• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pembacaan surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang dibaca oleh mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, peneliti menemukan bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi fonologi BI ke dalam Bahasa Arab al-Qur’an (BAQ) ada 11 konsonan. Adapun bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi tersebut adalah :

1. Bunyi konsonan hambat atau stop ( ﻪﻴﻔﻗﻭ ) / waqfiyah/ : ﺽ, ﻁ, ﻕq]. 2. Bunyi konsonan frikatif atau geseran ( ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ) / ihtikākiy/ : ﺙ, ﺫ, ﺡ, ﺥ, ﺵ,

ﺹ, ﻉ, ﻍ [ θ, ð, ћ, x, ʃ,ҁ, ɤ ].

Masing-masing konsonan ini akan dilihat dalam surah Fatihah (Q.S: 1) dan

al-Zalzalah (Q.S: 99).

Untuk memudahkan pembahasan, peneliti mengklasifikasikan distribusi bunyi-bunyi konsonan yang mengalami interferensi fonologi BI ke dalam BAQ tersebut sebagai berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ﻪﻴﻔﻗﻭ / waqfiyah/ : ﺽ, ﻁ, ﻕ [ɖq] dapat diklasifikasi berdasarkan artikulasi sebagai berikut:

a. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ / waqfiy

mufakhkham / (stop, velarized) : ﺽ, ﻁ] dalam surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi di tengah kata dan di akhir kata.

b. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ / waqfiy ḥalqiy/ (stop, uvular) :

[ q ] dalam surah Fatihah (Q.S: 1) dan

2.Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy / : ﺙ, ﺫ, ﺡ, ﺥ, ﺵ, ﺹ, ﻉ, ﻍ [ θ, ð, ћ, x, ʃ, ҁ, ɤ ] dapat diklasifikasi berdasarkan artikulasi sebagai berikut:

a. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan

ﻱﻥﺎﻨﺳﺃ ﻦﻴﺑ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy bayna asnāniy / (frikatif, interdental) :

ﺫ ,

[ ð, θ] dalam

surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi

di awal kata, tengah kata dan di akhir kata.

b. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan

ﻖﺒﻁ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy ṭabaq/ (frikatif, velar) :

ﻍ , ﺥ

, x ] dalam surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata.

c. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan

ﻲﻘﻠﺣ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy ḥalqiy / (frikatif, faringal) :

ﻉ , ﺡ

, ћ ] dalam surah

al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal

kata dan di tengah kata.

d. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy liṣṣah ghāriyyah / (frikatif, alveo palatal) :

[ ʃ] dalam

surah al-Fatihah (Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi

di awal kata dan di tengah kata.

e. Interferensi fonologi BI dalam bunyi konsonan ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy mufakhkham / (frikatif, velarized) :

(Q.S: 1) dan al-Zalzalah (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata.

3.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti akan menjelaskan bunyi-bunyi konsonan dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI serta memperlihatkan di mana saja distribusi bunyi-bunyi konsonan dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana berikut ini :

4.2.1 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ /

waqfiy mufakhkham / (stop, velarized) : ﻁ , ﺽ [ɖ ] pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99).

Bunyi-bunyi konsonan ﻁ, ﺽ [ɖ , ] dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI ditemukan dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) yang berdistribusi di tengah kata dan di akhir kata dapat dijelaskan seperti berikut : 1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺽ [ɖ] ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ

ﺭﻮﻬﺠﻣ (stop velarized bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 1) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﺏﻮﻀﻐﻤﻟﺍ

[al-ma

ɤɖu:bi] `orang-orang yang dimurkai` (Q.S, 1: 7) ﺏﻭﺪﻐﻤﻟﺍ

[al-maɤdu:bi].

ii. Kata ﻦﻴﻟﺎﻀﻟﺍ

[a

ɖ-ɖa:lli:na] `mengeluarkan` (Q.S, 1: 7) ﻦﻴﻟﺍﺪﻟﺍ [aɖ-da:lli:na]. 2. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ

(stop velarized bersuara) yang berdistribusi di akhir kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﺽﺭﻻﺍ[al-arɖu] `bumi` (Q.S 99: 1-2) ﺩﺭﻻﺍ [al-ardu] .

3. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﻁ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized tak bersuara) yang berdistribusi di akhir kata dalam (Q.S: 1) adalah sebagai berikut :

i. Kata

ﻁﺮﺻ

[ʂira:ʈa] `jalan` (Q.S, 1: 6-7) ﺕﺮﺻ [ʂira:ta].

Pada contoh (1.i-ii) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) yang berdistribusi di tengah kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

d

]

apiko dental dalam BI. Demikian juga pada (2.i) bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) yang berdistribusi di akhir kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i-ii).

Dalam BAQ bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas, dan belakang lidah juga dinaikkan hampir menyentuh langit-langit lunak. Sedangkan bunyi konsonan

[

d

]

apiko dental dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah dan gigi atas.

Pada contoh (2.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﻁ [t] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized tak bersuara) yang berdistribusi di akhir kata diucapkan menjadi bunyi konsonan [t] apiko dental dalam BI.

Dalam BAQ bunyi konsonan ﻁ [t] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized tak bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara menghambat udara pada ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas secara bersamaan lidah bagian belakang dinaikkan hampir mencapai langit-langit lunak. Bunyi konsonan [t] apiko dental dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan ujung lidah dan gigi atas.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ /

waqfiy mufakhkham / (stop, velarized) ﺽ [ɖ] dan ﻁ [t] dalam BAQ yang berdistribusi di tengah dan di akhir kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna pada kata ﻦﻴﻟﺎﻀﻟﺍ ,ﺽﺭﻻﺍ , dan ﻁﺭﺻ .

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) dan dan ﻁ [t] ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ ﺱﻮﻤﻬﻣ (stop velarized tak bersuara) yang berdistribusi di tengah dan di akhir kata pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah:

a. Bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) dan ﻁ [t]

ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized tak bersuara) merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan mengganti dengan bunyi konsonan

[

d

]

dan

[t]

apiko dental dalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) dan ﻁ [t] ﻲﻔﻗﻭ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ (stop velarized tak bersuara).

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ ﺭﻮﻬﺠﻣ (stop velarized bersuara) dan ﻁ [t] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized tak bersuara) seperti membaca surah al-Fatihah dan al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan ﺽ [ɖ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻔﻗﻭ (stop velarized bersuara) dan ﻁ [t] ﻲﻔﻗﻭ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ (stop velarized tak bersuara).

4.2.2 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ /

waqfiy ḥalqiy/ (stop, uvular) :

[ q ] pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99).

Bunyi konsonan

[q] dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI ditemukan dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal dan di tengah kata dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﻝﺎﻗ [qa:la] `telah berkata` (Q.S, 99: 3) ﻝﺎﻛ [ka:la].

2 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﻢﻴﻘﺘﺴﻤﻟﺍ [al-mustaqi:m] `jalan yang lurus` (Q.S, 1: 6)  ﻡﻳﻛﺗﺳﻣﻟﺍ [al-mustaki:m].

ii. Kata ﻝﺎﻘﺛﺍ [ʔaθqa:la] `beban-beban berat` (Q.S, 99: 2) ﻝﺎﻛﺛﺍ [ʔaθqa:la]. iii. Kata ﻝﺎﻘﺜﻣ [miθqa:la] ‘seumpama/sebesar’ (Q.S, 99: 7-8) ﻝﺎﻛﺛﻣ [miθka:la].

Pada contoh (1.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

k

]

dorso velar dalam BI. Demikian juga pada (2.i-iii) bunyi konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i).

Dalam BAQ bunyi konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan oleh akar lidah yang bersentuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak. Sedangkan bunyi konsonan [k] dorso velar dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ /

waqfiyḥalqiy/ (stop, uvular) :

[ q ] dalam BAQ yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna pada kata ﻝﺎﻗ, ﻝ ﺎﻘﺛﻣ

,ﻝ ﺎﻘﺛﺍdanﻡﻳﻘﺗﺳﻣﻟﺍ .

