• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Permintaan Jeruk Manis Tahun 2003-2006

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pematangsiantar a. Permintaan

Permintaan jeruk di daerah ini meningkat seiring meningkatnya jumlah volume

permintaan jeruk manis yang ada di Sumatera Utara pada tahun 2003-2006.

Meningkatnya jumlah volume permintaan jeruk manis ini dapat dilihat dari

lampiran 1 yaitu pada tahun 2003 jumlah volume permintaan sebesar 431.364,950

ton, pada tahun 2004 sebesar 499.862,581 ton dengan perkembangan volume

permintaan sebesar 15,8 % dan pada tahun 2005 sebesar 586.271,224 ton dengan

perkembangan volume permintaan sebesar 17,2 % serta pada tahun 2006 sebesar

1.019.148,718 ton dengan perkembangan volume permintaan sebesar 73,8 %.

Berdasarkan data responden konsumen yang diperoleh dari penelitian, dapat

dilihat jumlah dan persentase tingkat permintaan konsumen jeruk manis di dalam

Tabel 16 berikut :

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Tingkat Permintaan Konsumen Jeruk Manis

Uraian Tingkat Permintaan Konsumen Jumlah (%)

Rendah Sedang Tinggi

Jumlah (orang) 10 14 6 30

Persentase (%) 33,3 46,7 20 100

Dari Tabel 16 dapat dikemukakan bahwa tingkat permintaan konsumen jeruk

manis bervariasi yaitu 46,6 % sedang, 33,3 % rendah dan 20 % tinggi serta

tingkat permintaan konsumen terhadap jeruk manis di daerah penelitian yang

paling dominan adalah sedang.

b. Penawaran

Dengan meningkatnya permintaan jeruk manis, maka penawaran jeruk manis di

Kota Pematangsiantar juga dapat dilihat dari lampiran 2. Pada lampiran dapat

dilihat jumlah penawaran jeruk berdasarkan jumlah produksi jeruk yang ada di

Kota Pematangsiantar pada tahun 2005-2007 yaitu pada tahun 2005 jumlah

penawaran sekitar 8 ton dibandingkan dengan penawaran di Sumatera Utara pada

tahun yang sama sebesar 586.579 ton dan pada tahun 2006 penawaran di daerah

itu juga sama pada tahun sebelumnya yaitu 8 ton sedangkan di Sumatera Utara

sebesar 1.019.220 ton serta pada tahun 2007 penawaranya sebesar 15 ton dengan

penawaran di Sumatera Utara sebesar 963.086 ton.

Jumlah produksi atau penawaran ang ada di Kota Pematangsiantar jauh lebih

sedikit dibandingkan dengan Suamatera Utara. Hal ini karena luas lahan produksi

jeruk manis di Kota Pematangsiantar yang tidak luas yaitu hanya mencapai 1 ha

sehingga produksi sedikit yang mengakibatkan jumlah volume penawaran juga

Berdasarkan data responden pedagang yang diperoleh dari penelitian, dapat dilihat

jumlah dan persentase tingkat penawaran konsumen jeruk manis di dalam Tabel

17 berikut :

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Tingkat Penawaran Pedagang Jeruk Manis Uraian Tingkat Penawaran Pedagang Jumlah (%)

Rendah Sedang Tinggi

Jumlah (orang) 21 3 1 25

Persentase (%) 84 12 4 100

Sumber: Data diolah dari lampiran 4.

Dari Tabel 17 dapat dikemukakan bahwa tingkat penawaran pedagang jeruk

manis bervariasi yaitu 84 % rendah, 12 % sedang, dan 4 % tinggi serta tingkat

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis

Permintaan konsumen terhadap jeruk manis, selain buah segar juga bentuk olahan

yaitu sirup dan jus. Permintaan jeruk manis dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu harga,

jumlah tanggungan, dan pendapatan.

a. Harga

Harga jeruk manis berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat konsumsi jeruk

manis dari konsumen rumah tangga. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kota

Pematangsiantar diperoleh harga jeruk manis yang bervariasi. Dari data diketahui

pada lampiran 3, harga rata-rata jeruk manis adalah Rp 10.200/Kg, harga jeruk

manis tertinggi adalah Rp 15.000/Kg sedangkan yang terendah adalah

Rp 6.000/Kg. Tingkat harga jeruk manis berkaitan dengan mutu jeruk manis dan

juga tempat penjualan yaitu pada Pasar Swalayan dan Pasar Tradisional. Untuk

Pasar Swalayan memiliki harga yang lebih mahal dibanding dengan Pasar

Tradisional.

b. Pendapatan

Dari hasil pengujian terhadap data yang dikumpulkan diketahui bahwa pendapatan

rata-rata keluarga berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, konsumen sampel memiliki pendapatan

rata-rata sebesar Rp 3.073.300/bulan dimana pendapatan rata-rata keluarga

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi jeruk manis.

Dari hasil pengumpulan data pada lampiran 3, jumlah tanggungan keluarga paling

banyak 7 orang. Jumlah responden yang memiliki tanggungan 7 orang ada 2

responden, dimana masing-masing konsumsinya per bulan adalah 16 Kg dan

8 Kg. Jumlah ini ternyata dapat kita jumpai pada responden konsumen yang

memiliki jumlah tanggungan lebih sedikit dari 7 orang.

Pengujian Statistik

Berikut ini adalah pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

konsumen.

Tabel 18. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Jeruk Manis

Variabel Koef. Regresi

Std.Error T.Hitung Signifikan Keterangan

X1 -0,599 0,155 -3,859 0,001 Nyata X2 1,715 0,270 6,355 0,000 Nyata X3 0,651 0,315 2,070 0,049 Nyata Constant 6,507 1,816 3,584 0,001 R2 F.Hitung = 14,733 = 0,630 F.Tabel(0,05) = 2,98 T.Tabel (0,05) = 1,706

Sumber : Diolah dari hasil analisis regresi pada Lampiran 3 dan 5

Berdasarkan Tabel 18 di atas di dapat sebuah persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Jumlah permintaan Jeruk Manis (Kg/Bulan)

X1 X = Harga (Rp.000,-/Kg) 2 X = Pendapatan (Rp.000.000,-/Bln)

3= Jumlah Tanggungan (Jiwa)

Dari hasil regresi dapat diketahui :

1. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa secara serempak

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis (harga jeruk manis,

pendapatan rata-rata keluarga, jumlah tanggungan) memberikan pengaruh yang

nyata terhadap permintaan jeruk manis setiap bulannya dimana F-hitung yang

didapatkan sebesar 14,733 atau lebih besar dari F-tabel pada α (0,05) sebesar 2,98.

Dengan demikian H0 ditolak, artinya ada pengaruh faktor-faktor permintaan jeruk

manis (harga jeruk manis, pendapatan rata-rata keluarga, jumlah tanggungan)

terhadap permintaan jeruk manis.

Menurut Arsyad (2000), dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan

jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan

keadaan tertentu. Periode waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus

diperhatikan antara lain harga barang yang dibeli, pendapatan konsumen, jumlah

2. Dari hasil analisis regresi diatas dapat juga dilihat bahwa secara parsial

faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis, penjelasannya

adalalah sebagai berikut :

a. Hasil analisis permintaan terhadap harga adalah 0,599. Hal ini berarti setiap

peningkatan harga jeruk manis Rp. 1.000,- menyebabkan penurunan

permintaan jeruk manis sebesar 0,599 Kg dengan asumsi variabel lain

dianggap tetap. Berdasarkan uji t diperoleh nilai t-hitung harga jeruk manis

(3,859) lebih besar dari t-tabel (1,706) pada taraf kepercayaan 95 % yang

berarti harga jeruk manis berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis.

Hal ini menunjukkan bahwa bila harga jeruk manis turun maka permintaan akan

jeruk manis meningkat dan jika harga jeruk manis naik maka permintaan akan

jeruk manis akan turun.

Ini sesuai dengan teori dimana menurut Nopirin (1994) dalam hukum permintaan

dikatakan bahwa ”apabila harga suatu barang turun maka permintaan konsumen

akan barang itu meningkat dan sebaliknya, jika harga suatu barang naik maka

permintaan konsumen akan barang itu menurun”, apabila semua faktor-faktor lain

yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah cateris paribus.

Artinya kuantitas yang diminta akan menurun ketika harganya meningkat dan

kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan

bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan

b. Hasil analisis permintaan terhadap pendapatan adalah 1,715. Hal ini berarti

setiap peningkatan pendapatan Rp. 1.000.000,- menyebabkan peningkatan

permintaan jeruk manis sebesar 1,715 Kg dengan asumsi variabel lain

dianggap tetap. Dari hasil uji statistik pada variabel pendapatan rata-rata

keluarga diperoleh nilai t-hitung (6,355) lebih besar ari nilai t-tabel (1,706)

pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti pendapatan konsumen berpengaruh

nyata terhadap permintaan jeruk manis.

Hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendapatan konsumen maka akan

semakin tinggi pula peluang konsumen untuk mengkonsumsi jeruk manis.

Menurut teori Setiadi (2003) pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli

masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi

kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti

bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga

masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan

mungkin pula terhadap sebagian besar barang.

c. Hasil analisis permintaan terhadap jumlah tanggungan adalah 0,651. Hal ini

berarti setiap penambahan 1 orang/jiwa tanggungan keluarga menyebabkan

peningkatan permintaan jeruk manis sebesar 0,651 Kg dengan asumsi

variabel lain dianggap tetap. Berdasarkan uji statistik untuk variabel jumlah

tanggungan diperoleh nilai t-hitung (2,070) lebih besar dari t-tabel (1,706)

pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti jumlah tanggungan keluarga

Hal ini sesuai dengan teori yang ada mengatakan bahwa jumlah tanggungan

akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak tanggungan dalam

keluarga, maka jumlah permintaan akan meningkat.

Hal ini dapat disebabkan karena tanggungan dalam keluarga konsumen dapat

memberikan dorongan positif terhadap peningkatan permintaan konsumen

jeruk manis, yang juga dapat berkaitan dengan minat seseorang akan jeruk

manis tersebut.

3. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,630 yang berarti

bahwa model regresi yang di peroleh dapat menjelaskan keragaman variabel

terikat (permintaan jeruk manis) sebesar 63%, sedangkan sisanya sebesar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis

Penawaran pedagang terhadap jeruk manis dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu harga

beli, biaya produksi penjualan ,dan profit (keuntungan).

a. Harga Beli

Harga jeruk manis berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat penawaran jeruk

manis dari pedagang jeruk manis. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kota

Pematangsiantar diperoleh harga jeruk manis yang di beli pedagang dari pedagang

pengumpul bervariasi. Dari data diketahui pada lampiran 4, harga rata-rata jeruk

manis yang dibeli pedagang adalah Rp 3.967/Kg, harga beli pedagang tertinggi

adalah Rp 4.500/Kg sedangkan yang terendah adalah Rp 3.500/Kg. Tingkat harga

jeruk manis berkaitan dengan mutu jeruk manis.

b. Biaya Produksi Penjualan

Dari hasil pengujian terhadap data yang dikumpulkan diketahui bahwa biaya

produksi penjualan tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, pedagang sampel mengeluarkan biaya

produksi penjualan rata-rata sebesar Rp 2.472.000/bulan dimana biaya produksi

penjualan tertinggi Rp 5.000.000/bulan dan yang terendah adalah

c. Profit

Profit atau keuntungan berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis. Dari

hasil pengumpulan data pada lampiran 4, profit rata-rata yang diperoleh pedagang

yaitu Rp 6.580.000/bulan yang mana profit tertingggi diperoleh pedagang sampel

yaitu Rp 30.000.000/bulan dan terendah adalah Rp 2.000.000/bulan.

Pengujian Statistik

Berikut ini adalah pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

pedagang.

