PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM
Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga. 2) mengetahui fakor penghambat dan pendukung partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga.
Subjek/informan dalam penelitian ini adalah tim pengelola PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di Desa Siliwanga yang berjumlah 6 orang yaitu ketua tim pengelola kegiatan (TPK), ketua kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD), badan perwakilan desa (BPD), tim penulis usulan (TPU), tim pemantau dan tim pemelihara. Serta satu orang yang penulis tetapkan sebagai informan kunci yaitu kepala desa siliwanga. penetapan informan dengan menggunakan tehnik purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah anggota masyarakat yang berkompeten dan mengetahui secara mendalam mengenai implementasi program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu partisipasi Masyarakat dan variabel terikat PNPM Mandiri Perdesaan. Tehnik pengumpulan data digunakan tehnik pengamatan dan wawancara. Tehnik analisis data menggunakan tehnik reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat terhadap PNPM Mandiri Perdesaan cukup tinggi. partisipasi ini diimplementasikan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian pembangunan. Adapun bentuk partisipasi masyarakat yaitu partisipasi non fisik berupa gagasan dan ide-ide dan partisipasi fisik berupa tenaga, tanah dan tanaman, uang serta partisipasi dalam bentuk simpan pimjam perempuan. Factor penghambat partisipasi masyarakat yaitu masih rendahnya kesadaran sebagaian anggota masyarakat, rendahnya tingkat pendidikan dan kesibukan masyarakat. serta factor pendukung seperti tersedianya SDA dan SDM, rasa malu dan kerja sama antar masyarakat dan aparat desa, serta implementasi pendidikan kewarganegaraan oleh masyarakat ditunjukan dalam bentuk sikap berpartisipasi, sikap kemandirian dan sikap bertanggung jawab.
Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa partisipasi masyarakat merupakan sikap sadar, kemandirian serta kerja sama antar masyarakat maupun aparat desa dalam memanfaatkan dan mengelola setiap sumber daya yang ada dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Perdesaan.
I. PENDAHULUAN
Permasalahan yang dihadapi bangsa indonesia yang sejak lama dirasakan sulit untuk
diatasi salah satunya adalah masalah pengangguran dan kemiskinan. Upaya pemerintah untuk
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti
program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan
Nelayan Kecil (P4K), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Kelompok Usaha Bersama (KUB),
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), Tabungan Keluarga Sejahtera
(TAKESRA), dan Kredit Keluarga Sejahtera (KUKESRA). Namun program-program
tersebut relatif belum berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia
yang hingga saat ini masih tergolong cukup tinggi.
Tahun 2007, Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM Mandiri) yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri
Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Program ini
mengedepankan partisipasi, kemandirian dan kreatifitas masyarakat secara aktif. Masyarakat
merupakan subjek pembangunan, yang mengetahui segala persoalan yang sedang dihadapi,
adapun pemerintah berperan sebagai fasilitator yang menampung dan menyediakan berbagai
fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. melalui PNPM-MP angka pengangguran dan
kemiskinan dapat diminimalisir khususnya di Desa Siliwanga dengan membuka lapangan
kerja dan pemberian modal bagi rumah tangga miskin, dengan demikian masyarakat menjadi
optimis dan mendukung sepenuhnya program ini guna meningkatkan kesejahteraannya.
Hasil observasi menunjukan, didesa siliwanga masih ada sebagian masyarakat yang
bersikap apatis, seolah mereka tidak merasa memiliki terhadap program-program
pembangunan di desanya, selain karena aktifitas yang padat, membuat mereka lebih
mengutamakan aktifitas pribadi, mereka juga terkendala dalam hal pengetahuan. Sehingga
mereka kurang peduli dan enggan menelusuri setiap informasi terkait dengan program
pembangunan yang dilaksanakan.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut yang menjadi alasan sehingga peneliti tertarik
ingin mengetahui lebih jauh keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam PNPM Mandiri
Perdesaan di desa siliwanga, kecamatan lore peore, kabupaten poso, dengan mengambil judul
: “Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) di Desa Siliwanga, Kecamatan
II. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Pendekatan deskriptif
memungkinkan bahwa dalam penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa atau subjek yang menjadi focus penelitian.
Sedangkan pendekatan kualitatif, peneliti lebih menekankan bahwa permasalahan atau focus
penelitian yang didalami berdasarkan keadaan alamiah dilapangan akan ditafsirakan atau
diinterpretasikan dan dianalisis dalam bentuk kata-kata atau uraian naratif.
Subjek/informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dan 1 orang sebagai
informan kunci yaitu kepala desa siliwanga, informan ditetapkan dengan menggunakan
tehnik purposif sampling. informan yang dipilih adalah aparat desa dan anggota masyarakat
yang telah dipilih menjadi tim pengurus PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga yaitu
Tim pengelolah kegiatan, tim pemantau, tim pemelihara, tim penulis usulan, BPD dan
KPMD. pemilihan informan didasarkan atas pertimbangan bahwa kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki mengenai PNPM-MP sehingga dapat memberikan informasi yang
akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi dan wawancara. Sedangkan analisis data dilakukan dengan 3 tahapan dengan
menggunakan tehnik reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (Milles dan Huberman,
1992:19).
III. HASIL
A. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan
1. Partisipasi Non Fisik (Gagasa/Ide-ide) dalam Perencanaan PNPM Mandiri
Perdesaan
Keberhasilan suatu pembangunan, bagaimana bentuk dan hasilnya tidak dapat
dilepaskan oleh adanya putusan-putusan yaitu melalui tahapan-tahapan pengambilan
keputusan. Pada tahap-tahap tertentu keterlibatan masyarakat sangatlah dibutuhkan,
mengingat gagasan dan pemikiran-pemikiran masyarakat akan menjadi bahan pertimbangan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan masyarakat berpartisipasi dalam bentuk
non fisik seperti mengikuti rapat, menyampaikan gagasan-gagasan terhadap kelangsungan
program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga dapat dikatakan cukup tinggi.
masyarakat sangat antusias mendukung mengikuti rapat ataupun pertemuan-pertemuan. Hal
itu, salah satu prinsip PNPM Mandiri Perdesaan yang menghendaki adanya transparansi dan
demokrasi, sehingga peran dan peluang masyarakat dalam berbagai aspek menjadi sangat
besar. Kenyataan ini didukung oleh pernyataan bapak I Made Wina selaku tim pengelola
kegiatan sekaligus sebagai anggota badan perwakilan Desa yang mengatakan bahwa :
Setiap kali ada rapat atau pertemuan-pertemuan yang menyangkut program PNPM Mandiri Perdesaan, masyarakat selalu diundang baik secara langsung maupun arahan dari ketua RT masing-masing. Begitupun halnya dalam rapat, setiap anggota masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan atau ide-idenya selain yang disampaikan melalui perwakilan (BPD) (Wawancara tanggal 4 september 2013).
Berdasarkan wawancara langsung terhadap beberapa informan serta anggota
masyarakat, maka diketahui bahwa anggota masyarakat yang aktif mengikuti rapat, tidak
secara keseluruhan aktif memberikan tanggapan ataupun pemikiran-pemikirannya. Yang
biasa aktif memberikan gagasan adalah mereka yang berlatar belakang aktif dalam organisasi,
aparat Desa dan masyarakat yang berpendidikan. Sedangkan yang lainnya lebih aktif
menyampaikan gagasan lewat anggota masyarakat yang aktif atau aparat Desa yang hadir
atau dapat dikatakan sebagian masyarakat lebih fasif dalam memberikan gagasan secara
langsung karena tidak mempunyai kemampuan berbicara di depan umum.
Penggalian gagasan dalam rapat musrenbang Desa (musyawarah rembug
pembangunan Desa) di Desa siliwanga dilakukan dengan system pembagian kelompok sesuai
dengan jumlah dusun yang ada yaitu dusun lengaro dan dusun malame. Berdasarkan daftar
gagasan masing-masing dusun tersebut, akan menjadi rencana pembangunan jangka
menengah Desa (RPJM Desa) sekaligus menjadi pertimbangan yang nantinya akan diseleksi
untuk pengajuan program usulan sebagai dasar untuk memohon bantuan PNPM Mandiri
Perdesaan. Tidak semua gagasan tersebut akan disusulkan ke tingkat kecamatan, melainkan
akan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan orang banyak dan unsur keutamaan.
2. Partisipasi Masyarakat secara Fisik dalam Pelaksanaan dan Pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan
a. Partisipasi dalam Bentuk Tenaga
Partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga terhadap pelaksanaan pembangunan
program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga dapat diketahui dalam dua bentuk
yaitu : pertama partisipasi sebagai buruh harian, masyarakat dalam hal ini bertindak sebagai
kerja (HOK). Dalam kesempatan ini tenaga kerja yang diprioritaskan adalah masyarakat
internal atau masyarakat penerima program. Keterlibatan masyarakat sebagai buruh harian
dalam program PNPM Mandiri Perdesaan tidak seperti buruh-buruh pada umumnya, yakni
masyarakat digajih sesuai dengan pasaran yang berlaku. Namun dalam hal ini masyarakat
akan digajih setengah dari pasaran buruh pada umumnya dan sebagian partisipasi tersebut
adalah bentuk swadaya masyarakat. hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan
bapak I Made Wina yang mengatakan bahwa :
partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan tenaga menjadi pendukung yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas pembangunan. Untuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, program ini melaksanakan dengan prinsip HOK dan swadaya masyarakat. sehingga selain masyarakat bertindak sebagai tenaga kerja, masyarakat juga berswadaya sebagai bentuk rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan (wawancara tanggal 4 september 2013).
Kedua partisipasi dalam bentuk tenaga secara murni. Kegiatan ini lasim disebut
dengan kerja bakti atau gotong royong. Partisipasi masyarakat dalam hal ini adalah murni
swadaya tanpa ada balas jasa. Kegiatan yang dilakukan dalam program PNPM Mandiri
Perdesaan seperti pengukuran badan jalan, perehaban BAK penampungan air bersih,
pembuatan badan jalan produksi, pemarasan lokasi bangunan dan pengukuran luas
penampungan air irigasi. Kegiatan seperti ini dilakukan masyarakat secara berkelompok.
Seperti pembuatan badan jalan produksi, ini dilakukan oleh setiap masyarakat yang
ladangnya dilewati jalan produksi tersebut.
b. Partisipasi dalam Bentuk Tanah dan Tanaman
pembangunan fisik program PNPM Mandiri Perdesaan seperti pembuatan BAK
penampungan air irigasi, penimbunan jalan irigasi maupun penimbunan jalan produksi, tidak
sedikit yang melewati perkebunan masyarakat, sehingga bagi kelompok penerima bantuan
dan pelaksana kegiatan membuat kesepakatan seperti menghibahkan tanah ataupun tanaman
yang dilewati jalan produksi sesuai ukuran yang disepakati. Dengan kesepakatan ini,
sehingga tidak ada kejanggalan atau rasa ketidakpuasan yang menimbulkan protes atau
ketidakterimaan masyarakat terhadap pembangunan jalan produksi tersebut. karena pada
hakikatnya pemerintah melalui PNPM Mandiri Perdesaan tidak bertanggung jawab atau
mengganti kerugian atas pembangunan yang dilakukan. hal ini sesuai dengan hasil
menghibahkan tanah dan tanaman yang ada di atasnya, sebagai bentuk swadayanya dalam
mendukung PNPM-MP ini” (wawancara tanggal 3 september 2013).
c. Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Uang
Pembangunan berdasarkan bantuan PNPM Mandiri Perdesaan dialokasikan
sepenuhnya untuk pelaksanaan pembangunan. Karena telah dibiayai oleh PNPM-MP, dalam
pelaksanaannya masyarakat tidak lagi dipungut atau berpartisipasi berupa uang. Partisipasi
ini dilakukan setelah pembangunan telah selesai dilaksanakan, yakni pada saat musyawarah
serah terima dari tim pengelola kegiatan kepada masyarakat selaku pemilik pembangunan
tersebut, sehingga partisipasi dalam bentuk uang ini nantinya akan digunakan untuk biaya
operasional pemeliharaan dan pelestarian pembangunan. Karena pada hakikatnya PNPM-MP
tidak lagi bertanggung jawab atas pembangunan tersebut atau menyediakan dana perawatan.
Sebagaimana diungkapkan oleh I Gusti Ngurah Budi Arsana selaku tim pemelihara, yaitu :
Pelestarian hasil pembangunan adalah tanggung jawab masyarakat terlepas dari adanya bantuan PNPM Mandiri Perdesaan tersebut. Masyarakat menjadi meperan utama terhadap kebutuhan pelestarian. Kebutuhan dalam bentuk dana pemeliharaan dan tenaga operasional semuanya berasal dari masyarakat, sehingga dalam hal ini masyarakat berperan sebagai pemilik dan penentu nasib hasil pembangunan (wawancara tanggal 14 september 2013).
3. Partisipasi Masyarakat dalam Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
Selain pembangunan fisik yang menjadi prioritas usulan masyarakat Desa, partisipasi
kaum perempuan pun mengambil andil yang sangat strategis dalam PNPM Mandiri
Perdesaan. Program yang mengedepankan partisipasi sebagai salah satu prinsip utama tidak
hanya menempatkan kaum pria sebagai kunci vital keberhasilan pembangunan. Dalam
program PNPM Mandiri Perdesaan, menempatkan perempuan sebagai pendukung
terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
SPP merupakan bantuan modal khusus diperuntukan bagi kaum perempuan untuk
membangun dan mengembankan usahanya. Mekanisme memperoleh bantuan ini dilakukan
dengan cara mengajukan proposal bantuan dana simpan pinjam berdasarkan kelompok yang
telah dibentuk dengan anggota maksimal 10 orang. Kelompok penerima bantuan simpan
pinjam dikenal ada dua yaitu : pertama kelompok perguliran, ini merupakan kelompok lama
yang sudah pernah menerima dana bantuan simpan pinjam (SPP), karena waktu peminjaman
kembali memohon untuk dana perguliran selanjutnya tanpa melalui prantara proposal. Kedua
kelompok SPP regular. kelompok ini, merupakan kelompok perdana dan pertama kali
memohon bantuan dana perguliran. Kelompok regular ini harus menyusun proposal sebagai
perantaranya. Sedangkan untuk tanggung jawab pengembalian dana diwakili oleh bendahara
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) selanjutnya diteruskan kepada Unit Pengelola Kegiatan
(UPK).
Program simpan pinjam perempuan (SPP) mendapatkan dukungan yang sangat baik.
Hingga saat ini sudah ada tiga kelompok penerima yang terbentuk dengan keanggotaan yang
silih berganti. Selain itu, kontribusi nyata program ini juga Nampak terhadap penggunaan
dana tersebut seperti membuka warung, membeli bibit ternak, obat-obat pertanian dan
kebutuhan lain yang mendukung usaha keluarga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I
Wayan Purna Sanjaya, mengatakan bahwa “Dengan adanya program PNPM Mandiri
Perdesaan khususnya program simpan pinjam perempuan (SPP), sangat membantu kaum
perempuan dan keluarga umumnya dalam mengembangkan potensi usaha ataupun
memajukan usaha yang telah sigeluti”(wawancara tanggal 6 september 2013).
B. Faktor Penghambat dan Pendukung Partisipasi Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan
1. Faktor Penghambat meliputi :
a. masih Rendahnya Kesadaran sebagian Anggota Masyarakat
Kesadaran menyangkut kemauan dan dorongan dalam diri untuk turut peduli terhadap
kondisi yang sedang dihadapi. Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa pada umumnya
masyarakat telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk berpartisipasi dalam program
pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Namun disisi lain tingkat kesadaran ini
juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti status pekerjaan masyarakat dalam program
tersebut. masyarakat akan lebih aktif berpartisipasi apabila hal tersebut dilakukan secara
gotong royong. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I Made Wina, mengatakan bahwa :
“masih ada sebagaian anggota masyarakat yang acuh tak acuh mengenai program
pembangunan ini, padahal mereka mengetahui bahwa hasilnya akan dinikmati oleh mereka
sendiri yang sebelumnya telah disosialisasikan pada rapat perencanaan” (wawancara tanggal
b. Kesibukan Masyarakat
secara umum masyarakat di Desa Siliwanga berprofesi sebagai petani. Baik ladang,
sawah, buruh tani dan aktifitas sampingan lainnya seperti berternak, berdagang dan lain
sebagainya. Waktu yang dimiliki sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut.
masyarakat sangat jarang meluangkan waktu untuk bersantai, kecuali pada saat istirahat, hari
raya dan kegiatan adat lainnya. Apalagi saat musim panen tiba, masyarakat lebih
mengutamakan pekerjaannya di kebun maupun disawah ketimbang mengikuti kegiatan lain
diluar aktifitas kesehariannya, meskipun kegiatan tersebut cukup penting. Sama halnya dalam
PNPM Mandiri Perdesaan. tidak sedikit masyarakat yang jarang hadir dalam kerja bakti
karena alasan tersebut di atas. Dalam keadaan tertentu, hanya 1 anggota keluarga saja yang
diutus menghadiri kerja bakti dan yang lainnya mengerjakan pekerjaannya masing-masing.
hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I Made Wina, mengatakan bahwa :
Masyarakat Desa Siliwanga memiliki kesibukan yang sangat padat. Mereka kurang menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Begitupun halnya dengan pembangunan program PNPM Mandiri Perdesaan, partisipasi masyarakat merupakan komponen pokok yang tidak dapat digantikan. Sehingga perlu dilakukan penyadaran agar masyarakat dapat tetap terlibat ditengah-tengah kesibukannya (wawancara tanggal 4 september 2013).
c. Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat
Pemahaman dan pola pikir masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan
pembangunan baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan hasil pembangunan
tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak jarang terjadi pertentangan antara
masyarakat satu dengan yang lainnya mengenai pembangunan yang dilaksanakan, terutama
yang sifatnya kelompok. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan yang
mendasari jalannya pembangunan, selain itu masyarakat menjadi apatis terhadap informasi
mengenai program pembangunan di Desanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I
Nengah Sutastra, mengatakan bahwa :
2. Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan a. Kerja Sama antar Masyarakat dan Aparatur Desa
Masyarakat dan aparat desa merupakan satu komunitas yang bertanggung jawab atas
keberhasilan program pembangunan. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Desa Siliwanga
terjadi Sinergi yang cukup erat antara masyarakat dan aparat desa. wujud konkret dilakukan
dalam bentuk saling mengingatkan antar sesama anggota masyarakat, arahan aparat desa
secara langsung pada saat evaluasi tenaga kerja maupun kerja bakti dilapangan maupun oleh
masing-masing kader desa.
b. Tersedianya SDA dan SDM
Desa Siliwanga memiliki potensi yang cukup besar. baik hutan maupun padang
rumput dan juga lokasi persawahan. Namun masyarakat masih sebagian kecil yang
memanfaatkan potensi tersebut, masih banyak lahan tidur dan hamparan padang yang tidak
difungsikan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan sarana dan prasarana yang kurang
memadai, seperti kurangnya akses jalan, tidak adanya sarana irigasi dan pengetahuan serta
keterampilan masyarakat yang kurang.
c. Rasa Malu terhadap sesama Anggota Kelompok
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak keanekaragaman atau pluralisme
dalam suatu masyarakat maka semakin besar pula kompetisi yang terjadi didalamnya. Dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga, masyarakat satu dengan yang
lainnya senantiasa saling menilai. Dan tidak segan-segan saling menceritakan kekurangan
anggota masyarakat lainnya. Selain itu, mereka juga saling menegur satu sama lain manakala
ada anggota kelompok yang tidak atau kurang berpartisipasi.
IV. PEMBAHASAN
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri
Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu mekanisme
program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya
mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah
perdesaan. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat
dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan,
pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling
Berdasarkan prinsip PNPM Mandiri Perdesaan, program ini mengedepankan
partisipasi sebagai landasan dasar pelaksanaannya, sehingga operasionalnya program ini
mengacu pada prinsip “participatory rural appraisal (PRA)”. Dimana kunci kesusksesan
berada ditangan masyarakat sebagai subjek maupun objek pembangunan (Chanbers, 1992:7).
Banyak dampak positif yang dirasakan masyarakat Desa khususnya Desa Siliwanga
sebagai salah satu Desa yang sangat antusias mendukung sekaligus Desa yang melaksanakan
program ini. Program ini melihat setiap permasalahan dari cara pandang masyarakat sesuai
dengan kondisi yang dialami. Secara tidak langsung masyarakat dipacu dan dimobiliasasi
agar mampu melihat, memiliki kesadaran dan kemandirian terhadap kondisi kehidupan yang
mereka alami.
Desa Siliwanga merupakan salah satu Desa yang cukup aktif memperoleh bantuan
dan melaksanakan program PNPM Mandiri Perdesaan dalam setiap tahunnya. Sejak
digulirkannya program ini pada tahun 2007, Desa Siliwanga hingga tahun 2012 telah
melaksanakan delapan program pembangunan fisik dengan intensitas 1 sampai dengan 2
pelaksanaan program pembangunan dalam setiap tahunnya ditambah 1 program perguliran,
sebagai bentuk partisipasi kaum perempuan. Program ini dikenal dengan program simpan
pinjam perempuan.
Berbagai bukti pembangunan tersebut, mengindikasikan bahwa respon dan antusias
masyarakat Desa Siliwanga dalam mendukung program ini sangat tinggi. berbeda dengan
program lainnya yang kurang mendapatkan apresiasi. Keterlibatan masyarakat sebagai subjek
pembangunan dalam program ini sangat Nampak mulai dari perencanaan, dimana masyarakat
merupakan sentral dari pada ide dan gagasan pembangunan, setiap ide pembangunan digali
atau berasal dari orientasi dan pengamatan masyarakat terhadap kendala dan permasalahan
yang mereka hadapi. Selain itu, aspek yang paling penting dan sangat menentukan yaitu
dalam pelaksanaan pembangunan. Usulan perencanaan pembangunan merupakan seleksi dari
sekian banyaknya permasalahan yang dihadapi sesuai dengan priotitas dan mendesaknya
persoalan tersebut. dalam pelaksanaan program, apapun bentuk program tersebut semuanya
adalah aspirasi masyarakat. oleh karena itu masyarakat adalah pemiliki sekaligus
bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan program tersebut. selain pada tahap
perencanaan dan pelaksanaan, bentuk nyata partisipasi masyarakat juga terlihat pada tahap
pemeliharaan atau pelestariaan hasil pembangunan. Setelah adanya serah terima, pemerintah
kepada masyarakat sebagai pemiliknya. Meskipun demikian, ini menjadi sentral bagi tim
evaluasi dalam menentukan nasib kelanjutan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa
tersebut.
Berdasarkan keterangan dan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanann PNPM Mandiri Perdesaan sangat ditentukan oleh kesadaran, kepeduliaan dan
kemandirian masyarakat. semakin tinggi kepedulian, kesadaran dan kemandirian masyarakat
maka semakin baik pula hasil pembangunan yang akan dihasilkan. Selain itu, program PNPM
Mandiri Perdesaan sifatnya berkelanjutan. Program ini tidak selesai seiring rampungnya
pelaksanaan pembangunan. Melainkan program yang dilaksanakan dapat memberikan
dampak positif yang berkelanjutan sehingga tidak hannya dapat memberikan kesejahteraan
pada saat program dilaksanakan, akan tetapi dapat bermanfaat kedepannya bagi generasi yang
akan datang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa manfaat yang dirasakan masyarakat Desa
Siliwanga dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan sangat besar dan nyata,
terutama terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai sasaran utamanya. Aktifitas
masyarakat menjadi lebih produktif, lahan yang dulunya tidak diolah sudah mulai
difungsikan dengan adanya sarana jalan yang memadai, waktu beraktifitas menjadi lebih
padat, distribusi hasil pertanian menjadi lebih lancar, semangat kerja masyarakat semakin
tinggi dan banyak manfaat lainnya.
1. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan oleh Masyarakat Desa Siliwanga dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri
Perdesaan)
A. Sikap Partisipasi
Dampak positif yang secara tidak langsung dirasakan masyarakat dengan adanya
program PNPM Mandiri Perdesaan khususnya bergerak dalam bidang pembangunan, akan
membangkitkan rasa kolektifitas terhadap sesama masyarakat maupun masyarakat dengan
aparat desa. selain itu, program ini juga menambah kepercayaan serta rasa memiliki setiap
anggota masyarakat dengan saling memberikan dukungan dan perhatian untuk bersama-sama
mewujudkan program pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui pembangunan
Menurut H.A.W, Widjaja, 2000: 32 mengatakan bahwa :
Pembangunan tidak akan berhasil apabila kita berpangkut tangan saja, atau berdiam diri, apatis, pasrah tanpa melakukan sesuatu. Masyarakat yang adil dan makmur tidak akan datang dengan sendirinya tanpa kita semua berbuat dan bertindak serta berperan dan berpartisipasi aktif, dengan memanfaatkan keahlian, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki agar peranan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan nasional, berbangsa dan bermasyarakat dapat terwujud.
Partisipasi dan kolektifitas yang terbentuk dari anggota masyarakat serta aparat desa
merupakan eksistensi dari dampak persoalan serta latar belakang kehidupan yang lambat
mengalami perkembangan akibat minimnya sarana dan prasarana penunjang kehidupan.
Seperti masyarakat desa siliwanga yang pada umumnya masyarakat berprofesi sebagai
petani. Sehingga masyarakat menjadi semakin antusias mendukung dan mewujudkan
program pembangunan yang mengutamakan sarana dan prasarana tersebut.
B. Sikap Kemandirian
Kemandirian adalah salah satu kunci keberhasilan. Kemandirian merupakan wujud
atau implementasi dari sikap sadar untuk berbuat sesuatu dengan memanfaatkan segala
potensi yang dimiliki baik yang sifatnya eksternal maupun internal tanpa adanya tekanan dari
pihak luar. “Kemandirian merupakan salah implementasi nilai-nilai pancasila khususnya
terkait dengan aspek social budaya yang berperan sebagai nilai-nilai yang matang
mendukung pembangunan nasional atas kekuatan sendiri” (H.A.W, Widjaja, 2000:34).
Masyarakat yang mandiri mampu melihat dan menentukan langkah apa yang harus
ditempuh dalam mewujudkan harapan atau cita-citanya tanpa harus mengabaikan tatanan atau
nilai-nilai kehidupan bermasyarakat. Selain dalam kehidupan sehari-hari, kemandirian dan
kreaktifitas masyarakat sangat diperlukan dalam program nasional pemberdayaan masyarakat
mandiri perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan). karena selain masyarakat tersebut antusias
melibatkan diri baik dalam bentuk menghadiri rapat, memberikan bantuan dana, tenaga dan
lain sebagainya didalam program tersebut, masyarakat juga harus bersikap mandiri. Seperti
halnya dalam penelitian ini, bentuk kemandirian masyarakat ditunjukan dalam bentuk
perencanaan program yaitu usulan atau ide-ide yang nantinya berguna sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan program pembangunan apa yang tepat dilaksanakan sesuai
dalam mendukung program ini yaitu menjadi pelopor pembangunan jalan tani dan bak
penampungan air untuk sarana pengairan sawah dll.
C. Sikap Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara,
khususnya anggota masyarakat dalam pranata social yang kecil. Tanggung jawab
mengindikasikan sejauh mana integritas (kepribadian/konsistensi diri) seseorang dalam
memandang dan menyikapi sesuatu hal tentang diri maupun lingkungannya. Tanggung jawab
bukan hanya kepada diri sendiri melainkan kepada lingkungan khusunya kepada anggota
masyarakat lainnya. Tanggung jawab merupakan refleksi (pancaran) dari hak dan kewajiban
seseorang. Disisi lain manusia memiliki hak yang harus diakui dan dihormati oleh individu
lainnya, namun disisi itu pula ia mengemban kewajiban yang harus dilaksanakan terhadap
individu lainnya. Dengan adanya keseimbangan tersebut, maka tujuan yang diharapkan
manusia dapat terwujud.
Ruang lingkup kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang terdiri atas
pemerintah, warga Negara, wilayah dan pengakuan dari Negara lain tentunya memiliki tujuan
yang harus dicapai baik dalam skala kecil maupun secara nasional sebagaimana tujuan
nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu
“mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social”. Usaha Negara mewujudkan tujuan ini
tentu dibarengi dengan tekat dan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakatnya.
Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan yang dilaksanakan di
Desa Siliwanga yang menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunannya merupakan
salah satu perwujudan tanggung jawab pemerintah terhadap warga negaranya sebagaimana
tertuang dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yaitu “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, tidak lepas dari tanggung jawab
pemerintah baik pemerintah pusat, daerah, aparat desa dan masyarakat sasaran program.
Tanggung jawab pemerintah dalam program ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan dana
bantuan, program pendampingan dan pelatihan bagi kader-kader masyarakat. sedangkan
masyarakat adalah elemen yang bertanggung jawab dalam menyusun program, mengelolah,
melaksanakan, memanfaatkan dan melestarikan hasil pembangunan. Tanggung jawab
masyarakat desa siliwanga dalam program ini tercermin melalui sikap kepedulian untuk
persoalan yang dirasa dominan dan prioritas bagi masyarakat desa siliwanga serta memiliki
pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Milles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: U.I Press.
Rahardjo. 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
H.A.W, Widjaj. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.