• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN KARAKTERISASI STOMATA BEBERAPA BIBIT GENOTIPE ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders) S K R I P S I OLEH :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN PERTUMBUHAN DAN KARAKTERISASI STOMATA BEBERAPA BIBIT GENOTIPE ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders) S K R I P S I OLEH :"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN KARAKTERISASI STOMATA BEBERAPA BIBIT GENOTIPE ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders)

S K R I P S I

OLEH :

HANI MAURA TIARLI

120301196 / PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

(2)

KAJIAN PERTUMBUHAN DAN KARAKTERISASI STOMATA BEBERAPA BIBIT GENOTIPE ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders)

S K R I P S I

OLEH :

HANI MAURA TIARLI

120301196 / PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

(3)

Judul Penelitian : Kajian Pertumbuhan Dan Karakterisasi Stomata Beberapa Bibit Genotipe Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff

ex T. Anders) Nama : Hani Maura Tiarli

.

NIM : 120301196

Program Studi : Agroekoteknologi Minat : Pemuliaan Tanaman

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ir. Eva Sartini Bayu, MP Dr. Diana Sofia Hanafiah, SP. MP Ketua Anggota

Mengetahui

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc.

Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(4)

ABSTRACT

HANI MAURA TIARLI: The Study of Growth and Characterization of the Stomata of some Genotypes Garcinia Atroviridis Seeds (Garcinia atroviridis Griff ex t. Anders). Guided by Eva Sartini Bayu and Diana

This research aims

Sofia Hanafiah.

to know the difference in the growth and characterization of the stomata of some seedling genotypes Garcinia atroviridis.. This research was carried out in the Centre of agribusiness Way A.H. Nasution No.1 A Kampung Medan Johor Base Mansur municipality of Plant Physiology Laboratory and Field Faculty of mathematics and Natural Sciences University of Sumatera Utara Medan, from May 2016 until October 2016. The parameters observed were Rod diameter, plant height, number of leaves, leaf size (length and width of the leaf), the shape of the leaves, leaf edges, the tip of the leaf, the base of the leaves, the color of the leaf stomata, the type, the number of stomataand the density of stomata. The results showed that genotypes Malaysia, Serdang and Langkat Town, Cane has parallels in the character of the shape of the leaves, leaf edges, the tip and the base of the leaves, leaf color and type of stomata. Malaysia has the highest rataan genotype on higher plants (10.82 cm), stem diameter (3.04 mm), number of leaves (10 strand), the size of the leaves (78.70 mm long and wide 38.30 mm). Genotyping of plants did not differ markedly in amatan variables number and density of stomata.

Keywords: Garcinia atroviridis, morphological characters, stomata

(5)

ABSTRAK

HANI MAURA TIARLI : Kajian Pertumbuhan dan Karakterisasi Stomata Beberapa Bibit Genotipe Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan karakterisasi stomata dari beberapa bibit genotipe asam gelugur.. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Sentra Agribisnis Jalan A.H. Nasution No. 1 A Kecamatan Medan Johor Kelurahan Pangkalan Mansur Kota Madya Medan dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan, dari bulan Mei 2016 sampai dengan Oktober 2016. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, ukuran daun (panjang dan lebar daun), bentuk daun, tepi daun, ujung daun, pangkal daun, warna daun, tipe stomata, jumlah stomata dan kerapatan stomata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane memiliki kesamaan pada karakter bentuk daun, tepi daun, ujung dan pangkal daun, warna daun dan tipe stomata. Genotipe Malaysia memiliki rataan tertinggi pada tinggi tanaman (10,82 cm), diameter batang (3,04 mm), jumlah daun (10 helai), ukuran daun (panjang 78,70 mm dan lebar 38,30 mm). Genotipe tanaman tidak berbeda nyata pada peubah amatan jumlah dan kerapatan stomata.

Dibimbing oleh Eva Sartini Bayu dan Diana Sofia Hanafiah.

Kata kunci : karakter morfologi, stomata, asam gelugur

(6)

RIWAYAT HIDUP

Hani Maura Tiarli, lahir di Medan pada tanggal 06 Juli 1995, anak dari Bapak Hasan Makmur Siregar dan Ibu Reni Lilian Sari Pohan. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah SD Swasta Islam Hikmatul Fadhillah Medan lulus pada tahun 2006, SMP N 3 Medan lulus pada tahun 2009, SMA N 5 Medan lulus pada tahun 2012 dan pada tahun yang sama penulis terdaftar masuk ke Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB) Reguler.

Penulis memilih minat Pemuliaan Tanaman, program studi Agroekoteknologi.

Selama perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan antara lain organisasi Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi. Penulis juga aktif menjadi asisten Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman dan Laboratorium Sitogenetika pada tahun 2016.

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Tasik Raja – Tasik Harapan Estate (Anglo Eastern Plantation Group), Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli – Agustus 2015.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kajian Pertumbuhan dan Karakteristik Stomata Beberapa Bibit Genotipe Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders)”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Eva Sartini Bayu, MP., selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu Dr. Diana Sofia Hanafiah, SP., MP., selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2016

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK...i

ABSTRACT...ii

RIWAYAT HIDUP...iii

KATA PENGANTAR ……….iv

DAFTAR ISI ………...vi

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR LAMPIRAN………ix

DAFTAR GAMBAR ………..x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Hipotesis Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 5

Syarat Tumbuh ... 6

Iklim ... 6

Tanah ... 6

Stomata ... 7

Kerapatan Stomata ... 10

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian ... 12

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Media Tanam ... 14

Persiapan Bahan Tanam ... 14

Penanaman ... 14

Pemupukan ... 14

Pemeliharaan ... 14

Penyiraman ... 14

Penyiangan ... 15

Pengamatan Stomata ………. 15

Peubah Amatan ... 15

Tinggi Tanaman ... 15

Diameter Batang ... 15

Jumlah Daun ... 15

Ukuran Daun ...………...16

(9)

Bentuk Daun ………16

Ujung Daun ………..16

Pangkal Daun ………...16

Warna Daun ………..16

Tipe Stomata ……….16

Jumlah Stomata ... 17

Kerapatan Stomata ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil………...18

Pembahasan ………...27

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan……….31

Saran………...31

DAFTAR PUSTAKA………...32

LAMPIRAN………...34

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Rataan Tinggi Tanaman pada umur 4 s/d 16 MST ………...18

2. Rataan Diameter Batang pada umur 12 s/d 16 MST………...19

3. Rataan Jumlah Daun pada umur 14 dan 16 MST………20

4. Rataan Panjang Daun………...20

5. Rataan Lebar Daun………..21

6. Karakter Kualitatif Genotipe Bibit Asam Gelugur Asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane ………..25

7. Rataan Jumlah Stomata………...27

8. Rataan Kerapatan Stomata………..27

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Bagan Penelitian ……….34

2. Bagan Letak Tanaman Pada Plot………..………...35

3. Jadwal Kegiatan Penelitian………..36

4. Karakteristik Bentuk Daun………..37

5. Karakteristik Tepi Daun………...37

6. Karakteristik Ujung Daun………37

7. Karakteristik Pangkal Daun……….37

8. Model Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok………...38

9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST……….39

10. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 4 MST………39

11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST……….40

12. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 6 MST………40

13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 8 MST……….41

14. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 8 MST………41

15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 10 MST………...42

16. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 10 MST………..42

17. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 12 MST………...43

18. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 12 MST ……….43

19. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 14 MST………...44

20. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 14 MST ……….44

21. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 16 MST………...45

22. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 16 MST………..45

(12)

23. Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 12 MST……….46

24. Sidik Ragam Pada Diameter Batang 12 MST……….46

25. Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 14 MST……….47

26. Sidik Ragam Pada Diameter Batang 14 MST……….47

27. Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 16 MST……….48

28. Sidik Ragam Pada Diameter Batang 16 MST……….48

29. DataPengamatan Jumlah Daun (helai) 6 MST………49

30. SidikRagam Pada Jumlah Daun 6 MST………..49

31. DataPengamatan Jumlah Daun (helai) 8 MST………50

32. SidikRagam Pada Jumlah Daun 8 MST………..50

33. DataPengamatan Jumlah Daun (helai) 10 MST………..51

34. SidikRagam Pada Jumlah Daun 10 MST………51

35. DataPengamatan Jumlah Daun (helai) 12 MST………..52

36. SidikRagam Pada Jumlah Daun 12 MST………52

37. DataPengamatan Jumlah Daun (helai) 14 MST………..53

38. SidikRagam Pada Jumlah Daun 14 MST………53

39. DataPengamatan Jumlah Daun (helai) 16 MST………..54

40. SidikRagam Pada Jumlah Daun 16 MST………54

41. Data Pengamatan Panjang Daun (mm)………55

42. Sidik Ragam Pada Panjang Daun………55

43. DataPengamatan Lebar Daun (mm)………56

44. Sidik Ragam Pada Lebar Daun………56

45. Data Pengamatan Jumlah Stomata………...57

46. Sidik Ragam Pada Jumlah Stomata……….57

(13)

47. Data Pengamatan Kerapatan Stomata (n/µm2

48. Sidik Ragam Pada Kerapatan Stomata………58

)………58

49. Foto Lahan………...59

50. FotoStomata Genotipe Tanaman Asal Malaysia……….60

51. Foto Stomata Genotipe Tanaman Asal Deli Serdang………..61

52. Foto Stomata Genotipe Tanaman Asal Langkat………..62

53. Foto Stomata Genotipe Tanaman Asal Kota Cane………..63

(14)

DAFTAR GAMBAR No.

1. Bentuk Daun Asam Gelugur………...22

2. Tepi Daun Asam Gelugur………22

3. Ujung Daun Asam Gelugur……….23

4. Pangkal Daun Asam Gelugur………..23

5. Warna Daun Asam Gelugur………....24

6. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Malaysia………...25

7. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Deli Serdang………...25

8. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Langkat………...26

9. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Kota Cane………...26

(15)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Marga Garcinia tersebar merata di daerah-daerah beriklim tropis di Asia, Afrika, dan polinesia. Tiga puluh dari 180 spesies yang ada dapat ditemukan di

India. Tumbuhan Garcinia yang terdapat di Indonesia antara lain mundu (Garcinia dulcis), asam kandis (Garcinia parvifolia) dan asam gelugur (Garcinia atroviridis). Asam gelugur merupakan tumbuhan yang

banyak terdapat di India, negara-negara semenanjung Malaya seperti Thailand, Malaysia, dan bagian utara Sumatra. Daging buah asam gelugur dapat dikonsumsi sebagai bumbu masak, minuman segar, dan selai. Rebusan daun dan akar dari asam gelugur digunakan untuk perawatan penyakit telinga. Kandungan kimia utama buah asam gelugur adalah asam-asam organik terutama asam hidroksisitrat.

Bagian yang digunakan pemanfaatannya adalah buahnya (Heyne, 1987).

Di Indonesia Garcinia tergolong tumbuhan yang banyak tersebar dan merupakan bagian penting dari komposisi hutan.Di hutan sering di jumpai sebagai tumbuhan pada lapisan kedua (second storey) berdasarkan ketinggian pohon.

Berdasarkan data yang ada di Herbarium Bogoriense di Indonesia terdapat sekitar 100 jenis Garcinia. Di dunia jumlahnya diperkirakan mencapai 400 jenis. Ini berarti sekitar seperempat jenis Garcinia dunia terdapat di kawasan Indonesia (Sari dan Hanan, 2000).

Asam gelugur atau lebih dikenal sebagai asam potong, masih belum begitu dikenal dan dibudidayakan secara luas oleh masyarakat. Umumnya tanaman ini tumbuh liar. Tanaman ini termasuk ke dalam family Guttiferae dan berasal dari

(16)

Semenanjung Malaysia, Thailand dan India yang kemudian menyebar ke Indonesia (Verhej dan Coronel, 1997).

Tanaman asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal di daerah Sumatera Utara. Tanaman ini sebagian besar sebagai tanaman hutan, masih sedikit dibudidayakan oleh petani. Tanaman asam gelugur tumbuh di daerah dengan ketinggian 5-800 meter di atas muka laut. Di daerah tertentu seperti di Jawa dan Kalimantan tidak terdapat asam gelugur di daerah hutannya. Buah asam gelugur gelugur ini masih baru dibudidayakan dan diolah petani karena baru sejak tahun 2000 harga buah asam gelugur berarti bagi petani. Pada tahun sebelumnya buah asam gelugur ini hanya sedikit dimanfaatkan orang, hanya sebagai bahan pembuat manisan dan sayuran. Oleh karena itu banyak buah asam gelugur di hutan berjatuhan dan menjadi busuk. Kalau di bawah pohon duku, rambutan, karet ada berjatuhan buahnya maka akan tumbuh anakan, namun di bawah pohon asam gelugur walaupun berjatuhan buahnya sangat langka, bahkan sering tidak ada tumbuhan anakannya. Hal ini disebabkan biji asam gelugur harus dikupas terlebih dahulu baru dapat tumbuh menjadi anakan (Tarigan, 2006).

Pemanfaatan lain buah asam gelugur digunakan sebagai penyedap rasa dan pemberi rasa asam terutama untuk sayuran dan gulai hasil laut. Sedangkan bagi masyarakat Sumatera Utara sering kali dimanfaatkan untuk berbagai jenis masakan seperti laksa, asam pedas dan masakan tradisional lainnya yang memerlukan rasa masam. Rasa masam buah gelugur yang unik dapat merangsang selera makan. Selain itu asam gelugur ini juga dipercaya dapat mengembalikan

(17)

bentuk badan wanita selepas melahirkan, dapat mengurangi berat badan dan mengurangi tekanan darah tinggi (Achmadi, 2001).

Tanaman asam gelugur dapat tumbuh menjadi besar dan tinggi, berkayu keras, namun buahnya yang sudah masak di pohon bersifat lembek dan lunak.

Dalam waktu seminggu buah yang sudah masak itu menjadi busuk. Untuk mencegah buah yang mudah busuk ini maka dilakukan pengolahan buah.

Pengolahan buah asam gelugur sangat sederhana yaitu dipotong atau dibelah tipis-

tipis kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering (Alfrianto dan Liviawaty, 1991).

Proses pembibitan asam gelugur, bibit asam gelugur dapat diperoleh dengan cara generatif dan vegetatif. Bibit yang digunakan dengan cara generatif adalah dengan biji yang terdapat di dalam buah asam gelugur. Sedangkan bibit asam gelugur yang digunakan dengan cara vegetatif adalah dengan stek akar.

Akar yang diambil harus dari tanaman yang memiliki buah (betina) dan umur tanamannya lebih dari 10 tahun. Bibit yang paling baik untuk ditanam biasanya adalah secara vegetatif yaitu stek akar, karena lebih cepat produksinya yakni sekitar 4 – 5 tahun. Sedangkan bibit yang berasal dari biji, produksinya lebih lama yaitu sekitar 6 – 7 tahun (Sibuea et al., 2012).

Stomata bersama-sama sel tetangga disebut perlengkapan stomata atau kompleks stomata. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun, batang dan rizom. Stomata tidak ditemukan di akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan parasit yang tanpa klorofil. Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari, daun buah dan biji tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi. Pada daun yang

(18)

berfotosintesis, stomata mungkin ditemukan di kedua permukaan daun, atau hanya dipermukaan sebelah bawah. Pada daun yang pertulangannya sejajar stomata tersusun dalam barisan yang sejajar (Fahn, 1991).

Berdasarkan penjelasan beberapa uraian di atas perlu dilakukannya penelitian mengenai kajian pertumbuhan dan karakterisasi stomata beberapa bibit genotipe asam gelugur.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan karakterisasi stomata dari beberapa bibit genotipe asam gelugur.

Hipotesis

Adanya perbedaan pertumbuhan dan karakterisasi stomata pada beberapa bibit genotipe asam gelugur.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Sistematika tumbuhan asam gelugur menurut Steenis (2003) adalah

sebagai berikut, Kingdom: Plantae ; Divisi: Spermatophyta;

Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Dycotyledonae; Ordo : Guttiferales;

Family: Guttiferae; Genus: Garcinia; Species: Garcinia atrovidis Griff ex T.

Anders.

Pohon Garcinia atroviridis, tingginya mencapai 20 m, ranting dan daunnya menggantung, kulit kayunya licin, berwarna kelabu pucat, getahnya

bening. Daunnya berbentuk lonjong sempit, berukuran sampai (20 - 30) x (6 - 7,5 cm), berwarna hijau tua (sewaktu muda merah cerah) berkilap menjangat,

mendaging, pingirannya berlipat, tulang tengahnya menonjol kesebelah bawah lembaran daun, dengan peraturan yang bergelombang gelap, tipis dan hampir

tidak tampak tangkai daunnya mencapai 2,5 cm panjangnya (Verheij dan Corronel, 1997).

Pohon asam gelugur terbagi dua menurut bunganya, yang berbunga jantan dan pohon yang berbunga betina. Pohon berbunga jantan tidak menghasilkan buah, yang berbunga betina menghasilkan buah. Bunga jantan terdiri dari beberapa kuntum yang bersatu di ujung ranting, sedangkan bunga betinanya menyendiri dan ini nantinya menjadi buah (Tarigan, 2006).

Tanaman asam gelugur merupakan tanaman berumah satu (monoecius).

Tanaman ini berbunga pada daerah hutan hujan tropis. Bunganya memiliki empat kelopak yang berwarna merah tua dan pada pinggir setiap kelopak berwarna kuning (Pangsuban et al., 2007).

(20)

Buah asam gelugur terletak pada ujung ranting. Buah berbentuk bulat besar dengan diameter 7-10 cm dan buah bergelombang serta memiliki alur sebanyak 12-16 alur (Antony, 2009).

Buah ini ada yang berbiji dan ada buah yang tidak berbiji. Biji hanya 2-4 biji per buah, bentuk memipih, panjang 1,5 cm, dibungkus oleh placenta (lapisan biji) yang keras dan kuat (Tarigan, 2006).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman jenis Garcinia dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Suhu udara optimal yang dikehendaki berkisar antara 22– 32°. Daerah dengan curah hujan tinggi yaitu 1500–2500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun dengan kelembaban udara 80 % (Rahayu dan Sari, 2010).

Tanaman yang sekerabat dengan asam kandis (Garcinia parvifolia) ini memerlukan naungan pada umur tanam 1-2 tahun. Naungan dikurangi seiring dengan semakin tingginya batang tanaman. Tanaman ini cocok untuk ditumpangsarikan dengan tanaman buah-buahan lainnya (Rukmana, 1995).

Tanah

Di Sumatera, pohon ini banyak terdapat pada hutan primer, hutan sekunder, dan kebun-kebun campuran serta agroforestry pada daerah-daerah dengan ketinggian 15-475 meter di atas permukaan laut. Tanaman asam gelugur menghendaki kondisi yang lembab, tanah yang subur dan gembur dengan tekstur tanah yang paling sesuai adalah lempung berpasir (Rauf, 2009).

(21)

Tanah yang paling baik untuk budidaya asam gelugur adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) ideal untuk budidaya asam gelugur adalah 5–7 tetapi pada pH 4,5 pun tanaman asam gelugur dapat tumbuh. Untuk pertumbuhan tanaman asam gelugur memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50–200 m (Prihatman, 2000).

Stomata

Stomata dalam bahasa Yunani berarti mulut (Prawiranata et al., 1995). Stomata merupakan celah dalam epidermis yang

dibatasi oleh dua sel epidermis khusus yaitu sel penutup. Dengan mengubah bentuknya, sel penutup mengatur pelebaran dan penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stomata dapat bebentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya. Sel ini dinamakan sel tetangga yang berperan dalam perubahan osmotik

yang menyebabkan gerakan sel penutup dalam mengatur lebar celah ( Estiti, 1995).

Stomata dapat dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya, yaitu (a) bagian sel penutup/sel penjaga (guard cell), (b) Bagian yang merupakan sel tetangga, dan (c) ruang udara dalam. Sel penutup terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya semetris, umumnya berbentuk ginjal, pada dinding sel atas dan bawah tampak adanya alat yang berbentuk birai (ledges), kadang-kadang birai tersebut hanya terdapat pada dinding sel bagian atas. Adapun fungsi birai pada dinding sel bagian atas itu adalah sebagai pembatas ruang depan (Front Cavity) di atas porusnya sedangkan pembatas ruang belakang (Basic Cavity) antara porus dengan ruang udara yang terdapat di bawahnya. Keunikan dari sel penjaga adalah

(22)

serat halus sellulosa (cellulose microfibril) pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan ini dikenal sebagai miselasi Radial (Radial Micellation). karena serat sellulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air mengakibatkan sel ini tidak dapat membesar diameternya melainkan memanjang. Akibat melekatnya sel penjaga satu sama lain pada kedua ujungnya memanjang akibat menyerap air maka keduanya akan melengkung ke arah luar. Kejadian ini yang menyebabkan celah stomata membuka (Kertasaputra, 1988).

Keadaan letak sel penutup yang berbeda dapat menentukan macam-macam stomata seperti :

- Stoma phanerophore yaitu stoma yang sel-sel penutupnya terletak pada permukaan daun, seperti pada tumbuh-tumbuhan hidrophyt. Stoma yang letaknya di permukaan daun ini dapat menimbulkan banyaknya pengeluaran secara mudah dan selain itu epidermisnya tidak mempunyai lapisan kutikula.

- Stoma kriptophore yaitu stoma yang sel penutupnya berada jauh di permukaan daun, biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering yang dapat langsung menerima radiasi matahari. Dengan demikian fungsinya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan, membantu fungsi epidermis, mempunyai lapisan kutikula yang tebal serta rambut-rambut. Biasanya sering terdapat pada tumbuhan golongan kaktus (Kertasaputra, 1988).

Menurut Hidayat (1995) dalam Malia (2006), stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan di atas tanah, tetapi paling banyak ditemukan pada daun. Jumlah stomata beragam pada daun tumbuhan yang sama dan juga daerah daun yang sama. Pada beberapa jenis tumbuhan, jumlah stomata berkisar antara beberapa

(23)

ribu per cm2

Menurut Estiti ( 1995), ada empat tipe stomata berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup. Tipe anomositik atau tipe Ranunculaceae dimana sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Tipe ini umumnya terdapat pada Ranunculaceae, capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae. Tipe anisositik atau tipe Cruciferae dimana sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. Tipe ini umum terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum. Tipe parasitik atau jenis Rubiaceae dimana sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sel sumbu penutup serta celah. Tipe ini umum terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolulaceae, Mimosaceae. Tipe diasifik atau tipe Caryophyllaceae yang setiap stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Tipe ini umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae.

. Pada umumnya stomata lebih banyak terdapat pada permukaan bawah daripada permukaan atas daun, bahkan pada beberapa tumbuhan, stomata tidak terdapat pada permukaan bawah daun (Loveless, 1983).

Menurut Fahn ( 1991), selain ke empat tipe stomata di atas masih ada tipe aktinositik, yaitu stomata dikelilingi oleh lingkaran sel yang menyebar dalam radius. Modifikasi tipe-tipe di atas dan tipe tambahan dapat terjadi pada spesies dari berbagai famili. Lebih dari satu tipe stomata terkadang terjadi bersama-sama pada organ yang sama.

(24)

Kerapatan Stomata

Stomata merupakan salah satu modifikasi epidermis biasanya berada pada bagian abaksial daun. Struktur stomata mempengaruhi cara kerja atau keefektifan stomata selama proses fotosintesis. Semakin rapat stomata, proses buka-tutup stomata semakin terhambat. Kerapatan stomata diketahui berpengaruh terhadap jumlah CO2 yang difiksasi tanaman, dimana nantinya CO2 tersebut akan digunakan sebagai salah satu bahan mentah fotosintesis. Proses fotosintesis adalah proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia yang disimpan dalam gula dan molekul organik lainnya (Grant and Vatnick, 2004).

