• Tidak ada hasil yang ditemukan

Awal pembentukan Unit Pengumpul Zakat Lembaga Amil Zakat Institut Pertanian Bogor (UPZ LAZ IPB) digagas oleh sekelompok pegawai IPB yang saling membantu mengumpulkan zakat saat bulan Ramadhan dan menyalurkan kepada fakir miskin sekitar kampus. Pada tahun 2003 UPZ LAZ IPB menjadi lembaga non struktural yang terdaftar di lingkungan Kampus IPB, kemudian pada tahun 2012 mendapatkan legalisasi dari BAZNAS. Saat ini UPZ LAZ IPB memiliki 315 anggota tetap yang menyalurkan zakat penghasilan setiap bulannya.

Alamat UPZ LAZ IPB di Jalan Lingkar Akademik Gedung Al Hurriyyah lantai 1 Komplek Kampus IPB Dramaga Bogor. UPZ LAZ IPB memiliki visi terwujudnya masyarakat kampus yang peduli, terdidik, dan berdaya saing. Misi LAZ IPB adalah (1) Berperan aktif dalam penghimpunan dana ZISWAF. (2) Menyelenggarakan manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel. (3) Mengembangkan program berbasis pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. (4) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. (5) Membangun jaringan kerja sama dengan berbagai pihak. UPZ LAZ IPB memiliki pengawas syariah yaitu dosen dan ulama.

Unit Pengumpul Zakat Lembaga Amil Zakat Institut Pertanian Bogor (UPZ LAZ IPB) yang didirikan secara resmi sejak tahun 2003 memiliki beberapa program pengumpulan zakat penghasilan profesi di IPB, diantaranya melalui AZIP (autodebet zakat IPB), layanan antar-jemput zakat, dan menerima zakat melalui kantor UPZ LAZ IPB yang berada di lantai 1 masjid Al Hurriyyah IPB.

Autodebet Zakat IPB (Azip) merupakan sebuah metode pembayaran zakat terutama zakat profesi melalui mekanisme pendebetan langsung pada rekening gaji pegawai IPB oleh UPZ LAZ IPB. Program layanan ini baru digunakan pada tahun 2011. Waktu pendebetan dilakukan sekali setiap bulan setelah gaji dibayarkan ke rekening gaji tersebut. Sehingga otomatis menjadikan zakat sebagai pengeluaran belanja pertama dari penghasilan. Jumlah standar yang didebet adalah 2.5% dari total penghasilan yang diterima dari IPB.

16

Layanan antar jemput zakat dan penyerahan langsung ke kantor UPZ LAZ IPB dilakukan sejak sebelum Maret 2011. Muzaki yang belum mendaftar Azip tapi memiliki mobilitas tinggi dapat menggunakan layanan antar jemput zakat dengan menghubungi pusat info UPZ Lembaga Amil Zakat IPB ke 0812-8383-7654 .

Penghasilan yang dapat dizakati dan disalurkan melalui UPZ LAZ IPB antara lain gaji pegawai (termasuk gaji ke-13, rapel gaji, remunerasi gaji), uang makan, tunjangan struktural, tunjangan sertifikasi dosen, tunjangan kehormatan guru besar, insentif kinerja, dan tunjangan hari raya. Selain zakat, muzaki juga bisa mendebet untuk infak dan santunan yatim.

UPZ LAZ IPB memiliki penyaluran zakat utama fii sabilillah, yaitu pelajar atau mahasiswa, kemudian masyarakat miskin sekitar kampus IPB Dramaga. UPZ LAZ IPB mengelola zakat menjadi beasiswa untuk pelajar dan membiayai biaya tak terduga dari mahasiswa. Beberapa program dari zakat yang dikumpulkan oleh UPZ LAZ IPB antara lain; beasiswa Cendekia (untuk mahasiswa IPB), beasiswa Birena (untuk pelajar lingkar kampus), bantuan layanan kesehatan, bantuan pendidikan mualaf, bantuan gaji cleaning service MKDU, dan kegiatan pengembangan masyarakat sekitar kampus.

Dari keikutsertaan berzakat melalui UPZ LAZ IPB, muzaki akan memperoleh layanan berupa SMS pemberitahuan pendebetan, laporan pendebetan tiap bulan, laporan penerimaan dan penggunaan dana UPZ LAZ IPB, serta bukti setor zakat (BSZ) dari Baznas RI.

