• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk

Pada tahun 1995 berdiri sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing dengan nama PT Nippon Indosari Corporation di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Kemudian pada tahun berikutnya, perusahaan beroperasi secara komersial dengan memproduksi roti merek Sari Roti. Seiring waktu berjalan, Perseroan berusaha meningkatkan kapasitas produksi dengan menambahkan dua lini mesin (roti tawar dan roti manis) pada tahun 2001. Pada tahun 2005, Perseroan membuka pabrik kedua di Pasuruan, Jawa Timur dan pabrik ketiga dibuka pada tahun 2008 di Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Jawa Barat. Perseroan secara resmi melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI. Besarnya permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik di Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara) dan Cibitung (Jawa Barat) pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Perseroan membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan), serta masing-masing satu lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan Medan.

Pada tahun 2012, kapasitas produksi Perseroan sekitar tiga juta pieces per hari. Jumlah ini meningkat sekitar 76 persen dibanding tahun 2011 sekitar1.8 juta

pieces per hari. Sampai dengan saat ini Perseroan telah memproduksi 11 varian roti tawar, 26 varian roti manis dan tiga varian cakes. Sebagai produsen roti nasional, seluruh produk Perseroan telah terdaftar di BPOM dan mendapatkan sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Perseroan sangat memperhatikan kualitas produksi dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem Jaminan Halal).

Berdasarkan keinginan untuk mendekatkan diri dengan para pelanggan, Perseroan memberikan edukasi proses produksi Sari Roti melalui program

Factory Visit”. Pengunjung dapat melihat secara langsung proses pembuatan roti yang Halal, Sehat dan Higienis. Mengingat keberadaan konsumen merupakan elemen yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis, maka Perseroan menyediakan sarana pengaduan dan saran konsumen yang dapat diakses antara lain melalui fasilitas saran dan pertanyaan pada website resmi Perseroan, email sariroti-peduli@sariroti.com dan call center melalui nomor 021 - 8998 5000. Selain itu pengaduan dan saran juga dapat disampaikan melalui akun resmi Perseroan pada media sosial berupa fan page Facebook (SARI ROTI) dan twitter @SariRotiTweet.

Sepanjang tahun 2012, PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk berhasil mengukir sederet prestasi yang membanggakan. Pada tanggal 6 Desember 2012, Perseroan dianugerahi Best of the Best oleh Forbes Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada sepuluh perusahaan terbesar dan empat puluh perusahaan kecil dan menengah terbaik di Indonesia. Selain itu Perseroan juga mendapatkan penghargaan Investor AwardBest Listed Company 2012” untuk kategori Emiten Terbaik Sektor Makanan dan Minuman dari Majalah Investor, ICSA 2012 dari Frontier Consulting Group dan Majalah SWA dan Top Brand 2012 serta Top Brand for Kids 2012 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing. Perseroan menduduki urutan pertama dalam kategori makanan dan minuman untuk roti tawar dengan nilai Top Brand Index (TBI) sebesar 71.1 persen pada penghargaan Top Brand Award 2012, sementara pada Top Brand for Kids 2012, Perseroan meraih nilai TBI sebesar 74.5 persen. Penghargaan ini didasarkan pada survei yang dilakukan terhadap produk-produk di pasaran dan dilaksanakan di delapan kota besar, yaitu Bandung, Jakarta, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, Balikpapan dan Pekanbaru.

Pada setiap kemasan produk Sari Roti dilengkapi dengan beraneka ragam informasi mengenai produk yaitu merek dan varian rasa, logo dan kode halal Majelis Ulama Indonesia, kode registrasi BPOM Republik Indonesia, berat bersih produk, komposisi produk dan informasi nilai gizi, kode produksi dan batas akhir penggunaan produk, call center dan alamat email untuk penyampaian saran dan kritik. Pada tahun 2013, Perseroan berencana untuk melakukan ekspansi usaha berupa pembangunan pabrik baru dan peningkatan kapasitas produksi. Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan minimum sekitar tiga puluh persen dibanding tahun lalu (2012) dengan didukung oleh kondisi perekonomian yang kondusif.

