• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Eritrosit

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari minggu ke nol sampai minggu ke tujuh rata-rata jumlah total eritrosit kelinci yang divaksin hasilnya tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan kelompok kelinci yang tidak divaksin. Secara umum rata-rata jumlah total eritrosit dari masing-masing kelompok kelinci masih dalam kisaran normal. Jumlah total eritrosit normal kelinci adalah 4-7 x 106/mm3.

Tabel 2 Rata-rata jumlah total eritrosit (juta/mm3)

Keterangan : huruf superskrip yang sama di belakang nilai rata-rata menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf (P>0.05)

Gambar 6 Grafik rata-rata jumlah total eritrosit (juta/mm3)

M0 M2 M4 M7  5.34±1.75 a   6.30±2.38 ab 5.20±0.32 a 4.52±0.85 a        Vaksin  4.49±1.23 a

Perlakuan Pengamatan minggu ke‐

Tanpa vaksin  5.16±1.54 a 6.25±1.38 ab 4.66±2.13 a 0 1 2 3 4 5 6 7 0 2 4 7 Tot al RB C (jut a/ m m 3) Waktu (minggu)

Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 6 pada minggu ke dua atau dua minggu setelah vaksinasi pertama terlihat bahwa pada kelompok kelinci yang divaksin maupun yang tidak divaksin terjadi peningkatan jumlah total eritrosit, meskipun menurut perhitungan statistik peningkatannya tidak berbeda nyata (P>0.05). Peningkatan jumlah total eritrosit pada kelompok kelinci yang divaksin cenderung lebih tinggi jika dibandingkan peningkatan jumlah total eritrosit kelompok kelinci yang tidak divaksin.

Pada vaksinasi kedua, terlihat bahwa kedua kelompok kelinci mengalami penurunan rata-rata jumlah total eritrosit, meskipun secara statistik penurunannya tidak berbeda nyata (P>0.05). Penurunan jumlah total eritrosit pada kelompok kelinci yang divaksin ini terjadi diduga karena salah satu efek dari vaksinasi adalah stres yang dapat menyebabkan hewan menjadi anoreksia, sehingga kelinci kekurangan asupan nutrisi (Tizard 1988). Salah satu akibat dari kekurangan nutrisi terutama besi dan glukosa adalah gangguan pada proses pembentukan eritrosit (eritropoiesis). Besi merupakan komponen utama pembentuk hemoglobin, sedangkan glukosa diperlukan untuk mempertahankan bentuk cembung eritrosit, mempertahankan agar Fe yang terdapat dalam eritrosit tetap bervalensi 2 (Fe2+) (Soeparman dan Waspadji 1991). Pada kelompok kelinci yang tidak divaksin juga mengalami penurunan jumlah eritrosit. Penurunan ini diduga terjadi karena proses fisiologis pada hewan. Eritrosit normal akan berfungsi selama 100 sampai 120 hari. Sel eritrosit yang sudah tua akan dihancurkan oleh sel makrofag dalam sistem retikuloendotelial (Soeparman dan Waspadji 1991).

Pada minggu ke tujuh atau dua minggu setelah uji tantang kelompok kelinci yang divaksin terus mengalami penurunan rata-rata jumlah total eritrosit. Penurunan ini terjadi diduga karena pada saat kelinci diinfeksi caplak R. sanguineus, caplak akan menghisap darah kelinci, sehingga jumlah total eritrosit akan menurun.

4.2 Hemoglobin

Dari hasil penelitian rata-rata kadar hemoglobin pada masing-masing kelompok kelinci dari minggu ke nol sampai minggu ke dua menunjukkan peningkatan yang berbeda nyata (P<0.05). Pada minggu ke empat terjadi

penurunan rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok kelinci yang divaksin maupun kelompok kelinci yang tidak divaksin. Penurunan rata-rata kadar hemoglobin tersebut secara statistik berbeda nyata (P<0.05). Dua minggu setelah uji tantang atau pada minggu ke tujuh terjadi peningkatan rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok kelinci yang divaksin maupun yang tidak divaksin. Peningkatan tersebut secara statistik tidak berbeda nyata. Peningkatan dan penurunan rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok kelinci yang divaksin maupun yang tidak divaksin masih dalam kisaran normal. Kadar hemoglobin normal kelinci adalah 10-15 gram%.

Tabel 3 Rata-rata kadar hemoglobin (gram%)

Keterangan : huruf superskrip yang sama di belakang nilai rata-rata menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf (P>0.05)

Gambar 7 Grafik rata-rata kadar hemoglobin (gram%)

M0 M2 M4 M7  12.15±0.76  b    14.75±0.99 c 11.10±0.62 ab 12.30±0.42  b    Vaksin  10.03±1.31 a

Perlakuan Pengamatan minggu ke‐

Tanpa vaksin 9.76±1.26 a 14.75±1.64 c 11.20±0.54 ab 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 0 2 4 7 Kada r he m ogl obi n (gram % ) Waktu (minggu)

Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 7 pada minggu ke dua atau dua minggu setelah vaksinasi kelompok kelinci yang divaksin menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin dibandingkan minggu ke nol sebelum vaksin. Hal ini terjadi karena pada minggu ke dua terjadi peningkatan jumlah total eritrosit. Pada kelompok kelinci yang tidak divaksin juga mengalami peningkatan kadar hemoglobin pada minggu ke dua dibanding dengan minggu ke nol. Peningkatan ini disebabkan karena pada minggu ke dua terjadi peningkatan jumlah total eritrosit.

Rata-rata kadar hemoglobin pada minggu ke empat kelompok kelinci yang divaksin menunjukkan penurunan yang signifikan. Penurunan tersebut terjadi karena antara minggu ke dua sampai minggu ke empat kelinci mengalami anoreksia yang disebabkan oleh efek dari vaksinasi. Akibatnya kelinci kekurangan asupan nutrisi terutama unsur-unsur utama pembentuk hemoglobin, sehingga kadar hemoglobin menjadi menurun. Pada kelompok kelinci yang tidak divaksin rata-rata kadar hemoglobin juga mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi karena antara minggu ke dua sampai minggu ke empat terjadi penurunan jumlah total eritrosit yang akan diikuti penurunan kadar hemoglobin. Peningkatan jumlah eritrosit akan berbanding lurus dengan peningkatan kadar hemoglobin dan nilai hematokrit (Widjajakusuma dan Sikar 1986).

Pada minggu ke tujuh rata-rata kadar hemoglobin kelompok kelinci yang divaksin mengalami peningkatan yang tidak signifikan, begitu juga pada kelompok kelinci yang tidak divaksin. Peningkatan rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok kelinci yang divaksin cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan rata-rata kadar hemoglobin pada kelompok kelinci yang tidak divaksin.

4.3 Hematokrit

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada minggu ke nol sampai minggu ke empat kelompok kelinci yang divaksin terjadi peningkatan rata-rata nilai hematokrit yang tidak berbeda nyata (P>0.05). Begitu juga pada kelompok kelinci yang tidak divaksin, dari minggu ke nol sampai minggu ke empat tidak menunjukkan peningkatan yang berbeda nyata (P>0.05). Pada minggu ke tujuh

kedua kelompok kelinci menunjukkan peningkatan nilai hematokrit yang signifikan (P<0.05). Secara umum peningkatan rata-rata nilai hematokrit ini masih dalam kisaran nilai normal hematokrit kelinci. Nilai hematokrit normal kelinci adalah 33-48 %.

Tabel 4 Rata-rata nilai hematokrit (%)

Keterangan : huruf superskrip yang sama di belakang nilai rata-rata menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf (P>0.05)

Gambar 8 Grafik rata-rata nilai hematokrit (%)

Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 8 pada minggu ke nol sampai minggu ke dua terlihat bahwa rata-rata nilai hematokrit kelompok kelinci yang divaksin mengalami peningkatan meskipun secara statistik tidak signifikan. Peningkatan nilai hematokrit terjadi seiring dengan peningkatan jumlah total eritrosit.

M0 M2 M4 M7 43.25±4.65  bcd    34.75±2.06 a 35.13±5.85 a 48.93±4.47  d     Vaksin  34.73±4.09 a

Perlakuan Pengamatan minggu ke‐

Tanpa vaksin  36.38±4.54 ab 35.25±5.50 a 39.13±4.53 abc 0 10 20 30 40 50 60 0 2 4 7 Ni la i h emato k ri t ( % ) Waktu (minggu)

Pada vaksinasi ke dua atau minggu ke empat kelompok kelinci yang divaksin mengalami peningkatan rata-rata nilai hematokrit jika dibandingkan minggu ke dua. Peningkatan nilai hematokrit ini diduga karena kelinci mengalami gejala dehidrasi, karena salah satu efek vaksinasi adalah hewan mengalami peningkatan suhu tubuh yang akibatnya hewan kekurangan cairan tubuh. Pada minggu yang sama kelompok kelinci yang tidak divaksin juga mengalami peningkatan rata-rata nilai hematokrit, akan tetapi peningkatannya tidak setinggi dibanding peningkatan nilai hematokrit pada kelinci yang divaksin.

Pada minggu ke tujuh atau dua minggu setelah uji tantang kelompok kelinci yang divaksin menunjukkan peningkatan rata-rata nilai hematokrit yang signifikan (P<0.05). Pada minggu yang sama kelompok kelinci yang divaksin mengalami penurunan jumlah total eritrosit. Pada minggu ke tujuh atau dua minggu setelah uji tantang kelompok kelinci yang tidak divaksin menunjukkan peningkatan nilai hematokrit yang tidak signifikan (P>0.05). Peningkatan nilai hematokrit terjadi seiring dengan peningkatan jumlah total eritrosit.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah uji tantang kadar hemoglobin dan nilai hematokrit kelompok kelinci yang divaksin lebih tinggi dibanding dengan kelompok kelinci kontrol, sedangkan jumlah total eritrositnya lebih rendah dibanding dengan kelompok kelinci kontrol.

5.2 Saran

Untuk hasil yang lebih akurat perlu dilakukan penambahan jumlah caplak yang di tanam pada telinga kelinci pada waktu uji tantang, sehingga terlihat perbedaan gambaran darah merah yang lebih jelas antara sebelum dan setelah uji tantang.

Dokumen terkait