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

[ q ] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) yang berdistribusi di awal dan di tengah kata pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah:

a. Bunyi konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara) merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan mengganti dengan bunyi konsonan [k] dorso velar dalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara).

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan

[q] ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ ﺱﻮﻤﻬﻣ (stop uvular tak bersuara) seperti membaca surah Fatihah dan

al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan

[q] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻔﻗﻭ (stop uvular tak bersuara).

4.2.3 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

ﻥﺎﻨﺳﺃ ﻦﻴﺑ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy bayna asnāniy / (frikatif, interdental) :

,

[ ð, θ] pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99).

Bunyi-bunyi konsonan

ﺫ , ﺙ

[ ð, θ] dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI ditemukan dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal, di tengah dan di akhir kata dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺙ [θ] ﻦﻴﺑ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ (frikatif interdental tidak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata

ﻝﺎﻘﺛﺍ [

ʔaθqa:la] `beban-beban berat` (Q.S, 99: 2) ﻝﺎﻘﺳﺍ [ʔasqa:la]. ii. Kata ﻝ ﺎﻘﺜﻣ[miθqa:la] `sebesar/seberat` (Q.S, 99: 7,8) ﻝ ﺎﻘﺴﻣ [misqa:la] .

2. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺙ [θ] ﻦﻴﺑ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ (frikatif interdental tidak bersuara) yang berdistribusi di akhir kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata

ﺙﺪﺤﺗ

[tuħaddiθu] `menceritakan` (Q.S 99: 4) ﺱ ﺩﺪﺤﺗ [tuhaddisu].

3. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan

[ð] ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺎﻜﺘﺣﺍ ﺭﻮﻬﺠﻣ (frikatif interdental bersuara) yang berdistribusi di awal kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut:

i. Kata

ٍﺓﱠﺭَﺫ

[ðarratin] `biji zarrah` (Q.S, 99: 7-8) 

ٍﺓﱠﺭَﺯ

[ʒarratin] dan

ٍﺓﱠﺭَﺫ

[ðarratin] ﻩﺮﺟ [ʝarratin].

4. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan

[ð] ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺎﻜﺘﺣﺍ ﺭﻮﻬﺠﻣ (frikatif interdental bersuara) yang berdistribusi di akhir kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut:

i. Kata

ﺍَﺫِﺍ

[iða:] `apabila` (Q.S, 99: 1) 

ﺍَﺯِﺍ

[iʒa:]. ii. Kata

ﻯِﺬﱠﻟَﺍ

[al-laði:] `yang` (Q.S 1: 7)

ﻯِﺰﱠﻟَﺍ

[al-laʒi:].

iii.Kata

ٍﺬِﺌَﻣْﻮَﻳ

[yawmaʔiðin] `pada hari itu` (Q.S, 99: 4) 

ٍﺰِﺌَﻣْﻮَﻳ

[yawmaʔiʒin]. Pada contoh (1.i-ii) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﺙ[θ] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif interdental tidak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[s]

lamino palatal dalam BI. Demikian juga pada (2.i) bunyi konsonan ﺙ [θ] ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ (frikatif interdental tidak bersuara) yang berdistribusi di akhir kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i).

Dalam BAQ bunyi konsonan ﺙ [θ] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif interdental tidak bersuara) yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan di antara gigi depan atas dan bawah. Bunyi konsonan [s] lamino palatal dalam BI adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Pada contoh (3.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

[ð] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif interdental bersuara) yang berdistribusi di awal kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

z

]

palatal dalam BI. Sedangkan pada (4.i-iii ) bunyi konsonan

[ð] ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺎﻜﺘﺣﺍ ﺭﻮﻬﺠﻣ (frikatif interdental bersuara) yang berdistribusi di akhir kata juga mengalami interferensi fonologi BI dan diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

z

]

lamino palatal dalam BI.

Dalam BAQ bunyi konsonan

[ð] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻥﺎﻨﺳﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif interdental bersuara) yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah berada di antara gigi depan atas dan bawah. Sedangkan bunyi konsonan

[

z

]

lamino palatal dan [j] lamino palatal dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan

ﻱﻥﺎﻨﺳﺃ ﻦﻴﺑ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiybayna asnāniy / (frikatif, interdental) :

ﺫ , ﺙ

[ ð, θ] dalam BAQ yang berdistribusi di awal kata, di tengah kata dan di akhir kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna pada kata ﻝﺎﻘﺛﺍ, ﻝﺎﻘﺜﻣ, ﺙ ﺪﺤﺗ, ﻩﺭﺫ, ﺫﺍ, ﻱﺬﻟﺍ dan ﺬﺌﻣﻮﻳ.

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

ﺫ , ﺙ

[ ð, θ] yang berdistribusi di awal, tengah dan di akhir kata pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah:

a. Bunyi konsonan

ﺫ ,

[ ð, θ] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan menggantinya dengan bunyi konsonan

[

s

]

dan

[z]

lamino palatal dalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan

, ﺙ

[ ð, θ].

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan

ﺫ ,

[ ð, θ] seperti membaca surah al-Fatihah dan al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan

ﺫ ,

[ ð, θ].

4.2.4 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

ﻖﺒﻁ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy ṭabaq/ (frikatif, velar) :

,

[x, ɤ] pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99).

Bunyi-bunyi konsonan

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ] dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI ditemukan dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺥ [x] ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif velar tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﺍﺮﻴﺧ [xayra:n] `kebaikan` (Q.S, 99: 7) ﺍﺮﻴﻫ[hayra:n].

2. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺥ [x] ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif velar tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﺖﺟﺮﺧﺍ [axraʝati] ‘telah mengeluarkan’ (Q.S, 99:2) ﺖﺟﺮﻫﺍ [ahraʝati] ii. Kata ﺭﺎﺒﺧﺍ [axba:ra] ‘berita-berita’ (Q.S, 99:4) ﺭﺎﺒﻫﺍ [ahba:ra]

3. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﻍ [ɤ] ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺭﻮﻬﺠﻣ (frikatif velar bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 1) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﺏﻮﻀﻐﻤﻟﺍ [al-maɤɖu:bi] `yang dimurkai` (Q.S, 1: 7) ﺏﻭﺿﺋﻣﻟﺍ [al-maʔɖu:bi] dan ﺏﻮﻀﻐﻤﻟﺍ [al-maɤɖu:bi] ﺏﻮﻀﻜﻤﻟﺍ [al-makɖu:bi].

Pada contoh (1.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﺥ [x] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velar tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

h

]

laringal dalam BI. Demikian juga pada (2.i-ii) bunyi konsonan ﺥ [x] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ

(frikatif velar tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i).

Dalam BAQ bunyi konsonan ﺥ [x] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velar tak bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan dengan menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak. Sedangkan bunyi konsonan

[

h

]

laringal dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh tenggorok (laring).

Pada contoh (3.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﻍ [ɤ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velar bersuara) yang

berdistribusi di tengah kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

ʔ] glottal atau [k] dorso velar dalam BI.

Dalam BAQ bunyi konsonan ﻍ [ɤ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻖﺒﻁ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velar bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan oleh adanya keterlibatan sentuhan belakang lidah dengan langit-langit lunak. sedanglan bunyi konsonan [ʔ] glottal dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan dengan oleh keterlibatan lubang atau celah pada pita suara dan bunyi [k] dorso velar dalam BI adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan

ﻖﺒﻁ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy ṭabaq/ (frikatif, velar) :

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ] dalam BAQ yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna kata

ﺮﻴﺧ, ﺖﺟﺮﺧﺍ, ﺭﺎﺒﺧﺍ dan ﺏﻮﻀﻐﻤﻟﺍ.

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ] yang berdistribusi di awal dan di tengah kata pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah:

a. Bunyi konsonan

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan mengganti dengan bunyi konsonan

[

h

]

laringal dan

[ʔ]

glotal atau [k] dorso velar dalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ].

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ]

seperti membaca surah al-Fatihah dan al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan

ﻍ , ﺥ

[x, ɤ].

4.2.5 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

ﻲﻘﻠﺣ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy ḥalqiy / (frikatif, faringal) :

,

[ћ, ҁ] pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99).

Bunyi-bunyi konsonan

ﻉ , ﺡ

[ћ, ҁ] dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI ditemukan dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺡ [ћ] ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif faringal tidak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ [ar-raħma:n] `yang maha pengasih` (Q.S, 1: 1,3)  ﻦﻤﻫﺮﻟﺍ [ar-rahma:n].

ii. Kata ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ [ar-raħi:m] `yang maha pemurah` (Q.S, 1: 1,3) 

ﻢﻴﻫﺮﻟﺍ

[ar-rahi:m]. iii. Kata

ﺪﻤﺤﻟﺍ

[al-ħamdu] `segala puji` (Q.S, 1: 2) 

ﺪﻤﻬﻟﺍ

[al-hamdu].

iv. Kata

ُﺙﱢﺪَﺤُﺗ

[tuħaddiθu] `menceritakan` (Q.S, 99: 4) 

ُﺙﱢﺪَﻬُﺗ

[tuhaddiθu]. 2. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺡ [ћ] ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ

ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif faringal tidak bersuara) yang berdistribusi di akhir kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata

ٰﻰَﺣْﻭَﺃ

[ʔawħa:] `merintahkan` (Q.S, 99: 5)

ٰﻰَﻫْﻭًﺃ

[ʔawha:] `melemahkan`.

3. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﻉ [ҁ] ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺭﻮﻬﺠﻣ (frikatif faringal bersuara) yang berdistribusi di awal kata dalam (Q.S: 1) adalah sebagai berikut :

i. Kata ﻲﻠﻋ dalam susunan kata

ﻢﻬﻴﻠﻋ

[ҁalaihim] `atas mereka` (Q.S, 1: 7) ﻡﻬﻳﻟﺍ [ʔalaihim].

4. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﻉ [ҁ] ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺭﻮﻬﺠﻣ (frikatif faringal bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kataﻦﻴﻤﻟﺎﻌﻟﺍ[al- `aʕālami:n] `sekalian alam` (Q.S, 1: 2) ﻦﻴﻤﻟﺎﺌﻟﺍ [al-`ʔālami:n] ii. Kata ﺪﻨﻌﻧ [naʕbudu] `kami menyembah` (Q.S, 1: 5) ﺩﺑﺋﻧ[naʔbudu].

iii. Kata ﻦﻴﻌﺘﺴﻧ [nastaʕi:n] `kami memohon pertolongan` (Q.S, 1: 5) 

ﻥﻳﺋﺗﺳﻧ

[ʔnastaʔi:n].

iv. Kata ﺖﻤﻌﻧﺍ [anʕamta] `telah engkau beri nikmat` (Q.S, 1:7 ) ﺖﻤﺌﻧﺍ [anʔamta]. v. Kata

َﻝﺎَﻤْﻋَﺃ

[`aʕma:la] `perbuatan` (Q.S, 99: 6) 

َﻝﺎَﻤْﺋَﺃ

[`aʔ-ma:la]

`mengharapkan `, dan kata

َﻝﺎَﻤْﻋَﺃ

[`aʕma:la] `perbuatan`  kata

َﻝﺎَﻤْﻛَﺃ

[akma:la] `menyempurnakan`.

vi. Kata

ُﻞَﻤْﻌَﻳ

[yaʕmalu] `mengerjakan` (Q.S, 99: 7-8) 

ُﻞَﻤْﺌَﻳ

[yaʔmalu], dan kata

Pada contoh (1.i-iv) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﺡ [ћ] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif faringal tidak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

h

]

laringal dalam BI.

Dalam BAQ bunyi konsonan ﺡ [ћ] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif faringal tidak bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan dinding belakang kerongkongan dan akar lidah. Sedangkan bunyi konsonan

[

h

]

laringal dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tenggorok. Demikian juga pada (2.i) bunyi konsonan ﺡ [ћ] ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif faringal tidak bersuara) yang berdistribusi di akhir kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i).