Tabel 19. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Pedagang Akan Jeruk Manis

Variabel Koef. Regresi

Std.Error T.Hitung Signifikan Keterangan

X1 641,441 1006,124 0,638 0,531 Tidak Nyata X2 -88,847 95,062 -0,935 0,361 Tidak Nyata X3 375,929 44,876 8,377 0,000 Nyata Constant -1816,815 3988,300 -0,456 0,653 R2 F.Hitung = 39,323 = 0,849 F.Tabel(0,05) = 3,07 T.Tabel (0,05) = 1,721

Sumber : Diolah dari hasil analisis regresi pada Lampiran 4 dan 6

Berdasarkan Tabel 19 di atas di dapat sebuah persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Jumlah penawaran Jeruk Manis (Kg/Bulan)

X1

X

= Harga Beli (Rp.000,-/Kg)

2

X

= Biaya Produksi Penjualan (Rp.000.000,-/Bln)

3= Profit (Rp.000.000,-/Bln)

Dari hasil regresi dapat diketahui :

1. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa secara serempak

faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis (harga jeruk manis,

biaya produksi penjualan, profit) memberikan pengaruh yang nyata terhadap

penawaran jeruk manis setiap bulannya dimana F-hitung yang didapatkan sebesar

39,322atau lebih besar dari F-tabel pada α (0,05) sebesar 3,07. Dengan demikian

H0 ditolak, artinya ada pengaruh faktor-faktor penawaran jeruk manis (harga jeruk

manis, biaya produksi penjualan, profit) terhadap penawaran jeruk manis.

2. Dari hasil analisis regresi diatas dapat juga dilihat bahwa secara parsial

faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis, penjelasannya

a. Hasil analisis penawaran terhadap harga beli pedagang adalah 641,441. Hal ini

berarti setiap peningkatan harga beli jeruk manis Rp. 1.000,- menyebabkan

peningkatan penawaran jeruk manis sebesar 641,441Kg. Berdasarkan uji t

diperoleh nilai t-hitung harga beli jeruk manis (0,638) lebih kecil dari t-tabel

(1,721) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti harga beli jeruk manis tidak

berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk manis.

Hal ini menunjukkan, walaupun peningkatan harga beli pedagang akan jeruk

manis meningkat menyebabkan kenaikan penawaran jeruk manis namun

kenaikan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran pedagang.

Ini sesuai dengan teori menurut Daniel (2002), dalam hukum penawaran, pada

dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah

barang yang ditawarkan oleh pedagang. Sebaliknya makin rendah harga

barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh

b. Hasil analisis penawaran terhadap biaya produksi penjualan adalah 88,847. Hal

ini berarti setiap penurunan biaya produksi penjualan Rp. 1.000.000,-

menyebabkan peningkatan penawaran jeruk manis sebesar 88,847

Hal ini menunjukkan bahwa bila biaya produksi penjualan turun maka

penawaran akan jeruk manis meningkat namun berkurangnya biaya produksi

penjualan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran pedagang

jeruk manis.

Kg. Dari

hasil uji statistik pada variabel biaya produksi penjualan diperoleh nilai

t-hitung (0,935) lebih kecil dari nilai t-tabel (1,721) pada taraf kepercayaan

95 % yang berarti biaya produksi penjualan tidak berpengaruh nyata terhadap

penawaran jeruk manis.

c. Hasil analisis penawaran terhadap profit(keuntungan) adalah 375,929. Hal ini

berarti setiap penambahan profit Rp. 1.000.000,- menyebabkan peningkatan

penawaran jeruk manis sebesar 375,929

Berdasarkan keterangan responden pedagang buah jeruk manis, faktor profit

(keuntungan) memang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

penawaran pedagang jeruk manis. Jika profit (keuntungan) yang diperoleh

pedagang dari hasil penjualan jeruk manis meningkat maka pedagang akan

meningkatkan penawarannya supaya profit (keuntungan) yang diperoleh

meningkat pula. Bahkan bila profit (keuntngan) yang diperoleh pedagang Kg. Berdasarkan uji statistik untuk

variabel profit?keuntungan diperoleh nilai t-hitung (8,377) lebih besar dari

t-tabel (1,721) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti profit (keuntungan)

tinggi dari hasil penjualan jeruk manis maka profit (keuntungan) itu

menjadikan sumber pendapatan yang utama pedagang jeruk manis tersebut.

3. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,849 yang berarti

bahwa model regresi yang di peroleh dapat menjelaskan keragaman variabel

terikat (penawaran jeruk manis) sebesar 89,6%, sedangkan sisanya sebesar

Dokumen terkait