• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tabel 1 . Identifikasi karakter Ubikayu Roti umur 3 bulan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur mulai Berbunga 2. Panjang/Lebar Lobus Daun 3. Panjang Petiole

4. Jumlah Lobus Daun 5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Warna batang Atas 10. Warna batang Bawah 11. Warna kulit luar 12. Warna kulit dalam 13. Warna daun pucuk 15. Warna daun 16.Diameter Ubikayu 17. Panjang Ubikayu 18.Jumlah Ubikayu

19.Bobot Ubikayu (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 18-22 cm/29-34 cm 29-32 cm

7 Merah

Umur 3 bulan: 169-209 cm Tidak ada cabang

3-5 cm Hijau Gading Cokelat muda Gading Hijau keunguan Hijau terang 3 bulan : 1.33-2.17 cm 3 bulan : 10-23.33 cm 3 bulan : 3-22 buah 3 bulan : 0.1-0.6 kg/tanaman

Adapun sampel ubikayu jenis Roti di lampirkan pada Gambar 1 berikut ini :

keterangan :

(1). Kulit luar ubikayu, (2). Kulit kedua ubikayu, (3). Kulit dalam ubikayu, 1 2 3 4 (4). Warna ubikayu

e. Ubikayu dan kulit ubikayu

Gambar 1. Ubikayu Roti dan bagian-bagian yang diamati

a. Pohon ubikayu Roti b. Daun Pucuk

Tabel 2. Identifikasi karakter Ubikayu Adira 1 umur 3 bulan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur mulai Berbunga 2. Panjang/Lebar Daun 3. Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun 5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi percabangan 8. Panjang Ruas 9. Warna batang Atas 10.Warna batang Bawah 11. Warna kulit luar 12. Warna kulit dalam 13. Warna daun pucuk 15. Warna daun 16.Diameter Ubikayu 17. Panjang Ubikayu 18.Jumlah Ubikayu

19.Bobot Ubikayu (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 20.5-23 cm/25-34cm 26-35.5 cm

7

Hijau kemerahan

Umur 3 bulan: 139-222 cm Tidak ada cabang

2.5-4 cm Hijau Gading Cokelat muda Kuning Hijau keungunan Hijau terang 3 bulan : 1.64-3.2 cm 3 bulan : 10.97-21.50 cm 3 bulan : 6-19 buah 3 bulan : 0.26-1.15 kg/tanaman

Adapun sampel ubikayu jenis Adira 1 di lampirkan pada Gambar 2 berikut ini :

keterangan :

(1). Kulit luar ubikayu, (2). Kulit kedua ubikayu, (3). Kulit dalam ubikayu, 1 2 3 4 (4). Warna ubikayu e. Ubikayu dan kulit ubikayu

Gambar 2. Ubikayu Adira 1 dan bagian-bagian yang diamati

a. Pohon ubikayu Adira 1 b. Daun Pucuk

Tabel 3. Identifikasi karakter Ubikayu Malaysia umur 3 bulan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur mulai Berbunga 2. Panjang/Lebar Daun 3. Panjang Petiole 4. Jumlah Lobus Daun 5. Warna Petiole 6. Tinggi Tanaman 7. Tinggi Percabangan 8. Panjang Ruas 9. Warna batang Atas 10.Warna batang Bawah 11. Warna kulit luar 12. warna kulit dalam 13. Warna daun pucuk 15. Warna daun 16.Diameter Ubikayu 17. Panjang Ubikayu 18.Jumlah Ubikayu

19.Bobot Ubikayu (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 20-24.5 cm/33.5-45 cm 39-46 cm

9 Hijau

Umur 3 bulan: 139-205 cm Tidak ada cabang

2.5-5 cm Hijau Abu-abu Cokelat tua Gading Hijau tua Hijau gelap 3 bulan : 1.62-2.73 cm 3 bulan : 13.38-24.5 cm 3 bulan : 7-20 buah 3 bulan : 0.2-1.62 kg/tanaman

Adapun sampel ubikayu jenis Adira 1 di lampirkan pada Gambar 2 berikut ini :

keterangan :

(1). Kulit luar ubikayu, (2). Kulit kedua ubikayu, (3). Kulit dalam ubikayu,

(4). Warna ubikayu

1 2 3 4 e. Ubikayu dan kulit ubikayu

Gambar 2. Ubikayu Adira 1 dan bagian-bagian yang diamati

a. Pohon ubikayu Malaysia b. Daun Pucuk

c. Daun dan tangkai daun ubikayu Malaysia d. Batang bawah, tengah dan atas

Tinggi Tanaman Ubikayu 4 MST

Pengamatan tinggi tanaman 4 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman ubikayu pada 4 MST.

