• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Kecamatan Tanah Jawa terletak di Kabupaten Simalungun yang batas wilayahnya sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Siantar, sebelah Selatan Kecamatan Hatonduhan, sebelah Barat Kecamatan Dolok Panribuan, sebelah Timur Kecamatan Huta Bayu. Kecamatan Tanah Jawa berada pada ketinggian 100 meter dari permukaaan laut. Jarak kantor Kecamatan ke kantor Bupati 51 km.

Secara geografis Kecamatan Tanah Jawa terletak antara 02o 5059’’ LU dan 99o1119’’ BT, dengan luas wilayah 174, 33 km2. Pada tahun 2019 Kecamatan Tanah Jawa dihuni oleh 47,892 orang penduduk. Penduduk yang terdiri dari 23,383 orang laki-laki serta 24,390 orang perempuan dimana penduduk terbanyak berada di Desa Marubun Jaya yaitu sebanyak 6,358 orang. Jumlah penduduk terkecil berada di Desa Marubun Bayu yakni sebanyak 771 orang. Menurut kelompok umur yang ada di Kecamatan Tanah Jawa didominasi antara umur 10-14 tahun yang sebesar 4,857 jiwa.

Kecamatan Tanah Jawa terdapat beberapa penggunaan lahan seperti lahan sawit, sawah, kebun, kolam, permukiman dan penggunaan lahan lainnya.

Kelurahan Balimbingan, Kelurahan Tanjung Pasir dan Kelurahan Pematang Tanah Jawa merupakan kelurahan yang dekat dengan kantor Kecamatan Tanah Jawa, yaitu berkisar 2 km pada Kelurahan Balimbingan, 1 km pada Kelurahan Tanjung Pasir dan 0,2 km pada Kelurahan Pematang Tanah Jawa. Sehingga keadaan tersebut yang membuat wilayah tersebut dipenuhi oleh banyak permukiman (BPS Kecamatan Tanah Jawa, 2019).

Luas lahan sawah Kecamatan Tanah Jawa pada tahun 2019 adalah 3127,99 ha. Sedangkan luas lahan kering menurut pemanfaatannya adalah 2,424 ha yang terdiri dari 1,660 ha tegal/kebun 764 ha huma/ladang. Varietas padi yang umumnya ditanam adalah varietas Ciherang. Sawah di Kecamatan Tanah Jawa memiliki IP 200 atau dua kali pertanaman dalam satu tahun dengan rotasi tanam padi-padi dan padi-padi.

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran pH Tanah Sawah Lapangan Tergenang Air di Kecamatan Tanah Jawa

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.1. terlihat bahwa pH tanah lapangan yang diukur dalam kondisi tergenang air bernilai 7,00 dengan kriteria netral secara keseluruhan.

Luasan sebaran pH tanah sawah tergenang air dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Luas Sebaran pH Tanah Sawah Lapangan Tergenang Air di Kecamatan Tanah Jawa total luas areal 3127,99 ha memiliki kriteria pH netral. Pada hamparan I memiliki luas pH kriteria netral yaitu 1059,59 ha. Pada hamparan II memiliki luas pH kriteria netral yaitu 757,26 ha. Pada hamparan III memiliki luas pH kriteria netral yaitu 523,46 ha. Pada hamparan IV memiliki luas kriteria pH netral yaitu 207,76 ha. Pada hamparan V memiliki luas kriteria pH netral yaitu 303,93 ha. Pada hamparan VI memiliki luas kriteria pH netral yaitu 275,99 ha. Pola penyebaran pH tanah sawah lapangan tergenang air dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut.

Gambar 4.1. Peta Penyebaran pH Lapang Tanah Sawah dalam Kondisi Tergenang di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.1. Terlihat bahwa peta sebaran pH tanah sawah lapangan yang diukur dalam kondisi tergenang air di Kecamatan Tanah Jawa memiliki pH tanah sawah netral secara keseluruhan pada lokasi penelitian.

Demikian juga pada pH tanah sawah di laboratorium setelah kering udara dilakukan dengan metode elektrometri. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai pH seperti yang tertera pada Tabel 4.3. di bawah ini.