Kegiatan bisnis Perseroan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memiliki risiko-risiko. Kajian risiko dilakukan oleh Dewan Direksi untuk menetapkan kebijakan yang tepat dalam proses pengambilan keputusan. Seperti halnya bidang

usaha lain, bidang usaha Perseroan juga tidak lepas dari tantangan dan risiko secara makro maupun mikro. Risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Perseroan antara lain kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan Perseroan. Untuk mencegah kontaminasi tersebut, Perseroan menerapkan prosedur GMP (Good Manufacturing Practice) dan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure). Disamping itu, untuk mengantisipasi risiko umur produk yang relatif singkat maka supply chain management terus menerus ditingkatkan. Supaya tidak kehabisan bahan baku dan menjamin ketersediaannya, Perseroan melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan yang baik, namun tetap mengusahakan bahan baku substitusi dan pengidentifikasian pemasok alternatif.Perseroanmenggunakan energi alternatif jika terdapat gangguan, antara lain dengan menggunakan LPG, CNG dan genset.

Untuk mengatasi mogok kerja, Perseroan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan pihak keamanan serta mengusahakan supply produk dari pabrik Perseroan yang lain. Atas beberapa aset yang harus dibeli dengan mata uang asing, Perseroan menerapkan perencanaan pembelian dan pengendalian persediaan. Perseroan akan terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memberikan produk roti berkualitas dengan harga terjangkau. Isu bahan pengawet dan kehalalan mendorongPerseroan untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh BPOM dan persyaratan halal yang ditetapkan oleh MUI. Untuk mengantisipasi kerugian akibat bencana alam, Perseroan mengasuransikan aset dan kelangsungan operasi Perseroan.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Institut Pertanian Bogor atau biasa disebut IPB merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia. Sebagai kampus modern sekaligus berperan dalam melestarikan situs sejarah, IPB memiliki lima kampus yang tersebar di beberapa lokasi dengan peruntukan khusus, yaitu Kampus IPB Darmaga, Kampus IPB Baranangsiang, Kampus IPB Gunung Gede, Kampus IPB Cilibende dan Kampus IPB Taman Kencana. Kampus IPB Darmaga seluas 267 Ha dijadikan sebagai kantor rektorat dan pusat kegiatan belajar mengajar S1, S2 dan S3. Bagi mahasiswa baru S1 IPB tidak perlu khawatir mencari hunian, karena menjadi suatu kewajiban untuk tinggal di asrama (student dormitory) Kampus IPB Darmaga pada tahun pertama. Selain sebagai tempat tinggal, asrama juga sekaligus diperuntukkan sebagai wahana program pembinaan akademik dan multibudaya. Program ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa beradaptasi dengan kehidupan kampus, dunia kemahasiswaan dan mengasah kemampuan soft skills, seperti berkomunikasi, berorgansiasi dan memahami kemajemukan. Oleh karena itu, sebutan bagi perkuliahan tahun pertama adalah Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Jumlah mahasiswa TPB IPB angkatan 2013 adalah 3715 orang. Angka tersebut menyatakan banyaknya mahasiswa baru IPB dari berbagai departemen.

Kampus IPB Darmaga terdiri dari sembilan fakultas dan 36 departemen. Sebagian besar kegiatan perkuliahan mahasiswa S1 IPB dilaksanakan di kampus tersebut. Setiap fakultas memiliki perbedaan jumlah departemen. Jumlah total mahasiswa dari setiap fakultas dan departemen terhitung dari angkatan 2010 hingga 2012 adalah 10591 orang. Jika ditambahkan dengan TPB, maka sejumlah

14306 orang. Berdasarkan Rumus Slovin, diperoleh sampel sebanyak seratus orang. Sampel tersebut (0.7 persen dari populasi) dihitung dengan melibatkan seluruh mahasiswa aktif S1 IPB dan dianggap mampu mewakili, karena menggunakan taraf signifikansi sepuluh persen.

