Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan genotipe tanaman berbeda nyata pada peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang jumlah daun dan ukuran daun.
Tinggi Tanaman
Berdasarkan data pengamatan tinggi tanaman umur 4 s/d 16 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 5 s/d 18 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 4 s/d 16 MST. Rataan tinggi tanaman asam gelugur pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada umur 4 s/d 16 MST
Genotipe Umur (MST) Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada tinggi tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan tinggi tanaman tertinggi (10,82 cm) yang berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Kota Cane (7,11 cm), tetapi tidak berbeda nyata pada genotipe Deli Serdang (8,88 cm) dan genotipe Langkat (8,56 cm).
Diameter Batang
Berdasarkan data pengamatan diameter batang umur 12, 14 dan 16 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 19 s/d 24 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 12, 14 dan 16 MST. Rataan diameter batang asam gelugur pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan Diameter Batang (mm) pada umur 12 s/d 16 MST
Genotipe Umur (MST)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada diameter batang tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan diameter batang tertinggi (3,04 mm) dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang (2,03 mm), genotipe Langkat (1,99 mm) dan genotipe Kota Cane (1,79 mm).
Jumlah Daun
Berdasarkan data pengamatan jumlah daun umur 4 s/d 16 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 25 s/d 36 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 14 dan 16 MST. Rataan jumlah daun asam gelugur pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan Jumlah Daun (helai) pada umur 14 dan 16 MST
Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada jumlah daun tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan jumlah daun tertinggi (9,60 helai) dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang (7,10 helai), genotipe Langkat (7,40 helai) dan genotipe Kota Cane (5,90 helai).
Ukuran Daun (Panjang Daun dan Lebar Daun)
Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada panjang daun dan lebar daun tanaman. Rataan panjang daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 4 dan rataan lebar daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Rataan Panjang Daun (mm)
Genotipe Blok
Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Tabel 5. Rataan Lebar Daun (mm) Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada panjang daun tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan panjang daun tertinggi yaitu 78,70 mm dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada lebar daun tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan lebar daun tertinggi yaitu 38,30 mm dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane.
Bentuk Daun
Berdasarkan pengamatan diketahui pada empat genotipe terlihat cukup seragam. Daun asam gelugur dari empat genotipe ini dikategorikan bentuk daun oblong (Gambar 1).
a b
c d
Gambar 1. Bentuk daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.
Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane Tepi Daun
Berdasarkan pengamatan diketahui pada empat genotipe terlihat cukup seragam. Tepi daun dari empat genotipe yang teramati dikategorikan daun bertepi rata (Gambar 2).
a b c d
Gambar 2. Tepi daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b. Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane
Ujung dan Pangkal Daun
Berdasarkan pengamatan morfologi lain yang teramati yaitu ujung dan pangkal daun pada empat genotipe terlihat seragam. Ujung daun dikategorikan acuminate (Gambar 3), sedangkan pangkalnya termasuk kategori cuneate (Gambar 4).
a b c d
Gambar 3. Ujung daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.
Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane
a b c d
Gambar 4. Pangkal daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.
Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane
Warna Daun
Berdasarkan pengamatan secara visual didapati pada empat genotipe asam gelugur terlihat seragam. Warna daun tua dikategorikan hijau tua seperti terlihat pada Gambar 5.
a b
c d
Gambar 5. Warna daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.
Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane Secara umum, karakter kualitatif pada genotipe bibit asam gelugur asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Karakter Kualitatif Genotipe Bibit Asam Gelugur Asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane
Karakter Kualitatif Genotipe
Malaysia Deli Serdang Langkat Kota Cane
Bentuk Daun Oblong Oblong Oblong Oblong
Tepi Daun Rata Rata Rata Rata
Ujung Daun Acuminate Acuminate Acuminate Acuminate
Pangkal Daun Cuneate Cuneate Cuneate Cuneate
Warna Daun Tua Hijau Tua Hijau tua Hijau Tua Hijau Tua Tipe Stomata
Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop pada bagian bawah daun empat genotipe asam gelugur memiliki tipe parasitik atau tipe Rubiaceae berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup.
a b c
Gambar 7. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Malaysia sampel III G1 (3) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3
a b c
Gambar 8. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Deli Serdang sampel I G2 (5) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3
a b c
Gambar 9. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Langkat sampel III G3 (2) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3
a b c
Gambar 10. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Kota Cane sampel I G4 (6) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3
Jumlah Stomata
Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa genotipe tanaman tidak berbeda nyata antar genotipe pada jumlah stomata bagian bawah daun tanaman. Rataan jumlah stomata daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan Jumlah Stomata
Genotipe Ulangan
Rataan
1 2 3 4 5
Malaysia 37 24 31 29 26,3 29,46
Langkat 32 28 30,3 28,6 34,3 30,64
Kota Cane 37,2 37,6 26 36,3 28 33,02
Rataan 35,63 30,9 29,40 32,30 28,73
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan jumlah stomata bagian bawah daun tertinggi terdapat pada genotipe asal Kota Cane yaitu
Kerapatan Stomata (n/µm
33,02 dan yang terendah pada genotipe asal Malaysia yaitu 29,46.
2
Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa genotipe tanaman tidak berbeda nyata antar genotipe pada kerapatan stomata bagian bawah daun tanaman. Rataan kerapatan stomata daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 8.
