• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini diawali dengan penentuan spektrum vibrasi dari metanol.

Spektrum vibrasi metanol dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Spektrum vibrasi metanol

Penelitian dilanjutkan dengan menentukan spektrum vibrasi metronidazol konsentrasi 50 mg/mL dalam metanol. Spektrum vibrasi metronidazol konsentrasi 50 mg/mL dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Spektrum vibrasi metronidazol (50 mg/mL) dalam metanol Spektrometri FTIR merupakan salah satu teknik analitik yang sangat baik dalam proses identifikasi struktur molekul suatu senyawa. Spektrum FTIR dapat menunjukkan serapan dari setiap ikatan dalam suatu molekul sehingga setiap

molekul atau senyawa memiliki pola spektrum yang berbeda-beda (Firmansyah, dkk., 2018).

Menurut Moffat dkk., (2011) metronidazol mempunyai bilangan gelombang spesifik, yaitu 1187 cm-1, 1535 cm-1, 1070 cm-1, 1265 cm-1, 745 cm-1, 1160 cm-1. Berikut ini merupakan perbandingan antara spektrum transmitan dan bilangan gelombang hasil penelitian dengan spektrum transmitan berdasarkan literatur.

Gambar 4.3 Tampilan spektrum vibrasi metronidazol dengan bilangan gelombang spesifik

Gambar 4.4.Tampilan spektrum vibrasi metronidazol dengan bilangan gelombang spesifik(Sumber: Moffat dkk., 2011)

Berdasarkan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 tersebut, terlihat bahwa terdapat perbedaan antara spektrum transmitan yang diperoleh dari penelitian dengan spektrum transmitan berdasarkan literatur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya perbedaan standar yang dianalisis. Dari literatur Moffat dkk., (2011) dilakukan analisis standar dalam bentuk pelet KBr. Sementara, pada penelitian dilakukan analisis terhadap standar saja tanpa bahan tambahan, sehingga hal ini memberikan perbedaan bentuk antara spektrum transmitan hasil penelitian dengan spektrum berdasarkan literatur.

Untuk mengetahui letak perbedaan spesifik dari spektrum vibrasi metanol dengan spektrum vibrasi metronidazol konsentrasi 50 mg/mL dilakukan overlapping/tumpang tindih. Overlapping/tumpang tindih spektrum vibrasi metanol dengan spektrum vibrasi metronidazol konsentrasi 50 mg/mL dalam metanol dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5Tampilan tumpang tindih spektrum vibrasi metanol dan metronidazol (50 mg/mL) dalam metanol

Keterangan: Metanol Metronidazol

Dari Gambar 4.5 dapat terlihat perbedaan yang signifikan antara spektrum vibrasi metanol dengan spektrum vibrasi metronidazol konsentrasi 50 mg/mL dalam metanol. Perbedaan spektrum yang signifikan dapat dilihat antara bilangan gelombang1300-1100 cm-1, yaitu 1269,2 cm-1 dan 1190,9 cm-1.

Bilangangelombang tersebut merupakan bilangan gelombang spesifik yang dimiliki oleh metronidazol dan tidak dimiliki oleh metanol, sehingga dapat dilakukan analisis kuantitatif pada bilangan gelombang tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robaina dkk, (2013), penetapan kadar dilakukan dengan metode luas area dan tinggi puncak, pada luas areamemberikanselektifitas dan sensitifitas yang baik untuk penetapan kadar sediaan farmasi. Oleh sebab itu, pada penelitian ini digunakan luas area.

Spektrofotometri IR didasarkan pada interaksi antara vibrasi atom-atom yang berikatan atau gugus fungsi dalam molekul dengan mengabsorbsi radiasi gelombang elektromagnetik IR. Absorbsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi energi vibrasi molekul ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi. Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi elektromagnetik yang diserap sehingga bersifat spesifik terhadap atom-atom yang berikatan atau gugus fungsi tertentu (Handayani, 2010).

4.2 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Metronidazol

Spektrum vibrasi metronidazol pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7.

Gambar 4.6Tampilan tumpang tindih spektrum vibrasi metronidazol denganberbagai konsentrasi (0 mg/mL-70 mg/mL) dalam metanol sebelum di perbesar

Keterangan:

Kons 0 mg/mL Kons 30 mg/mL Kons 40 mg/mL Kons 50 mg/mL Kons 60 mg/mL Kons 70 mg/mL

Gambar 4.7 Tampilan tumpang tindih spektrum vibrasi metronidazol dengan berbagai konsentrasi (0 mg/mL – 70 mg/mL) dalam metanol

Spektrum vibrasi metronidazol pada berbagai konsentrasi dalam metanol menunjukkan bahwa konsentrasi tidak mengubah bentuk spektrum dari masing-masing zat, sehingga dapat dikatakan penggunaan pelarut metanol stabil terhadap metronidazol. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar pula luas area yang dihasilkan.

Kurva kalibrasi metronidazol dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Grafik kurva kalibrasi baku metronidazol

Pembuatan kurva kalibrasi baku metronidazol dilakukan dengan memplot konsentrasi (sumbu x) dengan luas area (sumbu y), kemudian titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus. Berdasarkan kurva diatas, diperoleh persamaan regresi metronidazol Y = 0,00751340X + 0,00469544 dengan koefisien korelasi (r) 0,9991.Nilai r mendekati 1 menunjukkan adanya hubungan yang linier antara konsentrasi (x) dengan luas area (y) (Harmita, 2004).Pengukuran kurva kalibrasi

juga dilakukan pada luas area dan tinggi puncak pada bilangan gelombang yang lain dan didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan koefisien korelasi. Namun, dalam penelitian ini dipilih bilangan gelombang yang memberikan linearitas yang paling baik yaituluas area pada bilangan gelombang 1269,2 cm-1. Data kalibrasi, persamaan regresi dan koefisien korelasi dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5 halaman 44-46.

Metanol yang digunakan sebagai pelarut dalam penelitian ini, dapat memberikan puncak vibrasi (getaran) karena memiliki gugus C–H, O–H dan C–O sehingga menyebabkan pada konsentrasi 0 (metanol saja) sudah memiliki puncak.

Pita ulur simetrik dan asimetrik –C–H dapat memberikan beberapa puncak didaerah bilangan gelombang tertentu, misalnya vibrasi ulur asimetrik CH3

memberikan puncak pada bilangan gelombang 1450 cm-1 dan 1375 cm-1. Vibrasi O–H bebas pada alkohol menghasilkan puncak pada bilangan gelombang antara 3650-3600 dan melebarnya pita ini disebabkan oleh ikatan hidrogen diantara molekul-molekul alkohol (Rohman, 2014).

4.3 Hasil Penetapan Kadar Metronidazol dalam Sediaan Tablet dengan Nama Dagang dan Generik

Penetapan kadar metronidazol dilakukan secara spektrofotometri Fourier Transform Infra Red (FTIR). Konsentrasi metronidazol dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan regresi kurva kalibrasi dari baku yaitu Y = 0,00751340X + 0,00469544. Perolehan kadar tiap tablet dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Hasil pengolahan data dari sediaan tablet metroniazol dengan nama

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 perhitungan statistik, maka diperoleh kadar metronidazol dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data kadar metronidazol dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik

No. Nama Sampel %Kadar

1. Metronidazol(PT. Novapharin) (100,02±0,08) %

2. Farizol® (PT. Ifars) (99,59±0,17) % tentukan kadarnya berdasarkan luas area, keseluruhannya sesuai dengan persyaratan yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi V tahun 2014, yaitu tablet metronidazol mengandung metronidazol tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

4.4 Hasil Validasi Metode

Parameter validasi yang diuji adalah akurasi (kecermatan), presisi (keseksamaan), batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ). Uji akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali (%recovery) yang ditentukan dengan metode adisi standar. Uji presisi dinyatakan dalam simpangan baku relatif (RSD).

Pada penelitian ini dilakukan uji validasi dengan metode adisi standar pada sampel tablet metronidazol generik (PT. Novapharin).

Uji akurasi dilakukan dengan membuat tiga konsentrasi sampel dengan rentang spesifik 80%, 100%, dan 120% dihitung dari kesetaraan penimbangan

pada penetapan kadar sampel, masing-masing rentang spesifik terdiri dari tiga kalipengulangan yang mengandung 70% analit dan 30% baku. Perhitungan persen perolehan kembali (%recovery) dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman78-83 .

Menurut Harmita (2004), rata-rata %recovery dinyatakan memenuhi syarat akurasi untuk validasi metode jika berada pada rentang 98%-102%. Metode analisis kadar metronidazol dinyatakan akurat dengan perolehan rata-rata

%recovery 99,87%. Simpangan baku relatif (RSD) metronidazol yang diperoleh 0,25 %, hasil ini memenuhi syarat presisi untuk validasi metode karena kurang dari 2%.

Batas deteksi dan batas kuantitasi metronidazol berturut-turut adalah 3,5819 mg/mL dan 11,9397 mg/mL. Hasil perhitungan RSD, LOD dan LOQ dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 84-86. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan untuk menganalisis metronidazol telah memenuhi persyaratan validasi metode untuk akurasi dan presisi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait