• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH AKADEMIK SUMBER DAYA AIR (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NASKAH AKADEMIK SUMBER DAYA AIR (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH AKADEMIK SUMBER DAYA AIR

(

TUGAS MATA KULIAH LEGAL DRAFTING)

Oleh:

Sidhik Nurman Jaya (12360008)

Dosen Pengampu: Prof.Drs.H. Ratno Lukito, MA.,DCL

JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

(2)

Latar Belakang

Sumber Daya Air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. Seperti tercantum dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa sumber daya air dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat.

Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan oleh manusia dan mahluk hidup lainnya, dan mempunyai arti serta peran penting dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Air merupakan sumber daya yang memiliki sifat multi sektoral. Semakin berkembang dan maju tingkat penghidupan masyarakat semakin banyak air yang dibutuhkan, sedangkan jumlah air semakin lama semakin berkurang.

Diundang-undangkannya Undang-Undang No 7 tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air yang mengantikan Undang-Undang No 11 tahun 1974 Tentang Pengairan telah menetapkan bahwa sejalan dengan pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sumber dayai air dikuasai oleh negara dan dikuasai sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat secara adil.

Rumusan Masalah

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air tentunya membawa perubahan besar dalam pengaturan sumber daya air dalam lingkup nasional. Tentunya masing-masing pemerintah daerah berusaha untuk menyempurnakan pengaturan tersebut dengan dibuatnya peraturan daerah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

Metode Pendekatan

(3)

(Ruang Lingkup dan Asas-Asas)

Pokok-Pokok Pikiran

Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilakukan pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijakan nasional yang terpadu dan meyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan masa akan dating

Undang-Undang No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air di dalam konsideran menimbang antara lain menyebutkan bahwa dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dengan kebutuhan air yang semakin meningkat, sumber daya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras. Pengelolaan sumber daya air perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antar wilayah, antar sektor dan antar generasi. Selain itu

masyarakat juga perlu diberi peran dalam pengelolaan sumber daya air.

Wewewang dan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota meliputi;

1. Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dan dan pengelolaan sumber daya air provinsi dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya.

2. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota

(4)

Pentingnya dibuat Peraturan Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah disusun berdasarkan kebijakan;

1. Menyamakan presepsi dan langkah-langkah dalam melaksanakan pengelolaan air tanah 2. Menyelenggrakan kegiatan pengelolaan sumber daya air tanah serta prasarana sumber

air tanah

3. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan sumber daya air khususnya air tanah secara terpadu dari hulu ke hilir

4. Mendorong pengembangan kegiatan usaha dan kerjasama Badan Usaha Milik Daerah. 5. Mendorong partisipasi dari masyarakat dalam pengelolaan air tanah

6. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi lingkungan air tanah yang sudah rawan dan kritis agar tetap berfungsi secara optimal sebagai media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan lingkungan.

7. Pembinaan adalah kegiatan yang mencakup (pemberian pengarahan, petunjuk, bimbingan, pelatihan, dan penyuluhan dalam pelaksanaan pengelolaan air tanah.

8. Pengendalian adalah kegiatan yang mencakup pengaturan, penelitian, dan pemantauan pengambilan air tanah untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana demi menjaga kesinambungan dan ketersediaan mutunya

Keterkaitan dengan Perundang-Undangan lainnya

Pengaturan Pengelolaan air tanah mempunyai hubungan dan keterkaitan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, antara lain;

1. Undang-Undang No 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana bagi proses pidana yang terkait dengan pemanfataan air tanah.

2. Undang-Undang No Tentang Penataan Ruang

3. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. Undang-Undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

5. Undang-Undang No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

6. Undang-undang No 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(5)

2004tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara tahun 2005 no 108)Tambahan Lembaran Negara No. 1548.

8. Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air 9. Peraturan Pemerintah No 77 tahun 2001 Tentang Pengairan

10. Peraturan Pemerintah No 35 Tahun1991 Tentang Sungai

11. Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Hukum Acara Pidana 12. Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan

13. Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah Otonom

14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 3 Tahun 2000 Tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Damapak Lingkungan

15. Kepurtusan Meneteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 1451.K/10/MEN/2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Tanah 16. Keputusan Menetri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 716.K/40/MEN/2000 Tentang

Batas Horizontal Cekungan Air Tanah di pulau Jawa Madura

17. Berbagai perda provinsi Jawa Tengah yang berkaitan dengan Sumber Daya Air 18. Berbagai perda kabupaten Purworejo yang berkaitan dengan Sumber Daya air

(Muatan Materi)

Pokok –Pokok Materi Yang Memerlukan Pengaturan:

1. BAB I : Ketentuan Umum

2. BAB II : Wewenang dan Tanggungjawab 3. BAB III : Pengelolaan Air Tanah

4. BAB IV : Perizinan

5. BAB V : Hak dan Kewajiban

6. BAB VI : Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian 7. BAB VII : Peran Serta Masyarakat

8. BAB VIII : Larangan dan Penyidikan 9. BAB IX : Ketentuan Pidana

(6)

Kesimpulan

Purworejo sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah sangat bergantung pada persediaan air yang berkualitas baik. Pertumbuhan perekonomian tergantung pada tersedianya sumber-sumber air yang andal baik kebutuhan air minum, air rumah tangga, pelayanan fasilitas umum, pertanian, peternakan, pariwisata, industri dan pertambangan.

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data atau sebagai responden pada penelitian yang dilakukan oleh

Fenomena yang paling umum dari ketidak berhasilan program-rogram tersebut adalah dimana sampai sekarang kita masih mengandalkan produk impor dalam pemenuhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, struktur aset, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang pada perusahaan

Setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal. Keinginan yang kuat merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu untuk mencapai

SIMULASI PENJADWALAN PRODUKSI PADA INDUSTRI FURNITURE SEBAGAI SOLUSI ESTIMASI TOTAL WAKTU SELESAINYA ORDER..

GADING MEGAH JAYA Perusahaan yang telah mengizinkan kami untuk kerja praktek didalam proses pelaksanaan Proyek Apartement Poris 88... GADING

Karena sistem pengelolaan wilayah perbatasan saat ini adalah sentralistik bergantung pada pemerintah pusat hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap

KAJIAN STRUKTUR, NILAI MORAL, DAN REPRESENTASI BUDAYA JAMBI PADA KUMPULAN CERPEN NEGERI CINTA BATANGHARI SERTA PEMANFAATAN CERPEN SEBAGAI MODUL SISWA SMP..