Pada contoh (3.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﻉ [ҁ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif faringal bersuara) yang berdistribusi di awal kata diucapkan menjadi bunyi konsonan [ʔ] glottal dalam BI. Demikian juga pada (4.i-vi) bunyi konsonan ﻉ [ҁ] frikatif faringal bersuara yang berdistribusi di tengah kata juga mengalami interferensi fonologi BI menjadi bunyi konsonan

[

ʔ] glottal dan konsonan [k] dorso velar dalam BI.

Dalam BAQ bunyi konsonan ﻉ [ҁ] ﺭﻮﻬﺠﻣ ﻲﻘﻠﺣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif faringal bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan adanya sentuhan akar lidah dengan dinding tenggorokan. Bunyi konsonan [ʔ] glottal dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan dengan keterlibatan lubang atau celah pada pita suara. Dan bunyi konsonan [k] dorso velar dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan

ﻲﻘﻠﺣ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy ḥalqiy / (frikatif, faringal) :

ﻉ , ﺡ

[ћ, ҁ] dalam BAQ yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna pada kata ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ, ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ, ﻲﺣﻭﺍ serta pada kata dalam contoh (1.iii-iv, 3.i, dan 4.i-iv) dan perubahan makna pada kata

َﻝﺎَﻤْﻋَﺃ

[`aʕma:la] `perbuatan` (Q.S, 99: 6) 

َﻝﺎَﻤْﺋَﺃ

[`aʔ-ma:la] `mengharapkan `, kata

َﻝﺎَﻤْﻋَﺃ

[`aʕma:la] `perbuatan`  kata

َﻝﺎَﻤْﻛَﺃ

[akma:la] `menyempurnakan`, kata

ُﻞَﻤْﻌَﻳ

[yaʕmalu] `mengerjakan` (Q.S, 99: 7-8)

ُﻞَﻤْﺌَﻳ

[yaʔmalu], dan kata

ُﻞَﻤْﻌَﻳ

[yaʕmalu] `mengerjakan`

ﻝﺎَﻤْﻛ َﻱ

[

yakma:l] ` menyempurnakan`.

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi

konsonan

ﻉ , ﺡ

[ћ, ҁ] yang berdistribusi di awal dan di tengah kata pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah:

a. Bunyi konsonan

ﻉ , ﺡ

[ћ, ҁ] merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan mengganti dengan bunyi konsonan

[

h

]

laringal dan

[ʔ]

glottal dalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan

, ﺡ

[ћ, ҁ].

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan

ﻉ , ﺡ

[ћ, ҁ]

seperti membaca surah al-Fatihah dan al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan

ﻉ , ﺡ

[ћ, ҁ].

4.2.6 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy liṣṣah ghāriyyah / (frikatif, alveo palatal) :

[ ʃ ] pada (Q.S: 99).

Bunyi konsonan

[ ʃ ] dalam BAQ yang mengalami interferensi fonologi BI ditemukan dalam (Q.S: 99) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan

[ ʃ ]

ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ

ﺔﻳﺭﺎﻏ

ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif alveo palatal tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata

ﺍﺮﺷ

[ʃarrān] (Q.S 99: 8) ﺍﺮﺳ [sarrān].

2. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan

[ ʃ ]

ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ

ﺔﻳﺭﺎﻏ

ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif alveo palatal tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 99) adalah sebagai berikut :

i. Kata

ﺕﺎﺗﺷﺍ [a

ʃ-ʃta:tan] (Q.S, 99: 6) ﺕﺎﺘﺳﺍ [as-sta:tan].

Pada contoh (1.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

[ ʃ ]ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif alveo palatal tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

s

]

lamino palatal dalam BI. Demikian juga pada (2.i) bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif alveo palatal tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i).

Dalam BAQ bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif alveo palatal tak bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke belakang pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras sehingga bersentuhan. Sedangkan bunyi konsonan

[

s

]

lamino palatal dalam BI

yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy liṣṣah ghāriyyah / (frikatif, alveo palatal) :

[ ʃ] dalam BAQ yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna pada kata ﺍﺮﺷ dan ﺕ ﺎﺘﺷﺍ.

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif alveo palatal tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata dan di tengah kata pada (Q.S: 99) adalah :

a. Bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif alveo palatal tak bersuara) merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan mengganti dengan bunyi konsonan

[

s

]

lamino palatal dalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ

(frikatif alveo palatal tak bersuara).

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

(frikatif alveo palatal tak bersuara) seperti membaca surah

al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan

[ ʃ ] ﺱﻮﻤﻬﻣ

ﺔﻳﺭﺎﻏ ﺔﺜﻟ

ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif alveo palatal tak bersuara).

4.2.7 Interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy mufakhkham / (frikatif, velarized) :

99).

Bunyi konsonan

BI ditemukan dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) yang berdistribusi di tengah dan di akhir kata dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺹ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif velarized tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata dalam (Q.S: 1) adalah sebagai berikut:

i. Kata ﻁﺍﺮﺻ [ʂira:ʈa] `jalan` (Q.S 1: 7) ﻁﺍﺮﺳ [sira:ʈa].

2. Interferensi fonologi BI dalam pengucapan konsonan ﺹ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif velarized tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata dalam (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah sebagai berikut:

i. Kata

ﻁﺍﺭﺻﻟﺍ [a

ʂ

-

ʂira:ʈa] `jalan yang` (Q.S, 1: 6) ﻁﺍﺮﺴﻟﺍ [as-sira:ʈa]. ii. Kata ﺭﺪﺼﻳ

[ya

ʂduru] `mengeluarkan` (Q.S, 99: 6) ﺭﺪﺴﻳ [yasduru].

Pada contoh (1.i) terlihat adanya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi konsonan ﺹ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velarized tak bersuara) yang berdistribusi di awal kata diucapkan menjadi bunyi konsonan

[

s

]

lamino palatal dalam BI. Demikian juga pada (2.i-ii) bunyi konsonan ﺹ

ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velarized tak bersuara) yang berdistribusi di tengah kata juga mengalami interferensi fonologi BI sebagaimana pada contoh (1.i).

Dalam BAQ bunyi konsonan ﺹ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velarized tak bersuara) adalah bunyi yang dihasilkan dengan cara mengangkat depan lidah ke langit-langit lunak disertai dengan tengah lidah sekaligus bersentuhan dengan gigi geraham atas. Sedangkan bunyi konsonan

[

s

]

lamino palatal dalam BI yaitu bunyi yang dihasilkan oleh keterlibatan tengah lidah dan langit-langit keras.

Dengan adanya interferensi fonologi BI pada bunyi konsonan ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ / ihtikākiy mufakhkham / (frikatif, velarized) :

berdistribusi di awal kata dan di tengah kata mengakibatkan terjadinya kehilangan makna pada kata ﻁﺍﺮﺻ, ﻁﺍﺮﺼﻟﺍ danﺭﺪﺼﻳ .

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada informan, faktor yang mengakibatkan terjadinya interferensi fonologi BI dalam pengucapan bunyi

konsonan ﺹ tengah kata pada (Q.S: 1) dan (Q.S: 99) adalah :

a. Bunyi konsonan ﺹ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velarized tak bersuara) merupakan bunyi konsonan yang tidak ada dalam struktur bunyi BI sehingga informan mengganti dengan bunyi konsonan

[s]

lamino palataldalam bahasa Indonesia sebagai bunyi yang memiliki artikulasi yang berdekatan dengan bunyi konsonan ﺹ ﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velarized tak bersuara).

b. Kurangnya latihan dalam mengucapkan bunyi konsonan ﺹ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ ﺱﻮﻤﻬﻣ (frikatif velarized tak bersuara) seperti membaca surah al-Fatihah dan al-Zalzalah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang titik artikulasi pengucapan bunyi konsonan ﺹﺱﻮﻤﻬﻣ ﻢﺨﻔﻣ ﻲﻛﺎﻜﺘﺣﺍ (frikatif velarized tak bersuara).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait