• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengamatan viabilitas benih Sengon (Paraserianthes falcataria) melalui perlakuan Uji Di atas Kertas (UDK), Uji Antar Kertas (UAK), dan uji Langsung dapat dilihat pada lampiran 1 sampai 5. Sedangnkan untuk data persentase perkecambahan benih Sengon (Paraserianthes falcataria) masing - masing ulangan dan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Persentase Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria) Per Ulangan dan Per Perlakuan

Perlakuan

Media Ulangan

Jumlah benih yang berkecambah

Persentase perkecambahan (%) Per ulangan Rata-rata perlakuan UDK 1 62 62 63,33 2 60 60 3 68 68 UAK 1 74 74 68,33 2 64 64 3 67 67 Uji Langsung 1 61 61 51,33 2 40 40 3 53 53

Hasil perhitungan Laju perkecambahan benih Sengon (Paraserianthes falcataria) dari tiap ulangan dan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

43

Tabel 3. Laju Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria) Per Ulangan dan Per Perlakuan.

Perlakuan

Media Ulangan

Jumlah benih yang berkecambah

Laju Perkecambahan (hari) Per ulangan Rata-rata

perlakuan UDK 1 62 3,97 3,37 2 60 3,17 3 68 2,96 UAK 1 74 1,14 1,79 2 64 1,72 3 67 2,18 Uji Langsung 1 61 3,91 3,81 2 40 4,53 3 53 3,00

Data hasil perhitungan persentase daya perkecambahan benih Sengon (Paraserianthes falcataria) dari tiap ulangan dan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Persentase Daya Perkecambahan Benih Sengon (Paraserianthes falcataria) Per Ulangan dan Per Perlakuan

Perlakuan Media Ulangan Jumlah benih yang berkecambah (%) Benih yang sehat (%) Benih yang busuk (%) Daya Perkecambahan (%) Per ulangan (%) Rata-rata Perlakuan UDK 1 62 1 37 63 63,00 2 60 0 40 60 3 68 1 31 69 UAK 1 74 0 26 74 68,00 2 64 0 36 64 3 67 0 33 67 Uji Langsung 1 61 0 39 61 51,33 2 40 0 60 40 3 53 0 47 53

44

Rekapitulasi data hasil perhitungan nilai rataan viabilitas benih Sengon (Paraserianthes falcataria) dari tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rataan Viabilitas Benih Sengon (Paraserianthes falcataria) Perlakuan Nilai Rataan Persentase Perkecambahan (%) Laju Perkecambahan (hari) Persentase Daya Perkecambahan (%) UDK 63,33 3,37 63,00 UAK 68,33 1,79 68,00 Uji Langsung 51,33 3,81 51,33

Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata persentase perkecambahan (%), rata-rata laju perkecambahan (hari) dan rata - rata persentase daya perkecambahan (%) benih Sengon (Paraserianthes falcataria) masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini :

Gambar 2. Diagram Nilai Rata-rata Persentase Perkecambahan (%), Rata-rata Laju Perkecambahan (hari) Dan Rata-rata Persentase Daya Perkecambahan (%) Benih Sengon (Paraserianthes falcataria).

0 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 63.33 3.37 63.00 68,33 1.79 68.00 51.33 3.81 51.33 UDK UAK Uji Langsung

45

Keterangan :

1. Rata-rata Persentase Perkecambahan (%) Benih Sengon (Paraserianthes falcataria).

2. Rata-rata Laju Perkecambahan (hari) Benih Sengon (Paraserianthes falcataria).

3. Rata-rata Persentase Daya Perkecambahan (%) Benih Sengon (Paraserianthes falcataria).

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 14 hari, diperoleh hasil persentase perkecambahan pada masing-masing perlakuan sebagai berikut : UDK : 63,33%, UAK : 68,33%, dan Uji Langsung : 51,33%. Persentase perkecambahan terbesar yaitu pada metode UAK : 68,33%. Hal ini diduga oleh faktor cahaya, dimana cahaya tidak sepenuhnya terserap oleh benih karena adanya kertas merang yang menutupi benih.

Hasil laju perkecambahan dari masing ± masing perlakuan adalah sebagai berikut : UDK (Uji Di atas Kertas): 3,37 hari, UAK (Uji Antar Kertas) : 1,79 hari, dan Uji Langsung : 3,81 hari. Laju perkecambahan terkecil dicapai pada metode UAK dengan nilai: 1,79 hari. Memperhatikan nilai tersebut Uji Antar Kertas (UAK) merupakan metode terbaik untuk laju perkecambahan karena memiliki nilai terkecil, yaitu menunjukkan waktu yang paling sedikit untuk menghasilkan perkecambahan harian terbanyak. Diduga faktor mempengaruhi laju perkecambahan tersebut adalah cahaya. Dimana cahaya yang mengenai benih terhalang oleh lapisan kertas merang sehingga intensitas cahaya yang masuk lebih kecil/sedikit. Pada metode Uji Langsung, benihnya tertanam di dalam pasir sehingga cahaya yang mengenai benih juga sedikit, tetapi justru menghasilkan nilai rataan laju perkecambahan yang tertinggi (3,81 hari), nilai ini

46

menunjukkan lebih besar dari nilai yang dihasilkan pada Uji Di atas Kertas (3,37 hari). Pendugaan tersebut tidak sejalan dengan pernyataan Mulyani (2012) yang menyatakan bahwa semakin banyak intensitas cahaya yang menyinari semakin lambat laju perkecambahan biji. Hal tersebut memberi gambaran bahwa benih sengon (Paraserianthes falcataria) termasuk benih yang tidak menyukai cahaya terlalu banyak untuk proses perkecambahannya jika dilihat dari nilai laju perkecambahannya.

Adapun perlakuan yang menunjukkan nilai tertinggi tersebut, diduga juga dipengaruhi oleh sirkulasi air dan oksigen, dimana pada media pasir sirkulasi tersebut lebih lancar atau baik. Menurut Sutopo (2002) benih mempunyai kisaran air yang tersedia. Pada kondisi media yang terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya benih karena cendawan atau bakteri. Menurut Kamil (1979) air memegang peranan penting dalam proses perkecambahan biji. Air merupakan faktor yang menentukan di dalam kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan berbagai macam proses kehidupan apapun dan umumnya dibutuhkan kadar air sekitar 30% - 55%.

Pada saat perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto, 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29% oksigen dan 0.03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika

47

oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80%, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 %. Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang mana membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses di dalam sel hidup biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik molekul O2 atau tidak. Proses ini, secara berurutan disebut pernapasan (respiration), dan fermentasi, dimana terjadi pertukaran gas yaitu CO2 dikeluarkan pada kedua proses di atas dan O2 diambil dari proses pernapasan, disebut pernapasan aerob (aerobic respiration). Sedangkan pernapasan tanpa molekul O2 bebas (fermentation) disebut pernapasan anaerob (anaerobic respiration) dimana oksigen diperoleh dari proses kimia (Kamil, 1979). Memperhatikan hal tersebut pendapat tersebut di atas berarti sejalan dengan perlakuan yang digunakan. Dimana perlakuan ke dua (UAK) menunjukkan baik % perkecambahan, laju perkecambahan, maupun daya perkecambahan adalah yang terbaik. Hal tersebut diduga karena kebutuhan oksigen untuk perkecambahan benih lebih sedikit karena terhalang oleh lapisan/penutup kertas merang yang basah, yang tentunya menghalangi sirkulasi oksigen dari udara.

Jika memperhatikan nilai rataan persen Daya Kecambah pada masing-masing perlakuan, maka menunjukkan hasil yang seiring sama dengan hasil persen perkecambahannya, yaitu nilai pada metode Uji Antar Kertas menunjukkan nilai yang terbesar (68,00%) dibanding nilai hasil pada Uji Di atas Kertas (63,00) dan Uji langsung (51,33). Nilai Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum (Sutopo, 2002). Memperhatikan pernyataan tersebut nilai harapan

48

terbaik pada daya kecambahnya adalah ditunjukkan pada Uji Antar kertas yaitu yang menunjukkan nilai tertinggi.

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa metode Uji Antar kertas menunjukkan metode yang lebih efektif (menghemat waktu dan dana serta tenaga) dibandingkan dengan kedua metode lainnya yang dipakai dalam pengamatan ini, karena ketiga variabel menunjukkan metode tersebut yang menghasilkan nilai yang paling efektif.

Dengan hasil dan pembahasan tersebut di atas, maka dalam menentukan jumlah benih yang harus ditanam dalam skala besar untuk memenuhi target jumlah bibit yang akan ditanam, cukup dengan menggunakan metode perkecambahan Uji Antar Kertas.

Dari nilai variabel viabilitas benih sengon (Paraserianthes falcataria )yang menunjukkan bahwa persentase perkecambahan, laju perkecambahan, dan daya perkecambahan menunkjukkan bahwa nilai yang terbaik adalah perlakuan metode UAK tersebut adalah pada kondisi ruangan rata-rata temperatur harian: 27,30oC dan rata-rata kelembapan harian: 79,72 %.

Dari hasil pengamatan dan penghitungan data yang terdapat pada nilai rata-rata dari persentase perkecambahan, laju perkecambahan dan daya perkecambahan menunjukkkan bahwa kriteria ketiga perlakuan termasuk dalam kategori cukup, menurut pernyataan yang dikemukakan oleh Stein (1978) dalam Ermansyah (1992), yaitu dalam kriteria keberhasilan perkecambahannya rata-rata perkecambahan cukup bila perkecambahan mencapai : 40%-69%.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait