• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Data Iklim

Data iklim selama 10 tahun terakhir (2007-2016) diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Deli Serdang yang dianggap dapat mewakili data iklim dari Kecamatan Kualuh Selatan.

Adapun data iklim yang diperoleh dengan data rata-rata berikut:

a. Suhu udara rata-rata tahunan:

- Ketinggian 0-100 m dpl: 27,30C - Ketinggian 100-200 m dpl: 26,70C

b. Curah hujan rata-rata tahunan: 1543,3mm/tahun c. Kelembaban rata-rata tahunan: 83, 34%

d. Lamanya bulan kering: 2,3 bulan Karakteristik Lahan

Berdasarkan hasil overlay peta jenis tanah, peta ketinggian tempat, dan peta kemiringan lereng maka diperoleh data karakteristik lahan sebanyak 5 (lima) satuan peta lahan. Adapun rincian disetiap SPL dapat dilihat berikut:

Tabel 3. Rincian Satuan Peta lahan

SPL Nama Desa Luas (ha)

1 Desa Hasang, Lobuhuala, siamporik, Bandar Lama 34.95 2 Desa Hasang, Lobuhuala, siamporik, Bandar Lama 12.96

3 Desa Hasang, siamporik, Bandar Lama. 24.96

4 Desa Hasang, Lobuhuala.siamporik, Bandar Lama, Sidua-dua, Damuli

Pekan, Gunting saga,Tanjung pasir, Sialang taji. 159.85 5 Sidua-dua, Damuli Pekan, Gunting saga,Tanjung pasir, Sialang taji. 73 Evaluasi Kesesuaian Lahan

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman nenas pada

Tabel 4. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Nenas (Ananas comosus L. Merr) pada Satuan Peta Lahan 1 (SPL 1)

Persyaratan penggunaan

lahan/karakteristik lahan Nilai Kelas Kes. Lahan

Standard S1

Kesesuain Lahan Aktual N (fh)

Usaha Perbaikan Pembuatan saluran drainase

Kesesuaian Lahan Potensial S1 (fh)

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman nenas adalah tidak sesuai/ N dengan faktor pembatas bahaya banjir yaitu genangan (fh). Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial yaitu dengan pembuatan saluran drainase.

Maka kelas kesesuaian lahan potensial adalah sesuai/S1.

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan 2 (SPL 2) terdapat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Nenas (Ananas comosus L. Merr) pada Satuan Peta Lahan 2 (SPL 2)

Persyaratan penggunaan

lahan/karakteristik lahan Nilai Kelas Kes. Lahan

Standar S1

Kesesuain Lahan Aktual S3 (nr)

Usaha Perbaikan Pemberian bahan organik, pemupukan, pengapuran

Kesesuaian Lahan Potensial S1 (nr)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual tanaman nenas adalah sesuai marginal/S3 dengan faktor pembatas retensi hara yaitu pH dan kejenuhan basa (nr). Faktor pembatas dapat

pengapuran dan pemberian bahan organik. Maka kelas kesesuian lahan potensial adalah sesuai/S1.

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan 3 (SPL 3) terdapat pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Nenas (Ananas comosus L. Merr) pada SatuanPeta Lahan 3 (SPL 3)

Persyaratanpenggunaan

lahan/karakteristik lahan Nilai Kelas Kes. Lahan

Standar S1

Kesesuain Lahan Aktual S3 (nr)

Usaha Perbaikan Pemupukan, pengapuran, pemberian bahan organik

Kesesuaian Lahan Potensial S1 (nr)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan laboratorium, kelas

pembatas retesi hara yaitu kejenuhan basa dan C-organik (nr). Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial yaitu dengan pemupukan, pengapuran dan pemberian bahan organik. Maka kelas kesesuian lahan potensialnya adalah sesuai/S1.

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman nenas pada SPL 4 terdapat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Nenas (Ananas comosus L. Merr) pada Satuan Peta Lahan 4 (SPL 4)

Persyaratanpenggunaan

lahan/karakteristik lahan Nilai Kelas Kes. Lahan

Standar S1

Kesesuain Lahan Aktual S3 (nr)

Kesesuaian Lahan Potensial S1 (nr)

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan dilaboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman nenas adalah sesuai marginal dengan faktor pembatas kejenuhan basa (nr). Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pemupukan dan pemberian BO. Maka kelas kesesuian lahan potensial adalah S1.

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman nenas pada satuan peta lahan 5 (SPL1) terdapat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Nenas (Ananas comosus L. Merr) pada Satuan Peta Lahan 5 (SPL 5)

Persyaratanpenggunaan

lahan/karakteristik lahan Nilai Kelas Kes. Lahan

Standar S1

Usaha Perbaikan Pembuatan saluran drainase

Kesesuaian Lahan Potensial S1 (fh)

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan dilaboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman nenas adalah tidak sesuai/N dengan faktor pembatas genangan (fh). Faktor pembatas dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial yaitu dengan pembuatan drainase. Maka kelas kesesuian lahan potensial adalah sesuai/S1.

Gambar 1. Peta hasil kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman nenas (Ananas comosus L. Merr).

Gambar 2. Peta hasil kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman nenas (Ananas comosus L. Merr).

Pembahasan

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan (SPL) 1, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah tidak sesuai / N dengan faktor pembatas bahaya banjir yaitu genangan (fh). Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pembuatan drainase sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman nenas adalah sesuai/S1. Hal ini sesuai dengan literatur Verheij (1997) yang menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah genangan dan banjir pada lahan adalah dengan memperbaiki saluran drainase dan tanggul penahan banjir agar aliran air berjalan dengan baik.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan (SPL) 2, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 dengan faktor pembatas retensi hara yaitu pH dan kejenuhan basa (nr). Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pemupukan dan pengapuran dimana rendahnya pH tanah diperbaiki dengan pengapuran dan kejenuhan basa dipengaruhi oleh iklim dan pH sehingga akan diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial adalahsesuai / S1 (nr). Hal ini sesuai dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan bahwa untuk karakteristik lahan retensi hara dapat diperbaiki dengan usaha perbaikan pemupukan dan pengapuran.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan (SPL) 3, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah sesuai marginal / S3 dengan faktor pembatas retensi hara yaitu C-organik dan kejenuhan basa (nr). Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan

pemupukan, pengapuran dan penambahan bahan organik sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial adalah sesuai /S1 (nr). Hal ini sesuai dengan literatur Winarso (2005) yang menyatakan untuk karakteristik lahan retensi hara dapat diperbaiki dengan usaha penambahan bahan organik kedalam tanah karena lebih kuat pengaruhnya kearah perbaikan sifat-sifat tanah, khususnya meningkatkan unsur hara didalam tanah.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan (SPL) 4, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah sesuai marginal/S3 dengan faktor pembatas retensi hara yaitu kejenuhan basa (nr). Faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pengapuran dan pemupukan pada lahan untuk budidaya tanaman nenas dimana kejenuhan basa dipengaruhi oleh pH, untuk memperbaiki pH tanah dapat dilakukan dengan pengapuran, sehingga akan diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial untuk retensi hara yaitu kejenuhan basa adalah sesuai/ S1. Hal ini sesuai dengan literatur Hakim,et.al., (1986) yang menyatakan bahwa untuk memperbaiki karakteristik lahan dengan faktor pembatas retensi adalah dengan usaha perbaikan yang meliputi pengapuran, pemupukan dan penambahan bahan organik.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dengan tanaman nenas pada Satuan Peta Lahan (SPL) 5, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah tidak sesuai/N dengan faktor pembatas bahaya banjir yaitu genangan (fh). Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tanah yang diteliti berada dalam kondisi tergenang dimana faktor pembatas dapat diperbaiki dengan pembuatan drainase sehingga akan diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial adalah sesuai / S1 (fh). Hal ini sesuai dengan literatur Verheij (1997) yang

menyatakan bahwa untuk mengatasi masalah genangan dan banjir pada lahan adalah dengan memperbaiki saluran drainase agar aliran air berjalan dengan baik.

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 1 selain terdapat faktor pembatas bahaya banjir yaitu genangan dengan kesesuaian lahan aktual N, juga terdapat faktor pembatas retensi hara meliputi kejenuhan basa dan pH H2O dengan kesesuaian lahan aktual S3, hal ini mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Oleh karena itu untuk memperbaiki kelas kesesuaian lahan tersebut adalah juga dengan melakukan pemupukan untuk mencukupi kebutuhan hara pada tanaman nenas. Hal ini sesuai dengan literatur Safuan (2007) yang menyatakan bahwa pemupukan dengan hara N, P, K merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman nenas, karena ketiga unsur hara tersebut merupakan unsur hara makro primer bagi tanaman.

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 2 terdapat faktor pembatas retensi hara yaitu pHdan kejenuhan basa yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman nenas. Hal ini dikarenakan pH berhubungan erat dengan aktivitas mikroorganisme yang dapat mempengaruhi siklus hara dan penyakit tanaman, sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan produksi tanaman nenas terhambat.

Maka dari itu usaha perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah sebab pH juga berpengaruh terhadap kejenuhan basa pada tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Arayana (2007) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil Laboratorium Kimia dan Ilmu Tanah IPB bahwa tanaman nenas dapat tumbuh dengan baik pada pH 5,7 - 6,4.

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 3 terdapat faktor pembatas retensi hara yaitu C-organik dan kejenuhan basa. Hal mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman nenas karena tanaman nenas membutuhkan hara yang cukup untuk tumbuh dan berproduksi dengan optimal. Maka usaha perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan pemupukan berupa pupuk kandang dan pupuk kimia.

Hal ini sesuai dengan literatur Kuswantoro,dkk (2012) yang menyatakan bahwa pemupukan tanaman nenas dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, dan pupuk kimia pada umur tanaman 3 bulan dan menjelang perangsangan pembungaan yaitu pada umur 7-10 bulan.

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 4 terdapat faktor pembatas retensi hara yaitu kejenuhan basa yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman nenas. Maka dari itu usaha perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengapuran dan pemupukan. Hal ini sesuai dengan literatur Arayana (2007) yang menyatakan bahwa selain unsur hara N, P, K tanaman nenas juga membutuhkan unsur hara Ca dan Mg untuk dapat berproduksi secara optimal.

Pada Satuan Peta Lahan (SPL) 5 terdapat faktor pembatas bahaya banjir yaitu genangan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman nenas yang mengakibatkan pembusukan akar sehingga tanaman mati. Selain itu, genangan juga akan menurunkan kualitas tanah dan mengikis lapisan hara pada tanah.

Dengan demikian usaha perbaikan yang dapat dilakukan pada lahan tersebut adalah dengan pembuatan saluran drainse. Hal ini sesuai dengan literatur Safuan (2007) yang menyatakan bahwa usaha perbaikan yang dapat dilakukan pada lahan tergenang adalah dengan membuat saluran drainase dan tanggul penahan banjir.

Dokumen terkait