• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi spasial sumber daya alam wilayah Indonesia diaplikasikan untuk menyajikan suatu penyampaian informasi yang dinamis dan interaktif mengenai sumber daya alam yang ada di wilayah Indonesia, sehingga masyarakat dapat memilih suatu objek yang menjadi perhatiannya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada sistem web mapping milik PUSBANGJA LAPAN, maka diperoleh gambaran umum mengenai apa yang akan disajikan untuk mengganti web mapping yang lama dengan yang baru. Dalam hal ini, sistem yang dibuat terdiri dari delapan peta, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, Papua, serta Indonesia. Pada awalnya, peta yang akan dibuat hanya wilayah Indonesia, namun karena proses akses untuk informasi landuse, data yang digunakan sangat besar, sehingga wilayah Indonesia dibagi kedalam 7 pulau, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, Papua.

Perencanaan

Pada penelitian ini, studi kelayakan secara finansial tidak dilakukan. Namun, pada pembuatan sistem menggunakan software open source, di mana software tersebut di dapat secara gratis dari internet tanpa

7

membutuhkan biaya. Di lain pihak, untuk studi kelayakan teknis dilakukan dengan menganalisis lingkungan operasi sisi client dan server akan kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras sistem. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Server

1 Perangkat Lunak:

- Windows XP professional sebagai sistem operasi.

- Apache sebagai web server.

- UMN Mapserver sebagai aplikasi pemetaan berbasis web.

- Pmapper sebagai framework.

- PostgreSQL sebagai sistem manajemen basis data.

- ESRI Shapefiles dan PostGIS sebagai input data vektor.

2 Perangkat Keras:

- Prosessor intel Pentium 4, - RAM 512 MB, dan - harddisk 160 GB.

Client

1 Perangkat Lunak:

- Windows, UNIX/Linux, dan Mac OS Xsebagai sistem operasi.

- Internet Explorer, Opera, atau Mozilla sebagai aplikasi web browser.

2 Perangkat Keras:

- Prosesor intel Pentium 4, - RAM 256 MB, dan - harddisk 40 GB. Analisis

Sistem akan memberikan informasi mengenai persebaran sumber daya alam, terutama liputan lahan yang ada di wilayah Indonesia dan masing-masing pulaunya. Informasi disajikan dalam bentuk data atribut dan grafis (peta) sumber daya alam wilayah Indonesia dan masing-masing pulaunya. Gambaran sistem secara umum tercermin dalam diagram konteks pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram konteks sistem.

Diagram hirarki sistem informasi spasial sumber daya wilayah Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2. Pemodelan tingkah laku pada sistem tergambar pada State Transition Diagram (STD) yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Pemodelan arus data pada sistem tergambar pada Data Flow Diagram (DFD) level 1 yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Perancangan arsitektur sistem didasarkan pada three tier architecture. Untuk melihat arsitektur sistem dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Arsitektur sistem.

Dari data sumber daya alam yang didapatkan, ditentukan isi yang akan ditampilkan dalam sistem. Penyajian isi dari sistem harus mempertimbangkan aspek-aspek estetika demi kenyamanan pengguna pada saat mengakses sistem. Penjelasan secara lengkap mengenai isi sistem dapat dilihat pada tahap perancangan isi.

Perancangan Isi

Informasi sumber daya alam yang disajikan dalam sistem, yaitu:

• Peta Spasial liputan lahan wilayah Indonesia

Peta spasial liputan lahan wilayah Indonesia terdapat pada menu bagian home. Pada bagian ini terdapat delapan menu pilhan peta, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, Papua, serta Indonesia. Dalam hal ini masing-masing peta terdiri atas:

W eb Browser Pm apper W eb Server (Apache) M apServer Shp File Presentation Tier M enam pilkan halaman web PostgreSQ L di-loading Logic Tier Konfigurasi untuk pemunculan peta dan m enu navigasi

Data Tier

PostG is

M enangani kom unikasi antara pengguna yang m engakses web browser

Aplikasi yang mem ungkinkan menam pilkan data spasial (peta) di web

Arcview

Dengan m enggunakan ekstension gix export tool untuk m embuat m apfile (*.map)

8

1 Layer spasial, meliputi: - Layer administrasi provinsi - Layer administrasi kabupaten - Layer administrasi kecamatan - Layer batas administrasi provinsi - Layer batas administrasi

kabupaten

- Layer batas administrasi kecamatan

- Layer jalan - Layer kota provinsi - Layer kota kabupaten - Layer kota kecamatan - Layer landuse / liputan lahan - Layer sungai

- Layersheet 100 ribu - Layer citra (data raster)

2 Komponen-komponen peta, meliputi: - Legenda

- Navigasi peta - Skala

3 Query, berisi informasi mengenai liputan lahan, meliputi:

- Nama liputan lahan (landuse) - Kelas global

- Kelas campur - Luas m2 - Luas Acre - Luas Ha Perancangan Basis Data

Pada sistem yang dibuat, terdapat delapan basis data (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Luindo (Indonesia)), di mana masing-masing basis data yang dibangun terdiri dari 15-16 tabel yang berisi data sesuai dengan kebutuhan sistem, sesuai dengan data yang dianalisis pada tahap analisis. Daftar nama-nama tabel yang terdapat dalam basis data sistem informasi spasial sumber daya alam dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Struktur basis data dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 1 Basis data Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, Papua, Luindo (Indonesia) sistem informasi spasial sumber daya alam

Nama Tabel Kegunaan

Adm_kab Memberikan informasi mengenai nama kabupaten Adm_kec Memberikan informasi mengenai nama kecamatan Adm_prov Memberikan informasi mengenai nama provinsi Bts_kab Memberikan informasi mengenai batas kabupaten Bts_kec Memberikan informasi mengenai batas kecamatan Bts_prov Memberikan informasi mengenai batas provinsi Bts_negara Memberikan informasi mengenai batas negara Jalan Memberikan informasi mengenai nama jalan, meliputi jalan kereta api, jalan lintas, jalan lokal, dan jalan tol

Kota_kab Memberikan informasi mengenai nama kota kabupaten Kota_kec Memberikan

informasi mengenai nama kota kecamatan Kota_prov Memberikan

informasi mengenai nama kota provinsi Landuse Memberikan

informasi mengenai nama liputan lahan beserta luasnya Sheet Memberikan informasi mengenai nomor sheet Sungai Memberikan informasi mengenai nama sungai

Geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial

Spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri

9

Tabel 2 Basis data Sulawesi, Maluku, Jawa sistem informasi spasial sumber daya alam

Nama Tabel Kegunaan

Adm_kab Memberikan informasi mengenai nama kabupaten Adm_kec Memberikan informasi mengenai nama kecamatan Adm_prov Memberikan informasi mengenai nama provinsi Bts_kab Memberikan informasi mengenai batas kabupaten Bts_kec Memberikan informasi mengenai batas kecamatan Bts_prov Memberikan informasi mengenai batas provinsi Jalan Memberikan informasi mengenai nama jalan, meliputi jalan kereta api, jalan lintas, jalan lokal, dan jalan tol

Kota_kab Memberikan informasi mengenai nama kota kabupaten Kota_kec Memberikan

informasi mengenai nama kota kecamatan Kota_prov Memberikan

informasi mengenai nama kota provinsi Landuse Memberikan

informasi mengenai nama liputan lahan beserta luasnya Sheet Memberikan informasi mengenai nomor sheet Sungai Memberikan informasi mengenai nama sungai

Geometry_columns Identifikasi tabel yang memiliki atribut

spasial

Spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri

Perancangan Arsitektur

Struktur yang digunakan dalam pengembangan aplikasi web ini adalah struktur network. Struktur network digunakan apabila komponen arsitektur dirancang agar dapat melalui semua komponen sistem. Pada Gambar 6 dapat terlihat bahwa setiap halaman web memiliki navigasi untuk mengakses menu yang lain.

Gambar 6 Struktur network. Perancangan Masukan

Masukan data yang telah dikumpulkan kemudian di proses lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Data yang berupa shapefile akan di-loading ke dalam basis data PostgreSQL yang nantinya akan menjadi masukan yang digunakan oleh Mapserver.

Perancangan Keluaran

Keluaran dari sistem berupa informasi tentang sumber daya alam wilayah Indonesia dan masing-masing pulaunya. Informasi disajikan dalam bentuk data atribut dan grafis (peta). Informasi peta berisi peta Indonesia dan masing-masing pulaunya (meliputi administrasi kabupaten, administrasi kecamatan, adminstrasi provinsi, batas administrasi kabupaten, batas administrasi kecamatan, batas negara, jalan, sungai, landuse (liputan lahan), dan citra (data raster)).

Perancangan Navigasi

Navigasi sistem dirancang untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem. Navigasi dibuat dalam bentuk menu-menu yang memberikan pilihan kepada

10

pengguna untuk memilih salah satu menu yang tersedia.

Gambar 7 Desain navigasi sistem. Pada halaman home, merupakan halaman utama dari sistem, berisi peta liputan lahan wilayah Indonesia dan masing-masing pulaunya. Pengguna dapat memilih salah satu pilihan yang ada. Pada saat pengguna mengklik salah satu pilihannya, maka pengguna akan terhubung dengan peta yang menjadi pilihannya. Pada masing-masing peta, memiliki menu-menu yang digunakan untuk memanipulasi peta.

Menu-menu ini meliputi:

1 Menu layer yang berfungsi menampilkan peta sesuai dengan layer yang dipilih pengguna, • SHEET 100 ribu ƒ Sheet • Infrastruktur ƒ Jalan ƒ Sungai • Kota ƒ Provinsi ƒ Kabupaten ƒ Kecamatan • Batas Wilayah ƒ Negara ƒ Provinsi ƒ Kabupaten ƒ Kecamatan • Administrasi Wilayah ƒ Provinsi ƒ Kabupaten ƒ Kecamatan

• Liputan Lahan (landuse)

ƒ Landuse

• Citra (data raster) 2 Menu Navigasi

Zoom to full extent

Back Forward Zoom in Zoom out Pan Identify Select Auto Identify Measure

Add point of Interest

Refresh map 3 Menu Tools

Print map

Download

Help

4 Menu Query, manampilkan hasil pencarian berdasarkan pilihan pengguna. Perancangan antarmuka

Perancangan antarmuka sistem disesuaikan dengan sistem web milik PUSBANGJA LAPAN yang didominasi oleh warna biru. Teks navigasi pada bagian kiri serta teks informasi secara keseluruhan didominasi oleh warna hitam.

Penggunaan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras

Sistem informasi spasial sumber daya alam Indonesia dibangun dengan mengunakan PC, dengan spesifikasi sebagai berikut:

• Perangkat Lunak

ƒ Windows XP profesional sebagai sistem operasi

ƒ PostgreSQL 8.0 sebagai perangkat lunak dan penyimpana data

ƒ PostGIS 1.2.1 merupakan ekstensi postgreSQL yang mengizinkan postgreSQL untuk menyimpan dan mengolah data spasial di dalam suatu basis data.

ƒ MS4W 2.2 sebagai aplikasi untuk implementasi peta berbasis web. PostgreSQL/PostGIS merupakan salah satu alternatif perangkat lunak RDBMS open source yang telah mendukung OpenGIS simple feature specification. PostGIS mengintegrasikan PostGIS di dalamnya, sehingga mampu menyimpan data spasial ke dalam suatu basis data relasional yang berupa tabel-tabel. MS4W merupakan mapserver untuk windows, aplikasi open source yang memungkinkan kita menampilkan peta di web. Pmapper merupakan aplikasi open source yang menyediakan fungsi yang besar serta multiple konfigurasi untuk mengatur fasilitas pada aplikasi

11

Mapserver yang didasarkan pada PHP/MapScript. Pmapper dibangun dengan bahasa PHP, XML, dan Java Script.

• Perangkat Keras

- Prosesor intel pentium 4 - Memori 512 MB

- Harddisk dengan kapasitas 80 GB - Monitor dengan resolusi 1024x768 Pembuatan Halaman

Tahap pembuatan halaman merupakan hasil penggabungan secara keseluruhan dari proses perancangan. Tampilan halaman untuk setiap halaman web mempunyai bentuk yang sama, terdiri bagian kiri, tengah, atas, dan bawah.

Bagian kiri sistem merupakan menu navigasi yang telah dijelaskan pada perancangan navigasi. Bagian tengah sistem merupakan isi dari sistem yang dibuat. Pada bagian peta dibuat dengan menampilkan jendela baru dengan menu-menu yang dijelaskan pada perancangan navigasi. Pembuatan halaman peta ini dilakukan dengan menggunakan framework Pmapper. Framework ini yang mengatur output peta dan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi-fungsi lainnya seperti yang dijelaskan pada perancangan navigasi. Framework ini mengatur hubungan antara mapfile, mapserver, serta postgres.

Bagian atas (header) berisi lambang serta judul sistem, bagian bawah berisi informasi hak cipta.

Pengujian

Hasil yang diperoleh pada tahap pengujian, yaitu:

ƒ Model isi untuk aplikasi berbasis web ditinjau ulang untuk menemukan error Hasil dari pengujian ini adalah ditemukannya beberapa kesalahan penulisan yang kemudian dilakukan perbaikan. Secara keseluruhan sistem telah menampilkan isi yang konsisten. Pada penyajian peta hasil yang ditampilkan pun telah sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna.

ƒ Model desain untuk aplikasi berbasis web ditinjau ulang untuk menemukan kesalahan navigasi

Seluruh navigasi dicoba ulang, agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengguna menggunakan navigasi. Dalam hal ini, sistem telah menampilkan halaman yang sesuai dengan menu navigasi, sehingga

dapat dikatakan bahwa navigasi telah berfungsi dengan baik.

ƒ Komponen pemrosesan dan halaman

web tertentu diuji secara unit

Hasil dari pengujian ini adalah tidak ditemukannya kesalahan, baik dalam isi, pemrosesan data, ataupun link.

ƒ Aplikasi berbasis web diuji

fungsionalitas dan penyampaian isinya secara keseluruhan

Hasil dari pengujian ini adalah secara umum keluaran yang dihasilkan oleh sistem telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pengguna.

ƒ Aplikasi berbasis web diuji oleh

populasi pengguna yang terkontrol dan termonitor.

Pengujian ini dilakukan dengan cara menyebar kuisioner kepada sejumlah responden. Hasil pengujian ini akan dibahas pada tahap evaluasi.

Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 30 responden. Responden penelitian yang diperoleh meliputi 50% karyawan Inslahta LAPAN, 50% masyarakat umum. Pertanyaan yang diberikan dapat dilihat pada Lampiran 14. Berikut adalah hasil evaluasi yang dilakukan:

ƒ Usability

Tabel 3 Hasil kuisioner usability

Jumlah Pertanyaan Buruk Kurang Baik Baik 1 -- 2 28 2 -- -- 30 3 -- 2 28

Berdasarkan tabel dapat dilihat hasil kuisioner faktor usability, yaitu 93% responden berpendapat bahwa sistem mudah dimengerti, 100% responden berpendapat bahwa tampilan sistem sudah baik, dan 93% responden menyukai sistem. Grafik hasil kuisioner pada faktor usability dapat dilihat pada Gambar 8.

Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat secara keseluruhan 96% responden berpendapat bahwa sistem sudah memenuhi faktor usability dengan baik dan 4% responden menyatakan sistem masih memerlukan perbaikan.

12

Gambar 8 Grafik hasil kuisioner faktor usability.

ƒ Functionality

Tabel 4 Hasil kuisioner functionality

Jumlah Pertanyaan Buruk Kurang Baik Baik 1 -- -- 30 2 -- 3 27 3 -- -- 30

Berdasarkan tabel dapat dilihat hasil kuisioner faktor functionality, yaitu 100% responden berpendapat bahwa fasilitas pencarian pada sistem membantu responden untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, 90% responden berpendapat bahwa navigasi pada sistem memberikan gambaran yang jelas mengenai halaman yang akan dituju, dan 100% responden berpendapat bahwa fasilitas pada sistem sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi. Grafik hasil kuisioner pada faktor functionality dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 9 Grafik hasil kuisioner faktor functionality.

Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat secara keseluruhan 97% responden berpendapat bahwa sistem sudah memenuhi faktor functionality dengan baik dan 3% responden menyatakan sistem masih memerlukan perbaikan.

ƒ Reliability

Berdasarkan tabel dapat dilihat hasil kuisioner faktor reliability, yaitu 100% responden berpendapat bahwa link yang dituju sudah tepat dengan informasi yang disajikan dan 100% responden berpendapat bahwa pada

fasilitas pencarian masukan/input telah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Grafik hasil kuisioner pada faktor reliability dapat dilihat pada Gambar 10.

Tabel 5 Hasil kuisioner reliability

Jumlah Pertanyaan Buruk Kurang Baik Baik 1 -- -- 30 2 -- -- 30

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat secara keseluruhan 100% responden berpendapat bahwa sistem sudah memenuhi faktor reliability dengan baik dan 0% responden menyatakan sistem masih memerlukan perbaikan.

Gambar 10 Grafik hasil kuisioner faktor reliability.

ƒ Efficiency dan Maintainability

Dalam hal ini, karena banyak faktor yang mempengaruhi efficiency dan maintainability, maka aspek tersebut tidak diikutsertakan dalam evaluasi ini. Waktu sistem juga belum dapat dihitung karena sistem untuk sementara masih bersifat localhost. Namun waktu sistem ketika dijalankan pada localhost tergantung pada spesifikasi komputer. Semakin tinggi spesifikasi komputernya maka semakin cepat proses loading/pemunculan peta.

Hasil kuisioner secara keseluruhan menunjukkan bahwa 97% responden berpendapat bahwa sistem telah memenuhi faktor-faktor yang menjadi syarat untuk menilai kualitas suatu sistem informasi berbasis web. Grafik hasil kuisioner total dapat dilihat pada Gambar 11.

13

Dokumen terkait