Tabel 4.3. pH Tanah Sawah Lab Kering Udara di Kecamatan Tanah Jawa

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.3. terlihat bahwa analisis pH tanah sawah di laboratorium yang telah dikering udarakan memiliki pH sekitar 4,59 – 5,25 dengan kriteria masam secara keseluruhan. Luasan sebaran pH tanah sawah tergenang air dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Luas Sebaran pH Tanah Sawah Lab Kering Udara di Kecamatan masam yaitu 207,76 ha. Pada hamparan V memiliki luas kriteria pH masam yaitu 303,93 ha. Pada hamparan VI memiliki luas kriteria pH masam yaitu 275,99 ha.

Pola penyebaran pH tanah sawah lapangan tergenang air dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut.

Gambar 4.2. Peta Penyebaran pH Tanah Sawah Lab Kering Udara di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.2. Terlihat bahwa peta sebaran pH tanah sawah setelah tanah dikering udarakan di Kecamatan Tanah Jawa memiliki pH tanah sawah masam secara keseluruhan pada lokasi penelitian.

Kadar C-organik Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Kadar C-organik tanah sawah dianalisis setelah tanah dikering udarakan.

Kadar C-organik tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.5. terlihat bahwa kadar C-organik tanah sawah pada hamparan sawah I, II, dan III umumnya sangat rendah dan pada hamparan sawah IV, V, dan VI kadar C-organiknya rendah. Luasan sebaran kadar C-organik tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Luas Sebaran C-organik Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Berdasarkan Tabel 4.6. dapat diketahui bahwa sebaran C-organik di kecamatan Tanah Jawa terdapat dua kriteria yaitu sangat rendah dengan luas 2028,68 ha dan rasio terhadap total luas yaitu 64,86 % dari sebaran hamparan I

1059,59 ha, hamparan II 757,26 ha, hamparan III 211.83 ha. Sedangkan C-organik dengan kriteria rendah memiliki luas areal 1099,31 ha dan dengan rasio

terhadap total luas yaitu 35,14 % dari sebaran hamparan III 311,63 ha, hamparan IV 207,76 ha, hamparan V 303,93 ha, dan hamparan VI 275,99 ha. Jadi dapat diketahui sebaran C-organik terluas adalah dengan kriteria C-organik sangat rendah yaitu 64,86%. Pola penyebaran kadar C-organik tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.3. berikut.

Gambar 4.3. Peta Penyebaran C-organik Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.3. dapat diketahui peta sebaran C-organik tanah sawah memiliki dua kriteria yaitu sangat rendah dan rendah, dimana kriteria kadar C-organik sangat rendah berada bagian sebelah Timur Laut dan kadar C-organik rendah berada di bagian sebelah Barat Daya.

Kadar P-olsen Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hasil analisis P-olsen tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.7. sebagai berikut:

Tabel 4.7. Kadar P- olsen tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.7 di atas Kadar P-olsen tanah mencakup kriteria rendah, sedang, sampai dengan sangat tinggi. Kadar P-olsen sangat tinggi terdapat pada hamparan II sampel 4 dengan nilai 61,05 ppm. Luasan sebaran kadar P-olsen tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Luas Sebaran P Olsen Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa sedang memiliki luas areal 1786,55 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 57,11 % dari sebaran hamparan I 687,24 ha, hamparan III 311.63 ha, hamparan IV 207,76 ha, hamparan V 303,93 ha, dan hamparan VI 275,99 ha. Sedangkan P Olsen dengan kriteria sangat tinggi memiliki luas areal 378,67 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 12,11 % dari sebaran hamparan II 378,67 ha, Jadi dapat diketahui sebaran P Olsen terluas adalah dengan kriteria P Olsen sedang yaitu 57,11 %. Pola penyebaran P-olsen tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.3. berikut.

Gambar 4.4. Peta Penyebaran P- Olsen Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.4. dapat diketahui peta sebaran P Olsen tanah sawah memiliki tiga kriteria yaitu rendah, sedang, dan sangat tinggi dimana dilihat dari gambar sebaran kriteria sedang lebih dominan dibanding kriteria rendah dan sangat tinggi.

Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa Analisis KTK tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut.

Tabel 4.9. Nilai KTK Tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.9. dapat dilihat bahwa nilai KTK umumnya berada dalam kriteria sedang, kecuali nilai KTK pada hamparan I sampel 2 dengan nilai 25,10 me/100g (tinggi) sedangkan hamparan II sampel 5 dengan nilai KTK 16,69

me/100g (rendah). Luasan sebaran KTK tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Luas Sebaran KTK Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hamparan

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebaran KTK di kecamatan Tanah Jawa terdapat tiga kriteria yaitu rendah dengan luas 378,58 ha dan rasio terhadap total luas yaitu 12,11 % dari sebaran hamparan II 378,58 ha., Pada KTK dengan kriteria sedang memiliki luas areal 2324,23 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 74,30 % dari sebaran hamparan I 634,41 ha, hamparan II 378,67 ha, hamparan III 523,46 ha, hamparan IV 207,76 ha, hamparan V 303,93 ha, dan hamparan VI 275,99 ha. Sedangkan KTK dengan kriteria tinggi memiliki luas areal 425,18 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 13,59 % dari sebaran hamparan I 425,18 ha, Jadi dapat diketahui sebaran KTK terluas adalah dengan kriteria KTK sedang yaitu 74,30 %. Pola penyebaran KTK tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.5. berikut.

Gambar 4.5. Peta Penyebaran KTK Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.5. dapat diketahui peta sebaran KTK tanah sawah memiliki tiga kriteria yaitu rendah, sedang, dan tinggi dimana dilihat dari gambar sebaran kriteria sedang lebih dominan dibanding kriteria rendah dan tinggi.

Kadar K-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hasil analisis K-tukar tanah sawah di kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.11. sebagai berikut:

Tabel 4.11. Kadar K-tukar tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.11. dapat dilihat bahwa nilai Kadar K-tukar umumnya dominan rendah berkisar 0,10 - 0,29 me/100g. Kecuali hamparan I sampel 2 dengan nilai K-tukar 0,36 me/100g (sedang), dan hamparan III sampel 7 dengan nilai K-tukar 0,39 me/100g (sedang). Luasan sebaran K-tukar tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut.

Tabel 4.12. Luas Sebaran K-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa kecamatan Tanah Jawa terdapat dua kriteria yaitu rendah dengan luas 2490,98 ha dan rasio terhadap total luas yaitu 79,63% dari sebaran hamparan I 634,41 ha., hamparan II 757,26 ha, hamparan III 311,63 ha, hamparan IV 207,76 ha, hamparan V 303,93, dan hamparan VI 275,99 ha. Pada K-tukar dengan kriteria sedang memiliki luas areal 637,01 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 20,36 % dari sebaran hamparan I 425,18 ha, hamparan III 211,83 ha. Jadi dapat diketahui sebaran K-tukar terluas adalah dengan kriteria K rendah yaitu 79,63%.

Pola penyebaran K-tukar tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.6. berikut.

Gambar 4.6 Peta Penyebaran K-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.6. dapat diketahui peta sebaran kadar K-tukar tanah sawah memiliki dua kriteria yaitu rendah, dan sedang. dimana dilihat dari gambar sebaran kriteria rendah lebih dominan dibanding kriteria sedang.

Kadar Ca-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hasil analisis Ca-tukar tanah sawah di kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.13. sebagai berikut:

Tabel 4.13. Kadar Ca-tukar tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.13. terlihat bahwa Kadar Ca-tukar berkisar 0,33 – 0,58 me/100g dengan kriteria sangat rendah secara keseluruhan. Luasan kadar Ca-tukar tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.14. berikut.

Tabel 4.14. Luas Sebaran Ca-tukar Tanah Sawah Kecamatan di Tanah Jawa hamparan II memiliki luas kadar Ca-tukar kriteria sangat rendah yaitu 757,26 ha.

Pada hamparan III memiliki luas kadar Ca-tukar kriteria sangat rendah yaitu 523,46 ha. Pada hamparan IV memiliki luas kriteria kadar Ca-tukar sangat rendah yaitu 207,76 ha. Pada hamparan V memiliki luas kriteria kadar Ca-tukar sangat rendah yaitu 303,93 ha. Pada hamparan VI memiliki luas kriteria kadar Ca –tukar sangat rendah yaitu 275,99 ha. Pola penyebaran Ca-tukar tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.7. berikut.

Gambar 4.7. Peta Penyebaran Ca-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Sawah

Pada Gambar. 4.7. Terlihat bahwa peta sebaran kadar Ca-tukar tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa memiliki kriteria sangat rendah secara keseluruhan pada lokasi penelitian.

Kadar Mg-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hasil analisis Mg-tukar tanah sawah di kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.15. sebagai berikut:

Tabel 4.15. Kadar Mg-tukar tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.15. terlihat bahwa Kadar Mg-tukar umumnya berkisar 0,22 – 0,37 me/100g (sangat rendah), kecuali di hamparan I sampel 2 dan IV sampel 8 berkisar 0,40 dan 0,64 me/100g (rendah). Luasan kadar Mg-tukar tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.16. berikut.

Tabel 4.16. Luas Sebaran Mg-tukar Tanah Sawah Kecamatan Tanah Jawa

Berdasarkan Tabel 4.16. dapat diketahui bahwa sebaran Mg-tukar di kecamatan Tanah Jawa terdapat dua kriteria yaitu sangat rendah dengan luas 2495.05 ha dan rasio terhadap total luas yaitu 79,77 % dari sebaran hamparan I 634,41 ha., hamparan II 757,26 ha, hamparan III 523.46 ha, hamparan V 303,93, dan hamparan VI 275,99 ha. Pada kadar Mg-tukar dengan kriteria rendah memiliki luas areal 632,94 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 20,23 % dari sebaran hamparan I 425,18 ha, dan hamparan IV 207,76 ha. Jadi dapat diketahui sebaran kadar Mg-tukar terluas adalah dengan kriteria Mg-tukar sangat rendah yaitu 79,77%. Pola penyebaran Mg-tukar tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.8. berikut.

Gambar 4.8. Peta Penyebaran Mg-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.8. dapat diketahui peta sebaran kadar Mg tukar tanah sawah memiliki dua kriteria yaitu sangat rendah, dan rendah dimana dilihat dari gambar sebaran kriteria sangat rendah lebih dominan dibanding kriteria rendah.

Kadar Na-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hasil analisis Na-tukar tanah sawah di kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.17. sebagai berikut:

Tabel 4.17. Kadar Na-tukar tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995) Pada Tabel 4.17. terlihat bahwa Kadar Na-tukar berkisar 0,13 – 0,19 me/100g yang berkriteria rendah secara keseluruhan. Luasan kadar Na-tukar tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.18. berikut.

Tabel 4.18. Luas Sebaran Na-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa luas kadar Na-tukar kriteria rendah yaitu 1059,59 ha. Pada hamparan II memiliki luas kadar Na-tukar kriteria rendah yaitu 757,26 ha. Pada hamparan III memiliki luas kadar Na-tukar kriteria rendah yaitu 523,46 ha. Pada hamparan IV memiliki luas kriteria kadar Na-tukar rendah yaitu 207,76 ha. Pada hamparan V memiliki luas kriteria kadar Na-tukar rendah yaitu 303,93 ha. Pada hamparan VI memiliki luas kriteria kadar Na-tukar rendah yaitu 275,99 ha. Pola penyebaran Na-tukar tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.9. berikut.

Gambar 4.9. Peta Penyebaran Na-tukar Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.9. Terlihat bahwa peta sebaran kadar Na-tukar tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa memiliki Kriteria rendah secara keseluruhan pada lokasi penelitian.

Kejenuhan Basa (KB) Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Nilai Kejenuhan Basa pada Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa yang diperoleh melalui rumus perhitungan ditampilkan pada Tabel 4.19. sebagai berikut.

Tabel 4.19. Kejenuhan Basa tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa Hamparan

Keterangan: *Kriteria Penilaian Sifat kimia Tanah Berdasarkan PPT (1995)

Pada Tabel 4.19. terlihat bahwa Kejenuhan Basa menjumlahkan perhitungan jumlah kation basa dibagi nilai KTK dikali 100%, secara keseluruhan sangat rendah yaitu 4,23 – 6,37 %. Luasan kadar KB tanah sawah dapat dilihat pada tabel 4.20. berikut.

Tabel 4.20. Luas Sebaran KB Tanah Sawah Kecamatan Tanah Jawa

Berdasarkan Tabel 4.20. dapat dilihat bahwa pada kadar KB tanah sawah di lakukan pada VI hamparan sawah di Kecamatan Tanah Jawa dengan total luas areal 3127,99 ha memiliki kriteria sangat rendah. Pada hamparan I memiliki luas kadar KB kriteria sangat rendah yaitu 1059,59 ha. Pada hamparan II memiliki luas kadar KB kriteria sangat rendah yaitu 757,26 ha. Pada hamparan III memiliki luas kadar KB kriteria sangat rendah yaitu 523,46 ha. Pada hamparan IV memiliki luas kriteria kadar KB sangat rendah yaitu 207,76 ha. Pada hamparan V memiliki luas kriteria kadar KB sangat rendah yaitu 303,93 ha. Pada hamparan VI memiliki luas kriteria kadar KB sangat rendah yaitu 275,99 ha. Pola penyebaran KB tanah sawah dapat dilihat pada Gambar 4.10. berikut.

Gambar 4.10. Peta Penyebaran KB Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.10. Terlihat bahwa peta sebaran KB tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa memiliki Kriteria sangat rendah secara keseluruhan pada lokasi penelitian.

Klasifikasi Penilaiaan Status Kesuburan Tanah di Kecamatan Tanah Jawa Klasifikasi penilaian kesuburan tanah bertujuan untuk menentukan kesuburan suatu lahan yang diukur berdasarkan parameter sifat tanah. Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa diperoleh bahwa status kesuburan tanah sawah berada pada kriteria rendah hingga sangat rendah.

Penilaian berdasarkan kriteria hasil analisis sifat kimia tanah seperti C-organik, Ca, Mg, dan KB. Hamparan sawah lebih dominan dengan status kesuburan tanah yang sangat rendah. Pada hamparan sawah I sampel 2 dan hamparan sawah II sampel 4 berada pada status kesuburan tanah yang rendah. Hasil penilaian serta peta kesuburan tanah dapat dilihat pada Tabel 4.21. dan Gambar 4.11. berikut ini.

Tabel 4.21. Klasifikasi Penilaian Status Kesuburan Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Hamparan Sawah Sampel KTK KB C-organik P-tersedia Status Kesuburan

I

1 Sedang Sangat Rendah Sangat Rendah Sedang Sangat Rendah

2 Tinggi Sangat Rendah Sangat Rendah Sedang Rendah

3 Sedang Sangat Rendah Sangat Rendah Rendah Sangat Rendah

II 4 Sedang Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Rendah

5 Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Rendah Sangat Rendah

III 6 Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah

7 Sedang Sangat Rendah Sangat Rendah Rendah Sangat Rendah

IV 8 Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah

V 9 Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah

VI 10 Sedang Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat Rendah

Keterangan: *Penilaian Status Kesuburan Tanah Menurut PPT (1995)

Gambar 4.11. Status Kesuburan Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Pada Gambar. 4.11. dapat diketahui peta status kesuburan tanah sawah memiliki dua kriteria yaitu sangat rendah, dan rendah dimana dilihat dari gambar sebaran kriteria sangat rendah lebih dominan dibanding kriteria rendah. Luasan sebaran status kesuburan tanah sawah di kecamatan Tanah Jawa dapat dilihat pada tabel 4.22.