Rataan tinggi tanaman 4 MST dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tinggi Tanaman 4 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3

G1 36,23 34,20 29,87 33,43

G2 38,37 38,07 32,50 36,31

G3 46,73 41,87 41,50 43,37

Rataan 40,44 38,04 34,62

Tinggi Tanaman Ubikayu 8 MST

Pengamatan tinggi tanaman 8 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 5. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman ubikayu pada 8 MST.

Rataan tinggi tanaman 8 MST (cm) dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tinggi Tanaman 8 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3

G1 106,33 107,67 108.93 107,64

G2 117,67 112,67 101,00 110,44

G3 107,67 95,17 101,17 101,33

Tinggi Tanaman Ubikayu 12 MST

Pengamatan tinggi tanaman 12 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 7. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman ubikayu pada 12 MST.

Rataan tinggi tanaman 12 MST (cm) dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tinggi Tanaman 12 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3 G1 193,33 203,67 185,33 194,11 G2 205,67 173,33 201,67 193,56 G3 196,67 174,00 194,67 188,44 Rataan 198,56 183,67 193,89 Diameter Batang 4 MST

Pengamatan diameter batang 4 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap diameter batang ubikayu pada 4 MST.

Rataan diameter batang 4 MST (cm) dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Diameter batang 4 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3

G1 0,72 0,77 0,73 0,74

G2 0,93 0,76 0,76 0,82

G3 0,79 0,90 0,85 0,85

Diameter Batang 8 MST

Pengamatan diameter batang 8 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 10. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe ubikayu menunjukkan berbeda nyata pada diameter batang 8 MST. Sedangkan pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata.

Rataan diameter batang 8 MST (cm) dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Diameter batang 8 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3

G1 1,23 1,33 1,12 1,23b

G2 1,65 1,90 1,67 1,74a

G3 1,26 1,44 1,73 1,48ab

Rataan 1,38 1,56 1,51

Keterangan: Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

Dari tabel dapat dilihat bahwa perlakuan genotipe rataan diameter batang tertinggi terdapat pada G2 (1,74 cm) yang berbeda nyata dengan G1 (1,23 cm) dan tidak berbeda nyata dengan G3 (1,48).

Diameter Batang 12 MST

Pengamatan diameter batang 12 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 12 hasil sidik ragam diketahui bahwa genotipe berbeda nyata pada diameter batang ubikayu 12 MST, sedangkan perlakuan pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata.

Rataan diameter batang 12 MST (cm) dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Diameter batang 12 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan K1 K2 K3 G1 1,69 1,83 1,65 1,72b G2 2,12 2,29 2,07 2,16a G3 2,04 2,15 2,12 2,10a Rataan 1,95 2,09 1,95

Keterangan: Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5%

Dari tabel dapat dilihat bahwa perlakuan genotipe rataan diameter batang tertinggi terdapat pada G2 (2,16 cm) yang berbeda nyata dengan G1 (1,72 cm).

Jumlah Ubikayu

Pengamatan jumlah ubikayu dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata.

Rataan jumlah ubikayu dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Ubikayu dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3 G1 10,67 13,67 7,67 10,67 G2 12,33 9,67 14,00 12,00 G3 13,00 12,00 12,00 12,33 Rataan 12,00 11,78 11,22 Panjang Ubikayu

Pengamatan panjang ubikayu dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 16. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata.

Rataan panjang ubikayu dari genotipe dan bagian pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Panjang Ubikayu (cm) perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3 G1 11,43 12,07 15,12 12,87 G2 16,72 18,93 15,42 17,02 G3 17,88 17,19 20,83 18,63 Rataan 15,34 16,06 17,12 Diameter Ubikayu

Pengamatan diameter ubikayu dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 14. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata.

