• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga. Penentuan lokasi dipilih dengan sengaja dengan pertimbangan bahwa kebanyakan dari mahasiswa suka mengonsumsi roti merek Sari Roti di saat pagi hari atau ketika jam istirahat karena aktivitas mereka cukup padat, sehingga perlu konsumsi praktis untuk mengurangi rasa lapar dan juga banyak terdapat toko-toko yang

Mahasiswa sebagai pasar potensial produk roti merek Sari Roti

Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian pada mahasiswa S1 IPB

Proses pengambilan keputusan pembelian

Pengaruh budaya, sosial dan psikologis (Kotler 2002) Pertimbangan atribut 1. Harga 2. Variasi jenis 3. Kualitas bahan baku 4. Kemudahan mendapatkan 5. Informasi produk 6. Label halal

7. Tekstur produk (roti) 8. Rasa

9. Merek

10. Kejelasan kadaluarsa 11. Warna produk (roti) 12. Aroma

Pengaruh pribadi

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Jumlah uang

saku per bulan

4. Jumlah SKS

menjual produk roti tersebut di sekitar kampus. Pelaksanaan penelitian berlangsung mulai dari Januari hingga Maret 2014.

Jenis dan Sumber Data

Referensi penelitian tersebut menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mempelajari literatur, buku, skripsi, majalah dan semua sumber yang memungkinkan dan berkaitan dengan perilaku pembelian termasuk media internet.

Metode Penarikan Sampel

Penulis menggunakan non probability sampling sebagai teknik penarikan sampel dengan metode purposive sampling. Metode tersebut dipilih karena sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai maksud dan tujuan, agar hasil penelitian cenderung bersifat obyektif dan memberikan informasi lebih akurat. Awalnya penulis menjadwalkan diri untuk mendatangi sembilan fakultas di Kampus IPB pada hari yang sama, kemudian dilakukan wawancara singkat kepada beberapa mahasiswa. Apabila salah satu dari mereka mampu mengutarakan informasi cukup banyak, maka mahasiswa tersebut berhak menjadi responden.

Populasi dari penelitian adalah mahasiswa S1 IPB meliputi delapan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Kemudian dari populasi tersebut diambil sampel mahasiswa S1 yang pernah mengonsumsi atau bahkan pelanggan roti merek Sari Roti. Berikut penarikan contoh berdasarkan Rumus Slovin.

Keterangan :

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : nilai kritis (batas ketelitian)

Menurut data Direktorat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan (AJMP) IPB, jumlah mahasiswa S1 IPB yang aktif sampai dengan tanggal 9 Desember 2013 adalah 14306 mahasiswa. Dengan menggunakan nilai kritis sebesar sepuluh persen maka diperoleh jumlah sampel sebanyak:

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sejumlah seratus mahasiswa akan diambil untuk dijadikan sampel penelitian. Sebaran sampel dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran sampel responden di setiap fakultas dan TPB Fakultas Jumlah populasi Sample fraction Jumlah sampel TPB 3715 0.2597 26 Pertanian 1276 0.0892 9 Kedokteran Hewan 544 0.0380 4

Perikanan dan Ilmu Kelautan 1147 0.0802 8

Peternakan 525 0.0367 4

Kehutanan 1161 0.0812 8

Teknologi Pertanian 1297 0.0907 9

Matematika dan IPA 2020 0.1412 14

Ekonomi dan Manajemen 1583 0.1107 11

Ekologi Manusia 1038 0.0726 7

Total 14306 1 100

Sumber:Direktorat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan IPB (2013)

Metode Pengumpulan Data

Responden yang terpilih harus mengisi seperangkat kuesioner dari penulis karena sudah disusun berdasarkan tujuan penelitian. Paket kuesioner terdiri dari empat bagian. Bagian pertama adalah screening, yaitu berupa pertanyaan penyaring dengan tujuan untuk mengetahui apakah konsumen yang akan dijadikan responden memang benar memenuhi kriteria penelitian. Kriteria dasar yang ditetapkan untuk menjadi responden adalah mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor konsumen roti merek Sari Roti. Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik responden. Bagian ketiga memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai proses keputusan pembelian dan bagian keempat memuat pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan pengukuran sikap konsumen. Alokasi pembagian responden dilakukan secara proposional di sembilan fakultas dan TPB IPB. Penelitian difokuskan hanya untuk melihat faktor-faktor apa saja yang memengaruhi keputusan pembelian roti merek Sari Roti pada konsumen mahasiswa sarjana saja.