Pelayanan di kantor LAZ IPB buka sejak pukul 8.00 hingga 17.00 WIB setiap hari Senin sampai Jumat. Kantor UPZ LAZ IPB melayani pembayaran zakat langsung, info tentang zakat, dan pelayanan bagi mustahik.

Kinerja Unit Pengumpul Zakat Lembaga Amil Zakat Institut Pertanian Bogor

Kinerja Penghimpunan Zakat Profesi IPB

Penghimpunan dana zakat profesi di UPZ LAZ IPB pada tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan namun masih jauh dari potensi zakat profesi sebesar 2.4 milyar rupiah per tahun. Selain dana zakat penghasilan, dana infak dan wakaf yang disalurkan melalui UPZ LAZ IPB juga mengalami peningkatan, seperti yang ditunjukkan Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan Dana Zakat Infak Wakaf UPZ LAZ IPB 2011-2014 Uraian Jumlah Penerimaan ( Juta Rupiah)

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Zakat 160 600 750

Infak 40 60 130

Wakaf - - 95

Total Penerimaan 200 660 975

Pertumbuhan - 275% 62.5%

17 Penerimaan zakat profesi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 sebesar 160 juta rupiah pada tahun 2012 mengalami perkembangan sebesar 275% dari menjadi 600 juta rupiah. Penerimaan zakat penghasilan pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan menjadi 750 juta rupiah. Dana infak yang dihimpun oleh UPZ LAZ IPB juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penerimaan infak pada tahun 2011 sebesar 40 juta rupiah meningkat menjadi 60 juta rupiah pada tahun 2012 dan menjadi 130 juta rupiah pada tahun 2013.

Total penerimaan zakat dan infak pada tahun 2011 adalah sebesar 200 juta rupiah. Penerimaan zakat dan infak pada tahun 2012 sebesar 660 juta rupiah. Jumlah penerimaan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 975 juta rupiah dengan adanya tambahan penerimaan dana wakaf sebesar 95 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa dana sosial keagamaan di Institut Pertanian Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya dan kesadaran untuk berbagi masyarakat kampus meningkat.

Muzaki Lembaga Amil Zakat Institut Pertanian Bogor

Pada kurun waktu 2003 hingga 2013 terdapat peningkatan jumlah perolehan dana zakat profesi penghasilan di IPB, namun jumlah muzaki yang menyalurkan zakatnya melalui UPZ LAZ IPB tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Tabel 5 Perkembangan Jumlah Muzaki UPZ LAZ IPB Tahun

2011 2012 2013

Jumlah Muzaki 221 261 313

Pertumbuhan (%) 18.9 19.9

Sumber: LAZ IPB (2014)

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah muzaki dalam tiga tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 terdapat 221 orang pegawai PNS IPB yang terdaftar sebagai muzaki zakat penghasilan di UPZ LAZ IPB. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 18.9% atau setara 40 orang muzaki pada tahun 2012 menjadi 261 orang muzaki dari pegawai PNS. Jumlah muzaki mengalami peningkatan sebesar 19.92% pada tahun 2013 dengan adanya tambahan 52 orang muzaki.

Pendayagunaan Zakat Penghasilan Profesi UPZ LAZ IPB

Zakat profesi dari pegawai IPB yang terkumpul selanjutnya dikelola untuk dibagi ke mustahik dengan beberapa pola seperti pembiayaan usaha produktif, pemenuhan konsumsi mustahik, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Prosentase terbesar pengelolaan dana zakat penghasilan profesi disalurkan untuk pola konsumtif dan pendidikan. Pendayagunaan dan pendistribusian zakat ini diatur dalam UU No. 23/ 2011 Bab III tentang Pengumpulan, Pendistribusian, Pendayagunaan, dan Pelaporan zakat.

Pola produktif disalurkan untuk kegiatan usaha ekonomi sekitar kampus. Pola konsumtif digunakan untuk bingkisan lebaran (ekspansi zakat fitrah), bantuan operasional masjid, operasional dakwah, serta program pelayanan dan pendampingan mustahik (P3M). Bantuan pendidikan untuk disalurkan sebagai

18

Beasiswa Cendekia IPB (mahasiswa IPB S1 dan D3), Beasiswa Birena (pelajar dhuafa lingkar kampus), Beasiswa Sehati (pelajar SMA/K yatim), dan bantuan untuk SPP mahasiswa. Pola kesehatan disalurkan untuk membantu biaya berobat mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus. Pembangunan infrastruktur digunakan untuk memperbaiki infrastruktur masjid.

