• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Hasil

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perkebunan PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) Kebun Sei. Tamaluku, merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit milik Group First Resources Limited. Perusahaan perkebunan ini berlokasi di Desa Danau Lancang dan Sekijang, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau yang berjarak ± 150 km dari kota Pekanbaru. Lokasi kebun dapat dicapai melalui jalan propinsi sepanjang ± 120 km dari Bangkinang, ± 42 km dari pasar Sukarame (Suram) dan berada pada ketinggian 170 meter di atas permukaan laut.

Areal perkebunan PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) mempunyai batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan PT. Sumber Arum Makmur 2 (SAM 2). b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Danau Lancang.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Trans SP 3 Buana. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Danau Lancang.

4.2. Keadaan Iklim dan Tanah

4.2.1. Iklim

Curah hujan rata-rata selama 7 tahun terakhir (2008 – 2014) di lokasi PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) adalah 1.860 mm/tahun. Data curah hujan rata-rata tahun 2008 – 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data curah hujan tahunan di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP).

Tahun Curah hujan mm/tahun

2008 4.277 2009 3.562 2010 4.225 2011 2.188 2012 2.327 2013 2.386 2014 1.879 Total CH 7 Tahun 20.884 Rata-Rata CH 7 Tahun 2.978

Sumber : PT. Bumi Sawit Perkasa (2014).

Temperatur udara di lokasi PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) Kebun Sei. Tamaluku antara 280C – 310C, dan lama penyinaran 5 – 7 jam/hari, sedangkan kelembaban udara adalah 71%.

4.2.2. Tanah

Areal perkebunan PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) Kebun Sei. Tamaluku terdiri dari areal dengan tanah gambut seluas 3.573,36 ha dan areal dengan tanah mineral 1.164,71 ha.

4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Luas areal yang dikelola pada PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) Kebun Sei. Tamaluku adalah 6.377,58 ha dengan rincian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Untuk lebih jelasnya areal yang dikelola oleh perusahaan ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 2. Luas areal konsesi dan tata guna lahan PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP).

No Afdeling

Kategori

Ditanami Jalan Parit dan Bangunan/

(ha) (ha) Sungai Emplasmen

1. Afdeling 1 594,15 39,95 - 10,20 2. Afdeling 2 570,56 31,80 - 1,04 3. Afdeling 3 716,14 57,16 - 0,40 4. Afdeling 4 709,87 57,96 - 0,37 5. Afdeling 5 760,91 54,21 - 0,38 6. Afdeling 6 701,51 48,74 - 0,35 7. Afdeling 7 684,93 30,71 - - 8. KKPA 1 1.087,51 21,38 2,21 0,12 9. KKPA 2 552,00 19,12 2,40 - Jumlah Total 6.377,58 361,03 4,61 12,86

Sumber : PT. Bumi Sawit Perkasa (2014).

4.4. Keadaan Tanaman dan Produksi

PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) mengelola kebun inti dan kebun plasma Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA). Kebun inti yang dikelola perusahaan terdiri dari 6 Afdeling yaitu Afdeling 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 sedangkan untuk kebun plasma ada 2 kebun yaitu KKPA-1 dan 2. Semua kegiatan kebun inti dikelola oleh perusahaan dan untuk kebun KKPA tenaga kerja disediakan oleh masyarakat. Areal kebun perusahaan ini dibagi ke dalam 2 rayon yaitu Rayon A dan Rayon B. Tiap-tiap rayon dipimpin oleh seorang Field Manager yang membawahi 4 Afdeling. Untuk Rayon A terdiri dari Afdeling 1 dan 2 ditambah KKPA 1 dan 2 dan Rayon B terdiri dari Afdeling 3, 4, 5, 6 dan 7.

Jenis kelapa sawit yang ditanam di perusahaan ini yaitu berasal dari bibit Papua Nugini (PNG) dan Sinarmas (Damimas) dengan tahun tanam yang berbeda-beda. Untuk kebun inti dan KKPA-2 tahun tanamnya 2006 yang telah berumur 9 tahun setelah tanam dan memasuki TM 6.

Produksi tanaman di kebun BSP ini secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunnya, mulai dari tahun pertama menghasilkan atau TM 1 sampai TM 4. Produksi TBS per tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Produksi TBS 5 tahun terakhir.

No Tahun Produksi (Kg) 1. 2010 38.348.670 2. 2011 57.218.660 3. 2012 72.964.380 4. 2013 77.676.450 5. 2014 81.190.280

Sumber : PT. Bumi Sawit Perkasa (2014).

Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa di PT. Bumi Sawit Perkasa hasil produksi kelapa sawit selalu untuk lima tahun terakhir mulai dari tahun 2010 – 2014 selalu ada peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2014 produksi kelapa sawit di PT. Bumi Sawit Perkasa mencapai 81.190.280 kg dengan luasan kebun 1.164.17 Ha, jadi dalam satu hektar produksi kelapa sawit di PT. Bumi Sawit Perkasa mecapai 69.740 kg per tahun.

4.5. Panen dan pasca panen kelapa sawit a. Persiapan panen

Persiapan panen dilaksanakan mulai dari persiapan alat dan bahan, selanjutnya ditentukan penentuan matang panen (masaknya buah), rotasi dan sistim panen, dan manajemen pelaksana panen.

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan panen dan pengangkutan TBS ke PKS pada PT. Bumi Sawit Perkasa kebun Sei Tamaluku ini adalah Dodos, Gancu, Kampak/Parang, Gerobak, Batu asah, Truck, Tojok, Garukan, Timbangan Automatic, Komputer, Alat tulis.

Rotasi panen di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) digunakan rotasi 6/7 hari, artinya ada 6 hari panen dalam satu minggu, pada seksi yang berbeda kemudian satu hari diberikan libur untuk para karyawan.

Kriteria matang panen yang dipakai di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) ditentukan berdasarkan jumlah brondolan sawit yang sudah jatuh minimal 10 brondolan. Penentuan jumlah buah yang memberondol adalah berdasarkan berat tandan buah panen sebelumnya. Cara perhitungannya adalah menghitung jumlah buah yang dipanen pertandan, kemudian tentukan berat buah keseluruhan setelah itu berat tandan keseluruhan dibagi jumlah tandan, dapatlah Berat Janjang Rata-rata (BJR) pertandan.

b. Kebutuhan tenaga panen

Di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) jumlah tenaga kerja pemanen untuk dala satu afdeling 32 orang. Tenaga panen ditentukan berdasarkan kapasitas panen maksimal/HK. Pada PT. Bumi Sawit Perkasa ini kepada tenaga panen diberikan ancak 1,8 Ha/hari, atau 8 lorong. Perhitungan biaya pemanen ditentukan berdasarkan tonase TBS pemanen yaitu 1 Ton TBS dihargai Rp. 89.000,-.

c. Cara panen SOP pelaksanaan panen pada PT. Bumi Sawit Perkasa ini dilakukan seperti berikut ini :

a. Siapkan alat panen dan pemanen menuju ancak masing-masing.

b. Pemanen mendatangi tiap pokok kelapa sawit satu demi satu, dan mengamati ada-tidaknya tandan matang dengan melihat berondolan dipiringan atau ke ketiak pelepah sebanyak kriteria matang panen (10 brondolan/tandan).

c. Apabila tandan buah yang diamati telah matang panen, maka pelepah yang menyangga tandan tersebut dipotong lebih dulu dengan dodos atau egrek.

d. Potong tandan buah secara mepet ke buah dengan kemiringan dodos 450, pelepah diletakkan di gawangan mati atau antar pokok.

e. Tangkai tandan buah dipotong pendek berbentuk huruf “V“ dengan kampak atau panjang tangkai maksimal 2 cm. Kutip semua brondolan yang terdapat pada ketiak pelepah dan piringan

f. Selesai pokok satu, pindah ke pokok berikutnya sampai dua barisan hingga pasar pikul tersebut selesai dipanen.

g. Tandan Buah Segar (TBS) dan berondolan yang telah dikumpulkan diangkat dan dilangsir ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dengan menggunakan gancu dan gerobak sorong, TBS diusahakan jangan terluka.

h. Setiba Di TPH, TBS disusun berjejer 5 - 5 atau 10 - 10 tandan dengan tangkai posisi keatas dan menghadap ke jalan, kemudian masukkan berondolan kedalam karung terbuka dan letakkan disamping susunan TBS. i. Tuliskan nomor potong, nomor blok, dan nomor TPH serta jumlah TBS pada

tangkai tandan buah yang telah dipotong. d. Pengangkutan TBS ke Pabrik.

Pengangkutan TBS adalah transfer buah dari kebun menuju PKS. Buah kelapa sawit hasil panen (TBS) harus segera diangkut ke pabrik agar dapat segera diolah.

Adapun prosedur kerja pengangkutan TBS ke pabrik di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) yaitu sebagai berikut :

a. Mobil truk (colt diesel) pengangkut buah menuju ke TPH harus sesuai menurut blok panen, mandor mengawasi TBS yang akan diangkut.

b. Buah dimasukan kedalam truk oleh pemuat menggunakan tojok, Brondolan yang ada didalam karung dimasukan ke dalam bak truk, usahakan jangan

sampai tercecer dan harus dikutip bersih brondolan yang berjatuhan di TPH maupun di Jalan.

c. Jika buah habis pada satu TPH maka mobil pindah ke TPH selanjutnya Hingga bak mobil terisi penuh dengan kapasitas maksimum yaitu 7,5 Ton. d. Krani mengisi buku produksi dan surat pengantar TBS dan TBS dibawa ke

PKS dengan membawa surat pengantar TBS

e. Setelah sampai di PKS, supir harus melapor ke petugas satpam di pos keamanan dengan menunjukkan surat pengantar. Setelah diperiksa, maka mobil dapat masuk ke PKS.

Penimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Mobil dan TBS ditimbang, sehingga diproleh berat bruto. Setelah selesai, surat pengantar ditahan untuk sementara waktu sampai muatan buah selesai diturunkan di peron atau tempat dilakukan sortasi buah.

b. TBS diturunkan di stasiun loading ramp. Mobil harus benar-benar kosong tanpa ada buah yang tertinggal di dalam bak mobil.

c. Mobil kembali ke jembatan timbang untuk dilakukan penimbangan ulang sehingga diperoleh berat TBS sesungguhnya.

d. Selisih bruto dengan berat mobil, maka diperoleh berat netto.

e. Operator harus membawa surat terima buah untuk diserahkan kepada kerani afdeling.

Sortasi TBS dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Sortasi diakukan setelah diturunkannya TBS pada peron atau sebelum TBS masuk kedalam loading ramp, dengan cara mengambil 100 sampel TBS dan dilakukan sortasi sesuai kriteria sebagai berikut:

 Buah segar (tidak over night)

 Buah masak atau telah membrondol minimal 5 buah brondolan

 Tandan tidak boleh bergagang panjang, maksimal 2,5 cm diukur dari pangkal tandan

 Tidak terdapat tandan kosong  BJR lebih dari 5 kg

 Brondolan bebas dari sampah, pasir, batu dan lainnya.  Selain dari yang diatas dikenakan denda.

Pengawasan panen.

Pengawasan panen dilakukan oleh mandor panen Assisten afdeling, Divisi Manager, dan Pimpinan. Pengawasan dilakukan terhadap kualitas produksi (output dan pencapaian tonase produksi), kualitas mutu buah dan ancak. Dengan demikian akan diperoleh hasil sebagai berikut :

- Semua buah matang normal tidak ada yang tertinggal di pokok. - Gagang buah harus dipotong rapat (minimum 2 cm).

- Semua buah yang sudah dipanen harus diangkut ke TPH, jangan ada yang tertinggal di piringan atau di pasar rintis.

- Buah mentah yang terlanjur dipanen tidak dibenarkan ditinggal di dalam blok, apalagi diperam di kebun.

- Semua brondolan harus dikumpulkan dan dibawa ke TPH. Pelaporan hasil panen

Perusahaan kelapa sawit PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) melakukan evaluasi secara administratif yang dituangkan dalam laporan. Laporan terdiri dari laporan harian, mingguan, tahunan.

Laporan harian adalah hasil pelaksanaan kegiatan harian yang telah direncanakan baik perawatan maupun panen. Laporan harian diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah HK serta biaya alat dan bahan yang akan digunakan dalam satu hari.

Laporan bulanan adalah rekapitulasi selama satu bulan kerja dari kerja harian dan prestasi kerja satu bulan kerja dari laporan kerja harian dan prestasi kerja satu bulan. Pada laporan ini dibahas hal-hal yang menyebabkan biaya lebih tinggi anggaran, output yang rendah, dan pemakaian bahan yang tidak sesuai.

Untuk mendorong, memacu dan meningkatkan mutu kerja karyawan dalam mengerjakan pekerjaan di lapangan perlu adanya suatu motivasi agar karyawan termotivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Bentuk motivasi dapat berupa imbalan dan penyediaan fasilitas oleh perusahaan. Sebagai berikut yang telah disediakan oleh PT. Bumi Sawit Perkasa ini :

1. Gaji/Upah

Gaji pokok untuk karyawan harian tetap diberikan sesuai dengan jumlah hari kerja. Sedangkan Pegawai Bulanan Tetap diberikan gaji pokok dan di tambah jatah beras

2. Premi/Upah lembur

Premi untuk karyawan panen buah diberikan apabila hasil kerjanya dalam satu hari melebihi basis/norma kerja potong buah. Premi untuk Pegawai Harian Lepas maupun Pegawai Bulanan Tetap diberikan apabila melebihi 7 jam kerja dalam 1 hari.

3. Tunjangan dan bonus

Tunjangan diberikan kepada karyawan berupa Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus. THR diberikan oleh perusahaan menjelang hari raya Idul Fitri. Sedangkan bonus dberikan diberikan berdasarkan pendapatan/keuntungan dari perusahaan per tahunnya.

4. Cuti

Hak cuti yang diberikan kepada karyawan adalah 12 hari kerja dalam satu tahun, disamping itu cuti juga diberikan kepada karyawan yang mendapat kemalangan, cuti melahirkan dan cuti bulanan (khusus wanita).

5. Fasilitas

Adapun fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan adalah berupa :

a. Asuransi Kesehatan (AsKes) b. Perumahan

c. Listrik d. Beras e. Air

f. Rumah pamong (penitipan anak) dan fasilitas pendidikan anak g. Sarana ibadah/mesjid

h. Sarana olah raga

i. Transportasi berupa bus sekolah j. Poliklinik

4.6 Pembahasan

Keadaan iklim yang dikehendaki oleh kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut :

Menurut Sunarko (2009), curah hujan yang ideal bagi kelapa sawit, yakni 2.000 – 2.500 mm per tahun dan distribusinya merata setiap tahun. Curah hujan yang merata dapat menurunkan penguapan dari tanah dan tanaman kelapa sawit. Bila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap mineral dari dalam tanah.

Jika dilihat dari data curah hujan di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP), curah hujan rata-rata per tahunnya adalah 1.860 mm/tahun. Kondisi ini ternyata masih bisa memberikan pertumbuhan dan produksi bagi tanaman sawit di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) karena ketersediaan air masih cukup dimana lahannya dekat dengan sungai dan parit alami.

Cahaya matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesis pada tanaman sawit, dan ini menentukan terhadap pembungaan dan produksi buah. Lama penyinaran matahari yang optimum bagi kelapa sawit adalah 5 – 7 jam/hari. Suhu optimum bagi kelapa sawit berkisar 27 – 29 ºC (Sunarko, 2009).

Suhu udara di lokasi PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) Kebun Sei. Tamaluku antara 28 0C – 31 0C, dan lama penyinaran 5 – 7 jam/hari. Dari data yang diperoleh di PT. Bumi Sawit Perkasa, suhu dan lama penyinaran cahaya matahari sudah sesuai dengan kritera untuk budaya tanaman kelapa sawit.

Kelembaban udara dapat mengurangi penguapan, sedangkan angin berfungsi untuk membantu penyerbukan secara alamiah. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit, yakni 80 – 90% (Sunarko, 2009). Sedangkan di PT. Bumi Sawit Perkasa kelembaban udaranya adalah 71%, meskipun kelembapan udara di PT. Bumi Sawit Perkasa kurang sesuai dengan teori yang ada, namun kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik, karena masih terpenuhinya kebutuhan air bagi kelapa sawit dari dalam tanah.

Menurut Pahan (2008), sifat tanah untuk lahan budidaya tanaman kelapa sawit yang cocok adalah sebagai berikut :

- Tebal solum 80 cm, solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik.

- Reaksi (pH) tanah sangat terkait pada ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 – 6,0 namun yang terbaik adalah pH 5 – 6. Tanah yang mempunyai pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran. Tanah pH rendah ini biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut.

Areal perkebunan PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) Kebun Sei. Tamaluku terdiri dari areal dengan tanah gambut seluas 3.573,36 ha dan areal dengan tanah mineral 1.164,71 ha. Pada tanah mineral ph tanah pada kebun berkisar antara 4 – 5 dan sudah sesuai dengan kriteria dan ketebalan solumnya 76 cm dan tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik. Sedangkan untuk tanah gambut ph tanah berkisar antara 4,0, dan kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik.

Menurut (Fauzi, Widyastuti, Satyawibawa dan Paeru, 2012), ada tiga cara panen yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang didasarkan pada tinggi tanaman. Untuk tanaman yang tingginya 2 – 5 m dilakukan cara panen jongkok menggunakan alat dodos, sementara itu untuk tanaman yang tingginya sudah mencapai 5 – 10 m panen dilakukan dengan cara berdiri dan menggunakan alat panen kampak siam, sedangkan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m alat panen yang digunakan adalah egrek bergagang panjang.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan panen di adalah sebagai berikut :

 Persiapan peralatan panen. Peralatan harus tersedia lengkap, alat-alat yang berfungsi sebagai pemotong seperti dodos atau egrek harus selalu tajam. Untuk itu batu asah harus selalu tersedia oleh pemanen, keranjang atau goni untuk tempat brondolan.

 Pemanen memeriksa areal atau ancak yang akan dipanen, menentukan tandan-tandan yang akan dipanen dengan menggunakan brondolan minimal 10 yang ada dibawah piringan.

 Memangkas pelepah yang terletak di bawah tandan yang akan dipanen. Pelepah dipotong dan diletakkan diantara barisan tanaman sehingga tidak mengganggu kelancaran pengangkutan tandan ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

 Pemanenan tandan dengan cara memotong tangkainya, kemudian tangkai tandan dipotong mepet menjadi sependek mungkin berbentuk huruf V. Buah-buah yang jatuh dan terselip pada ketiak-ketiak daun diambil dan dikumpulkan dalam karung goni.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan panen di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) adalah sebagai berikut :

 Persiapan peralatan panen. Alat yang digunakan dalam memanen tanaman kelapa sawit di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) adalah egrek dan karung sebagai tempat brondolan.

 Pemanen memeriksa areal atau ancak yang akan dipanen, menentukan tandan-tandan yang akan dipanen dengan cara mengetahui brondolan yang ada di piringan minimal 10 brondolan.

 Memangkas pelepah yang tidak produktif, dan tandan yang dipotong diletakkan diantara barisan tanaman sehingga tidak mengganggu kelancaran pengangkutan tandan ke tempat pengumpulan hasil (TPH).

 Pemanenan tandan dengan cara memotong tangkainya, kemudian tangkai tandan dipotong mepet menjadi sependek mungkin berbentuk huruf V dan semua brondolan yang berda di piringan dikutip kemudian dimasukkan dalam karung.

Di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP), cara penen yang diterapkan sudah sesuai dengan teori, namun ada juga terdapat pemanen yang kurang mematuhi dengan intruksi yang disampaikan, dalam pemotongan pelepah kurang mepet, brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah tidak diambil dan penyusunan pelepah yang kurang rapi. Untuk mengatasi masalah tersebut ancak yang bermasalah di beri sangsi seperti denda.

Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen didalam suatu areal, baik itu pada sistem blok maupun pada sistem grup. Tujuanya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5 artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal 1 tandan yang matang panen. Agar lebih akurat didalam menetukan kerapatan panen, dapat ditentukan selama satu hari sebelum panen buah, perhitungan dilakukan khususnya pada areal-areal yang keesokan harinya akan dipanen (Fauzi, Widyastuti, Satyawibawa dan Paeru, 2012).

Untuk menghitung kerapatan panen dalam satu areal, dapat mengambil beberapa pohon yang akan digunakan sebagai contoh secara sistematis. Misalnya, didalam 1 blok diambil sebanyak 10 barisan tanaman sebagai barisan pohon contoh, kemudian didalam setiap barisan tersebut ditentukan pula

sebanyak 10 batang pohon untuk contoh perhitungan. Dengan demikian, didalam satu blok atau grup akan digunakan sebanyak 100 batang pohon contoh, selanjutnya pada setiap pohon terrsebut dilakukan perhitungan dan pencatatan jumlah tandan yang matang (Fauzi, Widyastuti, Satyawibawa dan Paeru, 2012).

Pada PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP), cara perhitungan angka kerapatan panen adalah sebagai berikut :

1. Menentukan taksasi untuk panen besok hari, sehingga kegiatan AKP di lakukan sehari sebelum panen.

2. Luasan sampel di ambil 10% dari luas seksi panen.

3. Dalam satu seksi panen di bagi menjadi 2 mandoran panen, mandoran A dan B.

4. Dalam satu blok terdapat 63 pasar pikul, kemudian jumlah baris 126 - 127 baris.

5. Kemudian di bagi 2 sehingga didapatkan pada baris ke 63 baris, pemisah antara mandoran A ban B.

6. Dalam satu blok terdapat 63 pasar pikul diambil sampel 10% dan didapatkan 6 pasar pikul untuk dijadikan sampel dibagi 2 mandoran sehingga didapat 3 pasar pikul permandoran.

7. Dalam satu pasar pikul dijadikan sampel 2 baris tanaman, untuk 1 mandoran 3 pasar pikul maka 6 baris.

8. Untuk mandoran A sampel yang diambil dari baris 3 – 4, baris 13 – 14 baris, dan 23 – 24 baris, 33 – 34 baris, 43 – 44 baris, 53 dan 54 baris.

Di PT. Bumi Sawit Perkasa (BSP) dalam pengambilan angka kerapatan panen berbeda dengan teori, tetapi dengan cara ini hasil yang didapatkan untuk panen esok harinya tidak jauh berbeda dengan perkiraan.

Teknik panen yang baik bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak maksimum dengan kualitas yang paling baik. Agar panen berjalan lancar, tempat pengumpulan hasil (TPH) harus dipersiapkan dan jalan pengangkutan hasil (pasar pikul) diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil panen dari

kebun ke pabrik. Para pemanen juga harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik (Siregar, 2012).

Teknik panen yang dilakukan kebun PT. Bumi Sawit Perkasa sudah berjalan dengan baik. Tetapi masih kurang memperhatikan karyawan yang benar ahli dalam memanen. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas buah yang dipanen. Masih banyak buah yang tidak sesuai terhadap kriteria buah yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen kelapa sawit dapat dilihat secara visual dan secara fisiologi. Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah menjadi merah jingga, sedangkan secara fisiologi dapat ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA) minimal. Pada saat ini kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah berondolan kurang sepuluh butir. Tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah berondolan sekitar 15 – 20 butir. Namun, secara peraktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua berondolan (Fauzi, widyastuti, satyawibawa, dan peru, 2012).

Kriteria matang panen di PT. Bumi Sawit Perkasa yaitu dengan melihat brondolan 10 brondolan segar yang sudah jatuh pada piringan yang berasal dari satu pohon. Atau dengan kata lain fraksi panen yang digunakan kebun PT. Bumi Sawit Perkasa yaitu fraksi 2. Meskipun kriteria matang panen telah ditentukan 10 brondolan pertandan, namun di lapangan masih banyak ditemukan buah yang

tidak sesuai kriteria. Penyebab hal ini terjadi adalah tenaga pemanen yang di

Dokumen terkait