Jumlah stomata per satuan luas daun bervariasi di antara jenis-jenis tumbuhan. Keadaan lingkungan juga mempengaruhi frekuensi stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan di bawah cahaya dengan intensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung. Frekuensi stomata tidak saja bervariasi antar jenis tetapi juga antar daun dari tumbuhan yang sama.

Variasi juga terjadi dalam penyebaran stomata. Ada yang hanya di permukaan epidermis atas saja atau dipermukaan bawah saja dan ada juga yang ada pada kedua permukaan, permukaan bawah umumnya berjumlah lebih banyak dari pada di permukaan atas ( Prawiranata et al., 1995).

Kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi.

Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetik yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata. Ketersediaan air, intensitas cahaya, suhu dan konsentrasi CO2 merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi kerapatan stomata (Agustini, 1994).

(25)

Menurut Campbell, Reece dan Mitchel (1999) menjelaskan bahwa, pada sebagian besar tumbuhan, stomata lebih banyak di permukaan bawah daun dibandingkan dengan permukaan atas. Adaptasi ini akan meminimumkan kehilangan air yang terjadi lebih cepat melalui stomata pada bagian atas suatu daun yang terkena matahari, ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Malia (2006), bahwa jumlah kerapatan stomata di bawah permukaan daun itu lebih tinggi dibandingkan di atas daun pada jenis tumbuhan peneduh jalan, sehingga semakin tinggi jumlah kerapatan stomata, semakin tinggi pula potensi menyerap logam berat atau partikel di udara.

(26)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Sentra Agribisnis Jalan A.H. Nasution No. 1 A Kecamatan Medan Johor Kelurahan Pangkalan Mansur Kota Madya Medan dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat

25 meter di atas permukaan laut, dari bulan Mei 2016 sampai dengan November 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji asam glugur dari beberapa genotipe (aksesi Malaysia, aksesi Deli Serdang, aksesi Langkat dan aksesi Kota Cane), kompos, polybag, top soil, kuteks kuku bening, selotip serta bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah handsprayer, jangka sorong, meteran, timbangan analitik, kamera digital, alat tulis, buku data, mikroskop merk Axio dengan perbesarn 40x10, pinset, gelas preparat, deg glass, penggaris, label, kalkulator serta alat lain yang mendukung penelitian.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok dengan Perlakuan 4 genotipe yaitu :

G1 : Genotipe Malaysia G2 : Genotipe Deli Serdang G3 : Genotipe Langkat G4 : Genotipe Kota Cane

(27)

Jumlah blok : 5 blok

Jumlah Plot : 20 plot

Jarak Tanam : 10 cm x 10 cm

Jarak Antar Plot : 30 cm

Jarak Antar Blok : 30 cm

Jumlah tanaman/plot : 6 tanaman Jumlah tanaman sampel per plot : 6 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 120 tanaman

Model linear dari sidik ragam penelitian, adalah sebagai berikut:

Yij = μ + + + i = 1, 2, 3, …5 j = 1, 2,3,4 Dimana :

Yijk

μ = nilai tengah rata - rata

= Nilai pengamatan unit percobaan pada blok ke-i, terhadap genotipe ke-j,

= efek blok ke- i

ε

= efek genotipe ke-j

ij(k)

Data hasil pengamatan disusun dalam sidik ragam untuk masing-masing peubah amatan jika pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan Duncan pada taraf nyata 5% (Bangun, 1991).

= efek galat percobaan pada blok ke-I terhadap genotipe ke-j

(28)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Media Tanam

Media tanam yang terdiri dari topsoil. Media tersebut dimasukkan ke dalam polibag sampai ketinggian 3 cm dari bagian atas polybag. Pengisian media ke dalam polybag dilakukan sedikit demi sedikit dengan mengguncangkan tanah hingga agak padat. Setelah itu dilakukan penyiraman agar tanah tidak terlalu padat.

Persiapan Bahan Tanam

Pemilihan biji atau bahan tanaman diambil dari beberapa lokasi yang telah ditentukan. Biji didapatkan dari genotipe Malaysia, genotipe Deli Serdang, genotipe Langkat dan genotipe Kota Cane.

Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman dilakukan dengan melakukan perendaman biji terlebih dahulu dengan air lalu ditanam biji dengan kedalaman 1 cm kemudian disiram.

Pemupukan

Pupuk yang diberikan dengan komposisi unsur N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B, Mo, C, Co, Na, Al dengan dosis 5 gram ditugalkan pada jarak 5 cm dari lubang tanam.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai kondisi cuaca di lapangan. Penyiraman dapat dilakukan pagi atau sore hari.

(29)

Penyiangan

Salah satu kegiatan menghindari persaingan antara gulma dan tanaman, maka dilakukan penyiangan. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma yang ada di dalam polybag maupun diluar polybag atau plot penelitian. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan.

Pengamatan Stomata

Bahan diambil dari daun tanaman asam gelugur yang dikecambahkan.

Dioleskan kuteks bening pada sisi bawah daun dan biarkan beberapa menit hingga mongering lalu dilekatkan selotip bening. Tarik selotip yang telah mengering tersebut secara hati-hati dan letakkan di atas preparat. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop untuk mengetahui jumlah stomata dan kerapatan stomata (n/mm2

Peubah Amatan ).

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi.Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST sampai 16 MST selama dua minggu sekali.

Diameter batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan pada saat tanaman berumur 12, 14, dan 16 MST. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong digital.

Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur 2 MST sampai 16 MST selama dua minggu sekali.

(30)

Ukuran Daun (Panjang Daun dan Lebar Daun (mm))

Panjang daun dan lebar daun diukur pada daun terbesar pada saat tanaman berumur 16 MST.

Bentuk Daun

Bentuk daun diamati secara visual berdasarkan karateristik yang telah ditentukan. Dipilih berdasarkan tipe yang ada di Lampiran 4.

Tepi Daun

Tepi daun diamati secara visual berdasarkan karateristik yang telah ditentukan (Lampiran 5)

Ujung Daun

Ujung daun diamati secara visual berdasarkan karateristik yang telah ditentukan (Lampiran 6).

Pangkal Daun

Pangkal daun diamati secara visual berdasarkan karateristik yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Warna Daun

Warna daun diamati secara visual berdasarkan karateristik yang telah ditentukan. Karakteristik tersebut adalah (a) Hijau Muda; (b) Hijau; (c) Hijau Tua.

Tipe Stomata

Tipe stomata dari masing-masing genotipe asam gelugur diamati secara visual berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup.

Jumlah Stomata

Pengamatan jumlah stomata dilaksanakan pada minggu ke 16 setelah tanam. Pengamatan dilakukan menggunakan pengamatan mikroskopis. Stomata

(31)

yang tampak pada pengamatan dengan mikroskop kemudian dipotret dan dari hasil cetakan dapat dihitung jumlah stomatanya.

Kerapatan Stomata (n/mm2

Pengukuran kerapatan stomata dilakukan dengan menghitung jumlah stomata per luas bidang pandang lalu dimasukkan ke dalam rumus:

)

Rata-rata stomata (rerata Sa) =

Kerapatan Stomata =

Keterangan : Sa1 : Jumlah stomata bidang pandang ke 1 Sa2 : Jumlah stomata bidang pandang ke 2 Sa3 : Jumlah stomata bidang pandang ke 3 San : Jumlah stomata bidang pandang ke n

LBP : Luas bidang pandang (mm2)

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan genotipe tanaman berbeda nyata pada peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang jumlah daun dan ukuran daun.

Tinggi Tanaman

Berdasarkan data pengamatan tinggi tanaman umur 4 s/d 16 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 5 s/d 18 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 4 s/d 16 MST. Rataan tinggi tanaman asam gelugur pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada umur 4 s/d 16 MST

Genotipe Umur (MST)

4 6 8 10 12 14 16

….cm….