Tabel 6 Pendayagunaan Zakat Penghasilan Tahun 2011-2013 Pola Pendayagunaan 2011 2012 2013 Penerima Manfaat (orang) Jumlah (Ribu Rupiah) Penerima Manfaat (orang) Jumlah (Ribu Rupiah) Penerima Manfaat (orang) Jumlah (Ribu Rupiah) Pola produktif: disalurkan untuk kegiatan usaha ekonomi 1 2 000 7 6 000 3 8000 Pola konsumtif 406 264 000 408 640 000 607 485 750 Bantuan pangan, pakaian dan tempat tinggal 300 15 000 300 15 000 456 20 000 Pendidikan 90 240 000 90 310 000 120 440 250 Kesehatan 10 9 000 18 15 000 40 24 000 Pembangunan Infrastruktur - - - - 1 1 500

Sumber: LAZ IPB (2014)

Peningkatan jumlah zakat profesi yang terkumpul dari tahun 2011 hingga tahun 2013 turut meningkatkan jumlah pendayagunaan dan penerima manfaat zakat yang dihimpun oleh UPZ LAZ IPB pada tahun yang sama. Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat untuk pola produktif, konsumtif, bantuan pokok, pendidikan, dan kesehatan selalu menunjukkan peningkatan jumlah penerima manfaat dan jumlah yang disalurkan. Pola pendayagunaan zakat profesi ke pembangunan infrastruktur sebesar 1.5 juta rupiah menjadi pola penyaluran zakat baru pada tahun 2013.

Karakteristik Umum Responden

Karakteristik umum responden ini merupakan hasil dari wawancara terhadap 54 responden yang tersebar di unit-unit kerja yang ada di Kampus IPB Dramaga Bogor. Responden dalam penelitian ini merupakan pegawai PNS yang memiliki pendapatan relatif tetap daripada pegawai honorer. Karakteristik responden dilihat dari kondisi demografi yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, jabatan, lama kerja, status marital, dan pendapatan per bulan ditunjukkan pada Tabel 7.

19 Tabel 7 Demografi Total Responden

Variabel Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 28 51.8

Perempuan 26 48.14

Status Pernikahan Belum Menikah 2 3.7

Menikah 49 90.7 Janda/Duda 3 5.5 Tingkat Pendidikan SMP 2 3.7 SMA/ STM 7 12.9 Diploma 4 7.4 S1 9 16.6 S2 7 12.9 S3 25 46.2 Usia 21-40 tahun 14 25.9 41-60 tahun 38 70.3 >60 tahun 2 3.7

Jabatan Tenaga Pendidik 32 59.2

Tenaga Kependidikan 22 40.7

Lama Kerja 1-16 tahun 24 44.4

17-32 tahun 29 53.7

>32 tahun 1 1.8

Pendapatan per bulan ≥Rp 3 100 000- Rp 5 000 000 33 61.1 >Rp 5 000 000-Rp 10 000 000 15 27.7

>Rp 10 000 000 6 11.1

Sumber: Data Primer 2014 (diolah)

Berdasarkan Tabel 7 mayoritas responden adalah laki-laki dengan status pernikahan sudah menikah. Ditinjau dari aspek tingkat pendidikan, terdapat 3.7% responden memiliki pendidikan terakhir SMP, SMA/ STM sebanyak 12.9%, Diploma sebanyak 7.4%, S1 sebanyak 16.6%, S2 sebanyak 12.9%, dan S3 sebanyak 46.2%. Untuk pendapatan responden, sebanyak 61.1% berkisar pada interval 1.5 sampai 5 juta rupiah per bulan. Terdapat 27.7% responden memiliki pendapatan lebih dari 5 juta rupiah hingga 10 juta rupiah per bulan dan 11.1% responden memiliki pendapatan lebih dari 10 juta rupiah per bulan.

Ditinjau dari variabel usia, terdapat 70.3% responden berusia 41 hingga 60 tahun, 25.9% berusia 21-40 tahun, dan 3.7% berusia diatas 60 tahun. Untuk lama kerja di IPB, 44.4% telah bekerja di IPB dalam kurun waktu 1 hingga 16 tahun, 17 hingga 32 tahun sebanyak 53.7%, dan lebih dari 32 tahun sebanyak 1.8%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pegawai berumur 41-60 tahun dan telah bekerja di lingkungan Kampus Institut Pertanian Bogor lebih dari 17 tahun.

Perilaku seseorang untuk membayar zakat ditunjukkan pada Tabel 8. Pada tabel ini, perilaku berzakat melalui UPZ LAZ IPB ditunjukkan dengan menjawab ya atau tidak untuk membayar zakat melalui UPZ LAZ IPB.

20

Tabel 8 Perbandingan Demografi Muzaki UPZ LAZ IPB dan non Muzaki UPZ LAZ IPB

Zakat(orang) Zakat(%)

LAZ IPB Non LAZ IPB LAZ IPB Non LAZ IPB

Jenis Kelamin Laki-laki 14 14 43.8 63.6 Perempuan 18 8 56.3 36.4 Status Marital Belum Menikah 1 1 3.1 3.1 Menikah 28 21 87 96.9 Janda/Duda 3 0 9.4 0 Tingkat Pendidikan SMP 0 2 0 9.0 SMA/ STM 2 5 6.3 22.7 Diploma 1 3 3.1 13.6 S1 6 3 18.8 13.6 S2 4 3 12.5 13.6 S3 19 6 59.4 27.2 Usia 21-40 tahun 10 4 31.3 18.1 41-60 tahun 20 18 62.5 81.8 >60 tahun 2 0 6.3 0 Jabatan Tenaga Pendidik 25 7 78.1 31.9 Tenaga Kependidikan 7 15 21.9 68.1 Lama Kerja 1-16 tahun 13 11 40.6 50 17-32 tahun 18 11 56.3 50 >32 tahun 1 0 3.1 0

Pendapatan per bulan

≥Rp 3 100 000- Rp 5 000 000 15 18 46.8 81.8 >Rp 5 000 000- Rp 10 000 000 12 3 37.6 9.3 >Rp 10 000 000 5 1 15.6 3.2

Sumber: Data Primer (2014)

Berdasarkan Tabel 8, karakteristik muzaki membayar zakat profesi di UPZ LAZ IPB ditentukan oleh tingkat pendidikan dan pendapatan per bulan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatan, maka kesadaran berzakat profesi melalui UPZ LAZ IPB juga semakin besar.

Tingkat pendapatan mempengaruhi pilihan berzakat muzaki karena mayoritas pegawai tenaga pendidik memiliki pendapatan lebih besar daripada pendapatan pegawai tenaga kependidikan. Tenaga pendidik merupakan dosen yang memiliki rata-rata pendidikan lebih daripada tenaga kependidikan, serta mendapatkan sosialisasi saat rabuan dari fakultas tentang adanya UPZ LAZ IPB sebagai unit pengumpul zakat penghasilan di IPB.

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak yang berzakat di luar UPZ LAZ IPB daripada menyalurkan zakat melalui UPZ LAZ

21 IPB. Pada responden perempuan lebih berpeluang untuk menyalurkan zakat melalui UPZ LAZ IPB daripada di luar UPZ LAZ IPB.

Berdasarkan variabel tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kesadaran untuk membayar zakat melalui UPZ LAZ IPB juga semakin tinggi. Pada Tabel 8, responden yang membayar zakat melalui UPZ LAZ IPB untuk tingkat pendidikan SMA/ STM sebesar 6.3%. Persentase membayar zakat melalui UPZ LAZ IPB semakin meningkat seiring dengan tingginya tingkat pendidikan. Peluang membayar zakat profesi melalui UPZ LAZ IPB bagi yang memiliki pendidikan S3 memiliki peluang lebih besar, yakni 59.4%. Hal ini disebabkan karena responden yang berpendidikan S3 memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berpendidikan SMP, SMA/STM, S1, dan S2. Selain itu, responden yang lebih berpendidikan memiliki posisi jabatan sebagai tenaga pendidik yang juga memiliki jabatan lebih tinggi. Untuk membayar zakat diluar UPZ LAZ IPB, responden paling tinggi persentasenya adalah kategori SMA/ STM, yaitu sebesar 46.9%. Ini menunjukkan tingkat pendidikan responden mempengaruhi cara membayar zakat.

Responden muzaki UPZ LAZ IPB didominasi oleh PNS dengan jabatan sebagai tenaga pendidik, ini ditunjukkan oleh nilai sebesar 78.1%, sedangkan tenaga kependidikan muzaki UPZ LAZ IPB sebesar 21.9%. Jabatan yang mendominasi pada responden muzaki non UPZ LAZ IPB adalah tenaga kependidikan yaitu sebesar 78.1%, sedangkan muzaki non UPZ LAZ IPB tenaga pendidik sebesar 21.9%, berbanding terbalik dengan muzaki UPZ LAZ IPB.

Pada variabel usia, tingkat persentase muzaki UPZ LAZ IPB dengan usia 40-60 tahun lebih banyak menyalurkan zakat profesi melalui UPZ LAZ IPB. Rata-rata muzaki di UPZ LAZ IPB berumur 44 tahun, dan rata-rata usia muzaki yang menyalurkan zakat diluar UPZ LAZ IPB berumur 42 tahun.

Hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan bahwa besar pendapatan PNS IPB yang menjadi responden UPZ LAZ IPB maupun muzaki non UPZ UPZ LAZ IPB paling banyak berada pada interval 3.1 juta rupiah sampai 5 juta rupiah per bulan, yaitu pada muzaki UPZ LAZ IPB sebesar 46.8% dan muzaki non UPZ LAZ IPB sebesar 87.5%. Besar pendapatan responden yang berada pada interval lebih dari 10 juta rupiah adalah 15.6% untuk muzaki UPZ LAZ IPB dan 3.2% untuk non muzaki UPZ LAZ IPB. Rata-rata pendapatan muzaki UPZ LAZ IPB adalah 5.9 juta rupiah, sedangkan rata-rata pendapatan muzaki non UPZ LAZ IPB adalah 3.4 juta rupiah.

Berdasarkan data responden tersebut, dapat dilihat bahwa pendapatan muzaki terendah yaitu 3.1 juta rupiah per bulan. Hal ini membuktikan bahwa tidak semua PNS di IPB memiliki pendapatan yang besar. Pendapatan ditentukan oleh posisi jabatan pegawai. Rata-rata muzaki yang pendapatannya lebih dari 10 juta per bulan adalah muzaki yang menjadi tenaga pendidik untuk sarjana dan pascasarjana di IPB atau memiliki jabatan di fakultas, sedangkan muzaki yang menjadi tenaga kependidikan memiliki pendapatan yang lebih kecil dari tenaga pendidik.

Hasil Analisis Crosstabs

Analisis Crosstabs (tabel silang) digunakan untuk mengamati ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini, analisis crosstabs

22

menganalisis keterkaitan variabel pada demografi responden dengan perilaku responden dalam berzakat melalui UPZ LAZ IPB. Hasil analisis crosstabs dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil Analisis Crosstabs

Variabel Chi-Square Hitung Df Chi-Square Tabel (α=5%) Asymp. Sig. (2-sided) Umur 3.237 3 12.838 0.198 Jabatan 10.633 1 3.841 0.001 Status Pernikahan 1.446 2 5.991 0.485 Lama Kerja 9.626 4 9.488 0.118 Jenis Kelamin 7.228 1 3.841 0.007 Pangkat 16.275 2 10.597 0.000 Pendapatan 34.628 23 41.337 0.057

Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa pada kolom Asymp. Sig terdapat tiga variabel yang memiliki nilai probabilitas di bawah 0.05, maka keputusannya Ho ditolak atau terdapat hubungan antara perilaku berzakat melalui Unit Pengumpul Zakat Lembaga Amil Zakat Institut Pertanian Bogor (UPZ LAZ IPB) dengan jabatan, jenis kelamin, pangkat, dan pendapatan.

Perilaku Berzakat Pegawai IPB

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 54 responden menunjukkan bahwa pada populasi pegawai yang tidak membayar zakat melalui UPZ LAZ IPB. Terdapat 32 responden yang tidak menyalurkan zakatnya melalui UPZ LAZ IPB ternyata terdapat 9 orang setara 18.75% pegawai yang tidak membayar zakat ditempat manapun, dan 20 orang setara 31.25% sisanya membayar zakat ditempat lain.

Tabel 10 Kebiasaan Berzakat Penghasilan Pegawai IPB

Sumber: Data Primer (2014)

Sebanyak 35.18% reponden yang berzakat di luar UPZ LAZ IPB ternyata telah menyalurkan zakatnya melalui Organisasi Penyalur Zakat lain seperti Dompet Dhuafa dan BAZNAS Kota Bogor, masjid di sekitar tempat tinggal, tetangga, dan keluarga di kampung halaman. Sebanyak 5.55% responden yang tidak mengeluarkan zakat belum berzakat profesi karena merasa belum mampu. Periode Membayar Zakat

Waktu pembayaran zakat profesi adalah saat penghasilan diterima atau dibayarkan setiap satu tahun sekali. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di IPB

Uraian Jumlah (N) Persentase

Membayar zakat di LAZ IPB 32 59.25

Membayar zakat di luar LAZ IPB 19 35.18

23 menerima gaji dari pemerintah setiap bulan. Tabel 11 menjelaskan periode membayar zakat penghasilan berdasarkan kategori pendidikan. Tabel ini bertujuan untuk mengetahui periode berzakat penghasilan di UPZ LAZ IPB. Pilihan periode berzakat yaitu per bulan (setiap mendapat penghasilan) dan per tahun.

Tabel 11 Periode Membayar Zakat Penghasilan

Sumber: Data Primer (2014)

Periode membayar zakat profesi didekati dengan variabel pendidikan. Berdasarkan kategori pendidikan, responden diklasifikasikan berdasarkan pendidikan SMP, SMA/ SMK, Diploma, S1, S2, dan S3. Periode membayar zakat penghasilan terbanyak adalah saat mendapat penghasilan (per bulan) oleh kelompok responden S3. Kelompok responden SMA/ SMK memiliki jumlah responden tidak membayar zakat penghasilan tertinggi, yaitu 3 orang.

Religiusitas

Religiusitas memegang peran peran penting dalam membentuk perilaku dan kebiasaan individu (Brotheridge dan Lee 2010). Dalam penelitian PIRAC (2007) disebutkan bahwa alasan terbanyak responden untuk mengeluarkan zakat adalah karena alasan agama. Indikator religiusitas yang digunakan diambil dari penelitian terdahulu Hubler dan Hubler (2012) tentang skala religiusitas.

Tabel 12 Mean Religiusitas Muzaki dan non Muzaki UPZ LAZ IPB

No Variabel Mean

Muzaki

Mean Non-Muzaki

1 Anda percaya Allah 4.9 4.5

2 Anda sudah melaksanakan puasa Ramadhan 4.8 4.8 3 Anda selalu salat fardhu berjamaah minimal 3 kali

sehari

4.4 4.1

4 Anda sudah membaca Quran dan mengajarkan kepada keluarga Anda

4.5 4.2

5 Bersedekah/ berinfak sudah menjadi kebiasaaan bulanan

4.8 4.5

6 Anda sudah menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak berguna

4.5 4.3

Nilai mean religiusitas menunjukkan bahwa muzaki UPZ LAZ IPB memiliki skor nilai kebiasaan beribadah lebih tinggi daripada non muzaki UPZ

Periode Berzakat Tidak mengeluarkan zakat Setiap mendapat penghasilan Setahun sekali Total SMP 0 1 1 2 SMA/ SMK 3 3 1 7 Diploma 0 3 1 4 S1 0 8 1 9 S2 0 7 0 7 S3 0 23 2 25 Total 3 45 6 54

24

LAZ IPB. Pada poin salat berjamaah, muzaki UPZ LAZ IPB memiliki skor lebih tinggi daripada muzaki non UPZ LAZ IPB. Hal tersebut dapat dikatakan wajar karena rata-rata non muzaki UPZ LAZ IPB memiliki profesi dengan situasi yang memungkinkan mereka tidak bisa melaksanakan salat tepat waktu seperti laboran dan satpam. Kebiasaan bersedekah/ berinfak muzaki UPZ LAZ IPB memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi daripada mean non muzaki UPZ LAZ IPB.

Pengetahuan

Pengetahuan tentang zakat mempengaruhi kesadaran seseorang terkait pentingnya membayar zakat, menyalurkan zakat melalui organisasi zakat berbadan hukum, dan waktu untuk membayar zakat. Terdapat beberapa variabel yang dimasukkan menjadi indikator pengetahuan zakat responden dalam penelitian ini yang diambil dari penelitian Alhasanah (2011).

Salah satu variabel yang dimasukkan adalah terkait persepsi pegawai terhadap zakat penghasilan. Hasilnya menunjukkan bahwa 100% muzaki UPZ LAZ IPB berpendapat bahwa hukum zakat profesi adalah wajib. Pada muzaki non UPZ LAZ IPB berpendapat bahwa zakat profesi adalah wajib sebesar 74%, sedangkan 26% lainnya berpendapat tidak wajib.