Metode Analisis Data

1. Uji Instrumen

Instrumen penelitian berperan sangat penting dalam penelitian kuantitatif karena kualitas data yang diperoleh ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan. Jika instrumen dapat dipertanggungjawabkan, data yang diperoleh juga dapat dipertanggungjawabkan. Artinya, data tersebut dapat mewakili atau mencerminkan ukuran suatu keadaan, sehingga perlu untuk menguji instrumen penelitian dengan persyaratan kualifikasi yang meliputi Uji Validitas dan Reliabilitas. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono 2011).

a. Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid adalah data

“yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono 2011). Alat ukur disebut valid atau sahih apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranto 2003). Menurut Sugiyono (2011) validitas terbagi dua, yaitu validitas internal dan eksternal. Intrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, apabila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal, apabila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada.

Penelitian yang mempunyai validitas internal, apabila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi, sedangkan untuk instrumen yang bukan tes dan hanya digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi saja (Sugiyono 2011). Uji Validitas untuk instrumen atribut berupa skor dikotomi, yaitu bernilai

nol untuk jawaban “tidak” dan satu untuk jawaban “ya”. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data jika dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Reliabel instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan (Sugiyono 2011). Alat ukur disebut reliabel atau handal apabila menghadilkan data yang sama atau sedikit bervariasi dalam pengukuran berulang kali dan kondisi relatif sama (Supranto 2003). Uji Reliabilitas untuk instrumen atribut dalam penelitian ini menggunakan jawaban dikotomi.

2. Analisis Deskriptif

Sesuai dengan namanya, menurut Furqon (2009) statistika deskriptif hanya bertugas untuk memperoleh gambaran (description) atau ukuran-ukuran tentang data. Jika data yang dianalisis merupakan sampel dari suatu populasi maka statistika deskriptif akan menghasilkan ukuran-ukuran sampel (statistik), sedangkan jika data yang dianalisis merupakan keseluruhan populasi maka statistika deskriptif akan menghasilkan ukuran-ukuran populasi (parameter). Pendekatan metode survei deskriptif menurut Yanuar (2012) digunakan untuk mengumpulkan data hasil survei dengan pengamatan sederhana. Selanjutnya peneliti menggolongkan kejadian-kejadian tersebut berdasarkan pengamatan melalui pengumpulan kuesioner, pengumpulan pendapat dan pengamatan fisik. Metode ini sering disatukan dengan proses analisis yang dikenal dengan metode penulisan deskriptif analisis, yaitu setelah proses dan prosedur pendataan

berlangsung ditulis dengan cara melakukan analisa rangkaian sebab akibat, korelasional dan linkages (keterkaitan).

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang dan tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal “yang sementara terjadi” serta hanya dapat mengukur apa yang ada (exists) (Consuelo et al. 1993).

Analisis Deskriptif dalam penelitian ini adalah analisis terhadap data karakteristik responden untuk memperoleh gambaran mengenai fakultas, angkatan mahasiswa, jenis kelamin, usia, jumlah sks, sumber keuangan dan uang saku setiap bulan. Data perihal karakteristik mahasiswa sarjana IPB sebagai konsumen roti merek Sari Roti diperoleh melalui kuesioner. Selain itu, proses keputusan pembelian mereka juga digambarkan dengan analisis tersebut. Kemudian data- data dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama ke dalam tabel. Selanjutnya jawaban sampel dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar merupakan jawaban paling dominan dari setiap pertanyaan. Analisis Deskriptif dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :

P : persentase responden yang memilih jawaban tertentu fi : jumlah responden yang memilih jawaban tertentu

Σ fi : total jawaban

3. Model Sikap Multiatribut Fishbein

Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri atas tiga model: The Attitude Toward Object Model, The Attitude Toward Behavior Model dan The Theory of Reasoned Action Model. Model Sikap Multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu obyek sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut dengan multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap obyek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh obyek tersebut (Sumarwan 2011).

The Attitude Toward Object Model digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan atau jasa) atau berbagai merek produk. Model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh obyek tersebut. Model multiatribut menekankan adanya salience of attributes. Salience artinya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen kepada sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh dua hal, yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi) dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen

Keterangan :

Ao : keseluruhan sikap terhadap obyek

bi : kekuatan keyakinan bahwa suatu obyek memiliki atribut i ei : evaluasi kebaikan atau kejelekan atribut i

N : jumlah atribut

Penulis akan mengelompokkan skor sikap mahasiswa sampel mulai dari sangat positif sampai sangat negatif dengan menggunakan lima skala. Pembagian skor mengikuti perhitungan berikut.

Keterangan :

a : jumlah atribut

m : skor tertinggi yang mungkin n : skor terendah yang mungkin

b : jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk

Tabel 5 Interval skor dan interpretasi keseluruhan sikap responden terhadap roti merek Sari Roti

Skor Interpretasi 12 < Ao < 69.6 Sangat negatif 69.61 < Ao < 127.2 Negatif 127.21 < Ao < 184.8 Netral 184.81 < Ao < 242.4 Positif 242.41 < Ao < 300 Sangat positif

4. Analisis Korelasi Rank Spearman

Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) merupakan salah satu ukuran

deskriptif untuk mengukur tingkat korelasi (interdependency) dua variabel, dengan syarat kedua variabel minimal mencapai pengukuran ordinal. Nilai rs bisa

bertanda positif atau negatif dan nilai mutlaknya maksimal 1 dan minimal 0 (Firdaus et al. 2011).

Secara umum, nilai rs diinterpretasikan sebagai berikut. Apabila nilai |rs| =

0, berarti kedua variabel tidak berkorelasi. Apabila nilai |rs| = 1, berarti kedua

variabel berkorelasi sempurna. Semakin tinggi nilai |rs|, berarti semakin kuat

hubungan kedua variabel. Tanda positif pada rs menunjukkan bahwa kedua

akan cenderung semakin tinggi pula, atau sebaliknya. Tanda negatif pada rs

menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi berlawanan arah, yakni bila variabel X semakin tinggi maka variabel Y akan cenderung semakin rendah, atau sebaliknya (Firdaus et al. 2011).

Secara deskriptif, nilai rs dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori.

Pilihan banyak kategori ditentukan secara subjektif, namun pada umumnya nilai rs

dikategorikan menjadi lima kategori berikut ini:

Tabel 6 Interval nilai r dan tingkat hubungan

Interval nilai rs Tingkat hubungan

0 < |rs| < 0.2 Sangat rendah

0.2 < |rs| < 0.4 Rendah

0.4 < |rs| < 0.6 Sedang

0.6 < |rs| < 0.8 Kuat

0.8 < |rs| < 1 Sangat kuat

Metode ini dipilih kerena penulis ingin melihat beberapa faktor pribadi yang berpengaruh nyata dan tidak nyata terhadap keputusan pembelian mahasiswa untuk mengonsumsi roti merek Sari Roti. Faktor pribadi yang diduga memengaruhi adalah umur, jenis kelamin, jumlah uang saku dan jumlah sks, dengan pertimbangan apakah semakin tua umur seseorang, laki-laki atau perempuan, semakin tingginya uang saku dan semakin padatnya jadwal perkuliahan akan meningkatkan konsumsi roti merek Sari Roti.

Dokumen terkait