• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok umur tanaman. Dari hasil peubah inilah dapat diketahui perlakuan mana yang memberikan hasil terbaik pada setiap kelompok umur tanaman kelapa sawit. Data yang dikumpulkan dimulai dari bulan Januari 2011 hingga April 2012, sehingga pengumpulan data dimulai pada periode 2 (Jan-Apr), periode 3 (Mei-Agus), periode 1 (Sept-Des) pada tahun 2011 dan terakhir yaitu pada periode 2 (Jan-Apr) pada tahun 2012.

Hasil analisis ragam produksi dan BTR pada setiap kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 11. Data produksi, jumlah tandan dan BTR setiap blok dapat dilihat pada Lampiran 2, Lampiran 3, dan Lampiran 4.

Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit Blok Parameter Pr>F A35 Produksi 0.076 n BTR 0.236 B19 Produksi 0.132 n BTR 0.009* B28 Produksi 0.186 nn BTR 0.027*

Note:*)berpengaruh nyata pada taraf 5%, **)berpengaruh nyata pada taraf 10%, n

)berpegaruh nyata pada taraf 15%,nn)berpengaruh nyata pada taraf 20% Data produksi yang dikumpulkan adalah data produksi pada Blok A35, B28 dan B19. Blok A35 merupakan blok yang mewakili umur < 8 tahun, B19 untuk tanaman umur 8-13 tahun, dan B28 untuk tanaman dengan umur > 13 tahun. Produksi rata-rata pada ketiga blok tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

Hasil perlakuan terbaik pada tanaman umur < 8 tahun (A35) diperoleh pada perlakuan F dengan jumlah pelepah 57-64, 49-56 dan 49-56 per periodenya. Pada tanaman umur 8-13 tahun perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan C dengan jumlah pelepah 41-48, 49-56 dan 49-56 per periode. Tanaman dengan umur > 13 tahun (B28) hasil terbaik diperoleh pada perlakuan A dengan jumlah pelepah 49-56, 41-48 dan 41-48 per periode.

Tabel 12. Produksi rata-rata Blok A35, B19 dan B28 tahun 2011

Perl

Rata-rata produksi/pokok 2011

...kg/pokok/bulan ...ton/ha/tahun

A35 B19 B28 A35 B19 B28

A 10.59ab 10.07ab 12.27a 17.28ab 16.43ab 20.02a

B 9.33b 8.89ab 11.05ab 15.22b 14.50ab 18.03ab

C 9.63b 10.62a 10.47ab 15.71b 17.33a 17.08ab

D 9.50ab 8.45b 11.54ab 15.50b 13.79b 18.83ab

E 9.25b 9.75ab 11.75ab 15.10b 15.92ab 19.17ab

F 11.17a 10.05ab 10.31b 18.23a 16.40ab 16.83b

Rata-rata 9.91 9.64 11.23 16.17 15.73 18.33

Note : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf *) 15% dan **)20%.

Tabel 13. Bobot tandan rata-rata Blok A35, B28 dan B19 tahun 2011 Perlakuan Bobot tandan rata-rata (kg/tandan)

A35 B19 B28 A 13.68 17.69a 23.31ab B 13.75 16.38b 24.20ab C 13.49 17.30ab 24.55a D 13.22 16.48ab 24.25ab E 13.69 16.44ab 24.10ab F 13.71 16.94ab 23.00b

Note : Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Hasil analisis BTR pada ketiga kelompok umur tanaman dapat dilihat pada Tabel 13.Pada tanaman umur < 8 tahun, tidak terdapat pengaruh nyata perlakuan terhadap BTR. Pada tanaman umur 8-13 perlakuan A memberikan hasil terbaik dan pada tanaman umur > 13 tahun perlakuan C memberikan hasil terbaik. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan terhadap BTR tidak sama pada tiap kelompok umur tanaman.

Tanaman Umur < 8 Tahun (Blok A35)

Blok A35 merupakan blok perlakuan tanaman muda sehingga kondisi pelepah dapat terjaga jumlahnya sesuai perlakuan. Hal ini karena pelaksanaan panen yang masih menggunakan dodos, sehingga mempermudah dalam mempertahankan pelepah dengan praktek curi buah. Praktek curi buah merupakan cara panen buah dengan tidak menurunkan pelepah yang menyangga buah pada

tanaman kelapa sawit. Data produksi di Blok A35 (< 8 tahun) tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Produksi kelapa sawit Blok A35 (< 8 tahun)

Perlakuan Produksi (kg/pokok/bulan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 10.77 13.32 7.68 17.55 12.33 B 10.12 12.03 5.84 17.73 11.43 C 10.42 12.11 6.35 16.75 11.41 D 8.36 11.10 8.08 19.21 11.69 E 10.41 11.34 6.00 16.38 11.03 F** 10.80 15.10 7.60 20.54 13.51 Rata-rata 10.15 12.50 6.93 18.03 11.90

Note : *) perlakuan kontrol, **) perlakuan terbaik

Berdasarkan Tabel 14 hasil terbaik diperoleh pada perlakuan F (57-64, 49- 56, 49-56) dengan produksi 13.51 kg/pokok/bulan, perlakuan A (49-56, 49-56, 49- 56) dengan produksi 12.33 kg/pokok/bulan, dan perlakuan D (57-64, 57-64, 57- 64) dengan produksi 11.69 kg/pokok/bulan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransedo (2011), yang menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada umur tanaman 6 tahun yaitu pada perlakuan F (57-64, 49-56, 49-56). Perlakuan terbaik dengan memberikan pelepah terbanyak pada awal musim hujan. Data lengkap hasil produksi bulanan dapat dilihat pada Lampiran 5.

Secara uji statistik perlakuan F memberikan hasil terbaik dengan taraf uji 15%. Berdasarkan hasil data rata-rata diperoleh bahwa pada perlakuan terbaik didapat perbedaan produksi mencapai 1.18 kg/pokok/bulan, yaitu selisih antara produksi perlakuan A dan F. Perbedaan ini akan menjadi besar karena ini merupakan produksi rata-rata per pokok selama satu bulan, sementara di lapangan dalam satu hektar jumlah tanaman dapat mencapai 136 pokok/ha. Apabila dikalikan dengan jumlah tanaman per hektar maka selisih produksi dapat mencapai diatas 100 kg/ha/bulan, tentunya ini merupakan hal yang positif mengingat produksi juga dapat ditingkatkan dengan mengatur jumlah pelepah pada setiap musimnya.

Perlakuan F dapat memberikan hasil terbaik disebabkan oleh kombinasi jumlah pelepah yang tepat. Pada awal musim hujan (Sep-Des) jumlah pelepah dipertahankan banyak yaitu sebesar 57-64 pelepah, jumlah ini dapat memberikan hasil terbaik karena cahaya dan air masih tersedia berimbang. Sementara pada musim hujan (Jan-Apr) dan musim kemarau (Mei-Agus) jumlah pelepah yang dipertahankan sedikit, yaitu sebanyak 49-56 pelepah. Pada musim kemarau dan musim hujan pelapah yang sedikit dapat mendukung pertumbuhan dan produksi secara optimal, karena pada kondisi ini terdapat faktor pembatas yaitu air pada musim kemarau dan cahaya pada musim hujan. Jumlah pelepah yang banyak (57- 64) akan mengakibatkan pelepah yang seharusnya menjadi source dapat menjadi

sink, karena pelepah terbawah akan kurang mendapat sinar matahari pada musim hujan. Pada musim kemarau pelepah yang banyak akan meningkatkan transpirasi, sementara kondisi air dalam keadaan kurang. Hal inilah yang dapat menghambat suplai fotosintat ke TBS menjadi tidak maksimal, akibatnya dapat menurunkan produksi.

Tabel 15. Jumlah tandan kelapa sawit Blok A35 (< 8 tahun)

Perlakuan

Jumlah tandan (tandan/pokok/bulan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 0.940 1.029 0.518 1.100 0.90 B 0.901 0.910 0.396 1.081 0.82 C 0.886 0.970 0.452 1.041 0.84 D 0.744 0.933 0.567 1.150 0.85 E 0.888 0.860 0.427 0.992 0.79 F 0.945 1.127 0.527 1.262 0.97 Rata-rata 0.88 0.97 0.48 1.10 0.86

Note : *) perlakuan kontrol

Data yang ditampilkan Tabel 15 menunjukkan jumlah tandan pada tanaman kelapa sawit umur < 8 tahun. Hasil perlakuan terbaik didapat pada perlakuan F (57-64, 49-56, 49-56) dengan jumlah tandan rata-rata sebesar 0.966 tandan/pokok/bulan, perlakuan A (49-56, 49-56, 49-56) dengan jumlah tandan sebesar 0.897 tandan/pokok/bulan, dan perlakuan D (57-64, 57-64, 57-64) dengan jumlah tandan sebesar 0.848 tandan/pokok/bulan (data lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 6). Pada tanaman muda (< 8 tahun), pengaruh perlakuan sudah mulai terlihat terhadap jumlah tandan yang dihasilkan. Dari Tabel 12 dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah tandan dari periode 2 tahun 2012, dibandingkan pada periode 2 tahun 2011. Perlakuan terbaik didapat pada perlakuan F, yaitu dengan mempertahankan pelepah berjumlah 49-56 pada musim hujan.

Dari Tabel 14 dan 15 dapat dilihat bahwa, antara produksi tandan/pokok dan produksi/pokok memiliki pola yang sama, artinya apabila terjadi penurunan produksi tandan maka produksi tanaman juga akan mengalami penurunan. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga tanaman, agar selalu menghasilkan bunga betina yang lebih banyak dari pada bunga jantan. Data BTR kelapa sawit pada Blok A35 dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Bobot tandan rata-rata kelapa sawit A35 (< 8 tahun)

Perlakuan

Bobot tanda rata-rata (kg/tandan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 12.00 13.72 15.31 16.07 14.27 B** 11.85 13.97 15.42 16.51 14.44 C 12.55 13.23 14.69 16.20 14.17 D 11.29 13.64 14.72 15.31 13.74 E** 12.35 14.00 14.71 16.69 14.44 F 12.03 14.24 14.87 16.34 14.37 Rata-rata 12.01 13.80 14.95 16.19 14.24

Note : *) perlakuan Kontrol . **) perlakuan terbaik

Bobot tandan rata-rata terbaik didapat pada perlakuan E (57-64, 57-64, 49- 56) dengan BTR sebesar 14.44 kg/bulan, perlakuan B (49-56, 49-56, 57-64) dengan BTR sebesar 14.44 kg/bulan, dan perlakuan F (57-64, 49-56, 49-56) dengan BTR sebesar 14.37 kg/bulan. Bobot tandan rata-rata tersebut setelah dilakukan uji statistik pada taraf sampai dengan 20% menunjukkan tidak adanya beda nyata BTR antar perlakuan. Hail ini karena BTR lebih dipengaruhi oleh curah hujan dibandingkan jumlah pelepah yang dipertahankan, sehingga pengaruh jumlah pelepah tidak memberikan pengaruh nyata.

Berdasarkan data pada Tabel 16, dapat dilihat bahwa bobot tandan cenderung mengalami peningkatan dari periode 2 tahun 2011 hingga periode 2

tahun 2012 (data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7). Dari hasil uji statistik perlakuan jumlah pelepah belum menunjukkan adanya beda nyata pada BTR.

Tanaman Umur 8-13 Tahun (Blok B19)

Tanaman kelapa sawit pada Blok B19 (8-13 tahun) merupakan tanaman dengan umur 11 tahun. Tanaman kelapa sawit pada blok ini telah mencapai tinggi lebih dari 4 meter, sehingga pelaksanaan panen selain dodos juga diperlukan alat panen tambahan berupa egrek. Pada kegiatan panen, praktek mempertahankan pelepah dengan cara curi buah dapat mengakibatkan pelepah sengkleh. Pelepah sengkleh yaitu pelepah yang pangkalnya terpotong akibat panen, sehingga menjuntai ke bawah dan dapat membuat pelepah menjadi kering apabila terlalu parah terpotongnya.

Tabel 17. Produksi kelapa sawit Blok B19 (8-13 tahun)

Perlakuan Produksi (kg/pokok/bulan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 8.65 9.89 11.67 13.50 10.92 B 8.76 10.48 7.42 12.65 9.83 C** 9.17 12.92 9.76 12.37 11.06 D 7.09 9.71 8.54 11.76 9.28 E 9.34 11.00 8.92 13.08 10.58 F 8.16 12.16 9.82 12.89 10.76 Rata-rata 8.53 11.03 9.36 12.71 10.41

Note : *) perlakuan kontrol, **) perlakuan terbaik

Tanaman pada blok ini dipertahankan pelepahnya dengan jumlah antara 41-48 dan 49-56 pelepah setiap periode. Data produksi tanaman kelapa sawit pada Blok B19 dapat dilihat pada Tabel 17. Pada bulan-bulan tertentu terdapat perbedaan hasil antara perlakuan jumlah pelepah (Lampiran 8). Produksi terbaik didapat pada perlakuan C (41-48, 49-56, 49-56) sebesar 11.06 kg/pokok/bulan, kemudian diikuti perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48) dengan produksi sebesar 10.92 kg/pokok/bulan, dan perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48) dengan produksi sebesar 10.76 kg/pokok/bulan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fransedo (2011), hasil terbaik pada tanaman dengan umur 10 tahun adalah pada perlakuan C dengan dipertahankan 41 48, 49 56, dan 49 56 pelepah per periodenya.

Pada tanaman umur 8-13 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan banyak (49-56) pada musim kemarau dapat meberikan hasil terbaik. Pada umur 8- 13 tahun luas daun yang diperoleh masih rendah dibandingkan pada tanaman umur > 13 tahun (Tabel 31), sehingga jumlah pelepah yang banyak dapat memberikan hasil terbaik. Hal ini kemungkinan karena penunasan pada pelepah tua atau pelepah terbawah hanya mempengaruhi tandan buah segar dalam skala yang kecil (Rosenfeld 2009). Pelepah yang banyak akan menjadi penghambat didalam produksi pada musim penghujan, apabila pelepah terbawah tidak mendapat cukup cahaya yang cukup karena terhalang oleh pelepah di atasnya. Pelepah yang kurang mendapat cahaya akan kurang aktif berfotosintesis, sehingga pelepah tersebut tidak menjadi source melainkan sink. Sementara pada musim kemarau jumlah pelepah yang banyak yang diiringi dengan peningkatan luas daun, akan meningkatkan transpirasi sehingga tanaman akan banyak kehilangan air.

Hasil produksi tersebut selanjutnya diuji pada taraf nyata 15%, dan terdapat beda nyata produksi kelapa sawit dengan produksi terbaik diperoleh pada perlakuan C (41-48, 49-56, 49-56). Dari hasil perlakuan terbaik (perlakuan C) didapat selisih sebesar 1 kg/pokok/bulan, artinya dapat memberikan produksi tambahan sebesar 136 kg/ha setiap bulan atau 1.6 ton/ha/tahun dibandingkan tanpa pengaturan jumlah pelepah sepanjang musimnya. Sementara apabila dibandingkan dengan perlakuan D (49-56, 49-56, 49-56) jumlah pelepah yang banyak atau dalam istilah perkebunan pelepah gondrong, maka didapat selisih perbedaan mencapai 2.9 ton/ha/tahun. Dengan demikian jumlah pelepah yang terlalu banyak dapat dikatakan tidak memberikan hasil atau produksi terbaik pada tanaman kelapa sawit.

Data produksi tandan kelapa sawit per pokok dapat dilihat pada Tabel 18. Jumlah tandan terbanyak diperoleh pada perlakuan C (41-48, 49-56, 49-56) dengan jumlah tandan sebesar 0.63 tandan/pokok/bulan, perlakuan F (49-56, 41- 48, 41-48) dengan jumlah tandan sebesar 0.62 tandan/pokok/bulan, serta perlakuan E (49-56, 41-48, 41-48) dengan jumlah tandan 0.62 tandan/pokok/bulan (data lengkap datap dilihat pada Lampiran 9). Jumlah tandan per pokok menunjukkan fluktuasi yang sama dengan fluktuasi produksi per pokok. Data

produksi tandan per pokok dan produksi per pokok selanjutnya dikorelasikan, dan menunjukkan hasil korelasi yang positif. Demikian juga pada produksi dan jumlah tandan per pokok pada Blok A35(< 8 tahun) setelah dilakukan uji statistik juga menunjukkan adanya korelasi yang positif.

Tabel 18. Jumlah tandan kelapa sawit Blok B19 (8-13 tahun)

Perlakuan

Jumlah tandan (tandan/pokok/bulan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 0.51 0.60 0.59 0.71 0.60 B 0.59 0.62 0.42 0.67 0.58 C 0.56 0.75 0.53 0.66 0.63 D 0.48 0.58 0.48 0.62 0.54 E 0.62 0.65 0.54 0.66 0.62 F 0.56 0.71 0.51 0.72 0.62 Rata-rata 0.55 0.65 0.51 0.67 0.60

Note : *) perlakuan kontrol

Hasil BTR pada Blok B19 (8-13 tahun) dapat dilihat pada Tabel 19 (data BTR per bulan pada Blok B19 dapat dilihat pada Lampiran 10). Bobot tandan rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48) dengan BTR sebesar 18.05 kg/bulan, perlakuan C (41-48, 49-56, 49-56) dengan BTR sebesar 17.66 kg/bulan, dan perlakuan E (49-56, 49-56, 41-48) dengan BTR sebesar 17.35 kg/bulan . Hasil BTR ini kemudian di uji statistik dengan taraf nyata 5 % didapatkan ada beda nyata pada perlakuan di lapangan, dengan hasil terbaik pada perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48).

Pada tanaman kelapa sawit BTR akan meningkat seiring dengan peningkatan umur tanaman (dapat dilihat pada Gambar 13). Pada tanaman tua jumlah buah yang semakin sedikit, sehingga alokasi fotosintat tidak terbagi ke banyak TBS. Pada tanaman muda, TBS yang dihasilkan lebih banyak sehingga fotosintat yang dialokasikan ke buah lebih rendah dibandingkan tanaman tua. Hasil uji statistik menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan jumlah pelepah terhadap BTR, dengan perlakuan terbaik pada perlakuan A. Hal ini berarti jumlah pelepah yang tetap sepanjang periode , lebih baik didalam mendukung BTR dibandingkan jumlah pelepah yang berbeda setiap periodenya. Jumlah pelepah

yang sedikit (41-48) memberikan hasil lebih baik dibandingkan pelepah banyak (49-56). Hal ini karena pelapah yang banyak, pelepah terbawah akan menjadi beban (sink) ketika terjadi keterbatasan dalam air ataupun cahaya.

Tabel 19. Bobot tandan rata-rata Blok B19 (8-13 tahun)

Perlakuan

Bobot tandan rata-rata (kg/pokok)

Periode 2 Periode 3 Periode 1 Periode 2 Rata- rata Jan-Apr 2011 Mei-Ags 2011 Sep-Des 2011 Jan-Apr 2012 A* 16.70 16.38 20.00 19.11 18.05 B 14.67 16.78 17.71 19.12 17.07 C 16.32 17.25 18.33 18.75 17.66 D 14.52 16.8 18.13 19.17 17.16 E 15.48 16.77 17.10 20.06 17.35 F 14.38 17.2 19.25 18.20 17.26 Rata-rata 15.35 16.86 18.42 19.07 17.43

Note : *) perlakuan kontrol dan perlaukan terbaik Tanaman Umur > 13 Tahun (Blok B28)

Blok B28 merupakan blok yang mewakili tanaman berumur di atas 13 tahun. Tanaman kalapa sawit ini memiliki tinggi di atas 5 meter, sehingga panen harus dilakukan dengan egrek. Hal inilah yang menghambat praktek di lapangan dalam mempertahankan jumlah pelepah, karena pada saat panen pelepah di bawah buah akan ikut terpotong. Dengan demikian jumlah pelepah pada Blok B28 selalu kurang dari jumlah pelepah yang seharusnya dipertahankan.

Data produksi per pokok dapat dilihat pada Tabel 20. Produksi TBS tertinggi diperoleh pada perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48) dengan produksi rata- rata 12.50 kg/pokok/bulan, perlakuan D (49-56, 49-56, 449-56) dengan produksi rata-rata 11.75 kg/pokok/bulan, dan perlakuan E (49-56, 49-56, 41-48) dengan produksi rata-rata 11.73 kg/pokok/bulan (data lengkap produksi per bulan pada Lampiran 11). Pada tanaman umur > 13 tahun didapat bahwa tanaman kontrol (perlakuan A) memberikan produksi terbaik. Terdapat perbedaan sebesar 1.6 ton/ha/tahun dibandingkan tanaman dengan pelepah yang banyak (49-56 pelepah). Hal ini kemungkinan disebabkan pada tanaman dengan jumlah pelepah sedikit mempermudah di dalam melakukan panen. Hasil pengamatan di lapangan diperoleh informasi bahwa pada tanaman dengan pelepah banyak, sering terdapat

buah yang tertinggal dipanen. Pelepah yang banyak akan menyulitkan pemanen dalam melihat buah yang matang karena terhalang oleh pelepah. Berondolan yang jatuh di piringan sebagai tanda buah matang juga berkurang atau malah tidak ada, karena berondolan yang jatuh tertahan oleh pelepah yang banyak tersebut. Buah yang tertinggal dipanen dapat menurunkan produksi, karena buah menjadi busuk sehingga tidak layak panen atau bobotnya menjadi turun.

Tabel 20. Produksi kelapa sawit Blok B28 (> 13 tahun)

Perlakuan Produksi (kg/pokok/bulan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 10.04 11.60 15.17 13.19 12.50 B 9.23 10.18 13.73 13.68 11.71 C 10.40 10.66 10.34 12.86 11.07 D 9.42 11.34 14.19 12.03 11.75 E 10.28 10.15 14.81 11.67 11.73 F 8.31 10.01 12.61 12.23 10.79 Rata-rata 9.61 10.66 13.48 12.61 11.59

Note : *) perlakuan kontrol dan perlakuan terbaik

Data produksi pada Blok B28 (> 13 tahun) menunjukkan pola yang berbeda dibandingkan dengan Blok A35 (< 8 tahun) dan B19 (8-13 tahun). Pada Blok B28 puncak produksi tertinggi terjadi pada bulan September dan Oktober, sementara pada Blok A35 dan B28 terjadi pada bulan Maret hingga Mei. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh perbedaan produksi pelepah antara tanaman muda dan tua. Pada Blok A35 dan B19 memiliki pola pertumbuhan pelepah yang hampir sama. Sementara pada tanaman tua, produksi pelepah jauh menurun dibandingkan pada tanaman muda. Pada tanaman muda pertumbuhan pelepah yaitu 2-3 pelepah/ bulan, sementara pada tanaman tua pertumbuhan pelepahnya hanya 1-2 pelepah/bulan (Corley 1976).

Produksi tandan pada tanaman kelapa sawit Blok B28 dapat dilihat pada Tabel 21. Produksi tandan tertinggi didapat pada perlakuan A (41-48, 41-48, 41- 48) dengan jumlah tandan 0.53 tandan/pokok/bulan, perlakuan E (49-56, 41-48, 41-48) dengan jumlah tandan 0.49 tandan/pokok/bulan, dan perlakuan D (49-56, 49-56, 49-56) dengan jumlah tandan 0.48 tandan/pokok/bulan (data lengkap

jumlah tandan dapat dilihat pada Lampiran 12).Jumlah tandan kelapa sawit sangat erat kaitannya dengan produksi pelepah, karena dari setiap pelepah akan muncul bunga. Pada tanaman tua jumlah pelepah yang muncul per bulan mulai berkurang, sehingga jumlah bunga yang dihasilkan juga mengalami penurunan. Dengan demikian produksi tandan per pokok pada tanaman tua mengalami penurunan dibandingkan pada tanaman muda. Penurunan jumlah tandan disertai dengan peningkatan BTR pada tanaman tua. Hal ini disebabkan pada tanaman tua persaingan dalam mendapatkan hasil fotosintat antar buah menurun, sehingga BTR yang dihasilkan lebih tinggi daripada pada tanaman muda. Pada tanaman tua LA (leaf area) yang dimiliki lebih besar dari tanaman muda, sehingga mendukung peningkatan BTR.

Tabel 21. Jumlah tandan tanaman kelapa sawit Blok B28 (> 13 tahun)

Perlakuan

Jumlah tandan (tandan/pokok/bulan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 0.444 0.495 0.634 0.560 0.53 B 0.401 0.433 0.538 0.527 0.48 C 0.443 0.441 0.408 0.522 0.45 D 0.431 0.476 0.545 0.495 0.49 E 0.472 0.431 0.589 0.470 0.49 F 0.381 0.455 0.537 0.512 0.47 Rata-rata 0.43 0.46 0.54 0.51 0.49

Note : *) perlakuan kontrol dan perlakuan terbaik

Rata-rata BTR selama tahun 2011 hingga 2012 dapat dilihat pada Tabel 22. Bobot tandan rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan B (41-48, 41-48, 49- 56) dengan BTR sebesar 24.71 kg/bulan, perlakuan C (41-48, 49-56, 49-56) dengan BTR sebesar 24.54 kg/bulan, dan perlakuan E (49-56, 49-56,41-48) dengan BTR sebesar 24.34 kg/bulan (data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13). Perlakuan B merupakan perlakuan terbaik, tetapi dari hasil uji statistik (Tabel 13) diperoleh bahwa perlakuan A, C, D, dan E tidak berbeda dgn perlakuan B. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dilihat perlakuan jumlah pelepah belum berpengaruh terhadap BTR, hal ini disebabkan karena BTR lebih dipengaruhi oleh curah hujan dibandingkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Data hasil

analisis statistik pada Tabel 13, menunjukan antar perlakuan masih belum meberikan beda nyata pada perlakuan terbaik.

Tabel 22. Bobot tandan rata-rata Blok B28 (> 13 tahun)

Perlakuan

Bobot tandan rata-rata (kg/tandan) Periode 2 Jan-Apr 2011 Periode 3 Mei-Ags 2011 Periode 1 Sep-Des 2011 Periode 2 Jan-Apr 2012 Rata-rata A* 22.51 23.44 23.96 23.52 23.36 B** 23.03 23.49 26.08 26.25 24.71 C 23.56 24.24 25.85 24.50 24.54 D 22.24 24.58 25.95 24.23 24.25 E 22.37 24.20 25.76 25.02 24.34 F 22.42 22.70 23.87 23.95 23.24 Rata-rata 22.69 23.78 25.25 24.58 24.07

Note : *) perlakuan kontrol, **)perlakuan terbaik

Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa BTR pada tanaman tua juga cenderung mengalami peningkatan dari periode 2 hingga periode 1. Pada tanaman tua cukup sulit untuk menjaga jumlah pelepah yang optimal dalam mendukung BTR, karena pada praktek pemanenan pelepah akan ikut turun. Pada umumnya di lapangan untuk mempertahankan pelepah dilakukan dengan praktek songgo satu. Songgo satu adalah pemeliharaan pelepah dengan meninggalkan satu pelepah yang menyangga buah, sehingga pelepah per pokok umumnya berjumlah 42 pelepah.

Produksi Tandan Bunga dan Buah

Pada setiap perlakuan jumlah pelepah yang harus dipertahankan dilakukan penghitungan bunga dan buah pada pokok sampel, yaitu sebanyak lima sampel tanaman per perlakuan. Setiap sampel dihitung jumlah tanda bunga jantan, tandan bunga betina, buah hitan dan buah merah setiap empat bulan sekali. Dengan demikian akan didapat berapa banyak perkiraan produksi untuk periode berikutnya. Proses pengumpulan data dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mendatangi setiap sampel pokok kemudian menghitung peubah tersebut.

Hasil penghitungan jumlah tandan bunga dan buah pada tanaman umur < 8 tahun dapat dilihat pada Tabel 23. Jumlah tandan bunga betina, bunga jantan, buah hitam dan merah pada tanaman umur < 8 tahun (A35) diambil pada bulan

Januari 2012. Dari Tabel 23 didapat bahwa jumlah bunga terbanyak diperoleh pada perlakuan A (49-56, 49-56, 49-56) yaitu sebesar 2.6 tandan bunga betina/pokok, berikutnya yaitu perlakuan F (57-64, 49-56, 49-56) dengan jumlah tandan bunga sebesar 1.93 tandan bunga betina/pokok. Dari data produksi pada umur < 8 tahun (A35), perlakuan A dan F juga memiliki produksi yang tinggi. Walaupun demikian hal ini masih perlu diteliti lebih jauh, karena pengaruh curah hujan terhadap produksi tandan pada tanaman umur < 8 tahun memiliki lag sebesar 12 bulan. Produksi tandan pada Januari 2012 ini kemungkinan dipengaruhi oleh curah hujan pada bulan Januari 2011. Pada bulan Januari 2012 perlakuan penunasan sudah mulai dilaksanakan, tetapi perlu dilihat konsistensi pengaruh perlakuan terhadap produksi tandan dua atau tiga tahun kedepan. Data sementara untuk mendukung konsistensi perlakuan belum mencukupi hal tersebut.

Tabel 23. Jumlah tandan bunga betina, bunga jantan, buah hitam dan buah merah Blok A35 periode 2 (Jan-Apr) tahun 2012

Perlakuan Jumlah tandan bunga Sex rasio Jumlah tandan buah

Jantan Betina Hitam Merah Total

A 0.60 2.60 0.81 6.47 0.40 6.87 B 1.50 1.81 0.55 7.47 1.17 8.63 C 1.61 1.63 0.50 6.87 1.81 8.67 D 0.67 1.80 0.73 7.13 0.53 7.67 E 1.13 1.87 0.62 6.00 0.27 6.27 F 0.80 1.93 0.71 6.60 0.53 7.13

Tabel 24. Jumlah tandan bunga betina, bunga jantan, buah hitam dan buah merah Blok B19 periode 2 (Jan-Apr) tahun 2012

Perlakuan Jumlah tandan bunga Sex rasio Jumlah tandan buah

Jantan Betina Hitam Merah Total

A 2.10 1.30 0.38 3.30 0.30 3.60 B 2.20 1.40 0.39 2.70 0.80 3.50 C 2.00 0.90 0.31 2.50 0.50 3.00 D 0.60 1.50 0.71 3.40 0.60 4.00 E 0.50 1.13 0.69 4.50 0.00 4.50 F 0.40 1.60 0.80 6.20 0.40 6.60

Jumlah tandan bunga betina, bunga jantan, buah hitam dan merah pada umur tanaman 8 13 tahun dapat dilihat pada Tabel 24. Data pada Tabel 24 diambil pada bulan Januari 2012, tandan bunga betina terbanyak didapat pada

perlakuan F (49-56, 41-48, 41-48) dan D (49-56, 49-56, 49-56). Pada perlakuan F terdapat sebanyak 1.6 tandan bunga betina per pokok, sementara pada perlakuan D sebanyak 1.5 tandan bunga betina per pokok. Bunga betina yang telah mekar akan menjadi buah yang siap panen 5 9 bulan kemudian (Siregar 1998). Hasil produksi dari penghitungan jumlah tandan bunga jantan ataupun betina akan dapat dilihat hasilnya beberapa bulan kemudian. Untuk tandan buah hitam, ditemukan paling banyak pada perlakuan F dan E yaitu sebanyak 6.2 tandan buah per pokok dan 4.5 tandan buah per pokok. Buah hitam merupakan buah muda yang belum siap panen.

Penghitungan tandan bunga jantan, bunga betina, buah hitam dan merah ini ditujukan untuk perkiraan produksi ke depan. Dengan adanya informasi tersebut kita dapat memperkirakan perlakuan mana yang akan memberikan hasil terbaik. Jumlah tandan bunga betina, jantan, buah hitam dan merah pada tanaman kelapa sawit umur > 13 tahun dapat dilihat pada Tabel 25. Data tandan bunga dan tandan buah ini diambil pada bulan Januari 2012, jumlah tandan bunga betina terbanyak didapat pada perlakuan A (41-48, 41-48, 41-48) dan B (41-48, 41-48,

Dokumen terkait