Gambar 2 Persepsi Zakat Profesi

Pengetahuan tentang zakat dilihat pula dari pengetahuan responden tentang riba, penghitungan zakat, dan penyaluran zakat akan menjadi lebih produktif jika disalurkan melalui amil. Pada Tabel 13 menunjukkan skor pengetahuan muzaki UPZ LAZ IPB tergolong bagus karena mencapai skor 4. Skor tertinggi pada pernyataan 1 tentang menghindari riba memperoleh skor 4.9. Hal ini berkaitan karena zakat harta dikeluarkan untuk menyucikan harta dari

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

UPZ LAZ IPB non UPZ LAZ IPB

tidak tahu wajib

25 riba dan hal-hal yang tidak halal. Skor terendah pada pernyataan 5 tentang kebiasaan membaca buku tentang Islam setiap hari yang memperoleh skor 4.1.

Tabel 13 Mean Pengetahuan Muzaki dan non Muzaki UPZ LAZ IPB

No Variabel Mean

Muzaki

Mean Non Muzaki 1 Anda selalu menyisihkan 2.5% pendapatan untuk

orang lain

4.9 4.6

2 Anda dapat menghitung zakat penghasilan 4.5 4.4 3 Anda percaya bahwa zakat menjadi lebih

produktif jika disalurkan melalui amil

4.5 3.8

4 Zakat profesi merupakan qiyas yang dibolehkan 4.4 3.5 5 Bayar zakat sama pentingnya dengan salat 4.6 4.2 6 Setiap hari membaca buku tentang Islam 4.1 3.3

Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa skor pengetahuan tentang zakat non muzaki UPZ LAZ IPB berada pada rata-rata 3, artinya pegawai IPB yang tidak menyalurkan zakatnya melalui UPZ LAZ IPB memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang zakat. Jika dibandingkan pengetahuan muzaki UPZ LAZ IPB dan muzaki non UPZ LAZ IPB hasilnya menunjukkan perbedaan skor (mean) yang cukup jauh. Pernyataan 3 tentang zakat akan menjadi lebih produktif saat disalurkan melalui amil, skor muzaki UPZ LAZ IPB sebesar 4.5 dan skor muzaki non UPZ LAZ IPB sebesar 3.8. Terlihat bahwa muzaki non UPZ LAZ IPB belum memiliki kepercayaan terhadap lembaga pengelola zakat dalam menyalurkan zakat mereka, sedangkan muzaki UPZ LAZ IPB memiliki kesadaran bahwa zakat yang disalurkan melalui amil akan menjadikan zakat mereka lebih produktif daripada disalurkan secara langsung kepada mustahik. Sumber Informasi UPZ LAZ IPB

Responden yang merupakan muzaki UPZ LAZ IPB mengetahui informasi tentang UPZ LAZ IPB melalui berbagai macam sumber, yaitu sosialisasi langsung, surat dan brosur dari departemen, teman dan keluarga, dan kantor UPZ LAZ IPB di Masjid Al Hurriyyah IPB. Gambar 3 menunjukkan bahwa 44% responden mengetahui adanya UPZ LAZ IPB melalui brosur atau surat yang dikirimkan kepada mereka, sosialisasi langsung memberikan sumber informasi sebesar 29%, pengaruh teman dan keluarga sebesar 15%, melalui masjid Al Hurriyyah sebesar 6%, dan melalui keberadaan kantor UPZ LAZ IPB di masjid Al Hurriyyah sebesar 6%.

UPZ LAZ IPB melakukan pendataan ulang pegawai muslim di IPB dengan mengirimkan brosur penawaran berzakat penghasilan profesi melalui brosur dan surat kepada pegawai PNS IPB yang muslim setiap enam bulan sekali. UPZ LAZ IPB menyosialisasikan tentang zakat penghasilan profesi melalui forum Rabuan di fakultas-fakultas di IPB.

26

. Gambar 3 Sumber Informasi LAZ IPB

Teman dan keluarga juga menjadi sumber informasi penting untuk berzakat melalui UPZ LAZ IPB. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat beberapa responden yang ikut menyalurkan zakatnya melalui UPZ LAZ IPB setelah diajak rekan kerja yang lebih dahulu menyalurkan zakatnya melalui UPZ

Dokumen terkait