Rataan diameter ubikayu (cm) dari genotipe dan pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Diameter Ubikayu (cm) dengan perlakuan genotipe dan pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3 G1 1,49 1,54 1,79 1,61 G2 1,99 2,27 2,02 2,09 G3 2,12 2,07 2,29 2,16 Rataan 1,86 1,96 2,03 Bobot Ubikayu

Pengamatan bobot ubikayu dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 13. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa genotipe, pelukaan stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata.

Rataan bobot ubikayu (kg) dari genotipe dan bagian pelukaan stek dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Bobot Ubikayu (kg) beberapa genotipe dengan perlakuan Pelukaan stek

Genotipe Pengeratan Rataan

K1 K2 K3 G1 0,30 0,35 0,27 0,31 G2 0,56 0,55 0,65 0,59 G3 0,81 0,75 0,87 0,81 Rataan 0,56 0,55 0,60 Heritabilitas

Berdasarkan kriteria heritabilitas yang didapatkan dari tanaman yang ditanam diperoleh 1 komponen hasil yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi. Nilai heritabilitas dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Nilai heritabilitas pada peubah amatan yang berpengaruh nyata

Parameter σ²g σ²p h² Keterangan

Diameter Batang 8 MST 0,06 0,13 0,45 S

Diameter Batang 12 MST 0,05 0,07 0,73 T

Pembahasan

Pengaruh Genotipe Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubikayu

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa perlakuan genotipe menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan jumlah ubikayu, bobot ubikayu, panjang ubikayu, diameter ubikayu, dan tinggi tanaman. Adanya kesalahan pemilihan lahan yang tidak sesuai untuk komoditi ubikayu merupakan salah satu faktor yang sangat vital. Dalam hal ini peneliti melakukan penanaman ubikayu pada lahan yang ternaungi dan tanah yang terlalu banyak mengandung pasir sehingga ada beberapa ubikayu yang mengalami roboh dan harus dilakukan pembuangan bagian tunas yang seharusnya tidak perlu dibuang.

Pada diameter batang 10 MST terjadi perbedaan yang signifikan antara genotipe Adira 1 terhadap genotipe Roti dan genotipe malaysia pada masa pertumbuhan vegetatif yang menunjukkan bahwa genotipe Adira 1 memiliki

rataan sebesar 1,74 cm yang berbeda nyata dengan genotipe Roti yaitu sebesar 1,23 cm dan genotipe malaysia yaiu sebesar 1,48 cm. Pada diameter batang 12 MST terjadi perbedaan yang signifikan antara genotipe Roti terhadap genotipe Adira 1 dan genotipe malaysia pada masa pertumbuhan vegetatif yang menunjukkan bahwa genotipe Roti memiliki rataan sebesar 1,72 cm yang berbeda nyata dengan genotipe Adira 1 yaitu sebesar 2,16 cm dan genotipe malaysia yaitu sebesar 2,10 cm. Hal ini menunjukan bahwa genotipe Roti memiliki diameter batang terkecil dibandingkan genotipe Adira 1 dan genotipe Malaysia. Dari bagan percobaan, genotipe roti ditanam pada bagian barat lahan yang sebagian besar lahan disebelah barat ternaungi oleh tanaman tahunan disekitar lahan. Dalam hal ini menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan yang tidak stabil yaitu etiolasi. Serta keadaan tanah yang terlalu subur yang mengakibatkan tanaman tumbuh optimal namun kekurangan cahaya matahari. Sehingga ada ketidakstabilan pertumbuhan yang seharusnya terjadi. Dalam hal ini produktivitas ubikayu genotipe roti mengalami produktivitas yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Guritno (2013) yang menyatakan semakin besar atau semakin kecil diameter stek, mengakibatkan produksi semakin menurun. Stek berdiameter 2,25 – 2,50 cm menghasilkan produksi umbi yang tertinggi dibandingkan dengan stek yang berdiameter lebih kecil dari 2,25 cm dan lebih besar dari 2,50 cm.

Pengaruh Pelukaan Stek Terhadap Perumbuhan dan Produksi Ubikayu

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa tidak ada hasil yang signifikan dari seluruh peubah amatan yang diamat yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah ubikayu, bobot ubikayu, panjang ubikayu dan diameter ubikayu.

Pelukaan stek yang dilakukan mungkin mengalami kesalahan yaitu tidak memenuhi kriteria pelukaan stek yang benar sehingga menyebabkan asimilat tidak sampai ke bagian bawah stek yang mengakibatkan ubikayu yang muncul hanya pada bagian pelukaan stek paling atas. Hal ini sesuai dengan literatur Rochima dan Harjadi (1973) yang menyatakan bahwa pengeratan dilakukan dengan cara membuang sedikit bagian kulit pada sek untuk menghambat terjadinya pergerakan zat-zat makanan sagar terbendung dibagian kerat sehingga terjadi penumpukan auksin dan terbentuk karbohidrat namun tidak sampai memutuskan aliran asimilat dari daun ke akar secara total.

Pengaruh Interaksi Genotipe dan Pelukaan Stek Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubikayu

Dari hasil penelitian yang dilakukan, tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap perlakuan yang diberikan pada ubikayu. Adanya kesalahan pemilihan lahan yang tidak sesuai untuk komoditi ubikayu merupakan salah atu faktor yang sangat vital. Dalam hal ini peneliti melakukan penanaman ubikayu pada lahan yang sedikit ternaungi dan tanah yang terlalu banyak mengandung pasir sehingga ada beberapa ubikayu yang mengalami roboh dan harus dilakukan pembuangan bagian tunas yang seharusnya tidak perlu dibuang.

Dari hasil penelitian interaksi genotipe dan pelukaan stek pada setiap peubah amatan tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan pengeratan yang dilakukan secara melingkar pada bagian stek mengakibatkan terputusnya aliran asimilat ke bagian bawah stek yang mengakibatkan ubikayu yang muncul hanya pada bagian kerat paling atas sehingga tidak terjadi penambahan pembentukan ubikayu yang lebih banyak. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sidabutar (1992), perlakuan pelukaan pada batang secara membujur membuktikan adanya pengaruh peningkatan jumlah akar pada tanaman yang mengalami pelukaan. Luar areal pengeratan tidak selebar pelukaan ketika melakukan pengcangkokan. Pengeratan yang dilakukan semata-mata untuk merangsang pertumbuhan akar-akar baru dengan areal yang lebih banyak namun tidak memutuskan aliran asimilat dari daun ke akar secara total.

Berdasarkan kriteria heritabilitas pada tanaman yang ditanam dengan beberapa genotipe diperoleh hasil heritabilitas tinggi yaitu pada diameter batang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik sangat berperan pada pembentukan karakter diameter batang. Dimana sifat tanaman yang muncul dipengaruhi oleh interaksi antara lingkungan dan genetik yang dapat diketahui nilai heritabilitasnya. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Welsh (2005) yang menyatakan bahwa nilai heritabilitas secara teoritis berkisar 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1 dipengaruhi oleh faktor genetik. Dengan demikian nilai heritabilitas akan terletak antara kedua nilai ekstrim tersebut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan jarak tanam 80 x 80 cm apabila dikonversikan kedalam 1 ha lahan didapat populasi tanaman sebanyak 15.625 pohon. Didapat hasil pada umur 3 bulan dengan bobot/berat ubikayu per pohon pada genotipe Malaysia sebesar 0,81 kg setara dengan 12,66 ton/ha, pada varietas Adira 1 berat ubikayu/pohon sebesar 0,59 kg setara dengan 9,22 ton/ha, dan pada genotipe Roti berat ubikayu/pohon 0,31 kg setara dengan 4,48 ton/ha. Hal ini dapat dilihat bahwa dengan jarak tanam 80 x 80 cm dapat menghasilkan populasi tanaman yang lebih banyak, dan dengan bobot ubikayu per pohon yang

lebih besar pada umur 3 bulan. Sehingga dapat disimpulkan dalam pemilihan genotipe/varietas suatu tanaman harus sesuai dengan lingkungan. Dimana penelitian yang dilakukan daerah adaptasinya tanaman ubikayu genotipe Malaysia dan roti sehingga menghasilkan bobot yang lebih berat dari Varietas Adira yang bukan adaptasinya di lingkungan tersebut.

Dokumen terkait