Malaysia 2,42a 3,89a 5,64a 7,10a 8,37a 9,33a 10,82a Deli Serdang 2,41a 3,56ab 4,82b 5,04b 6,50b 7,15b 8,88ab Langkat 2,22ab 3,15bc 4,05c 5,11b 5,80b 6,89b 8,56ab Kota Cane 2,09b 3,01c 3,52c 4,48b 5,04b 5,80b 7,11b Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada tinggi tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan tinggi tanaman tertinggi (10,82 cm) yang berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Kota Cane (7,11 cm), tetapi tidak berbeda nyata pada genotipe Deli Serdang (8,88 cm) dan genotipe Langkat (8,56 cm).

(33)

Diameter Batang

Berdasarkan data pengamatan diameter batang umur 12, 14 dan 16 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 19 s/d 24 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 12, 14 dan 16 MST. Rataan diameter batang asam gelugur pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Diameter Batang (mm) pada umur 12 s/d 16 MST

Genotipe Umur (MST)

12 14 16

….mm….

Malaysia 2,10a 2,55a 3,04a

Deli Serdang 1,29b 1,63b 2,03b

Langkat 1,25b 1,58b 1.99b

Kota Cane 1,09b 1,44b 1,79b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada diameter batang tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan diameter batang tertinggi (3,04 mm) dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang (2,03 mm), genotipe Langkat (1,99 mm) dan genotipe Kota Cane (1,79 mm).

Jumlah Daun

Berdasarkan data pengamatan jumlah daun umur 4 s/d 16 MST serta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 25 s/d 36 yang menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata pada umur 14 dan 16 MST. Rataan jumlah daun asam gelugur pada beberapa genotipe dapat dilihat pada Tabel 3.

(34)

Tabel 3. Rataan Jumlah Daun (helai) pada umur 14 dan 16 MST Genotipe Umur (MST)

14 16 …helai…

Malaysia 8,53a 9,60a Deli Serdang 6,17b 7,10b Langkat 6,43b 7,40b Kota Cane 5,17b 5,90b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada jumlah daun tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan jumlah daun tertinggi (9,60 helai) dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang (7,10 helai), genotipe Langkat (7,40 helai) dan genotipe Kota Cane (5,90 helai).

Ukuran Daun (Panjang Daun dan Lebar Daun)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada panjang daun dan lebar daun tanaman. Rataan panjang daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 4 dan rataan lebar daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Rataan Panjang Daun (mm)

Genotipe Blok

Rata-rata

1 2 3 4 5

Malaysia 85,83 84,83 82,67 78,83 61,33 78,70a Deli Serdang 44,50 64,33 66,67 70,17 64,67 62,07b Langkat 75,16 62,67 58,17 50,00 59,83 61,17b Kota Cane 49,67 60,67 62,33 33,50 45,83 50,40b Rata-rata 63,79 68,13 67,45 58,13 57,92

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

(35)

Tabel 5. Rataan Lebar Daun (mm)

Genotipe Blok

Rata-rata

1 2 3 4 5

Malaysia 39,83 40,17 39,00 38,33 34,17 38,30a Deli Serdang 19,33 34,33 33,83 34,17 32,67 30,87b Langkat 33,17 29,00 26,50 24,33 27,67 28,13b Kota Cane 24,17 30,17 32,83 16,33 19,50 24,60b Rata-rata 29,13 33,42 33,04 28,29 28,50 Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada panjang daun tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan panjang daun tertinggi yaitu 78,70 mm dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa genotipe tanaman berbeda nyata pada lebar daun tanaman 16 MST, dimana genotipe tanaman asal Malaysia mempunyai rataan lebar daun tertinggi yaitu 38,30 mm dan berbeda nyata dengan genotipe tanaman asal Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane.

Bentuk Daun

Berdasarkan pengamatan diketahui pada empat genotipe terlihat cukup seragam. Daun asam gelugur dari empat genotipe ini dikategorikan bentuk daun oblong (Gambar 1).

(36)

a b

c d

Gambar 1. Bentuk daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.

Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane Tepi Daun

Berdasarkan pengamatan diketahui pada empat genotipe terlihat cukup seragam. Tepi daun dari empat genotipe yang teramati dikategorikan daun bertepi rata (Gambar 2).

(37)

a b c d

Gambar 2. Tepi daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b. Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane

Ujung dan Pangkal Daun

Berdasarkan pengamatan morfologi lain yang teramati yaitu ujung dan pangkal daun pada empat genotipe terlihat seragam. Ujung daun dikategorikan acuminate (Gambar 3), sedangkan pangkalnya termasuk kategori cuneate (Gambar 4).

a b c d

Gambar 3. Ujung daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.

Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane

a b c d

Gambar 4. Pangkal daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.

Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane

(38)

Warna Daun

Berdasarkan pengamatan secara visual didapati pada empat genotipe asam gelugur terlihat seragam. Warna daun tua dikategorikan hijau tua seperti terlihat pada Gambar 5.

a b

c d

Gambar 5. Warna daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.

Genotipe Deli Serdang, c. Genotipe Langkat, d. Genotipe Kota Cane Secara umum, karakter kualitatif pada genotipe bibit asam gelugur asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane dapat dilihat pada Tabel 6.

(39)

Tabel 6. Karakter Kualitatif Genotipe Bibit Asam Gelugur Asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane

Karakter Kualitatif Genotipe

Malaysia Deli Serdang Langkat Kota Cane

Bentuk Daun Oblong Oblong Oblong Oblong

Tepi Daun Rata Rata Rata Rata

Ujung Daun Acuminate Acuminate Acuminate Acuminate

Pangkal Daun Cuneate Cuneate Cuneate Cuneate

Warna Daun Tua Hijau Tua Hijau tua Hijau Tua Hijau Tua Tipe Stomata

Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop pada bagian bawah daun empat genotipe asam gelugur memiliki tipe parasitik atau tipe Rubiaceae berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup.

a b c

Gambar 7. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Malaysia sampel III G1 (3) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3

a b c

Gambar 8. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Deli Serdang sampel I G2 (5) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3

(40)

a b c

Gambar 9. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Langkat sampel III G3 (2) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3

a b c

Gambar 10. Hasil pengamatan visual stomata daun bagian bawah asam gelugur genotipe Kota Cane sampel I G4 (6) menggunakan mikroskop jenis/model Carl Zeiss Microlmaging GmbH merk Axio dengan perbesaran 40x10 dengan a. Bidang Pandang 1, b. Bidang Pandang 2, c. Bidang Pandang 3

Jumlah Stomata

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa genotipe tanaman tidak berbeda nyata antar genotipe pada jumlah stomata bagian bawah daun tanaman. Rataan jumlah stomata daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Jumlah Stomata

Genotipe Ulangan

Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 37 24 31 29 26,3 29,46

(41)

Langkat 32 28 30,3 28,6 34,3 30,64

Kota Cane 37,2 37,6 26 36,3 28 33,02

Rataan 35,63 30,9 29,40 32,30 28,73

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan jumlah stomata bagian bawah daun tertinggi terdapat pada genotipe asal Kota Cane yaitu

Kerapatan Stomata (n/µm

33,02 dan yang terendah pada genotipe asal Malaysia yaitu 29,46.

2

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa genotipe tanaman tidak berbeda nyata antar genotipe pada kerapatan stomata bagian bawah daun tanaman. Rataan kerapatan stomata daun tanaman asam gelugur dapat dilihat pada Tabel 8.

)

Tabel 8. Rataan Kerapatan Stomata (n/mm2)

Genotipe Ulangan

Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 1820,25 1180,71 1525,08 1426,69 1293,86 1449,32 Deli Serdang 1785,82 1672,67 1490,64 1736,62 1293,86 1595,92 Langkat 1574,27 1377,49 1490,64 1407,01 1687,42 1507,37 Kota Cane 1830,09 1,849,77 1279,10 1785,82 1377,49 1624,45 Rataan 1752,61 1520,16 1446,36 1589,03 1413,16

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan kerapatan stomata bagian bawah daun tertinggi terdapat pada genotipe asal Kota Cane yaitu 1624,45 n/mm2 dan yang terendah pada genotipe asal Malaysia yaitu 1449,32 n/mm2

Pembahasan

.

Genotipe Malaysia mempunyai pertumbuhan yang paling baik diantara genotipe Deli Serdang, genotipe Langkat dan genotipe Kota Cane. Hal ini dapat dilihat dari nilai rataan tinggi tanaman genotipe Malaysia yang mencapai 10,82 cm (Tabel 1), nilai rataan diameter batang yaitu 3,04 mm (Tabel 2), nilai rataan jumlah daun yaitu 9,06 helai (Tabel 3) dan memiliki nilai rataan panjang daun

(42)

sebesar 78,70 mm (Tabel 4) serta nilai rataan lebar daun sebesar 38,30 mm (Tabel 5). Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik sehingga menyebabkan genotipe Malaysia memiliki pertumbuhan paling baik dibandingkan dengan genotipe lainnya. Peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan ukuran daun (panjang dan lebar daun) termasuk ke dalam karakter kuantitatif.

Karakter kuantitatif adalah karakter yang dikendalikan oleh banyak gen. Sifat kuantitaif yang dikendalikan oleh banyak gen, dapat diartikan sebagai hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan yang berkaitan dengan sifat morfologi dan fisiologi tanaman. Variabilitas suatu polulasi tanaman dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan serta interaksi antara keduanya. Menurut Allard (1960) menyatakan bahwa keragaman fenotipe dari suatu tanaman dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan serta adanya interaksi antara keduanya.

Berdasarkan peubah bentuk, tepi, ujung, pangkal dan warna daun menunjukkan adanya keragaman (seragam) pada genotipe bibit asam gelugur asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane. Keempat genotipe ini memiliki bentuk daun yang oblong, tepi daun rata, ujung daun acuminate, pangkal daun cuneate, warna daun tua hijau tua. Hal ini sesuai dengan pendapat Verheij dan Corronel (1997) mengatakan bahwa daun asam gelugur berbentuk lonjong sempit, berwarna hijau tua (sewaktu muda merah cerah) berkilap menjangat, mendaging, pingirannya berlipat, tulang tengahnya menonjol kesebelah bawah lembaran daun, dengan peraturan yang bergelombang gelap, tipis dan hampir tidak tampak tangkai daunnya mencapai 2,5 cm panjangnya.

Berdasarkan pengamatan secara mikroskopis pada bagian bawah daun bibit genotipe Malaysia, genotipe Deli Serdang, genotipe Langkat dan genotipe

(43)

Kota Cane didapati bahwa tipe stomata termasuk tipe anomositik atau tipe Ranunculaceae. Tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu dimana sel penutup dari stomata dikelilingi oleh sejumlah sel yang tetangga yang tidak tentu dan tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis lainnya. Hal ini didukung dengan pendapat dari Estiti (1995) yang menyatakan bahwa ada empat tipe stomata berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup. Tipe anomositik atau tipe Ranunculaceae dimana sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Tipe ini umumnya terdapat pada Ranunculaceae, capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae.

Berdasarkan nilai rataan jumlah stomata pada genotipe asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane didapati bahwa genotipe asal Kota Cane memiliki rataan jumlah stomata tertinggi yaitu 33,02 sedangkan rataan jumlah stomata yang terendah pada genotipe asal Malaysia yaitu 29,46. Hal ini diduga disebabkan adanya pengaruh faktor genetic dari masing-masing genotipe dari bibit asam gelugur yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Agustini (1994) yang menyatakan bahwa kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetik yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata.

Berdasarkan nilai rataan kerapatan stomata didapati genotipe bibit asam gelugur asal Kota Cane memiliki nilai rataan tertinggi yaitu 1624,45 n/mm2 dibandingkan dengan genotipe Malaysia (1449,32 n/mm2), genotipe Deli Serdang (1595,92 n/mm2) dan genotipe Langkat (1507,37 n/mm2). Hal ini diduga karena adanya perbedaan genetik sehingga menyebabkan genotipe asal Kota Cane

(44)

memiliki nilai rataan kerapatan stomata tertinggi dibandingkan dengan genotipe lainnya. Hal tersebut didukung dengan pendapat Agustini (1994) yang menyatakan bahwa kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetik yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata.

Ketersediaan air, intensitas cahaya, suhu dan konsentrasi CO2 merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi kerapatan stomata.

KESIMPULAN Kesimpulan

(45)

1. Genotipe bibit asam gelugur asal Malaysia mempunyai nilai rataan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan ukuran daun tertinggi dibandingkan dengan genotipe asal Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane serta memiliki kesamaan karakter pada bentuk daun (oblong), tepi daun (rata), ujung (acuminate) dan pangkal daun (cuneate), warna daun tua (hijau tua).

2. Secara mikroskopis genotipe bibit asal gelugur asal Malaysia, Deli Serdang, Langkat dan Kota Cane memiliki tipe stomata parasitik yang memiliki jumlah stomata (29,46 – 33,02) dan kerapatan stomata (1449,32 – 1624,45 n/mm2) tidak berbeda pada seluruh genotipe dari bibit tanaman asam gelugur.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang identifikasi genetik pada genotipe bibit tanaman asam gelugur.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, S. S. 2001. In Reducing Body Weight and Cholesterol Levels in Rats.Institut Pertanian Bogor.FakultasMatematika dan Ilmu Hayati.Vol.8(1) Hal.23-16.

Agustini, M. 1994.Identifikasi Ciri Tekstur dan Kerapatan Stomata Dua Puluh Lima Jenis Pohon Suku Leguminose untuk Elemen Lansekap Tepi Jalan.Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(46)

Alfrianto, E. dan E. Liviawaty.1991.Pengawetan dan Pengolahan Asam Gelugur, Kanisius.Yogyakarta.

Allard, R. W. 1960. Principles of Plant Breeding. John Wiley & Sons, Inc. New York. 485p.

Antony, C., 2009. A review of Asam Gelugor (Garcinia atroviridis) Griff.www.

dweck fls frsc frsh.com/P/P032/P3402.pdf[21 Januari 2016].

Bangun, M., K. 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Estiti, B. H. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung

Fanh.1991.Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga.Gadjah Mada University press.

Grant, B. dan Vatnick, I. 2004. Environmental Correlates of Leaf Stomata Density. Teaching Issues and Experiments in Ecology 1 (1): 1-24.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia.Jilid ke-2. Yayasan Sarana Warna Jaya. Jakarta.

Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang sel dan jaringan. Bina Aksara. Jakarta. Hal : 144 – 149

Pandey, S. N. dan B. K. Sinha. 1983. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan dari Plant physiologi 3 thedition. Oleh Agustinus ngatijo.Yogyakarta.Hal : 92 – 98 Pangsuban, S., Noparat, B., Kamnoon, K., Charassri, N., 2007.An evaluation of

the sexual system of Garcinia atroviridis L. (Clusiaceae), based on reproductive features. Songklanakarin J. Sci. Technol.

Prawiranata, W., S. Harran dan P. Tjondronegoro. 1995. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Prihatman, K. 2000. Manggis. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta.

Rahayu, M. dan I. K. Sari. 2010. Budidaya Manggis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat. NTB.

Rauf. 2009. Profil Arboretum USU. USU Press. Medan.

Rukmana, R. 1995. Budidaya Manggis. Kanisius. Jakarta.

Sari, R dan Hanan, A. 2000.Garcinia (Clusiaceae) di Kebun Raya Bogor:

Fisiognomi, Keragaman dan Potensi. http://elib.pdii.lipi.go.id. Diakses 1 Maret 2016.