)
Tabel 8. Rataan Kerapatan Stomata (n/mm2)
Genotipe Ulangan
Rataan
1 2 3 4 5
Malaysia 1820,25 1180,71 1525,08 1426,69 1293,86 1449,32 Deli Serdang 1785,82 1672,67 1490,64 1736,62 1293,86 1595,92 Langkat 1574,27 1377,49 1490,64 1407,01 1687,42 1507,37 Kota Cane 1830,09 1,849,77 1279,10 1785,82 1377,49 1624,45 Rataan 1752,61 1520,16 1446,36 1589,03 1413,16
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan kerapatan stomata bagian bawah daun tertinggi terdapat pada genotipe asal Kota Cane yaitu 1624,45 n/mm2 dan yang terendah pada genotipe asal Malaysia yaitu 1449,32 n/mm2
Pembahasan
.
Genotipe Malaysia mempunyai pertumbuhan yang paling baik diantara genotipe Deli Serdang, genotipe Langkat dan genotipe Kota Cane. Hal ini dapat dilihat dari nilai rataan tinggi tanaman genotipe Malaysia yang mencapai 10,82 cm (Tabel 1), nilai rataan diameter batang yaitu 3,04 mm (Tabel 2), nilai rataan jumlah daun yaitu 9,06 helai (Tabel 3) dan memiliki nilai rataan panjang daun
sebesar 78,70 mm (Tabel 4) serta nilai rataan lebar daun sebesar 38,30 mm (Tabel 5). Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik sehingga menyebabkan genotipe Malaysia memiliki pertumbuhan paling baik dibandingkan dengan genotipe lainnya. Peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan ukuran daun (panjang dan lebar daun) termasuk ke dalam karakter kuantitatif.
Karakter kuantitatif adalah karakter yang dikendalikan oleh banyak gen. Sifat kuantitaif yang dikendalikan oleh banyak gen, dapat diartikan sebagai hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan yang berkaitan dengan sifat morfologi dan fisiologi tanaman. Variabilitas suatu polulasi tanaman dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan serta interaksi antara keduanya. Menurut Allard (1960) menyatakan bahwa keragaman fenotipe dari suatu tanaman dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan serta adanya interaksi antara keduanya.
Berdasarkan peubah bentuk, tepi, ujung, pangkal dan warna daun menunjukkan adanya keragaman (seragam) pada genotipe bibit asam gelugur asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane. Keempat genotipe ini memiliki bentuk daun yang oblong, tepi daun rata, ujung daun acuminate, pangkal daun cuneate, warna daun tua hijau tua. Hal ini sesuai dengan pendapat Verheij dan Corronel (1997) mengatakan bahwa daun asam gelugur berbentuk lonjong sempit, berwarna hijau tua (sewaktu muda merah cerah) berkilap menjangat, mendaging, pingirannya berlipat, tulang tengahnya menonjol kesebelah bawah lembaran daun, dengan peraturan yang bergelombang gelap, tipis dan hampir tidak tampak tangkai daunnya mencapai 2,5 cm panjangnya.
Berdasarkan pengamatan secara mikroskopis pada bagian bawah daun bibit genotipe Malaysia, genotipe Deli Serdang, genotipe Langkat dan genotipe
Kota Cane didapati bahwa tipe stomata termasuk tipe anomositik atau tipe Ranunculaceae. Tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu dimana sel penutup dari stomata dikelilingi oleh sejumlah sel yang tetangga yang tidak tentu dan tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis lainnya. Hal ini didukung dengan pendapat dari Estiti (1995) yang menyatakan bahwa ada empat tipe stomata berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup. Tipe anomositik atau tipe Ranunculaceae dimana sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Tipe ini umumnya terdapat pada Ranunculaceae, capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae.
Berdasarkan nilai rataan jumlah stomata pada genotipe asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane didapati bahwa genotipe asal Kota Cane memiliki rataan jumlah stomata tertinggi yaitu 33,02 sedangkan rataan jumlah stomata yang terendah pada genotipe asal Malaysia yaitu 29,46. Hal ini diduga disebabkan adanya pengaruh faktor genetic dari masing-masing genotipe dari bibit asam gelugur yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Agustini (1994) yang menyatakan bahwa kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetik yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata.
Berdasarkan nilai rataan kerapatan stomata didapati genotipe bibit asam gelugur asal Kota Cane memiliki nilai rataan tertinggi yaitu 1624,45 n/mm2 dibandingkan dengan genotipe Malaysia (1449,32 n/mm2), genotipe Deli Serdang (1595,92 n/mm2) dan genotipe Langkat (1507,37 n/mm2). Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik sehingga menyebabkan genotipe asal Kota Cane
memiliki nilai rataan kerapatan stomata tertinggi dibandingkan dengan genotipe lainnya. Hal tersebut didukung dengan pendapat Agustini (1994) yang menyatakan bahwa kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetik yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata.
Ketersediaan air, intensitas cahaya, suhu dan konsentrasi CO2 merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi kerapatan stomata.
KESIMPULAN Kesimpulan
1. Genotipe bibit asam gelugur asal Malaysia mempunyai nilai rataan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan ukuran daun tertinggi dibandingkan dengan genotipe asal Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane serta memiliki kesamaan karakter pada bentuk daun (oblong), tepi daun (rata), ujung (acuminate) dan pangkal daun (cuneate), warna daun tua (hijau tua).
2. Secara mikroskopis genotipe bibit asal gelugur asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane memiliki tipe stomata parasitik yang memiliki jumlah stomata (29,46 – 33,02) dan kerapatan stomata (1449,32 – 1624,45 n/mm2) tidak berbeda pada seluruh genotipe dari bibit tanaman asam gelugur.
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang identifikasi genetik pada genotipe bibit tanaman asam gelugur.