• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Analisa Nilai DOBI dan Beta Karoten

Data hasil pengukuran absorbansi DOBI dan beta karoten pada minyak kelapa sawit mentah dengan metode Spektrofotometer UV-Visible adalah pada Tabel 4.1.di bawah ini :

Tabel 4.1 Data Hasil Analisa Nilai DOBI dan β-karoten pada Minyak Kelapa Sawit Mentah

Absorbansi λ446 = besar absorbansi pada panjang gelombang 446 Absorbansi λ269 = besar absorbansi pada panjang gelombang 269

Contoh Perhitungan:

Hal yang sama dilakukan untuk sampel yang berasal dari kebun yang lain.

4.1.2.2 Perhitungan Nilai Beta Karoten

β – Karoten = 383 × 𝐴𝑏𝑠 𝜆446

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 0.25 Dimana :

Abs λ446 = besar absorbansi pada panjang gelombang 446 Gram sampel = berat sampel yang ditimbang

Contoh Perhitungan:

Hal yang sama dilakukan untuk sampel yang berasal dari kebun yang lain.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dari tabel 4.1 bahwa nilai DOBI pada kelapa sawit kebun A adalah 2.10, kebun B adalah 2.57 dan kebun C adalah 2.12. Dari ketiga sampel di daerah yang berbeda-beda didapatkan hasil analisa DOBI yang berbeda-beda juga.

Minyak sawit dengan angka DOBI antara 1,78 - 2,30 memiliki mutu yang kurang baik. Apabila dengan angka DOBI 2,30 – 2,92, mengindikasikan bahwa minyak kelapa ini memiliki mutu yang cukup baik. Angka DOBI 2,93 – 3,23 memperlihatkan indikasi dengan mutu baik. Angka DOBI diatas 3,24 berarti minyak kelapa sawit memiliki kualitas yang sangat baik.

Faktor-faktor yang mendasarinya rendahnya nilai DOBI dari minyak kelapa sawit mentah diantara nya ialah tingginya persentase buah berwarna hitam (kurang matang) dan terlalu matang, tertundanya proses pengolahan, terutama

pada saat musim hujan dan efeknya tertundanya pengangkutan buah sawit ke pabrik, sehingga menyakibatkan restan di kebun, kontaminasi minyak kelapa sawit dengan kondensat rebusan, kontaminasi minyak kelapa sawit dengan oksidasi di oil sludge, waktu perebusan buah yang panjang dan suhu tinggi, pemanasan minyak kelapa sawit lebih (>550°C) di storage tank dengan waktu yang panjang.

Kemudian faktor penyebab lainnya adalah parameter kualitas minyak kelapa sawit mentah yang masih berpatokan pada asam lemak bebas (ALB) yang terkandung pada minyak kelapa sawit mentah maksimum 0.5 %. Angka 0.5 % ini sesuai dengan spesifikasi persyaratan mutu pada SNI Crude Palm Oil (CPO) No.

SNI 01-0016-1998 yang disahkan pada tahun 1998. Dasar pengukuran mutu CPO yang berbeda dengan pasar internasional menyebabkan terjadinya potongan harga atau diskon pada CPO asal Indonesia.

Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi rendahnya nilai DOBI ialah sebagai berikut:

1. Mengawasi sistem panen dan transportasi

Panen perlu mendapat pengawasan yang efektif karena perlakuan yang kurang baik dapat menyebabkan luka pada daging buah dan pembusukan buah. Hal ini akan menurunkan kualitas produk minyak sawit yang dikenal dengan penurunan nilai DOBI.

2. Menghindari pemakaian uap kering pada perebusan buah

Uap kering mempunyai temperatur lebih tinggi dibandingkan uap jenuh pada tekanan yang sama. Pemakaian uap kering akan menyebabkan proses oksidasi pada asam lemak tidak jenuh atau senyawa yang terkandung dalam minyak dan membentuk polimer yang sangat sulit diserap pada proses pemucatan.

3. Menghindari pemakaian uap langsung pada stasiun pemurnian

Produksi uap yang rendah sering menimbulkan gangguan pemanasan dalam proses pengolahan. Produksi uap yang rendah mendorong operator untuk

4. Menghindarkan pemanasan yang berlebihan di unit pengolahan

Kegagalan penurunan kadar air pada minyak dengan alat vacuum dryer sering diatasi dengan menaikkan temperatur pada oil tank yang dapat menyebabkan penurunan DOBI. Hal ini perlu dihindari agar kualitas minyak dapat dipertahankan.

5. Mengendalikan penimbunan

Pemanasan minyak pada tangki timbun PKS yang jaraknya jauh dari pelabuhan biasanya dilakukan pada temperatur tinggi dengan memperhitungkan bahwa minyak tersebut tiba di tangki pelabuhan pada temperature di atas titik cair. Kualitas minyak dalam penimbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan kondisi tangki timbun.

Pada analisa DOBI yang dilakukan diperoleh bahwa nilai DOBI minyak kelapa sawit dengan kode sampel B yang berasal dari Padang Halaban yaitu 2.57 telah memenuhi standar mutu parameter DOBI menurut Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM) sedangkan untuk minyak kelapa sawit dengan kode sampel A dan C yang berasal dari daerah Langga Payung dan Rantau Prapat tidak memenuhi standar mutu menurut Pada analisa beta karoten yang dilakukan diperoleh bahwa kadar beta karoten masih memenuhi standar mutu parameter DOBI menurut Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM).

Sedangkan hasil analisa nilai beta karoten pada kelapa sawit kebun A adalah 411.67 ppm, kebun B adalah 414.92ppm dan kebun C adalah 446.90 ppm.

Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada umumnya disusun oleh delapan unit isoprena, dimana kedua gugus metil yang dekat pada molekul pusat terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil lainnya terletak pada posisi C1 dan C5 serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi.

Semua senyawa karotenoid mengandung sekurang-kurangnya empat gugus metil dan selalu terdapat ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut.

Adanya ikatan ganda terkonjugasi dalam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus kromofora yang menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid.

Semakin banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada

karotenoid tersebut yang mengarah ke warna merah. Perbedaan kandungan karoten diantara minyak kelapa sawit kebun A, B dan C didasari oleh hal tersebut.

Mutu minyak kelapa sawit yang baik adalah yang bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih. Hal ini dikarenakan karoten dan turunannya yang memberikan warna merah-kuning pada minyak.

Warna tersebut kurang disukai konsumen. Terlebih lagi, hal ini dikarenakan reaksi pada temperatur tinggi dapat mengubah karoten menjadi senyawa yang berwarna kecokelat-cokelatan dan larut dalam minyak sehingga semakin sukar untuk dipucatkan (kemampuan untuk dipucatkan semakin berkurang)

Pada analisa beta karoten yang dilakukan diperoleh bahwa kadar beta karoten pada ketiga sampel minyak kelapa sawit mentah dari daerah Langga Payung, Padang Halaban dan Rantau Prapat tidak memenuhi standar mutu menurut Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM).

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait