber Informasi Produk

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32.5% responden mengetahui reksa dana syariah dari keluarga/teman. Sebanyak 30% mengetahui dari media elektronik. Sebanyak 25% mengetahui dari iklan tempat mereka membeli produk. Sebanyak 11.25% mengetahui dari brosur dan 1.25% mengetahui dari buku.

65% 24% 5% 5% 1% Lulus S1 Lulus S2 Lulus D3 Lulus SMA Lulus SD 28% 16% 16% 22% 13% 5% >12.5 juta rupiah 10-12.5 juta rupiah 7.5-10 juta rupiah 5-7.5 juta rupiah 2.5-5 juta rupiah 1-2.5 juta rupiah

23

Sumber : Data Primer 2015, (diolah)

Gambar 11 Klasifikasi Responden Sesuai Tempat Mengetahui Produk

Klasifikasi Responden yang Memiliki Reksa Dana Konvensional

Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 66.25% responden memiliki reksa dana konvensional. Hal ini dikarenakan responden responden telah mengetahui dan membeli reksa dana konvensional terlebih dahulu lalu kemudian membeli reksa dana syariah. Hal ini disebabkan karena reksa dana konvensional yang telah ada dan lebih dikenal terlebih dahulu oleh para investor dibandingkan dengan reksa dana syariah.

Sumber: Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 12 Klasifikasi Responden yang Memiliki Reksa Dana Konvensional

Klasifikasi Responden yang Menganggap Reksa Dana Syariah Lebih Baik Dibandingkan dengan Reksa Dana Konvensional

Data hasil penelitian menunjukkan sebanyak 68.75% menganggap reksa dana syariah lebih baik dibandingkan reksa dana konvensional. Hal ini dikarenakan reksa dana syariah yang memiliki prinsip syariah sehingga mendapatkan citra yang baik dari para responden.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 13 Klasifikasi Responden yang Menganggap Reksa Dana Syariah Lebih Baik 33% 30% 25% 11% 1% Keluarga/teman Media elektronik Iklan tempat membeli produk Brosur Buku 66% 34% 0% 0%

Memiliki reksa dana konvensional

Tidak memiliki reksa dana konvensional

69% 31%

0% 0%

Menganggap reksa dana syariah lebih baik Menganggap reksa dana syariah tidak lebih baik

24

Klasifikasi Responden Berdasarkan Tempat Membeli Reksa Dana Syariah

Responden dari penelitian ini berasal dari responden yang membeli reksa dana syariah di 4 perusahaan sekuritas berbeda yaitu Danareksa Investment Management sebanyak 32.5%. Sebanyak 31.25% membeli melalui Mandiri Manajemen Investasi. Sebanyak 30% membeli melalui Samuel Aset Manajemen dan 6.25% membeli melalui Bahana Investment TCW.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 14 Klasifikasi Responden Sesuai Tempat Membeli Produk

Klasifikasi Responden Berdasarkan Alasan Membeli Reksa Dana Syariah

Data hasil penelitian menunjukkan sebesar 41.25% membeli reksa dana syariah dengan alasan sesuai dengan prinsip syariah. Sebesar 23.75% dengan alasan diversifikasi investasi. Sebesar 12.5% beralasan karena tingkat return yang aman. Sebesar 10% beralasan karena bagi hasil kompetitif dan sebesar 7.5% beralasan ingin membantu perkembangan industri keuangan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik investor dalam penelitian ini sangat memperhatikan prinsip syariah dalam berinvestasi dan hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bapepam-LK yang menyatakan bahwa investor memilih berinvestasi karena mempertimbangkan aspek moral dari produk tersebut.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 15 Klasifikasi Responden Berdasarkan Alasan Membeli Produk

Klasifikasi Responden Sesuai Preferensi Risiko

Data hasil penelitian menunjukkan sebesar 50% responden bersikap percaya dan berhati-hati terhadap keputusan sendiri. Sebesar 25% bersikap melihat situasi dan meminta saran konsultan keuangan. Sebesar 20% memilih

33% 31% 30% 6% Danareksa Investment Management Mandiri Manajemen Investasi

Samuel Aset Manajemen Bahana TCW Investment

43%

25% 13%

11% 8%

Sesuai prinsip syariah Diversifikasi investasi Tingkat return aman Bagi hasil kompetitif Membantu perkembangan industri keuangan syariah

25 untuk mengambil risiko dan sebesar 5% memilih untuk tidak mengambil risiko dan lebih memilih produk investasi yang aman.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 16 Klasifikasi Responden Berdasarkan Preferensi Risiko

Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji Reliabilitas

Hasil uji ini menunjukkan kuisioner yang digunakan konsisten atau reliabel karena semua variabel yang digunakan memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60. Hasil uji ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Uji Validitas

Hasil uji ini menunjukkan semua pernyataan memenuhi uji validitas kecuali indikator PE2 yang memiliki nilai Correlated Item-Total Correlation < 0.361. Indikator PE2 kemudian akan dihapus dari model penelitian karena tidak memenuhi uji validitas. Hasil uji ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Analisis SEM-PLS

Analisis Model Pengukuran

Terdapat tiga uji yang dilakukan dalam analisis model pengukuran, yaitu uji validitas konvergen, uji validitas diskriminan, dan uji reliabilitas.

1. Uji validitas konvergen

Uji ini untuk membuktikan apakah indikator yang digunakan dapat menggambarkan variabel laten. Parameter yang perlu diperhatikan dalam uji ini adalah parameter loading factor. Hasil uji pada loading factor dinyatakan memenuhi jika bernilai > 0.5 untuk penelitian yang bersifat pengembangan teori. Hasil analisis pada model menunjukkan bahwa terdapat satu indikator yang tidak memenuhi uji, yaitu IP1. Hal ini menunjukkan bahwa indikator iklan di media tidak valid untuk menggambarkan variabel laten. Kemudian dilakukan proses dropping terhadap keempat indikator tersebut sehingga hanya indikator-indikator

50%

25% 20%

5% Percaya keputusan sendiri dan berhati-hati terhadap risiko Melihat situasi dan meminta saran konsultan keuangan Memilih mengambil risiko

Tidak mengambil risiko dan memilih investasi yang aman

26

valid yang membentuk variabel laten. Model akhir penelitian dapat dilihat pada Gambar 17.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 17 Model Akhir Penelitian

Indikator dari suatu variabel laten diharapkan memiliki nilai korelasi yang tinggi. Nilai loading factor merepresentasikan besar pengaruh indikator terhadap variabel latennya. Indikator yang paling berpengaruh pada variabel informasi produk adalah track record dari produk investasi (IP5) dengan nilai loading factor sebesar 0.724. Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat dan mempertimbangkan track record dari produk reksa dana syariah sehingga apabila track record dari suatu produk reksa dana syariah baik dan berpotensi menguntungkan, investor akan cenderung lebih memilih reksa dana syariah. Indikator yang berpengaruh paling kecil dari variabel informasi produk adalah rekomendasi dari orang lain. Hal ini disebabkan karena investor pada penelitian ini lebih banyak mencari informasi dari media elektronik atau langsung melihat track record dari produk reksa dana syariah yang akan dipilih.

Indikator yang memiliki variabel terbesar dari variabel risiko investasi adalah indikator RI3 yang memiliki nilai loading factor sebesar 0.903 yaitu indikator pendapatan yang diberikan lebih besar dari inflasi yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa reksa dana syariah dapat memberikan pertumbuhan pendapatan yang signifikan daripada inflasi yang berlaku. Indikator yang memiliki nilai loading factor terkecil adalah indikator tingkat risiko reksa dana syariah yang rendah. Hal ini sesuai dengan preferensi risiko dari responden penelitian ini yang bersikap percaya kepada keputusan sendiri dan berhati-hati terhadap risiko, sehingga tingkat risiko reksa dana syariah yang rendah tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap minat investor karena mayoritas investor percaya kepada keputusan sendiri dan berhati-hati terhadap risiko.

Selanjutnya untuk variabel pertimbangan prinsip syariah, indikator yang paling berpengaruh signifikan adalah indikator PPS2 dengan nilai loading factor sebesar 0.919 yaitu indikator pertimbangan unsur riba dalam berinvestasi. Hal ini menunjukkan para investor ingin berinvestasi sesuai dengan ketentuan Allah yang mengharamkan riba. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi :

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al-Baqarah [2] : 275)

27 Nilai loading factor terbesar dalam variabel pertimbangan ekonomi adalah indikator merasa senang dengan kekhasan yang dimiliki produk ini (PE6) dengan nilai sebesar 0.807. Hal ini menunjukkan bahwa investor senang dengan kekhasan yang dimiliki oleh reksa dana syariah seperti sistem pengelolaannya ataupun imbal hasil yang akan diterima.

Indikator pada variabel keputusan investor yang memiliki nilai loading factor paling besar adalah indikator keinginan untuk kembali menjadi investor (KI2) dengan nilai sebesar 0.875. Hal ini menunjukkan investor bersedia untuk membeli produk reksa dana syariah lainnya untuk diinvestasikan kembali. Indikator dengan nilai loading factor paling kecil adalah indikator keinginan mencari informasi. Hal ini menunjukkan responden pada penelitian ini kurang memiliki keinginan dalam mencari informasi dan dapat dilihat dari indikator kemudahan mendapatkan informasi yang hanya sedikit berpengaruh pada variabel informasi produk. Seluruh hasil loading factor dari variabel laten dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Uji validitas diskriminan

Uji ini dilakukan untuk membuktikan apakah indikator yang digunakan merupakan indikator terbaik untuk menggambarkan variabel laten. Parameter yang diperhatikan adalah cross loading antara indikator dengan variabel latennya. Indikator dinyatakan telah memenuhi uji ini jika nilai cross loading indikator pada variabel latennya lebih besar dibanding nilai pada variabel laten lain. Pada model penelitian ini cross loading untuk seluruh indikator pada variabel latennya lebih besar dibanding variabel lain, sehingga seluruh indikator telah memenuhi uji ini. Hasil uji ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Uji reliabilitas

Uji ini dilakukan untuk membuktikan apakah indikator yang digunakan untuk menggambarkan variabel laten reliabel atau konsisten. Parameter yang diperhatikan adalah parameter Composite Reliability. Suatu variabel dinyatakan memenuhi uji reliabilitas jika memiliki nilai Composite Reliability > 0.6 untuk model penelitian bersifat pengembangan. Hasil uji reliabilitas pada model penelitian ini menunjukkan seluruh variabel laten memiliki nilai Composite Reliability > 0.6 sehingga dapat dinyatakan telah memenuhi uji ini. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil PLS Algorithm

AVE Composite

Reliability

R Square Cronbach’s Alpha

IP 0.395 0.795 0.000 0.749

PE 0.584 0.907 0.000 0.878

KI 0.559 0.883 0.672 0.841

PPS 0.786 0.962 0.000 0.954

RI 0.548 0.854 0.000 0.799

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Analisis Model Struktural

Analisis model struktural dilakukan dengan memerhatikan parameter R2 dan nilai koefisien parameter jalur. Parameter R2 digunakan untuk menilai

28

pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten dependen. Terlihat pada Tabel 5, nilai R2 variabel KI adalah 0.672. Dapat diinterpretasikan bahwa variabel informasi produk, risiko investasi, pertimbangan prinsip syariah dan pertimbangan ekonomi dapat menjelaskan variabel minat investor sebesar 67%, sedangkan 33% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Gambar 18 Hasil Bootstrapping

Proses Selanjutnya adalah bootsrapping. Proses bootstrapping yang telah dilakukan menghasilkan nilai t statistik tiap variabel laten dan nilai koefisien estimasi jalur variabel laten independen terhadap variabel laten dependennya. Variabel laten independen dinyatakan signifikan memengaruhi variabel laten dependen jika memiliki t statistik > t tabel, yaitu 1.96 pada taraf kesalahan 5%. Dapat dilihat pada Tabel 6 , hasil bootstrapping menunjukkan bahwa variabel PE dan PPS berpengaruh signifikan terhadap KI yaitu masing-masing sebesar 6.400 dan 2.176 yang artinya > 1.96 dan signifikan pada taraf nyata 5%. Sedangkan IP dan RI memiliki t statistik yang tidak berpengaruh signifikan terhadap KI karena memiliki nilai t statistik < 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa investor mengutamakan pertimbangan ekonomi dengan mengharapkan imbal hasil yang optimal terhadap produkinvestasi reksa dana syariah dan memilih reksa dana syariah karena mempertimbangkan prinsip syariah. Hal ini sejalan dengan penelitian Chambali (2010) yang menyatakan bahwa atribut instrumen Islami berpengaruh terhadap minat berinvestasi.

Risiko reksa dana syariah tidak berpengaruh terhadap minat berinvestasi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Chambali (2010). Hal ini disebabkan karena preferensi investor dalam penelitian ini bersikap percaya dan berhati-hati terhadap keputusan sendiri, sehingga investor bersikap tetap akan berinvestasi walaupun sudah mengetahui risikonya dengan bersikap berhati-hati.

Informasi produk investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat investor berinvestasi reksa dana syariah. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian

29 Sarah (2014) yang menyatakan bahwa informasi produk berpengaruh terhadap minat berinvestasi. Hal ini dapat dilihat dari indikator kemudahan dalam mendapatkan informasi berpengaruh sedikit terhadap keputusan investor, sehingga walaupun investor mendapatkan informasi yang cukup belum menjamin investor untuk berinvestasi. Sebaliknya, investor tetap akan berinvestasi walaupun dengan informasi yang kurang.

Nilai koefisien estimasi jalur digunakan untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara variabel laten independen terhadap variabel laten dependennya. Nilai koefisien parameter jalur struktural yang didapat menunjukkan variabel pertimbangan ekonomi memiliki nilai koefisien tertinggi dengan nilai koefisien 0.651. Hal ini dapat diartikan variabel pertimbangan ekonomi berpengaruh paling signifikan pada minat investor sebesar 65.1 persen. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Tim Kajian Minat Invstor Bapepam LK (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang paling memengaruhi investor berinvestasi adalah kondisi ekonomi dimana produk investasi syariah dianggap dapat bertahan lebih stabil. Hasil estimasi path coefficients penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil Etimasi Path Coefficients Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) P Values IP →KI 0.159 0.193 0.131 1.221 0.223 PE→ KI 0.651 0.610 0.102 6.400 0.000 PPS→ KI 0.232 0.215 0.107 2.176 0.030 RI→ KI -0.065 -0.025 0.137 0.471 0.638

Sumber : Data Primer 2015 (diolah)

Dokumen terkait