(47)

Sibuea, M. B., M. Thamrin dan Khairunnas. 2012. Analisis Usahatani dan Pemasaran Asam Gelugur di Kabupaten Deli Serdang. J. Agrium Vol. 17:3 Steenis, V. C. G. G. J. 2003. Flora. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Tarigan, K. 2006. Menggagas Hutan Kerakyatan dengan Tanaman Asam Gelugur, Heifer International. Jakarta.

Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel. 1997. Buah-buahan Yang Dapat Dimakan.

PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Prosea Indonesia dan European Commission. Jakarta.

(48)

Lampiran 1. Bagan Penelitian

30 cm

1

G2

G3 G1

G2 G1

G4 G2

G3 G1

G2

G4 G3 G4

G4 G3 G1

G4

G3

G1 G2

30 cm

Blok I Blok II Blok III Blok IV

Blok V

(49)

Lampiran 2. Bagan Letak Tanaman Pada Plot

B

Jarak Tanam : 10 x 10 cm Ukuran plot : 60 x 85 cm

10 cm

10 cm

85 cm

60 cm

U

S

(50)

Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Penelitian

No

. Kegiatan

MINGGU

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 5

1 6 1 Persiapan Media

Tanam X

2 Persiapan Bahan

Tanam X

3 Penanaman X

4 Pemupukan X

Pemeliharaan

5 Penyiraman Disesusaikan dengan kondisi lapangan

6 Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan

7 Pengamatan Stomata

X

Peubah Amatan

8 Tinggi Tanaman X X X X X X

9 Diameter Batang X X X

10 Jumlah Daun X X X X X X

11 Panjang Daun X

12 Lebar Daun X

13 Bentuk Daun X

14 Tepi Daun X

15 Ujung Daun X

16 Pangkal Daun X

17 Warna Daun X

18 Tipe Stomata X

19 Jumlah Stomata X

20 Kerapatan stomata X

(51)

Lampiran 4. Karakteristik Bentuk Daun

Ovate Obovate Elliptic Oblong Lanceolat

Lampiran 5. Karakteristik Tepi Daun

Rata Bergelombang

Lampiran 6. Karakteristik Ujung Daun

Acute Acuminate Retuse Obtuse

Lampiran 7. Karakteristik Pangkal Daun

Oblique Rounded Cuneate Shortly Attenuate Trunca

(52)

Lampiran 8. Model Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok

Sumber Keragaman db JK KT Fhit F.05

Ulangan 4 JKU KTU FU 3.26

Perlakuan 3 JKP KTP FP 3.49

Galat (Error) 12 JKE KTE

Total 19 JKT

(53)

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST

Genotipe Blok

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 2.52 2.45 2.35 2.40 2.40 12.12 2.42 Deli Serdang 2.37 2.27 2.53 2.52 2.35 12.03 2.41 Langkat 2.32 2.37 2.2 1.95 2.28 11.12 2.22 Kota Cane 1.77 2.13 2.5 2.05 1.98 10.43 2.09 Total 8.97 9.22 9.58 8.92 9.02 45.7

Rataan 2.24 2.30 2.40 2.23 2.25 2.29

Lampiran 10. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 4 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 0.07 0.02 0.57 3.26 Perlakuan 3 0.39 0.13 3.96* 3.49

Galat 12 0.39 0.03

Total 19 0.85

FK= 104.42

KK= 7.89

Keterangan : * = nyata

(54)

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 4.27 4.15 3.72 3.72 3.58 19.43 3.89 Deli Serdang 3.62 3.22 3.60 3.80 3.58 17.82 3.56 Langkat 3.58 3.47 3.10 2.50 3.08 15.73 3.15 Kota Cane 2.73 3.18 3.47 2.82 2.85 15.05 3.01 Total 14.20 14.0 13.88 12.83 13.10 68.03 Rataan 3.55 3.50 3.47 3.21 3.28 3.40

Lampiran 12. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 6 MST

SK Db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 0.36 0.09 0.85 3.26 Perlakuan 3 2.40 0.80 7.51* 3.49 Galat 12 1.28 0.11

Total 19 4.04

FK= 231.43

KK= 9.59

Keterangan : * = nyata

(55)

Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 8 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 6.35 6.10 5.35 5.63 4.77 28.20 5.64 Deli

Serdang 4.33 4.63 5.07 4.95 5.12 24.10 4.82 Langkat 4.52 4.62 4.33 3.23 3.55 20.25 4.05 Kota Cane 3.38 4.40 4.22 2.47 3.12 17.58 3.52 Total 18.58 19.8 19 16.28 16.55 90.13 Rataan 4.65 4.94 4.74 4.07 4.14 4.51

Lampiran 14. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 8 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 2.35 0.59 1.88 3.26 Perlakuan 3 12.86 4.29 13.75* 3.49 Galat 12 3.74 0.31

Total 19 18.94

FK= 406.20

KK= 12.39

Keterangan : * = nyata

(56)

Lampiran 15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 10 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 7.63 7.67 6.63 7.52 6.03 35.48 7.10 Deli

Serdang 3.57 6.07 5.90 5.90 3.75 25.18 5.04 Langkat 5.98 5.65 5.57 4.20 4.17 25.57 5.11 Kota Cane 4.63 5.70 5.33 2.40 4.32 22.38 4.48 Total 21.8 25.08 23.43 20 18.27 108.62 Rataan 5.45 6.27 5.86 5 4.57 5.43

Lampiran 16. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 10 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 7.27 1.82 2.02 3.26 Perlakuan 3 19.71 6.57 7.30* 3.49 Galat 12 10.81 0.90

Total 19 37.78

FK= 589.88

KK= 17.47

Keterangan : * = nyata

(57)

Lampiran 17. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 12 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 8.75 8.90 7.75 8.83 7.60 41.83 8.37 Deli Serdang 4.18 8 6.60 6.77 6.97 32.52 6.50 Langkat 6.67 6.57 6.15 5.02 4.60 29 5.80 Kota Cane 4.88 6.58 6.30 2.75 4.68 25.20 5.04 Total 24.48 30.05 26.80 23.37 23.85 128.55 Rataan 6.12 7.51 6.70 5.84 5.96 6.43

Lampiran 18. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 12 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

blok 4 7.62 1.90 1.55 3.26

perlakuan 3 30.43 10.14 8.23* 3.49 galat 12 14.79 1.23

total 19 52.84

(58)

FK= 826.26

KK= 17.27

Keterangan : * = nyata

Lampiran 19. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 14 MST

Genotipe Blok

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 9.53 9.85 9 9.70 8.55 46.63 9.33 Deli

Serdang 4.43 8.07 7.85 8.05 7.37 35.77 7.15 Langkat 7.98 7.65 7.37 5.88 5.55 34.43 6.89 Kota Cane 5.47 7.58 7.55 3.25 5.17 29.02 5.80 Total 27.42 33.15 31.77 26.88 26.63 145.85 Rataan 6.85 8.29 7.94 6.72 6.66 7.29

Lampiran 20. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 14 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

(59)

Ulangan 4 9.33 2.33 1.44 3.26 Perlakuan 3 32.70 10.90 6.72* 3.49 Galat 12 19.47 1.62

Total 19 61.50

FK= 1063.61

KK= 17.47

Keterangan : * = nyata

Lampiran 21. Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 16 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 11.82 11.08 10.32 11.25 9.65 54.12 10.82 Deli

Serdang 5.53 9.33 9.70 10.27 9.57 44.40 8.88 Langkat 9.90 9.13 9.17 7.47 7.15 42.82 8.56

(60)

Kota Cane 6.88 9.32 9.33 4.45 5.57 35.55 7.11 Total 34.13 38.87 38.52 33.43 31.93 176.88 Rataan 8.53 9.72 9.63 8.36 7.98 8.84

Lampiran 22. Sidik Ragam Pada Tinggi Tanaman 16 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 9.80 2.45 0.90 3.26

Perlakuan 3 35.02 11.67 4.31* 3.49

Galat 12 32.53 2.71

Total 19 77.36

FK= 1564.39 KK= 18.62%

Keterangan : * = nyata

(61)

Genotipe Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 1.76 2.10 2.15 2.34 2.13 10.48 2.10 Deli Serdang 0.93 1.59 1.34 1.28 1.30 6.44 1.29 Langkat 1.47 1.29 1.33 1.07 1.09 6.25 1.25 Kota Cane 1.14 1.38 1.35 0.59 1 5.46 1.09 Total 5.30 6.36 6.18 5.29 5.51 28.63 Rataan 1.33 1.59 1.54 1.32 1.38 1.43

Lampiran 24. Sidik Ragam Pada Diameter Batang 12 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 0.26 0.06 1.14 3.26 Perlakuan 3 3.05 1.02 18.16 3.49 Galat 12 0.67 0.06

Total 19 3.98

FK= 40.97

KK= 16.54

Keterangan : * = nyata

(62)

Lampiran 25. Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 14 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 2.26 2.53 2.62 2.87 2.49 12.77 2.55 Deli Serdang 1.19 1.90 1.75 1.58 1.73 8.15 1.63 Langkat 1.77 1.74 1.77 1.35 1.30 7.92 1.58 Kota Cane 1.44 1.81 1.82 0.79 1.33 7.18 1.44 Total 6.66 7.97 8 6.59 6.85 36.02 Rataan 1.66 1.99 2 1.65 1.71 1.80

Lampiran 26. Sidik Ragam Pada Diameter Batang 14 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 0.49 0.12 1.57 3.26 Perlakuan 3 3.88 1.29 16.62* 3.49 Galat 12 0.93 0.08

Total 19 5.30

FK= 64.87

KK= 15.49

Keterangan : * = nyata

(63)

Lampiran 27. Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 16 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 2.70 3.01 3.12 3.38 2.98 15.20 3.04 Deli Serdang 1.57 2.23 2.22 1.97 2.16 10.14 2.03 Langkat 2.25 2.26 2.21 1.69 1.54 9.95 1.99 Kota Cane 1.77 2.28 2.26 0.99 1.68 8.97 1.79 Total 8.29 9.78 9.81 8.03 8.36 44.25 Rataan 2.07 2.44 2.45 2.01 2.09 2.21

Lampiran 28. Sidik Ragam Pada Diameter Batang 16 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 0.75 0.19 1.61 3.26 Perlakuan 3 4.71 1.57 13.46 3.49 Galat 12 1.40 0.12

Total 19 6.86

FK= 97.92

KK= 15.43

Keterangan : * = nyata

(64)

Lampiran 29. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 6 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 1.33 2.00 2.00 1.00 0.67 7.00 1.40 Deli

Serdang 1.00 0.67 1.33 1.67 1.33 6.00 1.20 Langkat 1.33 2.00 1.00 2.00 1.00 7.33 1.47 Kota Cane 1.00 1.00 1.00 1.33 1.00 5.33 1.07 Total 4.67 5.67 5.33 6.00 4.00 25.67 Rataan 1.17 1.42 1.33 1.50 1.00 1.28

Lampiran 30. Sidik Ragam Pada Jumlah Daun 6 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 0.64 0.16 0.78 3.26 Perlakuan 3 0.51 0.17 0.82 3.49 Galat 12 2.47 0.21

Total 19 3.62

FK= 32.94

KK= 35.33

Keterangan : * = nyata

(65)

Lampiran 31. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 8 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 3.33 4 4 3 2.67 17 3.40

Deli Serdang 2.17 2.67 3.50 3.67 3.33 15.33 3.07

Langkat 3 3.67 3.33 2.83 2.17 15 3

Kota Cane 2.33 2.83 3 2.83 2.50 13.50 2.70 Total 10.83 13.17 13.83 12.33 10.67 60.83 Rataan 2.71 3.29 3.46 3.08 2.67 3.04

Lampiran 32. Sidik Ragam Pada Jumlah Daun 8 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 1.96 0.49 2.23 3.26 Perlakuan 3 1.24 0.41 1.88 3.49 Galat 12 2.63 0.22

Total 19 5.83

FK= 185.03

KK= 15.39

(66)

Keterangan : * = nyata

Lampiran 33. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 10 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 4.67 4.67 5.50 4 4.67 23.50 4.70 Deli Serdang 2.67 4.83 5.50 5.50 5.50 24 4.80 Langkat 4.67 4.33 5.67 4.17 4 22.83 4.57 Kota Cane 3.67 4.83 5 2.83 3.17 19.50 3.90 Total 15.67 18.67 21.67 16.50 17.33 89.83 Rataan 3.92 4.67 5.42 4.13 4.33 4.49

Lampiran 34. Sidik Ragam Pada Jumlah Daun 10 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 5.51 1.38 2.29 3.26 Perlakuan 3 2.47 0.82 1.37 3.49 Galat 12 7.22 0.60

(67)

Total 19 15.19 FK= 403.50

KK= 17.27

Keterangan : * = nyata

Lampiran 35. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 12 MST

Genotipe Ulangan

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 6.17 5.67 6.50 6 6.50 30.83 6.17 Deli Serdang 3 6.67 6.33 6 6 28 5.6 Langkat 6.33 5.17 6.67 5.33 4.83 28.33 5.67 Kota Cane 4.83 6.5 6.67 2.83 3.67 24.50 4.90 Total 20.33 24 26.17 20.17 21 111.67 Rataan 5.083 6 6.54 5.04 5.25 5.58

Lampiran 36. Sidik Ragam Pada Jumlah Daun 12 MST

(68)

SK db JK KT Fhit F0.05 Ulangan 4 6.99 1.75 1.29 3.26 Perlakuan 3 4.07 1.36 1.00 3.49 Galat 12 16.25 1.35

Total 19 27.31

FK= 623.47

KK= 20.84

Keterangan : * = nyata

Lampiran 37. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 14 MST

Genotipe Blok

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 9 7.67 8 9.17 8.83 42.67 8.53 Deli Serdang 4 7 6.67 7.17 6 30.83 6.17 Langkat 7.67 6.17 7.33 5.33 5.67 32.17 6.43 Kota Cane 5.50 6.50 6.67 3.33 3.83 25.83 5.17 Total 26.17 27.33 28.67 25 24.33 131.50

(69)

Rataan 6.54 6.83 7.17 6.25 6.08 6.58

Lampiran 38. Sidik Ragam Pada Jumlah Daun 14 MST

SK db JK KT Fhit F0.05

Ulangan 4 3.06 0.77 0.49 3.26 Perlakuan 3 30.03 10.01 6.38* 3.49 Galat 12 18.83 1.57

Total 19 51.92

FK= 864.61

KK= 19.05

Keterangan : * = nyata

Lampiran 39. Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) 16 MST

Genotipe Blok

Total Rataan

1 2 3 4 5

Malaysia 9.67 9 9.50 10.17 9.67 48 9.60

Gambar

Gambar 1. Bentuk daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.
Gambar 2. Tepi daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b. Genotipe  Deli Serdang, c
Gambar  5. Warna daun asam gelugur 4 genotipe. a. Genotipe Malaysia, b.
Tabel 6. Karakter Kualitatif Genotipe Bibit Asam Gelugur Asal Malaysia, Deli  Serdang, Langkat dan Kota Cane

Referensi

Dokumen terkait

(2011) dalam tulisannya yang berjudul Information Diffusion in Social Networks: Observing and Influencing Societal Interests, mengatakan bahwa tahap pertama yang harus

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dapat meningkatkan

23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti yang diamanatkan

Setiap usulan Para Pemegang Saham akan dimasukkan dalam acara Rapat tersebut jika memenuhi persyaratan dalam Pasal 17 Ayat 11 Anggaran Dasar Perseroan dan harus diterima

Peserta Nama TWK TIU

Hasil analisis dalam implementasi Sinergitas e-Crowdfunding Dengan e-Commerce Dalam Membantu Pendanaan Sosial Berbasis Web Bootstrap, ini dilakukan dengan menggunakan

Para Pemegang Saham atau kuasanya yang akan menghadiri Rapat diminta dengan hormat untuk membawa dan menyerahkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (KTUR) atau

Peserta Nama TWK TIU