Tabel 4.22. Luas Sebaran Kesuburan Tanah Sawah di Kecamatan Tanah Jawa

Berdasarkan Tabel 4.22. dapat diketahui bahwa status kesuburan tanah sawah di kecamatan Tanah Jawa terdapat dua kriteria yaitu sangat rendah dengan luas 2324,13 ha dan rasio terhadap total luas yaitu 74.30 % dari sebaran hamparan I 634,41 ha, hamparan II 378,58 ha, hamparan III 523,46 ha, hamparan IV 207,76 ha, hamparan V 303,93 ha dan pada hamparan VI 275,99 ha.

Sedangkan pada status kesuburan tanah sawah dengan kriteria rendah memiliki luas areal 803,85 ha dan dengan rasio terhadap total luas yaitu 25,70 %. dari sebaran hamparan I 425,18 ha, dan hamparan II 378,67 ha. Jadi dapat diketahui status kesuburan tanah sawah terluas adalah dengan kriteria sangat rendah yaitu 74,30 %.

Pembahasan

Pada pH tanah di lapang yang diukur dalam kondisi tergenang umumnya 7,00 (netral). Keadaan ini sesuai yang dikemukakan oleh Ponnamperuma (1985)

mengatakan bahwa pH tanah tergenang berkisar 6,7-7,2. Hal ini terjadi oleh penggenangan yang menyebabkan meningkatnya pH tanah yang semula

asam menjadi netral, dan sebaliknya akan menurunkan pH tanah yang semula

basa menjadi netral. Peningkatan pH tanah masam, oleh penggenangan terjadi akibat adanya penambahan ion OH- dari reduksi Fe3+ menjadi Fe2+, dengan

reaksi Fe(OH)3 + 3 H+ + e ⇌ Fe(OH)2 + OH-. pH tanah yang diukur di lab, daerah penelitian para petani membakar jerami padi dari sisa panenan dianggap

sebagai mempercepat pekerjaan dan tidak menggangu sewaktu pengolahan tanah, sehingga bahan organik tidak dapat dikembalikan atau tersimpan didalam tanah.

Ditinjau dari pemupukan pada daerah penelitian juga pemberian pupuk sangat minim dilakukan, para petani dominan menggunakan pupuk Phonska yang

mengandung K 15 %. Kadar C organik pada hamparan yang menunjukan C organiknya rendah karena petani cukup memberi pemupukan phonska yang

mengandung K dengan dosis yang lebih tinggi dari pada hamparan C organik yang sangat rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dalimunthe (2010) yang menyatakan bahwa rendahnya C-organik disebabkan oleh intensifnya penggunaan lahan dan penggunaan bahan organik sebagai pupuk yang sangat minim bahkan tidak ada, sehingga proses dekomposisi bahan organik tanah makin intensif pula Selain itu tidak adanya pengembalian bahan organik seperti jerami padi atau serasah ke dalam tanah yang mengakibatkan terjadinya degradasi tanah, serta adanya pencucian (leaching).

Pada Gambar 4.4 sama halnya dengan kadar C organik, kadar P olsen juga berkriteria rendah di bagian areal hulu atau lebih rendah dari pada di daerah yang berkadar P olsen berkriteria sedang kecuali, hamparan sawah II sampel 4 kadar P olsen tergolong sangat tinggi. Penyebabnya tingginya kadar P olsen dikarenakan pemberian pupuk P tercukupi. Hal ini sesuai pernyataan Setyorini (2004) mengatakan dari hasil penelitian uji P bahwa tanah sawah berkadar P tinggi cukup dipupuk 50 kg SP-36/ha sebagai perawatan pada lahan sawah, dan dikarenakan desa tersebut lebih dekat dengan perkotaan serta lebih maju sehingga dalam pembelian dan pemberian pupuk lebih baik. Kadar P-olsen di derah penelitian umumnya berkriteria sedang dikarenakan petani mensupalai hara P dengan

pemupukan pupuk TSP, SP-36, dan Phonska, sehingga kandungan P dalam tanah tercukupi.

Pada Tabel 4.3 Status kesuburan tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa secara umum sangat rendah, kecuali pada hamparan I sampel 2 dan hamparan II

Pada Tabel 4.3 Status kesuburan tanah sawah di Kecamatan Tanah Jawa secara umum sangat rendah, kecuali pada hamparan I sampel 2 dan hamparan II

Dokumen terkait