Fakultas Pertanian dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 1276 orang meliputi empat departemen yaitu Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (253 orang), Agronomi dan Hortikultura (514 orang), Proteksi Tanaman (275 orang), Arsitektur Landskap (234 orang). Fakultas Kedokteran Hewan dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 544 orang. Fakultas Perikanan dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 1147 orang meliputi lima departemen yaitu Budidaya Perairan (248 orang), Manajemen Sumberdaya Perairan (240 orang), Teknologi Hasil Perairan (239 orang), Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (200 orang), Ilmu dan Teknologi Kelautan (220 orang). Fakultas Peternakan dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 525 orang meliputi dua departemen yaitu Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (269 orang), Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (256 orang). Fakultas Kehutanan dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 1161 orang meliputi empat departemen yaitu Manajemen Hutan (335 orang), Hasil Hutan (240 orang), Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (339 orang), Silvikultur (247 orang).

Fakultas Teknologi Pertanian dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 1297 orang meliputi empat departemen yaitu Teknik Pertanian (344 orang), Ilmu dan Teknologi Pangan (367 orang), Teknologi Industri Pertanian (366 orang), Teknik Sipil dan Lingkungan (220 orang). Fakultas Matematika dan IPA dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 2020 orang meliputi delapan departemen yaitu Statistik (249 orang), Geofisika dan Meteorologi (200 orang), Biologi (301 orang), Kimia (288 orang), Matematika (230 orang), Ilmu Komputer (301 orang), Fisika (207 orang), Biokimia (244 orang). Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 1583 orang meliputi lima departemen yaitu Ilmu Ekonomi (297 orang), Manajemen (380 orang), Agribisnis (393 orang), Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (308 orang), Ekonomi Syariah (205 orang). Fakultas Ekologi Manusia dengan total jumlah mahasiswa angkatan 2010 hingga 2012 sebanyak 1038 orang meliputi tiga departemen yaitu Gizi Masyarakat (389 orang), Ilmu Keluarga dan Konsumen (212 orang), Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (437 orang).

Mahasiswa S1 IPB seringkali disibukkan dengan kegiatan organisasi intra kampus (organisasi dalam kampus), seperti himpunan, Badan Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa dan lainnya. Selain itu, ada pula organisasi ekstra kampus (organisasi di luar kampus), seperti Organisasi Mahasiswa Daerah, perkumpulan remaja masjid, perkumpulan mahasiswa berskala nasional dan lainnya. Organisasi tersebut memiliki visi dan misi yang jelas sehingga mahasiswa tertarik untuk bergabung dalam salah satu atau beberapa organisasi. Tidak hanya itu saja, berdasarkan observasi, banyak mahasiswa S1 IPB yang berminat dalam mengikuti kegiatan pengembangan diri seperti latihan kepemimpinan, pelatihan penulisan, klub olahraga, klub musik dan lainnya. Hal tersebut mendorong Direktorat Kemahasiswaan IPB untuk mengadakan Latihan

Kepemimpinan dan Manajeman Mahasiswa (LKMM) setiap tahun dan sudah rutin dilaksanakan. Keanekaragaman pilihan kegiatan kampus mampu membuat tingkat kesibukan mahasiswa menjadi berbeda-beda. Tingkatan tersebut sesuai dengan fakultas, jurusan atau departemen, minat dan pilihan organisasi. Namun dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa S1 IPB akan sibuk dalam melewati masa-masa kuliah karena kesibukan mereka bukan sepenuhnya didasari oleh kegiatan kampus. Penyebab adanya perbedaan kesibukan antar mahasiswa adalah jadwal kuliah, responsi dan praktikum di IPB yang mengharuskan banyaknya tugas untuk dikerjakan sehingga memang benar apabila mahasiswa IPB dikatakan tahan banting.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari perbedaan fakultas, angkatan mahasiswa, jenis kelamin, usia, jumlah sks, sumber keuangan dan uang saku setiap bulan. Pembagian jumlah responden berdasarkan fakultas dilakukan secara sengaja oleh penulis, yaitu mengacu pada Rumus Slovin. Jumlah responden di masing-masing fakultas dan TPB IPB merupakan hasil perkalian dari jumlah populasi mahasiswa IPB dan Sample fraction. Ternyata diperoleh jumlah total responden sebanyak seratus mahasiswa, sehingga sebanding dengan persentasenya, yaitu seratus persen.

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan fakultas di IPB, tahun 2014

Fakultas di IPB Persentase mahasiswa (%)

TPB 26

Pertanian 9

Kedokteran Hewan 4

Perikanan dan Ilmu Kelautan 8

Peternakan 4

Kehutanan 8

Teknologi Pertanian 9

Matematika dan IPA 14

Ekonomi dan Manajemen 11

Ekologi Manusia 7

Total 100

Berikut persentase sampel per fakultas dan TPB IPB, sembilan persen Fakultas Pertanian, empat persen Fakultas Kedokteran Hewan, delapan persen Fakultas Perikanan, empat persen Fakultas Peternakan, delapan persen Fakultas Kehutanan, sembilan persen Fakultas Teknik Pertanian, empat belas persen Fakultas MIPA, sebelas persen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, tujuh persen Fakultas Ekologi Manusia dan 26 persen TPB.

Selain didasari oleh perbedaan fakultas, pemilihan responden terdiri dari angkatan 47 (2010), 48 (2011), 49 (2012) dan 50 (2013). Hal ini dilakukan agar jawaban yang diperoleh tidak terpusat pada satu angkatan saja. Penulis berkeinginan untuk memperoleh data bervariasi. Rata-rata jumlah angkatan IPB

yang harus mengisi kuesioner sebanyak 25 mahasiswa. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dari jumlah angkatan yang diperoleh penulis pada kenyataannya. Kuesioner telah diisi oleh 29 mahasiswa angkatan 47, 18 mahasiswa angkatan 48, 27 mahasiswa angkatan 49 dan 26 mahasiswa angkatan 50 (Tabel 8).

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan tahun masuk IPB, tahun 2014

Angkatan IPB Persentase mahasiswa (%)

2010 (47) 29

2011 (48) 18

2012 (49) 27

2013 (50) 26

Total 100

Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, tahun 2014

Jenis kelamin Persentase mahasiswa (%)

Perempuan 64

Laki-laki 36

Total 100

Penulis mendapatkan proporsi jenis kelamin dalam pemilihan responden tidak sama. Ternyata jumlah perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Namun, perbedaan tersebut tidak akan memengaruhi penulis untuk mengolah data karena variabel jenis kelamin tidak diperhitungkan. Berdasarkan jenis kelamin, 64 persen perempuan dan 36 persen laki-laki.

Tabel 10 Karakteristik responden berdasarkan umur, tahun 2014

Umur (tahun) Persentase mahasiswa (%)

18 25 19 24 20 20 21 23 22 8 Total 100 Rata-rata umur 20

Sebenarnya penulis tidak membatasi umur responden yang mengisi kuesioner, namun pertimbangan batas kriteria selain fakultas adalah angkatan atau tahun masuk. Terbukti bahwa selang angkatan antara 47 hingga 50 berada pada umur delapan belas sampai dengan 22 tahun. Hal ini sesuai dengan asumsi penulis. Berdasarkan umur, 25 persen berusia delapan belas tahun, 24 persen berusia sembilan belas tahun, dua puluh persen berusia dua puluh tahun, 23 persen berusia 21 tahun dan delapan persen berusia 22 tahun.

Perbedaan fakultas dan departemen tentu saja memengaruhi jumlah sks mahasiswa. Perbedaan angkatan juga memengaruhi hal yang sama. Sebagian besar jumlah sks mahasiswa angkatan 47 tidak lebih dari dua puluh. Jumlah sks

terendah yang diambil oleh dua mahasiswa sampel sebanyak dua belas sks. Kemudian empat belas sks oleh satu mahasiswa, lima belas sks oleh lima mahasiswa, enam belas sks oleh delapan mahasiswa, tujuh belas sks oleh delapan mahasiswa, delapan belas sks oleh 22 mahasiswa, sembilan belas sks oleh delapan mahasiswa, dua puluh sks oleh lima mahasiswa, 21 sks oleh sebelas mahasiswa, 22 sks oleh dua belas mahasiswa, 23 sks oleh sembilan mahasiswa dan 24 sks oleh sembilan mahasiswa (Tabel 11).

Tabel 11 Karakteristik responden berdasarkan jumlah sks, tahun 2014

Jumlah sks Persentase mahasiswa (%)

12 2 13 0 14 1 15 5 16 8 17 8 18 22 19 8 20 5 21 11 22 12 23 9 24 9 Total 100 Rata-rata jumlah sks 19

Tabel 12 Karakteristik responden berdasarkan sumber keuangan setiap bulan, tahun 2014

Sumber keuangan setiap bulan Persentase mahasiswa (%)

Orang tua 43

Beasiswa 22

Bekerja 0

Orang tua dan beasiswa 34

Orang tua dan bekerja 0

Beasiswa dan bekerja 1

Total 100

Berdasarkan data, sumber keuangan ataupun pendapatan mahasiswa tidak hanya berasal dari orang tua atau beasiswa. Urutan pertama sebagai jumlah responden terbanyak, ditempati oleh mahasiswa dengan sumber keuangan dari orang tua, sebanyak 43 orang menjawab seperti itu. Kemudian disusul oleh 34 orang menjawab bersumberkan tidak hanya dari orang tua, tetapi juga mendapatkan beasiswa. Fenomena tersebut tentu mengejutkan, namun bukan berarti uang saku mereka lebih banyak daripada yang mendapatkan dari orang tua

saja. Selanjutnya urutan ketiga, sebanyak 22 mahasiswa hanya mendapatkan uang dari beasiswa kampus. Selain berasal dari orang tua dan beasiswa, ada satu orang yang sengaja bekerja untuk menambah uangnya dan sekaligus sebagai beswan. Tabel 13 Karakteristik responden berdasarkan uang saku setiap bulan, tahun 2014

Uang saku setiap bulan Persentase mahasiswa (%)

< Rp 500 000 8 Rp 500 000 - Rp 999 999 70 Rp 1 000 000 - Rp 1 499 999 18 Rp 1 500 000 - Rp 1 999 999 4 Rp 2 000 000 - Rp 2 499 000 0 Total 100

Rata-rata uang saku setiap bulan Rp 500 000 - Rp 999 999 Sebagian besar mahasiswa sampel menerima uang saku setiap bulan di bawah Rp 1 000 000. Data menunjukkan sebanyak delapan orang, uang sakunya kurang dari Rp 500 000, tujuh puluh orang berada di kisaran Rp 500 000 – Rp 999 999, delapan belas orang antara selang Rp 1 000 000 – Rp 1 499 999 dan hanya empat orang yang menduduki penerimaan Rp 1 500 000 – Rp 1 999 999.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Roti Merek Sari Roti

Psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Perilaku

konsumen utama berdasarkan atas pertanyaan “apa, siapa, kapan, dimana,

bagaimana dan mengapa”. Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap.

Pengenalan Kebutuhan

Tabel 14 Sebaran alasan pertama kali membeli roti merek Sari Roti, tahun 2014

Alasan pertama kali membeli Persentase mahasiswa (%)

Ingin mencoba 27

Melihat orang lain membeli 8

Hanya mengetahui merek tersebut 5

Variasi roti sesuai dengan keinginan 58

Harga terjangkau 2

Total 100

Sebesar 58 persen dari mahasiswa sampel mengatakan bahwa alasan pertama kali mereka membeli roti merek Sari Roti adalah variasi atau jenis rotinya banyak, sehingga sesuai dengan keinginan dan selera masing-masing mahasiswa. Variasi roti merek Sari Roti lebih dari 36 jenis. Jumlah ini sangat menakjubkan dibandingkan roti sejenisnya. Bagaimana tidak, setiap tahun Perseroan terus mengupayakan inovasi baru. Urutan jawaban berikutnya adalah 27 persen ingin

mencoba, delapan persen karena melihat orang lain membeli, lima persen hanya mengetahui merek tersebut dan dua persen mengatakan harganya terjangkau.

Tabel 15 Sebaran manfaat utama membeli roti merek Sari Roti, tahun 2014

Manfaat utama Persentase mahasiswa (%)

Memenuhi keinginan 39

Memenuhi kepuasan 26

Memenuhi kebutuhan 34

Sekedar ikut-ikutan 1

Menunjukkan status sosial 0

Total 100

Manfaat utama yang dirasakan oleh mahasiswa ketika membeli roti merek Sari Roti adalah kecenderungan untuk memenuhi keinginan. Jawaban tersebut diperoleh dari 39 orang. Artinya, mereka sudah berharap bahwa roti ini mempunyai peluang selera sesuai kesukaannya atau mungkin hanya mencoba untuk membeli tanpa diikuti pembelian rutin. Berbeda dengan 34 orang yang lain, mereka merasa bahwa roti merek Sari Roti adalah suatu kebutuhan untuk dikonsumsi. Asumsi penulis mengarah pada produk roti yang sudah sesuai dengan selera konsumen tipe tersebut. Selanjutnya, sebanyak 26 orang sudah puas dengan roti tersebut, sehingga bisa jadi konsumen tipe ini sering melakukan pembelian dan mengonsumsi rutin. Hanya satu orang saja yang tidak mempunyai pendirian ketika membeli roti merek Sari Roti dengan alasan sekedar ikut-ikutan.

Tabel 16 Sebaran perasaan mahasiswa jika tidak membeli roti merek Sari Roti, tahun 2014

Perasaan mahasiswa Persentase mahasiswa (%)

Merasa ada yang kurang 14

Biasa saja 86

Total 100

Apabila ditanya terkait perasaan ketika tidak membeli roti merek Sari Roti, maka 86 persen menjawab biasa saja dan sisanya empat belas persen mengalami perbedaan tersendiri.

Tabel 17 Sebaran banyaknya merek roti lain favorit mahasiswa, tahun 2014 Banyaknya roti favorit merek lain Persentase mahasiswa (%)

Hanya satu merek favorit 18

Dua merek favorit 21

Banyak merek 61

Total 100

Selain roti merek Sari Roti, mahasiswa sampel juga suka mengonsumsi roti merek lain. Persentase dominan (61 persen) diperoleh dari mahasiswa yang sering berganti-ganti merek dengan berbagai alasan pribadi mereka. Namun

delapan belas hanya memfavoritkan satu merek lain saja dan 21 persen memfavoritkan dua merek lain. Biasanya kecenderungan untuk tidak berganti merek didasari atas rasa percaya pada produk tersebut dan kinerja perusahaannya.

Pencarian Informasi

Tabel 18 Sebaran sumber pengetahuan mahasiswa tentang roti merek Sari Roti, tahun 2014

Sumber pengetahuan Persentase mahasiswa (%)

Iklan di koran atau majalah 4

Iklan di televisi 53

Iklan di radio 0

Iklan di media sosial 12

Anggota keluarga 8

Teman atau kenalan 23

Total 100

Lebih dari lima puluh persen mahasiswa sampel memperoleh informasi tentang roti merek Sari Roti berupa iklan di televisi, yaitu sebanyak 53 orang. Selain dari televisi, sumber pengetahuan lainnya seperti teman atau kenalan (23 orang), iklan di media sosial (dua belas orang), anggota keluarga (delapan orang) dan iklan di koran atau majalah (empat orang) juga berpengaruh dalam merangsang konsumen untuk membeli produk tersebut.

Tabel 19 Sebaran unsur promosi yang sering diperhatikan mahasiswa, tahun 2014

Pengaruh unsur promosi Persentase mahasiswa (%)

Tokoh pembawa pesan 2

Cara penyampaian pesan 63

Isi pesan 35

Total 100

Hal yang paling sering diperhatikan oleh mahasiswa dalam iklan dan promosi roti merek Sari Roti adalah cara penyampaian pesan. Sebesar 63 persen mahasiswa sampel menyatakan seperti itu. Isi pesan hanya memengaruhi 35 persen dan tokoh yang membawakan pesan tidak berpeluang untuk diperhatikan karena pengaruhnya dua persen saja.

Semua produk bermerek di pasar pasti mempunyai informasi tentang isinya, begitu juga dengan roti merek Sari Roti. Namun penulis hanya menyoroti tiga informasi yang wajib ada pada produk serupa, antara lain tanggal kadaluarsa, variasi dan jenis serta kandungan bahan baku. Sebagian besar mahasiswa menaruh perhatiannya langsung ke tanggal kadaluarsa (66 persen). Artinya, mereka menganggap bahwa informasi tersebut sangat penting dan mutlak diperlukan untuk produk makanan, terlebih merek Sari Roti adalah merek roti ternama. Variasi dan jenis roti hanya menjadi perhatian sembilan belas persen mahasiswa sampel dan sepuluh persen mengutamakan kandungan bahan baku. Selain itu ada

juga yang tidak peduli terhadap informasi produk, tetapi hanya lima persen mahasiswa dengan asumsi tersebut (Tabel 20).

Tabel 20 Sebaran informasi produk yang menjadi perhatian utama mahasiswa, tahun 2014

Informasi produk Persentase mahasiswa (%)

Kandungan bahan baku 10

Variasi dan jenis 19

Tanggal kadaluarsa 66

Tidak memperhatikan 5

Total 100

Evaluasi Alternatif

Keputusan membeli bukan menjadi hal yang mudah bagi mahasiswa karena mereka belum berpenghasilan sendiri dan uang saku masih diberi orang tua atau beasiswa. Mungkin bekerja part time bisa menjadi alternatif untuk mencari tambahan uang, tetapi perlu tenaga luar biasa ketika mengambil keputusan tersebut. Alasannya adalah program S1 IPB bukanlah perkuliahan santai-santai. Setiap hari mahasiswa harus disibukkan dengan tugas praktikum, responsi, paper, dan lain-lain, sehingga tidak mudah apabila kuliah sambil bekerja. Oleh karena itu, uang saku merupakan anggaran belanja yang perlu direncanakan pengeluarannya.

Tabel 21 Sebaran dasar pertimbangan utama sebelum membeli roti merek Sari Roti, tahun 2014

Dasar pertimbangan utama Persentase mahasiswa (%)

Harga 35

Variasi jenis 25

Variasi ukuran kemasan 2

Bentuk kemasan 1

Kualitas 19

Kemudahan mendapatkan 3

Informasi produk 2

Iklan atau promosi 1

Label halal 7

Tekstur produk 5

Total 100

Hal ini berkaitan sekali dengan keputusan mahasiswa dalam membeli roti merek Sari Roti. Persentase 35 persen menunjukkan bahwa harga menjadi dasar pertimbangan utama. Kemudian 25 persen mengarah pada variasi dan jenis serta sembilan belas persen mempertimbangkan kualitas. Penilaian terhadap kualitas roti terdiri dari rasa, aroma, warna dan bahan baku. Selebihnya untuk urutan

Dokumen terkait